Anda di halaman 1dari 17

Teori Psikologi Belajar dan Aplikasinya Dalam Pendidikan

Teori-teori pembelajaran merujuk kepada prinsip-prinsip dan hukum-hukum pembelajaran yang dihasilkan daripada kajian ahli-ahli psikologi pendidikan. Melalui teori-teori pembelajaran ini, guru akan memahami pelbagai cara pelajarpelajar belajar dan seterusnya menghubungkaitkan prinsip dan hukumnya dengan kaedah dan teknik mengajar untuk mencapai objektif pelajaran dengan berkesan. Adapun teori pembelajaran dibagi menjadi Teori Behavioristik; Teori Kognitif; Teori Pembelajaran Sosial; dan Teori Humanistik. Jika digambarkan dalam tabel maka:
Teori Pembelajaran o o o o Unsur Berkaitan Produk Lingkungan Tingakah laku, Karakter Mencoba-coba (Trial and Error) Tokoh Psikologi Pavlov Watson Thorndike Skinner

Behavioristik

Kognitif (Gestalt) Sosial (neo behavioris) Humanis

o Pemikiran, o Penemuan, o Kategori pembelajaran o Prestasi o Pemodelan o Kemanusiaan o Keperluan asas dan meta.

Jean Piaget Gagne


Bandura

Carl Rogers

I. Konsep Belajar Behavioral Klasik Konsep belajar behavioristik juga menjelaskan bahwa belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku S-R (StimulusRespon).

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

A. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia. Karyanya mengenai pengkondisian sangat mempengaruhi psikologi behavioristik di Amerika. Karya tulisnya adalah Work of Digestive Glands (1902) dan Conditioned Reflexes (1927). 1. Karakter Classical Conditioning Classical conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah sebuah prosedur penciptaan refleks baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut. Pavlov mengadakan eksperimen dengan menggunakan binatang (anjing) karena ia menganggap binatang memiliki kesamaan dengan manusia. Namun demikian, dengan segala kelebihannya, secara hakiki manusia berbeda dengan binatang. Ia mengadakan percobaan dengan cara melakukan operasi leher pada seekor anjing sehingga kelihatan kelenjar air liurnya dari luar. Apabila diperlihatkan sesuatu makanan, maka akan keluarlah air liur anjing tersebut. Namun sebelum makanan diperlihatkan, diperdengarkan bunyi bel terlebih dahulu. Dengan sendirinya air liurpun akan keluar. Apabila perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, maka pada suatu ketika dengan hanya membunyikan bel saja tanpa makanan maka air liurpun akan keluar dengan sendirinya. Eksperimen ini kemudian diulangulang dengan berbagai variasi, namun dapat disimpulkan bahwa: - anjing dibiarkan lapar, setelah itu bel dibunyikan; anjing mendengarkan benarbenar bunyi bel tersebut. Setelah bel berbunyi selama 30 detik, makanan diberikan dan terjadilah refleks pengeluaran air liur Dari eksperimen ini, dapat diketahui bahwa: Bel merupakan CS (Conditioned Stimulus/perangsang bersyarat) dan makanan merupakan US ( Unconditioned Stimulus/ perangsang tak bersyarat) Keluarnya air liur karena bel merupakan CS (Conditioned

Stimulus/perangsang bersyarat)

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

Makanan atau perangsang wajar (US) disebut juga reinforcer (penguat). Karena memperkuat refleks bersyarat dan menimbulkan respon lebih kuat daripada refleks bersyarat. Makanan adalah rangsangan wajar, sedang bel adalah rangsangan buatan. Ternyata kalau perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, rangsangan buatan ini akan menimbulkan syarat (kondisi) untuk timbulnya air liur pada anjing tersebut. Peristiwa ini disebut: Refleks Bersyarat atau Conditioned Response.

Dengan menerapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya. Dengan demikian, pembiasaan klasik (classical conditioning) dari Pavlov didasarkan atas reaksi tak terkontrol dalam individu setelah menerima rangsangan dari luar. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan beberapa karakter dari klasikal kondisioning, antara lain: Learning took place (Belajar akibat tempat). Dalam hal ini, behavioral klasik menekankan bahwa seseorang itu dapat belajar bahkan berubah dari pengalamannya. Dengan kata lain, bisa mengantisipasi kelemahannya atau mempelajari dan menyiasati sehingga dapat memecahkan/ menemukan solusinya. Respon yang terbentuk bersifat emosional/fisiologikal dan tidak disengaja. Maksudnya, Respon yang ada tersebut diluar kontrol kesadaran siswa Stimulus yang tadinya tidak ada hubungan, menjadi berhubungan Conditioned-unconditioned respon adalah identik atau serupa 2. Classical Conditioning Di Kelas Aplikasi/penerapan klasikal kondisioning di kelas adalah dengan cara: Menjadikan lingkungan belajar yang nyaman & hangat, sehingga kelas

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

menjadi satu kesatuan (saling berhubungan) dengan emosi positf (adanya hubungan persahabatan/kekerabatan) Pada awal masuk kelas, guru tersnyum dan sebagai pembukaan bertanya kepada siswa tetang kabar keluarga, hewan peliharaan/hal pribadi dalam hidup mereka. Guru berusaha agar siswa merespek satu sama lain pada prioritas tinggi di kelas, misalnya, pada diskusi kelas guru merangsang siswa untuk berpendapat Pada sesi tanya jawab, guru berusaha membuat siswa berada dalam situasi yang nyaman dengan memberikan hasil (positf outcome, masukan positif). Misalnya, jika siswa diam/tidak aktif, maka guru bisa memulai dengan pertanyaan; apa pendapatmu tentang masalah ini; atau bagaimana kamu membandingkan dua contoh ini. Dengan kata lain, guru memberi pertanyaan yang dapat memancing siswa untuk berpendapat. Namun jika dengan cara inipun siswa tidak sanggup/ segan untuk merespon, maka tugas guru untuk membimbing/ memacu sampai siswa memberi jawaban yang dapat diterima. B. Edward Lee Thorndike (1874-1949) Thorndike berprofesi sebagai seorang pendidik dan psikolog yang berkebangsaan Amerika. Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat, sedangkan respon adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang. Dalam hal ini, akan akan menjadi lebih kuat atau lebih lemah dalam terbentuknya atau hilangnya kebiasaan-kebiasaan. Oleh karena itu, teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi. Dengan adanya pandanganpandangan Thorndike yang memberikan sumbangan cukup besar di dunia pendidikan tersebut, maka ia dinobatkan sebagai salah satu tokoh pelopor dalam psikologi pendidikan. Selain itu, bentuk belajar yang paling khas

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

baik pada hewan maupun pada manusia menurutnya adalah trial and error learning atau selecting and connecting learning dan berlangsung menurut hukum-hukum tertentu. Eksperimennya yang terkenal adalah dengan menggunakan kucing yang masih muda dengan kebiasaan-kebiasaan yang masih belum kaku, dibiarkan lapar; kemudian dimasukkan ke dalam kurungan yang disebut problem Dimana konstruksi pintu kurungan tersebut dibuat sedemikian rupa, sehingga kalau kucing menyentuh tombol tertentu pintu kurungan akan terbuka dan kucing dapat keluar dan mencapai makanan (daging) yang ditempatkan diluar kurungan itu sebagai hadiah atau daya penarik bagi si kucing yang lapar itu. Pada usaha (trial) yang pertama, kucing itu melakukan bermacam-macam gerakan yang kurang relevan bagi pemecahan problemnya, seperti mencakar, menubruk dan sebagainya, sampai kemudian menyentuh tombol dan pintu terbuka. Namun waktu yang dibutuhkan dalam usaha yang pertama ini adalah lama. Percobaan yang sama seperti itu dilakukan secara berulang-ulang; pada usaha-usaha (trial) berikutnya dan ternyata waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan problem itu makin singkat. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya kucing itu sebenarnya tidak mengerti cara membebaskan diri dari kurungan tersebut, tetapi dia belajar mempertahankan respon-respon yang benar dan menghilangkan atau meninggalkan respon-respon ang salah. Dengan demikian diketahui bahwa supaya tercapai hubungan antara simulus dan respons perlu adanya kemampuan untuk memilih respon yang tepat serta melalui usaha-usaha atau percobaan-percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan (error) terlebih dahulu. Percobaan tersebut menghasilkan Teori Trial and Error atau selecting and conecting, yaitu bahwa belajar itu terjadi dengan cara mencoba-coba dan membuat salah. Menurut Thorndike, ada tiga hukum belajar yang utama dan ini diturunkannya dari hasil-hasil penelitiannya. Hukum tersebut antara lain:

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

1. The Law Of Readiness (Hukum Kesiapan) Hukum kesiapan yaitu semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat. Prinsip pertama teori koneksionisme adalah belajar merupakan suatu kegiatan membentuk asosiasi (connection) antara kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak. 2. The Law of Exercise (Hukum Latihan) Hukum latihan yaitu semakin sering tingkah laku diulang/dilatih (digunakan), maka asosiasi tersebut akan semakin kuat. Dalam hal ini, hukum latihan mengandung dua hal: a. The Law of Use: hubungan-hubungan atau koneksi-koneksi akan menjadi bertambah kuat, kalau ada latihan yang sifatnya lebih memperkuat hubungan itu. b. The Law of Disue: hubungan-hubungan atau koneksi-koneksi akan menjadi bertambah lemah atau terlupa kalau latihan-latihan dihentikan, karena sifatnya yang melemahkan hubungan tersebut. 3. The Law of Effect (Hukum Akibat) Hukum akibat yaitu hubungan stimulus respon yang cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan. Hukum ini menunjuk pada makin kuat atau makin lemahnya koneksi sebagai hasil perbuatan. Suatu perbuatan yang disertai akibat menyenangkan cenderung

dipertahankan dan lain kali akan diulangi. Sebaliknya, suatu perbuatan yang diikuti akibat tidak menyenangkan cenderung dihentikan dan tidak akan diulangi. Koneksi antara kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak dapat menguat atau melemah, tergantung pada buah hasil perbuatan yang pernah dilakukan. Misalnya, bila anak mengerjakan PR, ia mendapatkan muka manis gurunya. Namun, jika sebaliknya, ia akan dihukum. Kecenderungan mengerjakan PR akan membentuk sikapnya.

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

C. Burrhus Frederic Skinner (1904-1990) Burrhus Frederic Skinner lahir 20 Maret 1904, di Pennsylvania Seperti halnya kelompok penganut psikologi modern, Skinner

mengadakan pendekatan behavioristik untuk menerangkan tingkah laku. Pada tahun 1938, Skinner menerbitkan bukunya yang berjudul The Behavior of Organism. Dalam perkembangan psikologi belajar, ia mengemukakan Teori Operant Conditioning. Di mana seorang dapat mengontrol tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan relatif besar. Dalam beberapa hal, pelaksanaannya jauh lebih fleksibel daripada conditioning clasic. Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan dan latihan. Menajemen Kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yang tidak tepat. Operant Conditioning adalah suatu proses perilaku operant (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan. Skinner membuat eksperimen sebagai berikut : Dalam laboratorium Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut skinner box, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan yaitu tombol, alat pemberi makanan, penampung makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialir listrik. Karena dorongan lapar tikus beruasah keluar untuk mencari makanan. Selam tikus bergerak kesana kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar.Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shapping. Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

penguatan. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Bentuk bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau

menunjukkan perilaku tidak senang. Beberapa prinsip Skinner antara lain : 1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika bebar diberi penguat. 2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. 3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul. 4. Dalam proses pembelajaran, tidak digunkan hukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah, untukmenghindari adanya hukuman. 5. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktifitas sendiri. 6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah.. 7. Dalam pembelajaran digunakan shaping. Aplikasi Teori Behavioral Klasik Dalam Pendidikan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori behavioral adalah ciri-ciri kuat yang mendasarinya yaitu: a. Mementingkan pengaruh lingkungan b. Mementingkan bagian-bagian c. Mementingkan peranan reaksi d. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respon e. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya f. Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan g. Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Sebagai konsekuensi dari teori ini, para guru yang menggunakan paradigma behaviorisme akan menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap, sehingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak banyak memberi ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi. Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari yang sederhana sampai pada yang kompleks. Sementara itu, tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati, serta kesalahan harus segera diperbaiki. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah tebentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Dimana perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai, mendapat penghargaan negatif. Dalam hal ini, evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak/kelihatan. Implikasi Teori Behaviral Klasik Dalam Pendidikan Penerapan teori behaviroristik yang salah dalam suatu situasi pembelajaran juga mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai sentral, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid. Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik justru dianggap sebagai metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa. Metode behavioristik ini sangat cocok untuk perolehan kemampaun yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.

II. Teori Pembelajaran Kognitif Pengembangan konsep pembelajaran kognitif sudah tentu sangat dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif. Terdapat tiga tokoh penting di dalamnya yaitu: Piaget, dan Robert Gagne. 1. Jean Piaget Tiga prinsip utama pembelajaran yang dikemukakan Piaget, antara lain: o Belajar aktif Proses pembelajaran adalah proses aktif, karena pengetahuan terbentuk dari dalam subyek belajar. Untuk membantu perkembangan kognitif anak, kepadanya perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan anak belajar sendiri, misalnya: melakukan percobaan pertanyaan sendiri; dan memanipulasi symbol-simbol; sendiri; mengajukan

mencari

jawabannya

membandingkan

penemuan sendiri dengan penemuan temannya. o Belajar lewat interaksi sosial. Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya interaksi di antara subyek belajar. Menurut Piaget belajar bersama baik dengan teman sebaya maupun orang yang lebih dewasa akan membantu perkembangan kognitif mereka. Karena tanpa kebersamaan kognitif akan berkembang dengan sifat egosentrisnya. Dan dengan kebersamaan khasanah kognitif anak akan semakin beragam. o Belajar lewat pengalaman sendiri. Dengan menggunakan pengalaman nyata maka perkembangan kognitif seseorang akan lebih baik daripada hanya menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Berbahasa sangat penting untuk berkomunikasi namun jika tidak diikuti oleh penerapan dan pengalaman maka perkembangan kognitif seseorang akan cenderung mengarah ke verbalisme.

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

10

2. Robert Gagne. Ia adalah seorang ahli psikologi pendidikan dengan teorinya yang terkenal yaitu Condition of Learning. Teorinya menjelaskan tiga hal, yaitu taksonomi hasil belajar, kondisi belajar khusus, dan 9 peristiwa pembelajaran. Taksonomi hasil belajarnya dikategorikan ke dalam lima komponen, yaitu: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motorik. hasil belajar yang berbeda tersebut memerlukan kondisi belajar yang berbeda pula. Artinya begini, untuk membangun strategi kognitif siswa memerlukan kondisi berbeda dengan ketika kita ingin membangun sikap atau keterampilan motorik. Hal kedua dari teorinya Gagne adalah kondisi belajar khusus (specifik learning condition). Ia menekankan bahwa sangatlah penting untuk mengkategorisasikan tujuan pembelajaran sesuai dengan tipe hasil belajar, alias taksonomi seperti dijelaskan di atas. Dengan cara seperti ini guru/tutor/dosen dapat merancang pembelajarannya untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Ia juga menekankan bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, harus sangatsangat memperhatikan kondisi khusus (critical condition) yang harus disiapkan untuk mencapai itu. Misal, jika tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah mengingat sejumlah kosa kata, katakanlah maka kita harus menyiapkan kondisi khusus yaitu berupa petunjuk (cues) atau tips alias trik tertentu, sehingga siswa bisa mengingat dan memahaminya. Hal ketiga adalah 9 peristiwa pembelajaran, yaitu: 1. Gaining Attention; yaitu upaya ata cara kita untuk meraih perhatian siswa. 2. Informing learner of the objectives; memberitahukan siswa tujuan pembelajaran yang akan mereka capai/peroleh; 3. Stimulating recall of prior learning; guru biasa menyebutnya dengan appersepsi, yaitu merangsang siswa untuk mengingat

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

11

pelajaran terkait sebelumnya dan menghubungkannya dengan apa yang akan dipelajari berikutnya; 4. Presenting stimulus; setelah itu mulailah dengan menyajikan stimulus; 5. Providing learning guidance; berikan bimbingan belajar; 6. Eliciting performance; tingkatkan kinerja; 7. Providing feed back; alias berikan umpan balik; 8. Assessing performance; ukur capaian hasil belajar mereka; 9. Enhancing retention and transfer; tingkatkan capaian hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan untuk dicapai. Pada dasarnya konsep pembelajaran kognitif disini menuntut adanya prinsip-prinsip utama sebagai berikut: a. Pembelajaran yang aktif, maksudnya adalah siswa sebagai subyek belajar menjadi faktor yang paling utama. Siswa dituntut untuk belajar dengan mandiri secara aktif. b. Prinsip pembelajaran dengan interaksi social untuk menambah khasanah perkembangan kognitif siswa dan menghindari kognitif yang bersifat egosentris. c. Belajar dengan menerapkan apa yang dipelajari agar siswa mempunyai pengalaman dalam mengeksplorasi kognitifnya lebih dalam. Tidak melulu menggunakan bahasa verbal dalam berkomunikasi. d. Adanya guru yang memberikan arahan agar siswa tidak melakukan banyak kesalahan dalam menggunakan kesempatannya untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang positif. e. Materi yang diberikan akan sangat bermakna jika saling berkaitan karena dengan begitu seseorang akan lebih terlatih untuk mengeksplorasi kemampuan kognitifnya.

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

12

III. Teori Pembelajaran Sosial Albert Bandura, lahir 4 Desember 1925 di Mundare Alberta berkebangsaan Kanada. Ia seorang psikolog terkenal dengan Teori Belajar Sosial /Kognitif Social serta Efikasi Diri. Teori pembelajaran sosial berdasarkan pendekatan behavioris atau pembelajaran, tetapi menekankan pembelajaran berdasarkan faktor sosial. Pendiriannya ialah manusia berfikir dan bertingkah laku melalui perhatian terhadap orang lain dan meniru tingkah laku yang boleh memberi manfaat kepadanya. Teori pembelajaran sosial melibatkan tiga unsur asas yang utama. Di antaranya ialah individu (process), persekitaran (environment) dan tingkah laku (behavior). Di dalam tiga unsur asas ini, individu dirujuk sebagai keadaan motivasi intrintiknya, persekitaran sebagai rangsangan dari luar, dan tingkah laku sebagai perlakuannya. Terdapat empat elemen penting dalam pembelajaran pemerhatian yang perlu dipertimbangkan, yaitu memberi perhatian, mengingat perintah, menghasilkan tingkah laku dan motivasi serta peneguhan keyakinan. Di dalam kelas, murid tahun satu mempunyai tahap pemikiran yang masih rendah dimana mereka banyak mempelajari sesuatu secara formal atau tidak formal. Mereka akan melihat sesuatu melalui pemerhatian, kemudian mereka akan coba mengingat perintah dengan coba mengikuti dan menghasilkan tingkah laku yang apa mereka lihat atau mereka pelajari. Oleh itu, guru perlu memahami cara pembelajaran murid dan setiap perbuatan murid, guru perlu melihat samasa murid mengikut sesuatu pelajaran dengan cara yang baik atau sebaliknya.

IV. Teori Belajar Humanistik Tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika telah memahami lingkungan & dirinya sendiri. Teori belajar berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang perilakunya bukan sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah mambantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

13

masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik & membantu dalam mewujudkan potensi- potensi yang ada pada diri mereka. Tokoh penting dalam teori belajar humanistik Carl Rogers yang lahir 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinois, Chicago. Menurut Rogers yang penting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip Pendidikan & Pembelajaran, yaitu : 1) menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal- hal yang tidak ada artinya. 2) Siswa akan mempelajari hal- hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan & ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.

3) pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan & ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses. Dalam buku Freedom To Learn, menunjukkan prinsip- prinsip humanistik: Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami. Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud maksud sendiri. Belajar yang menyangkut perubahan didalam persepsi mengenai dirinya sendiri dianggap mengancam & cenderung untuk ditolaknya. Tugas tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman- ancaman dari luar semakin kecil. Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah,pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar. Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya. Belajar diperlancar bilamana siswa melibatkan dalam proses belajar dan ikut tanggung jawab terhadap proses belajar itu. Belajar atas inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya baik perasaan maupun intelek,merupakan cara yang memberikan hasil yang mendalam dan lestari.

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

14

Kepercayaan terhadap diri sendiri,kemerdekaan,kreativitas,lebih mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengkritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara ke dua yang penting. Belajar yang paling berguna secara sosial didalam dunia modern adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalamandan penyatuaanya terhadap diri sendiri mengenai proses perubahan itu. Aplikasi Teori Humanistik lebih menunjuk pada ruh / sepirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humaristik adalah menjadi fasilisator bagi para siswa. Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya dari pada hasil belajar.proses yang umumnya: 1 Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri. 2 Mendorong siswa untuk peka berfikir kritis,memaknai proses

pembelajaran secara mandiri. 3 Siswa didorong untuk bebas mengemukakan pendapat memilih pelihannya sendiri,melakukan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari prilaku yang ditunjukan. 4 Guru menerima siswa apa adanya,berusaha memahami jalan pikiran siswa,tidak menilai secara normative tetapi mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas segala resiko perbuatan / proses belajarnya. 5 6 Memberikan kesempatan siswa untuk maju sesuai dengan kecepatannya. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa. Pembelajaran berdasarkan teori humaristik ini cocok diterapkan untuk materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian,hati

nurani,perubahan sikap,dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola fikir, prilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

15

oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar

aturan,norma,disiplin / etika yang berlaku. Pendekatan humanistik juga menekan kepentingan peranan guru dalam memberi sokongan dan mengambil berat, serta bergantung lebih kepada menerangkan sebab sesuatu perkara perlu dilakukan dengan cara tertentu. Teori ini diamalkan didalam bilik darjah dimana guru perlu mengambil berat terhadap murid khasnya murid tahun satu dimana mereka memerlukan perhatian guru dan mereka masih banyak perkara yang perlu dipelajari contohnya cara menulis nota, cara melukis gambar, cara menjawab persoalan serta aktivitas kelompok atau aktivittas di dalam diskusi. Oleh itu, guru perlu mengajar serta membimbing murid dengan melihat kelemahan murid contohnya bagi murid yang masih lemah dalam penulisan atau pemahaman, guru perlu mendekati murid dengan mengajar cara penulisan yang betul, ejaannya serta bacaanya.Guru memerlukan perhatian yang lebih bagi murid yang lemah dan perlahan cara memahami pembelajaran di dalam kelas. Guru perlu menerangkan sebab sesuatu perkara perlu dilakukan dengan cara tertentu. Bagi teori ini, guru perlu memberi sokongan serta motivasi kepada murid kerana murid yang lemah dari segi pelajaran kurang berminat untuk belajar.. Oleh itu murid perlu dididik dengan tegas dan prihatin kerana mereka perlu perhatian dari guru. Dari itu teori ini bercirikan kesadaran mereka sebagai insan yang unik mempunyai potensi yang unggul dan mereka berusaha sedaya upaya untuk mengembangkan potensi tersebut sepenuhnya.

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

16

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. 2002. Hardy, Malcom, (diterjemahkan Soenardji), Pengantar Psikologi, Erlangga, Jakarta, 1988 Sarwono, Sarlito Wirawan. Berkenalan dengan Alirah Aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi, Bulan Bintang: Jakarta 1986 Sugandi, Achmad.. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES 2004 Suryabrata, S..Psikologi Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada. 1995. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, edisi Revisi. Remaja Rosdakarya, 1997. Tim Pengembangan MKDK.. Psikologi Belajar. Semarang: IKIP Semarang 1989 http://www.guru-gorontalo.com/teori belajar behavioristik dan humanistik.htm http://www.massofa.wordpress.com/2008/09/12/677/ didownload 29 Maret 2009 www.google.com keyword Contoh Penerapan Teori Pembelajaran

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

17

Anda mungkin juga menyukai