Modul 4
Kegiatan belajar 1 : Budaya Politik Kegiatan belajar 2 : Kewarganegaraaan dan Penyelenggaraan Pemerintahan yang baik Kegiatan belajar 3: Sosialisasi dan Komunikasi Politik
Kompetensi MK: setelah mengikuti seluruh proses pembelajaran secara aktif, para mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan konsepsi budaya politik, premis budaya politik, dan konsep good governace dan kewarganegaraaan
Universitas Terbuka Jurusan Ilmu Komunikasi
Modul 4
Kegiatan belajar 1 : Budaya Politik Kegiatan belajar 2 : Kewarganegaraaan dan Penyelenggaraan Pemerintahan yang baik Kegiatan belajar 3: Sosialisasi dan Komunikasi Politik
Kompetensi MK: setelah mengikuti seluruh proses pembelajaran secara aktif, para mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan konsepsi budaya politik, premis budaya politik, dan konsep good governace dan kewarganegaraaan
Universitas Terbuka Jurusan Ilmu Komunikasi
Budaya Politik
DEFINISI BUDAYA : 1. Parson dan Krober : isi dan pola-pola nilai, gagasan dan sistim-sistim simbol yang bermakna yang membentuk tingkah laku atau benda-benda yang diproduksi lewat tingkah laku manusia yang ditransmissikan dan diciptakan. 2. Gabriel Almond : kepercayaan-kepercayaan, simbol-simbol ekspresif, dan nilai-nilai yang relevan dalam masyarakat yang ditransmisikan, dipelajari dan dimiliki bersama (budaya merupakan hasil interaksi di antara manusia). KONSEPSI BUDAYA POLITIK : 1. Gabriel Almond dan G. Bingham (1978) : seperangkat sikapsikap, kepercayaan-kepercayaan, dan perasaan-perasaan tentang politik yang terjadi dalam suatu negara pada suatu waktu tertentu atau budaya politik dibentuk oleh sejarah bangsa dan proses-proses sosial, ekonomi, dan aktivitas politik yang berlangsung.
2.
Pada tingkat individu, Almond membedakan sikap individu terhadap objek politik atas 3 bagian :
a. Kognitif : meliputi pengetahuan dan kepercayaan yang diukur dengan mengunakan pengetahuan mengenai sistim politik, tokohtokoh politik, dan kebijakan politik yang berlaku. b. Afektif : diukur dengan melihat perasaan individu terhadap sistim politik, yaitu menerima dan terikat pada sistim atau menolak dan teralienasi dari sistim dan tokoh-tokoh politik. c. Evaluasi : memperhatikan noma evaluatif individu terhadap sistim politik, misal apakah individu membenarkan atau menganggap tidak benar praktik korupsi yang dilakukan pejabat pemerintah; atau penilaian individu atas norma-norma demokrasi yang berlaku dalam sistim.