Anda di halaman 1dari 57

JENIS-JENIS BAHAN FINISHING FURNITURE DISAIN INTERIOR

(MINGGU IX) POLITUR Politur merupakan salah satu jenis reka oles atau finishing yang sangat populer

pada pembuatan perabot, perlengkapan rumah tangga dan komponen bangunan seperti Kosen jendela, daun pintu, bingkai hantaran tangga, lisplank bagian dalam bangunan dan . : Penggunaan politur dimulai pada tahun 1630 di India, yaitu sejak ditemukannya bahan selak (shellac)dari sejenis insek, yaitu kutu lak yang bernama LacciferKern Dengan ditemukannya selak kebanyakan orang menyebutnya (shellac), sirlak dimungkinkan pembuatan bahan pelapis permukaan kayu yang sangat menarik, baik warna maupun keindahannya. Jauh bedanya jika dibandingkan dengan reka oles prim itive. Benda yang dipanaskan di atas bara api hingga kecoklatan dan digosok (disangkling) dengan kayu keras atau digosok dengan buah kem iri dan diusap dengan daun pisang kering ( klaras ). Hasil politur juga m asih lebih indah bila dibandingkan dengan reka oles kuno untuk ukiran kilapnya ' Pengerjaan politur dengan cara konvensional tidak terlalu sukar, dapat dengan m udah dipraktekkan oleh pekerja-pekerja yang berpendidikan rendah, bahkan oleh orang yang tak berpendidikan. Harga politur pun relatif rendah. Harga politur dapat dijangkau oleh m asyarakat kecil, sehingga seluruh lapisan masyarakat bisa menikmati hasil reka oles politur ini. gebyok, yang berbahan getah batang pisang yang dibusukkan, dicampur kurang. dengan minyak tembakau dan pinang. Keawetannya memang tinggi, tetapi daya langit-langit ruang yang terbuat dari kayu.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

A. MANFAAT POLITUR Politur bukan sekadar melapisi dan mengkilapkan perm ukaan kayu. m elainkan juga mempertajam dan m emperingan pola serat Kayu, serta yang paling penting m enjaga kestabilan kayu dari pengaruh cuaca di luar lingkungannya. Pemolituran yang tepat juga rnengurangi reaksi kayu terhadap suhu dan kelembaban sekitarnya.. Zat cair atau uap air dalam udara bebas tidak dapat masuk Ke dalam pori-pori kayu karena politur yang dilapiskan merupakan film atau lapisan yang m embungkus dan mengisolasi pori-pori pada bidang permukaan luar. Penutupan pori-pori oleh politur,mempersulit jalan uap air keluar atau penguapan air dari dalam kayu. Kayu yang telah dipolitur seluruh permukaannya akan menjadi stabii baik bentuk ataupun ukurannya.

Sering terjadi selembar papan yang masih mentah (belum dipolitur) cepat mengem bang, menyusut bahkan melengkung bila .ditaruh ditempat bebas dalam keadaan terlindung maupun diterpa sinar matahari langsung. Namun, papan yang sama akan Kurang menunjuKkan reaksi bila telah dipolitur pada keseluruhan permukaannya. Memang kadang-kadang ada pelengkungan atau reaksi, tetapi persentase reaksinya tidak sebesar papan yang masih dalam keadaan mentah. Guna menunjang keindahan penampilan kayu atau perabot serta kerajinan, dapat juqa diiakukan pemolituran berwarna. Warna-warna yang dipakai akan menimbulkan kesan harmonis dengan barang-barang interior di sekitarnya. Kayu yang "dipolitur akan memberikan Kesan hangat, halus dan anggun Kesan hangat, timbul karena pola Serat masih tampil. Reka oles politur membentuk lapisan transparan natural atau transparan berwarna. Ada pula politur yang berwarna kedap hingga menutup gambar pola serat. Namun, pemolituran hanya dilakukan pada bagian kecil dari bidang perabot, sekadar sebagai aksen pemanis bentuk, menunjang desain perabot. Dengan memolitur kayu, kayu menjadi lebih awet meskipun politur sendiri bukan bahan pengawet.. Politur menghambat Kerusakan kayu, kayu terlindung dan cahaya dan panas yang langsung maupun tak langsung. Kayu tetap terlindung dari sinar ultra violet matahari. Mungkin lapisan politur benda akan kusam dan menua, sehingga dengan perbaikan lapisan politurnya saja, keindahan reka oles bisa dikembalikan. Kayu yang dipolitur juga

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

tidak diserang cendawan atau jarnur se rta bebas dari pelapukan Karena kayu itu tetap stabil dan kering akibat perlindungan yang telah diberikan lapisan selak.

B. BAHAN POLITUR Politur dibuat dari selak dengan pelarut soiritus, menggunakan warna pigmen atau dyestuff yang larut alcohol atau pewarna larut air. Campuran ini kemudian dioleskan denqan kuas atau dioleskan dengan kain bal (kaos perca) pada permukaan perabot dan kerajinan.

1. S elak
Selak atau shellac dibuat fari lak, sejenis dammar atau getah hasil sekresi. Kutu lak ( laccifer kerr ) yang hidupnya parasitis pada tumbuhan tertentu. Hasil sekresi tersebut dikeluarkan disekeliling badan kutu sebagai proteksi terhadap musuh dari luar dan keadaan alam sekitarnya. Lak berasal dari kata laksa ( sansekerta ) artinya 100.000 yaitu ungkapan karena begitu banyak jumlah larva yang menetas dan berkembang biak. Kutu lak atau laccifer kerr yang dikembangkan di Yogyakarta seluas 1.300 Ha dan di Probolinggo seluas 3.750 Ha berasal dari India dan dapat dibudidayakan pada pohon-pohon kesambi ( Schleisbera oleosa Merr ) dan akasia ( Acacia villosa wild ). Jenis lain yang dapat dipakai sebagai pohon inang adalah ploso ( Butea monosperma ) , widara ( Ziziphus jujube Lam ). Ternyata pohon kesambi yang terbaik sebab tahan terhadap musim kering, mempunyai daya tunas yang baik dan dapat tumbuh bagus ditanah yang trendah kesuburannya.

DARI STOKLAK MENJADI SELAK PUTIH BATANGAN


Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

Stoklak yang menempel pada sisi Bawah pohon inang, hasil sekresi kutu Lacifer Kerr

Berdasarkan sistematika biologi, kutu lak termasuk kelas Insecta, ordo Rhynchota, family Coccidea, genus laccifer. Selain species Laccifer Kerr, dikenal juga species lain yaitu Laccifer javahus Chamo yang hidup di pohon .durian (Durio Spp)dan Tachardia aurantiaca Cockl yang hidup di pohon kesambi dan sonokeling (Dalbergia'latifolia Roxb). Pembiakan kutu lak berlaku generatif dan secara partenogenesis. Cara g e n e ra ti f yaitu cara pembiakan dengan pembuahan oleh kutu jantan, sedang cara parteno genesis adalah produksi telur dari larva oleh kutu lak betina tanpa pembuahan kutu oleh jantan. Partenogenesis terjadi pada musim hujan atau kalau kutu jantan mati atau punah semuanya. Cara partenogenesis akan menghasilkan larva dengan dua jenis keiamin, jantan dan betina serta dua-.duanya menghasilkan bahan selak. Partenogenesis merupakan anugerah alam sehingga kutu lak terhindar dari kemusnahan to ta l. Kutu lak menetap pada cabang yang masih muda. Kemudian, ditusukkannya probos-cinya (seperti jarum) ke dalam jaringan phloem dan xylin (Xylem) yang terdapat dalam jaringan
Hasil kerokan bahan seedlak stok-lak rnenjadi

batang tanaman dan dihisapnya cairan makanan. Pada umumnya koloni lak menetap di sisi bawah cabang. Jumlah larva lak biasanya 1502 0 0e k o rtia pja ra k2 ,5 cm dan setelah berumur 5 bulan s to kla k (koloni lak) sudah dapat dipungut, dan dikerok menjadi seedlak atau butiran lak. Dari seedlak ini kemudian
Seedlak diproses menjadi serpihan selak kuning

dilakukan metode pelelehan yang lazim dilakukan di India. Cara yang cedua adalah melarutkan seedlak dalam alkohol dan cara yang terakh ir melarutkan seedlak dalam alkali atau bahan basa, menyaring larutan tadi, kemudian memisahkan larutan lak dari zat pelarutnya dengan metode presipitasi. Dengan hasil lebih dari 16 ton per tahun, maka sejak tahun 1956 d id irik a n pabrik selak di Probolinggo hingga kini.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

Dari seedlak dihasilkan selak (shellac) yang berwarna kuning berbentuk serpihan .(selak emping) dan dijual di toko besi sebagai resin politur. Hasil politurannya bernuansa kuning hingga kayu berkesan tua; tidak diperlukan zat pewarna. Selain itu, dijual pula selak putih dalam bentuk batangan. Selak putih didapatkan dengan cara memproses bahan selak kuning menjadi selak putih, sehingga hasil pemolituran menjadi tetap alami (natural). Bahan ini sangat baik bagi kayu yang berwarna muda seperti ramin, mahoni, mindi, pinus dan kayu lam yang diinginkan tetap cerah seperti warna kayu aslinya. Pemucatan bahan selak kuning melalui proses pencucian, pelelehan dan titrasi asam, tidak kita bahas secara rinci dalam buku ini. Dapat disebutkan antara lain bahanbahannya, adalah soda abu 2(Na CO3), kaporit (CaCICX,), asam s u lf a t(H2SO<t). Selak putih dijual di toko besi dalam bentuk batangan, rata-rata beratnya 3 ons, da-pat dilarutkan dalam 3 liter spiritus. Batangan itu harus dibungkus atau disimpan rdalam tempat yang tertutup, sehingga tidak mudah teroksidasi udara. Oksidasi akan ini menyebabkan warna selak putih tadi menjadi kemerah-merahan atau putih agak kotor bahkan kuning sekali, serta dapat pula mati sehingga sulit dilarutkan dalam alkohol atau spiritus.

2. Spiritus
Spiritus merupakan pelarut selak dimakan( edible ). Di beberapa kota di Sumatra, Medan misalnya, orang memolitur dengan pelarut alkohol putih tanpa dibirukan. Hal itu sebenarnya sangat baik karena tak berpengaruh pada selak putih, hingga warna kayu yang terang tidak menjadi kebiru-biruan. Dalam perdagangan, spiritus dijual dalam drum berisi 200 liter. Namun, di toko-toko besi, Alkohol diencerkan pula dalam kemasan 1 liter dan juga kemasan Kecil liter.0,5 Yang populer adalah spiritus dari kota Comal karena memang banyak tetes di tebu sekitar kota itu. Kemudian, produksi kota lain juga memakai nama Comai untuk memantapkan produksi dan pemasaran spiritusnya. umumnya berwarna biru. Warna biru menandakan

bahwa spiritus adalah golongan ethyl alcohol (ethanol) sejenis alkohol yang tidak bisa

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

Hal yang perlu diperhatikan agar mendapatkan larutan politur yang baik ialah di samping selak yang baik, juga pemilihan spiritus yang baik. Spiritus dikatakan baik apabila kandungan airnya hanya 5%, selebihnya adalah ethanol atau alkohol (95%). Kadar alkohol yang rendah menyebabkan spiritus tersebut mempunyai daya kelarutan atau mendispersi selak rendah, kecepatan menguapnya berkurang, hingga lapisan film selak tidak dapat mengkilap sempurna. Hal itu akan lebih terlihat pada pemo lituran di musim penghujan, atau di daerah yang berkelembaban tinggi. Di samping kurang mengkilap, lapisan politur juga akan memutih (ngampo), yang sangat sulit diperbaiki. Hasil pemoliturannya tidak cemerlang dan serat-serat kayu kusam mati. Pemilihan spiritus yang baik, dilakukan dengan cara organoleptikpenggunaan organ atau alat pengindera. Cara yang lain ialah dengan cara instrumentikyaitu pengamatan dengan peralatan ukur atau cara tera.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

Cara organoleptik K it a arnbil duam a n g k u k kecil, .masingm asing berisi spiritus dengan m erek yang berbeda atau pada yang satu ditam bahkan air tidak lebih dari 10% .

Kemudian, kita masukkan kedua jari kita ke setiap mangkuk tadi secara bersamaan. Usapkan secara bersamaan pada lengan kiri, maka akan terlihat yang baik, yaituyang cepat menguap.

Cara instrumentik
Cara yang kedua, yakni dengan meng-gunakan

instrumen pengukur alkohol atau disebut alkohol meter, yang banyakdijual di toko-toko kimia atau toko alatkedokteran. Alkohol meter akan menunjukkan pro-sentase kadar alkohol spiritus yang kita ukur. Bila ingin lebih tepat mengetahui kualitas ipiritus atau ethanol, kita dapat pula memakai instrumen berat jenis dan dicocokkan dengan tabel kelompok alkohol. Akan kita temukan berat jenis atau specific gravity-nya adalah 0,791 kg/I.

H20

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Berat jenis yang lebih tinggi tidak DALAM baik karena penguapTATA RUANG II annya lambat, hingga hasil politurannya kurang mengkilap.

Ir. GEGER PERBOWO ROSA

TABEL ALKOHOL
ALKOHOL

Titik DidihC
64 77 82 96 107 116 117 121 131
144 182 150 199

Titik NyalaC 18 21 19 31 38
44 43 44 45 57 85 69 140

Berat Jenis Pada 20C . 0,793 0,791 0,786 0,808 0,803 0,811 0,810 0,814 0,807 0,833 0,834 0,951 1,047

Methanol (anhydrous) * Ethanol (anhydrous) Isopropanol (anhydrous) sec-Butanol Isobutanol n-Butanol sec-Amyl alcohol Amyl alcohoi (mixed isomers) Methyl amyl alcohol Hexyl (2-ethylbutyl) alcohol Octyl (2-ethylhexyl) alcohol Cyclohexanol Benzyl alcohol

3.

Pewarna politur

Warna yang dipakai dalam pekerjaan politur ada dua macam, yang pertama larut dalam air dan lainnya larut dalam pelarut non air misalnya alkohol, thinner, afdunner, dan minyak. Pewarna larut air yang dipakai dalam politur, misalnya naphtol, teres ( pewarna an makan ), dan tepung pigmen misalnya jelaga (Carbon lamp)untuk warna hitam, oker untuk warna kuning kecoklatan, daocu untuk warna merah maroon, dan banyak lainnya. Pewarna yang larut minyak atausolvent, misalnya tepung cat dengan berba gai warnanya. Demikian pula migrosin yang berwarna merah, malachite yang berwarna hijau, serta bahan dyestuff berbahan aniline yang dijual dalam bentuk cairan. Bahan pewarna pigmen pada umumnya menutup serat sehingga hasil pewarnaan politur kedap warna, dan pola serat kayu tidak kelihatan lagi. Adapun warna aniline atau pewarna tanpa endapan memungkinkan hasil politurannya menampilKan serat kayu asli walau berwarna sehingga akan kelihatan lebih indah. Selain bahan politur, perlu kita ungkapkan perlengkapan dan alat yang dipakai untuk memolitur. Alat-alat untuk yang lazim dipakai dan

4. Alat perlengkapan politur

melapisi

mengoleskan polituryaitu kaus perca dan kuas lebar kaleng di s. KUAS Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

kosong selak pelarutnya .

untuk dengan

mencampur spiritus

Kita pilih kuas yang berbulu halus dan lembut supaya kuas itu tidak mening galkan garis bekas kuas. Kuas yang baik ujung bulunya bercabang dua atau tiga.

b. Kaus perca
> , ;

Penggunaan kaus afal atau kaus perca harus dari bahan katun atau benang kapas. Hal ini sangat penting karena bahan politur dapat terserap dengan awet dan baik. Dengan penyerapan yang baik, kaus tidak terlalu sering dicelupkan ke dalam politur. Lain halnya apabila kaus yang dipakai adalah dari bahan halus, misalnya serat polyester, ni Ion, atau serat-seratsintetik lainnya. Penyerap an politur tidak baik, daya serapnya tidak awet serta lepas licin dari dipegang. pegangan Kaus kita. pengoles Karena itu, berkali-kali terjadi

bercak tak halus pada permukaan politur, bekas lipatan kaus basah yang lepas dari tangan. Hal yang perlu diperhatikan lagi dalam menyiapkan kaus perca untuk memolitur yaitu m em ilih kaus yang polos dan berwarna putih atau terang. Hal itu perlu_djper hatikan mengingat adanya pewarna tekstil yang mudah luntur serta menim bulkan warna yang tidak dikehendaki pada permukaan perabot kita.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

SISTEM POLITUR NATURAL BENING

PENGISIAN PORI KAYU Gunakan wood filler jenis water base Amplas dengan 80-180 PELAPISAN PENDASARAN 1 Pelapisan dengan politur, gunakan kuas/ kaus Amplas dongan 80-200 PELAPISAN AKHIR PERMUKAAN BIDANG BENDA KERJA Pelapisan dengan politur sangat cair, kauskan agak lembab sampai kilap sekali no. 20 menitamplas dengan cara basah no. 15 menit setelah kering amplas habis

Catatan : Pekerjaan pendempulan dapat dilaku kan setelah proses pendasaran yang 1, kesehingga pembuatan dempul sesuai dengan warna. Pelapisan akhir dapat diulang berkalikali, namun setiap tahapnya harus diamplas dengan amplas nomor 400.

C. MEMOLITUR BENDA KERJA KAYU

Memolitur benda kerja. kayu, misalnya perabot dan benda kerajinan kayu,berbeda sedikit dari cara m em olitur benda kerja yang terbuat dari bam bu m aupun yaitu rotan, pada pengisian pori-pori kayu dengan filler. Benda kerja yang terbuat dari bambu dan rotan tak memerlukan pengisian pori. Tahapan proses pemolituran, pewarnaan, dan pengkilapan kedua golongan itu sama. M em olitur m ebel dan benda kerajinan kayu dibagi atas beberapa jenis hasilnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

Hasil yang pertama adalah politur natural; Kedua, politur warna transparan dan yang terakhir politur denqan warna yanq Kedap atau warna yang m enutup pola serat.

1. Politur natural bening (warna alami)


Politur warna alami atau natural tanpa warna dilakukan dengan tahapan sebagai berikut. a.Pertama-tama kita membersihkan

bidang perm ukaan kayu yang akan dipolitur dengan kertas gosok atau kertas samping garis Searah serat dengan blok kayu pensil, amplas itu yang untuk juga memotong untuk serat yang berdiri dan kasar. Di membersihkan noda lem, minyak, meng ganggu permukaan. keindahan

Pengamplasan atau penggosokan itu dilakukan dengan kertas am plas nom or 80 - 180, dan harus searah serat kayu.

Tahap berikutnya, yaitu pengisian porib. pori kayu bagi jenis kayu bertekstur kasar, mi salnya jati, sungkai, kamfer, mahoni, mindi dan lainnya. Sedangkan kayu yang teks turnya halus seperti pinus, agathis, pulai, jelutung, tidak memerlukan tahapan ini. Sampai 1965, orang melakukan pengisian ~2. ''' ^'L^l *-' ngarangi, pori yaitu dengan kayu cara digosok

dengan balu apung yang diimpor Filler larut thinner dari Cina. Batu apungdigosokkan pada kapur dernpul dan oker. Ketiga

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

macam serbuk itu ditekan ke dalam pori kayu. Se karang cara ke rja ini sangat langka di lakukan.

Filler larut air Batu apung yang ada di pasaran adalah hasil lokal, yang banyak mengandung pasir. Pasir ini akan menggores kayu sehingga mengurangi keindahan penampilan permu kaan. Bahan pengisi pori kayu (wood filler)yang dipakai sekarang adalah bubur filler yang dapat dibeli di toko besi, baik yang berpelarut air maupun yang berpelarut solvent atau minyak. Bubur filler tersebut juga dapat dibuat sendiri Kita membuat adonan kapur dempul putih atau talk halus, ditambah secukupnya dengan tepung pigmen yang disesuaikan dengan warna kayunya, misalnya kayu jati dengan tepung oker. Perlu ditambahkan lem perekat sebagai resin atau pengikatnya. Pada pembuatan f ille r berpelarut air
D dapat dipakai lem VAc atau lem putih sebanyak 5% dari berat

kedua tepung tadi. Kemudian, aduk serta encerkan dengan air hingga adonan kental seperti bubur, dan siap diusapkan ke kayu. Pengisian bubur fille r ke dalam pori kayu dapat dilakukan dengan kape atau sekerap tembok, dengan digosok kain bekas, hingga pori kenyang. Filler kita biarkan kering dalam beberapa menit. Pengisian pori-pori pada benda kerja ukiran dapat dilakukan dengan kuas. Namun, bubur filler harus

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

lebih encer hingga dapat masuk ke celah-celah ukiran.

P en gisia n p o ri pada ukiran Setelah dikuaskan, biarkan bubur setengah kering, lalu sikat dengan sikat ijuk kuat-kuat hingga kering. Pada larut. pengisian pori benda ukiran, sebaiknya digunakan jenis bubur filler solvent baseatau yang

Filler larut air

Batu apung yang ada di pasaran adalah hasil Iokal, yang banyak mengandung pasir. Pasir ini akan menggores kayu sehingga mengurangi keindahan penampilan permu kaan. Bahan pengisi pori kayu (wood filler)yang dipakai sekarang adalah bubur filler yang dapat dibeli di toko besi, baik yang berpelarut air maupun yang berpelarut solvent atau minyak. Bubur filler tersebut juga dapat dibuat sendiri Kita membuat adonan kapur dempul putih atau talk halus, ditambah secukupnya dengan tepung pigmen yang disesuaikan dengan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

warna kayunya, misalnya kayu jati dengan tepung oker. Perlu ditambahkan lem perekat sebagai resin atau pengikatnya. Pada pembuatan fil le r berpelarut air dapat dipakai lem
D

VAc atau lem putih sebanyak 5% dari berat kedua tepung tadi. Kemudian, aduk serta

encerkan dengan air hingga adonan kental seperti bubur, dan siap diusapkan ke kayu. Pengisian buburfille r ke dalam pori kayu dapat dilakukan dengan kape atau sekerap tembok, dengan digosok kain bekas, hingga pori kenyang. Filler kita biarkan kering dalam beberapa menit. Pengisian pori-pori pada benda kerja ukiran dapat dilakukan dengan kuas. Namun, bubur filler harus lebih encer hingga dapat masuk ke celah-celah ukiran. Setelah dikuaskan, biarkan bubur setengah kering, lalu sikat dengan sikat ijuk kuat-kuat hingga kering. Pada larut, pengisian pori benda ukiran, sebaiknya digunakan jenis bubur filler solvent baseatau yang

Langkah selanjutnya adalah pembersihan bubur fille r kering yang rnasih terdapat di permukaan kayu dengan amplas nomor 150-180, sehingga permukaan kayu bersih serta rata. Yang tersisa adalah filler kering yang ada dalam pori saja. Pengisian pori ini sangat penting karena akan mempercepat dan mempersingkat pekerjaan politur. Di samping itu, terjadi penghematan bahan politur karena mengurangi penyerapan bahan politur oleh pori-pori kayu pada jenis kayu bertekstur kasar. Di antara kesalahan yang terjadi adalah penggunaan tepung oker yang tidak sesuai dengan warna kayu sehingga permukaan akan kelihatan buruk. Karena itu, pemilihan warna tepung harus djlakukan dengan seksama. c. Pelapisan dasar Proses ini merupakan tahapan ketiga dari pekerjaan memolitur. Pada tahap lapisan ini dasar diberikan untuk mengeraskan serat, serta mengikat filler supaya tidak terangkat lepas dari pori-pori.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

Pendasaran dilakukan dengan dikuaskan, selapis demi selapis tipis-rata serta tanpa meninggalkan bekas kuas. Pendasaran dilakukan dengan politur, yang terbuat selak dari dilarutkan ke dalam spiritus dengan perbandingan 1 ons selak dengan 1 liter spiritus. Pemakaian selak putih atau kuning tergantung pada Selera hanya.saja, bila kita menggunakan selak putih perlu memilih spiritus yang tidak terlalu biru sehingga warna asli dan alami serat kayu tidak berubah menjadi kebiru-biruan. S ela k emping langsung dapat seperti dilarutkan emping. karena Selak bentuknya putih perlu yang kita

hancurkan duludengan ditumbuk atau diserut dengan ketam ka s ar sehingga menjadi serpihan halus dan mudah larut. Sete!ah 15 menit, permukaan bidang hasil pendasaran akan menjadi kering. Akan terlihat di beberapa tempat tertinggal bekas-bekas penguasan yang tak rata dan serat-serat kayu halus yang muncul di permukaan. Serat-serat itu muncul karena pembasahan oleh spiritus, sering tidak tampak, namun apabila diraba dengan tangan akan terasa kasar. Munculan serat dan bekas kuas harus diamplas rata sampai permukaannya terasa halus. Untuk pengamplasan dipakai kertas amplas nomor 180 240. Baik dan tidaknya hasil pemolituran sangat ditentukan oleh pengamplasan pada tahap pendasaran ini. Pendasaran dikuaskan dengan tipis-tipis

Selesai tahap pendasaran, pada umumnya dilakukan perbaikan permukaan. Kayu yang berlubang karena mata kayu busuk atau bekas pukulan dan pecah-pecah sambungan ditutup dengan dempul yang telah disesuaikan warnanya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

Pembuatan dempul sangat sederhana, yaitu dengan cara merebus sebungkah parafin atau lilin putih di dalam kaleng yang dipanaskan hingga lilin cair. Bubuhkan talk serta oker atau tepung pigmen yang sesuai dengan warna kayu dan aduk hingga campuran homogen betul, kemudian dinginkan. Setelah itu, dempulkan hasil itu pada cacat lubang bidang politur dengan kape at.au sekerap hingga padat menutup lubang yang rusak. Melalui tahap penguasan politur berulang-ulang, maka kerataan permukaan dempul serta kekilapannya akan sama dengan bidang politur di sekitarnya. d. Pengolesan lapisan politur pada permu kaan dengan kaus perca merupakan pro ses tahap berikutnya. Keuntungan penggunaan kaus pada tahap ini, yaitu bekas garis-garis usapan politur seperti pada pem akaian kuas, tidak tampak. Sudut tumpul kaus perca yang digulung padat, tidak me mutus pelapisan atau tidak lepas dari bi dang polituran secara Kaus perca untuk peng uasan ini dilipat sepadat mungkin beberapa kemudian kali hingga ya n g oleskan secara berputar terda p a t p e lap isa n m e nu tup.Untuk meratakan garis bekas beberapa pu taran, .se arah dengan mengejut, hingga bekasnya halus. K aus perca dilipat sepadat m ungkin

usap dan oleskan politur berulang-ulang serat C ara m em utar, cepat m enutup pori-pori kayu

sedikit lebih ditekan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

Yang perlu diperhatikan dalam penguasan dengan kain kaus perca pemerasan ini yaitu kaus harus apuh, tidak boleh terlalu basah, lembab-lembab saja. Lipatan kaus, setelah dicelupkan ke kaleng tempat politur, diperas kuat-kuat sampai tidak menetes. Penguasan dengan kaus sangat basah bisa melunakkan kembali lapisan sebelumnya. Lapisan itu akan terkelupas m entah (botak), kelihatan kayunya. Cacat ini sangat sulit diperbaiki. Areal yang terkelupas hanya kecil, maka perbaikannya harus dilakukan secara khusus pada tempat terkelupas yang itu. Baru setelah hasil perbaikan itu sama dengan bidang sekitar pemolituran boleh diperlakukan menyeluruh sampai rata.

e. Pada tahap yang kelima kita lakukan pengamplasan secara basah dengan amplas nomor 180 240, yang tahan terhadap air.

Pengamplasan cara ba.sah

Cara memegang kortas amplas


Pengamplasan dilakukan apabila penampilan bidang politur sudah menuti 50%. Permukaan yang sudah mengkilap cukup tebal, namun pori-pori masih belum tertutup semua.

Bagi pemula, langkah kelima ini sangat sulit diterima karena lapisan yang sudah mengkilap harus dikurangi dan diratakan dengan amplas. Pengamplasan base dengan air ini sangat penting karena akan meratakan bekas usapan putar tahap pada keempat. Demikian pula dikurangi lapisan politur yang terlalu tebal beberapa tempat, karena pada bidang yang sama masih ada pori-pori yang belum tertutup. 1) Dengan pengam plas anbasah, j a r a k politur La pisan p olitu r d ikauskan te ba l sesua i taha p ke em pa t Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II yang sudah tebal dengan

bidang politur yang masih berpori dapat diku rangi, hingga proses pemolituran tahap lanjutnya menjadi rata tipis namun pori nya tertutup.

2) politur

Keuntungan pengamplasan basah

Pengam plasan cara basah m eratakan an lapis dengan amplas duko yang tahan air lah ada lapisan politur mudah diamplas dan tidak menempel pada butir-butir am plas. 3) Amplas lebih tahan lama dibandingkan dengan pengamplasan kering. Sesudah pengamplasan basah permukaan H ingg a lapisan ak hir tertutup halus dan rata menjadi kering sehingga akan tertinggal tepu ng ini terakhir. putih, serbuk amplasan segera politur yang menempel di permukaan bidang kerja. Serbuk harus dibersihkan Selanjutnya kita bisa melanjutkan ke tahap

Tahap pem olituran yang terakhir ini adalah pelapisan denqan m em akai seperti kaus tahap-tahap sebelumnya, namun dengan campuran politur lebih encer.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

Kaus lipatan

bagian

dalam

yang

Politur memutar

tahap

akhir

kasar tidak untuk sisi luar

tidak boleh diusapkan

Pelapisannya harus dilakukan secara apuh serta searah serat, tidak dengan m em utar karena akan meninggalkan. Kesan kurang halus. Campuran politur akhir ini harus encer. Campuran yang dipakai atau baru untuk dengan sebanyak pelapisan pendasaran boleh diencerkan dua setengah menambahkan 150%. Pelapisan tahap akhir harus searah dengan serat kayu Bila kita harus membuat politur baru, dapat dengan perbandingan selak spiritusnya 1 ons dengan 2,5 liter spiritus. Beberapa tukang tradisional sering m enutup lapisan akhir politur ini dengan lama, cam puran yang diendapkan satu malam, sehingga endapan terpisah dengan spiritus jernihnya. Kemudian, yang jernih ditiriskan dan diarnbil sebagai larutan pelapis akhir. Hasilnya sangat m emuaskan. Pengausan pada tahap akhir ini dilakukan dengan tekanan, hingga hasilnya padat. Semakin padat lapisan politur dioleskan, reaksi serat-serat kayu sem akin berkurang. Daya hidup seratserat kayu pada permukaan terhambat oleh lapisan politur yang semakin padat melapisi permukaan itu. Serat-serat kayu tidak mungkin berdiri lagi. Dalam pengausan akhir, selain keapuhan kaus, perlu juga diperhatikan lagi bahwa kaus tidak terlipat terbalik. Kaus kasar harus di bagian dalam. Kalau lipatan kaus terbalik, bulu-bulu kaus akan terlepas dan menempel di perm ukaan bidang poiitur serta berakibat buruk. Hasilnya kasar, tidak mengkilap. kalinya, spiritus

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

Tebal tipisnya lapisan politur juga mempengaruhi bidang permukaan kayu. Lapisan yang tipis akan lebih hemat, tetapi sering pori-pori tidak tertutup sama sekali. lapisan Pada politur yang terlalu tebal, pori-pori akan tertutup dengan baik, namun penggu naan politur akan lebih banyak dan boros serta waktunya panjang. Lapisan politur yang ideal adalah tidak terlalu tebal dan juga tidak terlalu tipis. Yang penting tidak mengubah identitas kayu, namun kayu m enjadi lebih indah. Sisi teknik pun mudah dicapai. Apabila serat-serat kayu tidak berdiri lagi, pori-pori sudah tertutup rata dan hasilnya mengkilap, dapat dikatakan tahap ini telah selesai dan pekerjaan memolitur usai. pun

VERNIS KOPAL

Vernis atau pernis di beberapa tempat di Indonesia disebut rengas. juga Vemis, bahan pelapis akhir yang tak berwarna ( clear ) dapat memberikan film melalui penguapan solven t ( evaporation ), disertai oksidasi dengan udara ( polymerisation ) oleh sejumlah unsure yang terkandung di dalam vernis. Pengeringan vernis terjadi karena penguapan pelarut (evaporation) dan bukan karena reaksi ikatan rantai. silang secara kimiawi ( crosslinking ) diantara unsure yang terkandung. Maka lapisan film vernis yang terbentuk dipermukaan kayu atau benda kerja, tidak tahan panas, tidak tahan cuaca, serta tidak tahan terhadap pengenceran ( thinner / solvent ) Oleh karena itu sebagai bahan reka oles, vernis hanya digunakan unutk pelapisan perabot dan benda benda kerja yang berada dibawah atap ( interior ). Disebut vernis kopal, karena memang berasal dari Manila Copal yaitu resin atau harsa yang ditoreh dari pohon Copal. Pada saat ini, vernis bukan hanya dari resin copal. Namun,

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

didalam masyarakat, kopal identik dengan vernis. Tambahan kata kopal dimaksudkan untuk menyatakan vernis yang berasal dari resin getah dan minyak nabati. Umumnya, vernis dibuat dari bermacam-macam resin atau harsa, berasal dari alam atau buatan manusia, sintetik alkid misalnya. Dewasa ini, vernis begitu banyak variasi dan ragamnya. Namun, secara garis besar vernis dapat dikelompokkan ke dalam 2 golongan utama.

Yang pertama,vernis minyak( o i l varnish},dibuat dari resin sintesa kimiawi maupun alam serta minyak nabati yang mampu mengering (drying o i l } , dengan penambahan bahan pengering ( drier ). Yang kedua,vemis spiritus ( spirit varnish ) hanya terbuat dari bahan resin tanpa tambahan drying oil. Politur juga termasuk dalam kelompok spirit varnish ini. Resin alam yang dipakai dalam pembuatan vernis, berasal dari getah yang ditoreh dari jenis pohon jarum(coniverus),misalnya kauri(Agathis alba),pinus (Pinus mercusii), serta pohon harsa atau penghasil resin lainnya yang berdaun lebar dari famili Depterocarpus spp. yang banyak tumbuh di Asia Tenggara. Pohon Agathis Australis, menghasilkan resin kauri copal. Pohon Agathis Alba, menghasilkan resin manila copal. Pohon pinus menghasilkan rosin (Gum rosin atau gondorukem). Sedangkan kelompok Shorea dan Hopea (balau) serta kelompok Depterocarpaceaemenghasilkan resin damar.

Resin kopal larut seluruhnya dalam alkohol murni, sedangkan damar tidak larut. Kopal tidak larut dalam minyak terpentin dan minyak tanah, sedang damar dapat terlarut dalam terpentin, dalam minyak tanah hanya larut sebagian saja. Namun. setelah menjadi vernis, kedua-duanya dapat diencerkan dengan minyak terpentin. Resin berubah sifatnya karena pemanasan dalam proses pelelehan menjadi vernis. Cara pengenceran dengan terpentin atau afdunner memudahkan pekerja dalam
:

penyemprotan atau penguasan. Beberapa minyak nabati yang kering setelah kontak dengan udara ( drying oil )banyak juga dipakai dalam pembuatan vernis. Misalnya minyak dari biji buah lin yang berasal dari negara China (Linseed oif), minyak kayu tung(Tung oif), minyak biji jarak yang telah didehidrasi(Dehydrated Castor Oif), dan minyak kedelai (Soyabean oil).

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

Banyak pengrajin mebel dan pengusaha yang hanya mengambil barang mentah dari sentra industri mebel, kemudian melakukan reka oles vernis buatan sendiri dan menjualnya ke toko mebel di pinggir kota. Demikian pula banyak pekerjaan borongan dan tender kursi untuk sekolah dan perabot kuliah, yang direka oles dengan bahan vernis campuran sendiri. Aplikasinya dengan kaus perca sama dengan aplikasi politur selak. Sebagian tukang menyebutnya dengan istilahpolitur atom, beberapa daerah sentra industri .mebel menamainya politur selo. Bahan baku politur atom atau lebih tepat vernis selo, buatan sendiri dari bahan bongkahan resin India Timur yang dilarutkan dengan bensin / premium (petroleum solvent) sampai encer dan mudah dikuaskan atau cukup licin untuk dikauskan. Kelompok resin ini mirip dengan resin damar. Hanya saja damar mudah larut pada berbagai solvent, sedangkan resin India Timur hanya terbatas pada petroleum vent. sol Resin India Timur, banyak didapat juga di Indonesia dan dijual di toko dengan besi harga yang sangat murah. Nama perdagangan yang telah dikenal oleh tukang reka oles, yaitu selo atau batu. Juga disebut selak batu, karena memang resinnya mengeras dan mempunyai kulit seperti bongkahan batu akik. Sedangkan selo berasal dari bahasa Jawa halus, yang berarti batu. Resin batu juga merupakan nama internasional dan dikenal dalam perdagangan dunia bahan cat. Resin batu ini dipungut dari batang pohon yang luka dan tidak ditoreh seperti pohon damar. Oleh masyarakat sekitar hutan, bahan tersebut dikumpulkan dan dijual atau disetor ke pengumpul untuk diekspor sebagai bahan vernis. Sebenarnya resin batu, atau terkenal denganBlack East Indiadan Pale East India,sangat baik dipakai untuk vernis oleoresin dan spar vernis yang mahal, asal dicampur dengan minyak nabati yang bisa kering (drying oil) sehingga memperbaiki sifatnya yang keras menjadi lebih fleksibel dan tahan goresan. Dengan resin batu ini, biasa dibuat vernis untuk lantai (parquet), kayu demikian pula untuk resin cat marka jalan karena tahan gesekan dan tetap awet menempel, serta baik sebagai resin cat yang harus disemprotkan pada substrat aluminium. Untuk beberapa jenis batu gerinda, sebagai perekat butirannya digunakan resin selo ini.

Sayang sekali, politur atom hanya dibuat sendiri oleh tukang kayu secara dengan primitif merncampur bensin, tanpa pemberian formula drying oil,sehingga hasil politur annya walaupun keras, tahan air, tahan air panas, namun mudah rapuh, serta kurang kegilapannya. Untuk

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

mengatasi kekurang gilapannya, umumnya tukang reka oles melapisinya dengan selapis politur selak berpelarut spiritus sehingga kurang tahan terhadap air walaupun mengkilap. Permukaannya akan memutih bila tersiram panas. air Bagi anyaman rotan, vernis selo dan vernis kopal masih dianggap kurang baik karena anyam an rotan khususnya pada dudukan kursi, tidak statis, dan s.elalu lentur, bergerak sehingga lapisan vernisnya mudah retak. Untuk itu, sangat disarankan yem is yang terbuat dari bahan sintetik alkid. PENGAPLIKASIAN VERNIS KOPA L Vernis kopal dapat diaplikasi dengan kuas ataupun disemprotkan. Namun umumnya pengaplikasiannya cukup denqan dikuaskan saja, mengingat kualitas hasil benda kerjanya tidak perlu sangat halus seperti pada reka oles politur. Reka oles vernis paling sering dilakukan pada pelapisan akhir barang-barang an keraiin kayu , bam boo, rotan dan tem purung kelapa, serta pelindung tahan air perabot asrama, serta perabot-perabot sederhana lainnya. Meskipun demikian, dengan teknik aplikasi yang baik, seorang tukang vernis tukang ataureka oles dapat menampilkan hasil. pelapisan vernis yang halus, sehalus hasil politur selak, bahkan dengan satu keunggulan lain, yakni tahan terhadap air. Langkah.-langkahnya sebagai berikut. 1. Pertama-tama, kita harus menyiapkan permukaan kayu dengan cara mengamplas dengan amplas nomor 80-180 hingga permukaan bersih dari noda lem dan garis-garis pensil. Benda kerja diamplas searah serat. pada kertas. payung Juga banyak dipakai unutk memvernis perabot-perabot yang ditempatkan di beranda depan rumah,

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

Langkah kelim a adalah yang terpenting, pelapisan vernis terakhir coat). (top Diguna kan vernis yang telah diencerkan hingga m empunyai kekentalan 12,5 detik, dengan

3.

Tahap selanjutnya, yaitu penguasan dasar, dilakukan dengan vernis kopal. F nguasannya dimulai dari searah serat, kemudian dengan melintang, selanjutn searah dengan serat kembali. Biarkan kering sempurna kurang lebih 2-3 jar.

minyak cat atau terpentin. Pengencerannya diukur dengan mangkuk viskosit; D IN 4 atau Ford cup 4. V ernis sekarang m udah dikuaskan atau lebih lane apabila harus disem protkan. Apabila ingin berhasil bagus, ulangi topcoatsekali lagi (tahap kelim a), nam 'sebelum i nya perm ukaan
4.

vernis harus kering betui, dan diam plas dulu dengan kert; am plas nom or 400 secara basah. dikuaskan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

2.

Tahap kedua adalah pengisian pori-pori kayu. Untuk pengisian pori kayu dapat digunakan bubur filler berpelarut air, tekan dengan spatula atau sekerap maupun dikuaskan, kemudian digosok dengan kain hingga kering dan diamplas dengan amplas nomor 240 hingga bersih halus.

disemprotkan

SISTEM REKA OLES CAT SINTETIK ALKID ENAMEL

PELAPISAN DASAR PERMUKAAN Gunakan primer atau meni kayu.

Amplas dengan nomor 150

3 jam tunggu kering, Amplas ringan

PENGISIAN PORI KAYU Gunakan plamir berpelarut afdunner Amplas nomor 180-240 12 jam tunggu kering, Amplas rata. PELAPISAN ANTARMEDIA Gunakan cat dasar alkid enamel Amplas nomor 220-320 4-5 jam tunggu kering, Amplas basah

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

PELAPISAN AKHIR Gunakan cat alkid sintetik resin enamel Catatan : Tempat pengeringan cat harus : Berventilasi baik Bebas debu dan kotoran Tidak dilalui orang yang lalu lalang.

CAT SINTETIK ALKID ENAMEL

Penggunaan. sistem reka oles sintetik resin enamel, atau disebut cat kuas, ngah cat sete duko dan cat pthalit alkid, sudah sangai meluas. Hampir semua orang menggunakannya. pernah Cat ini disebut alkid karena bahan pengikatnya (binder)atau getahnya (resin) m emang dari jenis sintesis alkid. Bahan oles ini dipakai untuk mengecat benda-benda kerja yang penempatannya di luar ruang. Bagian bangunan yang sering dicat dengan sintetik alkid adalah serta kosen daun jendelanya, pintu dan lisplank, serta pada konstruksi bangunan yang terkena sinar matahari. Pengecatan pada perabot, misalnya untuk mengecat perabot tam an. kursi tam an kanak-kanak, perabot besi, dan juga perabot kayu yang diinginkan m em punyai penam pilan warna enam el tertutup. Jenis cat ini pasarannya sangat luas. Sem to k ua o besi m enyediakan cat alkid sintetik resin enam el ini. Sistem aplikasi jenis cat ini termasuk tua. Telah lam a tertanam di benak masyarakat bahwa pengecatannya sangat mudah. Pengaplikasiannya cukup dikuaskan,walaupun sebenarnya dapat pula dilakukan dengan cara disem protkan. W aktu kering cat alkid ini cukup lama,r a ta - ra ta12 jam atau bahkan 1 hari. Karena waktu keringnya panjang, maka penampilan lapisan perm ukaan cat ini sangat mengkilap. Cat alkid mengering secara oksidasi, yakni

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

m enangkap oksigen dari udara. Karena itu, perlu ada sirkulasi udara yang baik. Di tempat tertutup, cat ini mengalami kesulitan untuk mengering. W aktu keringnya menjadi lebih lama. Cat alkid sangat baik untuk pengecatan eksterior. Di sampinq karena mengeringnya secara oksidasi .Cat ini tahan terhadap sinar ultra VIOLET dan sinar matanari yang sangat merusak kayu dengan adanya perlindungan itu kayu menjadi lebih awet. Dengan pengecatan alkid yang melapis kedap seluruh permukaan, kayu menjadi lebih awet, tidak mudah lapuk diserang jamur maupun diserang rayap kayu kering dan kumbang. Hal itu disebabkan adanya meni alkid yang berwarna merah, sangat beracun bagi cendawan dan juga rayap danthether,kumbang kecil pembubuk kayu (powder post beatle). Pigmen merah tua, yang dipakai sebagai tepung m eni atau extender um umnya dari bahan red lead,b e rs if a t racun. Pada kayu yang mem punyai zat ekstraktif tinggi, sulit dihentikan keluarnya getah dan zat ekstraksinya yang akan mengotori penampilan permukaan cat. Dengan rnernilih primer, atau meni yang berpigmen aluminium , seperti yang dipakai untuk mengecat tiang listrik, lunturan minyak atau getah kayu dapat tertahan hingga tidak ada problem minyak kayu luntur ke cat atas (bleeding}.

A. BEKERJA DENGAN CAT SINTETIK ALKID ENAMEL

Pekerjaan diawali dengan pembersihan semua kotoran yang bertindak sebagai lator, iso misalnya pelumas, debu dan pengotor lainnya. Permukaan kayu diamplas ngan de amplas nomor 80-150. Setelah bersih, selanjutnya dilakukan tahapan reka oles sebagai berikut. 1. Pelapisan sea/erpada permukaan kayu dengan kuas. Pelapis sea ler ini sering disebut men/, primer, atau undercoat. Meni berfungsi sebagai lapisan penambah daya rekat atau adhesi bagi lapisan cat tahap berikutnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

Selain itu, lapisan sealer atau meni juga berfungsi untuk mengeraskan sera kayu sehingga serat mudah terpotong rata ole h amplas. Bahan ini berguna pula untuk mencegah pelunturan zat ekstraktif yang dikandung kayu ke permukaan dan mengurangi penyerapan cat akhir oleh kayu. 2. Setelah 3-4 jam, meni akan mengering Untuk meratakannya, meni diamplas dengan amplas nomor 150. 3. Tahap ketiga ialah pengisian pori kayu dan perataan permukaan dengan plami (plamuur) yang diaplikasikan dengar s eke ra p. P e rm u k a a nakan m em iliki ketebalan, rata dan tidak porous (berlu bang renik). Plamir yang digunakan berpelarut terpentin atau afdunner.

4. Setelah kering betul, yaitu kurang lebih 12 jam, permukaan benda sudah bisa diamplas. Amplas yang digunakan 180-240. Untuk pengamplasan digunakan sebaiknya berkehalusan

blok kayu atau sanding block, yang terbuat dari karet keras. 5. Pada tahap ini kita lakukan penge catan antarmedia dengan menggu nakan cat dasar alkid. .Cat dasar ini biasanya berwarna boleh putih dan dengan ber pelarut kertas afdunner. Setelah 4-5 jam, cat dasar diamplas amplas nomor 240-320, de n gan cara basah atau dengan tambahan air,

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

hingga mudah pengerja annya serta awet amplasnya. 6. Pelapisan akhir, adalah tahapan reka oles alkid sintetik yang paling penting. Sebab dari pelapisan ini, akan kelihatan baik dan buruknya pekerjaan reka oles kita. Pada pelapisan akhir, kita lapiskan cat alkid yang telah ditentukan warnanya dengan metode lintang bujur.

Motodo lintang bujur

1. Mengiku'i arah serat

''.. M elintang serat kayu

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II

Cat ini harus lebih encer dari cat dasar ingga seh mudah dikuaskan. Hendaknya digunakan kuas yang halus agar tidak ada bekas kuas ( brush mark ). Untuk mengencerkan cat dengan afdunner, biasa digunakan perbandingan 1 bagiar cat dengan 1 bagian afdunner. Benda yang sudah dicat diletakkan di tempat yang udaranya bersirkulasi atau tempat terbuka. Tempat itu bebas debu dan jauh dari lalu lintas karyawan. Pelapisan akhir bisa lebih tebal, m isalnya pada kesalahan kerja banyak debu menempel, cat masih belum rata dan belum halus. Pengolesan cat dapat diulangi dengan metode lintang bujur. Nam un, lapisan sebelumnya harus diamplas basah lagi dengan kertas amplas nomor 400.

B. PENGOLESAN CAT PADA PERABOT BERSUDUT


Pengolesan cat pada bidang lebar dapat kita lakukan dengan c a r a lintang bujur, seperti yang telah kita bahas. Nam un, pada benda kerja yang m empunyai banyak sudut, tarikan Kuas pada sudut ataupun sudut luarnya harus diperhatikan. Hal sangat ini penting. Lebihan olesan kuas bidang datar atau bidang tegak a k a n m eleleh dan m engalir Ke bawah pada permukaan bidang lainnya. Lelehan itu akan meninggalkan bekas. 1. Pengecatan sudut luar Untuk pengecatan sudut luar p o r a b o t sebaik n ya digunakan metode penguasan balas sudut. Metode ini menghasilkan olesan sudut luar yang bersih, tanpa cacat lelehan (saging). Lelehan cat alkid segera diratakan oleh penguas an bidang tegak sisi lain sebelum cat m enge ring. Alkid sintetik yang kita kuaskan mem punyai waktu kering yang lambat sehinggamenguntungkan perataan lelehannya.

2. Pengecatan sudut dalam Pengolesan cat pada bagian sudut dalam benda kerja dilakukan dengan metode 'penguasan lepas sudut. Kuas ditarik dari sisi dalam keluar, selanjutnya dari sisi awal yang sama tadi kuas ditarik ke arah yang berlawanan.

Dengan cara penguasan lepas sudut ini, tidak terjadi timbunan (deposit) cat alkid pada sudutnya. Deposit yang terbentuk di sudut akan mengakibatkan cacat (wrinkle) kerut pada sudut itu. CARA MENIRISKAN KUAS

Setelah dicelupkan ke dalam cat, kuas harus ditiriskan. Caranya memerlukan penelaahan. Hal ini sangat penting, khususnya pada cat sintetik alkid. Kalau penirisan dilakukan pada bibir kaleng, sisa tirisan akan mengendap dalam alur bibir kaleng. Seusai mengecat, maka tutup kaleng tidak dapat menutup dengan rapat sehingga udara dan oksigen bisa m asuk ke dalam kaleng. Mengingat cat alkid mengering m elalui oksidasi, maka lapisan cat paling atas akan mengering dan membentuk lapisan film (kering perm ukaan). Adapun cat di bawah film yang kering, akan menjadi gel atau berubah seperti agar-agar. Untuk menggunakan cat itu lagi, kita harus m enyobek lapisan kering itu, kemudian mengaduk cat sisanya. Cat sisa di bawah lapisan kering yang menjadi gel seperti agar-agar akan bercam pur dengan cat bagian dasar yang masih baik, akan terjadi butiran-butiran (prilling). Pada waktu dikuaskan, butir-butir itu mengotori permukaan pengecatan, hasilnya tidak rata.

C. MEMILIH DAN MENYIMPAN KUAS DENGAN BENAR


Reka oles cat sintetik alkid dengan kuas sudah um um dilakukan. Cat alkid lambat m engering sehingga kuas dapat berjalan dengan lancar. Cat yang cepat kering sulit sekali dikuaskan. Sebelum diratakan, permukaan sudut mengeras. Pemaksaan akan m eninggalkan bekas kuas. Di samping itu, kuas akan mengeras dan kaku sehingga sulit digunakan.

Terasa selembut sutera

Jenis rambut kuas

; Daya s 3rap

Pemilihan kuas yang baik m erupakan syarat bagi tukang cat alkid Dengan sintetik. kuas yang baik akan dihasilkan perm ukaan pengecatan yang baik pula. Kuas yang baik ditandai dengan banyaknya cabang pada ujung bulu masing-masing. Ada yang bercabang dua atau tiga. Kuas yang bulunya tidak bercabang atau berbulu tunggal hanya cocok untuk penguasan cat dasar atau meni. Perbedaan kuas bulu tunggal dengan kuas bulu bercabang adalah pada kem ampuan daya serapnya. cabang Yang ber lebih banyak menyerap cat sehingga penggunaannya lebih panjang, tak sering perlu dicelupkan ke cat. Hasil penguasannya pun lebih halus. Penyimpanan kuas yang telah dipakai, atau pembersihannya, harus diutamakan setelah pengecatan. Penyimpanan kuas yang sudah bersih dapat dilakukan dengan dua cara, pertam a cara kering dan yang kedua dengan cara basah.

Dilipat, direkat dengan selotip Dalam galon Dalam kaleng penutup besar dengan

B esl beton

Galon __: Pelarut

D.
Bila

MENGECAT ULANG CAT SINTETIK ALKID YANG SUDAN TUA


kita bagian baik baik harus bangunan dan tidaknya terawat, lapisan m engecat yang telah kita yang tua lam a harus ulang agar m enguji untuk kosen berpedulu dicat atau m eres

torasi rnasih kembali.

nam pilan

; Apabila cat tua sudah rapuh dan rentan, takgunanya ada kita mengecat di atasnya. Cat yang sudah tua tidak baik sebagai dasar cat yang baru, karena selain memudarkan kekilapan cat di atasnya, akan jugatim bul re ta k dan mengelupas. Kadangkadang cat lama mengeriput (wrinkle) dan kepermukaan seperti kulit buaya (aligatoring).Cat s e m a c a m itu s e b a i k n y ad i k e r o k .

Untuk menguji cat lama, dapat kita gunakandok senmakan . Goreskan punggung sendok kepermukaan cat lama. Apabila

Cat

akan

mengerut,

dengan

mudah

Pembersihan pada ornamen meniakai pengungkit digulung gigi dengan kapas

dibuang dengan sekerap

permukaan cat lama. Apabila goresannya hanya membekas bening, maka cat lama tersebut boleh dipakai sebagai dasar pengecatan berikutnya. Namun, apabila bekas goresan punggung sendok memutih dan rapuh mengapur, lapisan lama harus dibuang dergan cara mengerok atau mengangkatnya dengan paint remover. Remover dapat dikuaskan begitu saja pada permukaan cat tua. Setelah 5-10 menit, cat yang terkena remover akan mengalami stres keriput-angkat. Cat mengerut dan mudah dilepas atau diangkat dengan sekerap. Remover dapat pula digunakan untuk mengangkat cat dengan dasar minyak ataupun lacquer serta cat lateks. Untuk cat oven (sieving enamel), waktunya agak lama, yakni 30 menit; remover mulai.bereaksi melepuhkan cat. Pada bidang lengkung, untuk pengangkatan cat yang melepuh oleh remover dapat digunakan kapuk baja (steel wool). Untuk lekukan yang tersembunyi dan ornamen pada pekerjaan ukir dapat digunakan tusuk gigi yang ujungnya diberi gulungan kapas. Setelah cat diangkat bersih, benda itu dibersihkan dan dibilas dengan air serta diangin-anginkan hingga kering. Untuk menyempurnakan pembersihannya, usapkan thinner dengan kaus atau kain perca sampai bersih, sampai kelihatan serat kayunya. Dengan cara itu, sisa remover hilang dan tidak ada reaksi pengelupasan pada cat baru cat melapis dengan sempurna. Hal yang perlu diperhatikan selama pengangkatan cat dengan remover, yakni dikenakannya sarung tangan karet dan penutup hidung (masker)oleh pekerja.

REKA OLES NITROSELULOSE

Selulose nitrate, atau lebih dikenal dengan nitroselulose. sering disingkat dengan, NC adalah salah satu resin yang banyak digunakan didalam bidang reka oles. Selain NC,. kebanyakan tukang reka oles m enyebutnya pula dengan istilah ( duko duco ). Bila bahannya mengandung pewarna, maka cat itu disebut cat duko sedang kan untuk ienis produk yang bening, transparan, tak berwarna,disebut NC clear atau vernis duko. Pada kemasan kaleng NC atau duko, acapkali ditulis nama dagangnya, yaitu lacquer. Pada awalnya, lacquer adalah sebutan bahan reka oles cat atau vernis berbahan baku selulose yang berfungsi untuk meningkatkan keawetan ( protective ),maupun keindahan(decorative) benda kerja. Meskipun sekarang nama lacquer masih cantumkan di pada kaleng atau kemasan untuk NC, ada kecenderungan juga digunakan untuk penyebutan produk non selulose. Karena itu, definisi lacquer sudah menjadi lebih luas. Menjadi sulit bagi awam untuk membedakan ada tidaknya kandungan nitroselulose dalam sesuatu jenis cat. Definisi lacquer yang berlaku sekarang, ialah suatu bahan reka oles yang mempunyai kemampuan membentuk lapisan film, dengan pengeringannya melalui penguapan thinner.

A. APAKAH NITROSELULOSE
Nitroselulose adalah salah satu resin berbahan baku selulose yang berasal dari serat kayu atau pulp pohon koniverus seperti pinus atau dari hasil serat kapas (cotton linter). Serat selulose direbus dengan bahan kaustik sehingga bersih dari debu kotoran. dan Melalui reaksi pencampuran dalam tabung agitasi dan reaktor stainless stell, dengan bahan asam nitrat (HNO3) serta asam sulfat (H nitrasi serta pelarutan dan pengendapan, 2SO4), dengan proses selulose dan air dapat dipisahkan. Hasil nitrasi tersebut berupa tepung nitroselulose, pada umumnya diperdagangkan dalam bentuk lekat atau cairan, yakni dengan pelembaban oleh kelompok alkohol, seperti ethyl alcohol (ethanol), isopropyl alcohol(isopropanof), atau butyl alcohol (butanof). Lekatan NC atauNC-powder wetted with alcohol ini memiliki kandungan alkohol sebesar 30% sedang nitroselulosenya 70%. Lekatan NC ini harus disimpan hati-hati karena sangat mudah terbakar. Di samping nitroselulose yang berbahan selulose, masih banyak turunan lainnya, tergantung pada pencampuran atau pereaksian bahan selulose tersebut, misalnya

dengan ester yang berasal dari asam anorganik, ester yang berasal dari asam organik, sehingga berturut-turut terdapat prcduk berbahan selulose sebagai berikut : 1. Ester dari asam anorganik adalah celulose nitrate (NC). 2. 3. Ester dari asam organik adalah selulose asetat atau celulose asetat butyrate (CAB) Ether, mempunyai turunan methylcellulose, ethylcellulose, hydroxyethylcellulose.

Bermacam-macam resin turunan selulose tersebut telah banyak dikembangkan semua dan berperan penting sebagai bahan industri serta merupakan bahan utamaindustri dalam cat dan bahan reka oles. Namun, dari semua turunan produk selulose, loseselu nitrate atau nitroseluloselah yang paling sukses, paling ekonomis, serta paling luas digunakan dalam industri cat m asa kini. Dalam aplikasinya, resin NC tidak dapat digunakan tunggal karena mempunyai sifat rapuh atau m embentuk lapisan film yang getas. Oleh karena itu, harus ada bahan penambah (additive),yaitu sejenis minyak nondrying,yang mem punyai kedalaman minyak pendek misalnya minyak kelapa, minyak jarak, asam lemak sintetik. Dengan penambahan minyak nondrying itu, lapisan film yang terbentuk menjadi lentur serta elastis nam un cukup keras sebagai pelapis dan pelindung benda kerja. Minyak penambah sifat lentur biasa disebut plasticizer. Selulose nitrat pertama kali ditemukan oleh beberapa orang ahli kimia pada awal abad ke-19, yaitu Braconnet dari Perancis (1833), Schonbein dari Swis (1845), dan Parkes dari Inggris (1855). Pada awalnya, Parkeslah yang memp'oduksi selulose nitrat serta mengkomersialkan sebagai bahan reka oles. Pada tahap awal itu, perkem bangan kualitas teknik bahan itu sangat lambat karena keterbatasan bahan pelarut (solvent) yang dipakai sebagai pengencer (thinner). Situasi kurang menggembirakan pada awal resin nitroselulose mulai tersingkap sejak pelarut amil asetat (am yl acetat) ditemukan oleh J.H. Stevens dari Amerika Serikat (1882). Dengan penemuan amil asetat, terjadilah perubahan besar-besaran dalam dunia industri bahan reka oles, khususnya industri lak nitroselulose modern. Amil asetat merupakan pelarut aktif dari NC dengan penguapan lambat. Permukaan lapisan film nitroselulose menjadi lebih mengkilap, halus, licin serta rata. Demikian pula, permukaan lapisan cat tidak kusam dan tidak mengabut (blushing). Dengan adanya amil asetat ini, permintaan pengecatan mobil dan mebel dengan bahan selulose nitro menjadi tinggi. Bisa juga dimulai penggunaan conveyor atau ban berjalan bag! pabrik berskala besar dengan sistem cepat kering oleh bahan reka oles nitro selulose ini.

Dibandingkan bahan reka oles lainnya, seperti politur, sintetik resin alkid enamel, dan vernis kopal, cat dan vernis berbahan resin NC ini lebih unggul dalam penampilan hasil reka olesnya. Dem ikian pula cat baru ini lebih ekonom is bila diperhitungkan dari sisi nilai manfaat dan biaya yang dikeluarkan guna aplikasinya. Singkatnya waktu untuk menyelesaikan reka oles atau finishing kendaraandengan NC merangsang pula peningkatan industri mobil. Di sisi lain, dengan cepat dan luwesnya proses reka oles nitroselulose di industri dalamperabot, meningkat pula produktivitas. Terangsang juga pengembangan tivitas krea pengaplikasian reka oles nitroselulose, seperti multi step reka oles Am (American erika style finish), cat berum ur tua (Ageing-paint), reka oles klasik masa ke m asa (period finish). Masih banyak lagi kreativitas reka oles dari bahan nitroselulose. yang akan kita bahas dalam bab dan bagian tersendiri. Di dalam perdagangan resin untuk bahan industri, terdapat dua macam kualitajs resin nitroselulose, dari tingkat kekentalan rendah hingga tingkat kekentalan sangat, tinggi. Nitroselulose dengan tingkat kekentalan tinggi dipakai untuk pengecatan barang-barang yang tidak kaku, misalnya kulit dan tekstil. Nitroselulose dengan tingKat kekentalan rendah dipakai dalam pembuatan cat lak atau cat duko dengan campuran kadar padat yang tinggi, tetapi mudah diencerkan untuk memenuhi ketebalan film sesuai dengan yang ditetapkan oleh ketentuan penyemprotan. Di Indonesia, cat nitroselulose dipakai untuk reka oles perabot duko dan untuk reka oles ulang atau refinish pada mobil dan kendaraan yang cacat akibat tabrakan. Kini perusahaan perakit / karoseri tidak lagi mengandalkan cat duko atau lak yang kering (air udara dry), tetapi telah memanfaatkan cat oven atau baking paint yang cocok untuk cat baru dan tahan lebih lam a bagi mobil yang terkena m atahari dan ultra violet langsung. Mebel atau perabot duko yang berada di dalam ruang tentu m asih banyak memanfaatkan cat lak atau duko ini. Produk Rokoko, Pembeli ekspor, Baroque, terutama perabot reka reproduksi yang oles dari harus zaman direka mutu keemasan oles tingkat dengan tinggi. Chippendale, nitroselulose. Memang ter

Renaissance, kualitas

banyak

menginginkan

dengan

dapat juga finishing lain bagi perabot repro, yaitu precatalisator, melamine, dan poly-. urethane. Namun, NC lebih unggul untuk variasi dan kreasinya, baik dalam pemakaian glaze, poles, NC adalah sehingga sewaktu dan kemungkinan melunak timbul rnemakai dan problem perbaikannya lengket akibat di tempat. terkena bahan dapat yang Beberapa panas kelemahan mudah apabila panas (thermoplastic) 60-80

acapkali diekspor

lengket (sticky) dengan

pembungkusnya mencapai

konteiner,

Untuk itu, dinding kontainer perlu dilapisi dengan bahan peredam panas. Kita dapat

juga

mem ilih

bahan

reka

oles

NC

yang

di

dalam

formulanya

mengandung

bahan

pelicin atauslip agentsehingga tidak saling lengket. Selama aplikasi, penggunaan bahan reka oles nitroselulose tidak menyulitkan dibandingkan apabila kita menggunakan jenis bahan reka oles lain yang terdiri dari dua kom ponen, yaitu resin dasar dan pengerasnya. Kebaikannya terutama pada pembersihannya setelah usai bekerja, serta tidak mengotori lingkungan sekitar ruang sem prot. Karena NC mengering oleh penguapan thinner semata dan terdiri dari bahan satu kom ponen, m aka lekatan yang ada di pistol sem prot dan alat reka oles m udah dilarutkan lagi atau dicuci dengan thinner hingga bersih kembali.

SISTEM NITROSELULOSE NATURAL TRANSPARAN (N3)

PENGISIAN PORI KAYU Gunakan wood filler solvent base maupun water base 5 Amplas nomor 80-180 tunggu kering, amplas habis menit

PELAPISAN PERMUKAAN Sanding sealer NC 30 menit Amplas nomor 400 amplas ringan

PELAPISAN AKHIR Nitroselulose Clear Penampilan gloos, semi, maupun dof Catatan : Ruang yang digunakan untuk pengering an harus bersirkulasi udara baik, meng ingat keringnya dengan cara penguapan

1. Nitroselulose natural transparan


Nitroselulose natural transparan..disebut pula vernis dukop tanpa warna atau NC clear. Disebut natural transparent karena menampilkan pola serat kayu alami dan menunujukan warna asli jenis substrat kayu. Adapun transparent berarti tembus pandang. Hasil reka olesnya bening seperti ditutup kaca. Karena natural transparan atau bening alami, maka hasil reka olesnya secara sepintas hampir sama dengan hasil reka oles politur natural, atau sama penampilannya dengan vernis alkid maupun vernis kopal. Yang membedakan hanyalah kualitas, harga dan kecepatan kerjanya Reka oles nitroselulose natural transparatnt ini mempunyai lapisan film yang halus, licin lebih mengkilap ( dapat pula buram indah, tahan benturan dan kemampuan unutk dipolis baik. Untuk pemakaian reka oles jenis semi pori terbuka, penggunaan NC clear atau transparent ini baik sekali. Ini karena lapisan film yang dibentuk oleh NC sangat tipis serta dapat disemprotkan dengan encer melapisi permukaan kayu berpori kecil atau bertekstur halus sampai dengan sedang, misalnya kayu ramin ( Gonystylus bancanus Kurz ), dammar ( Agathis Borneensis ) pinus ( Pinus mercuusi ) mahoni ( swietenia mahagoni ) jelutung ( Dyera constulata ) eboni ( Diospyros celebica Bakh ) tanpa

menutup kedap. Dengan demikian permukaan benda atau perabot menjadi natural, tidak seperti dilapisi formika atau bersifat karena porinya sedikit masih kelihatan. Tahapan reka oles nitroselulose natural transparan

Aplikasi nitroselulose bening alami ini hampir sama dengan rekave oles rn is kopal dan alkid. Perbedaannya terletak pada alat aplikasinya. W aktu kering vernis kopal dan vernis alkid sangat lambat sehingga dapat diaplikasikan dengan kuas. Waktu |ering vernis NC atau nitroselulose clear sangat singkat sehingga harus disem protkan. Perbedaan lain terletak pada jenis bahan untuk tahapannya. Pada aplikasi kopal vernisdan vernis alkid, cat dasar yang dipakai juga berfungsi sebagai cat akhir ( Sanding sealer berfungsi pula sebagai top coat ). Pada vernis NC dapat juga dilakukan hal yang sama, tetapi pelapisan film harus sangat tipis. Pada vernis NC tidak ada lapisan penyekat atau sanding sealer yang mengandung zat pembangun (exterder) sofiagai lapisan penebal dan lapisan yang mudah diamplas untuk meratakan permukaan kayu. Adapum tahapan sistem aplikasi nitroselulose natural transparan adalah sebagai berikut :

Tahap persiapan permukaan Setiap proses reka oles selalu diawali dengan proses persiapan permukaan kayu, sehingga kayu siap menerima pelapisan-pelapisan berikutnya. Pada tahap persiapan dilakukan pembersihan debu, minyak, gemuk, goresan pensil, cacat rakit, cacat mesin dan cacat kayu, misalnya mata kayu dan cacat retak. Semua kekurangan itu.

MELAMINE
A. MELAMINE NATURAL TRANSPARAN

Reka oles melamine natural transparent atau melamin bening alami. Disebut pula melamine clear, adalah salah satu jenis reka oles yang berbahan baku 2 komponen ( 2K ). Lapisannya mempunyai ketebalan yang bagus, hungga dapat menutup serat kayu. Jarak antara serat

kayu menjadi rata halus. Demikian pula sesuai dengan sebutannya natural transparent, ia memiliki penampilan yang bening hingga warna kayu asli kelihatan alami bahkan makin cemerlang dan hidup. Kayu yang mempunyai tekstur halus dan sedang meminta perbedaan perlakuan,

dibandingkan dengan jenis kayu yang bertekstur kasar dan permukaannya porous. Kayu dengan tekstur kasar dan berpori besar, perlu diisi bubur filler supaya berkurang kemampuan daya serap atau absorbsinya, hingga permukaannya bisa terlapis kedap oleh film melamine, menjadi rata dan licin. Adapun yang bertekstur halus, tak memerlukan pengisian pori kayu. Tahapan langkahnya menjadi iebih singkat. Yang paling penting dalam_pengisian pori - pori kayu itu ialah bubur filler harus sama warna dengan kayu alaminya. Cara yangte rba ik , mencampur bubur filler dengan pigmen. Dapat juga digunakan wood stain (warna bahan aniline yang tak punya endapan, larut dalam thinner) sampai cocok.dengan warna kayu. Kesalahan yang sering terjadi, setelah disemprot dengan melamine clea r atau bening, warna kayu menjadi cerah karena perubahan atau pemuliaan warna pada permukaan kayu, sehingga dempul atau filler yang mengisi pori kayu tidak sesuai lagi warnanya, kadangkadang menjadi Iebih muda dan meng ganggu penampilan serta memperburuk gambar pola serat. Untuk mencegah hal tersebut, perlu dilakukan pengontrolan warna dengan metode pembasahan Aplikasikan bubur filler yang telah kita anggap cocok warnanya pada permukaan sepotong kayu contoh. Setelah kering, amplas bersih dengan kertas amplas nomor 240, sehingga tinggal filler saja yang ada di dalam pori-pori kayu.Kemudian, usapkan thinner yang lambat kering atau teak oil ke atas permuka'an kayu yang diisi filler tadi, sehingga tampak basah seperti disemprot melamine. Maka itu, akan terjadi perbedaan warna, filler akan kelihatan muda. Padahal sebelumnya filler kelihatan sama dengan kayu. Dengan demikian, kita perlu memperbaiki warna filler, dengan mengurangi atau menambah pigmen dan wood stain. Selanjutnya cek ulang hasil pewarnaan yang baru dengan usapan teak oil lagi, sehingga di bawah usapan teak oil atau pun thinner yang lambat kering, warna filler bisa sama dengan kayu bendakerja . Apabila warna filler dan kayunya sudah sama,

SISTEM MELAMINE NATURAL TRANSPARAN

PENGISIAN PORI KAYU Gunakan wood fille r solvent base atau water base, sesuai warna kayu

Amplas dengan 80-180 no.

5 amplas habis

menit

PELAPISAN ANTARMEDIA Gunakan molamine sanding sealer

Amplas nomor 240320

4 rata

jam

amplas

PELAPISAN AKHIR PERMUKAAN Gunakan melamine clear, penampilan gilap, semi, mat Catatan :

Ruang harus ada sirkulasi dan dihindarkan dari debu dan lalu lalang orang Perbandingan campuran antara base dengan hardener 10:1 Top coat dapat diulangi dengan diamplas dahulu dengan amplas nomor 400

Penyamaan warna dapat dilakukan dengan larutan kimia, sehingga kayu menjadi pucat dan muda serta seragam penampilannya. Proses itu disebut pemucatan (blea-ching) Carayang kedua, kayu bukan dimudakan m elainkan kayu yang berwarna muda disamakan warnanya dengan kayu terasnya, atau dituakan dengan wood stain yang berwarna kuning atau hijau kekuningan sehingga memiliki nuansa sama. Tahap ini.disebut juga dengan sap stain. Sebelum masuk ke tahap kedua, sebaiknya kita bahas dulu cara pemudaan atau pemucatan kayu tersebut. Pemudaan warna kayu Memudakan warna kayu berarti merusak warna alami pada permukaan kayu, demi menyeragamkan dengan warna kayu lainnya dalam satu bidang. Bahan pemuda warna adalah bahan kimiawi yang berpengaruh padaz a t-z a t kayu melalui proses oksidasi atau reduksi. Pemudaan warna kayu yang terlalu kuat, mengakibatkan kayu kehilangan keindahan alaminya. Langkah seperti itu sedapat mungkin dihindari. Pemudaan warna kayu yang berkandungan ekstraktif tinggi Pada kayu yang kaya kandungan e kstra ktif, untuk pemudaan warna dapat digunakan bahan asam oksalat (COOH), garam klee (H..C,,O,) atau asarn citron. Bahan dilarutkan ini dalam air panas, dengan komposisi 30-50 gr. dalam liter 1 air, hangatkan serta.oleskan pada permukaan bidang permukaan kayu sampai jenuh benar. Bahan pemuda kayu menimbulkan reaksi reduksi kimia, sehingga kayu menyerap zat asam. Zat warna kayu lepasdari ikatannya dan larut dalam pencucian. Bidang yang dimuda k an warna kayunya tersebut, kemudian dicuci dengan air dingin selagi masih basah. Tujuan pencuciannya ialah melarjtkan zat warna kayu serta bahan pemuda kimiawi hingga kelak tidak merusak bahan peiapis akhir reka oles.

Pemudaan warna kayu dengan hidrogen peroksida Hidrogen peroksida (H yang keras. Bahan ini 2O2), bagi seorang tukang reka oles, adalah bahan pemucat menyebabkan oksidasi kimiawi, sehingga kayu menjadi kaya akan asam. Zat warna dalam kayu terkena asam berubah dan menjadi lebih muda warnanya. Hidrogen peroksida dijual sebagai zat pelarut dengan kadar 35%. Untuk menjaga agar bahan pemucat ini tidak rusak, dicampurkan asam phospat atau asam belerang (H 2S0 4), sebagai stabilisator. Dengan menambahkan 5% cairan amoniak (NH 3) ke dalam larutan hidrogen peroksida, maka stabilisator menjadi bebas dan larutan siap dioleskan. Pada pengerjaan benda kerja yang berukuran kecil, campurkan larutan hidrogen peroksida dengan amoniak dalam sebuah cawan atau gayung plastik, sebelum ngerjaan. pe Bahan pemucat langsung dioleskan merata dengan kuas yang tidak mema kai keling logam, atau dengan bunga karang alam (foam), sehingga jenuh pelapisan permukaan. Hilangkan bahan pemucat yang berlebihan setelah sedikit bereaksi. bahan pemucat tidak boleh dipakai lagi setelah 15 menit, karena mulai berbuih dan tidak reaktif atau hilang daya pemucatnya. Setelah kayu dimudakan, untuk menghindarkan kerusakan selanjutnya, maka kayu yang dimudakan harus dikeringkan minimal 12 jam pada suhu ruang. Dengan temperatur ruang yang ditinggikan, waktu pengeringan akan menjadi lebih singkat. .Ada dan beberapa bekas zat Oleh hal yang perlu masih dalam diperhatikan. basah, segala maka hal, Apabila waktu itu pengeringannya menimbulkan pengeringan ; kurang

pemucat sebab itu,

pemucat

kerusakan yang baik

pada bahan reka oles, kertas, kain, dan foto yang ada di atas kayu yang dimudakan warnanya. perhatikanlah pada benda kerja yang dimudakan dengan zat kimiawi.

Hidrogen peroksida bersifat menyengat kulit. Percikan yang masuk ke dalam dapat mata menyebabkan cacat yang berat. Pada semua pekerjaan dengan hidrogen peroksida, harus dikenakan sarung tangan karet, kacamata pelindung, dan penutup rambut. Bunga karang dan kain lap yang mengandung bahan ini dapat meny'ala sendiri. Hal ini bisa terjadi pada serbuk gergaji yang terkena tumpahan bahan pemucat warna hidrogen peroksida ini. Perkakas yang dipakai harus disiram dengan air dengan leluasa. Usahakan jangan menggunakan pemucat warna yang keras ini, kalau tidak terpaksa. Lebih baik gunakan pemucat warna asam oksalat, asam citron atau lebih baik samakan dengan wood stain saja yang lebih aman.

Dewasa ini banyak sekali orang menggunakan hidrogen peroksida tetapi tidak memahami prosedurnya dengan baik sehingga dapat membahayakan diri sendiri lingkungannya. dan Perlu diingat bahwa kayu jati tidak gampang dimudakan dengan hidrogen peroksida. Sebaliknya, kayu lain misalnya sungkai dan kayu karet dengan mudah menjadi putih. Setelah diseragamkan warnanya, seperti reka oles lainnya, kayu perlu dibersihkan dari bahan-bahan pengotor dan minyak. Sebelum pemudaan atau pewarnaan kayu muda menjadi terasstain), (sap bidang permukaan kayu harus diamplas dahulu dengan amplas nomor 80-180, sehingga cacat-cacat mesin dan cacat rakit seperti bekas sayat gergaji dan cacat pukul karena perakitan, dapat diratakan dulu. Setelah warna kayu mentah sama, bebas dari lelehari lem, bebas dari corat-coret pensil dan tidak ada bekas amplas yang melintang, barulah dapat dilanjutkan tahap yang kedua. b. Tahap pengisian pori-pori kayu Seperti apa yang telah diuraikan pada awal pembahasan reka oles melamine natural transparan ini, tidak semua kayu perlu mendapat perlakuan pengisian pori-pori ngan de bubur filler. Khusus kayu yang teksturnya kasar dan berpori besar saja yang memerlukan tahnpan ini. Pengisian pori ini dilakukan dengan bubur filler yang sudah disesuaikan dengan warna kayunya. Jenis bubur filler yang digunakan boleh yang berpelarut air ataupun yang larut dalam thinner. Yang terpenting ialah waktu kering dan setelah penyemprotan warna melamine transparan sama dengan warna alaminya. kayu Peralatan yang digunakan seperti biasa : wood filler yang dapat dilarutkan dengan air dan kain bekas (perca). Gosokkan dan tekan rata sehingga pori terisi dengan kenyang. Setelah pori terisi padat, gosok sisa lebihan f i l l e r sehmgga bersih dan kering kembali. Dengan demikian, tidak perlu diadakan pengamplasan untuk pembuangan lebihan filler. Cara yang kedua, tekan filler dengan pisau kape atau sekerap tembok yang elastis, sehingga filler padat mengisi setiap pori yang terbuka. Kemudian. amplas lebihannya dengan kertas amplas nomor 180-240, searah dengan serai kayu. Ulangi lagi peng isian pori-pori yang belum te ris i padat, dengan cara mengamati seluruh permukaan sehingga tak ada yang te rle w a tk a n . c. Pelapisan antarmedia (sanding sealer)

Tahap ketiga ini merupakan tahap pelapisan antannedia. ya itu a n ta ra media kayudan media film melamine yang akan disemprotkan pada tahap akhir. Pelapisan antar media ini disebut juga pelapisan sanding sealer,yang berarti penyekat atau pengunci yang dapat diamplas, membantu pula meratakan permukaan kayu.

Sanding sealer dibuat dari bahan melamine, dengan penambahan sanding ageni, umumnya sipernat atau tepung kaca, sehingga setelah menjadi film kering tak berwarna atau bening akan tra n s p a ra n seperti halnya kaca. A p lik a s in yadengan pistol semprot biasa, bertabung a tas ata u bertabung bawah, baik yang k o n v e n s ion a lmaupun airless, air assisted maupun e le k t r o s t a tik .Demikian ju g a dapat d ig u n a k a n rol pelapis dan tirai alir. Kekentalan p e n ye m p ro ta nb e rk is a r a n ta ra 1 2 , 5 - 1 3 . 5 d e tik . denganukuran mangkuk kekentalan Ford 4. Perbandingan campuran antara sanding sealer dengan pc ng em sn ya adalah 10 ; 1 . Kemudian, baru diencerkan dengan thinner Sampai kekentalan yang telah ditetapkan. Pada suhu ruang, pengeringan akan berjalan sedang, tetap i pada ruang dengansistem pemanas (40 C-80 C), pengeringan berjalan cepat. kuraiig le'pih 1-2 jam. Apabila ingin mudah diamplas. sebaiknya tunggu hingga 4jam kering angin. Denganrnenunggu semalam, pengamplasan bisa renyah. Pengamplasan dilakukan dengan landasan kayu atau dengan menggunakan mesin amplas listrik. Mesin amplas pneumatik bisa digunakan asal dipilihkan Jenis yang orbital atau amplasb erge tar putar. Ukuran amplas yang paling baik adalah nomor 240-320. Problema yang paling sering dialami dalam proses sanding se a le r ini adalah terjadi nya gelembunggelembung udara yang muncul dipermukaan sanding. Munculnya gelembung-gelernbung ini disebabkan oleh penyemprotan pada pagi hari. Pada waktu matahari mulai terbit dan memanas udara, tekanan udara dalam kayu dengan udara di luar sangat berbeda. Udara dalarn kayu mengalir keluar untuk menyamakan tekan annya dengan udara luar. Pada saat itu, kayu sedang disem prot sanding sealer yang lengket dan cepat kering. Udara yang keluar mendorong apisan film sanding sealer yang hampir kering sehingga terbentuk gelembung udara Setelah permukaan kering, kemudian diamplas, akan terlihat kawah-kawah bekas gelembung yang ter'potong oleh gosokan kertas amplas. Cacat seperti ini sulit diperbaiki. Apabila kawah itu tidak terlalu banyak, dapat dilakukan perbaikan dengan mengisi kawah-kawah tadi dengan wood filler yang warnanya telah disamakan terlebih dahulu dengan warna kayu aslinya. Untuk mengatasi itu, adakan penyemprotan sanding sealer siang hari atau hari. sore Setelah itu, hasilnya dapat diinapkan untuk mengering semalam, sehingga renyah amplasannya dan tidak timbul cacat gelembung.

Beberapa perusahaan yang merasa perlu mengantisipasi munculnya gelembung, udara akibat perbedaan suhu, membuat ruang pemanas untuk menghangati kayu sealer. Pemanasan dilakukan selama 15.-30 menit pada, suhu 40C. Hasil tahap ketiga ini yang terbaik, ialah apabila tahap sanding sealer dilakukan dua kali. Setelah proses penyemprotan pertama kering dan diamplas, dilakukan pengontrolan ulang hasilnya. Apabila masih ada pori cacat ampias sampai kelihatan kayunya dan ada cekungan, oleskan filler sewarna dengan kayunya sebagai dempul. Boleh juga digunakan dempul polyester atau wood filler yang dipakai pertama diper-, kental. S e te lah diamplas rata. ulangi lagi penyemprotan sanding sealer tipistipis saja. Untuk pengamplasan gunakan kertas ampias nomor 400. d. Pelapisan melamine akhir (melamine top coat) sebelum disemprot sanding

Pelapisan a khir dapat dilakukan dengan pistol senprot yang halus atomisasinya. Umumnya dipilih diameter lubang pancar (nozzle) 1,2 - 1.5 mm. Usahakan keseimbangan antara kecepatan semprot dengan volume bahan melamine yang keluar, dan antara bahan dan tekanan angin. Buatlah jarak penyemprotan selalu bersudut ko n sta n .J a ra k berkisara n ta ra 15-20 sentimeter. erhatikan selanjutnya Cara me nyemprot yang benar. Penampilan reka oles melamine natural transparan ditetapkan dalam tahapanini, akhir apakah gilap, semi gilap, satin atau dof, tergantung pada pemilihan jenis mela m in e :. i Pelapisan akhir reka oles melamine transparan ini harus dilakukan dengan cermat sekali. Hindarkan penyemprotan di ruang yang berdebu. Harus tersedia sirkulasi udara yang baik karena penguapan formalin pedas rasa dan baunya. Penyimpanan sementara benda kerja yang baru saja disemprot, harus di ruang tanpa banyak lalu lintas orang yang dapat menimbulkan penghamburan debu, bulu tekstil pakaian dan rarnbut. Sangat ideal apabila tersedia ruang yang tertutup dan dilengkapi dengan pemanas mencapai suhu ruang 40C. Melamine mempunyai sifat mengeras apabila lingkungannya panas (thermoset'ing). Proses pengeringan dipercepat. Gunakan th in n e r melamine yang dianjurkan pabrik cat atau thinner yang sepadan asal hasil akhirnya tidak timbul lubang renik (pin hole).Tidak boleh juga terjadi pengabutan ke tika thinner dicampurkan dengan melamine clear. Bila warna campuran memutih. berarti thinner tidak cocok atau tidak kompatible, sehingga mengakibatkan hasil yang rapuh. mudah mengelupas. rnudah pecah-pecah dan menyebabkan penampilan lapisan film kusam dengan kegilapan yang tidak rata.

Umur cam puran sangat tergantung pada suhu lingkungan, pada umum nya berkisar antara 12 jam. Selebihnya campuran sudah tak dapat dipakai. Supaya sisa campuran tidak m ati atau m engental seperti agar-agar (gel) sehingga takm u n c jk in dilarutkan lagi, tam bahkan thinner yang baru sehingga m emperlambat pengentalan. Keesokan harinya, kekentalan dapat diperbaiki sehingga siap untuk m enyemprot kembali. Cara lain untuk memperpanjang um ur cam puran, yaitu dengan menyimpannya di dalam lingkungan yang dingin, dalam kulkas misalnya. Keesokannya tambahkan campuran yang baru. Masih ada hal yang perlu diperhatikan. Sebelum dipakai, campuran harus disaring dahulu. Penyaringan dilakukan dengan kawat ayak (mesh) yang halus. Atau dapat pula kita gunakan kaus stocking wanita, yang dipotong kecil-kecil, diselubungkan pada tabung pralon yang dipotong. Alat itu dapat dipakai secara tetap, sebagai alat saring. Agar awet, rendam di dalam thinner begitu usai dipakai

MELAMINE A. MELAMINE NATURAL TRANSPARAN Reka oles melamine natural transparan atau melamine bening alami, disebut pula melamine clear adalah salah satu jenis reka oleh yang berbahan baku 2 komponen (2K). Lapisannya mempunyai ketebalan yang bagus, hingga dapat menutup serat kayu. Jarak antara serat kayu menjadi rata halus. Demikian pula, sesuai dengan sebutannya natural transparan, ia memiliki penampilan yang bening hingga warna kayu asli kelihatan alami bahkan makin cemerlang dan hidup.

B. MELAMINE WARNA

FINISHING FANCY

FINISHING K

TUGAS KECIL I

1. Materi Tugas

Membuat hasil laporan survei ke lapangan tentang disain interior ruang pertokoan di mall - mall atau plaza.

Pengamatan unsur elemen Dl - Pengamatan Sirkulasi - Pengamatan Furniture - Pengamatan penguram dan pengudaraan AC

2. Tujuan

Sebagai studi banding dan pemahaman lebih mendalam terhadap disain interior pertokoan. Diharapkan mempermudah malasusim di dalam perancangan disain interior pertokoan serta membuka wawasan lebih luas.

3. Format

Kertas HVS ukuran A 4 diberi Cover dan Jilid.

Anda mungkin juga menyukai