Anda di halaman 1dari 77

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSISI DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

USIA >6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II BATURADEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2010

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (A.M.Keb)

Disusun Oleh : NUR KHAYATI NIM:P17424307230

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN PURWOKERTO JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSISI DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA >6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II BATURADEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2010

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (A.Md.Keb)

Disusun Oleh : NUR KHAYATI NIM: P17424307230

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN PURWOKERTO JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG TAHUN 2010

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul Hubungan Faktor Predisposisi Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi usia >6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun 2010 telah disetujui Sebagai Karya Tulis Ilmiah dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diseminarkan.

Purwokerto, 9 Juli 2010 Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

M. Choiroel Anwar, SKM. M.Kes NIP. 19601129 198207 1 001

Suparmin, SKM, M.Kes NIP. 19670527 198803 1 002

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul Hubungan Faktor Predisposisi Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia >6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun 2010 telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 4 Januari 2010 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Purwokerto, 4 Februari 2010 Penguji I Penguji II

M. Choiroel Anwar, SKM. M.Kes NIP. 19601129 198207 1 001

Mengetahui : Ketua Program Studi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang

Suparmi. S.Pd, S.SiT NIP. 19640323 198603 2 004

iii

PRODI DII KEBIDANAN PURWOKERTO POLTEKKES KEMENKES SEMARANG HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSISI DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA >6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II BATURADEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2010 Xiv, 5 bab, 51 halaman, 15 tabel, 6 lampiran NUR KHAYATI ABSTRAK ASI eksklusif didefinisikan sebagai perilaku dimana hanya memberikan ASI saja kepada bayi sampai umur 6 bulan tanpa makanan dan ataupun minuman lain kecuali sirup obat. Berdasarkan data awal yang dilaksanakan pada tanggal 20 November 2009 di wilayah kerja Puskesmas II Baturaden, didapatkan bahwa dari 10 orang ibu yang diwawancarai terdapat 3 orang mengetahui tentang ASI Eksklusif dan 7 orang tidak mengetahui tentang ASI eksklusif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif, komposisi ASI. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden pada bulan Maret 2010 dengan menggunakan metode penelitian jenis analitik. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode random sampling, dengan teknik pengambilan sampelnya cluster sampling adalah suatu cara pengambilan sampel bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas atau besar. Artinya sampel yang digunakan adalah 48 ibu menyusui yang memiliki bayi usia lebih dari 6 bulan yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi, alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian faktor predisposisi yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif menunjukkan tidak ada hubungan antara umur ibu, pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif. Sehingga diharapkan bagi tenaga kesehatan dan ibu menyusui untuk meningkatkan pengetahuan Ibu tentang pemberian ASI eksklusif yang baik. Kata kunci : pengetahuan ibu,umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pemberian ASI Daftar Pustaka : 18 (2004-2009)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Hubungan Faktor Predisposisi Dengan Pengetahuan ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia >6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun 2010 Penelitian ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, dengan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Sugiyanto, S.Pd, M.App, Sc, selaku direktur Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Semarang. 2. 3. Ibu Bahiyatun, S.Pd, S.SiT, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Purwokerto Ibu Suparmi, S.Pd, S.SiT, selaku Ketua Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Purwokerto 4. Bapak M. Choiroel Anwar, SKM, M.Kes, selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing , mengarahkan dan memberikan dorongan. 5. Bapak Suparmin, SKM, M.Kes, selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan masukan serta semangat. 6. Bapak, ibu dan kakakku atas doa, kasih sayang, dukungan dan semangat yang telah diberikan selama ini. 7. Sahabat-sahabat tercinta yang tidak dapat penulis sebutkan satu per Satu.

8.

Teman-teman seperjuangan angkatan 2007 DIII Kebidanan Purwokerto Poltekkes Depkes Semarang, terimakasih atas kerjasama dan bantuannya.

9.

Seluruh staf dalam lingkungan civitas akademika Politeknik Kesehatan Depkes Semarang Khususnya Program Studi DIII Kebidanan Purwokerto dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-per satu. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat untuk pembaca khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Purwokerto, 29 Februari 2010 Penulis

Nur Khayati

vi

DAFTAR ISI

Halaman judul/sampul....................................................................................i Halaman sampul dalam..........................................................................................ii Halaman Persetujuan..............................................................................................iii Halaman Pengesahan.........iv Kata Pengantaran...............v Daftar Isivi DaftarTabelxi Daftar Gambar...xii Daftar Lampiranxii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.1 B. Perumusan Masalah5 C. Tujuan Penelitian5 D. Manfaat Penelitian.6 E. Keaslian Penelitian.....7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori9 B. Kerangka Teori..26 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep..27 B. Variabel Penelitian28
vii

C. Definisi Operasional...28 D. Hipotesis Penelitian....30 E. F. Ruang Lingkup Penelitian..30 Jenis dan Rancangan Penelitian.31

G. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling.32 H. Instrument Penelitian.35 I. J. Uji validitasi dan Reabilitasi...35 Metode Pengumpulan Data...37

K. Metode Pengolahan dan Analisa Data..37 L. Etika Penelitian..40

M. Jadwal Penelitian41 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Tahap perubahan perilaku menurut Notoatmodjo (2007)...27 Gambar 2.2 Kerangka Teori Hubungan Faktor Predisposisi Dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Baturaden II Kabupaten Banyumas Tahun 2010...29 Gambar 3.1. Kerangka Konsep Hubungan Faktor Predisposisi Dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Baturaden II Kabupaten Banyumas Tahun 2010............................30

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Permohonan menjadi responden Lampiran 2. Persetujuan menjadi responden Lampiran 3. Kuesioner penelitian Lampiran 4. Jadwal penelitian Lampiran 5. Hasil uji reabilitas dan validitas Lampiran 6. Hasil uji chi square

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.Distribusi frekuensi responden menurut umur 2. Tabel 2.Distribusi frekuensi responden menurut tingkat pendidikan 3. Tabel 3.Distribusi frekuensi responden menurut pengetahuan 4. Tabel 4.Distribusi frekuensi responden status pekerjaan 5. Tabel 5. Distribusi frekuensi responden penghasilan 6. Tabel 6.Distribusi frekuensi responden menurut perilaku pemberian ASI di puskesmas Baturaden I Kabupaten Banyumas tahun 2010 7. Tabel 7. Hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan tentnag pemberian ASI ekslusif pada bayi usia > 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun 2010

xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan alamiah yang ideal untuk bayi, terutama pada bulan-bulan pertama. (Soejoningsih,2004) Berdasarkan hasil survei demografi Indonesia bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah 370 per 100.000 kelahiran hidup atau setiap 1 jam terdapat 2 orang ibu meninggal dunia akibat persalinan dan salah satu penyebab kematian bagi ibu adalah perdarahan. Data dari BPS Tahun 2006 total angka kematian bagi ibu di Indonesia mengalami penurunan yaitu menjadi 253 per 100.000 kelahiran hidup, namun angka ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya. Demikian angka kematian bayi (AKB) khususnya angka kematian bayi baru lahir (Neonatal), masih berada pada kisaran 200 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi (AKB) yang tinggi di Indonesia 80%. Berdasarkan survai yang dilakukan oleh Hellen Keller (2002) di Indonesia, diketahui bahwa rata-rata bayi Indonesia hanya mendaptkan ASI selama 1,7 bulan. Padahal, Kajian WHO yang dituangkan dalam Kepmen Kes No. 450 Tahun 2004 menganjurkan agar bayi diberi ASI. Turunya angka ini terkait pengaruh sosial budaya di masyarakat, yang menganjurkan supaya bayi diberi makanan tambahan sebelum berusia 6 bulan. (Prasetyono,2009)

Penelitian terhadap 900 ibu disekitar Jabotabek diperoleh fakta bahwa yang mendapatkan ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5%, padahal 98% ibu-ibu tersebut tidak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI. Sedangkan 70,4% ibu tidak pernah mendengar informasi tentang ASI eksklusif. (Roesli,2005) Alasan ibu untuk tidak menyusui sangat bervariasi. Namun, yang paling sering dikemukakan sebagai berikut : ASI tidak cukup, ibu bekerja dengan cuti hamil tiga bulan, takut ditinggal suami, tidak diberi ASI tetap berhasil Jadi Orang, bayi akan tumbuh menjadi anak yang tidak mendiri dan manja, susu formula lebih praktis, takut badan menjadi gemuk. (Roesli,2005) Alasan utama Ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif yaitu faktor umur, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan lain-lain. Rendahnya keinginan dan pemahaman ibu tentang pentingnya ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kelahiran hidup kelahiran bayinya, hal ini dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan yang dimiliki oleh para ibu mengenai segala nilai plus nutrisi dan manfaat yang terkandung dalam ASI. (Prasetyono,2009) Tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan akan mempengaruhi perilaku masyarakat dibidang kesehatan. Tidak hanya perilaku saja, masih ada faktor-faktor lain. Pengetahuan juga akan turut menentukan baik buruknya kondisi lingkungan dan pelayanan kesehatan di suatu masyarakat. Masyarakat dengan tingkat pengetahuan memadai, lebih mudah dibawa dalam perilaku sehat, lebih mampu menciptakan kondisi lingkungan sehat, serta mempu menjangkau pelayanan kesehatan. Pengetahuan seseorang diperoleh melalui berbagai

pendidikan baik formal maupun informal. Pengetahuan juga didapatkan dari pengalaman selama hidup seseorang. (Notoatmodjo,2003) Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di tempat yang akan dilakukan penelitian. Diperoleh data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas pada periode bulan januari sampai bulan desember tahun 2009 cakupan ASI eksklusif masih sangat rendah, sedangkan cakupan ASI eksklusif di wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden adalah 316 orang ibu menyusui. (Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, 2009) Dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 20 November 2009 di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden pada 10 ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 6 bulan sampai 12 bulan di desa wilayah kerja Puskesmas II Baturaden. Dari 10 ibu yang diwawancara tentang pemberian ASI Eksklusif 7 ibu menjawab tidak memberikan ASI secara eksklusif dan hanya 3 ibu yang memberikan ASI Eksklusif, beberapa alasannya umur ibu masih muda dan belum berpengalaman, ibu bekerja, pengetahuan ibu dan faktor lainnya. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian ASI di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden masih sangat rendah dan dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Faktor Predisposisi dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia lebih dari 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Tahun 2010. Karena umur, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan.masih cukup rendah dan akan lebih mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayinya. Sedangkan kebiasan sangat sukar untuk

diteliti dan terlalu luas. Faktor pendukung (kader, orangtua, penyuluhan, tenaga kesehatan tidak diteliti karena bidan desa sudah berada di setiap desa ada satu bidan desa minimal dan memiliki kader dan biasanya penyuluhan sudah sering dilakukan oleh bidan saat di Pusyandu-posyandu setempat). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, permasalahan pokok penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan : adakah hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan Ibu tentang pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun 2010. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun 2010. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan pengetahuan Ibu tentang pemberian ASI Eksklusif bagi bayi b. Mengetahui hubungan antara umur dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif bagi bayi c. Mengetahui hubungan antara pendidikan ibu dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif bagi bayi. d. Mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif bagi bayi.

e. Mengetahui hubungan antara penghasilan keluarga dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Bagi masyarakat Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif. 2. Bagi instasi tempat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bidan atau tenaga kesehatan dalam memberikan penjelasan tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif untuk bayi 3. Bagi pemerintah Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan

kebijaksanaan yang baru tentang hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi. 4. Bagi pengembangan IPTEK dan Almamater Sebagai sumber refrensi dan bahan bacaan di perpustakaan di instansi pendidikan, terutama tentang hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi. 5. Bagi peneliti Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI

eksklusif pada bayi. Dan sebagai penerapan ilmu yang telah didapatkan di pendidikan. E. Keaslian Penelitian Tabel 2.3 Keaslian Penelitian Yang Telah Pernah Ada Sebelumya
N o 1 1 Nama 2 Hasrimayana (2009) Judul 3 Hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja puskesmas kedawung IISragen Tujuan 4 Mengetahui hubungan antar sikap ibu dengan pemberian ASI ekslusif Di wilayah kerja puskesmas kedawung IIsragen Populasi dan Sample 5 Semua ibu menyusui Jenis Penelitian 6 Analitik Variable Penelitian 7 Variabel bebasnya adalah sikap ibu sedangkan variabel terikatnya adalah pemberian ASI ekslusif Hasil 8 Terdapat hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI Ekslusif di wilayah kerja puskesmas kedawung II Sragen Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan motivasi memberikan asi eksklusif pada ibu melahirkan

2.

Mulyaningsih (2000)

Hubungan antara tingkat pendidikan dengan motivasi memberikan ASI ekslusif pada ibu melahirkan di RSUD Dr.Moewardi Surakarta Hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan pemberian ASI Eksklusif

Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan motivasi memberikann ASI ekslusif pada ibu melahirkan

Semua ibu yang melahirkan

Studi deskritif dan anlisis

Variabel bebasnya adalah tingkat pendidikan, motivasi sedangkan variabel terikatnya pemberian asi eksklusif

3.

Nur khayati (2010)

Mengetahui hubungan antara faktor predisposisi dengan pengetahuan pemberian ASI eksklusif

Semua ibu menyusui yang memiliki bayi usia lebih dari 6 bulan.

Studi analitik

Variabel bebasnya adalah umur, tingkat pendidikan pekerjaan, penghasilan

Tidak Ada hubungan antara umur , pendidikan, pekerjaan, penghasilan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI 1. Pengertian pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setalah orang melakukan Pengindraan terhadap suatu objek tertentu. pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmojo,2007) Penilaian pengetahuan dapat dilihat dari setiap item pertanyaan yang akan diberikan peneliti kepada responden. Menurut Arikunto (2002), kategori pengetahuan dapat ditentukan dengan kriteria : (a) Baik (b) Cukup (c) Kurang : jika pertanyaan dijawab dengan benar 76-100 % : jika pertanyaan dijawab dengan benar 56-75 % : jika pertanyaan dijawab dengan benar < 56 %

Ibu yang berpengetahuan rendah maka akan mempengaruhinya dalam berperilaku sehat maka ibu yang pengetahuannya rendah akan membuat ibu untuk memberikan ASI pada bayinya walaupun ibu tidak tahu manfaat yang terkandung dalam ASI tersebut, sedangkan ibu yang pengetahuannya tinggi maka akan membuat ibu tersebut untuk memberikan asi pada bayinya karena ibu merasa gizi bayinya tidak cukup bila hanya diberikan ASI saja tanpa makanan tambahan apapun.

2. Air Susu Ibu (ASI) a. Pengertian ASI Menurut Depkes (2006) ASI adalah makanan yang terbaik dan alamiah untuk bayi. ASI adalah cairan hidup yangmengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, virus, parasit, dan jamur. ASI merupakan sumber energy gizi yang sangat ideal dengan komposisi simbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi (Roesli,2007). ASI eksklusif adalah sebagai konsumsi dan asupan makanan bagi bayi, asupan makanan tersebut adalah Air Susu Ibu tanpa suplemen jenis apapun baik itu air juice, makanan dalam bentuk apapun kecuali untuk vitamin, mineral, dan pengobatan. Selain definisi diatas ASI eksklusif juga didefinisikan sebagai perilaku dimana hanya memberikan ASI saja kepada bayi sampai umur 6 bulan tanpa makanan dan ataupun minuman lain kecuali sirup obat. (Baskoro,2008) b. Manfaat Air Susu Ibu (ASI) Bagi bayi enam manfaat terpenting dari menyusui yaitu : a) Memperoleh nutrisi terbaik ASI mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan oleh bayi. Tidak ada satu pun susu formula yang dapat menggantikannya.

(Suryoprajogo, 2009) ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun

kuantitasnya. Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai diberi makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia 2tahun atau lebih. (Roesli,2000) b) Daya tahan tubuh lebih baik Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat immunoglobulin (zat kekebalan) dari ibunya melalui ari-ari. Namun, kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif pada waktu berusia sekitar 9 sampai 12 bulan. Pada saat kadar zat kekebalan bawaan menurun. Sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat kekebalan pada bayi. Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila bayi diberi ASI, karena ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, bakteri, virus, parasit, dan jamur. (Roesli,2000) c) ASI meningkatkan kecerdasan Interaksi ibu dan bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sisitem saraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi. (Suryoprajogo, 2009)

10

d) Pemberian ASI meningkatkan jalinan kasih sayang. Bayi yang sering dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. Bayi juga akan merasakan aman dan tentram, terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang ia telah kenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindungi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik. (Roesli,2000) c. Keuntungan ASI bagi ibu a) ASI mengurangi perdarahan setelah melahirkan Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan akan berkurang, karena pada ibu hamil terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna untuk kontraksi atau penutupan pembuluh darah, sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan. b) ASI mengurangi terjadinya anemia Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia karena kekurangan zat besi. Menyusui mengurangi perdarahan. c) ASI menjarangkan kehamilan Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil. Selama ibu member ASI dan belum haid, 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96 % tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.

11

d) ASI dapat mengecilkan rahim Kadar oksitosin ibi hamil yang meningkat akan sangat membentu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat dibandingkan pada ibu yang tidak menyusui. e) ASI mengurangi kemungkinan menderita kanker Pada ibu yang memberikan ASI umumnya kemungkinan menderita kanker payudara. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui akan mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara. Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudara akan berkurang sampai sekitar 25%. f) ASI lebih ekonomis Dengan memberian ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula. Selain itu, pemberian ASI juga menghemat pengeluaran untuk berobat bayi. g) ASI tidak merepotkan dan menghemat waktu ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan. Pemberian susu botol akan lebih merepotkan terutama pada malam hari. h) ASI praktis ASI mudah dibawa kemana-mana sehingga saat berpergian tidak perlu membawa berbagai alat untuk minum susu formula. ASI dapat

12

diberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan siap dimakan atau diminum. Serta dalam suhu yang selalu tepat. i) ASI memberikan kepuasan bagi ibu Ibu yang berhasil memberikan ASI akan merasakan kepuasan, kebanggaaan, dan kebahagiaan yang mendalam (Roesli,2007) Menurut Utami Roesli (2007), ASI bersifat khas untuk bayi karena susunan kimianya, mempunyai nilai biologis tertentu dan mempunyai subtansi yang spesifik pengeluaran ASI dapat dibedakan atas : 1) Kolostrum a) Berwarna kuning, jernih dengan protein berkadar tinggi. b) Mengandung : immunoglobulin, laktoferin, vitamin (A, E, K, dan D), lemak dan laktosa. c) Pengekuaran kolostrum berlangsung sekitar, dua atau tiga hari dan diikuti ASI yang mulai berwarna putih. 2) ASI Transisi ASI antara mulai berwarna putih bening dengan susunan yang disesuaikan kebutuhan bayi dan kemampuan mencena usus bayi. 3) ASI Matur Pengeluaran ASI penuh sesuai dengan perkembangan usus bayi, sehingga dapat menerima susunan ASI sempurna.

13

3. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif a. Umur Abu Ahmadi (2001), juga mengemukakan bahwa memeng daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat pengetahuan akan berkurang orang yang lebih muda mempunyai daya ingat yang lebih kuat dan kreaktivitas tinggi dalam mencari dan mengenal sesuatu yang belum diketahui

dibandingkan dengan orang yang lebih tua. Disamping itu kemampuan untuk menyerap pengetahuan baru lebih mudah dilakukan pada umur yang lebih muda karena otak berfungsi maksimal pada umur muda (Nursalam dan Pariani, 2001). Menurut manuaba (1998) usia reproduksi dibagi menjadi dua reproduksi sehat umur 20-35 tahun dan reproduksi tidak sehat umur <20 tahun dan >35 tahun. Ibu yang mampu menerima dan mengerti informasi yang diberikan dengan baik cenderung akan memberikan persepsi dan bersikap positif sesuai dengan pemehamannya. (Notoatmodjo, 2002) b. Pendidikan Pendidikan adalah proses pertumbuhan sikap atau tata laku seseorang atau sekelompok dalam usaha mendewasakan manusia upaya pengajaran

14

dan penelitian, proses, cara, pembuatan, dan mendidik (Kamus Besar Indonesia, 2002). Menurut Yulizar (2004) di pedesaan banyak wanita ya g tidak mementingkan pendidikan karemna mereka berpendapat seseorang wanita dilahirkan untuk mengurus suami, anak, keluarga serta rumah, sehingga pengetahuan mereka tentang pemberian ASI eksklusif sulit diperoleh. Sedangkan di perkotaan kebanyaakan berpendidikan tinggi, sehingga pengetahuan tentang pemberian ASI Eksklusif lebih mudah diperoleh. Bersdasarkan indikator kesejahteraan rakyat (2007), pendidikan terdiri atas pendidikan formal, jenjang pendidikan formal terdiri atas : 1) SD 2) SMP 3) SMA 4) Perguruan tinggi ASI eksklusif merupakan investasi terbesar bagi bayi, menyusui itu kodrat perempuan. Banyak orang menduga bahwa menyusui itu proses alamiah, tidak perlu dipelajari. Tuhan memang memberikan perangkat kepada perempuan untuk menyusui. Pada tubuh perempuan dewasa terdapat payudara yang diperlukan untuk memproduksi dan memberikan ASI, meskipun demikian untuk bisa berhasil menyusui secara optimal para ibu tetap memerlukan informasi dan pendidikan yang cukup. (Baskoro, 2009)

15

c. Pekerjaan Pekerjaan adalah suatu apa yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan dan sebagainya), tugas kewajiban, hasil bekerja, skala penilaian adalah skala nominal yaitu suatu himpunan yang terdiri dari anggota yang mempunyai kesamaan tiap anggotanya dan memiliki perbedaan dari anggotanya himpunan yang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002) Makin banyak ibu-ibu yang bekerja dan berpendidikan tinggi, sehingga pengetahuan tentang pemberian ASI Eksklusif lebih mudah di peroleh. (Yulizar, 2004) Pekerjaan adalah suatu apa yang dilakukan, diperbuat, dikerjakan, tugas, kewajiban, hasil kerja, perbuatan, pekerjaan dapat digolongkan menjadi : 1) Ibu Rumah Tangga 2) Buruh (Petani) 3) Pedagang (wiswasta) 4) PNS Ibu yang tidak bekerja atau dikatakan sebagai ibu rumah tangga cenderung lebih sering menyusui, dibandingkan ibu yang bekerja (buruh, pedagang, PNS,dll) lebih jarang menyusui atau sama sekali tidak bersedia untuk menyusui karena kesibukkan ibu tersebut. Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI eksklusif. Pengetahuan yang benar tentang menyusui, dan dukungan lingkungan kerja seseorang ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara eksklusif (Roesli, 2007)

16

d. Penghasilan Pendapatan menurut para ahli antara lain Mulyanto Sumardi dan Hans evers (1982), pendapatan atau penghasilan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri. Sedangkan yang dimaksud pendapatan keluarga dalam pene,litian ini adalah pendapatan atau penghasilan yang berupa unag dan barang yang diperoleh orang tua dan anggota keluarga lainnya yang bersumber dari kerja pokok dan kerja sampingan. sehingga penghasilan atau pendapatan dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu penghasilan tinggi, rendah. Sehubungan dengan tingkat penghasilan. (Direktorat Pengupahan dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja dan

Transmigrasi berdasarkan UMR daerah Banyumas) mengelompokkan sebagai berikut : 1) Tingkat penghasilan rendah : < Rp. 670.000,00 2) Tingkat penghasilan tinggi : Rp.670.000,00

Secara ekonomi, ASI jauh lebih murah dan bahkan gratis karena semua ibu yang melahirkan otomatis mampu memproduksi ASI tanpa harus membeli. Hal ini tentu saja akan menghemat pengeluaran keluarga sehingga bisa mempergunakannya untuk hal lain yang lebih penting, biaya kesehatan misalnya. Bahkan, dengan menyusui ASI berarti kita turut melindungi lingkungan karena tidak ada sampah yang terbuang, berbeda dengan menyusui menggunakan botol yang otomatis menghasilkan sampah sisaan

17

berupa botol plastik, dot karet, dan perlengkapan lain yang tidak bisa didaur ulang. (Suryoprajogo, 2009) B. KERANGKA TEORI

Faktor predisposisi 1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. penghasilan

Faktor pendukung 1. Kebiasaan 2. Ketersediaan saran pelayanan Pengetahuan ibu tentang pemberian ASI ekskluisf

Faktor pendorong 1. Kader 2. Orang tua 3. Penyuluhan 4. Tenaga kesehatan

Gambar 2.2

Kerangka Teori Hubungan Faktor Predisposisi Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi usia >6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Tahun 2010 (Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo yang telah dimodivikasi, 2002)

18

BAB III METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Variabel Terikat

Pendidikan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pekerjaan

Penghasilan

Gambar 3.1.

Kerangka Konsep Hubungan Faktor Predisposisi Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usi >6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun 2010

18

19

B. Variabel Penelitian Dalam karya tulis ilmiah ini , peneliti menggunakan 2 variabel yaitu : 1. Variabel terikat (dependent variabel) Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan Ibu tentang pemberian ASI eksklusif 2. Variabel bebas (independent variabel) Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. C. Definisi Operasional Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya. (Hidayat,2009)

20

Tabel 3.2. Definisi Operasional No 1. Variabel Cara Kategri pengukuran Umur kelompok umur Kuesioner 1. <20 tahun pasien ibu 2. 20-35 tahun menyusui yang 3. >35 tahun memiliki bayi usianya lebih dari 6 bulan Pendidikan Merupakan jenjang Kuesioner 1. SD sekolah formal 2. SMP yang pernah 3. SMA ditempuh oleh 4. PT orang tua terutama ibu dan berijazah. Pengetahuan Merupakan tingkat Kuesioner 1. Baik kepahaman (>76%) responden dalam 2. Sedang(76menangkap sesuatu 80%) persoalan atau 3. Rendah pembicaraan <76% Pekerjaan merupakan Kuesioner 1. Buruh aktivitas sehari-hari 2. Pedagang orang tua terutama 3. PNS ibu untuk 4. IRT memenuhi kebutuhan hidup keluarga Penghasilan Merupakan segala Kuesioner 1. Pendapatan bentuk penghasilan tinggi jika atau penerimaan Rp seluruh anggota 670.000,00 keluarga setiap 2. Pendapatan bulanya rendah jika <Rp 670.000,00 Pemberian ASI Ibu menyusui yang Kuesioner - Ya, eksklusif pada memberikan ASI Diberikan ibu primipara saja tanpa makanan - Tidak, tambahan apapun Diberikan Definisi Skala Interval

2.

Ordinal

3.

Ordinal

4.

ordinal

5.

Nominal

6.

Ordinal

21

D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Arikunto,2006) Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ada hubungan antara umur ibu dengan pengetahuan Ibu tentang

pemberian ASI eksklusif pada bayi 2. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan pengetahuan Ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi 3. Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan Ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi 4. Ada hubungan antara penghasilan keluarga dengan pengetahuan Ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi. E. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menentukan ruang lingkup sebagai berikut: 1. Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam hal ini adalah pengetahuan Ibu tentang pemberian ASI eksklusif dengan menitik beratkan pada ibu menyusui yang memiliki bayi umur lebih dari 6 bulan 2. Ruang Lingkup Lokasi Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas tahun 2010

22

3. Ruang Lingkup Waktu Waktu penelitian / pengumpulan data dilaksanakan pada bulan November 2009 sampai Maret 2010. F. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor dengan efek pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada satu saat (point time approach). Artinya subjeks penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. (Notoatmojo,2003). G. Populasi, sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau subyek yang diteliti (Notoatmodjo, 2002). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden sampai periode Desember 2009 sejumlah 316 orang 2. Sampel Menurut Arikunto (2006), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Bila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:

23

a Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana b Sempit luasnya wilayah pengamatan dari subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. c Besar kecilnya yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang risikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik. Berdasarkan pertimbangan diatas, maka peneliti mengambil sampel sebanyak 15% dari jumlah populasi ibu menyusui dalam periode januari sampai desember tahun 2009 di wilayah kerja Puskesmas II Baturaden berjumlah 316 orang sehingga jumlah sampel keseluruhan berjumlah:

Jadi sampel yang dibutuhkan adalah 48 orang menyusui pada periode januari sampai desember tahun 2009 yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas II Baturaden. dengan perhitungannya sebagai berikut : 48=5 10

24

48=6

Jadi jumlah semua sampel adalah 48 orang ibu menyusui yang memiliki bayi umur lebih dari 6 bulan.
Dalam penelitian kebidanan, kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusif , dimana kriteria tersebut menentukan dapat tidaknya sampel tersebut digunakan.

a Kriteria inklusi : Kriteria inklusi adalah menentukan subjek-subjek yang boleh dimasukkan ke dalam sampel penelitian. a) Ibu menyusui yang memiliki bayi umurnya lebih dari 6 bulan b) Bersedia menjadi responden b Kriteria eksklusi : Kriteria eksklusi adalah menentukan subjek-subjek yang harus digusur keluar sampel, kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah a) ibu bayi yang memiliki bayi usia lebih dari 6 sampai 12 bulan yang tidak berada di Wilayah kerja Puskesmas Baturaden II b) tidak bersedia menjadi responden dan tidak bisa membaca.

25

3. Teknik Sampling Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. (Hidayat,20009) Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan cluster sampling. cluster sampling adalah suatu cara pengambilan sampel bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas atau besar. Maka caranya adalah berdasarkan daerah dari populasi yang telah ditetapkan. Cluster dilakukan dengan cara melakukan randomisasi dalam dua tahap yaitu randomisasi untuk cluster atau menentukan sampel daerah desa. Pengambilan sampel secara gugus dalam penelitian ini adalah dengan mengambil rsampel dari setiap desa dengan perhitungan (Notoatmojo,2005) H. Intrument Penelitian Pengambilan data digunakan dengan menggunakan kuesioner tertutup yaitu pertanyaan yang sudah disediakan jawabanya sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan pendapatnya. (Hidayat.2007) Dalam lembar kuesioner juga memuat karakteristik responden yaitu nama, umur, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan dan penghasilan. Lembar kuesioner dibagikan kepada responden dan setelah diisi oleh responden akan dikumpulkan lagi oleh penulis dibantu oleh Bidan dan Kader setempat. Kuesioner yang telah diisi akan dicocokkan dengan masing-masing kunci jawaban yang sudah ada.

26

I. Uji Validitas dan Reabilitas 1. Uji validitas Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benarbenar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2005). uji validitasi disini menggunakan korelasi person product moment dengan rumus :

rxy n
Keterangan : rxy X Y n xy = = = = =

n X2

XY X
2

X n Y2

Y Y
2

koefisien korelasi x dan y atau product moment pertanyaan skor total jumlah populasi skore nilai dari pertanyaan dikali skor total

Item yang dinyatakan valid adalah item dengan hasil r hitung lebih dari r tabel 2. Reabilitas Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.(Notoatmojo,2005). Untuk mengetahui bahwa kuesioner tersebut dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data, maka dilakukan uji reliabilitas dengan kuder Richardson :

Keterangan : K = jumlah item dalam intrumen

27

Pi Qi st

= = =

proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1 1-pi Varians total

Validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan dengan cara uji coba instrutmen yang memliliki karakteristik yang sama dengan Puskesmas Baturaden II yaitu Puskesmas Wangon II Kabupaten Banyumas sejumlah 20 responden. J. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian.(Hidayat,2009), dalam penelitian ini pengumpulan data ada 2 jenis yaitu : 1. Data Primer Data primer adalah data yang diambil langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner yang telah dirancang berdasarkan kebutuhan penelitian. Data primer ini meliputi hasil jawaban responden dari hasil menjawab kuesioner tentang berhubungan faktor prediposisi dengan pengetahuan Ibu tentang pemberian ASI eksklusif di wilayah keja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas tahun 2010. 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dengan cara mempelajari dokumen atau catatan yang ada untuk mengetahui gambaran umum lokasi penelitian (Arikunto,2006). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh

28

dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Puskesmas II Baturaden tentang jumlah ibu menyusui. K. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Metode pengolahan data Setelah semua data terkumpul, data tersebut diolah secara komputerisasi dan disajikan dalam bentuk tabel dan dipresentasikan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.(Hidayat,2009) b. Coding Coding adalah kegiatan memberi kode pada jawaban atau kode tertentu sehingga lebih dan sederhana. Pada tahap ini penulis memberikan kode tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisis data. c. Tabulasi Tabulating adalah memasukkan hasil dari kuisioner ke dalam bentuk tabel. Pada tahap ini jawaban responden yang sama dikelompokkan dengan teliti dengan teratur, lalu dihitung dan dijumlahkan kemudian ditulis dalam bentuk tabel-tabel.

29

2. Analisa data Dalam tahap ini data diolah dan dianalisis dengan teknik-teknik tertentu. Dalam pengolahan ini mencakup tabulasi data dan perhitunganperhitungan statistik. Analisis data dibedakan dalam 3 macam dan dalam penelitian ini menggunakan 2 macam saja sebagai berikut : a Analisis Univariat Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel. Analisis ini digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi eksklusif dan perilaku

pengetahuan ibu tentang pemberian ASI

pemberian ASI . Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi tiap kelas dirubah dalam bentuk persen (%). Perubahan dalam bentuk persen dilakukan dengan membagi frekuensi (F) dengan jumlah hasil skor benar (N) dan dikalikan 100% (Santjaka, 2008). Persentase dibuat dengan rumus :

Keterangan : x F N = Hasil yang dicari = Frekuensi = Jumlah skor benar

30

Analisis Bivariat Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo,2005). Dalam analisis ini dapat dilakukan pengujian statistik dengan Chi Square. menggunakan tingkat signifikansi = 5% nilai P (Probabilitas) yang diperoleh berarti ada hubungan yang bermakna antara dua variabel yang dianalisis tetapi apabila P> berarti tidak ada hubungan antara dua variabel yang dianalisis, dihitung menggunakan (Sugiono,2004) Rumus :

Keterangan : f0 = Frekuensi yang diobservasi fn = Frekuensi yang diharapkan x2 L. Etika Penelitian Kegiatan ini dimulai dengan pemberian izin dari masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden secara tertulis. Sedangkan penelitian ini dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden) Lembar persetujuan diberikan kepada subjek yang akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan serta dampak yang mungkin timbul sebelum dan sesudah pengambilan data jika ibu bersedia = Chi kuadrat

31

diteliti. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak-haknya. 2. Anonimity (tanpa nama) Untuk menjaga kerahasiaan ibu yang diteliti, peneliti tidak mencantumkan namaresponden pada alembar pengumpulan data, cukup memberikan kode pada lembar penelitian tersebut. 3. Confidentiality (kerahasiaan) Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset atau penelitian. M. Jadwal Penelitian Terlampir

32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. KEADAAN GEOGRAFIS PUSKESMAS II BATURADEN Puskesmas II Baturaden merupakan salah satu wilayah kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas dengan luas wilayah 1581127300 Ha. Puskesmas II Baturaden terdiri dari 6 desa yang ada di kecamatan Baturaden. Desa karangsalam merupakan desa yang paling luas yaitu sekitar 50960500 Ha. Sedangkan desa pandak merupakan desa yang paling kecil yaitu sekitar : 8736000 Ha. Letak geografis Puskesmas II Baturaden. Berbatasan dengan wilayah beberapa Puskesmas, yaitu : a. Disebelah utara b. Disebelah selatan c. Disebelah barat d. Disebelah timur : PERHUTANI : Puskesmas Purwokerto Utara : Puskesmas I Baturaden : Puskesmas I dan II Sumbang

Letak Puskesmas II Baturaden 65% merupakan daerah dataran tinggi (Pegunungan) sedangkan 35 % merupakan daerah dataran rendah. Puskesmas II Baturaden sebagian besar berada 25-100 m dari permukaan laut. Luas penggunaan lahan di Puskesmas II Baturaden terdiri dari : a. Tanah sawah : 432.214 Ha : 167621 Ha : 269392 Ha

b. Tanah pekarangan c. Tanah tegalan

32

33

d. Tanah perkebunan e. Tanah hutan f. Tanah kolam

: 5000 Ha : 5180 Ha : 4.073.399 Ha

2. KEADAAN DEMOGRAFI PUSKESMAS II BATURADEN a. Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan data dari statistik Kecamatan Baturaden hasil registrasi penduduk tahun 2009, jumlah penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas II Baturaden 21.492 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 10314 jiwa dan perempuan 13081 jiwa yang tergabung dalam 5004 rumah dan 5254 kepala keluarga (KK). sedangkan jumlah penduduk tahun 2008 sebanyak 20958 jiwa yang terdiri dari 10448 jiwa laki-laki dan 10176 jiwa perempuan. Laju pertumbuhan pebduduk tahun 2008-2009 sebanyak 1,01%. b. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur Jumlah penduduk di Puskesmas II Baturaden tahun 2009 dapat dilihat pada tabel I di bawah ini. Kepadatan penduduk tahun 2009

meningkat 2 jiwa/km dibandingkan dengan tahun 2008.

34

Tabel 4.1 Distribusi jumlah warga laki-laki dan perempuan yang terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas No Kelompok umur (tahun) lakilaki 179 % 53,1 Jumlah Perempuan 156 % 46,29 337 1601 1804 2049 2052 1822 1793 1548 1412 1457 942 1077 705 728 599 1478 620 Lakilaki+perempuan

<1

2 0-4 742 46,34 859 53,65 3 5-9 871 48,28 933 51,71 4 10-14 1018 49,29 1031 50,31 5 15-19 1020 49,70 1032 50,29 6 20-24 941 51,64 881 48,35 7 25-29 932 51,97 861 48,02 8 30-34 757 48,90 791 51,09 9 35-39 636 45,04 785 55,59 10 40-44 739 50,72 718 49,27 11 45-49 460 48,83 482 51,16 12 50-54 437 40,57 640 59,42 13 55-59 234 33,19 471 66,80 14 60-64 272 37,36 456 62,89 15 65-69 234 39,06 365 60,93 16 70-74 996 67,88 482 32,61 17 75+ 234 37,74 386 62,25 Sumber dari Profil Puskesmas II Baturaden Tahun 2009

Jika dilihat jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur, penduduk berusia penduduk berumur 10-21 tahun yaitu kelompok umur tertinggi, yaitu 2052 jiwa atau 9,86%. Maka penduduk dalam wilayah Puskesmas II Baturaden tergolong pada usia muda atau usia produktif. Sedangkan jumlah penduduk berumur 0-4 tahun juga cukup tinggi yaitu sebesar 1601 jiwa atau 8,5%.

35

c. Kepadatan Penduduk Penduduk di wilayah Puskesmas II Baturaden untuk tahun 2009 belum menyeluruh secara merata, Pada umumnya penduduk banyak menumpuk, rata-rata kepadatan pendudukan wilayah Puskesmas II Baturaden yaitu Desa Rempoah dengan tingkat kepadatan 0,96 jiwa/Km. sedangkan desa dengan kepadatan penduduk terendah yaitu desa Pandak dengan tingkat kepadatan 4,2jiwa /km. Di wilayah kerja Puskesmas II Baturaden terdapat 35 Posyandu. Penelitian ini dilakukan pada bulan april sampai bulan juni 2010, penelitian ini dilakukan pada ibu menyusui yang memiliki bayi berusia lebih dari 6 bulan, yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas II Baturaden. 1. Analisis Univariat Analisi Univariat membahas jumlah dan presentase responden berdasarkan variabel bebas yang diteliti. a. Karakteristik responden berdasarkan umur Dalam penelitian ini didapatkan umur responden yang telah di golongkan dalam 3 kategori yaitu umur <20 Tahun, umur 20-35 Tahun, umur > 35 Tahun, yaitu jumlah banyaknya responden dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristrik Responden Berdasarkan Umur Ibu Menyusi di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun 2010 No 1 2 3 Umur <20 TH 20-35 >35 Jumlah Jumlah 13 31 4 48 Persentase (%) 27,1 64,6 8,3 100,0

36

Berdasarkan

tabel

4.2

menunjukkan

bahwa

responden

dengan

didapatkan 13 orang ibu yang berumur <20 Tahun (27,1 %), 31 orang berumur 20-35 tahun (64,6%), dan 4 orang yang bermur > 35 Th (8,3%) dari jumlah seluruh responden 48 responden. b. Karakteristrik responden berdasarkan pendidikan Dalam penelitian ini peneliti mengelompokkan pendidikan responden menjadi 3 yaitu : pendidikan dasar (SD, SLTP), pendidikan menengah (SLTA), pendidikan tinggi (D3, D4, S1, S2 dan seterusnya), pendidikan responden tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristrik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kecamatan Banyumas Tahun 2010 No 1 2 3 Pendidikan Dasar Menengah Tinggi Jumlah Jumalh 13 24 11 48 Persentase (%) 27,1 50,0 22,9 100

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan dasar sebanyak 13 orang (27,1%), yang berpendidikan menengah sebanyak 24 orang (50,0%) dan 11 orang (22,9%) berpendidikan tingi.

37

c. Karakteristrik responden berdasarkan pekerjaan Dalam penelitian ini, peneliti mengelompokkan responden berdasarkan pekerjaannya menjadi 2 kategori yaitu bekerja (buruh, petani, wiraswasta, PNS, dan lain-lain) dan kategori tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga), dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristrik Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Wilayah Kerja Puskesmas Ii Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 Pekerjaan Buruh Petani Wiraswasta PNS IRT Jumlah Jumlah 12 9 8 8 11 48 Persentase (%) 25,0 18,8 16,7 16,7 22,9 100

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden 12 orang (25,0%) bekerja sebagai buruh, 9 orang (18,8%) bekerja sebagai petani, 8 orang (16,7%) bekerja sebagai wiraswasta, 8 orang (16,7%) bekerja sebagai PNS dan 11 orang (22,9%) IRT. d. Karakteristrik responden berdasarkan penghasilan Dalam penelitian ini, peneliti mengelompokkan responden berdasarkan penghasilannya adalah menjadi 2 kelompok yaitu penghasilan kurang (<Rp.670.000,00) dan cukup (>Rp.670.000,00), dapat dilihat dalam Tabel berikut ini:

38

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristrik Responden Berdasarkan Penghasilan Di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun 2010 No 1 2 Penghasilan <670.000 >670.000 Jumlah Jumlah 39 8 48 Persentase (%) 81,3 16,7 100

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden dari 48 responden 39 orang (81,3%), berpenghasilan <Rp.670.000,00 seangkan 8 orang(16,7%) berpenghasilan >Rp.670.000.00 2. Analisis Bivariat Pada analisis bivariat akan dijabarkan hasil uji statistic antara variabel terikat dan variabel bebas yaitu antara pemberian asi eksklusif dengan umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan. Hasil uji chiquare ini kemudian akan menentukan hipotesis yang diterima dan hipotesisi yang ditolak. a. Hubungan antara umur dengan pengetahuan tentang pemberian ASI Dalam penelitian ini, setelah dilakukan penelitian terhadap 48 responden yaitu ibu menyusui yang sesuai Kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, dimana dapat diketahui hasilnya sebagai berikut ini :

39

Tabel 4.6 Analisis Bivariat Hubungan Antara Umur Dengan Pemberian ASI Di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun2010 No Pengetahuan <20 1 2 3 Kurang Cukup Baik Jumlah Berdasarkan 3 2 0 5 Tabel % 6,3 4,2 0,0 10,4 4.6 Umur (Tahun) 20-35 15 3 7 25 % 31,3 6,3 14,6 51,1 >35 17 0 1 18 bahwa % 35,3 0,0 2,1 37,5 respoden Total Jumlah 35 5 8 48 yang % 72,9 16,7 16,7 100,0

menunjukkan

pengetahuannya kurang adalah 35 orang yaitu yang berumur <20Th 3 orang, umur 20-35 Th sebanyak 15 orang, dan yang berumur > tahun sebanyak 17 orang. ibu menyusui yang pengetahuanya kurang tentang ASI eksklusif yang berumur <20Th sebanyak 2 orang, umur 20-35 Th sebanyak 3 orang dan yang berumur > 35Th tidak ada. Dan ibu menyusui yang pengetahuannya baik berumur <20th tidak ada, umur 20-35 Th sebanyak 7 orang, umur >35Th sebanyak 1 orang. Berdasarkan hasil penelitian diatasa dapat disimpulkan bahwa Xtabel >Xhitungyaitu 0,017 sehingga tidak ada hubungan antara umur ibu dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif.. b. Hubungan antara pendidikan dengan pemberian ASI Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan

penyebaran kuesioner, kemudian dianalisis untuk mencari hubungan antara pendidikan dengan penegtahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif, dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut ini :

40

Tabel 4.7 Analisis Bivariat Hubungan Antara Pendidikan Dengan Pemberian ASI Di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun2010 No Pengetahuan Pendidikan Dasar % 11 5 7 23 22,9 10,4 14,6 47,9 TOTAL Jumlah % 35 5 8 48 72, 9 16, 7 16, 7 10 0,0

1 2 3

Kurang Cukup Baik Jumlah

Menen gah 16 0 1 17

% 33,3 0,0 2,1 35,4

Tinggi 8 0 0 8

% 16,7 0,0 0,0 16,7

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa responden yang pengetahuannya kurang tentang ASI Eksklusif adalah 35 orang yang berpendidikana dasar, menengah, dan tinggi, sedangkan yang

pengetahuannya sedang terdapat pada ibu yang berpendidikan dasar sebanyak 5 orang. Yang berpengetahuan baik terdapat pada ibu yang berpendidikan 8 orang yaitu berpendidikan dasar dan menengah. Berdasarkan hasil tersebut Xtabel>Xhitung yaitu 0,006 sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan ibu tidak ada hubunganya dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif. c. Hubungan antara pekerjaan dengan pengetahuan pemberian ASI eksklusif Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan , untuk mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif dapat dilihat dala Tabel beikut ini :

41

Tabel 4.8 Analisis Bivariat Hubungan Antara Pekerjaan Dengan Pengetahuan Tentang Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun2010 No Pengetahuan Pekerjaan Buruh Petani Swasta PNS 1 2 3 Kurang Cukup Baik Total 15 2 5 22 7 0 0 7 1 3 2 6 4 0 1 7 IRT 5 0 1 6 35 5 8 48 Total

Berdasarka tabel 4.8 menunjukkan bahwa responden yang pengetahuan kurang tentang pemberian ASI adalah 35 orang yang berkerja sebagai buruh, petani, swasta, PNS dan tidak bekerja yaitu IRT. Sedangkan yang pengetahuan cukup tentang pemberian ASI eksklusif adalah 5 orang yaitu ibu yang bekerja sebagai buruh dan swasta. Dan ibu yang pengetahuannya baik terdapat pada ibu yang bekerja sebagai buruh dan swasta dan ibu rumah tangga yaitu 8 orang. Berdasarkan hasil Xtabel>Xhitung yaitu 0,014 sehingga dapat disimpulkan tidak ada

hubungan antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif. d. Hubungan antara penghasilan dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas II Baturaden pada responden yang telah ditentukan sebelumya denga mengelompokkan penghasilan kuarga menjadi 2 kelompok yaitu

42

penghasilan cukup (<Rp.670.000,00) dan cukup (>Rp.670.000,00), untuk mengetahui hubungan antara penghasilan keluarga dengan pengetahuan tentang pemberian ASI Eksklusif. Tabel 4.9 Analisis Bivariat Hubungan Antara Penghasilan Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun2010. No Pengetahuan <670.000 1 2 3 Kurang Cukup Baik jumlah 26 2 6 34 Penghasilan % 54,2 4,2 12,5 70,8 >670.000 9 3 2 14 % 18,8 6,3 4,2 29,2 Total Jumlah 35 5 8 48 % 72,9 10,4 16,7 100,0

Berdasarkan hasil tabel 4.9 menunjukkan bahwa responden yang pengetahuan kurang tentang pemberian ASI eksklusif yang penghasilan <Rp.670.000,00 26 orang dan yang pengetahuan cukup terbanyak pada ibu yang berpenghasilan >Rp.670.000,00 dan yang pengetahuan baik tentang pemberian ASI Eksklusif terbanyak pada ibu yang penghasilannya <Rp.670.000,00 yaitu 6 orang. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil Xtabel >Xhitung yaitu 0.277 sehingga dapat disimpulkan bahwa penghasilan keluarga tidak ada hubungan dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayinya.

43

B. PEMBAHASAN Dari hasil penelitian 48 responden menunjukkan bahwa pengetahuan responden di wilayah kerja Puskesmas II Baturaden tentang ASI Eksklusif adalah kurang sebanyak 35 orang (72,9%). Jadi mayoritas pengetahuan

responden tentang ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas II Baturaden masih kurang. Seorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. (Soekanto,2003) 1. Umur Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas II Baturaden tentang ASI Eksklusif yang memiliki pengetahuan baik, banyak terdapat pada ibu yang usianya lebih dari 20-35 tahun. Sedangkan pengetahuan cukup banyak terdapat pada ibu menyusui yang berumur 20-35 tahun dan <20tahun, serta pengetahuan yang kurang tentang ASI Eksklusif pada ibu yang berusia lebih dari 35 tahun. Hal ini menyebutkan bahwa semakin banyak usia, maka semakin tinggi pengetahuan tentang ASI eksklusif. Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan teori Saefudin (2002), bahwa umur yang semakin bertambah tua maka pengetahuannya akan semakin tinggi atau luas dibandingkan dengan umur yan g masih muda. Biasanya yang lebih tua lebih banyak informasi, sedangkan yang lebih muda pengalaman dan informasinya masih sedikit diterima.

44

Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan bahwa Xhitung 12,060 sedangkan nilai chi quare X tabel adalah 9,488, pada taraf signifikansi 0,05 adalah 9,488 hal ini berarti bahwa Xhitung <Xtabel maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur ibu menyusui dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas II Baturaden . 2. Pendidikan Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas II Baturaden tentang ASI Eksklusif yang memiliki pengetahuan kurang, banyak banyak terdapat pada pada ibu menyusui yang berpendidikan menengah, yaitu sebesar 16 orang (33,3%). Sedangkan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif yang memiliki pengetahuan cukup pada ibu yang berpendidikan dasar sebesar 5 orang (10,4%). Serta pengetahuan ASI Eksklusif yang baik banyak terdapat pada ibu yang berpendidikan dasar sebanyak 7 orang (14,6%). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, belum sesuai dengan teori yang sudah ada (Saefudin,2002), yaitu yang menyebutkan tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberika respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang rasional terhadap informasi yang datang dan akan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. (Notoatmodjo,2003)

45

Namun tidak selamnya responden dengan pendidikan rendah memiliki pengetahuan yang rendah pula, karena pengetahuan dapat diperoleh dari lisan, maupun tulisan serta pengalaman seseorang. Dukungan dari lingkungan serta ibu sendiri untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi sangat dibutuhkan, sehingga diharapkan dengan pendidikan responden yang rendah akan tetap menghasilkan tingkat pengetahuan yang baik mengenai pemberian ASI Eksklusif. Berdasarkan hasil uji chi quare menunjukkan bahwa harga chiquare Xhitung 14,409 sedangkan harga chiquare Xtabel pada taraf signifikansi 0,05 adalah 9,488 hal ini berarti bahwa Xhitung <Xtabel maka hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu menyusui dengan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI. 3. Pekerjaan Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil di Wilayah kerja Puskesmas II Baturaden tentang pemberian ASI Eksklusif yang memiliki pengetahuan baik, banyak terdapat pada ibu yang bekerja sebagai buruh, yaitu sebesar 5 orang (25%). Sedangkan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif yang memiliki pengetahuan cukup, banyak terdapat pada ibu menyusui yang bekerja sebagai ibu wiraswasta, yaitu sebesar 6,3% (3orang). Serta pengetahuan ASI eksklusif yang kurang, banyak terdapat pada ibu yang bekerja sebagai buruh, sebesar 17 orang (35,4%), petani sebesar 8 orang (16,7), dan PNS sebesar 8 orang (16,7%), wiraswasta sebesar 2 orang (4,2%)

46

Ketika saya menjadikan dua kategori antara bekerja dan tidak bekerja, ternyata pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif berdasarkan pekerjaan di wilayah kerja Puskesmas II Baturaden yang memiliki pengetahuan baik banyak terdapat pada ibu menyusui yang bekerja atau tidak bekerja yaitu sebesar 8 orang (16,7%). Sedangka yang memiliki pengetahuan cukup banyak terdapat pada ibu menyusui yang bekerja, yaitu sebesar 5 orang (10,4%). Serta yang memiliki pengetahuan kurang banyak terdapat pada ibu menyusui yang bekerja sebagai buruh juga sebesar 15 orang (31,3%). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tidak sesuai dengan teori yang sudah ada, yaitu yang menyebutkan makin banyak ibu0ibu yang bekerja dan berpendidikan tinggi, maka pengetahuan lebih mudah diperoleh

(Yulizar,2004). Karena tidak selamnya pengetahuan responden tergantung pada jenis pekerjaannya, karena tidak semua tempat bekerja terdapat informasi atau pengetahuan mengenai kesehatan pada umumnya dan ASI eksklusif pada khususnya. Sedangkan menurut Soekanto (2003), pengetahuan diperoleh dari fakta (kenyataan) dengan melihat dan mendengarkan sendiri melalui alat-alat komunikasi. Berdasarkan hasil chi quare menunjukkan bahwa nilai chiquare X hitung 14,310 sedangkan nilai chi quare Xtabel pada taraf signifikan 0,05 adalah 12,592 hal ini berarti bahwa Xhitung <Xtabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif. 4. Penghasilan

47

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu menyusui di Puskesmas II Baturaden tentang ASI eksklusif yang memiliki pengetahuan baik, banyak terdapat pada ibu menyusui dengan penghasilan kurang dari Rp.670.000,00 yaitu sebesar 26 orang (54,2%). Sedangkan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 2 orang (4,2%). serta pengatahuan ASI ibu menyusui yang kurang, banyak terdapat pada ibu menyusui yang berpenghasilan lebih dari Rp.670.000,00 .Yaitu sebesar 9orang (18,8%). Dari hasil penelitian bahwa sosial ekonomi yang lebih besar, maka pengetahuannya akan semakin tinggi atau luas. Sehingga mudah memperoleh pengetahuan yang lebih banyak, dibandingkan dengan sosial ekonomi yang rendah pada seseorang akan mengakibatkan orang tersebut sukar mencari pengetahuan. Namun tidak selamnya yang mempunyai sosial ekonomi yang lebih besar mendapatkan pengetahuan yang lebih luas, karena pengetahuan dapat diperoleh dari lisan maupun tulisan dan dari pengalaman seseorang (Soekanto,2003). Ketika saya menjadikan dua kategori antara baik dan cukup, ternyata penengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif berdasarkan sosial ekonomi, yang memiliki penengetahuan baik banyak terdapat pada ibu hamil yang berpenghasilan kurang dari Rp.670.000,00 yaitu sebesar 6 orang (12,5%). Sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang banyak terdapat pada ibu hamil yang berpenghasilan kurang dari Rp.670.000,00 yaitu sebesar 26 orang

48

(54,2%). Hal ini membuktikan bahwa yang berpenghasilan tinggi belum tentu pengetahuan tentang ASI eksklusifnya baik. Mungkin beranggapan ibu menyusui yang berpendidikan tinggi sudah tidak perlu lagi pengetahuan tentang ASI eksklusif karena merasa dirinya sudah pintar dan dianggap sudah banyak pengetahuan tentang ASI eksklusif. Berdasarkan hasil uji chi quare menunjukkan bahwa nilai chi quare (Xhitung) adalah 0,277 , sedangkan nilai chi quare Xtabel pada taraf

signifikansi 0,05 adalah 5,591, hal ini berarti bahwa Xhitung lebih kecil daripada Xtabel, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara hasil penghasilan keluarga dengan pengetahuan ibu menyusui tentang pemberian ASI eksklusif

49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas II Baturaden Tahun 2010, dapat disimpulkan hasil sebagai berikut: 1. Respoden yang pengetahuannya kurang adalah 35 orang yaitu yang berumur <20Th 3 orang, umur 20-35 Th sebanyak 15 orang, dan yang berumur > tahun sebanyak 17 orang. ibu menyusui yang pengetahuanya kurang tentang ASI eksklusif yang berumur <20Th sebanyak 2 orang,

umur 20-35 Th sebanyak 3 orang dan yang berumur > 35Th tidak ada. Dan ibu menyusui yang pengetahuannya baik berumur <20th tidak ada, umur 20-35 Th sebanyak 7 orang, umur >35Th sebanyak 1 orang. Berdasarkan hasil penelitian diatasa dapat disimpulkan bahwa Xtabel >Xhitungyaitu 0,017 sehingga tidak ada hubungan antara umur ibu dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif.. 2. Responden yang pengetahuannya kurang tentang ASI Eksklusif adalah 35 orang yang berpendidikana dasar, menengah, dan tinggi, sedangkan yang pengetahuannya sedang terdapat pada ibu yang berpendidikan dasar sebanyak 5 orang. Yang berpengetahuan baik terdapat pada ibu yang berpendidikan 8 orang yaitu berpendidikan dasar dan menengah. Berdasarkan hasil tersebut Xtabel>Xhitung yaitu 0,006 sehingga dapat

50

disimpulkan bahwa pendidikan ibu tidak ada hubunganya dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif. 3. Responden yang pengetahuan kurang tentang pemberian ASI adalah 35 orang yang berkerja sebagai buruh, petani, swasta, PNS dan tidak bekerja yaitu IRT. Sedangkan yang pengetahuan cukup tentang pemberian ASI eksklusif adalah 5 orang yaitu ibu yang bekerja sebagai buruh dan swasta. Dan ibu yang pengetahuannya baik terdapat pada ibu yang bekerja sebagai buruh dan swasta dan ibu rumah tangga yaitu 8 orang. Berdasarkan hasil Xtabel>Xhitung yaitu 0,014 sehingga dapat disimpulkan tidak ada

hubungan antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif. 4. Responden yang pengetahuan kurang tentang pemberian ASI eksklusif yang penghasilan <Rp.670.000,00 26 orang dan yang pengetahuan cukup terbanyak pada ibu yang berpenghasilan >Rp.670.000,00 dan yang pengetahuan baik tentang pemberian ASI Eksklusif terbanyak pada ibu yang penghasilannya <Rp.670.000,00 yaitu 6 orang. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil Xtabel >Xhitung yaitu 0.277 sehingga dapat disimpulkan bahwa penghasilan keluarga tidak ada hubungan dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayinya. B. Saran 1. Bagi Ibu Menyusui Agar menambah pengetahuan tentang ASI Eksklusif melalui majalah, buku atau media yang lainnya (Leaflet, Brosur)

51

2. Bagi Puskesmas II Baturaden Meningkatkan motivasi dan dukungan serta membantu mensosialisasikan program ASI Ekslusif. 3. Bagi Bidan Desa Setempat Meningkatkan promosi tentang ASI Eksklusif dengan cara memberikan penyuluhan tentang ASI Eksklusif melalui posyandu dan Dasa Wisma. 4. Bagi Mahasiswa dan Peneliti Lain Untuk peneliti lain agar menemukan hubungan antara faktor predisposisi dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi yang belum ditemukan dalam penelitian ini.

LAMPIRAN SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth, Calon Responden Penelitian Di Wilayah Kerja Puskesmas Baturaden II Assalammualaikum Wr.Wb Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswi Program Studi Diploma III Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang: Nama NIM Alamat : Nur Khayati : P17424307230 : Ds.Kriyan, Dukuh RT.16 RW.04 Kec. Banyudono, Kab.Boyolali

Dalam rangka penulisan karya tulis ilmiah yang berjudulHubungan Faktor Predisposisi dengan Kegagalan Pemberian ASI Ekslusif pada Ibu Primipara Di wilayah kerja Puskesmas Baturaden II Kabupaten Banyumas Tahun 2010 Mohon dengan hormat kepada para responden untuk menjawab pertanyaan dengan sejujur-jujurnya dan sesuai dengan kenyataan yang ada. Hasil penelitian ini tidak di plublikasikan secara umum dan hanya semata-mata untuk kepentingan penelitian ilmiah. Atas kesediannya, peneliti mengucapkan terima kasih. Peneliti (NUR KHAYATI)

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Assalammualaikum Wr.Wb Nama Umur Alamat : : :

Dengan ini saya bersedia menjadi responden pada penelitian dengan judul Hubungan Faktor Predisposisi dengan Kegagalan pemberian ASI ekslusif pada Ibu Primipara di wilayah kerja Puskesmas Baturaden II Kabupaten Banyumas Tahun 2010Yang diteliti oleh : Nama NIM Alamat : NUR KHAYATI : P17424307230 : Ds.Kriyan, Dukuh RT.16 RW.04 Kec.Banyudono, Kab.Boyolali.

Demikian surat pernyataan ini dibuat tanpa paksaan dari pihak manapun. Wassalammualaikum Wr.Wb.

RESPONDEN

(.)

KUESIONER HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSISI DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI USI > 6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II BATURADEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2010

PETUNJUK UMUM 1. Bacalah setiap pertanyaan dengan baik dan teliti, pilih salah satu jawaban yang tersedia pada lembar pertanyaan dengan melingkari jawaban yang anda anggap benar. 2. Anda dimohon menjawab pertanyaan ini dengan jujur, apa adanya, sesuai dengan yang anda ketahui tanpa bertanya pada orang lain. 3. Jawaban yang anda berikan sangat kami hargai dan kerahasiaan anda akan kami jaga sebaik-baiknya. 4. Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.

SELAMAT MENGERJAKAN

IDENTITAS RESPONDEN Nama Alamat Umur Pendidikan a b c : : : :

Dasar (SD,SLTP,sederajat) Menengah (SLTA,sederajat) Tinggi (D3,S1,S2,S3) :

Pekerjaan a b

Bekerja (buruh,petani,wiraswasta,PNS dan lain-lain) Tidak bekerja(Ibu rumah tangga)

Penghasilan keluarga : a b < Rp.670.000,00 Rp.670.000,00

KUESIONER PENELITIAN Pengetahuan Tentang ASI : Pada bagian ini ibu diminta untuk memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban (a,b, atau c) yang ibu anggap paling tepat. 1. Pengertian ASI adalah a ASI adalah makan yang paling baik untuk bayi b ASI adalah makanan yang murah untuk bayi c Benar semua 2. Kolustrum menurut ibu adalah a Susu yang berwarna kuning dan memberikan kekebalan yang keluar pertama kali b ASI yang kotor dan harus dibuang c Salah semua 3. Apa yang ibu berikan pada bayinya segera setelah bayinya lahir adalah a ASI b Susu botol c Salah semua 4. Manfaat ASI bagi bayi adalah a. Membuat bayi menjadi manja b. Agar bayi tidak menangis c. Memberikan kekebalan dan nutrisi

5.

Manfaat ASI bagi ibu adalah,KECUALI a Resiko terkena penyakit kanker rahim dan payudara pada ibu yang menyusui lebih rendah dibandingkan ibu yang tidak menyusui b Membuat ibu tanpak gemuk c Menjalin kasih sayang antara ibu dengan bayinya

6.

Manfaat ASI bagi keluarga adalah a b c Menghemat biaya Keluarga merasa tidak ada beban Membuat keluarga santai tidak membeli susu botol

7.

Manfaat ASI bagi Negara adalah,KECUALI a b c Menghemat devisa Negara Bayi sehat membuat Negara lebih sehat Negara tidak ikut memikirkan gizi bayi

8.

Apa saja komposisi yang terkandung dalam ASI adalah a Karbohidrat,lemak,protein,mineral,vitamin b Gula,tepung,santan c Salah semua

9.

Sejak kapan persiapan ibu dalam menyusui adalah a Sejak hamil,sejak bersalin,sejak menyusui selanjutnya b Sejak sebelum nikah, sejak masih gadis c Benar semua

10. Apa yang mempengaruhi dalam produksi ASI a. Mengkonsumsi susu khusus ibu menyusui

b. Banyak makan-makan yang bergizi c. Benar semua 11. Apa yang menghambat produksi ASI adalah a Ibu stress b Ibu tidak makan-makana bergizi c Benar semua 12. Kapan waktu memberikan ASI untuk bayinya adalah a Setiap kali bayi menangis b Setiap 2 jam sekali c Salah semua 13. Posisi seperti apa saja yang bisa ibu gunakan saat menyusui adalah a Miring b Terlentang c Salah semua 14. Setelah menyusui bayi sebaiknya a b c Bayi ditidurkan secara terlentang Bayi diberi air Bayi disendawakan

15. Payudara yang sering digunakan setiap menyusui adalah a Payudara kanan b Payudara kiri c Bergantian antara payudara kanan dan kiri

16. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepatnya payudara dimasukkan bayi,

caranya : a Hanya putting susu yang masuk kedalam mulut b Seluruh daerah hitam seputar putting susu yang masuk ke dalam mulut bayi. c Hanya setengah areola yang masuk kedalam mulut bayi 17. Kesulitan apa saja yang menghambat pemberian ASI bagi bayi adalah a bayi lahir premature,bayi memilki penyakit kuning b bayi mempunyai lidah kaku c benar semua 18. Kesulitan apa saja yang dialami ibu yang menghambat pemberian ASI adalah a. putting susu rata atau masuk kedalam b. ibu terserang penyakit c. benar semua 19. Apakah pengertian dari manajemen laktasi a b c upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui upaya-upaya yang dilakukan untuk mendapatkan ASI Salah semua

20. Sejak kapan ibu mulai menyiapkan laktasinya adalah a Masa hamil b Masa bersalin c Benar semua

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 21. Apakah ibu memberikan makanan lain selain ASI sebelum bayi berumur lebih dari 6 bulan adalah a Ya , diberikan makanan makanan lain selain ASI b Tidak, diberikan makanan tambahan lain selain ASI c Salah semua

Lampiran 1
Crosstabs
Cas e Proces s ing Sum m ary Cases Mis sing N Percent 2 4,0% 2 2 2 2 4,0% 4,0% 4,0% 4,0%

Valid N PENGETAHUAN * UMUR PENGETAHUAN * PENDIDIKAN PENGETAHUAN * PEKERJAAN PENGETAHUAN * PENGHASILAN PENGETAHUAN * PEMBERIANASI 48 48 48 48 48 Percent 96,0% 96,0% 96,0% 96,0% 96,0%

Total N 50 50 50 50 50 Percent 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

PENGETAHUAN * UMUR
Cross tab UMUR 20-35 TH 15 18,2 42,9% 60,0% 31,3% 3 2,6 60,0% 12,0% 6,3% 7 4,2 87,5% 28,0% 14,6% 25 25,0 52,1% 100,0% 52,1%

<20TH PENGETA HUA N KURA NG Count Ex pected Count % w ithin PENGETA HUA N % w ithin UMUR % of Total Count Ex pected Count % w ithin PENGETA HUA N % w ithin UMUR % of Total Count Ex pected Count % w ithin PENGETA HUA N % w ithin UMUR % of Total Count Ex pected Count % w ithin PENGETA HUA N % w ithin UMUR % of Total 3 3,6 8,6% 60,0% 6,3% 2 ,5 40,0% 40,0% 4,2% 0 ,8 ,0% ,0% ,0% 5 5,0 10,4% 100,0% 10,4%

CUKUP

BAIK

Total

>35TH 17 13,1 48,6% 94,4% 35,4% 0 1,9 ,0% ,0% ,0% 1 3,0 12,5% 5,6% 2,1% 18 18,0 37,5% 100,0% 37,5%

Total 35 35,0 100,0% 72,9% 72,9% 5 5,0 100,0% 10,4% 10,4% 8 8,0 100,0% 16,7% 16,7% 48 48,0 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Te s ts Value 12,060 a 13,073 2,806 48 df 4 4 1 Asy mp. Sig. (2-s ided) ,017 ,011 ,094

Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by -Linear Ass ociation N of Valid Cases

a. 7 cells (77,8%) hav e ex pec ted count less than 5. The minimum ex pec ted count is ,52.

Sym m e tric Measure s Value -,244 -,320 48 Asy mp. a Std. Error ,104 ,111 Approx. T -1,709 -2,288
b

Interval by Interval Pearson's R Ordinal by Ordinal Spearman Correlation N of Valid Cases a. Not ass uming the null hypothes is.

Approx. Sig. ,094 c ,027 c

b. Using the as ymptotic standard error ass uming the null hypothes is . c. Based on normal approximation.

PENGETAHUAN * PENDIDIKAN
Cross tab PENDIDIKAN MENENGAH 16 12,4 45,7% 94,1% 33,3% 0 1,8 ,0% ,0% ,0% 1 2,8 12,5% 5,9% 2,1% 17 17,0 35,4% 100,0% 35,4%

PENGETAHUAN

KURANG

CUKUP

BAIK

Total

Count Ex pected Count % w ithin PENGETAHUAN % w ithin PENDIDIKAN % of Total Count Ex pected Count % w ithin PENGETAHUAN % w ithin PENDIDIKAN % of Total Count Ex pected Count % w ithin PENGETAHUAN % w ithin PENDIDIKAN % of Total Count Ex pected Count % w ithin PENGETAHUAN % w ithin PENDIDIKAN % of Total

DASAR 11 16,8 31,4% 47,8% 22,9% 5 2,4 100,0% 21,7% 10,4% 7 3,8 87,5% 30,4% 14,6% 23 23,0 47,9% 100,0% 47,9%

TINGGI 8 5,8 22,9% 100,0% 16,7% 0 ,8 ,0% ,0% ,0% 0 1,3 ,0% ,0% ,0% 8 8,0 16,7% 100,0% 16,7%

Total 35 35,0 100,0% 72,9% 72,9% 5 5,0 100,0% 10,4% 10,4% 8 8,0 100,0% 16,7% 16,7% 48 48,0 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Te s ts Value 14,409 a 17,647 9,935 48 df 4 4 1 Asy mp. Sig. (2-s ided) ,006 ,001 ,002

Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by -Linear Ass ociation N of Valid Cases

a. 6 cells (66,7%) hav e ex pec ted count less than 5. The minimum ex pec ted count is ,83.
Sym m e tric Measure s Value -,460 -,512 48 Asy mp. a Std. Error ,083 ,090 Approx. T -3,511 -4,043
b

Interval by Interval Pearson's R Ordinal by Ordinal Spearman Correlation N of Valid Cases a. Not ass uming the null hypothes is.

Approx. Sig. ,001 c ,000 c

b. Using the as ymptotic standard error ass uming the null hypothes is . c. Based on normal approximation.

PENGETAHUAN * PEKERJAAN
Cross tab PEKERJAAN WIRASWASTA 1 4,4 2,9% 16,7% 2,1% 3 ,6 60,0% 50,0% 6,3% 2 1,0 25,0% 33,3% 4,2% 6 6,0 12,5% 100,0% 12,5%

PENGETAHUAN

KURANG

CUKUP

BAIK

Total

Count Ex pected Count % w ithin PENGETAHUAN % w ithin PEKERJAAN % of Total Count Ex pected Count % w ithin PENGETAHUAN % w ithin PEKERJAAN % of Total Count Ex pected Count % w ithin PENGETAHUAN % w ithin PEKERJAAN % of Total Count Ex pected Count % w ithin PENGETAHUAN % w ithin PEKERJAAN % of Total

BURUH 15 16,0 42,9% 68,2% 31,3% 2 2,3 40,0% 9,1% 4,2% 5 3,7 62,5% 22,7% 10,4% 22 22,0 45,8% 100,0% 45,8%

PETANI 7 5,1 20,0% 100,0% 14,6% 0 ,7 ,0% ,0% ,0% 0 1,2 ,0% ,0% ,0% 7 7,0 14,6% 100,0% 14,6%

PNS 7 5,1 20,0% 100,0% 14,6% 0 ,7 ,0% ,0% ,0% 0 1,2 ,0% ,0% ,0% 7 7,0 14,6% 100,0% 14,6%

IRT 5 4,4 14,3% 83,3% 10,4% 0 ,6 ,0% ,0% ,0% 1 1,0 12,5% 16,7% 2,1% 6 6,0 12,5% 100,0% 12,5%

Total 35 35,0 100,0% 72,9% 72,9% 5 5,0 100,0% 10,4% 10,4% 8 8,0 100,0% 16,7% 16,7% 48 48,0 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Te s ts Value 19,132 a 19,955 ,581 48 df 8 8 1 Asy mp. Sig. (2-s ided) ,014 ,011 ,446

Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by -Linear Ass ociation N of Valid Cases

a. 12 c ells (80,0%) have expected c ount less than 5. The minimum ex pec ted count is ,63.
Sym m e tric Measure s Value -,111 -,115 48 Asy mp. a Std. Error ,139 ,141 Approx. T -,759 -,787
b

Interval by Interval Pearson's R Ordinal by Ordinal Spearman Correlation N of Valid Cases a. Not ass uming the null hypothes is.

Approx. Sig. ,452 c ,435 c

b. Using the as ymptotic standard error ass uming the null hypothes is . c. Based on normal approximation.

PENGETAHUAN * PENGHASILAN
Cross tab PENGHA SILA N <670.000 >670.000 26 9 24,8 10,2 74,3% 25,7% 76,5% 64,3% 54,2% 18,8% 2 3 3,5 1,5 40,0% 60,0% 5,9% 21,4% 4,2% 6,3% 6 2 5,7 2,3 75,0% 25,0% 17,6% 14,3% 12,5% 4,2% 34 14 34,0 14,0 70,8% 29,2% 100,0% 100,0% 70,8% 29,2%

PENGETA HUA N

KURA NG

CUKUP

BAIK

Total

Count Ex pected Count % w ithin PENGETA HUA N % w ithin PENGHA SILA N % of Total Count Ex pected Count % w ithin PENGETA HUA N % w ithin PENGHA SILA N % of Total Count Ex pected Count % w ithin PENGETA HUA N % w ithin PENGHA SILA N % of Total Count Ex pected Count % w ithin PENGETA HUA N % w ithin PENGHA SILA N % of Total

Total 35 35,0 100,0% 72,9% 72,9% 5 5,0 100,0% 10,4% 10,4% 8 8,0 100,0% 16,7% 16,7% 48 48,0 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Te s ts Value 2,570a 2,318 ,130 48 df 2 2 1 Asy mp. Sig. (2-s ided) ,277 ,314 ,718

Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by -Linear Ass ociation N of Valid Cases

a. 3 cells (50,0%) hav e ex pec ted count less than 5. The minimum ex pec ted count is 1,46.
Sym m e tric Measure s Value ,053 ,093 48 Asy mp. a Std. Error ,142 ,147 Approx. T ,358 ,637
b

Interval by Interval Pearson's R Ordinal by Ordinal Spearman Correlation N of Valid Cases a. Not ass uming the null hypothes is.

Approx. Sig. ,722 c ,528 c

b. Using the as ymptotic standard error ass uming the null hypothes is . c. Based on normal approximation.

PENGETAHUAN * PEMBERIANASI
Cross tab PEMBERIANA SI TIDA K EKSKLUSIF EKSKLUSIF 23 12 21,9 13,1 65,7% 34,3% 76,7% 66,7% 47,9% 25,0% 3 2 3,1 1,9 60,0% 40,0% 10,0% 11,1% 6,3% 4,2% 4 4 5,0 3,0 50,0% 50,0% 13,3% 22,2% 8,3% 8,3% 30 18 30,0 18,0 62,5% 37,5% 100,0% 100,0% 62,5% 37,5%

PENGETA HUA N

KURA NG

CUKUP

BAIK

Total

Count Ex pected Count % w ithin PENGETA HUA N % w ithin PEMBERIA NA SI % of Total Count Ex pected Count % w ithin PENGETA HUA N % w ithin PEMBERIA NA SI % of Total Count Ex pected Count % w ithin PENGETA HUA N % w ithin PEMBERIA NA SI % of Total Count Ex pected Count % w ithin PENGETA HUA N % w ithin PEMBERIA NA SI % of Total

Total 35 35,0 100,0% 72,9% 72,9% 5 5,0 100,0% 10,4% 10,4% 8 8,0 100,0% 16,7% 16,7% 48 48,0 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Te s ts Value ,701 a ,686 ,678 48 df 2 2 1 Asy mp. Sig. (2-s ided) ,704 ,710 ,410

Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by -Linear Ass ociation N of Valid Cases

a. 3 cells (50,0%) hav e ex pec ted count less than 5. The minimum ex pec ted count is 1,88.
Sym m e tric Measure s Value ,120 ,116 48 Asy mp. a Std. Error ,148 ,147 Approx. T ,821 ,790
b

Interval by Interval Pearson's R Ordinal by Ordinal Spearman Correlation N of Valid Cases a. Not ass uming the null hypothes is.

Approx. Sig. ,416 c ,434 c

b. Using the as ymptotic standard error ass uming the null hypothes is . c. Based on normal approximation.

Anda mungkin juga menyukai