Anda di halaman 1dari 200

i

Pedoman perawatan pasien

ii

Kutipan Pasal 72: Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta (Undang-Undang No. 19 Tahun 2002) 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak

PENTING DIKETAHUI
Penerbit adalah rekanan pengarang untuk menerbitkan sebuah buku. Bersama pengarang, penerbit menciptakan buku untuk diterbitkan. Penerbit mempunyai hak atas penerbitan buku tersebut serta distribusinya, sedangkan pengarang memegang hak penuh atas karangannya dan berhak mendapatkan royalti atas penjualan bukunya dari penerbit. Percetakan adalah perusahaan yang memiliki mesin cetak dan menjual jasa pencetakan. Percetakan tidak memiliki hak apa pun dari buku yang dicetaknya kecuali upah. Percetakan tidak bertanggung jawab atas isi buku yang dicetaknya. Pengarang adalah pencipta buku yang menyerahkan naskahnya untuk diterbitkan di sebuah penerbit. Pengarang memiliki hak penuh atas karangannya, namun menyerahkan hak penerbitan dan distribusi bukunya kepada penerbit yang ditunjuknya sesuai batas-batas yang ditentukan dalam perjanjian. Pengarang berhak mendapatkan royalti atas karyanya dari penerbit, sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian Pengarang-Penerbit. Pembajak adalah pihak yang mengambil keuntungan dari kepakaran pengarang dan kebutuhan belajar masyarakat. Pembajak tidak mempunyai hak mencetak, tidak memiliki hak menggandakan, mendistribusikan, dan menjual buku yang digandakannya karena tidak dilindungi copyright ataupun perjanjian pengarangpenerbit. Pembajak tidak peduli atas jerih payah pengarang. Buku pembajak dapat lebih murah karena mereka tidak perlu mempersiapkan naskah mulai dari pemilihan judul, editing sampai persiapan pracetak, tidak membayar royalti, dan tidak terikat perjanjian dengan pihak mana pun.

PEMBAJAKAN BUKU ADALAH KRIMINAL!


Anda jangan menggunakan buku bajakan, demi menghargai jerih payah para pengarang yang notabene adalah para guru. iii

Pedoman perawatan pasien

iv

EGC 1439 Published by the World Health Organization in 1998 under the title Nursing care of the sick: A guide for nurses working in small rural hospitals World Health Organization 1998 The Director-General of the World Health Organization has granted translation rights for an edition in Indonesian to EGC Medical Publisher which is solely responsible for the translation. PEDOMAN PERAWATAN PASIEN Alih bahasa: Monica Ester., S.Kp Editor edisi bahasa Indonesia: Ns. Esty Wahyuningsih, S.Kep Nike Budhi Subekti, S.Kp Copy Editor: Tri Indah Marty Rahayu, A.Md Hak cipta terjemahan Indonesia 2000 Penerbit Buku Kedokteran EGC P.O. Box 4276/Jakarta 10042 Telepon: 6530 6283 Anggota IKAPI Desain kulit muka: Samson P. Barus Hak cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Cetakan I: 2005

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Pedoman perawatan pasien / alih bahasa, Monica Ester ; editor edisi bahasa Indonesia, Esty Wahyuningsih, Nike Budhi Subekti. Jakarta : EGC, 2005. xi, 188 hlm. ; 15,5 24 cm. Judul asli: Nursing care of the sick: A guide for nurses working in small rural hospitals ISBN 979-448-738-4 1. Perawat dan perawatan dalam kesehatan rakyat. I. Ester, Monica. II. Wahyuningsih, Esty. III. Subekti, Nike Budhi 610.734

Isi di luar tanggung jawab percetakan

Pedoman perawatan pasien

Daftar Isi

Kata Pengantar Bab 1 Peran perawat dalam tim perawatan kesehatan Merawat pasien Bekerja dengan dokter untuk mengobati pasien Mengoordinasi perawatan pasien Melindungi pasien Memberi pengajaran pada pasien dan keluarga Advokat untuk pasien Bab 2 Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya Berkomunikasi dengan pasien Bagaimana berkomunikasi dengan pasien yang sulit Berespons terhadap kebutuhan pasien Memberikan informasi kepada pasien Bagaimana memberi tahu pasien kabar buruk Pasien yang mengalami kesulitan berkomunikasi Bagaimana berkomunikasi dengan keluarga Bab 3 Pemantauan pasien dan pencatatan asuhan keperawatan Dapatkan informasi latar belakang Amati pasien Bicara dengan pasien Memeriksa pasien Memeriksa peralatan yang digunakan vi 1 1 2 3 4 4 5 6 6 7 8 9 10 11 11

13 13 13 14 14 15

Daftar isi

Mengkaji lingkungan pasien Mengukur tanda vital pasien Merencanakan asuhan keperawatan Mencatat status pasien dan asuhan keperawatan Evaluasi perawatan yang diberikan Bab 4 Perawatan pasien sehari-hari Higiene Perawatan rambut Mencukur pasien pria Perawatan mata Perawatan telinga Perawatan kuku Perawatan tungkai dan kaki Masase punggung Bagaimana mencegah dan mengatasi dekubitus Membantu pasien memenuhi kebutuhan tidur dan istirahat Menjamin keselamatan pasien Menunjukkan kepada keluarga bagaimana membantu perawatan pasien Bab 5 Melindungi pasien dari infeksi Mencegah infeksi Teknik bersih Teknik mencuci tangan Perawatan alat Teknik steril Kewaspadaan universal Sarung tangan Teknik isolasi Bagaimana merawat pasien dengan penyakit menular

15 16 26 26 27 28 28 32 32 33 34 35 35 37 38 39 40 40 42 42 43 44 46 46 48 49 50 51

vii

Pedoman perawatan pasien

Bab 6

Pemberian obat yang aman Pemberian obat oral Obat oral untuk anak Menginjeksikan obat Injeksi ke dalam kulit Injeksi di bawah kulit Injeksi ke dalam otot Terapi intravena (drip) Bagaimana memberikan cairan intravena dan obat dengan aman Memulai terapi intravena

56 59 61 61 63 64 65 68 69 70 75 75 78 80 83 83 88 89 89 89 93 93 94 95 96

Bab 7

Merawat anak di rumah sakit Bagaimana mengidentikasi dan mengobati anak yang perlu perawatan segera Merawat anak yang menderita diare dan dehidrasi berat Merawat anak yang menderita malnutrisi berat Merawat anak yang menderita meningitis atau malaria Merawat anak yang menderita infeksi pernapasan akut Penyakit kronis Mengimunisasi anak Melibatkan keluarga dalam perawatan Mengajarkan ibu merawat anaknya di rumah

Bab 8

Merawat pasien maternitas Memeriksa kondisi risiko dalam kehamilan Tanda bahaya selama kehamilan Tiga kala persalinan Bagaimana memeriksa ibu dalam persalinan

Memutuskan apakah persalinan normal atau ada tanda risiko 95 Bagaimana mencegah masalah selama kala satu persalinan 97

viii

Daftar isi

Membantu membuat kelahiran lebih aman dan lebih mudah (kala dua persalinan) 99 Tanda risiko selama kelahiran (kala dua persalinan) Asuhan keperawatan pada kala tiga persalinan 100 100

Asuhan keperawatan ibu dalam enam jam pertama setelah kelahiran 103 Asuhan keperawatan bayi dalam enam jam setelah kelahiran 104 Apa yang dilakukan dalam keadaan darurat sementara menunggu bantuan Bab 9 104

Perawatan untuk pasien yang mengalami masalah eliminasi 108 Terlalu sedikit cairan Terlalu banyak cairan Ketidakseimbangan elektrolit Bagaimana mengukur dan mencatat asupan dan haluaran Membantu pasien mendapatkan jumlah cairan yang semestinya Eliminasi sampah tubuh melalui berkemih Membantu pasien berkemih Kateter urinarius Melepaskan kateter menetap Eliminasi fekal Bagaimana membantu pasien konstipasi Bagaimana membantu pasien diare Bagaimana mencegah dehidrasi pada anak 108 110 111 111 113 114 115 115 117 117 118 119 120 122 123 124 125

Bab 10

Pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien Masalah nutrisi pada pasien yang dihospitalisasi Bagaimana memenuhi kebutuhan nutrisi pasien Membantu pasien untuk makan

ix

Pedoman perawatan pasien

Bab 11

Merawat pasien yang mengalami keterbatasan mobilitas Mencegah masalah yang disebabkan oleh imobilitas Pemberian posisi yang benar Memindahkan pasien atau mengubah posisi Melatih pasien Membantu pasien berjalan Merawat orang yang menggunakan gips

127 128 129 132 133 137 140 143 143 146 146 147 149 151 153 154 154 157 157 160 162 162 163 168 169

Bab 12

Merawat pasien bedah Menyiapkan pasien untuk pembedahan Segera sebelum pembedahan Peran perawat selama dan segera setelah pembedahan Merawat pasien setelah pembedahan Bagaimana membantu pasien bedah untuk pulih Mengamati pasien terhadap munculnya komplikasi Memulangkan pasien

Bab 13

Merawat pasien nyeri Mengkaji nyeri pasien Bagaimana mengatasi nyeri pasien Medikasi nyeri Tindakan keperawatan untuk peredaan nyeri

Bab 14

Merawat pasien kedaruratan yang mengancam jiwa Bersiap untuk keadaan darurat Resusitasi A, B, C dan D Bagaimana mengatasi syok Bagaimana mengatasi perdarahan

Daftar isi

Tegakkan diagnosis pasien Tindakan kedaruratan Berkomunikasi dengan keluarga Bab 15 Merawat pasien menjelang ajal dan keluarganya Meredakan nyeri orang yang menjelang ajal Pertahankan kenyamanan pasien Bagaimana membantu pasien meninggal dengan damai Perawatan setelah kematian Bab 16 Menyiapkan pasien untuk pulang Tujuan perencanaan pulang Menyiapkan pasien untuk pulang Prinsip dasar penyuluhan pasien yang baik Ketika pasien meninggalkan rumah sakit

170 171 172 174 174 176 176 177 179 179 180 182 183

xi

Pedoman perawatan pasien

KATA PENGANTAR
Perawat memainkan peran penting dalam memberikan pelayanan kesehatan di setiap negara. Di dunia, sedikitnya 50% dari semua petugas kesehatan adalah perawat. Pada beberapa negara, jumlah perawat hampir mencapai 80% dari semua tenaga kesehatan. Perawat memainkan peran penting dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar di daerah pedesaan, yang kerap kali merupakan satu-satunya petugas kesehatan di sana. Perawat di komunitas pedesaan (rural) ini sering memberikan perawatan dalam kondisi yang sulit. Banyak perawat yang merawat orang sakit harus berhadapan dengan keterbatasan obat-obatan esensial dan perlengkapan serta peralatan dasar. Beberapa fasilitas kesehatan di daerah pedesaan kekurangan persediaan air dan sanitari yang adekuat. Sebagian yang lain, memiliki jumlah staf yang minim. Banyak tenaga perawat yang bekerja di daerah pedesaan memiliki sedikit kesempatan untuk mengikuti pelatihan. Sebagian besar fasilitas kesehatan di daerah pedesaan tidak memiliki buku-buku tentang asuhan dasar keperawatan. Buku pedoman ini merupakan salah satu buku yang diterbitkan WHO dalam perayaan yang ke-50. Buku ini telah ditulis untuk mendukung perawat dan mahasiswa keperawatan yang memiliki keterbatasan sumber-sumber di rumah sakit atau pusat pelayanan kesehatan di pedesaan. Buku ini berfokus pada perawatan dasar orang sakit dan cedera. Perhatian ditekankan pada pemberian informasi yang akan membantu perawat memberikan asuhan keperawatan yang baik, bahkan pada kondisi yang sangat terbatas. Saya harap buku panduan ini akan membantu perawat yang bekerja keras untuk memberikan perawatan untuk orang sakit di komunitas pedesaan. Kami akan dengan senang hati menerima tanggapan dan saran-saran demi perbaikan buku ini agar lebih bermanfaat di masa datang.

S.T. Han. MD, Ph.D. xii

Peran perawat dalam tim perawatan kesehatan

Pasien adalah pusat perhatian perawat


Perawat merawat orang sakit dan cedera di rumah sakit, tempat mereka bekerja untuk memperbaiki kesehatan dan memperingan penderitaan. Banyak orang dipulangkan ke rumah dari rumah sakit ketika mereka masih membutuhkan asuhan keperawatan, sehingga perawat sering memberikan perawatan di rumah yang hampir sama dengan perawatan yang mereka berikan pada pasien di rumah sakit. Di klinik dan pusat kesehatan di komunitas yang mempunyai sedikit dokter, perawat mendiagnosis dan mengobati penyakit umum, meresepkan dan memberikan medikasi, bahkan melakukan pembedahan minor. Perawat juga makin meningkat pekerjaannya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan mencegah penyakit di seluruh komunitas. Buku ini berfokus pada peran perawat ketika individu sakit atau cedera dan di rumah sakit. Terdapat banyak peran dalam keperawatan. Perawat merawat pasien, melakukan prosedur yang diprogramkan oleh dokter dan berkolaborasi dengan dokter dan anggota tim kesehatan lain, mengkaji pasien dan mengatasi masalah mereka. Perawat mengoordinasikan pekerjaan orang lain yang terlibat dalam perawatan pasien, termasuk keluarga pasien, yang dapat melakukan banyak perawatan untuk pasien. Perawat juga melindungi pasien, bekerja untuk mencegah infeksi dan menjamin lingkungan yang aman dan sehat dalam rumah sakit. Akhirnya, perawat mengajarkan pasien dan keluarga tentang segala hal yang berkaitan dengan kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan pasien dalam semua situasi, berbicara mewakili pasien (advokat), bila perlu. Perawat rumah sakit memainkan banyak peran dalam tim perawatan kesehatan.

Merawat pasien
Perawat merawat pasien secara kontinu, 24 jam sehari. Mereka membantu pasien melakukan apa yang akan mereka lakukan untuk diri mereka sendiri jika mereka 1

Pedoman perawatan pasien

mampu. Perawat memperhatikan pasien mereka, menjamin bahwa mereka dapat bernapas dengan baik, melihat bahwa mereka mendapat cukup cairan dan cukup nutrisi, membantu mereka istirahat dan tidur, meyakinkan bahwa mereka nyaman, memerhatikan kebutuhan mereka untuk eliminasi produk sisa dari tubuh, dan membantu mereka menghindari konsekuensi bahaya dari imobilisasi, seperti sendi kaku dan dekubitus. Perawat sering membuat keputusan mandiri tentang perawatan pasien yang memerlukan dasar tentang apa yang diketahui perawat mengenai individu tersebut dan masalah yang dapat terjadi. Sebagai contoh, perawat dapat memutuskan bahwa, dengan tujuan untuk mencegah dekubitus, pasien perlu dibalik setiap dua jam. Namun, perawat dapat berkonsultasi dengan dokter tentang hal ini jika terdapat kemungkinan bahwa pengubahan posisi pasien dapat menyebabkan beberapa masalah lain. Karenanya perawat menggunakan pemahaman tentang kondisi medis, serta pengetahuan tentang keperawatan, dalam memutuskan perawatan pasien. Perawat tidak hanya memerhatikan pasien tetapi juga memberikan kenyamanan dan dukungan pada pasien dan keluarganya. Ketika pasien tidak dapat pulih, perawat membantu untuk meyakinkan bahwa kematian adalah kedamaian. Dalam merawat pasien, perawat memperhatikan pasien.

Merawat adalah jantung keperawatan

Bekerja dengan dokter untuk mengobati pasien


Ketika individu sakit atau cedera, secara umum dokter mengkaji pasien, mendiagosis masalah pasien dan memutuskan tindakan yang diperlukan untuk mengobati masalah atau meredakan gejala pasien. Pada masa lalu, hanya dokter yang mengkaji dan mendiagnosis. Sekarang, bagaimanapun perawat memainkan peran besar dalam mengevaluasi pasien dan mendeteksi masalah. Di beberapa daerah pedesaan, perawat menerima pasien di rumah sakit dan menangani perawatan mereka, hanya merujuk pasien yang kritis saja ke pusat medis yang jauh. Di setiap rumah sakit, perawat menjalankan banyak tindakan yang ditentukan untuk pasien. Sebagai contoh, dokter dapat memprogramkan pembedahan atau tirah baring atau terapi tertentu. Dokter akan melakukan beberapa tindakan, seperti pembedahan. Perawat adalah orang yang memberikan paling banyak tindakan. Jika pasien memerlukan terapi intravena, biasanya perawat memasang 2

Bab 1. Peran perawat dalam tim perawatan kesehatan

jalur intravena dan memberi pasien cairan dan obat yang ditentukan. Jika pasien memerlukan injeksi, maka perawat yang memberikannya. Perawat mengganti balutan pasien dan memantau penyembuhan lukanya. Perawat memberikan medikasi untuk nyeri. Banyak dokter memprogramkan medikasi untuk nyeri untuk diberikan sesuai kebutuhan. Mereka membiarkan perawat memutuskan kapan memberikan medikasi tersebut. Perawat juga memantau kemajuan pasien untuk meyakinkan bahwa pemulihan tanpa komplikasi. Karena perawat yang lebih sering kontak dengan pasien daripada staf lain, mereka sering menemukan masalah sebelum orang lain menemukannya.

Mengoordinasi perawatan pasien

Dalam melakukan perawatan pasien, perawat berkolaborasi dengan anggota tim perawatan kesehatan lain. Perawat bekerja sama erat dengan dokter, serta perawat lain, ahli terapi sik, dan profesional lain yang terlibat dalam perawatan pasien. Di banyak rumah sakit saat ini, anggota tim bersama-sama merencanakan perawatan pasien. Perawat adalah individu yang mengoordinasikan pekerjaan dari semua anggota tim dan melihat bahwa rencana tersebut dijalankan. Sebagai contoh, perawat memastikan bahwa perjanjian pasien untuk pemeriksaan laboratorium dibuat dan disimpan, melihat bahwa tindakan telah dilaksanakan, dan memeriksa untuk meyakinkan bahwa adanya kebutuhan rujukan dilakukan sebelum pasien dipulangkan. Perawat juga merencanakan dan mengawasi perawatan yang diberikan oleh asisten keperawatan, memeriksa pekerjaan staf rumah tangga yang ditugaskan untuk membersihkan ruangan pasien, dan menjamin bahwa pasien men-dapatkan cukup makanan sehat. Keluarga mempelajari bagaimana memberikan perawatan dasar dari perawat, yang juga membantu mereka bila perlu. Hal ini meliputi mempelajari bagaimana menggunakan cara tradisional tentang penyembuhan dengan perawatan kesehatan moderen. Perawat mendukung keluarga dalam memberikan perawatan dasar untuk orang sakit yang mereka cintai. Perawat mempunyai tanggung jawab akhir untuk kualitas perawatan pasien yang diterima pasien selama tinggal di rumah sakit. Dalam mengoordinasikan pekerjaan orang lain, perawat selalu menempatkan pasien sebagai pusat perhatian.

Pedoman perawatan pasien

Melindungi pasien

Ketika seseorang sakit dan lemah, ia lebih rentan terhadap infeksi dan cedera. Salah satu tanggung jawab utama perawat adalah melindungi pasien dengan menjamin bahwa lingkungan aman dan sehat. Secara khusus, perawat melakukan setiap tindakan kewaspadaan untuk mencegah penyebaran infeksi dari satu pasien ke pasien lain. Perawat mengkaji apakah ruangan pasien bersih, pasien bersih, air telah direbus atau aman, jarum dan materi lain yang digunakan untuk prosedur steril, bahan yang telah kotor disimpan jauh dari pasien, dan jarum serta objek tajam lain ditempatkan dalam wadah yang aman setelah penggunaan. Perawat mencuci tangan dengan cermat sebelum dan setelah perawatan pasien dan antarpasien. Perawat melindungi martabat pasien dan mencoba untuk mengamankan pasien dari rasa malu atau memalukan. Ketika pakaian pasien harus dilepas, perawat berusaha untuk menjamin privasi pasien. Perawat juga meyakinkan bahwa pasien aman secara sik, tidak dapat jatuh dari atas tempat tidur, atau jatuh ketika mencoba berjalan, atau terpeleset di lantai basah. Perawat mencoba untuk melindungi pasien terhadap apa pun yang dapat membahayakan di lingkungan.

Perawat melindungi privasi pasien

Memberi pengajaran pada pasien dan keluarga

Pengajaran adalah peran utama perawat dalam memperbaiki kesehatan, meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit. Ketika seseorang sakit, perawat menunjukkan sesuatu pada pasien yang dapat dilakukan untuk membantu pemulihannya. Sebagai contoh, perawat mengajarkan pasien untuk batuk dan napas dalam setelah pembedahan untuk mencegah komplikasi paru. Perawat menunjukkan pada pasien bagaimana berjalan dengan kruk. Mereka mengajarkan individu yang menderita diabetes untuk memantau gula darahnya. Kapan pun perawat bekerja dengan pasien, perawat menggunakan kesempatan untuk mengajarkan individu tersebut tentang perawatan mandiri. Perawat mengajarkan baik pasien dan keluarga mereka tentang diet dan nutrisi yang tepat, kebersihan dan higiene, latihan, tidur dan istirahat serta semua aspek lain dari hidup sehat.

Bab 1. Peran perawat dalam tim perawatan kesehatan

Sebelum pasien meninggalkan rumah sakit, perawat mengajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan di rumah. Sebagai contoh, perawat mengajarkan anggota keluarga bagaimana memandikan atau mencuci rambut di tempat tidur, dan bagaimana memberi makan atau mengganti balutan. Perawat mengajarkan individu bagaimana meminimalkan efek ketidakmampuan sehingga mereka mempunyai kualitas hidup terbaik.

Advokat untuk pasien

Perawat adalah orang yang bersama individu selama kebanyakan waktu kritis kehidupan mereka. Perawat adalah orang yang bersama individu ketika mereka lahir, ketika mereka cedera atau sakit, ketika mereka meninggal. Individu berbagi banyak hal yang intim dalam kehidupan mereka dengan perawat; mereka menanggalkan pakaian untuk perawat, dan mempercayai perawat untuk melakukan prosedur yang menimbulkan nyeri. Perawat berada di samping tempat tidur individu yang sakit dan menderita selama 24 jam sehari. Mereka ada ketika pasien tidak dapat tidur karena nyeri atau ketakutan atau kesepian. Mereka ada untuk memberi makan pasien, memandikannya, dan mendukung mereka. Perawat mempunyai sejarah panjang tentang perawatan pasien dan berbicara untuk kebutuhan pasien. Inilah yang disebut advokasi; mendukung pasien, bicara mewakili individu pasien, dan menengahi bila perlu. Advokasi ini adalah bagian dari perawatan perawat dan bagian dari kedekatan dan kepercayaan antara perawat dan pasien yang memberi keperawatan sebuah tempat yang sangat khusus dalam pelayanan kesehatan.

Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya

Berkomunikasi dengan pasien

Penyakit dan hospitalisasi menimbulkan stres, seringkali merupakan pengalaman yang sangat menakutkan bagi pasien dan keluarganya. Perawat berada di samping pasien untuk membantu pasien melalui pengalaman ini. Komunikasi yang baik, jelas, dan mendukung adalah bagian penting dari bantuan yang diberikan. Ketika Anda pertama kali bertemu pasien, katakan, :Saya di sini untuk membantu Anda. Juga dengan segera memberi tahu pasien siapa Anda: Saya Corpus, perawat Anda. Kemudian setiap waktu Anda memasuki ruangan pasien, ambil kesempatan untuk berkomunikasi. Senyum Anda, perhatian dan kesiapan Anda untuk berhubungan akan memudahkan penyesuaian pasien di rumah sakit. Ikuti pedoman dasar berikut untuk berkomunikasi dengan pasien.

Mendengarkan pasien
Mulai percakapan dengan pasien dengan menggunakan pertanyaan terbuka seperti di bawah ini: Bagaimana perasaan Anda hari ini? Kemarin Anda merasa sangat khawatir; bagaimana dengan hari ini? Konsentrasi pada pasien dan jangan membiarkan hal lain mengalihkan perhatian Anda. Gunakan mata Anda, ekspresi wajah, dan tekanan suara untuk menunjukkan minat. Coba untuk tidak menginterupsi. Biarkan pasien mengatakan apa yang perlu ia katakan. Jika pesan pasien tidak jelas, ajukan pertanyaan untuk mendapatkan lebih banyak informasi atau memperjelas apa yang dikatakan. Jangan meloncat pada kesimpulan tentang apa yang dimaksud pasien atau apa yang diperlukan pasien. Dengarkan pada apa yang dikatakan pasien dan juga bagaimana ia 6

Bab 2. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya

mengatakannya dan apa yang tidak dikatakan. Perhatikan ekspresi pada wajah pasien, dan sikap tubuh serta gerakan tubuh. Kadang wajah pasien atau tekanan suara, atau cara bicara dapat mengatakan lebih banyak daripada kata-kata.

Simpan kerahasian apa yang dikatakan pasien


Jika informasi dari pasien perlu diberikan pada orang lain dalam upaya menolong pasien, biarkan pasien mengetahui apa yang akan Anda katakan pada orang tersebut. Sebagai contoh, jika pasien mengatakan pada Anda tentang gejala yang ia tidak rasakan sebelumnya, beri tahu pasien bahwa Anda akan memberi tahu dokter. Bila informasi tidak bermanfaat dalam membantu pasien, jangan mengulangnya pada orang lain. Di atas semua itu, jangan bergosip tentang pasien dengan perawat atau staf lain.

Tempatkan diri Anda sebagai pasien dan coba untuk memahami apa yang dirasakannya
Peraturan yang paling penting dalam berkomunikasi dengan pasien adalah membayangkan diri Anda berada pada posisi pasien. Kemudian Anda dapat memahami perasaan mereka dan menanggapi secara emosional pada kebutuhan atau distres mereka. Kuncinya adalah perhatian terhadap pasien sebagai individu, untuk mengenali bahwa ia adalah mahluk hidup seperti Anda, yang sakit dan mungkin nyeri, yang membutuhkan bantuan Anda. Untuk mengekspresikan perhatian ini, tunjukkan kehangatan dan minat ketika Anda bersama pasien. Bersikap perhatian dan menghargai. Coba untuk memenuhi kebutuhan pasien dan berespons terhadap perasaannya. Ingat bahwa jika Anda baik pada orang lain, hal ini akan memperkaya baik hidup orang tersebut maupun hidup Anda sendiri.

Bagaimana berkomunikasi dengan pasien yang sulit

Kadang Anda harus menghadapi pasien yang sangat marah, mereka berteriak atau mengkritik Anda atau perawat lain atau dokter dengan keras, menolak perawatan yang mereka butuhkan, menarik slang atau membuka balutan. Di lain waktu, Anda akan menghadapi pasien yang mengeluh terus-menerus dan menginginkan sesuatu dilakukan untuk mereka setiap saat. Kadang pasien memaki Anda atau menyebut Anda tidak mampu bila Anda tidak datang segera memenuhi panggilannya. 7

Pedoman perawatan pasien

Pasien seperti ini tidak mudah dihadapi. Sering staf berespons dengan berbalik marah terhadap mereka. Kadang staf menghindari begitu saja pasien ini. Sayangnya, respons ini hanya memperburuk masalah. Ketika pasien marah, penting untuk mencoba menemukan apa yang menyebabkan mereka marah. Seseorang mungkin mengkritik perawat tetapi sebenarnya ia merasa marah bahwa telah didiagnosis mengidap penyakit serius. Sering membantu bila Anda bertanya kepada pasien dengan tenang untuk membicarakan apa yang mereka rasakan. Penting untuk mendengarkan dan berespons dengan memahami nyeri dan kesulitan tersebut. Bila pasien tampak mempunyai keluhan yang jelas, katakan bahwa Anda akan memberi tahu perawat atau dokter yang bertugas, dan sebagainya. Jika pasien terus-menerus mengeluh, Anda dapat menenangkan dengan suara lembut, membiarkan ia mengeluh, dan mungkin menggunakan humor atau senyuman untuk membantu. Pada saat yang sama, Anda dapat menyusun suatu batasan pada tuntutan pasien, sambil menunjukkan kehangatan dan pemahaman tentang kesulitan tersebut. Sebagai contoh, mungkin Anda mengakui frustrasi yang dialami seorang individu adalah karena perasaan harus bergantung pada orang lain untuk segala hal.

Berespons terhadap kebutuhan pasien

Kebanyakan pasien berbicara pada Anda, mereka mengungkapkan informasi tentang perasaan dan kebutuhan dasar mereka, dan penting untuk mencoba memenuhi kebutuhan ini secepat mungkin. Pasien merasa diperhatikan ketika Anda mencoba untuk membuat mereka merasa lebih baik dengan melakukan sesuatu seperti membawakan air ketika mereka memintanya. Senyuman atau sentuhan yang menunjukkan perhatian dan kekhawatiran terhadap kebutuhan mereka akan selalu membantu. Ketika pasien memberikan Anda informasi tetang kondisi siknya, dengarkan dengan cermat dan bertindak cepat terhadap informasi tersebut. Bila pasien mengatakan ia mengalami nyeri, kaji nyeri dan berikan pereda (lihat bab merawat pasien nyeri). Jangan menunggu satu jam untuk memberikan medikasi karena Anda mempunyai hal lain untuk dilakukan. Bila pasien mengatakan pada Anda tentang masalah baru, yakinkan bahwa Anda mempunyai informasi penting dan berespons dengan cepat. Sebagai contoh, bila pasien mengatakan bahwa ia muntah pagi ini, coba temukan penyebab dan kemungkinan masalah yang berhubungan. Anda dapat mengajukan pertanyaan sebagai berikut. 8

Bab 2. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya

Kapan Anda muntah? Apakah Anda muntah sebelum atau setelah makan? Apakah Anda merasa mual sebelum muntah? Pernahkah Anda merasa mual sebelum ini? Apakah muntahnya tiba-tiba? Pernahkan Anda diare? Informasi dari jawaban pasien tersebut akan membantu Anda menemukan apa yang ia butuhkan. Bila masalah tampak serius, informasikan kepada dokter.

Memberikan informasi kepada pasien

Ketika Anda memberikan informasi kepada pasien, hendaknya sederhana dan jelas. Selalu tulus dan jujur. Jangan menggunakan kata-kata medis untuk menggambarkan masalah atau menjelaskan apa yang akan dilakukan atau apa yang akan dialami pasien. Jangan menggunakan kata-kata yang tidak dipahami oleh masyarakat di luar rumah sakit. Gunakan bahasa sehari-hari. Katakan berjalan, bukan ambulasi. Jangan mengatakan Anda akan mengukur nadi apikal. Katakan Anda akan mendengarkan jantung pasien. Jangan berpura-pura bahwa Anda mengetahui sesuatu ketika Anda tidak mengetahuinya. Bila Anda tidak dapat menjawab pertanyaan pasien, katakan bahwa Anda tidak tahu dan tunjukkan Anda akan mencari jawabannya. Jika hanya dokter yang tahu jawabannya, beri tahu pasien bahwa Anda akan menanyakan kepada dokter, atau anjurkan pasien menanyakan ke dokter. Jangan pernah berbohong kepada pasien. Bila pasien akan merasakan nyeri ketika slang diangkat, jangan mengatakan bahwa ini tidak akan menyakitkan. Ketepatan waktu informasi adalah penting. Ketika pasien kecewa, ia mungkin menemukan kesulitan untuk memahami apa yang Anda katakan. Lihat dan dengarkan dengan cermat sebelum memutuskan apakah pasien siap untuk mendengar Anda sekarang atau bila perlu Anda harus menunggu. Ketika Anda menjelaskan sesuatu kepada pasien, lihat apakah Anda dapat memberi informasi dengan cara yang dapat dipahami oleh pasien. Minta individu tersebut untuk memberi tahu Anda apa yang ia dengar, atau menunjukkan pada Anda bagaimana ia akan melakukan apa yang telah mereka pelajari. Ingat bahwa meskipun pasien mungkin tersenyum dan menganggukkan kepala sebagai respons, mereka mungkin mencoba menyenangkan Anda. Mereka mungkin tidak selalu memahami apa yang Anda katakan.

Pedoman perawatan pasien

Meskipun Anda bicara sangat jelas, kemungkinan pasien tidak memahami seluruhnya. Ia mungkin lupa sebagian besar apa yang Anda katakan. Individu yang sakit merasa takut, dan rumah sakit adalah tempat yang asing dan membingungkan. Pasien yang ketakutan dan bingung sulit untuk mendengarkan dengan cermat. Mudah bagi mereka untuk melupakan sesuatu. Anda harus memberi tahu pasien lebih dari sekali. Beberapa pasien ingin mengetahui banyak tentang bagaimana keadaan mereka, sementara yang lain tidak ingin tahu. Memberi pasien kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan bicara tentang rasa takut mereka adalah penting. Namun, jika mereka tidak ingin informasi detail, jangan memaksa mereka.

Bagaimana memberi tahu pasien kabar buruk

Salah satu tugas berat dokter dan perawat adalah memberi tahu kabar buruk pada pasien. Biasanya dokter yang memberi tahu pasien bahwa ia tidak akan sembuh. Namun, kadang pasien memutuskan untuk menanyakan hal itu kepada perawat. Penting bagi perawat dan dokter untuk bicara dan menyetujui tentang bagaimana dan kapan memberi tahu pasien. Kadang kebenaran sejati terlalu berat bagi pasien. Kadang mungkin lebih baik untuk memberi tahu individu sedikit informasi tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Penting untuk mengetahui bagaimana pasien memahami dan seberapa besar ia ingin memahami. Tidak semua pasien ingin mengetahui segala sesuatu. Pendekatan paling baik adalah memberi tahu individu sebanyak yang mereka ingin tahu, dan kemudian mencoba untuk membantu mereka menghadapi perasaan mereka. Ketika individu diberi tahu kabar buruk, pada awalnya mereka sering tidak ingin mempercayainya. Ini disebut penyangkalan. Penyangkalan bermanfaat sebagai respons pertama, untuk membantu pasien mengatasi masalah. Namun, perawat perlu membantu pasien bergerak dari penyangkalan. Individu perlu memahami bahwa situasi tersebut nyata. Dengan perlahan pasien diberi tahu tentang apa yang terjadi. Ketika pasien memahami apa yang akan terjadi, mereka mengalami sedih dan depresi. Mengenali kesedihan dan respons mereka dengan sikap simpatik adalah penting. Juga penting untuk memberi pasien harapan tetapi Anda seharusnya tidak memberi mereka informasi yang salah untuk membuat mereka merasa lebih baik. Untuk memberi mereka harapan, Anda dapat membicarakan tentang apa yang mungkin, bukan tentang apa yang akan terjadi sebenarnya. Anda juga dapat memberi pasien harapan dengan memberi tahu mereka bahwa mereka akan memiliki hal baik di masa depan yang akan membuat mereka mampu melakukan banyak hal.

10

Bab 2. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya

Pasien yang mengalami kesulitan berkomunikasi

Kadang pasien tidak dapat berkomunikasi dengan jelas. Mereka mungkin tidak berbicara dengan bahasa yang digunakan di rumah sakit, atau mereka mungkin hanya mampu bahasa tersebut sedikit. Anda dapat menemui anggota keluarga mereka untuk membantu, atau anggota staf lain yang dapat bicara dalam bahasa asal pasien. Anda dapat bekerja dengan penerjemah yang mengetahui kedua bahasa dan menerjemahkan pertanyaan Anda serta jawaban pasien. Posisi menghadap pasien dan arahkan pertanyaan Anda padanya. Dengan hati-hati perhatikan bagaimana rupa pasien ketika bicara. Anda dapat memahami banyak tentang apa yang dimaksud pasien atau dirasakan pasien meskipun tanpa kata-kata. Jangan mengabaikan penerjemah. Biarkan penerjemah menerjemahkan pertanyaan saat Anda menghadap pasien. Kadang pasien tuli, buta, atau penglihatan buruk. Bila pasien tidak dapat mendengar dengan baik, perhatikan apakah mereka membaca bibir Anda atau apakah mereka mencoba untuk berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Bila mereka menggunakan tangan mereka untuk berkomunikasi dan Anda tidak memahami, coba minta bantuan anggota keluarga. Kadang pasien bingung, atau tidak dapat membentuk kata-kata, atau menemukan kata yang tepat. Ketika seseorang mempunyai slang terpasang, ia tidak dapat bicara sama sekali. Pada pasien ini, coba untuk berkomunikasi tanpa menggunakan kata-kata. Minta pasien untuk memberi tanda ya atau tidak terhadap pertanyaan dengan menggunakan genggaman tangan, atau gerakan kepala, atau kedipan mata. Atau berikan pasien kertas atau papan untuk menulis. Jika pasien mencoba untuk berkomunikasi tetapi Anda tidak memahami, katakan bahwa Anda tidak memahami, tetapi berikan dukungan dan dorongan, dan lanjutkan percakapan. Jangan berpura-pura memahami ketika Anda tidak memahaminya. Ketika pasien tidak dapat berkomunikasi dengan Anda melalui kata-kata, secara khusus penting bagi Anda untuk menunjukkan perhatian, kehangatan, dan respek melalui sentuhan dan senyuman Anda.

Bagaimana berkomunikasi dengan keluarga

Keluarga pasien harus membuat banyak penyesuaian dan perubahan dalam berespons terhadap penyakit, terutama bila ini penyakit serius dan terminal. Sebagai contoh, mereka harus memberikan banyak waktu untuk melakukan tugas yang menjadi tugas pasien dalam keluarga sebelum sakit. Mereka juga harus menyediakan waktu untuk berkunjung dan mencoba merawat si sakit, baik di rumah sakit maupun ketika ia kembali ke rumah. Mereka juga kehilangan 11

Pedoman perawatan pasien

uang karena keadaan sakit ini. Anggota keluarga dapat mengalami banyak stres. Hal ini dapat membuat mereka marah dan sulit saat itu. Ketika ini terjadi, penting untuk memikirkan tentang bagaimana perasaan mereka. Coba untuk memahami seberapa sulit situasi ini bagi mereka. Sediakan waktu untuk bicara pada keluarga pasien segera saat pasien masuk rumah sakit; makin cepat makin baik. Jawab pertanyaan mereka dengan sederhana tetapi jelas. Bila mereka menginginkan lebih banyak informasi dari yang Anda dapat berikan, rujuk pada dokter atau bantu menemukan waktu untuk dapat berbicara dengan dokter. Tanyakan kepada keluarga tentang pasien; anggota keluarga mempunyai banyak informasi yang bermanfaat. Kapan pun keluarga datang menjenguk, beri tahu mereka apa yang telah terjadi pada anggota keluarga mereka. Berikan dukungan dan dorongan. Jangan berbohong pada keluarga. Bila mereka ingin tahu lebih banyak dari yang Anda kira, coba untuk membantu mereka berbicara dengan dokter. Bila beritanya buruk, Anda dapat memberitahu keluarga lebih dulu dan meminta mereka untuk ambil bagian dalam diskusi tentang cara terbaik untuk memberi tahu pasien. Anda dapat memutuskan dengan dokter bahwa pasien harus diberi tahu lebih dulu, dan kemudian keluarga. Kadang keluarga ingin membantu memutuskan apa yang akan dilakukan terhadap anggota keluarga mereka. Sebagai contoh, mereka ingin membantu memutuskan apakah pasien akan menjalani pembedahan untuk kanker. Ketika mereka tahu apa yang akan terjadi, mereka mungkin merasa bahwa lebih baik untuk tidak melakukan apa pun kecuali memerhatikan gejala pasien tersebut. Bila anggota keluarga ingin tinggal dengan pasien, buat hal ini semudah mungkin. Jika keluarga ingin membantu merawat pasien, beri mereka instruksi dalam pemberian perawatan harian. Sebelum pasien meninggalkan rumah sakit, bicarakan pada keluarga tentang perawatan yang diperlukan pasien di rumah. Yakinkan mereka mampu memberikannya. (Hal ini didiskusikan lebih lanjut pada bab menyiapkan pasien untuk pulang.)

12

Pemantauan pasien dan pencatatan asuhan keperawatan

Perawat melihat pasien lebih sering daripada pemberi perawatan lain. Karenanya, perawat berada pada posisi terbaik untuk memantau kemajuan pasien dan menilai perawatan apa yang diperlukan untuk mengatasi masalah. Untuk melakukan hal ini, perawat harus menggunakan setiap kesempatan untuk mengkaji pasien, selalu mengajukan pertanyaan, Apa yang terjadi pada pasien ini?

Kapan pun Anda memasuki ruangan pasien, dengan cermat perhatikan bagaimana keadaan pasien, periksa semua peralatan dalam ruangan, dan periksa lingkungan ruangan.

Berikut ini adalah beberapa pedoman dasar untuk Anda gunakan saat memeriksa apa yang terjadi pada pasien.

Dapatkan informasi latar belakang


Sebelum Anda memasuki ruangan pasien, periksa catatan untuk melihat apa yang telah dilakukan hari ini, apa masalah pemberi perawatan lain yang telah dicatat, dan apakah ada informasi baru lainnya tentang pasien. Bila mungkin, bicarakan hal ini dengan perawat yang telah selesai tugas.

Amati pasien
Dengarkan pernapasan pasien, lihat warna kulitnya, dan lihat apakah pasien sadar. Dengan segera ukur tanda vital pasien bila Anda melihat ada tanda

13

Pedoman perawatan pasien

bahwa pasien mengalami masalah pernapasan, apakah pernapasan terlalu cepat, atau warna kulitnya pucat atau kemerahan, atau apakah pasien tampak mengalami kegawatan. Laporkan masalah pada perawat yang bertanggung jawab atau dokter. Jangan membangunkan pasien untuk pengkajian atau perawatan kecuali pernapasan atau warna kulit pasien menunjukkan ada masalah. Bila pernapasan, warna kulit, atau posisi pasien di tempat tidur menunjukkan ketidaksadaran bukan keadaan tidur, coba untuk membangunkan pasien. Jika Anda tidak berhasil membangunkan pasien, panggil bantuan. Pada saat yang sama, pastikan bahwa jalan napas pasien terbuka; jika perlu, buka jalan napas dengan mengangkat rahang bawah.

Bicara dengan pasien


Jika pasien sadar, tanyakan bagaimana keadaannya dan apakah ia merasa nyaman. Tanyakan adanya nyeri. Tanyakan apakah tindakan atau medikasi yang diberikan membantu. Tanyakan apakah pasien telah makan dan minum Tanyakan tentang eliminasi urinarius dan fekal. Perhatikan masalah yang disebutkan pasien. Jika pasien tidak memberikan informasi, tanyakan khususnya tentang gejala yang mungkin Anda temukan, seperti keletihan, mual, atau masalah pernapasan. Bila ada anggota keluarga, akan membantu untuk menanyakan keadaan pasien dan apakah mereka melihat ada masalah. Tanyakan juga pada mereka tentang apa yang telah dimakan dan diminum pasien.

Memeriksa pasien
Periksa pasien dengan singkat dari kepala sampai kaki, perhatikan adanya perubahan atau abnormalitas. Perhatikan pada masalah yang membawa pasien ke rumah sakit. 14

Bab 3. Pemantauan pasien dan pencatatan asuhan keperawatan

Apa yang Anda cari bergantung pada masalah apa dan sistem tubuh mana yang sakit.

Memeriksa peralatan yang digunakan


Pemeriksaan yang Anda lakukan akan bergantung pada masalah pasien dan peralatan apa yang digunakan untuk masalah tersebut; mungkin saja berupa sistem oksigen, slang nasogastrik, kateter menetap, atau jalur intravena.

Bila pasien mendapatkan oksigen:


Yakinkan bahwa kanula atau kateter dipasang dengan tepat. Periksa bahwa oksigen dilembapkan dan diberikan dalam jumlah liter per menit sesuai program. Periksa juga bahwa oksigen di dalam tabung dalam jumlah cukup.

Bila pasien terpasang jalur intravena:


Pastikan jalur intravena terbuka dan larutan yang tepat mengalir dalam kecepatan yang benar. Periksa area masuknya kateter ke dalam kulit untuk adanya kemerahan, panas, atau tanda cairan yang mungkin bocor dari vena ke dalam jaringan. Bila kulit bengkak atau pucat pada sisi tersebut dan pasien merasa nyeri, mungkin cairan telah masuk ke dalam jaringan dan jalur intravena harus dilepas dan dipasang lagi.

Bila pasien menggunakan kateter Foley:


Periksa haluaran urine. Perhatikan apakah urine jernih, berkabut, kemerahan, atau gelap dan pekat. Periksa catatan asupan dan haluaran untuk membantu Anda menganalisis status cairan pasien. Yakinkan bahwa slang kateter Foley tidak terpelintir. Kantong Foley tidak boleh berada di lantai.

Mengkaji lingkungan pasien


Tindakan ini adalah tanggung jawab perawat untuk melihat apakah lingkungan bersih dan aman. 15 Periksa seluruh kebersihan ruangan dan lantai. Yakinkan bahwa lantai kering.

Pedoman perawatan pasien

Periksa tempat tidur pasien dan area sekitarnya. Yakinkan bahwa seprai bersih dan halus serta area sekitar tempat tidur bersih dan rapi. Peralatan makan yang kotor dan tisu kotor dapat menjadi sumber infeksi bagi klien dan perawat. Periksa bahwa area toilet bersih. Bila mungkin, lihat apakah pasien mempunyai sabun dan handuk untuk mandi. Periksa apakah pasien mempunyai apa yang diperlukannya. Bila pasien dapat minum air, yakinkan bahwa tersedia air bersih di samping tempat tidur.

Mengukur tanda vital pasien


Tanda vital adalah sangat penting

Salah satu aspek paling penting dari pengkajian pasien adalah mengukur tandatanda vital. Tanda-tanda vital pasien adalah suhu, nadi, pernapasan (respirasi), dan tekanan darah. Perubahan pada tanda-tanda vital ini dapat menunjukkan perubahan pada kondisi pasien. Perubahan besar atau tiba-tiba harus selalu dilaporkan pada dokter. Tanda-tanda vital harus diperiksa pada saat pasien masuk dan pada interval reguler setelah masuk. Di banyak rumah sakit mereka memeriksa setiap 4 jam. Ketika pasien berada di unit perawatan intensif atau baru kembali dari pembedahan, tanda vital diperiksa lebih sering. Tanda vital juga harus diperiksa: sebelum dan setelah prosedur invasif sebelum dan setelah memberikan medikasi yang dapat memengaruhi tekanan darah atau pernapasan sebelum dan setelah prosedur keperawatan yang dapat memengaruhi tanda-tanda vital, sebagai contoh, pasien yang akan berjalan setelah tirah baring.

16

Bab 3. Pemantauan pasien dan pencatatan asuhan keperawatan

Selalu periksa tanda-tanda vital ketika pasien mengeluh kunang-kunang, pusing, tiba-tiba panas, atau kapan pun kondisi pasien berubah menjadi buruk.

Suhu
Suhu tubuh adalah panas tubuh yang diukur dalam derajat. Suhu rata-rata orang dewasa diukur secara oral antara 36,7oC dan 37oC. Suhu lebih tinggi dari rata-rata disebut demam atau hipertermia. Pada penampilan pertamanya, tanda demam meliputi: peningkatan nadi peningkatan pernapasan menggigil kulit dingin perasaan kedinginan (menggigil). Selama perjalanan demam, tanda klinis meliputi: kulit hangat saat disentuh peningkatan kontinu frekuensi nadi dan pernapasan rasa haus dehidrasi kehilangan nafsu makan perasaan umum tidak enak mengantuk, gelisah dan pada kasus berat, delirium. Ketika demam mulai turun, pasien masih merasa hangat dan kemerahan serta berkeringat; pasien juga mengalami dehidrasi tetapi tidak merasa menggigil.

Kewaspadaan klinis: Demam tinggi ekstrem dapat menyebabkan konfusi. Suhu ini dapat merusak hati, ginjal dan organ lain dan bahkan menyebabkan kematian.

17

Pedoman perawatan pasien

Suhu tubuh yang lebih rendah dari rata-rata disebut hipotermia. Tanda klinisnya: menggigil berat pucat, dingin, kulit mengkilat tekanan darah rendah (hipotensi) penurunan haluaran urine disorientasi pada kasus berat, mengantuk dan koma Perawat secara rutin mengukur suhu pasien untuk memeriksa adanya infeksi. Demam adalah tanda infeksi. Bila pasien mengalami demam, perawat memeriksa suhu untuk melihat apakah demam berlanjut, memburuk, atau apakah medikasi telah menurunkan suhu tersebut. Suhu tubuh dapat diukur di oral, rektum, dan aksila (lipatan lengan). Suhu juga dapat diukur di telinga pada membran timpatik (gendang telinga). Termometer air raksa umum digunakan untuk mengukur suhu. Termometer mempunyai ujung panjang pipih atau membulat. Ujung pipih paling baik untuk suhu aksila; ujung bulat untuk mengukur suhu rektal. Untuk membaca suhu air raksa, pegang termometer setinggi mata dan balik sampai Anda melihat garis air raksanya. Ujung garis atas, titik paling tinggi air raksa yang tercapai menunjukkan suhu tubuh.

Bagaimana mengukur suhu oral


Suhu tubuh biasanya diukur di mulut atau per oral. Ini adalah cara paling mudah untuk mengukur suhu. Bila pasien berusia kurang dari lima tahun atau konfusi, suhu ini harus diukur di tempat lain pada kasus pasien menggigit termometer dan memecahkannya. Bila pasien mengalami baru minum dingin atau panas atau merokok, Anda harus menunggu 15 sampai 30 menit sebelum mengukur suhu oral untuk meyakinkan bahwa pembacaan suhu akurat. Cuci tangan Anda. Kibaskan termometer hingga turun menjadi 35oC. Tempatkan termometer di bawah lidah pasien, ke kantung 18

Bab 3. Pemantauan pasien dan pencatatan asuhan keperawatan

kanan atau kiri pada dasar lidah. Beri tahu pasien untuk menutup bibirnya, tetapi buka giginya, mencakupi termometer. Biarkan termometer sedikitnya selama tiga menit. Lepaskan termometer dan baca suhunya. Cuci termometer dengan air hangat bersabun (jangan air panas), bilas dengan air dingin, usap dengan disinfektan dan simpan dalam keadaan kering. Cuci tangan Anda dan catat suhunya.

Bagaimana mengukur suhu aksila


Untuk mengukur suhu aksila, termometer di tempatkan di bawah lipatan lengan (di aksila). Area ini paling tidak akurat untuk mengukur suhu, tetapi dilakukan untuk orang dewasa yang mengalami peradangan mulut dan pasien yang konfusi. Suhu aksila biasanya setengah derajat lebih rendah dari suhu oral. Cuci tangan Anda. Siapkan termometer seperti pada saat mengukur suhu oral. Tempatkan termometer di bawah lengan pasien di aksila. Minta pasien untuk mengapit erat lengan ke dada dan biarkan termometer selama lima menit pada anak-anak dan sembilan menit pada orang dewasa. Ambil termometer, baca suhu dan bersihkan serta simpan termometer tersebut. Cuci tangan Anda dan catat suhunya.

Bagaimana mengukur suhu rektal


Suhu rektal dipertimbangkan paling akurat. Pengukuran ini biasanya hanya pada bayi dan anak yang tidak dapat memegang termometer di mulut tanpa memecahkannya. Suhu rektal biasanya satu derajat lebih tinggi dari suhu oral. Ketika Anda mengukur suhu rektal, gunakan termometer dengan ujung bulat. Cuci tangan Anda. Minta pasien untuk berbaring miring, dengan lutut eksi. Anak harus berbaring pada salah satu sisi atau telungkup, pada pan19

Pedoman perawatan pasien

Periksa suhu yang tercatat pada termometer. Bila terbaca lebih dari 35oC, kibaskan termometer. Oleskan lubrikan atau gel pada jaringan dan kemudian pada 2,5 cm ujung termometer. Lubrikasi mempermudah bukan untuk mengiritasi membran ketika Anda memasukkan termometer. Minta pasien napas dalam dan menempatkan termometer ke dalam anus dari 1,5 sampai 4 cm bergantung usia dan ukuran pasien. Jangan mendorong paksa termometer. Pegang termometer selama dua menit. Angkat termometer, bersihkan dengan tisu, dan buang tisu. Baca termometer tersebut. Cuci dan bilas termometer, basuh dengan disinfektan, keringkan dan simpan dalam keadaan kering. Cuci tangan Anda. Catat suhu tersebut.

Bagaimana mengukur nadi pasien


Jantung adalah suatu pompa yang mendorong darah masuk ke dalam arteri. Dengan setiap denyutan, terdapat tekanan denyut saat darah masuk ke dalam arteri. Nadi menunjukkan denyut jantung tersebut. Nadi orang dewasa normal biasanya 60 sampai 80 kali per menit, tetapi rentangnya 60 sampai 100. Nadi lebih cepat pada wanita daripada pria. Lebih cepat pada anak daripada orang dewasa. Nadi meningkat karena latihan dan stres, dan ketika pasien demam. Nadi juga lebih cepat ketika pasien kehilangan darah. Beberapa medikasi menurunkan frekuensi nadi dan obat lain meningkatkannya. Mengukur nadi pasien penting untuk mengetahui apakah ada dalam rentang normal, dan apakah nadi ini teratur atau tidak. Kebanyakan nadi diukur pada sisi dalam pergelangan tangan; ini disebut nadi radialis. 20

Bab 3. Pemantauan pasien dan pencatatan asuhan keperawatan

Nadi juga dapat diukur pada banyak tempat lain di tubuh. Bila Anda tidak dapat mengukur pada nadi radialis karena pasien menggunakan balutan di tempat tersebut, atau Anda perlu mengkaji nadi pada bagian tertentu tubuh, gunakan tempat lain. Nadi yang diambil dari tempat yang jauh dari jantung disebut nadi perifer. Untuk mengukur nadi perifer pasien, apakah pada pergelangan tangan atau tempat lain, Anda memerlukan jam dengan detik. Gunakan jari telunjuk Anda dan ujung jari tengah atau ketiga ujung jari tengah dan berikan tekanan sedang di atas titik nadi, sampai Anda merasakan denyutan. Jangan menggunakan ibu jari karena Anda mempunyai nadi pada ibu jari tersebut yang dapat menyebabkan kesalahan penghitungan nadi pasien. Hitung jumlah denyutan selama satu menit penuh. Setelah itu, bila nadi normal, hitung selama 30 detik dan kalikan dua. Perhatikan apakah nadi lemah, normal, atau terlalu kuat (menonjol). Perhatikan apakah nadi teratur atau tidak. Bila nadi lebih cepat atau lebih lambat dari biasanya pada pasien tersebut, atau nadi tidak teratur atau sangat kuat atau lemah, laporkan hal ini pada perawat atau dokter yang bertanggung jawab.

Bagaimana mengukur nadi apikal


Kadang-kadang nadi mungkin sangat lemah sehingga Anda tidak dapat mendengarnya kecuali Anda mendengarnya di dekat jantung. Nadi yang diambil di apeks jantung disebut nadi apikal. Untuk mengukur nadi apikal, Anda memerlukan stetoskop dan jam yang menunjukkan detik. Cuci tangan Anda. Gunakan usapan antiseptik untuk membersihkan bagian telinga dan diafragma stetoskop (tepi datar dari stetoskop) bila alat ini kotor. 21

Pedoman perawatan pasien

Temukan nadi pada sisi kiri dada. Tempatkan bagian telinga stetoskop pada telinga Anda, dengan bagian telinga menunjuk atau menghadap ke depan. Tempatkan diafragma stetoskop di atas nadi apikal dan dengarkan bunyi jantung, yang menyerupai bunyi lub dub. Perhatikan apakah ruang di antara bunyi jantung tersebut teratur atau tidak. Ini adalah irama denyut jantung. Perhatikan kekuatan atau kelemahan (volume) bunyi jantung. Hitung denyut jantung selama 30 detik dan kalikan dua jika iramanya teratur; hitung selama 60 detik jika nadi tidak teratur. Ini adalah frekuensi nadi. Cuci tangan Anda. Catat frekuensi nadi, irama, dan kekuatannya.

Memeriksa pernapasan pasien


Frekuensi pernapasan normal atau respirasi, pada orang dewasa dalam keadaan istirahat adalah 12 (atau lebih umum 15) sampai 20 kali per menit. Frekuensi lebih tinggi pada bayi. Juga lebih tinggi pada individu yang melakukan latihan atau stres, dan ketika suhu luar lebih tinggi. Infeksi dan gangguan pernapasan meningkatkan frekuensi pernapasan juga. Beberapa medikasi seperti narkotik menurunkan respirasi. Ketika individu berbaring telentang, mereka bernapas sedikit lebih dalam. Penting untuk memeriksa pernapasan ketika pasien beristirahat. Paling baik pada pasien yang tidak menyadari bahwa pernapasannya sedang diperiksa, sehingga ia bernapas secara normal. Hitung pernapasan saat Anda masih menempatkan jari Anda pada nadi pasien, seolah-olah Anda sedang menghitung nadi. Pasien tidak memperhatikan bahwa Anda sebenarnya sedang memeriksa pernapasan. Untuk memeriksa frekuensi pernapasan, hitung jumlah pernapasan selama sedikitnya satu menit. Untuk memeriksa irama, perhatikan apakah ruang di antara pernapasan teratur atau tidak Untuk memeriksa kedalaman pernapasan, perhatikan gerakan dada pasien atau tempatkan tangan Anda pada dada pasien untuk merasakan gerakan. Ketika pasien bernapas, iga bergerak ke atas dan ke bawah sehingga paru dapat berek22

Bab 3. Pemantauan pasien dan pencatatan asuhan keperawatan

spansi; ketika pasien menghembuskan napas, iga bergerak ke dalam seolah paru ditekan. Bila ada banyak gerakan dada, pernapasan dalam; bila gerakan sangat sedikit, pernapasan dangkal. Perhatikan jumlah upaya pasien untuk bernapas, dan dengarkan bunyi pernapasannya. Pernapasan normal adalah tidak bersuara dan mudah. Kadang pasien dengan jelas bekerja keras untuk bernapas, terutama ketika ia berbaring datar. Bila pasien sukar bernapas, Anda akan melihat kekencangan otot leher dan bahu. Kadang Anda akan melihat bahwa Kewaspadaan klinis. kulit telah tertarik ke atas Selalu laporkan pernasternum atau di bawah iga (disebut pengisapan ke dapasan cepat. Pernapaslam atau retraksi). Dengarkan adanya mengi, yaitu bunyi bersiul atau berdesah. Mengi adalah tanda infeksi serius, asma, atau adanya penghambatan jalan napas. Tuliskan apa yang Anda temukan tentang pernapasan pasien. Bila Anda melihat ada perubahan pada pasien, beri tahu perawat yang bertanggung jawab atau dokter dengan segera.

an cepat merupakan tanda bahwa ada yang salah. Hal ini dapat berarti bahwa pasien mengalami infeksi, seperti pneumonia, gagal jantung, kehilangan darah atau masalah lain.

Bagaimana mengukur tekanan darah


Tekanan darah adalah suatu ukuran tekanan yang dibuat darah saat bergerak melalui arteri tubuh. Terdapat dua jenis tekanan darah: tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan paling tinggi yang dihasilkan ketika ventrikel kiri jantung berkontraksi. Ini adalah tekanan gelombang darah yang memasuki arteri. Tekanan diastolik adalah tekanan paling rendah yang dihasilkan ketika ventrikel kiri relaksasi. Ini adalah tekanan yang selalu ada dalam arteri. 23

Pedoman perawatan pasien

Tekanan darah diukur dalam milimeter air raksa (mm Hg) dan biasanya diberikan sebagai tekanan sistolik diikuti dengan tekanan diastolik, dengan garis miring di antaranya.

Contoh tekanan darah: tekanan 140 sistolik 90

tekanan diastolik

Tekanan darah normal orang dewasa dalam rentang dari 110/60 mm Hg sampai 140/90 mm Hg, dan rata-rata adalah 120/80 mm Hg.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah tekanan yang berlanjut sampai di atas 140/90 mm Hg. Tekanan darah rendah atau hipotensi adalah tekanan sistolik yang ada di bawah 100 mm Hg.

Penting untuk mengetahui tekanan darah normal pasien dalam upaya melihat perubahan yang dapat menunjukkan adanya masalah. Tekanan darah diukur dengan manset tekanan darah, sgmomanometer, dan stetoskop. Stetoskop digunakan untuk mendengar bunyi darah dalam arteri. Mengukur tekanan darah pada lengan pasien dengan menggunakan arteri brakialis, yang terdapat di bagian tengah lipatan siku. Untuk memulai, cuci tangan Anda. Tempatkan pasien pada posisi yang nyaman, duduk atau berbaring dengan lengan yang akan diukur agak menekuk dan disokong. Manset harus berada pada setinggi jantung. 24

Bab 3. Pemantauan pasien dan pencatatan asuhan keperawatan

Lingkarkan manset pada lengan atas dan kencangkan. Balon di bagian dalam manset harus berada tepat di atas arteri. Batas bawah manset harus kira-kira 2,5 cm di atas lipatan siku (disebut ruang antekubitus). Raba arteri dengan ujung jari Anda. Ini harus di bagian tengah ruang antekubitus. Nadi Ini disebut nadi brakialis. Sambil Anda meraba nadi brakialis dengan satu tangan, tutup katup dan pompa manset dengan tangan lain. Pompa sampai pembacaan sgmomanometer adalah 30 mm di atas titik di mana nadi brakialis menghilang. Tempatkan diafragma stetoskop di atas arteri brakialis. Lepaskan katup pada manset dengan perlahan sehingga tekanan berjalan turun pada kecepatan 2-3 mm per detik. Dengarkan bunyinya. Tekanan sistolik adalah tekanan yang pertama kali Anda mendengar bunyi denyut. Yakinkan bahwa Anda mendengar dua bunyi, untuk meyakinkan Anda tidak membuat kesalahan oleh bunyi lain untuk bunyi darah. Perhatikan pembacaan pada sgmomanometer ketika Anda pertama kali mendengar bunyi denyutan, yang merupakan pembacaan tekanan sistolik. Sekali lagi, perhatikan pembacaan pada sgmomanometer ketika Anda mendengar bunyi terakhir; yang adalah pembacaan tekanan diastolik. Tekanan diastolik adalah titik bunyi yang terdengar paling akhir. Lepaskan katup dan kempeskan manset dengan cepat. 25

Pedoman perawatan pasien

Lepaskan manset dari lengan pasien dan catat pembacaan tekanan darah, dengan sistolik pertama dan diastolik kedua. Bila ada perubahan bermakna pada tekanan darah terakhir kali diukur, laporkan hal ini dengan segera.

Merencanakan asuhan keperawatan

Setelah memeriksa bagaimana keadaan pasien (status), rencanakan perawatan yang akan Anda berikan hari ini. Rencana perawatan akan mencakup: prosedur yang diprogramkan dokter tindakan keperawatan untuk memberikan kenyamanan dan meningkatkan pemulihan

Mencatat status pasien dan asuhan keperawatan

Mencatat informasi adalah bagian penting dari asuhan keperawatan. Setelah Anda memeriksa pasien dan memberikan perawatan, Anda perlu mencatat tiga tipe informasi berikut: informasi penting tentang status pasien perawatan yang Anda berikan pada pasien respons pasien terhadap perawatan Anda Alasan utama penulisan informasi tentang pasien adalah agar pemberi perawatan yang bertugas setelah Anda, mengetahui apa yang telah terjadi. Pemberi perawatan berikutnya perlu mengetahui bagaimana keadaan pasien sebelumnya, untuk melihat apakah ada perubahan. Sebagai contoh, Anda mengukur tanda vital tidak hanya untuk memutuskan apakah pasien mempunyai masalah yang memerlukan perhatian Anda segera, tetapi juga memberikan data dasar untuk perawat yang bertugas setelah Anda. Ketika perawat tersebut mengukur tanda-tanda vital, ia dapat dengan cepat melihat apakah tanda ini stabil atau ada perubahan yang harus diperhatikan dan perlu diatasi dengan segera. Tuliskan catatan perawat hanya tentang apa yang Anda pikir penting. Catatan 26

Bab 3. Pemantauan pasien dan pencatatan asuhan keperawatan

perawat dapat melihat contoh ini: Sangat penting untuk menuliskan catatan Anda segera saat Anda meninggalkan pasien. Bila Anda menunda, Anda akan lupa apa yang telah Anda lihat atau lakukan atau Anda akan bingung apa yang Anda lihat pada pasien ini dengan apa yang Anda lihat pada pasien lain. Jangan pernah menunda untuk mencatat.

Evaluasi perawatan yang diberikan


Setelah merawat pasien, selalu kembali melihat apakah asuhan keperawatan Anda telah efektif. Sebagai contoh, bila Anda memberi pasien medikasi untuk nyeri, kembali untuk melihat apakah pasien merasa lebih nyaman. Jika tindakan keperawatan Anda belum efektif, Anda mungkin memerlukan rencana dan melaksanakan tindakan lain untuk membantu pasien.

Pengingat
Status pasien harus dikaji setiap kali perawat memberikan perawatan. Pengamatan Anda dan informasi yang Anda dapat dari pasien membantu Anda memutuskan apakah pasien menjadi lebih baik atau mengalami masalah yang memerlukan perhatian.

27

Perawatan pasien sehari-hari

Aktivitas dasar kehidupan sehari-hari adalah makan, berpakaian, mandi, ke toilet, tidur dan istirahat, berjalan dan berkomunikasi dengan orang lain. Seringkali ketika seseorang sakit, mereka tidak dapat melakukan semua ini sendiri dan memerlukan bantuan Anda. Ketika orang dalam keadaan sangat sakit, Anda harus melakukan hampir semuanya untuk mereka. Di banyak rumah sakit, keluarga dapat memberikan kebanyakan perawatan ini, dengan bimbingan dan pengawasan perawat. Bab ini menggambarkan beberapa prosedur yang digunakan perawat atau anggota keluarga untuk membantu pasien dengan aktivitas hidup sehari-hari dan untuk menjamin kenyamanan mereka. Membantu pasien berjalan dan melakukan latihan sik, digambarkan dalam bab ini pada perawatan untuk pasien dengan keterbatasan mobilitas. Membantu pasien untuk makan dengan baik ada dalam bab pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien. Membantu pasien eliminasi (ke toilet) ada dalam bab perawatan untuk pasien yang mengalami masalah eliminasi. Komunikasi dibahas dalam bab berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya.

Higiene

Higiene penting untuk membantu pasien tetap bersih dan untuk merawat kulit, mulut, rambut, mata, telinga, dan kuku. Ketika seseorang sakit, akan sulit memikirkan tentang mandi atau menyikat gigi atau membersihkan kuku; bernapas atau mengatasi nyeri tampak lebih penting. Oleh karenanya, perawat perlu melihat apakah pasien dapat membersihkan diri mereka sendiri dan membantu mereka bila mungkin. Penting untuk menanyakan pasien apa yang biasanya mereka lakukan dan bagaimana mereka menginginkan bantuan.

28

Bab 4. Perawatan pasien sehari-hari

Perbedaan budaya dan agama dapat membedakan praktik higiene. Higiene adalah sangat pribadi dan masing-masing individu mempunyai ide yang berbeda tentang apa yang mereka ingin lakukan. Jika memungkinkan, perawat harus membantu pasien memenuhi kebutuhan pribadinya daripada melakukan standar rutin.

Mandi
Kesehatan kulit adalah penting. Kulit melindungi jaringan dari cedera dengan mencegah kuman (mikroorganisme) memasuki tubuh. Ketika kulit tergores atau luka, mikroorganisme dapat masuk dan pasien rentan terhadap infeksi. Ketika kulit kering atau bersisik, kulit dapat pecah. Bila pasien mengalami ruam atau gatal lain, akan mudah untuk menggores kulit. Dengan demikian penting untuk selalu memeriksa kulit pasien. Menghindari cedera kulit dan memperbaiki kesehatan kulit bila mungkin, melalui nutrisi, losion dan yang paling penting adalah mandi. Mandi menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit dan membuat pasien merasa lebih rileks dan segar. Pasien dapat dimandikan setiap hari di rumah sakit. Namun, bila kulit pasien kering, mandi mungkin dibatasi sekali atau dua kali seminggu sehingga tidak akan menambah kulit menjadi kering. Perawat atau anggota keluarga mungkin perlu membantu pasien berjalan ke kamar mandi atau kembali dari kamar mandi. Sediakan kursi di kamar mandi, pada kasus pasien perlu duduk dan istirahat. Perawat atau anggota keluarga harus ada untuk membantu pasien mengguyur atau mengeringkan, bila perlu, atau mengganti pakaian bersih setelah mandi. Kadang pasien dapat mandi sendiri di tempat tidur. Kadang mereka memerlukan bantuan dari perawat atau anggota keluarga, sebagai contoh, untuk me-

Memandikan pasien memberi perawat kesempatan yang baik untuk melihat kondisi kulit pasien dan melihat seberapa baik pasien dapat bergerak.
29

Pedoman perawatan pasien

mandikan bagian punggung atau kakinya. Kadang pasien tidak dapat mandi sendiri dan perawat atau anggota keluarga memandikan mereka di tempat tidur. Sebelum memulai mandi di tempat tidur, coba untuk menghindari aliran udara dengan menutup pintu dan jendela, bila perlu, dan melakukan semua yang dapat Anda berikan untuk privasi pasien. Siapkan sebaskom air hangat, sabun, satu waslap untuk mandi dan satu untuk membilas, selimut mandi atau seprai dan dua handuk, jika ada, satu untuk mengeringkan pasien dan yang lain menutup bagian tubuh saat Anda memandikan. Anda harus mengganti air mandi sedikitnya sekali dan lebih baik dua kali bila air cukup tersedia.

Perawatan mulut
Perawatan mulut yang baik memerlukan dua kali sikat gigi sehari, masase gusi dan pembilasan mulut. Pasien di rumah sakit mungkin mampu bangun dan menyikat gigi mereka dan mencuci mulut mereka. Bila perawat membawa sikat gigi dan sebaskom air, pasien dapat duduk di tempat tidur dan menyikat gigi mereka di atasnya. Namun, kadang pasien terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut mereka; sebagai akibatnya, mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi atau menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat penyakit atau oleh medikasi yang digunakan pasien. Perawat perlu memeriksa mulut pasien setiap hari dan membantu pasien tersebut untuk merawat mulut atau melakukan perawatan mulut untuk pasien. Biasanya perawatan mulut harus dilakukan setiap hari. Bergantung pada kondisi mulut pasien, perawatan ini mungkin diperlukan lebih sering. Melakukan perawatan mulut dengan sering adalah penting terutama untuk pasien yang puasa. Saat Anda melakukan perawatan mulut, selalu perhatikan adanya perdarahan atau ulserasi dan tanyakan pasien tentang adanya nyeri. Tipe perawatan mulut yang diberikan perawat akan bergantung pada bahan yang tersedia. Bila mungkin, gigi dan gusi harus disikat dengan perlahan memakai sikat halus. Bila tidak tersedia sikat gigi, pasien dapat mengunyah serat-serat pada ujung batang, dengan menggunakannya sebagai sikat, atau Anda dapat membungkuskan kain handuk atau kasa pada ujung batang atau jari Anda dan gunakan sebagai sikat gigi. Pasta gigi membantu tetapi tidak perlu.

30

Bab 4. Perawatan pasien sehari-hari

Anda dapat membuat bubuk gigi dengan mencampur garam dan bikarbonat soda dalam jumlah yang sama. Untuk membuatnya lengket, basahi sikat sebelum menempatkannya dalam bubuk. Bila pasien menggunakan gigi palsu dan mereka tidak dapat membersihkannya, minta mereka untuk melepaskan gigi tersebut setiap malam. Sikatlah gigi palsu dengan menggunakan sikat gigi dan pasta gigi atau bubuk pembersih gigi yang telah Anda buat, bilas, dan tempatkan dalam wadah dan letakkan di meja tempat tidur pasien. Bahkan membantu individu membersihkan mulut mereka dengan larutan garam atau air bersih akan membantu mencegah mukosa kering dan infeksi serta membuat pasien merasa lebih nyaman. Bila membran mulut tampak kering atau kotor, berikan minyak dan jus lemon, jika tersedia, pada sebuah bantalan kasa atau kain bersih, dan usapkan pada membran. Sedikit minyak pada bibir akan membantu mencegah kekeringan dan bibir pecah-pecah yang sering menimbulkan rasa sakit.

Perawatan mulut untuk pasien tidak sadar


Perawatan mulut penting terutama untuk pasien tidak sadar. Tindakan kewaspadaan khusus perlu dilakukan. Jika mungkin, posisikan pasien miring, mendekati tepi tempat tidur. Cuci tangan Anda. 31

Pedoman perawatan pasien

Tempatkan baskom kecil di bawah dagu pasien dengan handuk di bawah baskom untuk menyerap tetesan air. Buka mulut pasien secara perlahan dengan spatel lidah atau alat lain, seperti sendok. Bersihkan gigi dan membran, kemudian bilas mulut dengan menyemprotkan sedikit air ke dalam mulut dengan spuit. Atau gunakan bantalan kasa atau kain yang dilembapkan untuk membilas mulut. Bila Anda menyemprotkan air ke dalam mulut pasien, yakinkan bahwa air tersebut mengalir keluar dari samping mulut atau isap mulut untuk mengeluarkan air tersebut. Cairan yang tertinggal di mulut dapat meyebabkan pasien tersedak. Air ini dapat terhirup ke dalam paru dan menyebabkan pneumonia. Setelah membersihkan mulut pasien, cuci tangan Anda.

Perawatan rambut
Rambut perlu disikat atau disisir setiap hari untuk tetap sehat. Banyak pasien mampu bangun dari tempat tidur dan menyisir rambut mereka, atau menyisirnya di tempat tidur. Bila pasien tidak dapat menyisir atau menyikat rambutnya, perawat atau anggota keluarga perlu melakukannya, sedikitnya sekali sehari. Pencucian rambut umumnya bergantung pada berminyaknya rambut dan kebiasaan pasien. Pasien yang lama di rumah sakit, perlu melakukan pencucian rambut. Pasien yang mampu mandi sendiri dapat juga mencuci rambut mereka. Pasien lain mungkin mampu duduk di kursi di depan bak cuci. Perawat atau kerabat pasien kemudian dapat mencucikan rambut mereka. Beberapa pasien tidak mampu bangun ataupun mencuci rambut sehingga perawat perlu melakukannya di tempat tidur. Minta pasien untuk bergerak mendekati tepi tempat tidur, dan sediakan sampo dan dua baskom air. Tempatkan satu handuk di bawah kepala dan bahu pasien untuk mencegah tempat tidur basah. Basahi rambut, berikan sampo dan cuci, masase kulit kepala dengan jari-jemari Anda. Kemudian bilas rambut, keringkan dengan handuk bersih, dan sisir untuk mencegah kekusutan.

32

Bab 4. Perawatan pasien sehari-hari

Mencukur pasien pria

Biasanya pasien pria yang terlalu lemah untuk mencukur wajah mereka akan merasa lebih nyaman bila Anda atau anggota keluarganya melakukan hal ini ketika dibutuhkan. Untuk mencegah infeksi, paling baik menggunakan satu alat pencukur untuk satu pasien. Bila keluarga pasien dapat menyediakan alat pencukur, minta mereka untuk membawakannya. Cuci tangan Anda sebelum memulai pencukuran. Lembapkan wajah pasien dengan waslap basah air hangat. Kemudian berikan sabun atau losion pencukur pada satu sisi wajahnya. Cukur dengan perlahan, ikuti arah rambut. Sambil mencukur pasien, hati-hati mencukur bagian yang menonjol seperti dekat mulut dan hidung. Area ini paling baik dicukur dengan tekanan pendek sambil dengan hati-hati meregangan kulit agar mendatar dengan tangan kiri Anda. Ketika Anda selesai, bilas wajah pasien dengan air hangat. Cuci tangan Anda.

Perawatan mata
Biasanya mata manusia tidak memerlukan perawatan khusus karena mata itu sendiri secara kontinu dibersihkan oleh cairan dalam mata, dan bulu mata serta kelopak mata mencegah partikel masuk ke dalam mata. Namun, pasien yang mengalami cedera atau pembedahan mata, pasien yang mengalami infeksi mata, atau pasien tidak sadar memerlukan perawatan khusus terhadap mata. Pada infeksi atau cedera, mata cenderung mengeluarkan rabas dan cairan yang dikeluarkan mungkin terakumulasi dan mengering di bulu mata seperti krusta. Pasien tidak sadar tidak dapat mengedipkan mata dan mata mereka menjadi kering dan teriritasi. Rabas dari mata juga dapat terbentuk. Bila Anda merawat pasien, periksa kondisi mata dan bulu mata. Lunakkan dan bersihkan rabas yang telah mengering pada kelopak atau bulu mata, dengan menggunakan bola kapas steril atau kain bersih yang dilembapkan dengan air atau larutan salin. Usap dari bagian dalam kelopak mata ke arah luar. 33

Pedoman perawatan pasien

Bila pasien tidak sadar dan tidak dapat menutup kelopak mata atau berkedip, tetes mata dapat digunakan untuk mempertahankan mata cukup basah. Atau memasang tameng mata untuk melindungi mata. Bila pasien menggunakan kacamata, bersihkan dengan hatihati menggunakan air hangat dan tisu atau kain lembut untuk menghindari goresan pada lensa. Bila kacamata tidak digunakan, tempatkan di tempat yang aman agar tidak pecah.

Perawatan telinga
Normalnya, telinga sangat sedikit memerlukan pembersihan. Namun, pasien dengan serumen yang terlalu banyak, telinganya perlu dibersihkan sehingga dokter atau perawat dapat melihat bagian dalam telinga. Ketika Anda merawat pasien, periksa telinga untuk adanya rabas, pembentukan serumen telinga, atau inamasi. Usap telinga ke arah luar dengan waslap bersih dan keluarkan kelebihan serumen. Biasanya Anda dapat menghilangkan serumen dengan menarik daun telinga ke bawah. Jika serumen masih tidak dapat dikeluarkan, Anda mungkin perlu melakukan irigasi saluran telinga.

Kewaspadaan klinis: Jangan pernah mengirigasi telinga pasien jika gendang telinga mengalami perforasi.

Anda akan memerlukan larutan pengirigasi pada suhu ruang, wadah untuk larutan tersebut, spuit atau pipet pengisap, baskom kecil untuk menampung cairan, handuk, dan bola kapas, jika tersedia. Cuci tangan Anda Isi spuit atau pipet pengisap dengan larutan pengirigasi, dan dengan perlahan tarik daun telinga ke atas dan ke belakang untuk meluruskan saluran telinga sehingga larutan dapat mengalir

34

Bab 4. Perawatan pasien sehari-hari

melalui seluruh saluran. Masukkan ujung spuit atau pipet pengisap ke dalam telinga dan dengan sangat perlahan arahkan larutan ke dalam saluran. Biarkan cairan menetes ke luar dan yakinkan spuit tidak menghalangi tetesan tersebut. Bila Anda selesai, usap bagian luar telinga dan minta pasien memalingkan kepala ke salah satu sisi dengan telinga ke bawah, sehingga seluruh larutan akan mengalir keluar. Tempatkan handuk di bawah telinga untuk mencegah tempat tidur basah.

Perawatan kuku
Beberapa pasien mungkin memerlukan bantuan dalam membersihkan atau memotong kuku jari tangan dan kaki. Dengan menggunakan pemotong atau gunting kuku yang tajam, potong kuku lurus menyilang dan kemudian gunakan kikir kuku, jika ada, untuk menghaluskan tepi guntingan kuku. Bila Anda telah memotong semua kuku, dengan perlahan bersihkan bagian bawahnya. Jika pasien mengalami diabetes atau masalah sirkulasi, atau jari mengalami infeksi, Anda harus sangat hati-hati untuk tidak mencederai jaringan tersebut. Apabila kuku jari kaki pasien tebal dan keras, Anda mungkin perlu merendam kaki di dalam baskom sebelum memotong kukunya. Periksa baik jari kaki maupun tangan apakah ada tanda inamasi.

Perawatan tungkai dan kaki


Selalu periksa tungkai bawah dan kaki pasien, khususnya pasien geriatrik atau pasien diabetes atau yang mengalami masalah sirkulasi. Pasien mungkin mengalami sensasi dan sirkulasi buruk tetapi mungkin tidak mengetahuinya. Pasien kemungkinan tidak mengetahui bahwa ia mengalami sakit atau luka pada kaki atau jari kakinya. Perhatikan dan raba tungkai bawah dan kaki. Bila kulit tungkai bawah kecokelatan dan tebal, atau bila kemerahan dan mengilap, pasien mungkin mengalami masalah sirkulasi. Periksa adanya dan kekuatan denyut nadi pada kaki. Periksa warna dan suhu kaki dan jari kaki. Periksa adanya pembengkakan kaki, pergelangan kaki, dan tungkai bawah. Perhatikan antara jari kaki dan pada dasar kaki. Bila ada luka atau ulkus, dapatkan program pengobatan. Kalus dapat dilunakkan dengan merendam kaki dalam air hangat, kemudian memotong kalus 35

Pedoman perawatan pasien

Nadi dorsalis pedis

Nadi tibialis posterior

tersebut. Bila pasien mempunyai kulit kering, basahi kaki atau rendam dalam air hangat. Keringkan dengan seksama bagian di antara jari. Berikan losion atau minyak, masase dengan seksama. Jangan menggunakan losion di antara jari kaki. Masase kaki setelah mandi atau merawat kaki dapat sangat merilekskan pasien.

Kewaspadaan klinis:
Tanda bahaya yang menunjukkan penurunan sirkulasi, infeksi berat, atau gangren harus dilaporkan dengan segera kepada dokter. Tanda-tanda ini adalah: ulkus atau area terinfeksi dengan bau tidak enak area nyeri bila disentuh tungkai atau kaki, dingin atau lembap dan kebiruan kulit keras berwarna putih atau hitam atau kulit terkelupas nadi melemah atau tidak teraba lapisan merah dan hangat dari suatu ulkus atau infeksi yang meluas

36

Bab 4. Perawatan pasien sehari-hari

Beri tahu pasien bagaimana merawat adanya deformitas, luka, ulkus, atau sirkulasi atau sensasi buruk pada kaki dan tungkai. Pasien atau anggota keluarga harus memeriksa kaki setiap hari dan menjaga kaki tetap bersih dan kering. Ketika pasien pulang ke rumah, ia tidak boleh bertelanjang kaki. Bila ada luka bakar, lepuh atau luka, pasien harus diperiksa oleh petugas perawatan kesehatan.

Masase punggung

Masase punggung adalah salah satu tindakan memberi kenyamanan yang dapat Anda lakukan untuk pasien. Tindakan ini meredakan ketegangan, merilekskan pasien dan meningkatkan sirkulasi. Karena efeknya pada sirkulasi, masase punggung terutama bermanfaat untuk mencegah luka tekan (dekubitus) pada pasien tirah baring. Tindakan ini juga memungkinkan perawat untuk memeriksa kulit pasien dan melihat area kemerahan yang kemudian dapat menjadi dekubitus. Bila kulit kemerahan, masase dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Waktu terbaik untuk memberi masase punggung adalah setelah mandi atau sebelum pasien tidur. Losion dapat digunakan untuk melembutJangan memasase di kan kulit selama masase. Alkohol bersifat atas area kulit yang menyegarkan, tetapi umumnya tidak dianjurkan karena alkohol mengeringkan kemerahan karena kulit. Pertama cuci tangan Anda. Kememasase kulit ini damudian tuangkan losion ke tangan Anda dan hangatkan dengan menggenggamnya pat menyebabkan timselama beberapa detik sebelum memulai bulnya dekubitus. masase. Sekarang, dengan menggunakan gerakan sirkular, masase bagian tengah punggung bawah pasien. Kemudian tekan ke arah atas dan masase area di atas belahan bahu kiri dan kanan, sekali lagi dengan menggunakan gerakan sirkular. Kemudian tekan ke arah bawah dan akhiri dengan menggunakan masase krista iliaka, otot besar dari bokong kanan dan kiri. Ulangi proses ini selama tiga sampai lima menit, dan kemudian bersihkan losion yang tersisa di kulit dengan handuk.

Kewaspadaan klinis:

Masase punggung

37

Pedoman perawatan pasien

Bila Anda memasase punggung, periksa kulit untuk adanya kemerahan yang tidak hilang setelah dimasase. Area ini harus diperhatikan karena dapat menjadi dekubitus.

Bagaimana mencegah dan mengatasi dekubitus


Dekubitus atau luka tekan adalah salah satu komplikasi dari tirah baring. Dekubitus biasanya terbentuk pada bagian tulang tubuh seperti siku dan panggul, lutut, dan sakrum atau tulang besar pada bagian belakang pelvis. Pertama-tama area ini tampak kemerahan, kemudian terbentuk luka terbuka. Jika ulkus tidak diatasi, kerusakan berlanjut dan jaringan di bawah kulit terkena, kemudian bahkan otot dan tulang terkena. Dekubitus yang tidak diatasi akan mudah terinfeksi. Pasien yang dapat berjalan kemungkinan mengalami dekubitus lebih kecil. Penting untuk mengubah dan membalik posisi pasien, melatih sendi-sendinya, dan membuat pasien bangun dan berjalan sesegera mungkin.

Cara untuk menghindari dekubitus:


Bantu pasien mengganti posisi setiap satu sampai dua jam Pertahankan pasien mendapat nutrisi yang baik. Lihat bahwa pasien mendapat kalori, protein, dan vitamin C yang cukup. Pertahankan pasien tetap bersih. Bila kulit tidak bersih, bakteri akan terkumpul dan membuat dekubitus terjadi lebih cepat. Pertahankan kulit kering. Kelembapan karena urine dan keringat mempercepat terjadinya dekubitus. Pertahankan linen tempat tidur bersih dan bebas kusut. Ini akan mengurangi gesekan, yang juga menimbulkan dekubitus. Bila perlu, gunakan busa karet atau matras lembut. Ini akan mengurangi tekanan pada bagian tulang tubuh seperti bagian belakang pelvis (sakrum). Dengan meninggikan tumit memperkecil kemungkinan terjadinya dekubitus. Setiap kali Anda memberi perawatan pada pasien yang tirah baring atau mengalami keterbatasan mobilitas, periksa bagian tulang tubuh apakah ada tanda dekubitus, sehingga Anda dapat memulai tindakan. Tanda awal meliputi kulit merah atau pucat atau bengkak setempat dan rasa kesemutan atau terbakar. Dorong pasien untuk mengubah posisi sesering mungkin bila ada tanda ini, dan latih area tersebut untuk merangsang sirkulasi darah. 38

Bab 4. Perawatan pasien sehari-hari

Bagaimana mengatasi dekubitus:


Bila terjadi dekubitus, harus dibersihkan dan dibalut dengan hati-hati. Gunakan teknik aseptik yang digambarkan pada bab melindungi pasien dari infeksi. Dekubitus dapat dibersihkan dengan larutan salin atau hidrogen peroksida, dan pemberian salep. Bila luka ini tidak terinfeksi, harus ditutup dengan balutan yang menghambat udara mengenai luka dan mempertahankan kelembapan tubuh. Biarkan balutan tetap terpasang selama beberapa hari untuk mencegah infeksi dan meningkatkan penyembuhan. Jika dekubitus ini telah terinfeksi, berikan salep atau larutan antibiotik. Jika dekubitus mengalami keropeng atau krusta kering di atasnya, bagian ini harus dilunakkan dengan larutan salin sebelum dapat dilepaskan. Bila bagian ini melunak, lepaskan dengan menggunakan gunting dan pinset. Bersihkan luka dengan larutan salin dan berikan salep. Reposisi pasien sedikitnya setiap dua jam untuk mempertahankan tidak ada tekanan pada titik luka, dan mendorong pasien memindahkan berat badannya, hanya jika berat badannya ringan, sesering mungkin. Jika dekubitus terjadi di pelvis pasien, pertahankan tempat tidur datar atau kepala ditinggikan tidak lebih dari 30 derajat, untuk mencegah gesekan dan menambah tekanan pada area pelvik.

Membantu pasien memenuhi kebutuhan tidur dan istirahat

Orang yang sedang sakit, sering membutuhkan istirahat dan tidur lebih banyak daripada saat mereka normal karena tubuh sedang bekerja keras menyediakan energi untuk pemulihan. Sayangnya, banyak aspek penyakit juga membuat sulit dalam memenuhi kebutuhan tidur dan istirahat. Seseorang yang sesak napas atau mengalami bendungan paru sering mengalami kesulitan tidur. Pasien yang mengalami nyeri sering terbangun karena nyeri tersebut. Pasien yang cemas juga akan sulit untuk tertidur. Berada di tempat yang asing seperti rumah sakit menyebabkan sulit tidur. Rumah sakit cenderung bising pada waktu pasien biasanya tenang. Untuk menyiapkan pasien tidur, yakinkan mereka mendapat cukup selimut agar menjadi hangat dan pakaian mereka nyaman. Bantu mereka ke kamar mandi 39

Pedoman perawatan pasien

untuk berkemih sebelum waktu tidur, sehingga mereka tidak perlu bangun pada malam hari. Berikan medikasi nyeri 30 menit sebelum waktu tidur sehingga nyeri tidak membangunkan mereka. Kecuali bila pasien mengalami nyeri hebat sehingga harus mendapat medikasi selama malam hari untuk mengendalikan nyeri, usahakan untuk menghindari pemberian medikasi tersebut lagi sampai pagi hari. Memberi pasien masase punggung tepat sebelum mereka tidur akan selalu membantu. Staf dan kerabat harus mempertahankan area pasien setenang mungkin. Percakapan staf di dekat pasien harus diminimalkan. Cahaya di ruangan harus redup atau dimatikan. Percakapan di kantor perawat harus dilakukan dengan sangat pelan. Hindari percakapan keras atau kebisingan. Yakinkan bahwa semua radio dimatikan selama jam tidur.

Menjamin keselamatan pasien

Pasien di rumah sakit dapat dengan mudah jatuh karena mereka lemah dan rasa perlindungan mereka mungkin tidak sebaik biasanya. Untuk mencegah jatuh, lantai di ruang pasien, kamar mandi dan koridor harus dipertahankan bersih dan kering. Pasien mungkin dengan mudah tergelincir di lantai basah. Juga, pertahankan lingkungan dan kamar mandi pasien bersih. Pasien membutuhkan jalan yang terbuka. Beberapa pasien mungkin membutuhkan pengikatan untuk mencegah mereka jatuh dari tempat tidur. Pagar tempat tidur, jika ada, biasanya sudah cukup. Kadang-kadang pasien yang bingung atau teragitasi berada pada bahaya cedera karena menarik slang atau menggerakkan lengan dengan kateter intravena terpasang. Minta anggota keluarga untuk mengawasi pasien dan mencegah mereka menyakiti diri sendiri. Beri tahu mereka untuk mencari bantuan jika diperlukan. Kadang Anda perlu membatasi gerakan pasien dengan pengikatan. Biasakan untuk menggunakan sedikit mungkin alat restriktif. Berlakukan semua tindakan kewaspadaan untuk mencegah penyebaran infeksi. Pertahankan pasien bersih, pertahankan pakaian tidur bersih, pertahankan semua permukaan bersih, pertahankan lantai bersih, dan pertahankan kamar mandi bersih. Yakinkan udara bersirkulasi. Jangan membiarkan pakaian kotor basah atau linen berada di ruangan pasien. Bantu keluarga untuk memahami pentingnya kebersihan dalam mencegah infeksi.

40

Bab 4. Perawatan pasien sehari-hari

Menunjukkan kepada keluarga bagaimana membantu perawatan pasien

Anggota keluarga sering berkeinginan untuk membantu perawatan pasien bila mereka diizinkan untuk melakukannya. Tunjukkan kepada mereka bagaimana memberi perawatan dengan cara sebagai berikut. Beri tahu anggota keluarga untuk selalu mencuci tangan mereka sebelum memberikan perawatan. Ajarkan anggota keluarga bagaimana membalikkan pasien sehingga mereka tidak menyakiti pasien. Beri tahu keluarga bagaimana memandikan pasien dan bagaimana memberi perawatan mulut, perawatan rambut, dan perawatan kaki. Tunjukkan pada anggota keluarga bagaimana memberi pasien masase punggung. Tunjukkan pada keluarga bagaimana melakukan latihan rentang gerak dan bagaimana membantu pasien bangun dan duduk di kursi atau berjalan. Beri tahu keluarga apa yang dapat dimakan pasien, dan ajarkan mereka tentang persiapan makan. Tunjukkan pada mereka bagaimana membantu pasien makan dan bagaimana mendorong pasien minum cairan. Tunjukkan pada keluarga bagaimana membantu pasien ke kamar mandi, kapan asupan dan haluaran diukur, bagaimana melakukan pencatatan frekuensi berkemih pasien. Beri tahu keluarga untuk memerhatikan pasien dengan cermat dan melaporkan apapun yang mungkin menandakan adanya masalah.

41

Melindungi pasien dari infeksi

Tanggung jawab penting perawat adalah mencegah penyebaran infeksi di rumah sakit. Banyak orang di rumah sakit membawa infeksi. Pasien dapat terinfeksi oleh kuman (mikroorganisme) ini. Mikroorganisme dibawa oleh staf yang tidak mencuci tangan mereka dengan baik atau yang seragamnya terkontaminasi, oleh debu atau droplet udara yang membawa infeksi, oleh pengunjung yang membawa penyakit, oleh pasien yang menderita penyakit tertentu, atau melalui material atau alat yang tidak steril. Karena pasien telah sakit atau baru mengalami pembedahan, pasien sangat mudah terinfeksi. Pencegahan penyebaran infeksi sangat penting di rumah sakit.

Mencegah infeksi

Cara paling mudah untuk mencegah penyebaran infeksi adalah membunuh mirkoorganisme ketika mereka ada di tangan, alat dan perabot, seperti, tempat tidur pasien. Cara efektif untuk membunuh mirkoorganisme meliputi: Antisepsis - membunuh atau menghentikan pertumbuhan mikroorganisme. Dekontaminasi - membuat objek lebih aman untuk dipegang sebelum pembersihan. Pembersihan - menghilangkan kotoran dan mikroorganisme dari kulit dan objek, dengan menggunakan sabun dan air. Disinfeksi kadar tinggi - membunuh kebanyakan mikroorganisme pada objek. Sterilisasi - membunuh semua mikroorganisme pada objek, misalnya, peralatan bedah.

Metode tambahan untuk mencegah infeksi meliputi: 42

Bab 5. Melindungi pasien dari infeksi

Pakaian pelindung Pembuangan yang aman limbah tubuh dan benda-benda terinfeksi, misalnya, balutan. Untuk mencegah penyebaran infeksi di rumah sakit, perawat dan pemberi perawatan kesehatan yang lain mengikuti praktik medis dan asepsis bedah. Teknik bersih (asepsis medis) mengurangi jumlah mikroorganisme yang ada dan mencegahnya masuk ke pasien. Teknik pembedahan (asepsis bedah) mencakup mempertahankan objek dan area yang bebas mikroorganisme untuk meyakinkan bahwa prosedur pembedahan steril.

Teknik bersih
Bersihkan luka dari sisi luka bagian dalam ke arah luar. Ganti balutan atau balutan yang kotor dan buang dengan benar. Gunakan salin normal untuk mencuci luka yang bersih. Gunakan Betadine dan Chlorhexidine untuk membersihkan kulit. Gunakan sabun dan air untuk mencuci luka kotor. Cegah penyebaran mikroorganisme dalam droplet. Dorong pasien menutup mulut mereka dengan menggunakan tisu atau sapu tangan bila batuk atau bersin. Jangan pernah mengizinkan pasien menggunakan alat pribadi bersama orang lain. Pertahankan tempat tidur bersih dan kering. Tidak boleh ada air dan botol terbuka di atasnya. Bersihkan dan desinfeksi objek kotor yang akan digunakan ulang. Jangan membiarkan linen kotor dan artikel lain menyentuh seragam Anda. Buang dengan tepat. Kosongkan pengisap dan botol drainase sebelum botol ini penuh. Jangan menyebarkan debu dengan mengibaskan linen. 43

Untuk teknik bersih, ikuti pedoman berikut:

Pedoman perawatan pasien

Jangan menempatkan alat atau bahan di lantai. Gunakan sarung tangan bersih jika ada, ketika memegang cairan tubuh. Cuci tangan Anda setelah melepas sarung tangan. Gunakan gown atau pakaian pelindung, jika ada, kapan pun Anda melakukan prosedur kotor. Ketika area pasien kotor, pertama bersihkan area yang paling tidak kotor. Bersihkan area yang paling kotor terakhir. Tuangkan cairan ke wastafel dekat kran sehingga tidak menimbulkan cipratan. Tempatkan jarum dan spuit sekali pakai serta benda tajam lain dalam wadah tahan tusuk untuk pembuangan. Cuci tangan Anda dengan sering. Cuci tangan sebelum dan setelah makan, menyiapkan makanan dan memberi makan. Cuci tangan setelah pergi ke kamar mandi. Cuci tangan setelah mengeluarkan ingus, batuk, atau bersin ke tangan Anda. Cuci tangan sebelum dan setelah prosedur keperawatan khusus. Cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan luka. Cuci tangan setelah memegang linen kotor dan limbah. Cuci tangan sebelum dan setelah memakai sarung tangan. Cuci tangan setelah kontak dengan pasien. Cuci tangan setelah memegang balutan terkontaminasi atau peralatan seperti pispot.

Cuci tangan Anda sebelum dan setelah kontak dengan pasien.

44

Bab 5. Melindungi pasien dari infeksi

Teknik mencuci tangan

Cuci tangan secara seksama adalah cara paling efektif untuk mencegah penyebaran infeksi di rumah sakit. Prinsip-prinsip berikut penting untuk pencucian tangan yang efektif: Selalu melepas perhiasan sebelum mencuci tangan. Menggunakan sabun dan air mengalir, jika ada. Basahi tangan dan pergelangan Anda, pertahankan tangan lebih rendah dari siku. Hal ini memungkinkan air mengalir ke ujung jari tangan Anda dan menghindari kontaminasi lengan Anda. Gosokkan dengan keras hingga berbusa dan gerakan melingkar selama 30 detik untuk mencuci telapak, punggung tangan, jari, di antara jari, buku jari, pergelangan dan lengan bawah. Jika tangan Anda terlihat kotor, gosok selama satu sampai empat menit. Bersihkan bagian bawah kuku Anda. Jika Anda menggunakan sabun padat, setelah mencuci, bilas sabun dengan air.

Bila ada air mengalir, cuci tangan Anda secara seksama. Gunakan teko bila tidak ada air mengalir. Jangan memasukkan tangan Anda ke dalam baskom untuk mencuci. Ini akan mengontaminasi tangan.

Hindari mengulang merendam tangan Anda ke dalam baskom, bahkan ketika ditambahkan dengan antiseptik.

Keringkan tangan Anda dengan cermat dengan handuk kering bersih atau keringkan dengan udara. Gunakan sudut handuk bersih untuk mematikan air jika kran dioperasikan dengan tangan, bukan dioperasikan dengan kaki atau siku. 45

Pedoman perawatan pasien

Merupakan tanggung jawab perawat untuk mencoba meyakinkan bahwa setiap pasien mempunyai wadah untuk air, sabun, dan handuk bersih. Jika tidak ada air mengalir, gunakan salah satu di bawah ini: ember dengan kran yang dapat dimati-hidupkan ember dan teko.

Kewaspadaan klinis: Cuci tangan Anda dengan sering bahkan jika air mengalir tidak tersedia.

Jika Anda menggunakan ember air bersih, selalu kosongkan dan isi lagi dengan air bersih untuk digunakan oleh orang berikutnya.

Perawatan alat

Pembersihan juga perlu untuk objek yang digunakan pada perawatan pasien. Sebelum mencuci alat bedah yang digunakan, jarum dan spuit yang dapat dipakai ulang, dan sarung tangan harus didekontaminasi. Larutan pemutih klorin 0,5% paling baik digunakan untuk dekontaminasi karena dengan cepat membunuh HIV/AIDS dan virus hepatitis B. Namun, kekuatan larutan pemutih klorin 0,5% untuk membunuh mikroorganisme cepat hilang. Siapkan larutan baru setiap hari. Ganti sesegera mungkin bila tampak kotor. Larutan ini juga baik untuk membersihkan tetesan darah. Jika Anda tidak mempunyai pemutih klorin, alkohol atau larutan fenolik juga dapat digunakan. Ketika Anda mencuci objek kotor, pertama kali cuci dengan air dingin untuk melepaskan material organik seperti mukus dan darah. Kemudian cuci objek dalam air bersabun yang panas. Gunakan sikat untuk membersihkan lekuk dan sudut yang sulit dicapai. Akhirnya, bilas sabun dan keringkan. Untuk mendesinfeksi objek, gunakan preparat kimia (desinfektan), seperti fenol atau senyawa iodin. Desinfeksi dengan natrium dan kalsium hipoklorit, sebagai contoh, merusak mikroorganisme yang ada pada objek tetapi tidak akan membunuh spora, virus, atau jamur. Antiseptik kurang pekat dibanding desinfektan. Antiseptik digunakan untuk tangan atau area kulit lain. Larutan ini meliputi iodin, alkohol, Chlorhexidine, dan Betadine. Sterilisasi, atau destruksi semua mikroorganisme, dapat dilakukan dengan pemanasan (autoklaf atau pressure cooker), atau air mendidih. Pemasakan dalam air mendidih adalah cara sterilisasi yang paling praktis dan

46

Bab 5. Melindungi pasien dari infeksi

tidak mahal. Panas kering tidak mensterilkan. Cara ini akan mendesinfeksi atau merusak mikroorganisme yang ada pada objek.

Teknik steril

Teknik steril (asepsis bedah) digunakan dalam ruang operasi dan ruang bersalin. Anda juga harus menggunakan teknik steril pada tempat tidur pasien untuk prosedur invasif, seperti: memasukkan jarum intravena mengisap jalan napas pasien memasukkan kateter urinarius mengganti balutan luka

Kewaspadaan klinis: Selalu gunakan teknik steril ketika melakukan prosedur yang dapat memasukkan infeksi ke dalam tubuh pasien. Lindungi pasien sebaik mungkin terhadap infeksi.

Teknik pembedahan memerlukan area kerja tanpa mikroorganisme (lapangan steril). Area ini mengandung benda-benda steril untuk pembedahan atau prosedur invasif lain. Daerah steril biasanya dibatasi dengan duk steril atau lapisan tebal kertas berlilin atau kemasan terbuka tempat bahan-bahan steril dikemas. Daerah steril ditempatkan di atas permukaan bersih, dingin, halus, kering seperti troli. (Troli yang digunakan untuk teknik aseptik tidak boleh digunakan untuk tujuan lain). Teknik steril digunakan untuk menghentikan pertumbuhan mikroorganisme ke dalam tubuh dan untuk mencegah penyebaran infeksi. Berikut ini adalah prinsip dasar teknik steril: Cuci tangan Anda dengan seksama. Gosok tangan Anda dengan larutan bakterisida seperti Chlorhexidine, jika ada. Pertahankan tangan Anda lebih tinggi dari siku saat mencuci. Hal ini menghentikan kontaminasi pada lengan bawah karena menyentuh tangan Anda. 47

Pedoman perawatan pasien

Pakai sarung tangan bila melakukan prosedur di tempat tidur. Di ruang operasi, juga pasang gown steril dan topi bedah, dan gunakan masker. Objek steril menjadi tidak steril jika tersentuh dengan objek tidak steril, atau bila keluar dari daerah steril, atau berada di bawah pergelangan tangan perawat. Objek apapun yang menjadi tidak steril harus disterilkan ulang sebelum digunakan. Udara yang bergerak dapat membawa mikroorganisme. Pertahankan pintu tertutup dan lalu lintas minimal di tempat prosedur steril dilakukan. Yakinkan bahwa jendela tertutup dan pengendali serangga dipertahankan dalam ruang operasi. Memasang sarung tangan steril

Kewaspadaan klinis: Bila ada keraguan tentang sterilitas, asumsikan bahwa objek tersebut tidak steril.

Jangan bersin atau batuk di atas daerah steril. Bicara sesedikit mungkin.

Kewaspadaan universal

Kewaspadaan universal dianjurkan untuk darah dan semua cairan tubuh serta ekskresi. Kewaspadaan ini untuk mencegah penyebaran patogen melalui darah. Patogen ini meliputi virus hepatitis B, hepatitis C, dan human immunodeciency virus (HIV).

Terapkan kewaspadaan universal pada semua pasien


Kewaspadaan universal yang paling penting adalah mencuci tangan. Cuci tangan Anda dengan segera dan permukaan kulit lain yang terkon48

Bab 5. Melindungi pasien dari infeksi

taminasi dengan darah, cairan tubuh yang mengandung darah, atau cairan tubuh berpotensi infeksius lain. Hati-hati terhadap objek tajam. Gunakan satu tangan untuk menutup jarum bersih. Tempatkan tutup pada permukaan datar dan selipkan jarum ke dalamnya. Jangan menutup ulang jarum yang akan dibuang. Jangan melepaskan jarum yang digunakan dari spuit sekali pakai dengan tangan. Jangan menekuk, memotong atau bahkan melepaskan jarum yang telah digunakan dengan tangan. Untuk mencegah cedera tusukan jarum, tempatkan spuit sekali pakai yang digunakan dan jarum, pisau bedah dan benda tajam lain dalam wadah tahan tusukan untuk pembuangan dengan segera setelah digunakan. Pertahankan wadah ini tertutup serapat mungkin sampai objek tajam digunakan. Hati-hati untuk menghindari cedera ketika menggunakan jarum, pisau bedah dan alat tajam lain, membersihkan alat yang telah dipakai dan membuang jarum dan alat tajam yang telah digunakan. Bila mungkin, lindungi diri Anda sendiri ketika terpajan darah dan cairan lain yang dapat menginfeksi Anda. Gunakan sarung tangan ketika ada kontak dengan darah atau cairan tubuh lain yang mengandung darah. Ganti sarung tangan Anda setelah kontak dengan pasien. Gunakan gown jika ada kemungkinan bahwa Buang benda-benda tajam droplet darah atau cairan tubuh dalam wadah yang tahan akan terciprat. Gunakan masker dan dengan benda tajam (tahan kacamata pelindung ketika droplet bocor) darah atau cairan tubuh lain dapat terciprat ke mata, hidung atau mulut Anda. Gunakan mouthpiece atau kantung resusitasi ketika memberikan resusitasi. Pegang linen kotor sesedikit mungkin. Tempatkan linen yang kotor dengan darah atau cairan tubuh dalam kantung tahan bocor. Tempatkan semua spesimen darah dan cairan tubuh dalam wadah dengan penutup pengaman. Buang limbah infeksius sesuai kebijakan rumah sakit. Gunakan desinfektan untuk mendekontaminasi permukaan kerja ketika ada tetesan darah atau cairan tubuh lain. Jika tidak terdapat banyak 49

Pedoman perawatan pasien

desinfektan, jangan mengencerkan larutan tersebut, karena ini membuatnya tidak efektif. Jangan merawat pasien ketika Anda mengalami lesi kulit terbuka. Jika Anda harus melakukannya, gunakan sarung tangan.

Sarung tangan

Gunakan sarung tangan karet bila Anda menyentuh darah atau cairan tubuh. Jika persediaan sarung tangan tidak banyak, simpan sarung tangan untuk kebutuhan paling penting, misalnya, ketika Anda akan kontak dengan darah. Bila Anda akan menggunakan ulang sarung tangan, perhatikan dengan cermat dan buang bila rusak. Untuk memeriksa kerusakan ini, dengan perlahan tiup sarung tangan, putar bagian pergelangan sarung tangan dan pegang di bawah aliran air bersih. Anda dapat juga mengisi dengan air bersih dan meremasnya untuk melihat adanya kebocoran. Cuci darah dan cairan tubuh dari sarung tangan yang tidak rusak. Gunakan air, bukan sabun, dan desinfeksi sarung tangan. Akhirnya sterilisasikan sarung tangan. Sarung tangan karet berkualitas tinggi dapat direbus atau diputihkan lima kali atau lebih. Keringkan sarung tangan jauh dari sinar matahari langsung.

Teknik isolasi

Anda kadang perlu mengisolasi pasien untuk mencegah penyebaran infeksi. Ini dapat terjadi bila pasien mempunyai penyakit yang mudah ditularkan pada orang lain (penyakit yang sangat menular atau sangat virulen) atau infeksi yang resisten terhadap antibiotik standar. Tujuan isolasi adalah untuk melindungi pasien lain di rumah sakit, pengunjung dan staf, sambil juga memberikan perawatan yang tepat pada pasien terinfeksi. Idealnya, tempatkan pasien yang menularkan penyakit, dalam kamar terpisah dengan pintu tertutup. Siapa pun yang masuk ruangan tersebut harus menggunakan gown, masker dan sarung tangan, jika ada. Pertahankan kontrol ketat terhadap pengunjung. Tempatkan tanda pada pintu untuk menginformasikan siapa pun yang masuk bahwa pasien ini diisolasi. Jangan menghindari pasien yang diisolasi. Berikan pasien yang menderita penyakit menular tindakan serupa yang diberikan pada pasien lain. Bila pasien harus diisolasi, siapkan ruangan dengan menyingkirkan semua perabot yang tidak perlu. Pasien juga harus mempunyai sesedikit mungkin benda 50

Bab 5. Melindungi pasien dari infeksi

dalam ruangan. Semua ini harus dapat dicuci. Simpan segala sesuatu yang diperlukan pasien dalam ruangan untuk mencegah masuk atau keluar ruangan yang tidak diperlukan. Alat makan yang digunakan pasien harus dicuci secara terpisah. Pasien harus mempunyai toilet terpisah atau pispot atau urinal terpisah. Cuci alat ini secara terpisah. Tempatkan benda-benda terkontaminasi dari ruangan pasien dalam wadah atau kantung berlapis plastik. Beri label sebagai barang infeksius. Pertahankan wadah benda tajam dalam ruangan. Buang urine, feses, dan muntahan sekaligus. Bersihkan tetesan air dengan segera dan bersihkan area dengan desinfektan. Yakinkan bahwa staf kebersihan memahami pembatasan tersebut. Gunakan alat pembersih terpisah untuk ruangan ini. Ketika di dalam ruangan, staf kebersihan harus menggunakan sarung tangan jika ada. Setelah kontak dengan pasien, lepaskan sarung tangan Anda dan cuci tangan dengan larutan antiseptik atau sabun dan air.

Pendidikan pasien
Dengan cermat jelaskan pada pasien dan keluarga mengapa pembatasan diperlukan. Yakinkan bahwa seseorang tidak merasa secara emosional terisolasi atau dipandang sebagai seseorang yang buruk. Pasien dan keluarga akan lebih kooperatif dengan pembatasan tersebut jika mereka memahaminya tetapi tidak merasa keberatan. Biarkan mereka mengajukan pertanyaan dan diskusikan rasa takut mereka. Pasien yang memerlukan isolasi ketat dapat mengalami masalah. Mereka dapat merasa distigma. Mereka merasa sendirian sepanjang waktu dan tidak mengalami stimulasi. Waspada terhadap masalah yang dapat timbul, seperti ansietas tinggi dan kebingungan, akibat stimulasi yang terlalu sedikit. Coba untuk bicara dengan pasien secara teratur. Bawakan pasien radio atau bahan bacaan. Lebih dari semua itu, bersikap sopan dan menerima. Jangan menunjukkan perasaan apapun tentang jijik atau takut tertular infeksi.

Bagaimana merawat pasien dengan penyakit menular

Pasien tuberkulosis
Pasien tuberkulosis paru (TB) harus ditempatkan di ruangan pribadi atau bangsal terpisah. Jika bangsal terpisah tidak tersedia, pertahankan mereka 51

Pedoman perawatan pasien

pada bagian bangsal yang jauh dari pasien lain. Pasien yang dicurigai TB tidak boleh ditempatkan di bangsal TB sampai Anda tahu bahwa ia mengalami penyakit dengan pasti. Pasien yang positif HIV tidak boleh kontak dengan pasien TB karena mereka rentan secara khusus terhadap infeksi TB. Ruangan pasien TB harus mendapat ventilasi yang baik. Pintu ke arah koridor harus ditutup dan jendela ke luar terbuka. Ini akan mengurangi kesempatan infeksi melalui udara. Bila mungkin, ruangan pasien harus mempunyai jendela besar tanpa tirai untuk memungkinkan sinar matahari. Jangan mengeringkan ruangan atau mengibaskan linen tempat tidur dan pakaian yang kotor di dalam ruangan. Infeksi dapat disebarkan melalui partikel pada debu dari seprai, pakaian, lantai, dll. Seprai dan pakaian yang kotor harus segera dicuci. Masker wajah mengurangi risiko menginfeksi orang lain. Pasien TB dan pasien yang dicurigai mengalami TB harus menggunakan masker ketika berpindah dari satu ruangan rumah sakit ke ruangan lain dan selama prosedur. Pasien dapat menggunakan sapu tangan bersih atau kain yang diikatkan untuk menutup hidung dan mulut. Tindakan ini akan melindungi pasien lain dan perawat. Tidak akan membantu bila perawat menggunakan masker kecuali ia melakukan prosedur yang menimbulkan batuk. Anggota keluarga yang berkunjung tidak perlu menggunakan masker. Mencuci tangan setelah kontak dengan pasien sangat esensial. Cara terbaik untuk mencegah penyebaran TB adalah dengan diagnosis cepat dan pengobatan terhadap kasus infeksius. Semua pasien tuberkulosis harus menjalani kemoterapi program singkat untuk penyakit tersebut. Pasien infeksius biasanya menjadi tidak infeksius dalam kira-kira dua sampai empat minggu, dan gejala membaik. Risiko penyakit ini terhadap orang lain tidak ada lagi. Bayi harus dipisahkan dari ibu yang infeksius selama dua sampai empat minggu; setelah itu ia tidak akan menular lagi. Jika ibu meminum obat, ia tetap dapat menyusui. Selama waktu ketika ia terpisah dari bayi, ia harus memeras air susu ibu untuk menjamin bahwa ia mempunyai air susu setelah dua sampai empat minggu. Penting bahwa pasien mengonsumsi setiap dosis tunggal obat yang diresepkan. Ajarkan pasien dan keluarga bahwa TB dapat disembuhkan selama pasien meminum obat seluruhnya dengan teratur. Program pengobatan biasanya berakhir enam sampai sembilan bulan. Untuk menjamin bahwa pasien mengonsumsi medikasi mereka dengan teratur, pengawasan langsung oleh petugas kesehatan diperlukan selama sedikitnya dua bulan pertama pengobatan. 52

Bab 5. Melindungi pasien dari infeksi

Jelaskan kepada pasien bahwa bila mereka berhenti minum obat, mereka berisiko mengalami resistansi terhadap obat TB. Mereka juga akan menjadi infeksius kembali, menyebabkan orang lain pada risiko. Tunjukkan pasien bagaimana mengurangi risiko infeksi kepada orang lain, yaitu menutup mulut mereka dengan tangan ketika batuk dan menggunakan pot sputum dengan penutup. Beri tahu pasien dan keluarga untuk menghindari meludah. Lebih dari semua itu, bersikaplah baik pada pasien dan tidak menghindari mereka karena penyakit ini.

Pasien lepra
Sedikit pasien lepra dihospitalisasi. Terapi untuk pasien ini umumnya rawat jalan. Dalam satu minggu dimulainya standar terapi obat multipel, pasien lepra tidak menular. Penting untuk memahami hal ini jika Anda mempunyai pasien lepra di rumah sakit Anda. Tidak ada kewaspadaan yang perlu dilakukan untuk melindungi pasien atau staf lain. Juga tidak terdapat risiko terhadap bayi dari ibu yang mengidap lepra. Anak-anak yang mendapat vaksin BCG untuk tuberkulosis juga terlindungi terhadap lepra. Ketika Anda merawat pasien lepra, jangan membuat pasien merasa bahwa mereka buruk karena mereka mengalami penyakit tersebut, seperti yang telah terjadi pada masa lalu. Hal ini penting. Anda dapat membantu pasien untuk memahami pentingnya meminum obat dengan teratur dan menyelesaikan pengobatan tersebut. Untuk pasien berisiko kerusakan saraf, ajarkan perlindungan sederhana. Sebagai contoh, seseorang harus menggunakan sepatu untuk melindungi kaki yang tidak sensitif, menggunakan sarung tangan ketika bekerja dengan objek panas atau tajam, dan menggunakan kacamata pelindung untuk melindungi mata terhadap debu. Ajarkan pasien untuk mencuci tangan mereka dan menggunakan Vaseline dengan teratur untuk mencegah pecah-pecah. Bila seseorang mengalami kaku sendi, ajarkan untuk melakukan latihan rentang gerak. Bila ada pecah-pecah pada kaki, pasien juga harus mencuci kaki dan menggunakan Vaseline.

53

Pedoman perawatan pasien

Pasien yang menderita Human Immunodeciency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deciency Syndrome (AIDS)
Human immunodeciency virus (HIV), yang merupakan virus penyebab sindrom desiensi imun didapat atau AIDS, dapat ditularkan melalui: koitus vagina atau anal yang tidak terlindungi adanya kontak dengan darah, semen, atau cairan vagina tanpa perlindungan transfusi darah atau produk darah dari donor dari ibu ke bayi selama kehamilan atau persalinan atau melalui air susu ibu. Virus AIDS sangat berbahaya, tetapi juga sangat rapuh dan cepat mati. AIDS tidak disebarkan melalui kontak biasa atau dengan batuk, bersin, atau sentuhan, dengan menggunakan alat makan bersama atau melalui makanan atau air. Cara paling umum penyebaran infeksi ini adalah melalui hubungan seksual. Individu yang terinfeksi virus ini mungkin tidak mengalami gejala penyakit selama beberapa tahun tetapi dapat menginfeksi orang lain. Kebanyakan orang dengan HIV akhirnya akan mengalami sindrom desiensi imun didapat atau AIDS. Gejala ini meliputi: imunitas sangat menurun terhadap penyakit lain berkeringat malam terus-menerus tanpa sebab yang jelas keletihan penurunan berat badan pembesaran kelenjar limfa diare persisten ruam kulit atau lesi kulit biru-keunguan lapisan putih-keabuan yang tebal pada lidah, membran mukosa atau tenggorok batuk kronis dan infeksi paru atau bagian tubuh lain yang berulang infeksi oportunistik: ini adalah infeksi dari mikroorganisme yang umum ditemukan di tubuh tetapi tidak menyebabkan masalah bila sistem imun berfungsi dengan benar. 54

Bab 5. Melindungi pasien dari infeksi

Perawatan pasien AIDS memerlukan kewaspadaan universal, seperti pasien dengan patogen melalui darah lainnya. Risiko infeksi terhadap petugas kesehatan sangat rendah bila kewaspadaan universal yang diuraikan pada awal bab ini dipatuhi. Oleh karena AIDS adalah fatal, kewaspadaan ini esensial. Darah merupakan rute paling mungkin untuk penularan virus ini di rumah sakit. Hal ini terjadi melalui cedera tusukan jarum atau melalui cedera dengan alat tajam lain yang terkontaminasi dengan darah orang terinfeksi. Virus ini tidak menembus kulit utuh. Virus ini dapat masuk jika luka terbuka terpajan darah yang terinfeksi atau cairan tubuh lain. Virus ini juga dapat masuk melalui cipratan darah terinfeksi ke dalam membran mukosa. Untuk mencegah penularan virus ini, secara khusus berhati-hati dengan jarum sekali pakai dan alat tajam lainnya. Gunakan alat ini hanya sekali dan tempatkan dalam wadah benda tajam dengan segera setelah penggunaan. Kemudian bakar atau kubur alat tersebut. Gunakan sarung tangan tebal untuk membersihkan alat tajam yang dapat digunakan lagi, kemudian disinfeksi atau sterilkan. Banyak orang dapat hidup lebih lama dengan penyakit tersebut saat ini. Penting untuk mengajarkan pasien AIDS dan keluarga mereka untuk merawat pasien di rumah dan menghindari masalah. Nutrisi yang baik dan istirahat serta tidur yang cukup sangatlah penting. Juga pasien harus tetap seaktif mungkin. Latihan sik adalah baik untuk pasien. Namun, pasien harus menghindari pemajanan terhadap infeksi lain yang tidak perlu. Beri tahu keluarga bahwa merawat pasien AIDS adalah aman. Mereka harus mencuci tangan mereka dengan sabun dan air setelah mengganti seprai yang kotor atau setelah kontak dengan cairan tubuh. Jika pakaian atau seprai kotor oleh darah atau diare, pisahkan dari cucian lain. Pertama, cuci noda darah tersebut, pegang kain dengan bagian yang tidak ternoda. Kemudian cuci seperti biasa. Juga pertahankan pakaian bersih. Bila anggota keluarga mempunyai luka terbuka, luka ini harus ditutup, dan orang lain harus mencuci pakaian dan linen pasien. Jangan menggunakan bersama sikat gigi, pencukur, atau jarum. Akhirnya untuk menghindari menularkan infeksi pada pasien AIDS, cuci tangan sebelum memasak, makan, memberi makan pada orang lain atau memberi obat.

Pasien dengan penyakit infeksi


Pasien hepatitis A, demam tifoid, kolera dan ensefalitis perlu dipisahkan dari ruangan hanya jika mereka tidak dapat mengontrol urine mereka (mengalami inkontinensia). Pasien meningitis perlu diisolasi hanya selama 24 jam pertama. Gunakan gown atau pakaian pelindung jika tersedia. Gunakan sarung tangan bila Anda menyentuh materi terinfeksi. Mencuci tangan Anda setelah kontak dengan pasien adalah esensial. 55

Pemberian obat yang aman

Menyiapkan dan memberikan obat yang diprogramkan dokter dengan aman merupakan tanggung jawab perawat. Bila tidak diberikan dengan tepat, obat dapat membahayakan atau bahkan fatal. Sebelum memberikan medikasi apapun perawat perlu mengetahui: dosis obat yang aman untuk diberikan dosis obat yang telah diresepkan untuk pasien metode pemberian kerja obat dan efek yang diharapkan kemungkinan efek samping (efek yang tidak diinginkan) Juga penting untuk mengetahui apakah pasien alergi terhadap suatu obat. Tanyakan pada pasien tentang adanya reaksi buruk yang mereka alami setelah mereka minum obat pada masa lalu.

Prinsip lima benar pemberian obat: dosis benar obat benar pasien benar rute benar waktu benar
56

Untuk pemberian obat yang aman: berikan dosis yang benar dari obat yang benar pada pasien yang benar dalam rute yang benar pada waktu yang benar. Ketika memberikan medikasi, perawat perlu menyadari tentang interaksi yang mungkin antara obat yang berbeda pada pasien. Interaksi obat kadang dapat membahayakan pasien. Melindungi pasien dari bahaya adalah tanggung jawab perawat. Bila Anda berpikir

Bab 6. Pemberian obat yang aman

obat atau dosis yang salah telah diprogramkan, minta bantuan dari perawat atau dokter lain yang bertanggung jawab.

Dosis yang benar


Perawat perlu mengetahui dosis obat yang aman untuk diberikan. Kadang-kadang ahli farmasi memberikan obat dalam gram ketika program menunjukkan miligram, atau hal lain yang serupa. Anda perlu mengubah ini. Ingat bahwa:

1000 mg (miligram) = 1 g (gram) 1000 g = 1 kg (kilogram)

Obat cair Kadang obat cair diberikan dalam vial atau ampul. Vial adalah botol plastik atau kaca yang mengandung satu atau lebih dosis obat. Ampul adalah wadah kaca atau plastik steril kecil yang mengandung satu dosis obat. Biasanya wadah ini mempunyai leher kecil dengan tanda berwarna untuk menunjukkan di mana leher dapat dengan mudah dipatahkan dan obat diambil. Kadang vial mengandung lebih dari dosis yang Anda perlukan. Anda kemudian harus melakukan perhitungan seberapa banyak larutan diberikan untuk mendapatkan dosis yang tepat. Anda dapat menghitung dengan menggunakan rumus ini:

Jadi, bila Anda perlu memberikan dosis 500 mg ampisilin dan dosis ini dalam larutan yang mengandung 250 mg dalam 5 ml, Anda harus menghitung dengan rumus ini: Dosis yang benar adalah 10 ml

57

Pedoman perawatan pasien

Pil atau kapsul Bila obat berbentuk pil atau kapsul, perhatikan pada wadah untuk melihat seberapa banyak obat pada setiap pil. Bila obat tidak dikemas secara terpisah dalam jumlah yang Anda perlukan, hitung jumlah penggunaannya. Jumlah pil yang benar adalah dosis yang diinginkan dibagi dengan jumlah obat dalam setiap pil. Bila Anda perlu memberikan 100 mg obat, dan setiap pil dalam botol mempunyai 50 mg, maka Anda perlu memberikan pasien dua pil. Kadang Anda perlu menghitung fraksi atau dosis lebih kecil, terutama bila memberikan dosis pada anak. Dosis orang dewasa dari kebanyakan obat adalah standar, tetapi dosis anak tidak standar. Dosis anak normalnya berdasarkan berat badannya dalam kilogram.

Rute yang benar


Terdapat banyak rute untuk pemberian obat: melalui mulut (per oral), dalam bentuk pil, kapsul, atau cair melalui injeksi (parenteral), ke dalam jaringan tubuh dengan jarum dan spuit di area tertentu (secara topikal), diberikan pada kulit atau membran mukosa dalam mata atau telinga ke dalam rektum (per rektal), dalam bentuk supositoria atau dengan memasukkan beberapa cairan Selalu yakinkan bahwa Anda menggunakan rute yang benar.

Obat yang benar


Untuk meyakinkan bahwa Anda memberikan obat yang benar pada pasien yang benar, periksa apa yang Anda lakukan setiap langkahnya. Pedoman untuk memberikan medikasi: Periksa kartu medikasi pasien atau catatan dengan program dokter. Yakinkan bahwa apa yang ada dalam kartu adalah apa yang diprogramkan dokter. Bandingkan label pada botol obat atau label kemasan dengan kartu atau catatan medikasi pasien. Yakinkan bahwa 58

Bab 6. Pemberian obat yang aman

Anda memegang obat yang benar. Setelah Anda menyiapkan obat, periksa ulang label sebelum membawa obat ke dalam ruangan pasien.

Pasien yang benar


Yakinkan Anda memberikan obat yang benar pada pasien yang benar. Banyak pasien mempunyai nama belakang yang sama. Karenanya Anda harus: memeriksa kartu/catatan medikasi, dicocokan dengan nama di tempat tidur atau identikasi pasien lain minta pasien menyebutkan namanya.

Waktu yang tepat


Banyak obat diprogramkan untuk waktu tertentu dalam satu hari. Insulin, sebagai contoh, normalnya diberikan sebelum makan. Antibiotik biasanya diprogramkan setiap 6, 8, atau 12 jam, sepanjang siang dan malam hari (selama 24 jam), bukan hanya selama jam terjaga. Obat ini harus diberikan selama waktu dua puluh empat jam untuk mempertahankan kadar obat cukup tinggi dalam tubuh pasien. Diuretik biasanya diberikan pada pagi hari bukan malam hari, sehingga tidur pasien tidak terganggu karena sering berkemih. Cari tahu jadwal medikasi yang digunakan di rumah sakit dan institusi Anda, dan berikan obat pada waktu terjadwal.

Pemberian obat oral

Cara termudah, teraman, dan ternyaman untuk memberikan obat adalah melalui mulut. Bila Anda mengetahui bahwa sulit bagi pasien untuk menelan, Anda dapat menggerus tablet menjadi puyer. Kemudian campur puyer dengan makanan lunak yang dapat ditelan pasien. Tidak semua obat dapat digerus. Misalnya, obat dengan lapisan pelindung atau bentuk reaksi lambat tidak boleh digerus. Cuci tangan Anda. Hitung jumlah yang Anda perlukan. Ambil cairan atau obat padat ke ruangan pasien dalam nampan atau troli, dan yakinkan bahwa Anda menuju pasien yang tepat.

59

Pedoman perawatan pasien

Jika Anda memberikan obat yang menuntut Anda untuk mengkaji pasien, lakukan hal ini lebih dulu. Jika tanda-tanda vital menunjukkan masalah, periksa bersama dokter atau perawat yang bertanggung jawab sebelum memberikan obat.

Kewaspadaan klinis: Obat yang menuntut Anda memeriksa tanda-tanda vital meliputi: digoksinperiksa nadi obat hipotensif (obat yang menurunkan tekanan darah)periksa tekanan darah

Pertama kali pasien mendapat medikasi, jelaskan tujuan obat tersebut. Bila obat mempunyai efek samping, beri tahu pasien apa yang akan terjadi. Bantu pasien untuk duduk atau berbaring ke salah satu sisi. Ini akan membuat obat lebih mudah ditelan. Jika pasien mengatakan bahwa obat tersebut tidak sama dengan yang pernah diberikan padanya, periksa pesanan sekali lagi untuk meyakinkan bahwa obat tersebut tepat. Berikan obat cair dalam cangkir untuk diminum pasien. Jika pasien tidak dapat memegang cangkir, bawa cangkir ini ke mulutnya. Jika obat mempunyai rasa tidak enak, berikan pasien jus jeruk atau roti untuk menutupi rasa tersebut. Berikan segelas air untuk pasien yang minum obat pil. Ini akan membantu pasien menelan. Bila ia tidak dapat memegang gelas, Anda harus membantu memegangnya, dan berikan pil satu per satu, diikuti dengan tegukan air. Selalu kembali dan periksa pasien untuk adanya reaksi merugikan atau efek samping obat. Tulis obat yang telah diminum pasien. Tuliskan nama obat, dosis, metode pemberian, waktu pemberian dan setiap informasi penting pasien seperti frekuensi nadi. 60

Kewaspadaan klinis: Tinggal dengan pasien sampai ia menelan semua obat.

Bab 6. Pemberian obat yang aman

Obat oral untuk anak

Banyak obat diberikan pada anak dalam bentuk tetes, spuit atau cangkir. Penting untuk mengukur obat dalam jumlah sedikit dengan akurat. Untuk volume kurang dari 1 ml, gunakan spuit tuberkulin, jika tersedia, atau spuit lain, tanpa jarum terpasang. Anda dapat memasukkan obat langsung ke dalam mulut anak dari spuit, atau meneteskannya dari cangkir kecil. Anak kecil dan beberapa anak yang lebih besar mengalami kesulitan menelan pil. Jika preparat cair tidak tersedia, gerus tablet dan campurkan dengan makanan lunak. Berikan obat pada anak sambil mereka duduk, sehingga mereka tidak tersedak.

Menginjeksikan obat

Obat dapat diinjeksikan (diberikan secara parenteral) ke dalam kulit, di bawah kulit, ke dalam otot, atau ke dalam vena. Obat yang diberikan dengan salah satu cara tersebut diserap lebih cepat daripada obat yang diminum. Karenanya secara khusus penting untuk meyakinkan bahwa Anda memberikan obat yang benar pada orang yang benar dalam jumlah yang benar.

Kewaspadaan klinis: Cara paling aman dan paling mudah untuk memberikan obat adalah melalui mulut.
Untuk memberikan obat secara parenteral, perawat menggunakan vial atau ampul, spuit dan jarum. Spuit mempunyai tiga bagian: ujung yang berhubungan dengan jarum; bagian luar atau barrel, di mana skala tercetak, biasanya dalam mililiter, untuk menunjukkan volume dalam spuit; dan plunger, yang pas dengan bagian dalam barrel dan digunakan untuk mendorong obat ke dalam jarum. Spuit

61

Pedoman perawatan pasien

kaca yang dapat digunakan ulang dan spuit plastik sekali pakai digunakan di banyak rumah sakit dan klinik. Spuit plastik biasanya berupa kemasan individual untuk meyakinkan alat ini steril. Alat ini biasanya sudah terisi dosis unit.

Kewaspadaan klinis: Spuit plastik harus dibuang setelah penggunaan untuk mencegah penyebaran infeksi.

Terdapat ukuran yang berbeda untuk penggunaan yang berbeda. Jenis yang paling umum adalah spuit hipodermik (yang digunakan untuk memberikan medikasi), spuit insulin dan spuit tuberkulin. Spuit insulin mirip dengan spuit hipodermik tetapi mempunyai skala khusus pada sisi yang menunjukkan jumlah insulin di dalamnya. Spuit tuberkulin sempit dan ditandai (terkalibrasi) dalam sepersepuluh dan seperseratus mililiter. Jenis spuit ini berguna untuk memberikan dosis sangat kecil.

Tiga bagian spuit

Jarum juga mempunyai tiga bagian: hub, yang dipaskan ke dalam spuit; batang tipis yang dipasang ke hub; dan bevel, yang merupakan bagian landai di ujung. Jarum dapat lebih pendek atau lebih panjang, dengan diameter lebih besar atau lebih kecil (gauge) dan mata jarum yang lebih pendek atau lebih panjang. Gauge dapat beragam dari #14 sampai #28. Jarum dengan diameter terbesar adalah #14 dan #28 adalah yang terkecil. Jarum dengan bevel yang lebih panjang akan lebih tajam dan lebih nyaman untuk pasien. Untuk injeksi di bawah kulit, gunakan jarum yang pendek dengan diameter kecil dan bevel yang panjang. Untuk injeksi ke dalam otot, gunakan jarum yang lebih panKewaspadaan klinis: Jangan jang dengan dimeter yang lebih pernah meninggalkan jarum besar dan bevel yang panjang. dalam vial Gunakan bevel yang pendek untuk injeksi ke dalam kulit atau ke dalam vena. Anak-anak dan dewasa yang berukuran kecil biasanya membutuhkan jarum yang lebih pendek. Kaji pasien untuk memutuskan ukuran yang tepat. Semua jarum yang dikemas disertai dengan tutup.

62

Bab 6. Pemberian obat yang aman

Injeksi ke dalam kulit

Injeksi intradermal diberikan dalam lapisan dermal kulit, tepat di bawah lapisan atas, yang disebut epidermis. Injeksi intradermal digunakan untuk tes alergi, tes tuberkulin, dan banyak imunisasi. Tempat paling umum untuk tipe injeksi ini adalah lengan bawah. Tempat lain meliputi dada atas dan punggung di bawah belikat bahu. Vaksinasi BCG juga diberikan Injeksi intradermal secara intradermal. Tempat paling umum adalah lengan atas, lengan bawah dan bokong atau paha atas. Untuk memberikan injeksi BCG atau injeksi intradermal lain: Cuci tangan Anda sebelum memulai. Periksa nama pasien. Beri tahu pasien bahwa injeksi akan menyebabkan benjolan kecil, seperti digigit nyamuk atau lepuh kecil, tetapi akan cepat hilang. Pilih salah satu tempat yang tidak ada perubahan warna atau ruam atau kerusakan kulit. Bersihkan tempat tersebut dengan alkohol yang Anda punya, atau agens pembersih lain, dengan menggunakan gerakan melingkar. Tarik kulit pasien mendatar. Pegang spuit dengan sudut kira-kira 15o, dan masukkan jarum melalui epidermis ke dalam dermis. Injeksikan cairan dengan perlahan sampai tampak benjolan. Hal ini menunjukkan bahwa cairan berada dalam dermis. Tarik jarum dengan cepat dan usap perlahan tempat tersebut dengan kapas alkohol atau antiseptik.

Kewaspadaan klinis: Jangan memasase tempat injeksi karena dapat menyebabkan obat masuk ke dalam jaringan atau keluar dari tempat injeksi.
63

Pedoman perawatan pasien

Injeksi di bawah kulit

Injeksi subkutan masuk ke dalam jaringan lemak tepat di bawah kulit. Banyak obat diinjeksikan secara subkutan, termasuk vaksin, obat praoperasi, narkotik, insulin dan heparin. Tempat paling umum untuk injeksi subkutan adalah: bagian belakang lengan atas dan bagian depan paha, punggung atas, dan bantalan lemak pada abdomen. Cuci Anda. tangan

Injeksi subkutan

Sebelum memberikan obat, periksa nama pasien. Ambil obat dengan spuit Buang gelembung udara yang ada dalam spuit dengan mengetuk spuit tegak lurus dan dengan perlahan dorong plunger sampai Anda melihat tetesan larutan dalam bevel atau ujung jarum. Cubit kulit pasien dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri Anda (kanan jika Anda kidal) untuk meninggikan jaringan subkutan dan membentuk lipatan lemak. Dengan tangan kanan Anda, tempatkan jarum pada sudut 45o atau 90o dan tarik dengan perlahan plunger untuk melihat apakah Anda telah menusuk pembuluh darah. Jika tidak ada darah masuk ke dalam spuit, berikan injeksi dengan perlahan dan dengan mantap dorong plunger. Dengan cepat tarik jarum keluar dan tekan kulit tersebut. Biasanya tidak ada perdarahan dari injeksi subkutan, Namun, bila ada, tekan dengan perlahan sampai berhenti.

64

Bab 6. Pemberian obat yang aman

Kewaspadaan klinis: Bila darah masuk ke dalam spuit ketika Anda menarik plunger, berarti Anda telah menusuk vena. Kemudian Anda harus menarik jarum, membuang spuit dan menyiapkan injeksi baru. Hal ini karena injeksi subkutan dapat membahayakan bila masuk secara langsung ke dalam aliran darah, karena obat dapat diabsorpsi lebih cepat daripada jaringan lemak.

Injeksi ke dalam otot

Injeksi intramuskular (yaitu, injeksi ke dalam otot) diabsorpsi lebih cepat daripada injeksi subkutan. Injeksi obat dalam jumlah besar (sampai 1-2 ml untuk anak dan 3 ml untuk dewasa) dapat diberikan dengan cara ini karena otot dapat menyerap lebih banyak cairan daripada jaringan lemak. Tempat yang disukai untuk injeksi intramuskular adalah dorsogluteal di otot gluteus medius di posterior panggul, atau ventrogluteal di otot gluteus medius di lateral panggul (lihat di halaman ini dan hlm. 66).

Injeksi intramuskular

Sisi ventrogluteal
Injeksi ventrogluteal lebih mudah untuk dikenali dan aman digunakan. Tempat ini menghindari saraf mayor dan pembuluh darah.

Sisi ventrogluteal untuk injeksi intramuskular

65

Pedoman perawatan pasien

Sisi dorsogluteal
Bila Anda menggunakan sisi dorsogluteal, Anda harus hatihati untuk menghindari saraf skiatik, karena injeksi tak disengaja pada saraf ini dapat menyebabkan paralisis permanen atau parsial pada kaki.

Sisi dorsogluteal untuk injeksi intramuskular

Kewaspadaan klinis: Jangan menggunakan sisi dorsogluteal pada posterior panggul untuk bayi atau anak yang belum berjalan. Beri injeksi pada otot rektus femoris atau vastus lateralis pada sepertiga tengah paha.

66

Bab 6. Pemberian obat yang aman

Otot deltoid
Otot lengan atas, otot deltoid, dapat juga digunakan untuk anak besar atau dewasa. Namun, ingat bahwa Anda tidak dapat menginjeksikan cairan ke dalam lengan sebanyak cairan yang dimasukkan ke dalam otot panggul.

Bagaimana memberikan injeksi ke dalam otot


Cuci tangan Anda.

Injeksi ke dalam otot deltoid

Lindungi privasi pasien dengan memasang kain di atas bagian tubuh yang tidak perlu dibuka. Jika Anda memberikan injeksi pada anak, tunjukkan pada ibu bagaimana memegang anak. Pilih tempat untuk Kewaspadaan klinis: Janinjeksi yang tidak ada kerusakan kulit, benggan menginjeksikan lebih kak, keras, nyeri tekan, dari 1 ml ke dalam lengan kemerahan atau orang dewasa atau anak. hangat. Tentukan tempat yang tepat dan bersihkan dengan swab antiseptik atau bola kapas dengan menggunakan gerakan melingkar dan ke arah luar kirakira 5 cm pada setiap sisi atau 10 cm secara keseluruhan. Dengan menggunakan tangan kiri Anda, regangkan kulit pada tempat tersebut. Ini membuatnya lebih keras sehingga lebih mudah untuk memasukkan jarum. Masukkan jarum dengan cepat pada sudut 90o melalui kulit dan ke dalam otot. Aspirasi dengan menarik plunger. Bila terlihat darah, tarik keluar jarum, buang spuit dan siapkan injeksi baru.

Jangan membiarkan injeksi masuk ke dalam pembuluh darah

67

Pedoman perawatan pasien

Bila darah tidak terlihat, kemudian dengan perlahan, dorong mantap plunger untuk menginjeksikan medikasi. Dengan cepat tarik jarum dan berikan tekanan kuat pada tempat tersebut dengan menggunakan swab antiseptik. Cuci tangan Anda.

Terapi intravena (drip)

Terapi intravena adalah menempatkan cairan steril melalui jarum langsung ke vena pasien. Biasanya cairan steril mengandung elektrolit (natrium, kalsium, kalium), nutrien (biasanya glukosa), vitamin atau obat. Terapi intravena (IV) digunakan untuk memberikan cairan ketika Terapi intravena pasien tidak dapat menelan, tidak sadar, dehidrasi atau syok, untuk memberikan garam yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit, atau glukosa yang diperlukan untuk metabolisme, atau untuk memberikan medikasi.

Pedoman untuk terapi intravena


Ketahui cairan atau obat yang diprogramkan, kerja dan efek samping. Ketahui jumlah cairan atau obat yang akan diberikan selama periode waktu berapa lama Ketahui jumlah dan tipe larutan untuk mengencerkan obat Ketahui berapa lama obat dapat diberikan dengan aman Ketahui kompatibilitas semua obat yang diterima pasien Pantau dengan cermat baik pasien dan kecepatan penginfusan
68

Bab 6. Pemberian obat yang aman

Obat yang diberikan secara intravena memasuki aliran darah secara langsung dan diabsorbsi lebih cepat daripada cara pemberian obat lain. Karenanya obat diberikan secara intravena bila diperlukan efek cepat, atau bila obat terlalu mengiritasi jaringan tubuh bila diberikan dengan cara lain. Obat yang diberikan dengan cara ini biasanya diberikan (diinfuskan) dengan perlahan untuk mencegah reaksi.

memberikan cairan intravena dan Bagaimana obat dengan aman


Anda harus memberikan perhatian khusus untuk menghindari kesalahan dalam menghitung dosis dan dalam menyiapkan obat, karena obat intravena memberikan efek segera. Lakukan pemeriksaan ganda lima benar pada pemberian obat: benar dosis, benar obat, benar pasien, benar rute, benar waktu. Anda juga harus mengetahui kerja yang diinginkan dan kemungkinan efek samping semua obat intravena yang Anda berikan. Kebanyakan obat memerlukan pengenceran minimum dan/ atau kecepatan aliran. Banyak obat sangat mengiritasi atau merusak jaringan di luar vena. Hanya satu antibiotik yang diberikan sekali secara intravena. Jalur IV dibilas di antara pemberian antibiotik. Jangan pernah memberikan obat, air steril, atau air dekstrosa dengan darah atau produk darah. Anda harus memantau dengan cermat semua pasien yang mendapatkan terapi IV. Perhatikan pasien terhadap adanya tanda reaksi merugikan, termasuk ruam, masalah pernapasan, peningkatan nadi, muntah, dan tanda dehidrasi atau kelebihan beban cairan (untuk dua tanda terakhir ini lihat dalam bab perawatan pasien yang mengalami masalah eliminasi). Periksa tempat pemasangan terhadap adanya pembengkakan, kemerahan, kekerasan, nyeri, atau hangat. Periksa kecepatan aliran IV untuk meyakinkan bahwa ini tepat. Kecepatan aliran harus dipantau dengan sangat cermat dan sering pada bayi, anak, lansia, pasien sakit akut, dan pasien dehidrasi, penyakit jantung atau ginjal, atau diabetes. 69

Pedoman perawatan pasien

Bagaimana menentukan kecepatan cairan intravena yang harus masuk:


Pertama atur kecepatan tetesan pada tabung IV. Tabung makrodrip dapat meneteskan 10 atau 15 tetes per 1 ml. Tabung mikrodrip meneteskan 60 tetes per 1 ml. Jumlah tetesan yang diperlukan untuk 1 ml disebut faktor tetes. Atur jumlah mililiter cairan yang akan diberikan dalam satu jam. Bagi jumlah total cairan yang akan diberikan dengan jumlah jam infusi yang akan berlangsung. Kemudian kalikan hasil tersebut dengan faktor tetes. Untuk menentukan berapa banyak tetesan yang akan diberikan per menit, bagi dengan 60. Hitung jumlah tetesan per menit yang akan diinfusikan. Jika kecepatan alirannya tidak tepat, sesuaikan kecepatan tetesan.

Memulai terapi intravena


Memulai terapi IV memerlukan teknik steril Pilih vena yang mudah diraba dan cukup lurus. Vena harus penuh, lunak, dan mudah diraba. Vena tidak boleh teraba keras atau kenyal. Hindari vena yang meradang (merah dan hangat), teriritasi atau nyeri.

Tempat untuk pungsi vena (memasukkan jarum ke dalam vena) biasanya adalah salah satu dari vena lengan bawah atau tangan. Pasien yang memerlukan penginfusan yang lebih cepat atau transfusi darah memerlukan jarum lebih besar sehingga memerlukan vena yang lebih besar.

kulit vena

Injeksi intravena

Coba untuk tidak menggunakan vena yang telah digunakan sebelumnya, karena mungkin sudah rusak. 70

Bab 6. Pemberian obat yang aman

Bagaimana menambahkan obat pada jalur IV


Obat intravena dapat diberikan dengan perlahan dari botol atau kantung yang berisi larutan. Ini disebut infus kontinu dan serupa dengan terapi intravena lain. Bedanya, obat dapat diberikan semua sekaligus, dan ini disebut bolus intravena. Untuk infus kontinu, obat dapat ditambahkan pada wadah cairan baru sebelum digantung atau ditambahkan pada wadah yang sedang digunakan. Dengan cermat periksa program medikasi terhadap kartu atau catatan medikasi pasien, seperti saat Anda akan memberikan rute obat lain. Juga yakinkan bahwa obat kompatibel dengan larutan yang akan dicampurkan. Tempatkan nama pasien di wadah dengan nama dan jumlah obat, kecepatan aliran, waktu penginfusan dimulai, dan nama atau inisial Anda. Selalu periksa pasien untuk meyakinkan bahwa tidak ada reaksi merugikan pada obat yang diinfuskan. Perhatikan adanya perubahan kecepatan nadi, menggigil, mual, muntah, sakit kepala atau masalah pernapasan. Jika pasien mengalami reaksi, hentikan atau perlambat kecepatan infus dan beri tahu dokter atau perawat yang bertanggung jawab dengan segera. Catat nama dan jumlah obat, larutan yang ditambahkan obat, dan waktu obat diberikan.

Bagaimana memberikan bolus IV


Untuk bolus intravena, Anda memberikan medikasi semua sekaligus, menginjeksikan obat ke dalam jalur IV infus kontinu yang telah ada. Setelah memasukkan jarum, tarik plunger untuk menarik darah (untuk meyakinkan jarum masuk ke dalam vena). Injeksikan obat pada kecepatan yang diprogramkan. Hati-hati untuk tidak menginjeksikan obat terlalu cepat.

Bagaimana memberikan transfusi darah


Sebelum memberikan transfusi darah, kirim sampel darah pasien ke laboratorium untuk golongan darah dan pencocokan-silang, kecuali Anda telah mempunyai informasi jelas tentang hal ini pada catatan. 71

Pedoman perawatan pasien

Ketika darah tiba, pastikan nama pasien, golongan darah dan faktor Rh sama dengan yang ada pada darah yang akan ditransfusikan. Jangan memberikan darah bila informasi tidak tepat sama. Untuk mencegah pertumbuhan bakteri, transfusikan darah dalam 30 menit dari waktu darah tiba di ruangan. Periksa tanda vital pasien sebelum memulai. Yakinkan ruang tetesan mempunyai lter untuk menyaring bekuan atau debris. Berikan transfusi darah hanya dengan salin normal. Larutan lain tidak kompatibel dengan produk darah. Tinggal dengan pasien selama sedikitnya 15 menit dan observasi dengan cermat terhadap tanda reaksi. Tanda ini meliputi menggigil, mual dan muntah, sakit kepala, sakit otot, sulit bernapas, mengi, demam, berkeringat, nyeri dada, kesemutan, kebas, dan nadi cepat. Makin cepat terjadi reaksi, makin berat kemungkinan masalahnya. Bila ada tanda reaksi, hentikan transfusi dan segera beri tahu dokter. Bila pasien tidak menunjukkan reaksi, lanjutkan infusi. Periksa tanda vital 15 menit setelah memulai infusi. Kemudian periksa lagi setiap 30 menit sampai 1 jam setelah transfusi selesai. Beri tahu pasien untuk segera memanggil perawat jika ia mengamati ada sesuatu yang tidak lazim. Catat waktu, golongan darah, jumlah, dan kecepatan tetesan.

Bagaimana memberikan obat mata atau mengirigasi mata


Kadang mata perlu dicuci, untuk membersihkannya atau membuang partikel benda asing. Obat juga dapat diberikan pada mata. Teknik steril harus selalu digunakan untuk membersihkan (mengirigasi) mata atau memberikan obat. Mengirigasi mata:

72

Bab 6. Pemberian obat yang aman

Beri tahu pasien apa yang akan Anda lakukan dan jelaskan bahwa hal tersebut tidak akan sakit. Minta pasien memiringkan kepala ke arah sisi mata yang akan Anda cuci dan tempatkan baskom kecil di bawah mata. Cuci tangan Anda. Dengan menggunakan bola kapas yang dilembapkan larutan steril atau salin, usap kelopak mata, lakukan dari bagian dalam ke sisi luar. Sekarang regangkan kelopak mata dengan ibu jari dan jari telunjuk dan dengan perlahan tekan tulang pipi di bawah mata untuk menahan kelopak mata terbuka dan membuat saluran. Pegang irigator di atas mata dan arahkan larutan ke saluran. Lakukan dari bagian dalam ke luar mata. Kemudian beri tahu pasien untuk menutup matanya dan menggerakkan bola mata melingkar beberapa kali, untuk meyakinkan larutan mencapai semua mata. Meneteskan obat cair ke dalam mata: Beri tahu pasien apa yang akan Anda lakukan. Jelaskan bahwa ini tidak akan sakit, beri tahu bahwa obat menyebabkan perih sebentar. Saat pasien melihat ke atas, dengan kepala ditengadahkan ke belakang, secara perlahan tarik kelopak mata bagian bawah ke bawah untuk membuat saluran. Berdiri di samping pasien saat Anda bekerja. Ia kurang berkedip jika Anda tidak berada di depannya langsung. Tempatkan sejumlah tetesan yang tepat ke dalam saluran di bagian bawah mata, tidak langsung ke kornea. Mengoleskan salep ke dalam mata: Untuk memberikan salep ke dalam mata, minta pasien untuk menahan kepalanya ke belakang dan melihat ke atas. Buang ujung salep pertama yang keluar dari tube. Bagian ini dianggap terkontaminasi.

73

Pedoman perawatan pasien

Saat pasien melihat ke atas, dengan perlahan tarik bagian kelopak mata bawah ke bawah untuk membuat saluran. Pegang tube sedekat mungkin di atas mata, tanpa menyentuhnya, dan pencet 2 cm (kira-kira ukuran ujung jari) salep ke dalam saluran tersebut, lakukan dari bagian dalam ke tepi luar kelopak mata. Beri tahu pasien untuk menutup mata selama dua menit tetapi tidak memejamkannya. Ketika Anda telah selesai, beri pasien kasa atau kapas untuk mengusap kelebihan salep di kelopak mata.

Bagaimana memberikan obat di telinga


Telinga kadang perlu diirigasi untuk melunakkan serumen, menghilangkan pus, atau mengeluarkan benda asing dalam saluran telinga (lihat bab perawatan pasien sehari-hari). Bila telinga meradang atau pasien merasa nyeri di dalamnya, Anda perlu memberikan obat di telinga. Minta pasien berbaring miring ke salah satu sisi. Hangatkan wadah obat dalam tangan Anda sehingga obat tidak terasa dingin pada pasien. Kemudian isi tetesan telinga dengan jumlah obat yang tepat. Tarik daun telinga pasien ke atas dan belakang. Tempatkan jumlah tetesan yang tepat sepanjang sisi saluran telinga. Beri tahu pasien untuk terus berbaring ke salah satu sisi selama lima menit agar obat keluar dari telinga. Tempatkan kapas steril di dalam telinga untuk mempertahankan obat di dalam telinga ketika pasien berdiri.

74

Merawat anak di rumah sakit

Ketika anak datang ke rumah sakit, mereka sering mengalami sakit atau cedera yang serius. Mereka mempunyai masalah yang mengancam hidup. Setiap jam tanpa tindakan menyebabkan mereka semakin dekat dengan kematian. Penting bagi perawat untuk mengidentikasi anak-anak ini dan memberi mereka tindakan prioritas. Harus ada area khusus unit anak-anak untuk perawatan darurat dan perawatan anak yang sangat sakit. Unit ini harus mempunyai peralatan darurat, termasuk oksigen, kantung dan masker ambu, peralatan dan obat intravena. Perawat harus selalu ada untuk mengawasi anak-anak ini.

Bagaimana mengidentikasi dan mengobati anak yang perlu perawatan segera

CATATAN: Tidak semua pedoman untuk identikasi dan pengobatan terhadap anak memerlukan perawatan urgen yang sama. Bila pedoman ini tidak sama seperti tindakan standar Departemen Kesehatan Anda, ikuti pedoman Departemen Kesehatan.

Gunakan tanda ABCD untuk menemukan anak mana yang memerlukan tindakan segera Airway (jalan napas) Breathing (pernapasan) Circulation (sirkulasi) Neurological Danger signs (tanda bahaya neurologis)
75

Pedoman perawatan pasien

Periksa jalan napas dan pernapasan anak lebih dulu. Perhatikan adanya sumbatan dalam mulut, tenggorok, atau trakea. Buka jalan napas dengan perlahan mengangkat rahang anak ke depan. Gunakan pengisap untuk menghilangkan saliva atau muntahan. Jika pengisap tidak ada, bersihkan mulut anak dengan kain lembap. Jika anak berwarna kebiruan (sianosis) atau mengalami kesulitan bernapas, berikan oksigen. Pertahankan jalan napas bersih. Jika anak mengalami henti napas, mulai segera bantuan pernapasan mulut-ke-mulut. Lihat apakah anak mengalami perdarahan, dan hentikan perdarahan. Perhatikan adanya tanda syok: nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah, tangan dan kaki dingin dan kebiruan, dan masa pengisian kapiler lebih lama dari dua detik.

Bagaimana memeriksa masa pengisian kapiler: tekan salah satu kuku jari anak di antara ibu jari dan jari telunjuk Anda sampai berwarna putih, kemudian lihat berapa lama warna tersebut kembali seperti semula.
Cubit cuping hidung anak dengan jari-jari Anda. Tutup mulut anak dengan mulut Anda dan tiupkan dengan kuat sehingga dada anak naik. Berhenti untuk membiarkan udara ke luar dan tiup lagi. Ulangi kira-kira satu setiap lima detik. Pada bayi dan anak kecil, tutup hidung dan mulut dengan mulut Anda dan

76

Bab 7. Merawat anak di rumah sakit

tiupkan napas dengan sangat perlahan sekali setiap tiga detik. Lanjutkan bantuan pernapasan mulut-ke-mulut sampai anak dapat bernapas sendiri. Jika anak menunjukkan tanda syok, dengan cepat berikan cairan intravena. Juga berikan larutan garam rehidrasi oral (ORALIT) jika anak mampu minum. Minumkan ORALIT dengan sendok. Jangan menggunakan botol. Tempatkan anak yang tidak sadar dalam posisi koma. Jika anak mengalami konvulsi, bersihkan sekresi deAnak berbaring menyamping ke satu sisi pada ngan pengisap posisi koma atau kain bersih. Jangan memaksa objek seperti sendok atau spatula masuk ke dalam mulut anak. Jika konvulsi berakhir lebih dari lima menit atau anak sianotik atau mengalami penurunan tekanan darah, berikan oksigen. Siapkan untuk memulai tindakan dengan diazepam (Valium). Perhatikan dengan ketat adanya penurunan pernapasan (depresi pernapasan).

Kewaspadaan klinis: Diazepam (Valium) diberikan baik secara intravena atau rektal; obat ini tidak diberikan melalui injeksi intramuskular.
Periksa gula darah anak. Bila rendah dan anak tidak sadar, siapkan untuk pemberian glukosa intravena. Jika Anda tidak mempunyai bahan ini, masukkan slang nasogastrik, periksa apakah masuk ke lambung. Kemudian berikan 50 ml air gula melalui slang nasogastrik. Untuk membuat air gula, larutkan 5 gram (1 sendok teh penuh) gula dalam 50 ml (3 sendok makan) air. Bila anak sadar, berikan 50 ml air gula melalui mulut. Bila Anda tidak dapat mengukur gula darah, asumsikan anak mengalami penurunan gula darah dan atasi. Buat biakan darah untuk parasit malaria. Lanjutkan untuk memeriksa kesadaran anak, dengan menggunakan skala berikut ini: 77

Pedoman perawatan pasien

A = 0 anak Sadar (Alert) V = 1 anak berespons terhadap Suara (Voice) P = 2 anak berespons hanya pada Nyeri (Pain) U = 3 anak Tidak Responsif (Unresponsive) terhadap stimulus

Merawat anak yang menderita diare dan dehidrasi berat

Anak dengan diare ringan dan tidak ada tanda dehidrasi biasanya dirawat di rumah. Pengobatan di rumah untuk anak diare dibahas pada bab merawat pasien yang mengalami masalah eliminasi. Banyak anak datang ke rumah sakit karena mereka mengalami dehidrasi ringan atau berat, diare persisten, atau diare berdarah yang tidak menunjukkan perbaikan. Anda harus mengetahui bagaimana mengkaji derajat dehidrasi pada bayi atau anak dengan cepat dan untuk memulai penanganan yang benar.

Tanda dehidrasi
kondisi umum-gelisah atau mudah terangsang haus mata cekung mulut dan lidah kering nadi cepat elastisitas (turgor) kulit buruk. Ketika kulit dicubit, lipatan kulit tetap dalam keadaan tersebut selama beberapa detik bukan cepat kembali seperti semula. 78

Memeriksa elastisitas kulit pada perut anak

pernapasan sangat cepat dan sangat dalam.

Bab 7. Merawat anak di rumah sakit

Kewaspadaan klinis: Dehidrasi berat memerlukan tindakan segera. Anak dehidrasi berat mengalami letargik atau tidak sadar atau terkulai. Anak kurang minum atau tidak dapat minum sama sekali, dan kulit sangat lambat kembali ke normal setelah dicubit.
Anak yang mengalami dehidrasi berat
Pencegahan dehidrasi dibahas dalam bab perawatan pasien yang mengalami masalah eliminasi. Bab ini berfokus pada pengobatan terhadap anak yang sakit berat. Anak yang mengalami dehidrasi berat harus cepat diberi cairan intravena (laktat Kewaspadaan klinis: Jika Ringer, larutan Hartman, anak tidak dapat minum atau, jika tidak ada salin normal). Jika anak dadan jalur IV tidak dapat pat minum, ia juga hadipasang, pasang slang rus diberi larutan garam nasogastrik dan berikan rehidrasi oral (ORALIT) sementara tetesan infus larutan ORALIT meladisiapkan. Jika anak tidlui slang. ak dapat minum, berikan larutan ORALIT sesegera mungkin saat ia dapat minum tanpa kesulitan. Ketika anak membaik dan dapat minum, hentikan IV dan berikan larutan ORALIT. Tanda perbaikan mencakup berkemih, perbaikan kesadaran, dan frekuensi pernapasan dan nadi lebih normal (kecuali anak mengalami infeksi atau gagal jantung atau hidrasi berlebihan). Perhatikan anak selama beberapa jam sebelum dipulangkan untuk meyakinkan ia dapat menahan cairan.

Pemberian makan anak dehidrasi


Pemberian makan adalah penting. Bila anak tersebut adalah bayi muda, ibu harus didorong untuk melanjutkan pemberian air susu ibu (ASI), atau bayi dapat diberi yogurt. Bayi yang lebih besar dan anak harus diberi makan enam kali sehari segera setelah mereka dapat makan. 79

Pedoman perawatan pasien

Anak yang telah mengalami diare selama 14 hari atau lebih mungkin mengalami infeksi serius. Penting untuk mendiagnosis infeksi dan mengatasinya dengan antibiotik. Juga penting untuk memberi: cairan yang benar untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi diet nutrisi yang tidak menyebabkan diare memburuk vitamin suplemen dan mineral karena banyak anak yang mengalami diare malnutrisi Dua tipe diet yang secara khusus membantu.

Diet #1: Campurkan: 5 sendok teh penuh nasi 2/5 cangkir teh susu segar 3/4 sendok teh minyak 2/3 sendok teh peres gula Tambahkan air secukupnya untuk membuat secangkir teh penuh

Diet #2: Campurkan: 1 sendok teh penuh nasi 2 butir telur kecil atau 1 sendok teh penuh ayam cincang atau ikan masak 1 sendok teh minyak 2/3 sendok teh peres gula Tambahkan air secukupnya untuk membuat secangkir teh penuh

Untuk kedua diet, berikan satu cangkir penuh untuk setiap kilogram berat badan setiap hari selama tujuh hari. Bila anak berespon terhadap diet, tambahkan buah segar dan sayuran masak. Kemudian tingkatkan ke diet biasanya, termasuk susu. Jangan memberikan antibiotik untuk diare kecuali ini disebabkan oleh infeksi usus (shigellosis, amoebiasis, atau giardiasis). Diare berdarah (disentri) biasanya disebabkan oleh bakteri shigella. Anak harus diobati dengan antibiotik. Mereka juga harus diobati untuk dehidrasi dan, bila perlu, malnutrisi.

80

Merawat anak yang menderita malnutrisi berat

Anak malnutrisi berat mengalami pelisutan (marasmus) dan/atau wajah bengkak, tangan dan kaki (kwashiorkor). Pengobatannya sama untuk kedua tipe malnutrisi ini.

Bab 7. Merawat anak di rumah sakit

Pertama mencegah atau mengatasi gula darah rendah dan suhu tubuh rendah (hipotermia)
Tes gula darah dengan strip tes glukosa. Jika dipastikan gula darah rendah, berikan 50 ml larutan glukosa 10% atau air gula. Untuk membuat air gula larutkan 5 gram (1 sendok teh penuh) gula dalam 50 ml (3 sendok makan) air. Bila Anda tidak dapat melakukan tes ini, asumsikan bahwa semua anak malnutrisi memiliki gula darah rendah dan berikan mereka air gula. Periksa suhu anak. Jika di bawah 35C suhu aksila atau 35,5C suhu rektal, mulai rehidrasi, jika diperlukan dan beri makan anak. Tempatkan anak pada dada ibu dan tutupi keduanya. Bila ibu tidak ada, tutup anak, termasuk kepala, dengan selimut hangat. Tempatkan pemanas atau lampu didekatnya. Jangan menggunakan botol panas. Periksa suhu anak setiap dua jam sampai meningkat suhunya di atas 36,5C. Pertahankan anak terselimuti sepanjang waktu. Beri makan anak setiap dua jam, dengan menggunakan salah satu resep yang ditunjukkan pada hlm. 80.

Mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit anak


Semua anak malnutrisi memiliki terlalu banyak natrium (garam) dan terlalu sedikit kalium dan magnesium. Pembengkakan (edema) sebagian akibat dari ketidakseimbangan ini. Berikan anak ekstra kalium dan magnesium dengan memberi anak larutan ORALIT yang dimodikasi, yang mencakup ekstra kalium dan elektrolit lain, bila ada. Siapkan makanan anak tanpa garam, dan berikan makanan tinggi kalium seperti wortel dan pisang. Haluskan makanan sehingga lunak dan mudah bagi anak untuk memakannya. Berikan air kelapa jika ada. Air kelapa adalah cairan yang sangat baik untuk pasien dengan diare dan dehidrasi. Air ini aman untuk diminum dan kaya vitamin dan mineral.

Mengobati infeksi
Jika anak menderita malnutrisi berat, tanda umum infeksi mungkin terlewatkan. Karenanya, semua anak malnutrisi harus diatasi dengan antibiotik spektrum luas, atau antibiotik untuk infeksi khusus, seperti shigellosis. Juga mencegah penyakit berat lain dengan memberi vaksin campak pada anak yang tidak diimunisasi.

81

Pedoman perawatan pasien

Mengoreksi desiensi vitamin dan mineral


Anak dengan malnutrisi berat mengalami desiensi vitamin dan mineral. Beri anak suplemen multivitamin untuk memperbaiki desiensi ini dan larutan ORALIT yang dimodikasi jika ada. Berikan zat besi hanya bila anak telah mulai meningkat berat badannya. Jika anak tidak mendapat vitamin A dalam sebulan terakhir, berikan vitamin tersebut sekarang.

Memberi makan anak dengan kewaspadaan


Penting untuk memulai pemberian makan pada anak sesegera mungkin. Beri makan sedikit dan sering. Anak harus mendapat 100 kalori per kilogram (kkal) berat badannya setiap hari dan 1-1,5 g protein untuk setiap kilogram berat badan setiap hari. Jika anak menyusu, dorong untuk melanjutkan menyusu pada ibu. Apabila anak terlalu lemah untuk makan, suapi dengan sendok, pipet atau spuit (tanpa jarum), atau gunakan slang nasogastrik.

Memberi stimulasi dan perawatan penuh kasih


Anak yang menderita malnutrisi berat akan lambat perkembangannya. Perawat dapat membantu mengatasi keterlambatan ini dengan memberikan perawatan yang lembut, penuh kasih, dan aktivitas bermain secepat mungkin anak cukup baik keadaannya, dan dengan memberikan lingkungan yang ceria dan merangsang. Tempatkan gambar terang di dinding dan tunjukkan hal ini pada anak. Dorong orang tua untuk membawa barang mainan sederhana dari rumah dan letakkan dalam jangkauan anak. Bicara pada anak dan beri tahu anak, perawatan apa yang akan Anda berikan. Dengarkan anak dan dorong ia bicara dengan Anda. Dorong ibu menyusui dan memandikan anak dan bermain dengannya. Beri tahu ibu bahwa ketika anak kembali ke rumah, ia perlu memperbaiki perkembangannya melalui bermain, dan memberi makan anak makanan sehat beberapa kali sehari. Anak lebih dari enam bulan harus diberi makan sedikitnya lima kali sehari. Beri tahu ibu bahwa makanan yang baik yang diperlukan meliputi sereal dan umbiumbian, kacang-kacangan, makanan hewani seperti telur, susu, ikan atau daging, sejumlah kecil lemak untuk memberi kalori tambahan, dan buah serta sayuran. 82

Bab 7. Merawat anak di rumah sakit

Merawat anak yang menderita meningitis atau malaria

Bila anak demam, cari sumber infeksi. Anak mungkin mengalami infeksi telinga, infeksi saluran kemih, abses, dll. Bila anak mengalami ruam, ini dapat menunjukkan demam dengue, penyakit meningokokus atau campak. Cari tanda meningitis, seperti kaku leher dan mudah terangsang. Pada bayi tanda ini juga mencakup menangis dengan nada tinggi, mengisap ASI buruk, dan fontanel menegang atau menonjol, yang merupakan bagian lunak di kepala. Konvulsi dapat menyembunyikan tanda-tanda meningitis. Bila Anda melihat tanda meningitis, siapkan untuk mulai tindakan intravena atau antibiotik intramuskular. Jangan menunggu hasil laboratorium. Makin cepat Anda memulai tindakan, makin baik kesempatan Anda untuk berhasil. Dengan cermat perhatikan asupan cairan anak dan haluran urine. Kelebihan beban cairan pada anak dapat mengakibatkan pembengkakan otak makin buruk. Pada area dengan insidensi malaria umum terjadi, semua anak yang dihospitalisasi harus dilakukan pembiakan darah untuk memeriksa parasit malaria. Seperti pada malaria, anak mungkin juga mengalami anemia berat, gula darah rendah, pernapasan dalam dan cepat (asidosis), ikterik, urine berwarna darah, atau gagal ginjal. Anak dengan salah satu dari komplikasi ini adalah sangat sakit. Mereka harus diatasi dengan quinin intravena atau intramuskular dan dipantau. Periksa anak apakah ada demam dan dehidrasi serta haluaran urine. Perhatikan tanda anemia.

Merawat anak yang menderita infeksi pernapasan akut

Tanda umum infeksi saluran pernapasan adalah batuk, sulit bernapas, sakit tenggorok, hidung tersumbat dan masalah telinga. Demam juga umum terjadi. Semua anak dengan batuk atau kesulitan bernapas harus diperiksa untuk mengetahui adanya pneumonia.

Pneumonia
Dengan cermat perhatikan penampilan umum anak, usaha untuk bernapas dan gerakan dada. Hitung frekuensi perna-

Pernapasan cepat adalah tanda pneumonia.


83

Pedoman perawatan pasien

pasan anak selama satu menit penuh. Perhatikan gerakan pernapasan dimana pun pada dada atau abdomen anak. Bila Anda tidak dapat melihat gerakan ini dengan mudah, minta ibu untuk membuka pakaian anak. Jika anak mulai menangis atau marah, minta ibu menenangkan anak sebelum menghitung pernapasan anak.

Jika usia anak: 1 minggu sampai 2 bulan 2 bulan sampai 12 bulan 12 bulan1 sampai 5 tahun

Maka ia mempunyai frekuensi pernapasan cepat jika Anda menghitung: 60 kali per menit atau lebih 50 kali per menit atau lebih 40 kali per menit atau lebih

Dengarkan untuk adanya bunyi kasar (stridor), ketika anak berinspirasi. Dengarkan adanya mengi, ketika anak berekspirasi. Mengi disebabkan oleh penyempitan jalan udara dalam paru-paru. Periksa apakah ada chest indrawing (tarikan dinding dada ke dalam)dinding dada bawah ke dalam ketika anak berinspirasi. Berdasarkan tanda ini, klasikasikan anak sebagai: bukan pneumonia pneumonia (tidak berat) pneumonia berat penyakit sangat parah.
Anak bernapas dengan tarikan dinding dada ke dalam

Bukan pneumonia
Anak yang tidak mengalami chest indrawing dan tidak mengalami pernapasan cepat diklasikasikan sebagai bukan pneumonia.

Anak yang tepat berusia 12 bulan akan mempunyai pernapasan cepat bila ia bernapas 40 kali atau lebih per menit.

84

Bab 7. Merawat anak di rumah sakit

Anak ini tidak perlu diberi antibiotik kecuali ia mengalami infeksi telinga. Berikan nasihat ini pada ibu tentang perawatan di rumah: Pertahankan bayi tetap hangat Beri ASI dengan sering Bersihkan hidung anak bila ini memengaruhi makan Bawa anak kembali ke klinik dengan cepat bila: pernapasan menjadi sulit pernapasan menjadi cepat pemberian makan menjadi masalah anak atau bayi menjadi tambah sakit anak atau bayi mengalami demam.

Pneumonia (tidak berat)


Anak dengan pernapasan cepat dan tidak ada chest indrawing diklasikasikan sebagai menderita pneumonia (tidak berat). Anak harus diberi antibiotik dan perawatan di rumah. Beri tahu ibu untuk membawa anak ke klinik setelah dua hari untuk pengkajian ulang, atau lebih awal jika kondisi anak memburuk.

Pneumonia berat
Jika anak mengalami chest indrawing tetapi tidak sianosis dan dapat minum, anak ini diklasikasikan menderita pneumonia berat. Anak ini harus tetap di rumah sakit dan harus diberi antibiotik. Pertahankan bayi tetap hangat. (Catatan: Anak dengan chest indrawing dan mengi kambuhan dapat mengalami asma bukan pneumonia berat. Anak asma diatasi dengan cara berbeda).

Penyakit sangat berat


Jika anak mengalami tanda bahaya berikut, ia mengalami penyakit sangat berat: 85

Pedoman perawatan pasien

sianosis ketidakmampuan untuk minum mengantuk abnormal atau kesulitan bangun stridor pada anak tenang malnutrisi berat konvulsi. Anak dapat juga menunjukkan chest indrawing atau tarikan dinding dada ke dalam. Anak yang diklasikasi menderita penyakit sangat berat harus mendapat pengobatan rumah sakit urgen oleh dokter ahli.

Kewaspadaan klinis: Pada bayi di bawah usia dua bulan, curigai penyakit berat atau sangat berat atau penyakit lain dengan tanda berikut: kemampuan makan yang buruk, warna kebiruan, mengantuk abnormal atau sulit terjaga, stridor, mengi, mengorok, pernapasan cuping hidung, demam atau suhu tubuh rendah, atau konvulsi.

Bila anak sianosis, atau frekuensi pernapasan di atas 70 kali per menit, atau gawat pernapasan, berikan osigen pada frekuensi 1-2 liter per menit. Bayi harus dipertahankan hangat. Bila anak mengalami demam tinggi, atasi demam dengan parasetamol. Pada area dengan kasus malaria tinggi, Anda harus selalu memberi antimalaria bila anak mengalami demam. Jika anak mengi, berikan bronkodilator seperti salbutamol atau epinefrin. Ini akan membuka jalan udara dan merelakskan spasme bronkus. Salbutamol diberikan dengan nebulizer dan melalui mulut. Epinefrin diberikan di bawah kulit (injeksi subkutan). Dorong anak untuk minum atau menetek. 86

Bab 7. Merawat anak di rumah sakit

Infeksi telinga dan tenggorok


Jika anak mengalami nyeri telinga atau pus mengalir dari telinga, ia mungkin mengalami infeksi telinga. Beri anak ini antibiotik tepat seperti untuk pneumonia. Juga atasi demam dan keringkan telinga. Untuk melakukan hal ini, gulung kapas bersih dan halus. Tempatkan dengan perlahan dalam telinga anak, dan ganti bila basah. Tempatkan gulungan kapas baru Tampon telinga yang kering dan lanjutkan sampai telinga kering. Ini disebut pemasangan tampon. Jika anak mengalami bengkak nyeri, tekan di belakang telinga, mungkin ada infeksi dalam di tulang mastoid, disebut mastoiditis. Obati anak ini segera dengan antibiotik. Ia mungkin memerlukan pembedahan. Jika anak mengalami sakit tenggorok dengan pembengkakan kelenjar di depan leher, periksa tenggorok. Jika anak menunjukkan ada pus putih atau kuning pada tenggorok, ia mungkin mengalami infeksi streptokokus. Anda harus mengobati anak ini dengan antibiotik untuk mencegah demam reumatik.

Campak, pertusis, dan difteri


Campak, pertusis, dan difteri dapat dicegah dengan imunisasi. Anak yang belum diimunisasi dapat meninggal karena infeksi pernapasan akut yang disebabkan oleh penyakit ini. Oleh karenanya, mereka harus diobati dengan segera. Campak Anak yang menderita campak mengalami demam, ruam menyeluruh dan batuk, hidung tersumbat dan mata kemerahan. Bila anak yang menderita campak menunjukkan tanda bahaya penumonia, atau mengalami diare berdarah atau infeksi telinga akut, obati anak ini dengan antibiotik sekaligus. Sebaliknya jangan menggunakan antibiotik untuk campak. Anak yang menderita campak juga harus mendapat vitamin A untuk mencegah infeksi mata. Jika mata anak berkabut dan pus mengalir dari mata, ia juga harus diobati dengan salep mata tetrasiklin. Jangan menggunakan salep mata steroid. 87

Pedoman perawatan pasien

Jika anak mengalami sariawan mulut, bersihkan mulut dengan air bersih dan sejumput garam sedikitnya empat kali sehari. Jika anak mengalami diare, berikan larutan ORALIT. Observasi anak dengan ketat untuk tanda bahaya, termasuk ketidakmampuan minum, penurunan kesadaran, stridor, atau konvulsi. Dianjurkan bahwa anak campak diisolasi sampai empat hari setelah ruam mulai muncul. Anak yang kontak dengan anak sakit harus mendapat vaksin campak kecuali mereka dapat membuktikan bahwa mereka telah diimunisasi. Pertusis Pertusis atau batuk rejan menyebabkan batuk spasmodik yang hebat. Anak dapat berubah menjadi biru atau mengalami konvulsi atau mengalami periode tidak bernapas (apnea). Pneumonia adalah komplikasi paling sering. Difteri Difteri diindikasikan oleh membran keabu-abuan pada tenggorok yang tidak dapat dihilangkan dengan swab. Anak perlu diobati dengan segera dengan antibiotik dan antitoksin difteri.

Penyakit kronis

Beberapa anak di rumah sakit ketidakmampuan atau mengalami penyakit kronis seperti penyakit jantung dan kanker. Anak ini mungkin sering masuk rumah sakit. Beberapa anak tinggal di rumah sakit dalam waktu yang lama. Anak ini perlu perawatan khusus sehingga mereka akan tumbuh dan berkembang secara normal. Mereka memerlukan rasa dicintai dan aman. Mereka perlu merasa diterima sebagai individu, meskipun mereka berbeda. Mereka perlu mengetahui bahwa orang tua mereka bahagia dan senang ketika mereka sedang belajar melakukan sesuatu yang baru, mereka perlu mengetahui apa yang dapat dan tidak dapat mereka lakukan. Saat mereka bertambah dewasa, mereka perlu diizinkan untuk memutuskan lebih banyak hal untuk diri mereka sendiri. Anak juga perlu belajar. Mereka belajar melalui bermain, bicara dan bernyanyi. Berikan perhatian khusus pada anak di rumah sakit yang menderita penyakit kronis dan ketidakmampuan. Dorong anggota keluarga untuk meluangkan waktu sebanyak mungkin dengan mereka. Bicara dengan anak. Bernyanyi dengan 88

Bab 7. Merawat anak di rumah sakit

mereka. Dorong mereka untuk membacakan cerita. Coba untuk menemukan sesuatu yang dapat dimainkan dengan anak. Saat mereka tambah besar, libatkan mereka dalam keputusan tentang perawatan harian mereka. Dorong anggota keluarga untuk menemukan cara membantu anak mereka berkembang secara normal.

Mengimunisasi anak

Ketika anak datang ke rumah sakit, selalu tanyakan ibu mereka apakah anak telah diimunisasi terhadap tuberkulosis, difteria, batuk rejan, tetanus, poliomielitis dan campak. Bila anak belum mendapat semua imunisasi ini, berikan pada anak sebelum mereka dipulangkan. Bila ibu belum diimunisasi, beri ibu vaksin tetanus.

Melibatkan keluarga dalam perawatan

Ibu adalah pemberi perawatan terbaik untuk anak. Penting untuk melibatkan ibu dalam perawatan anak. Dengarkan ibu untuk mengetahui bagaimana ia melihat penyakit anak. Puji tindakannya membawa anak ke rumah sakit, dan tunjukkan penghargaan atas pemahamannya terhadap anak. Jelaskan pada ibu apa yang akan Anda lakukan untuk anak dan mengapa. Tunjukkan ibu alat yang akan Anda gunakan, sehingga ia tidak ketakutan terhadap hal itu. Biarkan ibu menggendong anak ketika Anda memberikan injeksi. Beri tahu ibu dan anak bahwa ini akan sakit, sehingga mereka tidak terkejut. Dorong ibu untuk menenangkan anak setelahnya. Jika anak memerlukan larutan ORALIT, tunjukkan pada ibu bagaimana cara memberikan makan anak dengan sendok dan cangkir. Jika ayah, nenek atau anggota keluarga lain datang ke rumah sakit atau pusat kesehatan, dorong mereka terlibat dalam perawatan anak.

Mengajarkan ibu merawat anaknya di rumah

Sebelum anak pulang, beri ibu instruksi jelas tentang perawatan lanjutan. Buat hal berikut jelas bagi ibu: 89

Pedoman perawatan pasien

Yakinkan anak mendapat banyak cairan. Jika anak menyusu, tingkatkan menyusu ASI. Yakinkan anak tidak terlalu kepanasan atau kedinginan. Berikan anak sebanyak mungkin makanan bergizi. Berikan obat dengan benar. Bawa anak kembali bila ia bertambah parah, mengalami kesulitan bernapas, pernapasan cepat, atau tidak dapat minum. Ajarkan ibu bagaimana memantau kesehatan anak dan mencegah masalah yang akan datang. Beri tahu ibu bahwa anak harus menerima pemeriksaan kesehatan teratur pada klinik setempat sampai ia usia sekolah. Tunjukkan ibu kartu pertumbuhan. Beri tahu ibu bagaimana mengukur berat badan dan tinggi badan anak dengan tepat untuk memastikan bahwa anak tumbuh sebagaimana mestinya. Jelaskan pada ibu bahwa anak memerlukan makanan yang cukup agar tumbuh sebagaimana mestinya. Ajarkan ibu tentang makanan yang diperlukan anak. Termasuk: daging, ikan, telur, kacang-kacangan dan miju-miju kentang, beras, pisang raja, talas, singkong buah dan sayuran susu beberapa makanan tinggi kalori seperti minyak dan gula. Jelaskan pentingnya kebersihan, terutama mencuci tangan. Setiap orang dalam keluarga harus mencuci tangan mereka setiap pagi, sebelum setiap kali makan, setelah ke toilet, dan sebelum membantu anggota keluarga lain dalam hal makan, berpakaian, dll. Tekankan pentingnya makanan bersih dan air bersih. Beri tahu ibu bahwa air dari sumur atau sungai harus direbus. Makanan harus dimasak secara seksama dan makan segera setelah dimasak. Jelaskan pentingnya menyusui bayi. Beri tahu ibu bahwa ASI lebih baik untuk bayi daripada susu botol. Jelaskan pentingnya memberi semua anak imunisasi terhadap penyakit infeksi. 90

Bab 7. Merawat anak di rumah sakit

Tunjukkan pada ibu bagaimana merawat anak yang sakit. Misalnya, beri tahu ibu untuk memberi satu gelas cairan rehidrasi setiap kali anak defekasi berair atau berdarah. Jelaskan bahwa cairan apapun bila diberikan cukup dini, akan membantu mencegah dehidrasi. Beri tahu ibu bahwa kadang obat rumah yang teruji bekerja dengan baik seperti teh herbal untuk batuk dan pilek dan air kelapa atau air beras untuk diare. Bantu ibu untuk menggunakan obat ini dalam perawatannya. Namun, ibu tidak boleh bergantung pada obat di rumah untuk penyakit serius. Ia harus membawa anak ke klinik tanpa ragu-ragu. Beri tahu ibu untuk memperhatikan tanda bahaya ini. Anak tidak dapat minum atau menyusu ASI Anak menjadi lebih sakit Anak mengalami demam Anak mengalami pernapasan cepat atau kesulitan bernapas Anak menunjukkan darah dalam feses Anak letargik atau mengalami konvulsi. Tanyakan pada ibu jika ia khawatir tentang kesehatannya sendiri. Bantu ibu mendapat perawatan bila ia mengalami masalah kesehatan. Beri informasi mengenai bagaimana merawat kesehatannya sendiri. Gunakan langkah dasar berikut untuk mengajar ibu: Beri informasi Tunjukkan dengan contoh Biarkan ia mempraktikkan sendiri Periksa pemahamannya. Beri informasi Jelaskan pada ibu bagaimana melaksanakan tugasnya. Sebagai contoh, beri tahu ibu bagaimana menyiapkan larutan ORALIT atau bagaimana meredakan sakit tenggorok.

91

Pedoman perawatan pasien

Tunjukkan dengan contoh Biarkan ibu memperhatikan Anda mencampur larutan ORALIT atau tunjukkan padanya obat rumah yang aman untuk sakit tenggorok yang dapat ia buat di rumah. Biarkan ia mempraktikkan sendiri Minta ibu melakukan tugas saat Anda memperhatikan. Misalnya, biarkan ia mencampur larutan ORALIT atau mengatakan pada Anda bagaimana ia menyiapkan obat sakit tenggorok di rumah. Memeriksa pemahamannya Jangan mengajukan pertanyaan ya atau tidak. Pertanyaan yang baik membuat ibu mengatakan pada Anda mengapa, bagaimana atau kapan ia akan memberikan pengobatan. Bila ia tidak dapat menjawab dengan tepat, berikan lebih banyak informasi atau perjelas instruksi Anda.

Selalu menghargai ibu dari anak yang sakit.

92

Merawat pasien maternitas

Bab ini ditulis untuk perawat di rumah sakit kecil yang bekerja dengan dokter atau bidan. Tidak semua rumah sakit kecil dapat memberikan tindakan khusus atau pembedahan yang diperlukan oleh wanita yang mengalami masalah selama persalinan dan pelahiran. Wanita yang mungkin mengalami masalah baik selama kehamilan dan saat melahirkan perlu dirujuk ke dokter atau bidan yang dapat merawat mereka dengan cermat selama kehamilan dan memberikan nasihat tentang tempat melahirkan yang tepat. Ini adalah peran perawat untuk membantu memutuskan apakah wanita tersebut perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan untuk mendapat pelayanan obstetrik esensial. Anda perlu mengetahui tanda-tanda apa yang harus diperhatikan untuk melihat apakah wanita tersebut perlu dirujuk.

Memeriksa kondisi risiko dalam kehamilan

Perhatikan pada kartu antenatal. Bicara pada wanita tersebut untuk melihat apakah ia mengalami kondisi risiko di bawah ini: Usia sangat muda atau lebih dari 35 tahun Tinggi badan sangat pendek Kurang dari dua tahun sejak kelahiran anak terakhir Lebih dari empat kali kehamilan sebelumnya Sebelumnya mengalami kesulitan pelahiran Sebelumnya melahirkan dengan seksio sesaria Bayi lahir meninggal (stillbirh) atau keguguran di masa lalu

93

Pedoman perawatan pasien

Bayi prematur atau sangat kecil di masa lalu Perdarahan selama kehamilan lalu atau perdarahan selama kehamilan yang sekarang Tekanan darah tinggi saat ini atau selama kehamilan sebelumnya Kehamilan kembar saat ini atau sebelumnya Abdomen lebih besar dari normal untuk usia kehamilan Ibu mengalami masalah medis, seperti anemia berat, tuberkulosis, penyakit jantung, diabetes, malaria, penyakit hati, penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, atau penyakit menular seksual Ibu malnutrisi Wanita dengan kondisi risiko ini perlu dirawat di fasilitas kesehatan yang dilengkapi dengan staf dan peralatan untuk memberikan pelayanan obstetrik esensial, termasuk pembedahan.

Tanda bahaya selama kehamilan

Suatu tanda bahaya berarti bahwa wanita tersebut dapat mengalami masalah serius. Wanita ini perlu perawatan segera dari bidan atau dokter. Tanda bahaya yang paling Atur untuk perasering selama kehamilan adalah: Perdarahan dari vagina Sakit kepala hebat, pusing, dan penglihatan kabur Wajah, tangan, dan kaki membengkak Demam Warna kulit tidak normal (pucat) Nyeri abdomen atau nyeri tekan. Pengobatan medis yang segera dapat mencegah kematian ibu dan anak. 94

watan medis segera bila ibu mengalami tanda bahaya.

Bab 8. Merawat pasien maternitas

Tiga kala persalinan


Kala satu persalinan adalah ketika kontraksi menimbulkan nyeri dan teratur, mendorong bayi turun dan membuka serviks. Kala dua persalinan adalah ketika serviks terbuka penuh (dilatasi) dan bayi keluar. Kala dua berakhir ketika bayi lahir. Kala tiga persalinan adalah waktu setelah bayi dilahirkan ketika plasenta terpisah dari uterus dan keluar. Kala tiga berakhir ketika plasenta keluar.

Terdapat tiga kala persalinan:

Memutuskan apakah persalinan normal atau ada tanda risiko

Ketika wanita bersalin datang ke rumah sakit, pertama putuskan apakah ia dalam persalinan normal atau ia mempunyai tanda-tanda risiko (lihat di bawah).

Tanda persalinan normal (kala satu persalinan)


Kontraksi makin lama, lebih kuat dan saling berdekatan. Bayi mulai keluar setelah 12 jam persalinan atau kurang untuk wanita yang pernah melahirkan bayi sebelumnya; 24 jam atau kurang untuk bayi pertama. Sejumlah kecil mukus terwarnai darah dapat terlihat dua sampai tiga hari sebelum mulai persalinan dan berlanjut selama persalinan. Jika air ketuban pecah, warnanya jernih seperti air biasa. Suhu tubuh ibu tetap di bawah 37,8oC. Tekanan darah ibu tetap normal dan tetap di bawah 140/90. Tekanan darah ibu tidak tiba-tiba turun. Nadi ibu ada antara 60 dan 100 kali per menit.

Tanda berisiko pada kala satu persalinan


Bila ibu mengalami tanda risiko berikut, ia perlu melahirkan bayi di rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan obstetrik darurat esensial. 95

Pedoman perawatan pasien

Persalinan terjadi sebelum bulan kedelapan kehamilan. Ibu mengalami demam lebih dari 37,8oC. Nadi ibu lebih dari 100 kali per menit. Ibu mempunyai kondisi serius yang disebut preeklampsia. Ketika ibu mengalami preeklampsia, tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 dan ia mengalami pembengkakan pada wajah dan tangan, sakit kepala, dan masalah penglihatan. Ibu mengalami kekakuan (konvulsi). Ketuban pecah tetapi persalinan tidak terjadi dalam delapan jam. Meskipun kontraksi kuat, persalinan berakhir lebih dari 12 jam untuk wanita dengan kehamilan sebelumnya, atau 24 jam untuk bayi pertama. Ibu mengalami jumlah perdarahan yang tidak lazim. Ini meliputi bekuan darah, darah segar atau lebih dari yang tampak. Ibu merasa nyeri antara kontraksi dan uterus tetap keras. Denyut jantung bayi lebih dari 160 kali per menit atau kurang dari 110 kali per menit. Tali pusat keluar sebelum bayi lahir. Jika wanita datang ke rumah sakit dengan salah satu tanda tersebut atau jika ia mengalaminya selama persalinan, wanita perlu perawatan obstetrik darurat. Ia dan bayinya ada dalam bahaya kematian. Dapatkan segera bantuan.

Bagaimana memeriksa ibu dalam persalinan


Ketika ibu tiba di rumah sakit dalam persalinan, periksa kondisi ibu dan bayi. Jika ada tanda risiko persalinan abnormal, atur untuk ibu segera mendapatkan bantuan ahli obstetrik. Periksa posisi bayi. Kebanyakan bayi berposisi dengan kepala di bawah. Jika ibu ada dalam persalinan aktif dan kepala bayi di atas di bawah iga atau jika posisi bayi melintang, atur untuk menempatkan ibu pada fasilitas kesehatan yang mempunyai pelayanan obstetrik darurat. Ibu mungkin memerlukan pembedahan untuk melahirkan bayi tersebut. 96

Bab 8. Merawat pasien maternitas

Periksa denyut jantung bayi. Denyut jantung bayi sehat antara 120 dan 160 kali per menit selama persalinan. Denyut ini dapat berubah cepat atau lambat. Denyut harus tetap dalam rentang 120 dan 160. Lanjutkan untuk memeriksa denyut jantung bayi setiap setengah jam selama persalinan. Periksa suhu ibu. Ukur suhu ibu ketika ia datang ke rumah sakit. Lanjutkan untuk mengukur suhu sedikitnya setiap empat jam selama ia di rumah sakit. Jika Anda tidak mempunyai termometer, sentuh dahi untuk meraba apakah ia panas. Jika ia merasa panas atau jika suhunya di atas 37,8oC, ia mungkin mengalami infeksi. Dapatkan bantuan medis dan berikan ia banyak cairan dan parasetamol untuk menurunkan demam. Periksa tekanan darah ibu. Ukur tekanan darah ibu ketika ia datang ke rumah sakit. Periksa setiap jam. Jika tekanan darahnya terus meningkat, periksa setiap 15 sampai 30 menit. Ingat, jika tekanan darah meningkat, hal ini merupakan tanda risiko. Dapatkan bantuan medis. Tanda risiko lain adalah tekanan darah diastolik (angka bawah) tiba-tiba turun 15 angka atau lebih. Hal ini berarti ia mengalami perdarahan di dalam. Dapatkan bantuan medis. Periksa nadi ibu. Pada persalinan awal, nadi ibu harus antara 60 dan 100 kali per menit di antara kontraksi. Jika nadinya di atas 100 di antara kontraksi, ia mungkin mengalami infeksi, atau perdarahan di dalam, atau dehidrasi. Tanyakan pada ibu apakah ketuban sudah pecah. Jika ketuban sudah pecah mikroorganisme dapat bergerak masuk ke uterus. Untuk mencegah infeksi pada ibu dan bayi: Jangan melakukan pemeriksaan vagina Jangan menempatkan apa pun ke dalam vagina ibu Jangan membiarkan ibu duduk dalam air untuk mandi.

Bagaimana mencegah masalah selama kala satu persalinan

Asuhan keperawatan yang baik penting untuk mencegah masalah dalam persalinan dan untuk memantau kesehatan ibu dan bayi.

97

Pedoman perawatan pasien

Lima bersih Kebersihan adalah cara terbaik untuk mencegah infeksi Membersihkan tangan. Membersihkan perineum. Membersihkan permukaan tempat untuk pelahiran. Kebersihan dalam pemotongan tali pusat. Kebersihan dalam merawat tali pusat bayi baru lahir.
Ganti seprai di bawah ibu jika basah atau kotor. Ganti pakaian dan pembalut ketika sangat basah. Ketika Anda mengganti seprai, periksa apakah ibu mengalami pendarahan terlalu banyak, mengeluarkan bekuan darah, atau mengeluarkan air yang berwarna cokelat, kuning atau hijau. Bila Anda melihat tanda risiko ini, segera lakukan tindakan.

Kewaspadaan klinis: Enema tidak perlu dan tidak boleh diberikan kecuali diminta oleh ibu.

Yakinkan ibu minum sedikitnya satu gelas air setiap jam. Jika ibu muntah dan tidak dapat minum segelas air sekaligus, minta ia minum seteguk setelah setiap kontraksi. Minum minuman seperti air kelapa, teh dengan madu atau gula, dan jus buah dicampur dengan air akan memberi tenaga untuk persalinan. Biarkan ibu makan atau minum apa pun yang ia inginkan. Yakinkan ibu berkemih sedikitnya sekali setiap dua jam. Bila kandung kemih ibu sangat penuh, hal ini dapat menyebabkan masalah dalam persalinan dan membuat persalinan menjadi lama.

Kewaspadaan klinis: Jangan mencukur rambut pubis. Pencukuran dapat menyebabkan infeksi.

98

Bab 8. Merawat pasien maternitas

Yakinkan ibu mengganti posisi setiap jam. Ibu tidak boleh berbaring telentang. Posisi ini memilin pembuluh darah dan membuat sirkulasi darah lebih sulit. Periksa tanda kemajuan persalinan. Tanda kemajuan persalinan meliputi: kontraksi makin lama, makin kuat, dan saling berdekatan ibu mengatakan kontraksi terasa lebih kuat uterus terasa lebih keras selama kontraksi ketika Anda menyentuhnya jumlah mukus terwarnai darah meningkat ketuban pecah

ketika ibu mengalami desakan mengejan yang kuat, kala dua persalinan (kelahiran) mungkin mendekat atau sedang mulai

Jika persalinan berlangsung lebih dari 12 jam untuk wanita yang sebelumnya pernah melahirkan atau 24 jam untuk bayi pertama, ini adalah tanda risiko penting. Dapatkan bantuan medis ahli untuk ibu tersebut.

Mulai membuat rencana untuk mendapatkan bantuan ahli untuk ibu bila batas waktu ini mulai menyempit.

Membantu membuat kelahiran lebih aman dan lebih mudah (kala dua persalinan)
Bidan atau dokter akan selalu membantu untuk melahirkan bayi. Perawat masih mempunyai peran yang penting untuk dimainkan. Atur agar ibu melahirkan di tempat yang melindungi privasinya. Suhu ruangan setidaknya 25oC sehingga bayi tidak terlalu kedinginan.

Jangan menghardik atau mengancam ibu. Menakuti atau mengecewakan ibu dapat memperlambat kelahiran.

99

Pedoman perawatan pasien

Yakinkan bahwa alat steril ditempatkan di tempat bersih yang mudah dijangkau. Bersihkan alat kelamin ibu secara lembut dan hati-hati, menggunakan air bersih atau matang dan desinfektan jika Anda punya. Pertahankan alas ibu bersih dan pakaian yang sangat bersih di dekatnya pada keadaan diperlukan selama kelahiran. Jika ada feses keluar ketika ibu mengejan, bersihkan dengan kain bersih. Bila mungkin mandikan ibu. Periksa tekanan darah ibu setiap 30 menit. Bantu bidan untuk memutuskan apakah persalinan berjalan dengan normal. Selama bayi terus bergerak turun dan ibu kuat, tidak perlu dikhawatirkan, meskipun kemajuannya lambat. Yakinkan ibu terus minum air dan terus berkemih. Jika genitalia tidak menonjol Kewaspadaan klinis: Mensetelah 30 menit mengejan dorong abdomen ibu untuk kuat, ini berarti kepala tidak turun. Jika bayi tidak turun mengeluarkan bayi adalah sama sekali setelah satu tindakan berbahaya. jam mengejan, ini merupakan tanda kemungkinan ada masalah.

risiko selama kelahiran Tanda (kala dua persalinan)


Bayi tidak lahir setelah satu sampai dua jam kontraksi kuat atau mengejan yang baik. Darah keluar memancar sebelum bayi lahir. Air berwarna cokelat, kuning, atau hijau. Denyut jantung bayi lebih dari 160 atau kurang dari 90 kali per menit. Tali pusat melilit dengan ketat melingkari leher bayi. Bayi terjebak pada bahunya. Kaki dan tungkai bayi keluar lebih dulu (kelahiran presentasi bokong) Bayi sangat kecil atau lebih dari lima minggu lebih dini dari tanggal perkiraan lahir.

Kala 3 dimulai ketika bayi dilahirkan dan berakhir ketika plasenta keluar. 100

Asuhan keperawatan pada kala tiga persalinan

Bab 8. Merawat pasien maternitas

Asuhan keperawatan ibu


Perhatikan tanda kapan plasenta terpisah dari uterus. Plasenta biasanya lepas beberapa menit setelah kelahiran, tetapi mungkin sampai setengah jam. Tanda bahwa plasenta telah lepas meliputi: sedikit pancaran darah keluar dari vagina. tali pusat lebih panjang uterus naik setinggi umbilikus atau di atas umbilikus. Bagian atas uterus (fundus) terasa lebih bulat dan lebih keras. Bila plasenta telah terpisah, ibu harus dapat mengejankan keluar ketika ia kontraksi.

Kewaspadaan klinis: Penarikan tali pusat dapat membahayakan. Penarikan kuat pada tali pusat dapat memutuskannya dari plasenta atau dapat menarik uterus keluar. Tindakan ini dapat membunuh ibu.

Kadang bidan perlu menarik plasenta keluar dengan perlahan pada tali pusatnya. Ini hanya dilakukan setelah plasenta benar-benar terlepas. Perhatikan adanya perdarahan hebat. Jika darah memancar keluar atau jika wanita mengalami perdarahan lebih dari dua cangkir darah, ini adalah tanda bahaya. Perhatikan adanya kekakuan (konvulsi). Jika wanita mengalami pre-eklampsia (pembengkakan dan tekanan darah tinggi) selama kehamilan atau persalinan, ia mungkin mengalami kekakuan (konvulsi) pada 24 sampai 48 jam pertama setelah melahirkan. Setelah plasenta keluar, bidan akan memeriksa bagian atas dan dasar plasenta dan membran untuk meyakinkan semuanya telah keluar.

Asuhan keperawatan pada bayi


Keringkan bayi dan pertahankan hangat. Tidak perlu memandikan bayi. Bayi akan cepat kehilangan panas tubuhnya jika ia tidak segera dikeringkan setelah lahir. Pengeringan juga merangsang bayi bernapas.

Kewaspadaan klinis: Bayi baru lahir tidak perlu dimandikan


101

Pedoman perawatan pasien

Setelah pengeringan, bungkus bayi dalam kain kering atau tempatkan bayi pada sentuhan kulit-ke-kulit payudara atau perut ibu. Kemudian tutupi bayi. Jangan lupa menutupi kepala bayi. Anda dapat memeriksa bayi dan memotong tali pusat ketika ia berbaring di atas ibu. Ketika Anda merawat bayi, pertahankan sebanyak mungkin tubuh yang terselimuti. Bila cuaca panas, jangan membungkus bayi dengan selimut atau pakaian tebal. Terlalu banyak panas berbahaya. Hal ini akan menyebabkan bayi dehidrasi. Periksa kesehatan bayi. Pernapasan: Bayi baru lahir harus mencoba bernapas dalam satu sampai dua menit setelah lahir. Normalnya bayi baru lahir memerlukan lebih dari 60 kali pernapasan per menit dalam dua jam pertama setelah lahir. Menangis: Menangis kuat berarti bahwa bayi bernapas dengan baik. Jangan memukul atau menyakiti bayi untuk membuatnya menangis. Denyut jantung: Jantung bayi baru lahir harus berdenyut antara 120 dan 160 kali per menit. Jika denyut jantung bayi kurang dari 100, dapatkan bantuan segera. Gerakan: Bayi sehat harus secara aktif menggerakkan lengan atau kakinya. Warna: Banyak bayi biru ketika mereka lahir, tetapi dengan cepat berwarna normal dalam satu sampai dua menit. Jika bayi tetap biru, ia memerlukan pertolongan. Berikan bayi injeksi intramuskular vitamin K, jika ini adalah kebijakan di negara Anda. Berikan injeksi pada paha bayi. Bantu bayi memulai menyusu. Bayi harus menyusu ASI sesegera mungkin setelah lahir. Air susu ibu adalah semua yang diperlukan bayi selama empat sampai enam bulan pertama kehidupan. Tidak ada kebutuhan untuk memberi bayi air. 102

Bantu ibu untuk menyusui bayi dalam posisi yang benar.

Tubuh bayi harus dipalingkan ke arah ibu. Mulut bayi harus mencakup puting dan kulit berwarna kecoklatan (aerola) yang mengitari puting. Dagu bayi harus menyentuh payudara.

Bab 8. Merawat pasien maternitas

Tidak ada kebutuhan untuk memberikan yang lain, seperti air gula pada bayi, sementara menunggu ASI keluar. Cairan pertama yang keluar dari payudara ibu setelah kelahiran (kolostrum) harus diberikan pada bayi. Kolostrum melindungi bayi dari infeksi. Pertahankan bayi dengan ibunya. Bayi harus dibiarkan mengisap sesering ia inginkan, siang dan malam hari. Makin banyak bayi menyusu, makin banyak ASI yang diproduksi. Kedua payudara harus digunakan pada setiap kali menyusui. Menyusui harus tetap berlanjut meskipun bayi sakit. Berikan obat pada mata bayi untuk Bayi mengisap dalam posisi yang baik mencegah kebutaan. Pertama, usap dengan perlahan mata bayi untuk membersihkan. Kemudian berikan salep mata tetrasiklin 1%, salep eritromisin 0,5% atau 1% tetes nitrat perak pada setiap mata bayi. Lakukan ini dalam jam pertama kelahiran.

Asuhan keperawatan ibu dalam enam jam pertama setelah kelahiran

Mencegah perdarahan hebat. Periksa uterus dengan segera setelah plasenta keluar. Periksa sekali lagi setiap 15 menit selama satu jam, dan kemudian setiap 30 menit selama satu sampai dua jam berikutnya. Puncak uterus (fundus) harus keras. Jika lunak, dengan perlahan masase uterus sampai mengeras.

Kewaspadaan klinis: Jika uterus terasa keras tetapi bertambah besar, uterus mungkin berisi darah. Hal ini berbahaya. Dapatkan bantuan dengan segera.

Periksa pembalut ibu dengan sering. Setelah kelahiran, normal apabila ibu mengalami perdarahan seolah ia mengalami menstruasi normal. Jika perdarahan yang dialami oleh ibu lebih dari ini, hal tersebut berbahaya. Laporkan segera hal tersebut pada dokter atau bidan. 103

Pedoman perawatan pasien

Pantau tekanan darah dan nadi ibu. Ukur tekanan darah ibu dan nadi setiap 15 menit selama satu jam dan kemudian setiap jam selama empat jam berikutnya. Laporkan pada dokter atau bidan jika ada peningkatan nadi atau penurunan tekanan darah. Bantu ibu untuk membersihkan dirinya sendiri, dan ganti seprainya. Periksa area genital ibu apakah ada robekan dan pembengkakan. Pastikan ibu berkemih. Beri ibu Vitamin A jika hal ini adalah kebijakan di negara Anda. Beri ibu minum dan tawarkan makanan.

Asuhan keperawatan bayi dalam enam jam setelah kelahiran

Berikan keluarga waktu untuk bersama bayi. Pertahankan bayi bersama ibu sebanyak mungkin. Dorong ibu menyusui bayi sesering bayi menginginkannya. Pertahankan ujung tali pusat kering dan bersih. Tutup dengan kasa steril, jika ada. Jangan menempatkan apapun pada puntung tali pusat. Beri bayi BCG 0,05 cc di antara lapisan kulit (intradermal) sebelum pulang. Pada beberapa negara, juga merupakan kebijakan untuk memberi imunisasi Hepatitis B dan poliomielitis pada bayi baru lahir.

Apa yang dilakukan dalam keadaan darurat sementara menunggu bantuan

Jika bayi mulai keluar sebelum bidan atau dokter tiba, perawat perlu membantu proses kelahiran bayi tersebut. Bayi mulai keluar sebelum bidan tiba. Ketika kepala bayi hampir siap untuk lahir, bantu ibu untuk mengambil posisi yang baik. Perintahkan ibu mengejan dengan perlahan. Kemudian ketika kepala akan keluar beri tahu ibu untuk berhenti mengejan sehingga kepala bayi keluar dengan perlahan. Sokong kepala bayi saat ia keluar. 104

Bab 8. Merawat pasien maternitas

Setelah kepala lahir, periksa apakah tali pusat melilit leher. Jika tali pusat melilit leher, dengan perlahan kendurkan dan lepaskan dari kepala dan bahu bayi. Setelah kepala bayi lahir, bagian tubuh berikutnya biasanya keluar dengan mudah. Lahirkan badan bayi. Bayi baru lahir basah dan licin. Hati-hati untuk tidak menjatuhkan bayi. Bayi tidak bernapas atau bernapas buruk. Jika bayi tidak menangis, isap atau dengan perlahan bersihkan mulut dan hidung bayi dengan kain bersih yang membungkus jari Anda. Jika bayi masih tidak bernapas, Anda perlu membantu napas bayi. Tempatkan mulut Anda di atas mulut dan hidung bayi. Dengan perlahan tiupkan udara ke dalam bayi pada kira-kira 30 tiupan per menit. Jangan meniup terlalu keras. Tiupkan sedikit udara dari pipi Anda, bukan dari dada Anda. Biarkan bayi bernapas di antara tiupan tersebut.

Tutup mulut dan hidung bayi dengan mulut Anda.

Jika bayi meninggal, beri tahu ibu dengan lembut. Berikan bayi tersebut untuk digendong. Jika anggota keluarga lain ingin melihat bayi, biarkan mereka bergabung dengan ibu. Tunjukan bahwa Anda memahami kedukaan keluarga. Beri mereka waktu dan privasi untuk mengucapkan perpisahan kepada bayi Ibu mengalami perdarahan dari vagina selama kehamilan. Jika ibu mengalami perdarahan hebat (pembalut bersih basah dalam lima menit) dan bukan waktunya untuk melahirkan, dapatkan segera bantuan medis ahli untuknya. Perdarahan vagina dalam kehamilan selalu merupakan tanda bahaya dan perdarahan hebat selalu suatu kedaruratan. Ada banyak penyebab perdarahan vagina dalam kehamilan. Salah satu penyebab yang paling sering dalam trimester pertama dan kedua kehamilan adalah aborsi. Ketika aborsi dilakukan oleh orang yang tidak terlatih, hal ini dapat sangat membahayakan. Ada banyak metode tidak aman untuk mengakhiri kehamilan, seperti memasukkan sesuatu kedalam vagina atau melalui serviks, meremas uterus, atau memberi obat moderen atau tanaman untuk memulai keguguran. Metode ini dan metode serupa lainnya dapat menyebabkan perdarahan berat, 105

Pedoman perawatan pasien

infeksi, penyakit, dan kematian. Aborsi yang tidak aman adalah penyebab kematian utama wanita. Ketika wanita datang ke rumah sakit mengeluh perdarahan vagina, perawat perlu mengetahui seberapa banyak perdarahan tersebut, berapa lama ia telah mengalami perdarahan, dan kemungkinan penyebab perdarahan. Bersikap baik pada wanita tersebut dan tidak menyalahkan atau menudingnya apakah ia telah melakukan aborsi tidak aman. Peran perawat adalah untuk membantu wanita tersebut pulih kembali. Semua wanita hamil yang mengalami perdarahan vagina hebatapa pun penyebabnyamemerlukan perawatan di fasilitas kesehatan yang mempunyai staf dan alat yang diperlukan untuk melakukan bedah penyelamatan jiwa dan prosedur medis. Jika pelayanan penting ini tidak ada di rumah sakit Anda, dengan segera mulai pemberian cairan intravena dan segera rujuk wanita ini ke rumah sakit rujukan. Jika wanita ini mengalami demam atau bau rabas vagina tidak enak dan nyeri abdomen, berikan ampisilin 3 gram per oral atau penisilin prokain 1,2 juta unit melalui injeksi intramuskular sebelum Anda membawa wanita ini atau berikan apa pun yang diinstruksikan dalam manual prosedur standar setempat, bila ada. Berikan parasetamol 500 mg setiap empat jam jika ada demam. Selalu tanyakan tentang alergi obat sebelum memberikan medikasi. Wanita yang mengalami perdarahan hebat setelah melahirkan. Jika wanita mengalami perdarahan lebih dari dua cangikir darah setelah melahirkan (500 ml atau basah lebih dari satu pembalut dalam satu jam), lakukan tindakan cepat untuk menyelamatkan jiwa ibu sambil Anda menunggu bantuan. Pertama, masase uterus sampai mengeras. Kemudian remas uterus di antara dua tangan Anda sekeras mungkin (kompresi bimanual), untuk menghentikan perdarahan. Cara lain yang sangat baik untuk menghentikan perdarahan adalah menekan aorta (kompresi aorta). Baringkan ibu pada permukaan keras. Buat kepalan tangan. TempatKompresi bimanual untuk menghentikan kan kepalan tangan Anda satu atau perdarahan. dua jari di bawah umbilikus. Tekan dengan perlahan ke bawah sampai tulang belakang. Anda akan merasakan nadi aorta. Dengan tangan Anda yang lain, periksa nadi femoralis di lipat paha. Pertahankan tekanan kepalan Anda ke bawah sampai Anda tidak merasakan 106

Bab 8. Merawat pasien maternitas

nadi femoralis lagi. Pada kedaruratan, Anda dapat mengajarkan orang lain untuk mengompresi aorta sehingga Anda dapat melakukan hal lain. Kompresi ini dapat dilanjutkan selama satu jam, jika perlu.

Tangan yang memeriksa nadi arteri femoralis. Uterus Aorta Arteri uterina Arteri uterina Kolumna vertebra

Jika perdarahan tidak berkurang sama sekali dalam 15 menit, ibu haKompresi manual aorta untuk menghentikan perdarahan rus mendapat perawatan medis ahli segera. Kompresi aorta dapat dilanjutkan selama perjalanan, jika perlu. Dorong wanita ini mengeluarkan urine. Jika kandung kemih penuh dan tidak dapat berkemih, lakukan kateterisasi. Berikan cairan intravena jika wanita mengalami syok. Tindakan perawat yang tepat dan cepat dapat menyelamatkan jiwa ibu dan bayi.

107

Perawatan untuk pasien yang mengalami masalah eliminasi

Tubuh harus cukup cairan untuk tetap sehat. Lebih dari setengah berat badan orang deAGAR TETAP SEHAT wasa terdiri dari cairan. Jumlah atau volume cairan yang ada ASUPAN=HALUARAN dalam tubuh kurang lebih konstan. Individu mendapat cukup cairan melalui minum air dan cairan lain dan melalui makan makanan yang mengandung cairan. Volume ini diseimbangkan oleh jumlah cairan yang dikeluarkan individu dalam pernapasan, keringat, urine, dan cairan dalam feses yang dieliminasikan dari saluran gastroinstetinal. Cairan tubuh mengandung elektrolit seperti natrium, kalium, klorida, fosfat, dan kalsium. Pada individu sehat, elektrolit ini seimbang. Beberapa penyakit menyebabkan cairan atau elektrolit tidak seimbang. Ketika individu sakit, perawat harus memerhatikan dengan ketat jumlah cairan yang masuk dan keluar, untuk meyakinkan bahwa cairan dan elektrolit seimbang. Ada dua tipe masalah cairan: terlalu sedikit cairan dan terlalu banyak cairan.

Terlalu sedikit cairan

Terlalu sedikit cairan (dehidrasi) dapat diakibatkan terlalu sedikit mendapatkan cairan atau kehilangan terlalu banyak cairan.

Alasan utama terlalu sedikit mendapat cairan:


tidak dapat menelan mual 108

Bab 9. Perawatan untuk pasien yang mengalami masalah eliminasi

kurang nafsu makan kebingungan

Alasan utama terlalu banyak mengeluarkan cairan:


diare dan muntah berkeringat berlebihan kehilangan darah selama pembedahan kehilangan cairan akibat luka bakar demam terlalu banyak berkemih, seperti pada diabetes tidak terkontrol drainase dari luka Selalu perhatikan tanda dehidrasi. Salah satu tanda yang paling mudah diketahui adalah kurangnya elastisitas pada jaringan kulit. Ketika Anda mencubit kulit normal, kulit akan segera kembali ke posisi semula. Jika individu mengalami dehidrasi, kulit lamJika lipatan kulit tidak kembali ke normal bat untuk kembali ke posisi semula. dengan cepat, individu tersebut mengalami Pada orang dewasa, tempat paling dehidrasi. baik untuk menguji adalah dahi, sternum dan paha sebelah dalam. Pengujian pada abdomen atau paha tengah pada anak. (Elastisitas kulit tidak selalu merupakan tanda akut pada individu lansia, yang normalnya mempunyai elastisitas kulit kurang).

Tanda dehidrasi:
elastisitas kulit buruk (turgor) kehilangan berat badan membran mukosa kering (mudah untuk melihat hal ini di mulut) mata cekung 109

Pedoman perawatan pasien

nadi cepat dan lemah tekanan darah turun (khususnya penurunan tekanan darah pada individu yang berbaring dan mencoba untuk bangun) perasaan lemah menyeluruh haus penurunan haluaran urine, pekat, urine lebih kental

Terlalu banyak cairan

Individu yang sakit juga dapat mengalami terlalu banyak cairan dalam tubuhnya (hipervolemia) Penyebab utama kelebihan beban cairan: terlalu banyak garam (natrium klorida) cairan intravena diinfuskan terlalu cepat gagal jantung, gagal ginjal, dan sirosis hati terlalu banyak menggunakan steroid

Tanda terlalu banyak cairan:


bengkak (edema), khususnya pada tangan dan kaki bengkak sekitar mata vena leher menonjol penambahan berat badan cairan terkumpul dalam abdomen (asites) tekanan darah tinggi bunyi nadi sangat kuat pengosongan vena lambat pada tangan ketika Anda mengangkat tangan kesulitan bernapas dan terdengar ronkhi kasar pada paru ketika mendengar dengan stetoskop 110

Bab 9. Perawatan untuk pasien yang mengalami masalah eliminasi

Ketidakseimbangan elektrolit

Untuk meyakinkan bahwa pasien tidak mengalami ketidakseimbangan cairan atau elektrolit, Anda harus memperhatikan dan mencatat asupan makanan dan cairan. Haluaran cairan melalui urine juga harus diperhatikan. Hal ini khususnya penting untuk pasien yang telah mengalami ketidakseimbangan atau yang secara khusus berisiko.

Pasien yang berisiko khusus terhadap ketidakseimbangan elektrolit:


lansia, bayi, dan anak kecil pasien yang tidak dapat makan atau minum per oral atau yang dibatasi cairannya pasien yang mendapat cairan intravena pasien yang mengalami pembedahan, luka bakar hebat atau cedera pasien yang terpasang kateter urinarius atau dengan drain khusus atau pengisap pasien yang menahan cairan pasien yang menderita gagal jantung kongestif, diabetes, penyakit paru obstruksif menahun atau penyakit ginjal pasien yang mendapat diuretik

Bagaimana mengukur dan mencatat asupan dan haluaran

Selalu mengukur setepat yang dapat Anda lakukan, jumlah cairan yang dikonsumsi individu dan jumlah yang dikeluarkan. Banyak rumah sakit mempunyai apa yang disebut catatan asupan dan haluaran atau grak cairan. Catatan atau grak ini adalah tempat perawat menuliskan cairan yang dikonsumsi individu melalui intravena (tetesan), slang makan, atau per oral, dan jumlah yang diekskresikan melalui urine atau muntah. Jika rumah sakit Anda tidak mempunyai catatan asupan/haluaran atau grak cairan, buat catatan sendiri.

111

Pedoman perawatan pasien

Untuk memantau asupan dan haluaran, perhatikan dan ukur apa yang diminum pasien. Membuat grak dengan pengukuran terhadap semua jenis alat yang digunakan untuk cairan di rumah sakit Anda, adalah sangat bermanfaat. Sebagai contoh, mangkuk sup yang digunakan di rumah sakit dapat menampung cairan 180 ml. Bila keluarga pasien membantu memberi makan pasien, ajarkan mereka cara mengukur apa yang diminum pasien dan minta mereka menuliskan atau mengingatnya untuk Anda.

Asupan
Perhatikan jumlah semua cairan yang dikonsumsi selama periode 24 jam: air, susu, jus, teh, krim, sup, air kelapa, air beras, dan minuman lain makanan yang mencair pada suhu ruangan seperti es krim, mustard, dan gelatin slang makan cairan intravena obat intravena yang diberikan dengan larutan salin atau pengenceran lain cairan yang digunakan untuk mengirigasi slang nasogastrik atau kateter. Anda tidak akan dapat mengukur cairan dalam makanan yang dimakan pasien. Namun, Anda dapat menuliskan apa yang ia makan atau meminta pada keluarga mengingatnya untuk Anda.

Haluaran
Untuk mengukur ekskresi cairan selama periode 24 jam, buat catatan tentang hal berikut: urine yang diekskresikan ke dalam pispot atau urinal atau dalam kantung drainase kateter (atau jumlah kira-kira jika pasien menggunakan toilet) volume perkiraan muntahan atau feses yang berair jumlah perkiraan drainase slang jumlah perkiraan drainase luka. 112

Bab 9. Perawatan untuk pasien yang mengalami masalah eliminasi

Jika Anda tidak dapat mengukur jumlah urine, perhatikan jumlah berapa kali pasien berkemih. Jika keluarga membantu pasien untuk ke kamar mandi atau membantu pasien menggunakan pispot atau urinal, minta mereka mengingat jumlah berapa kali pasien berkemih dan apakah ada atau tidak warna yang tidak lazim. Juga minta mereka untuk memberi tahu atau mengingatkan Anda jumlah berapa kali pasien defekasi dan apakah feses berair. Untuk memperkirakan drainase luka, tuliskan jumlah berapa kali balutan basah dan perlu diganti. Jumlahkan asupan dan haluaran pada akhir pergantian tugas. Tuliskan jumlah pada lembar asupan-haluaran pasien atau grak cairan. Bandingkan jumlah dengan apa yang telah dicatat sebelumnya untuk melihat adanya perubahan. Laporkan asupan cairan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit pada perawat yang bertanggung jawab atau pada dokter.

Membantu pasien mendapatkan jumlah cairan yang semestinya

Jika pasien mendapat cairan terlalu sedikit, coba untuk meminta mereka minum lebih banyak jika mungkin. Selalu jelaskan mengapa mereka perlu minum lebih banyak. Buat mudah bagi mereka untuk lebih banyak minum. Selain air, berikan jus buah, teh, air kelapa, dll. Selalu simpan cairan dekat pasien. Dorong pasien untuk minum kapan pun Anda datang ke ruangan. Juga minta anggota keluarga yang ada untuk membantu pasien minum lebih banyak. Individu yang minum cukup seharusnya tidak merasa haus, membran mukosanya lembap, dan urinenya jernih.

Kewaspadaan klinis: Jika pasien mendapat cairan secara intravena, Anda harus memeriksa kecepatan aliran setiap jam untuk meyakinkan pasien tidak kelebihan beban cairan atau mendapat kurang dari yang diperlukan.
113

Pedoman perawatan pasien

Pasien yang perlu cairan ekstra dapat memperolehnya secara intravena. Jika pasien kelebihan beban cairan, jelaskan bahwa ia perlu untuk membatasi asupan cairan, dan alasannya. Gunakan cangkir kecil untuk minum. Ini membuat jumlah tampak lebih dari sebenarnya. Juga bantu pasien untuk mencuci mulut dengan air jika ini dapat dilakukan tanpa pasien menelannya.

Eliminasi sampah tubuh melalui berkemih

Membuang (mengeliminasikan) sampah dari tubuh melalui berkemih adalah sesuatu yang normal. Individu biasanya dapat merasakan ketika kandung kemihnya penuh. Bila otot mereka sedang bekerja, mereka dapat mengendalikan perkemihan dengan sadar. Banyak kondisi dapat membuat individu tidak dapat merasakan kepenuhan, atau dapat menyebabkan kehilangan kontrol terhadap perkemihan. Individu dengan cedera otak atau medula spinalis, sebagai contoh, tidak dapat mengontrol pengosongan kandung kemih mereka. Juga lansia yang bingung atau demensia mungkin tidak tahu kandung kemih mereka penuh. Banyak individu lansia tidak dapat mengendalikan otot yang digunakan untuk berkemih.

Kewaspadaan klinis: Karena mengeliminasikan sisa cairan sangat penting, Anda harus memantau dan memerhatikan haluaran cairan pasien, khususnya jika pasien berisiko terhadap masalah cairan. Anda juga harus mendorong pasien untuk mendapatkan cukup cairan, karena ini membantu meyakinkan bahwa cairan dikeluarkan dengan adekuat. Jika keluarga membantu memberikan perawatan, jelaskan pada mereka pentingnya memberi pasien banyak minum.

Inkontinensia urinarius adalah ketidakmampuan mengendalikan aliran urine. Retensi urinarius adalah ketidakmampuan untuk berkemih bahkan ketika kandung kemih penuh. 114

Bab 9. Perawatan untuk pasien yang mengalami masalah eliminasi

Masalah lain perkemihan meliputi terlalu sering berkemih, jumlah urine tidak wajar, sering berkemih pada malam hari, harus segera berkemih, dan berkemih dengan nyeri. Perkemihan dipengaruhi oleh jumlah cairan yang dikonsumsi individu setiap hari dan tipe cairan. Individu yang minum banyak cairan akan berkemih lebih sering dari indvidu yang hanya minum sedikit. Alhokol dan cairan yang mengandung kafein cenderung meningkatkan perkemihan. Beberapa obat menimbulkan retensi urine. Obat lain meningkatkan produksi urine. Diabetes juga meningkatkan urine. Beberapa penyakit jantung menurunkan produksi urine. Penyakit ginjal dapat menimbulkan kegagalan sistem untuk mengeliminasi sisa cairan. Ini disebut gagal ginjal. Akan fatal jika sampah tubuh tidak dikeluarkan dengan beberapa cara lain seperti dialisis.

Membantu pasien berkemih

Ketika pasien ingin berkemih, bantu mereka untuk ke toilet jika mereka tidak dapat berjalan sendiri. Bantu mereka untuk membersihkan diri setelah menggunakan toilet. Bantu mereka mencuci tangan mereka. Selalu mencuci tangan Anda sendiri setelah tindakan. Bila anggota keluarga ada, tunjukkan pada mereka cara membantu pergi ke kamar mandi dan pastikan bahwa pasien bersih setelah menggunakan toilet. Instruksikan anggota keluarga untuk membantu pasien mencuci tangan pasien dan kemudian mencuci tangan mereka sendiri. Apabila pasien tidak dapat berjalan ke toilet meskipun dengan sokongan, bantu mereka menggunakan urinal atau pispot. Beri mereka sebanyak mungkin privasi, dan bersihkan pasien setelahnya. Kemudian cuci tangan Anda.

Kateter urinarius

Kadang pasien tidak dapat berkemih dan Anda perlu memasang kateter. Kateterisasi selalu membawa risiko infeksi dan ini harus dihindari jika mungkin. Kateterisasi melibatkan pemasangan slang yang disebut kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih. Seperti juga mengalirkan urine, kateterisasi dapat digunakan selama pembedahan untuk mempertahankan kandung kemih kosong. Ada dua jenis kateter. Kateter lurus digunakan untuk mengeluarkan isi kandung kemih selama beberapa menit. Kateter Foley atau menetap (indwelling) tetap dipasang dan terus-menerus mengalirkan urine. 115

Pedoman perawatan pasien

Selalu berikan privasi untuk pasien bila prosedur melibatkan area genital. Tutup pintu atau tarik tirai di sekeliling tempat tidur. Sebelum Anda mulai, jelaskan apa yang akan Anda lakukan dan alasannya. Beri tahu pasien bahwa pemasangan kateter tidak akan menyakiti meskipun mereka dapat merasakan adanya tekanan. Gunakan teknik steril dan sangat berhati-hati ketika memasang kateter. Jika kateter tidak steril Anda dapat memasukkan mikroorganisme ke dalam kandung kemih dan menyebabkan infeksi. Jika Anda tidak cermat ketika memasukkan slang kateter, Anda dapat merusak uretra. Kerusakan uretra khususnya mungkin terjadi pada pria, yang uretranya lebih panjang daripada wanita.

Perawatan pasien yang terpasang kateter


Dalam merawat pasien dengan kateter menetap, tujuan utamanya adalah mencegah infeksi saluran kemih. Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah memastikan bahwa pasien Kandung kemih minum banyak air setiap hari, sampai tiga liter. Minum banyak menghasilkan banyak urine. Ini mempertahankan kandung kemih terbilas dan menghilangkan sedimen yang melekat pada kateter. Ajarkan pasien dan keluarganya untuk memeriksa slang Sisi tempat mikroorganisme dapat masuk drainase dan kantung serta meyakindan menyebabkan infeksi saluran kemih. kan bahwa alat ini selalu berada lebih rendah dari kandung kemih pasien, sehingga gravitasi akan membantu aliran urine. Ingatkan pasien jangan pernah berbaring di atas slang dan memeriksanya untuk meyakinkan tidak ada tekukan pada slang. Berikan atau bantu pasien dengan higiene perineum dua kali sehari. Penggantian kateter meningkatkan kesempatan infeksi. Jangan melepaskan slang kecuali benar-benar perlu. Lepaskan kateter sesegera mungkin. Infeksi mudah ditularkan melalui kateter. Selalu cuci tangan Anda dengan seksama sebelum dan setelah merawat kateter. Jika sedimen menumpuk di dalam slang atau kantung drainase, atau bila ada kebocoran, Anda perlu mengganti slang dan kantung. Jika 116

Bab 9. Perawatan untuk pasien yang mengalami masalah eliminasi

Anda mengganti slang, Anda harus menggunakan teknik steril yang ketat (lihat bab melindungi pasien dari infeksi).

Kewaspadaan klinis: Jangan pernah meninggalkan kantung urine tergeletak di atas lantai. Lantai banyak mengandung mikroorgnisme yang dapat masuk ke dalam kantung, slang, dan uretra. Hal ini dapat menyebabkan infeksi hebat atau sepsis pada pasien.

Melepaskan kateter menetap

Pasien dapat kehilangan beberapa tonus otot ketika mereka menggunakan kateter menetap. Akan membantu jika mengklem kateter untuk beberapa jam setiap hari, selama beberapa hari sebelum Anda melepasnya. Pengkleman memungkinkan kandung kemih menjadi penuh, yang merangsang otot kandung kemih. Tindakan ini membantu pasien mendapatkan kembali kontrol berkemihnya setelah kateter dilepas. Setelah melepas kateter, yakinkan pasien mulai berkemih.

Eliminasi fekal

Tubuh perlu mengeluarkan produk sisa padat dari pencernaan (eliminasi fekal), yang disebut pengeluaran feses, atau defekasi. Individu sehat dapat melakukan defekasi beberapa kali dalam sehari atau hanya dua atau tiga kali seminggu. Rutinitas individu dapat berbeda bergantung pada tipe makanan dan jumlah cairan yang dikonsumsi. Individu mempunyai dua tipe utama pada masalah eliminasi fekal. Masalah ini adalah konstipasi dan diare. Konstipasi adalah ketika feses kecil, keras dan sulit dikeluarkan, atau ketika tidak ada feses yang keluar. Konstipasi jangka panjang dapat menimbulkan impaksi fekal (lihat bagian berikut). 117

Pedoman perawatan pasien

Diare adalah ketika feses yang dikeluarkan berair, disertai sering berdefekasi. Diare berat, jika tidak diobati, dapat menimbulkan dehidrasi dan kematian.

Bagaimana membantu pasien konstipasi

Konstipasi adalah umum pada pasien yang dihospitalisasi. Kekurangan gerak menempatkan mereka pada risiko dan juga karena obat tertentu. Stres hospitalisasi dan kehilangan rutinitas membuat konstipasi lebih mungkin terjadi. Ketika Anda merawat pasien, tanyakan pada mereka apakah mereka telah berdefekasi, apakah mereka konstipasi, atau apakah mereka sulit mengeluarkan feses. Jika pasien mengalami konstipasi, dorong mereka minum banyak air. Minuman hangat dan jus buah sangat membantu. Juga pastikan bahwa pasien makan makanan yang mengandung serat, seperti buah segar, dan sayuran, akar-akaran, polong-polongan, kacang-kacangan, miju-miju, sereal, gandum, dan roti gandum. Beri tahu pasien bahwa mereka tidak boleh mengabaikan dorongan untuk defekasi. Segera saat mereka merasakan desakan untuk defekasi, bantu mereka untuk berjalan ke toilet, atau instruksikan anggota keluarga untuk membantu. Jika pasien tidak dapat berjalan ke toilet, meskipun dengan bantuan, berikan pispot. Selalu beri pasien privasi. Kadang pasien memerlukan laksatif dalam upaya mendorong defekasi. Jika konstipasi berlanjut meskipun setelah menggunakan laksatif, mungkin perlu memberikan enema untuk mengeluarkan feses.

Pemberian enema
Enema adalah larutan yang dimasukkan ke dalam rektum. Cairan tersebut membuat kolon lebih besar, melunakkan feses, dan melumasi rektum untuk membuat pengeluaran feses lebih mudah. Enema kadang juga diberikan untuk menyiapkan pasien untuk uji diagnostik tertentu. Gunakan larutan salin normal untuk enema. Jika tidak ada, Anda dapat membuat larutan dengan mencampur satu sendok teh garam meja dalam 500 ml air.

Pengeluaran impaksi
Jika tindakan di atas tidak ada yang efektif, Anda kadang harus mengeluarkan impaksi feses dengan jari Anda. Gunakan sarung tangan dan lumasi jari telunjuk Anda. Dengan perlahan masukkan ke dalam rektum dan kendurkan serta patahkan feses yang keras. Lakukan hal ini dengan sangat hati-hati untuk menghindari cedera membran mukosa usus. 118

Bab 9. Perawatan untuk pasien yang mengalami masalah eliminasi

Bagaimana membantu pasien diare

Pada diare, feses mengandung lebih banyak air daripada feses normal dan disebut mencret atau berair. Jika feses mengandung darah, diare disebut disentri. Bahaya besar dari diare adalah dehidrasi, dan pada kasus anak, malnutrisi. Penting untuk memeriksa pasien terhadap tanda klinis dehidrasi: nadi cepat, tekanan darah rendah, elastisitas kulit buruk, mata cekung, membran mukosa kering, tidak ada air mata, dan penurunan berat badan. Juga penting untuk melakukan usap feses jika mungkin, untuk melihat penyebab diare. Diare disebabkan oleh bakteri seperti shigella dan salmonella, dan disentri amoba akut seperti giardiasis, diobati dengan antibiotik. Kasus kolera berat juga diobati dengan antibiotik. Kebanyakan diare disebabkan oleh virus. Pada kasus ini pengobatan antibiotik tidak dianjurkan. Bahkan jika pasien yang menderita diare tidak menunjukkan tanda dehidrasi, bantu pasien untuk meningkatkan asupan cairan. Jika pasien menunjukkan sedikitnya dua tanda dehidrasi, kondisi ini harus segera diatasi. Tindakan utama, baik untuk anak maupun orang dewasa adalah rehidrasi, melalui mulut (per oral) bila mungkin. Jika rehidrasi per oral tidak mungkin, kemudian lakukan melalui slang nasogastrik atau cairan melalui intravena. Jika pasien dapat minum, mereka biasanya diberi larutan garam rehidrasi oral (ORALIT) meskipun mereka telah diberi cairan intravena. Pasien yang mendapat antibiotik juga perlu rehidrasi dan medikasi yang adekuat.

Tindakan utama untuk diare adalah rehidrasi melalui mulut

Larutan ORALIT saat ini telah banyak diproduksi dalam kemasan sehingga Anda tinggal melarutkan dalam air bersih. Yakinkan bahwa Anda menambahkan jumlah air yang tepat.

119

Pedoman perawatan pasien

Selalu cuci tangan Anda sebelum mencampurkan larutan. Gunakan air paling bersih yang ada, lebih baik air mendidih. Dinginkan air sebelum memberikan larutan pada pasien. Campurkan larutan baru setiap hari dalam wadah bersih. Jika kemasan ORALIT tidak ada, cairan lain yang dapat digunakan untuk rehidrasi oral adalah air kelapa, sup, minuman yoghurt, dan air beras. Air minum bersih juga harus selalu diberikan. Beri pasien satu sampai dua cangkir cairan setiap kali mencret.

1.

Bagaimana mencegah dehidrasi pada anak

Anak dapat mengalami dehidrasi dengan sangat cepat. Ajarkan ibu bagaimana mencegah dehidrasi ketika anak mengalami diare. Tiga cara untuk mengatasi diare di rumah adalah: Beri anak lebih banyak cairan dari biasanya untuk mencegah dehidrasi Beri larutan ORALIT dan cairan lain seperti sup, air beras, air kelapa, dan air putih bersih. Beri sebanyak mungkin cairan ini sesuai kemampuan anak. Lanjutkan pemberian cairan ekstra sampai diare berhenti. 2. Beri anak banyak makanan untuk mencegah malnutrisi Lanjutkan untuk sering menyusui. Jika anak tidak menyusu ASI, berikan susu biasanya. Jika anak berusia enam bulan atau lebih, atau telah makan makanan padat, berikan makanan sedikitnya enam kali sehari. Setelah diare berhenti, berikan makanan ekstra setiap hari selama dua minggu. 3. Bawa anak ke petugas kesehatan jika anak tidak menjadi lebih baik dalam tiga hari atau mengalami tanda bahaya berikut:

120

Bab 9. Perawatan untuk pasien yang mengalami masalah eliminasi

banyak feses cair; muntah berulang; haus hebat; makan atau minum yang buruk; demam; darah dalam feses. Mungkin perlu memberikan cairan pada anak dengan cangkir dan sendok. Ajarkan ibu cara menyiapkan ORALIT dan cara memberikan cairan pada anak mereka.

121

10

Pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien

Kita memerlukan nutrien untuk mempertahankan fungsi tubuh dan untuk tumbuh. Kita memerlukan air dan kabrohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Setiap sel dalam tubuh memerlukan energi. Individu harus mendapat kalori yang cukup, dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan protein untuk menyuplai energi. Tubuh juga memerlukan asam amino yang ditemukan dalam protein untuk membangun dan mempertahankan struktur sel dan jaringan yang lebih besar. Akhirnya, tubuh memerlukan vitamin dan mineral untuk metabolisme dan untuk mengatur banyak proses tubuh. Untuk mendapatkan gizi yang tepat bagi tubuh, individu perlu mengosumsi cukup makanan dan berbagai makanan. Makanan dapat dibagi ke dalam kelompok. Setiap kelompok mengandung beberapa zat gizi. Roti, sereal, umbi-umbian, beras, kacang-kacangan, miju-miju dan kentang manis memberikan karbohidrat untuk energi, beberapa protein, banyak vitamin dan mineral yang diperlukan untuk mengatur proses tubuh, dan serat, yang membantu usus bekerja dengan baik. Sayuran dan buah juga memberikan karbohidrat, serta menyuplai banyak vitamin dan mineral, terutama vitamin A dan C. Sayuran dan buah segar juga mengandung serat. Daging, unggas, ikan, telur dan kacang tanah adalah sumber protein utama untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh dan melawan infeksi. Golongan ini juga mengandung vitamin B, beberapa mineral, dan lemak. Susu, yoghurt, dan keju juga menyuplai protein dan lemak serta vitamin dan mineral. Lemak, minyak, dan gula menyuplai terutama lemak dan karbohidrat yang sangat tinggi kalorinya. 122

Bab 10. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien

Kebutuhan tubuh terhadap air dibahas dalam bab perawatan pasien dengan masalah eliminasi. Bab ini menunjukkan cara untuk merawat pasien yang mempunyai kesulitan makan cukup untuk memenuhi nutrisi tubuh.

Masalah nutrisi pada pasien yang dihospitalisasi

Individu sakit membutuhkan lebih banyak makanan daripada orang sehat, dalam upaya penyembuhan dan pemulihan. Sebagai contoh, pasien yang menjalani pembedahan membutuhkan diet yang mengandung banyak vitamin C dan protein karena ini dapat membantu penyembuhan. Juga, protein secara khusus penting untuk melawan infeksi karena antibodi yang digunakan tubuh untuk melawan infeksi adalah protein. Orang sering menggunakan cadangan protein mereka ketika mengalami pembedahan atau cedera atau mengalami sakit disertai demam. Diet adekuat juga penting. Namun, banyak penyakit membuat seseorang sulit untuk makan, atau membuat individu sulit untuk mencerna makanan. Kondisi-kondisi yang mempersulit mendapatkan nutrisi yang adekuat Individu yang menderita luka pada tenggorok mungkin mengalami kesulitan untuk menelan. Individu yang mengalami masalah lambung mungkin mual terhadap makanan. Individu yang demam mungkin tidak nafsu makan. Pasien di rumah sakit hampir selalu berisiko mengalami kekurangan nutrisi karena penyakit mereka atau karena tindakan terhadap penyakit mereka. Banyak pasien telah mengalami kekurangan nutrisi ketika masuk rumah sakit. Makanan yang dihidangkan di rumah sakit mungkin berbeda dari makanan yang biasa dikonsumsi pasien. Pasien mungkin tidak suka makanan rumah sakit. Makanan mungkin dihidangkan pada waktu ketika pasien tidak biasa makan dan ketika mereka tidak merasa lapar. Pasien sering mendapat diet khusus di rumah sakit untuk membantu terapi penyakit mereka (sebagai contoh, individu yang mengalami 123

Pedoman perawatan pasien

masalah jantung biasanya mendapat diet rendah garam). Pasien mungkin tidak suka perubahan pada diet. Keluarga pasien mungkin tinggal jauh sehingga mereka tidak dapat membawa makanan yang disukainya, atau keluarga mungkin tidak tahu makanan yang tepat untuk dibawa, atau mungkin tidak dapat mengupayakan makanan yang tepat.

Bagaimana memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

Untuk memastikan bahwa individu yang sakit serius atau yang baru mengalami pembedahan mendapat cukup cairan dan sedikitnya beberapa kalori, mereka dapat diberi makanan secara intravena sampai mereka dapat makan. Terapi intravena dibahas pada bab pemberian obat yang aman. Cairan intravena memberikan cukup cairan, tetapi tidak cukup kalori. Pasien tidak dapat mengandalkan hanya pada cairan intravena. Pasien biasanya meningkat dari pemberian makan intravena menjadi cair, sampai diet lunak dan kemudian diet reguler. Kadang individu mampu langsung mengganti dari diet cair ke diet reguler.

Diet cair
Cairan mencakup kopi, minuman ringan, jus buah, air kelapa, sup bening atau teh manis. Individu yang mendapatkan diet cair dapat juga makan gelatin, gula dan permen. Diet cair akan memberi pasien cukup cairan dan beberapa karbohidrat (dari gula dan jus buah). Diet cair tidak memberi protein, lemak, besi, atau kalori atau vitamin yang cukup. Biasanya individu harus mendapatkan diet cair hanya dalam waktu singkat setelah pembedahan atau saat pemulihan dari penyakit perut atau usus akut. Pasien yang mendapatkan diet cair untuk waktu lama harus diberi suplemen nutrisi.

Diet lunak
Diet lunak meliputi semua makanan yang dapat dengan mudah dikunyah dan dicerna. Sebagai contoh, diet lunak dapat mencakup berbagai makanan dimasak, umbi-umbian tumbuk seperti talas, kentang manis, singkong, dan ubi jalar serta nasi, telur, daging limpa yang sangat lunak atau ikan, pasta, tapioka, sayuran yang dimasak menjadi sup kental atau lunak, buah dimasak, roti, dan makanan penutup yang lunak. Diet ini digunakan untuk pasien yang mengalami kesulitan mengunyah dan menelan.

124

Bab 10. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien

Diet reguler
Diet reguler adalah makanan yang biasa dimakan pasien, terutama makanan lokal, yang tinggi protein, serat, zat besi dan vitamin.

Membantu pasien untuk makan

Buat pasien nyaman. Untuk membantu pasien yang mengalami masalah dengan makan dan yang mengalami nyeri, akan bermanfaat jika memberi obat nyeri 30 menit sebelum jam makan. Untuk individu yang mengalami demam, berikan parasetamol atau obat anti-demam lain sebelum makan untuk menghindari demam memengaruhi nafsu makan. Juga, hindari melakukan tindakan yang menimbulkan nyeri atau ketidaknyamanan sebelum makan. Jelaskan pentingnya nutrisi yang baik. Jelaskan tentang pentingnya makan yang semestinya. Dorong pasien untuk mencoba makan setidaknya porsi kecil untuk membantu pemulihan. Dorong keluarga untuk membawa makanan yang disukai pasien dari rumah. Yakinkan bahwa keluarga memahami makanan apa yang dapat dan tidak dapat dimakan pasien. Gunakan kesempatan ini untuk mengajarkan keluarga tentang diet yang tepat. Hal ini akan membantu semua anggota keluarga serta pasien. Jelaskan pada mereka pentingnya menggunakan susu yang dipasteurisasi, bukan susu mentah, mencuci makanan misalnya selada yang dimakan mentah, dan memasak daging, unggas dan telur secara seksama. Beri tahu mereka untuk menyimpan makanan yang dimasak dengan cermat, melindungi makanan dari serangga dan hewan pengerat, dan mempertahankan permukaan meja tetap bersih. Ingatkan mereka untuk memasak air kecuali mereka mengetahui air tersebut aman dan selalu mencuci tangan mereka sebelum menyiapkan makanan. Posisikan pasien untuk makan. Jika pasien diizinkan untuk duduk, bantu ia untuk melakukannya saat makan. Makan akan lebih mudah pada posisi duduk. Buat lingkungan sekitar nyaman. Bersihkan meja tempat tidur dan yakinkan ada tempat untuk semua piring. Makanan harus dihidangkan pada nampan bersih dan harus terlihat menarik. Yakinkan ada alat makan yang digunakan. Pertahankan area sekitar bersih dan bebas dari bau tidak sedap. Singkirkan pispot, urinal, dan objek lain dari pandangan pasien. Penting bahwa ruangan pasien dan meja memberikan lingkungan makan yang menyenangkan.

125

Pedoman perawatan pasien

Tempatkan makanan secara tepat untuk pasien. Beri bantuan sesuai kebutuhan. Dorong keluarga pasien berkunjung pada waktu makan dan membantu pasien untuk makan. Ingatkan mereka untuk mencuci tangan sebelum membantu pasien. Jika perlu, bantu pasien makan. Beberapa pasien memerlukan bantuan khusus untuk makan. Sebagai contoh, pasien lansia yang lemah dan mudah lelah. Upaya memasukkan makanan ke mulut mungkin lebih sulit dari yang dapat mereka lakukan. Anda mungkin perlu memberi makan pasien seperti ini jika keluarga mereka tidak ada untuk membantu mereka. Cuci tangan Anda terlebih dahulu. Tanyakan pada pasien apakah ia ingin dibantu. Jika ya, tanyakan apa yang ingin mereka makan pertama kali. Berikan makan dalam gigitan kecil. Beri waktu untuk mengunyah dan menelan sebelum memberikan suapan berikutnya. Jangan memburu-buru pasien atau menunjukkan bahwa Anda sedang tergesa-gesa. Gunakan waktu untuk mengenal pasien. Singkirkan alat makan ketika pasien telah selesai dan lihat bahwa alat makan tesebut telah dibersihkan.

126

11

Merawat pasien yang mengalami keterbatasan mobilitas

Manusia memerlukan kemampuan untuk bergerak. Ketika orang dapat berdiri dan bergerak, mereka lebih sehat. Paru-paru mereka mengembang lebih mudah. Mereka mencerna makanan secara seksama lebih baik. Mereka mampu berdefekasi dengan baik, fungsi ginjal mereka lebih baik dan tulang serta otot mereka lebih sehat. Jika sedang sakit, mereka sering tidak dapat bergerak atau hanya dapat bergerak sedikit. Kadang tirah baring atau tidak ada gerakan sama sekali diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan. Istirahat meningkatkan penyembuhan dan mengurangi nyeri. Tirah baring jangka panjang atau kurang pergerakan dapat menyebabkan masalah serius.

Masalah yang disebabkan oleh imobilitas lama


Berkunang-kunang Darah cenderung berkumpul di kaki dan tungkai (disebut hipotensi ortostatik). Ketika seseorang mencoba berdiri atau duduk, ia merasa berkunang-kunang dan mungkin pingsan atau jatuh. Infeksi Ketika pasien berbaring dan tidak bergerak, pernapasan lebih dangkal. Tumpukan cairan dapat terbentuk di dalam paru. Penumpukan ini mempermudah pertumbuhan bakteri dan dapat menyebabkan infeksi berat. Kelemahan otot Kehilangan pergerakan sendi (kontraktur) Kekakuan dan nyeri pada sendi 127

Pedoman perawatan pasien

Kehilangan kalsium yang menyebabkan fraktur tulang Konstipasi (defekasi buruk) Sirkulasi darah buruk yang mengakibatkan dekubitus, bekuan darah, atau peradangan pada vena kaki.

Peran perawat
Tanggung jawab perawat adalah untuk: membantu pasien bergerak semudah mungkin mencegah masalah yang terjadi pada pasien yang tidak bergerak membantu pasien menghindari cedera karena jatuh membantu pasien agar mampu berpindah secara mandiri, jika mungkin.

masalah yang disebabkan oleh imo Mencegah bilitas


Untuk mencegah berkunang-kunang ketika pasien berdiri: ajarkan pasien untuk melakukan latihan kaki dan latihan lain selama di tempat tidur membuat pasien turun dari tempat tidur secepat mungkin meminta pasien menggantungkan kaki di samping tempat tidur sebelum mencoba berdiri. Untuk mencegah infeksi paru: ajarkan pasien melakukan napas dalam dan latihan batuk ganti posisi pasien setiap dua jam yakinkan pasien minum cukup cairan. Untuk mencegah kehilangan mobilitas sendi (kontraktur) dan kehilangan tonus otot dan tulang: tunjukkan pasien atau anggota keluarga bagaimana melakukan latihan rentang gerak (dijabarkan di hlm. 129) beri tahu pasien untuk mencoba meningkatkan latihan sik secara bertahap. 128

Bab 11. Merawat pasien yang mengalami keterbatasan mobilitas

Untuk mencegah konstipasi: yakinkan bahwa pasien mendapat cukup cairan dan gizi lain, terutama buah dan sayuran bantu pasien menggunakan pispot atau bila perlu, kateter, untuk membuang cairan sisa dan mencegah peregangan kandung kemih bila perlu berikan pasien pelunak feses, atau laksatif. Pada kasus ekstrem, berikan enema. Untuk mencegah dekubitus: ganti posisi pasien setiap dua jam pertahankan seprai tempat tidur halus (tanpa kerutan) pertahankan kulit pasien bersih dan kering yakinkan bahwa pasien tidak pernah menindih satu bagian tubuh dengan bagian tubuh yang lain jika pasien berbaring pada salah satu sisi, tempatkan bantal di antara kaki dan eksikan kaki yang posisinya di atas gunakan bantal, selimut, dan gulungan handuk untuk menyokong area penekanan periksa pemberian posisi yang baik dan ganti posisi, dengan meningkatkan aktivitas sik. Untuk mencegah bekuan darah (trombosis) atau inamasi pada vena di kaki (tromboebitis): lakukan latihan rentang gerak kaki dan tungkai pasien dorong pasien untuk turun dari tempat tidur dan berjalan sesegera mungkin. Bantu pasien bila perlu.

Pemberian posisi yang benar

Kebanyakan orang mengganti posisi mereka secara konstan dan bergerak meskipun di atas tempat tidur. Namun, ketika pasien lemah atau nyeri, atau

129

Pedoman perawatan pasien

mengalami fraktur, atau paralisis atau tidak sadar, mereka tidak dapat mengubah posisi seperti orang normal. Mereka memerlukan bantuan untuk mengubah posisi.

Posisi telentang
Posisi telentang umumnya digunakan untuk membantu pemulihan setelah operasi tertentu. posisi telentang adalah datar di atas punggung, sering dengan bantal kecil yang menyokong kepala. Kepala pasien lurus dengan punggung, bahu, panggul dan lutut. Tubuh pasien tidak boleh memuntir. Panggul bergerak sesedikit mungkin, dan jari kaki pasien ke arah atas.
Posisi telentang

Kaki pasien mungkin perlu disokong di atas papan keras dengan bantalan atau bantal keras untuk mencegah kulai kaki (foot drop). Lengan dapat ditekuk dan diletakkan di atas lambung, dengan bantal di bawah lengan atas. Gulungan handuk dapat digunakan untuk memisahkan kaki sehingga kulit tidak bergesekan.

Apa pun posisi pasien, jangan menempatkan salah satu bagian tubuh langsung di atas bagian tubuh yang lain.

Posisi telungkup (prone)


Posisi telungkup sering digunakan untuk pasien tidak sadar karena posisi ini membantu drainase. Namun, posisi ini harus digunakan hanya untuk waktu singkat pada pasien lain karena posisi ini menyebabkan kesulitan bernapas. 130

Bab 11. Merawat pasien yang mengalami keterbatasan mobilitas

Posisi telungkup adalah datar di atas perut biasanya dengan bantal kecil di bawah kepala dan bantal di atas pelvis. Kepala pasien dipalingkan ke salah satu sisi. Siku dieksi kan. Jari kaki melewati tepi matras, atau sebuah gulungan ditempatkan di bawah pergelangan kaki.
Posisi telungkup

Posisi miring (lateral)


Posisi miring membantu menghilangkan tekanan pada punggung dan tumit untuk individu yang tidak dapat turun dari tempat tidur atau yang duduk untuk waktu lama. Posisi ini baik untuk istirahat atau tidur.

Posisi miring

Pasien berbaring pada salah satu sisi, biasanya dengan panggul dan lutut bagian atas ditekuk dan disokong dengan bantal. Lengan atas ditekuk, de-ngan bantal di bawahnya. Kaki pasien disokong dengan bantal keras, jika perlu, untuk mencegah foot drop.

Posisi semi-telungkup

Posisi semi-telungkup (semi-prone)


Posisi semi-telungkup (atau posisi Sims) sering digunakan untuk pasien paralisis karena ini mengurangi tekanan pada bokong dan panggul. Banyak orang menemukan posisi ini nyaman untuk tidur. 131

Pedoman perawatan pasien

Pasien di antara posisi miring dan telungkup dengan salah satu lengan di belakang dan salah satu lagi di depan. Kedua kaki dieksikan.

Jika pasien tidak dapat mengubah posisi sama sekali, perawat harus membantunya untuk mengubah posisi kira-kira setiap dua jam.

Memindahkan pasien atau mengubah posisi


kemampuan pasien sendiri untuk bergerak atau membantu bergerak kemampuan pasien untuk memahami ketika Anda menjelaskan bagaimana ia dapat membantu nyeri atau ketidaknyamanan pasien ketika bergerak.

Sebelum mencoba untuk memindahkan pasien, perawat harus berpikir tentang hal berikut:

Kadang, ketika pasien nyeri hebat, akan membantu jika diberikan pereda nyeri 30 menit sebelum bergerak.

Penting untuk berpikir mengenai kekuatan dan kemampuan Anda sendiri untuk memindahkan pasien. Pada beberapa kasus, membutuhkan dua perawat untuk memindahkan pasien, atau bahkan tiga orang. Jika pasien tidak berdaya, selalu dapatkan bantuan perawat kedua. Sebelum memulai berpindah, coba untuk meyakinkan bahwa seprai rapi (tidak kusut).

Cara-cara memindahkan pasien yang lebih mudah


Berdiri sedekat mungkin dengan tempat tidur. Membungkuk ke depan dan menekuk panggul Anda serta lutut untuk meningkatkan keseimbangan dan stabilitas Anda. Menghadap langsung ke arah pasien yang akan Anda pindahkan. 132

Bab 11. Merawat pasien yang mengalami keterbatasan mobilitas

Kuatkan otot bokong dan otot perut Anda untuk memberi kekuatan tubuh Anda saat menarik atau mendorong pasien. Berdiri dengan kaki saling berjarak sehingga mendapatkan pusat gravitasi lebih lebar untuk tubuh Anda sendiri. Gerakkan dari depan kaki Anda ke bagian belakang tungkai Anda untuk menarik, atau dari belakang Anda ke depan Anda untuk mendorong. Geser, gulingkan, dorong, atau tarik pasien bukan mengangkatnya, kapan pun mungkin. Gunakan otot panjang pada lengan dan kaki Anda, bukan otot punggung Anda, dan gunakan berat badan tubuh Anda untuk membantu mendorong atau menarik.

Memindahkan pasien ke kursi roda


Selalu kunci rem pada kedua roda kursi sebelum Anda memindahkan pasien ke kursi roda. Naikkan sanggaan kaki sehingga pasien dapat duduk di kursi roda. Turunkan sanggaan kaki ketika pasien berada di atas kursi roda.

Melatih pasien
Latihan penting untuk mempertahankan kekuatan otot dan gerakan sendi Individu secara otomatis melatih sendi dan otot mereka dalam kehidupan seharihari, ketika mereka mandi, menyisir rambut, berpakaian, makan, menulis, menggapai sesuatu, berjalan, dll. Ketika individu sakit dan di rumah sakit, mereka tidak dapat melakukan latihan normal. Mereka perlu latihan rentang gerak untuk mendapatkan kembali tingkat aktivitas sik normal mereka. Rentang gerak adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan rentang penuh gerakan sendi. Bahkan ketika pasien mampu berdiri untuk berjalan dengan jarak pendek atau duduk di kursi, mereka mungkin perlu lebih banyak melatih beberapa sendi. 133

Pedoman perawatan pasien

Latihan rentang gerak meregangkan semua kelompok otot di semua sendi.


Latihan rentang gerak aktif
Latihan disebut rentang gerak aktif jika pasien melakukan latihan sendiri dengan instruksi dan kemungkinan beberapa bantuan dari perawat dan anggota keluarga. Perawat menunjukkan pasien bagaimana melakukan latihan pada titik tahanan ringan. Latihan tidak boleh menyebabkan nyeri. Bagaimana mengajar pasien dan anggota keluarga untuk melakukan latihan rentang gerak aktif Jelaskan apa yang harus dilakukan oleh pasien. Tunjukkan latihan pada setiap sendi yang perlu digerakkan pasien. Minta pasien menunjukkan pada Anda cara pasien atau ia melakukan latihan tersebut. Minta untuk demonstrasi kembali.
Pasien melatih kaki

Kewaspadaan klinis: Latihan rentang gerak pada kaki dan tungkai terutama penting setelah pembedahan, untuk mencegah bekuan darah yang terbentuk di kaki.

Pasien harus melakukan setiap latihan tiga kali dan menyelesaikan set latihan sedikitnya dua kali sehari. Jika pasien mengalami kelemahan kaki atau lengan, bagian lain, kaki atau lengan yang lebih kuat harus menyokong yang lemah, menggerakkanya sejauh mungkin. Perawat atau anggota keluarga kemudian dapat membantu pasien menggerakkan tungkai pada titik tahanan. 134

Bab 11. Merawat pasien yang mengalami keterbatasan mobilitas

Latihan rentang gerak pasif


Kadangkala pasien terlalu sakit untuk melakukan latihan rentang gerak. Pada kasus ini perawat melatih sendi untuk pasien. Ini disebut latihan rentang gerak pasif. Beberapa pasien mulai dengan latihan rentang gerak pasif dan meningkat pada latihan rentang gerak aktif. Latihan rentang gerak pasif, seperti yang aktif, harus dilakukan pada titik tahanan tetapi bukan pada titik yang menyebabkan nyeri. Setiap latihan dilakukan oleh perawat dengan pasien tiga kali. Satu set penuh latihan dilakukan sedikitnya dua kali sehari. Bagaimana melakukan latihan rentang gerak pasif Jelaskan pada pasien apa yang akan Anda kerjakan dan alasannya. Pasien harus bertelanjang kaki, tetapi tubuh harus tertutup untuk privasi. Sebelum Anda mulai, beri tahu pasien untuk mengatakan sesegera mungkin jika gerakan menyebabkan nyeri, sehingga Anda dapat menghentikannya. Lakukan pada salah satu sisi tubuh lebih dulu. Kemudian berpindah ke sisi tubuh yang lain. Untuk setiap sendi yang Anda gerakkan, sokong tungkai pasien di atas dan di bawah sendi untuk menghindari regangan otot. Gerakkan tungkai atau bagian tubuh lain dengan perlahan dan halus. Bila terjadi spasme otot, hentikan gerakan dan tekan dengan perlahan pada otot tersebut sampai relaks.

135

Pedoman perawatan pasien

Latihan sendi Pertama, latih sendi leher pasien, sambil menyokong kepala dan lehernya. Kemudian sokong siku dan pergelangan dan gerakkan bahu melalui rentang geraknya.

Latih sendi pasien yang tidak dapat menggerakkan sendinya sendiri.

Melatih bahu

Kemudian eksikan siku, pergelangan tangan, jari-jari dan ibu jari.

Melatih pergelangan tangan

Sokong lutut dan pergelangan kaki, eksikan dan ekstensikan panggul dan lutut. 136

Bab 11. Merawat pasien yang mengalami keterbatasan mobilitas

Bergerak ke pergelangan kaki dan eksikan bagian ini melalui rentang geraknya Berikutnya eksikan kaki dan jari kaki Ketika Anda selesai, latih sendi pada sisi tubuh pasien yang lain.

Ajarkan anggota keluarga membantu pasien untuk melakukan latihan rentang gerak.

Membantu pasien berjalan

Bagi kebanyakan orang, berjalan adalah hal yang biasa ketika mereka sehat. Setelah mereka harus tetap di tempat tidur, mereka mengalami kesulitan untuk mulai berjalan kembali. Tirah baring membuat orang merasa gemetar dan tidak yakin tentang keseimbangannya. Makin lama tirah baring, makin lemah orang tersebut merasakannya. Juga mereka yang menjalani pembedahan mungkin merasa nyeri ketika mencoba berjalan atau bangun.

137

Pedoman perawatan pasien

Penting untuk membuat pasien turun dari tempat tidur dan berjalan sesegera mungkin. Makin lama orang tirah baring, makin besar kemungkinan mereka mengalami komplikasi karena kurang pergerakan. Dokter biasanya memberikan program untuk membangunkan pasien. Waktu untuk hal ini bergantung pada derajat cedera atau penyakit pasien. Bahkan orang yang mengalami pembedahan mayor sering berjalan dalam beberapa jam setelah pembedahan.

Kewaspadaan klinis: Bantu pasien untuk bangun. Bantu mereka untuk berjalan secepat mungkin setelah pembedahan atau selama sakit. Hal ini mempercepat pemulihan dan mencegah pneumonia, bekuan darah, dan pelisutan otot.

Bagaimana menyiapkan orang untuk berjalan Periksa nadi pasien, pernapasan dan tekanan darah, khususnya bila ini adalah yang pertama kali. Periksa rentang gerak sendi pasien yang akan diperlukan untuk berjalan dan kekuatan otot pada kakinya. Jika pasien mengalami nyeri, berikan medikasi pereda nyeri 30 menit sebelum berjalan, karena penggunaan otot untuk berjalan akan meningkatkan nyeri. Minta pasien untuk duduk di tepi tempat tidur, dan berikan bantuan jika diperlukan. Pasien harus menggantungkan kakinya di tepi tempat tidur selama beberapa menit dan melakukan napas dalam sebelum berdiri. Yakinkan pasien tidak merasa pusing atau berkunang-kunang ketika berdiri. Buat pasien berdiri di samping tempat tidur selama beberapa menit sampai ia merasa stabil.

Kewaspadaan klinis: Periksa tekanan darah dan nadi pasien saat duduk atau berdiri jika ada pusing, mual, atau kelemahan, atau jika pasien tampak pucat dan berkeringat.

138

Bab 11. Merawat pasien yang mengalami keterbatasan mobilitas

Jika pasien dapat berjalan sendiri, dorong kemampuan ini tetapi berjalan dekat pasien sehingga Anda dapat membantu jika pasien tergelincir atau merasa pusing. Anda dapat menggandeng lengan bawah Anda dengan lengan bawah pasien dan berjalan bersama. Jika pasien tampak tidak mantap, tempatkan satu lengan merangkul pinggul pasien untuk menyokong dan memegang lengan paling dekat dengan Anda, dengan menyokong pasien pada siku. Jika pasien mengalami pusing dan mulai jatuh, bantu ia ke kursi paling dekat. Tempatkan kepala pasien di antara lututnya. Ketika pasien merasa lebih baik, bantu ia kembali ke tempat tidur. Jika tidak ada kursi, bantu pasien perlahan duduk di lantai. Hati-hati dengan kepala pasien agar tidak membentur lantai. Kadang pasien sangat lemah dan dua perawat atau satu perawat dan satu anggota keluarga diperlukan untuk membantu. Setiap penolong harus memegang punggung lengan atas pasien dengan satu tangan dan memegang lengan bawah dengan tangan yang lain. Bila pasien mengalami pusing dan mulai jatuh, genggam lengan bawah dan bantu ia duduk di atas lantai atau di kursi terdekat.

Menggunakan alat untuk membantu pasien berjalan


Banyak pasien harus belajar untuk berjalan dengan tongkat atau kruk. Sebelum pasien meninggalkan rumah sakit, bantu pasien untuk memutuskan alat apa yang diperlukan, bantu untuk mendapatkan alat dan ajarkan pasien bagaimana menggunakannya. Tongkat Tongkat khususnya membantu jika pasien mengalami kelemahan pada satu kaki. Ketika pasien siap untuk melangkah, jelaskan bagaimana menggerakkan tongkat ke depan, sedikit melewati langkah, Ajarkan pasien untuk dan menempatkannya denmemegang tongkat pada gan mantap di atas lantai. Selanjutnya, menggerakkan kaki yang lemah ke depan dengan berat badan pasien pada kaki yang kuat dan tongkat.

sisi tubuhnya yang kuat.

Ketika kaki yang lemah di atas lantai, gerakkan kaki yang kuat ke depan. Berat badan pasien disokong oleh tongkat dan kaki yang lemah. Ulangi proses ini. 139

Pedoman perawatan pasien

Kruk Kruk mungkin digunakan sementara, tetapi untuk beberapa orang mungkin permanen. Tipe kruk paling umum ditempatkan di bawah lengan dan mempunyai batang untuk pegangan tangan. Kruk harus tepat tinginya untuk pasien dan batang pada lengan harus tepat. Ketika berjalan dengan kruk, berat badan pasien perlu disokong oleh bahu dan lengan, bukan di bawah lengan. Siku harus menekuk.

Merawat orang yang menggunakan gips

Pasien yang mengalami patah tulang, peregangan hebat, atau dislokasi sendi sering dipasang gips. Tindakan ini mencegah bergeraknya tulang dan jaringan sampai bagian ini sembuh. Gips pada kaki atau tungkai, jari kaki biasanya dibiarkan terbuka. Jika gips dipasang pada tangan atau lengan, jari tangan dibiarkan terbuka. Untuk mencegah pembengkakan (edema), pasien yang menggunakan gips sedapat mungkin harus mempertahankan bagian yang digips lebih tingi dari tinggi jantung. Perawat perlu memerhatikan pasien dengan cermat terhadap tanda adanya masalah. Jika gips pada kaki atau tungkai, periksa warna, suhu, ukuran, gerakan dan perasaan pada jari kaki. Bandingkan ini dengan kaki yang lain. Jika gips pada tangan atau lengan, periksa jari dan bandingkan dengan tangan yang lain. Periksa pengisian ulang kapiler. Warna merah muda harus kembali dengan cepat pada bantalan kuku ketika Anda menekannya.

Kewaspadaan klinis: Jika kulit pucat, kebiruan, atau dingin, ada masalah sirkulasi. Beri tahu dokter dengan segera.

140

Bab 11. Merawat pasien yang mengalami keterbatasan mobilitas

Perhatikan kulit di sekitar tepi gips untuk tanda iritasi. Bila gips mempunyai tepi kasar, tepi yang mengiritasi, tutup bagian ini dengan plester, dan beri tahu dokter. Jangan memotong gips. Perhatikan warna kulit jari tangan atau kaki, atau area lain yang terkena gips. Jika jari tangan atau kaki atau area lain yang dipasang gips bengkak, hal tersebut juga menunjukkan masalah sirkulasi. Tinggikan area yang digips lebih tinggi dan beri tahu dokter. Periksa suhu area sekitar gips. Jika area tersebut lebih hangat dari daerah sekitarnya, hal ini merupakan tanda infeksi. Jika area lebih dingin dari kulit sekitar, itu merupakan tanda masalah sirkulasi. Perawat harus menghubungi dokter bila area sekitar gips lebih hangat Area yang mungkin terjadi dekubitus atau lebih dingin dari pada gips kaki yang panjang normal. Cium bau gips. Bau tidak sedap yang timbul dari gips menunjukkan infeksi.

Kewaspadaan klinis: Jika pasien mengeluh ada peningkatan nyeri atau nyeri hebat pada gips lengan atau tungkai, segera beri tahu dokter. Pembengkakan di bawah gips dapat memengaruhi aliran darah dan fungsi saraf tungkai.
Tanyakan pasien tentang adanya nyeri. Jika ada peningkatan nyeri di bawah gips, yang juga menjadi tanda infeksi, atau mungkin tanda bahwa gips terlalu ketat. Periksa warna, suhu, ukuran, dan sensasi area yang digips setiap jam selama 8-12 jam pertama setelah pembedahan atau setelah pemasangan gips; kemudian periksa sedikitnya sekali setiap hari. 141

Pedoman perawatan pasien

Nasihat untuk pasien dan keluarga tentang perawatan gips Tunjukkan pada pasien dan anggota keluarga cara mencegah masalah dan memerhatikan tanda komplikasi. Beri instruksi berikut: Pertahankan area yang digips lebih tinggi. Jangan menempatkan apa pun ke dalam gips untuk menggaruk area yang gatal. Jangan membasahi gips. Periksa warna, suhu, ukuran, dan sensasi area yang digips. Beri tahu perawat jika pasien merasa ada kebas atau kesemutan pada area yang digips, jika pasien merasa ada peningkatan nyeri, atau jika pasien mengalami nyeri dada atau sesak napas. Beri tahu pasien dan anggota keluarga untuk melatih sendi pasien yang lain saat di tempat tidur. Jika gips pada kaki atau tungkai, perawat atau anggota keluarga perlu membantu pasien berjalan dengan kruk. Pasien harus makan diet seimbang dan minum air ekstra untuk mencegah konstipasi karena penurunan gerakan.

142

12

Merawat pasien bedah

Banyak pasien masuk rumah sakit untuk melakukan pembedahan. Pasien memerlukan pembedahan dengan berbagai alasan: untuk menemukan penyebab masalah, untuk membantu mengurangi masalah tersebut, atau untuk memperbaiki, mengganti atau mengangkat jaringan atau organ. Pembedahan juga dilakukan sebagai keadaan darurat, untuk menyelamatkan jiwa pasien.

Menyiapkan pasien untuk pembedahan

Sebelum pembedahan, dokter meminta uji dan pemeriksaan terhadap pasien tersebut. Uji dan pemeriksaan tersebut memberikan informasi tentang masalah yang memerlukan pembedahan. Informasi ini juga memberi tahu dokter tentang kesehatan pasien dan risiko pembedahan. Perawat memainkan peran utama dalam menyiapkan pasien untuk operasi. Perawat memeriksa kesehatan pasien. Perawat meyakinkan bahwa semua penyelidikan telah dilakukan. Perawat menjelaskan pada pasien apa yang akan terjadi sebelum pembedahan dan apa yang akan dirasakannya setelah pembedahan. Perawat secara sik menyiapkan pasien untuk pembedahan. Perawat menunjukkan kepada pasien apa yang harus dilakukan untuk membantu pemulihan setelah pembedahan. Pembedahan mengganggu hidup pasien. Pembedahan menimbulkan ansietas dan rasa takut, nyeri dan ketidaknyamanan. Dengan memberikan informasi dan menenangkan pasien, Anda dapat mengurangi rasa takut ini dan menyiapkan pikiran pasien untuk pengalaman tersebut. Pasien yang dipersiapkan dengan baik akan menghadapi pengalaman pembedahan yang lebih mudah. 143

Pedoman perawatan pasien

Jika pasien ke rumah sakit sebelum pembedahan, jelaskan sesegera mungkin saat pasien tiba, pengujian apa yang akan dilakukan dan mengapa harus dilakukan. Pada hari sebelum pembedahan, jelaskan pada pasien cara menyiapkan pembedahan, misalnya, pasien mungkin harus dilakukan enema sebelum pembedahan usus. Jelaskan bahwa pasien tidak makan atau minum selama 8 sampai 12 jam sebelum pembedahan. Karena di bawah pengaruh anestesia pasien dapat muntah atau tersedak. Minta pasien untuk mandi pada pagi hari, lepaskan semua perhiasan, tata rias, kaca mata, gigi palsu, dll., sebelum pergi ke kamar operasi. Jika pasien mempunyai anggota keluarga yang hadir, beri tahu mereka, tempat mereka dapat menunggu selama pembedahan. Jelaskan pada pasien bagaimana situasi ruang operasi dan ruang pemulihan. Beri tahu pasien bahwa anggota staf akan menggunakan gaun dan masker bedah. Beri tahu pasien bahwa setelah pembedahan, ia akan di bawa ke ruang pemulihan untuk pemantauan ketat. Pasien mungkin menggunakan masker oksigen, manset tekanan darah pada lengannya dan alat pemantau lain yang dipasangkan. Ajarkan pasien untuk melakukan latihan batuk dan napas dalam. Ini diperlukan setelah pembedahan untuk mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi. Pertama, tunjukkan pasien cara napas dalam. Inspirasi dengan perlahan melalui hidung sambil merasakan gerakan diafragma bergerak ke luar dan ke atas. Tahan napas Anda selama satu atau dua detik, kemudian ekspirasikan melalui hidung atau mulut dengan bunyi berdesir. Kemudian minta pasien untuk duduk dan menunjukkan pada Anda cara pasien dapat melakukan napas dalam. Setelah ini, minta pasien untuk bernapas dalam dan kemudian batuk. Menyokong area perut den Selanjutnya, tunjukkan pada gan bantal saat batuk. pasien cara menyokong area 144

Bab 12. Merawat pasien bedah

perut dengan memegang bantal kuat-kuat pada area tersebut saat batuk. Hal ini akan melindungi insisi bedah dan mengurangi nyeri ketika batuk. Tunjukkan pada pasien cara miring di tempat tidur, dengan memegang bantal kecil pada sisi insisi untuk menyokongnya.

Beri tahu pasien untuk mulai latihan batuk dan napas dalam ini sesegera mungkin setelah pembedahan. Tindakan ini dilakukan sedikitnya empat kali sehari, ambil lima kali pernapasan dan batuk dua kali setiap kali pernapasan.
Tunjukkan pada pasien latihan tungkai ini untuk dilakukan setelah pembedahan. Tarik lutut ke atas, kemudian luruskan tungkai dan tekan bagian belakang lutut ke bawah. Tarik satu lutut kemudian luruskan tungkai ke depan. Kemudian tahan tungkai lurus dan gerakkan kaki memutar. Tinggikan salah satu tungkai sambil menahan lutut lain yang dieksikan.

Melatih tungkai dan kaki setelah pembedahan

Yakinkan bahwa pasien memahami bahwa ia akan mendapat pereda nyeri setelah pembedahan. Beri tahu pasien Beri tahu pasien alasan bahwa aman menggunakan medikasi nyeri narkotik setelah pembedahan. penting berjalan sesegera Jelaskan bahwa mereka akan sembuh mungkin setelah pembelebih baik jika bebas dari nyeri. Ingatkan pasien untuk memberi tahu staf dahan. rumah sakit bila ia merasa nyeri. 145

Pedoman perawatan pasien

Segera sebelum pembedahan

Pasien harus mengosongkan kandung kemih sebelum pembedahan. Mereka harus melepaskan gigi palsu, jepit rambut, dan kaca mata, cincin, cat kuku, lipstik, dll. Pasien dapat diberi narkotik sebelum pembedahan dan atropin untuk mengeringkan sekresi mulut. Kadang tranquilizer juga diberikan. Namun, kerap kali tidak ada program medikasi sampai pasien dibawa ke kamar operasi. Cuci kulit sekitar area insisi dan bersihkan dengan agens antimikroba. Area yang bersih harus lebih lebar dari insisi sehingga bila pemotongan perlu dibuat lebih besar, kulit telah disiapkan dengan semestinya. Area ini tidak harus secara rutin dicukur karena ini membuat kulit rentan terhadap infeksi. Jika ada banyak rambut dan benar-benar harus dicukur, sebaiknya dijepit saja rambut tersebut. Hanya mencukur bila penting. Biasanya jalur intravena dengan larutan salin dimulai sebelum pembedahan. Ini dilakukan di kamar pasien, atau di ruang operasi. Bila ada risiko tinggi infeksi, biasanya antibiotik diberikan secara intravena. Siapkan keluarga untuk pembedahan. Setelah pasien dibawa ke kamar operasi, beri tahu keluarga berapa lama pembedahan mungkin dilakukan. Tunjukkan pada mereka tempat mereka dapat menunggu dengan nyaman. Janjikan untuk memberi mereka informasi secepat mungkin. Akan sangat membantu bagi perawat keluar dari kamar operasi dari waktu ke waktu untuk memberi tahu bahwa pembedahan berlangsung baik. Namun, jika ada masalah serius, tidak akan bermanfaat untuk menginformasikan pada keluarga sampai Anda mendapat keterangan tetang apa yang sebenarnya terjadi. Segera saat pembedahan selesai dan pasien telah dipindahkan ke ruang pemulihan atau ke kamar operasi, beri tahu keluarga. Beri tahu mereka kapan mereka bisa menemui pasien. Izinkan mereka berkunjung sesegera mungkin bila pasien dalam kondisi stabil.

Peran perawat selama dan segera setelah pembedahan


Sebelum pembedahan dimulai, perawat kamar operasi memeriksa kondisi pasien (tanda-tanda vital, dll.), menyiapkan pasien untuk pembedahan, dan membantu menyiapkan daerah steril untuk pembedahan.

146

Bab 12. Merawat pasien bedah

Selama operasi, perawat membuka bahan dan mengeluarkannya, mengatur slang atau drain, dan mengurus medikasi intravena dan larutan. Perawat memastikan bahwa pasien aman selama pembedahan, bahwa ada asepsis bedah dan daerah steril, dan bahwa pemberian posisi bedah tidak menyakiti pasien. Perawat menghitung jarum dan kasa yang digunakan selama operasi untuk meyakinkan tidak ada yang tertinggal di bagian dalam tubuh pasien setelah pembedahan. Di banyak negara, perawat telah diajarkan untuk memberikan anestesia. Di negara lain, ini adalah peran dokter. Setelah pembedahan, pasien biasanya masuk ruang pemulihan atau unit perawatan intensif tempat perawat memeriksa bagaimana keadaan pasien dan merawatnya. Di ruang pemulihan, pasien biasanya ditidurkan tanpa bantal di kepala. Posisi ini mempertahankan jalan napas terbuka dan memungkinkan drainase mukus atau muntah. Pasien yang mendapat anestesi spinal harus berbaring datar. Lengan atas pasien di beri bantal di bawahnya, sehingga tidak menghentikan gerakan dada untuk bernapas. Pasien dipertahankan hangat dalam selimut. Semua alat pemantau, IV, drain, dan kateter terpasang aman. Perawat tetap memperhatikan dengan cermat jalan napas pasien, frekuensi dan kedalaman pernapasan, dan warna membran mukosa serta bantalan kuku. Tingkat kesadaran pasien, nadi, tekanan darah dan suhu dipantau dan dicatat dengan cermat. Biasanya pasien masih menggunakan jalan napas buatan. Perawat perlu mengisap faring sampai reeks batuk kembali. Pasien bangun dari anestesi dan mendapatkan kembali reeksnya pada kecepatan yang berbeda. Untuk membantu mereka bangun, perawat dapat memanggil nama pasien dan mengulangi memberi tahu mereka bahwa pembedahan telah selesai. Orang tua harus ada di samping tempat tidur untuk menenangkan anak ketika ia bangun. Saat tanda-tanda vital stabil dan mereka mulai bangun, perawat meminta pasien untuk melakukan beberapa kali napas dalam setiap lima sampai sepuluh menit. Posisi pasien diubah setiap 10 sampai 15 menit.

Merawat pasien setelah pembedahan

Pasien biasanya dibawa ke unit atau kamar rawat, ketika mereka sudah bangun, dengan reeks telah kembali, dan pernapasan, nadi tekanan darah serta suhu tubuh stabil. Pada kasus risiko tinggi atau pembedahan sangat rumit, pasien mungkin tetap di unit perawatan intensif untuk mendapatkan asuhan keperawatan khusus. 147

Pedoman perawatan pasien

Bila kembali dari pembedahan, perawat melihat program dokter dan memeriksa bagaimana keadaan pasien. Pertama, lihat jalan napas dan pernapasan pasien. Periksa warna bibir dan bantalan kuku. Periksa warna kulit dan suhu. Kulit, termasuk membran mukosa, bibir, dan bantalan kuku harus merah muda. Jika kebiruan atau kulit dingin dan lembap, pasien mungkin mengalami masalah pernapasan, tekanan darah atau sirkulasi. Periksa tingkat kesadaran pasien. Pasien harus sadar penuh meskipun ia mungkin merasa ngantuk. Ukur tanda-tanda vital pasien. Jika mereka belum sepenuhnya stabil, ukur setiap 15 menit sampai stabil. Jika pasien mengalami nadi lemah, cepat, tekanan darah rendah, pucat, kulit basah dan pernapasan cepat, mungkin ada perdarahan internal. Jika Anda mencurigai bahwa ada terlalu banyak perdarahan atau perdarahan internal, yakinkan bahwa pasien telah dipasang drip intravena dan oksigen. Dengan segera beri tahu perawat yang bertanggung jawab atau dokter. Bila tanda-tanda vital stabil, ukur setiap jam selama hari pertama operasi. Periksa balutan pasien dan seprai di bawah pasien. Jika ada banyak darah pada balutan atau seprai di bawah pasien, ia mungkin mengalami perdarahan. Anda harus segera menghubungi perawat yang bertanggung jawab. Bila untuk alasan ini Anda merasa bahwa pasien tidak benar-benar stabil atau Anda khawatir tentang pernapasan, tanda-tanda vital atau kemungkinan kehilangan darah, yakinkan bahwa pasien dipantau secara kontinu. Jangan ragu untuk meminta perawat yang bertanggung jawab atau dokter untuk memeriksa pasien. Periksa jumlah cairan yang dikonsumsi pasien dan haluaran cairan dengan cermat. Kebanyakan pasien akan terus diberikan cairan secara intravena selama periode pasca-pembedahan. Pemberian cairan ini memastikan bahwa kehilangan cairan selama pembedahan tergantikan. Namun, pada saat yang sama, perhatikan bahwa pasien tidak terlalu banyak mengonsumsi cairan dari yang dapat ditanggung tubuh. Perhatikan kembali program dokter untuk jumlah cairan bagi pasien. Periksa kecepatan aliran IV untuk meyakinkan bahwa pasien mendapat jumlah cairan yang cukup. Banyak pasien haus ketika mereka terbangun dari anestesi. Beri mereka kasa basah untuk membasahi mulut sampai mereka diizinkan untuk minum per oral. Kemudian ketika pasien diizinkan minum, berikan air dalam jumlah sampai Anda yakin mereka tidak akan muntah. 148

Bab 12. Merawat pasien bedah

Periksa ulang kecepatan aliran dan kerja jalur IV setiap jam. Juga periksa tinggi cairan IV dalam kantung atau botol, untuk meyakinkan bahwa pasien mendapat jumlah cairan yang tepat setiap jamnya. Periksa slang drainase jika ada untuk meyakinkan alat ini bekerja dengan benar. Tuliskan semua inisial Anda dan pengkajian terus-menerus pada catatan pasien, termasuk tanda-tanda vital pasien, kesadaran, warna kulit, drainase berdarah, dan asupan cairan.

Bagaimana membantu pasien bedah untuk pulih

Mengontrol nyeri pasca-operasi


Periksa tingkat dan lokasi nyeri pasien. Beri pasien pereda nyeri yang diprogramkan dokter, secara teratur atau sesuai jadwal. Nyeri adalah ketidaknyamanan ekstrem bagi pasien. Nyeri juga memperlambat pemulihan dan dapat menimbulkan komplikasi. Biasanya terjadi nyeri paling hebat selama beberapa hari pertama setelah pembedahan. Setelah itu nyeri berkurang dengan perlahan. Pada hari pertama pasca-pembedahan, obat nyeri biasanya diberikan setiap tiga sampai empat jam. Medikasi ini sering diberikan secara intravena. Pada hari kedua atau ketiga pasien dapat menggunakan medikasi nyeri per oral. Bila pasien menolak obat karena tidak ada nyeri, beri tahu pasien bahwa pengendali nyeri bekerja paling baik bila medikasi diberikan sebelum nyeri menjadi intens. Instruksi PRN memungkinkan perawat menilai kapan memberikan obat. Pasien kadang tidak mendapat semua obat untuk nyeri yang mereka perlukan. Yakinkan pasien mendapat cukup obat nyeri. Yakinkan bahwa pasien hangat dan nyaman. Nyeri meningkat seiring dengan ketegangan. Bantu pasien rileks dengan gosokan punggung dan tindakan kenyamanan lain.

Selalu berikan obat nyeri sebelum melatih pasien berjalan dan sebelum waktu tidur.

149

Pedoman perawatan pasien

Pastikan asupan cairan adekuat


Penting bahwa pasien mendapat cukup cairan. Periksa pasien terhadap adanya tanda dehidrasi atau kelebihan beban cairan. Tanda-tanda dehidrasi adalah: membran mukosa kering, elastisitas kulit buruk (turgor), haus dan jumlah urine pekat sedikit. Tanda kelebihan beban cairan adalah: sulit bernapas, vena leher distensi, bunyi atau ronki basah pada paru dan pembengkakan (edema). Pasien mungkin mendapat cairan intravena selama beberapa hari setelah pembedahan. Pemberian cairan intravena bergantung pada seberapa serius pembedahan tersebut. Sebelum meningkatkan pasien untuk minum cairan per oral, periksa bising usus dengan mendengarkan melalui stetoskop pada abdomen pasien. Bunyi gemuruh pada usus adalah tanda peristalsis. Dengarkan sekali atau dua kali sehari sampai Anda mendengar bising usus. Setelah cairan intravena berhenti, berikan sisipan sedikit air untuk memulainya. Kemudian tingkatkan dengan cairan lain. Yakinkan pasien mendapat cukup cairan. Cairan yang cukup mencegah dehidrasi, mencegah mukus menjadi tebal dan membantu mencegah konstipasi.

Memeriksa haluaran urine


Penting bahwa pasien berkemih. Pasien mungkin masih tetap menggunakan kateter urinarius selama waktu setelah pembedahan. Bila tidak, Anda harus membantu pasien berkemih. Asupan cairan kurang dan kateterisasi kontinu dapat menimbulkan infeksi urinarius. Retensi urine dapat menimbulkan masalah ginjal. Jika pasien tidak berkemih dalam delapan jam pembedahan, informasikan kepada dokter. Dengan cermat catat jumlah cairan yang dikonsumsi dan jumlah yang dikemihkan. Jika pasien mendapat cukup cairan per oral atau intravena, urine harus jernih.

Miringkan dan latih pasien


Pasien perlu dimiringkan dari satu sisi ke sisi lain setiap dua jam. Mereka harus bangun dan berjalan sesegera mungkin setelah pembedahan. Biasanya pasien mulai berjalan di sore hari pada hari pertama pembedahan. Yakinkan pasien nyaman dan nyeri mereka terkontrol. Minta mereka duduk pada tepi tempat tidur sebentar, dengan kaki tergantung ke bawah. Kemudian bantu mereka berjalan. Jika pasien tampak pucat atau kulit basah dan pusing ketika berdiri atau berjalan, periksa tekanan darah dan nadi untuk meyakinkan bahwa tanda-tanda vital pasien normal.

150

Bab 12. Merawat pasien bedah

Sirkulasi yang baik pada kaki dan tungkai adalah penting setelah pembedahan. Trombus atau bekuan pada vena di tungkai dapat lepas dan menjadi embolus yang bergerak ke paru-paru atau jantung dan menyumbat arteri. Bekuan di kaki sangat berbahaya. Latihan kaki, berjalan dini, minum banyak cairan dan stoking (kaus kaki) elastik, jika tersedia, adalah cara terbaik untuk mencegah bekuan pada vena. Perhatikan kulit pasien terhadap tanda inamasi, yang biasanya dikaitkan dengan bekuan. Perhatikan adanya bengkak, area kemerahan yang hangat saat disentuh dan nyeri, vena yang teraba keras dan sakit atau kram. Mungkin ada bekuan jika pasien merasa tidak nyaman ketika kaki dieksikan. Untuk mencegah bekuan, dorong pasien untuk melakukan latihan tungkai dan kaki setiap jam atau setiap dua jam kapan pun ia terjaga.

Mendorong batuk dan napas dalam


Pasien harus melakukan latihan batuk dan napas dalam setiap dua jam selama hari pertama atau setelah pembedahan. Latihan ini dilanjutkan sampai pasien berdiri dan berjalan dengan teratur. Bila pasien mempelajari latihan ini sebelum pembedahan, latihan ini akan tampak mudah. Bantu pasien menyokong insisi bila merasa nyeri. Jika pasien tidak dapat batuk, ia mungkin membutuhkan tindakan pengisapan (suction).

Memberikan diet adekuat


Pasien akan meningkatkan diet dari cair ke lunak dan kemudian diet reguler. Asupan cairan yang baik dan berjalan dini membantu mencegah infeksi saluran kemih, konstipasi atau distensi abdomen, dan gas yang tertinggal di usus. Pasien harus makan cukup makanan sehat untuk mendapatkan protein, kalori, dan vitamin untuk menyembuhkan luka bedah dan tubuhnya.

Memeriksa fungsi usus


Periksa bahwa pasien dapat mengeluarkan produk sisa dari usus dan bahwa feses lunak. Tanda konstipasi adalah: bengkak pada abdomen, nyeri dan tidak ada feses atau feses keras.

151

Pedoman perawatan pasien

Mengamati pasien terhadap munculnya komplikasi


Pneumonia dan kolaps kantung udara kecil (alveoli) dalam paru (disebut atelektasis). Tanda pneumonia atau atelektasis meliputi: demam, napas pendek atau pernapasan cepat, nyeri dada, batuk, sputum berdarah atau terinfeksi, dan penurunan bunyi pernapasan atau bunyi ronki basah (krepitasi) yang terdengar di paru dengan stetoskop. Kadang pasien juga mengalami warna kebiruan pada membran mukosa dan bantalan kuku. Nyeri dada tiba-tiba dan napas pendek, warna kebiruan, gelisah, dan tanda syok (tekanan darah rendah dan nadi sangat cepat) menunjukkan bekuan darah atau emboli udara pada salah satu pembuluh darah di paru (embolisme pulmonal). Perdarahan Tanda perdarahan dapat meliputi balutan dan seprai yang berdarah. Bila pasien mengalami perdarahan internal, Anda mungkin tidak melihat tanda ini. Salah satu tanda pertama kehilangan darah adalah peningkatan pernapasan. Tanda selanjutnya meliputi nadi cepat dan lemah, penurunan tekanan darah, kulit dingin, basah, dan pucat, dan penurunan jumlah urine. Masalah urinarius Tanda retensi urinarius adalah: ketidakmampuan untuk berkemih atau berkemih dalam jumlah kecil, kandung kemih meregang, dan ketidaknyamanan pada regio kandung kemih. Tanda infeksi saluran perkemihan meliputi rasa terbakar ketika berkemih, rasa desakan, nyeri pada abdomen bawah, urine berkabut dan kadang demam. Infeksi luka Merawat luka pasien dan membantunya sembuh adalah tanggung jawab utama perawat. Jika penyembuhan terlambat, luka lebih mungkin menjadi terinfeksi.

Perhatikan dengan cermat tanda komplikasi setelah pembedahan.

152

Bab 12. Merawat pasien bedah

Tanda infeksi meliputi kemerahan, nyeri tekan, rabas terinfeksi, bau luka tidak enak, dan demam. Pasien juga mengalami nadi cepat dan pernapasan cepat. Untuk mencegah infeksi, selalu cuci tangan Anda sebelum merawat luka pasien. Gunakan teknik steril dan balutan steril jika mungkin. Lakukan yang terbaik untuk mempertahankan area luka sebersih mungkin. Ganti balutan di atas luka ketika balutan basah. Ketika Anda mengganti balutan, bersihkan luka dengan larutan salin steril. Gunakan teknik steril dan instrumen steril untuk mengangkat jahitan. Perhatikan dengan cermat jahitan yang telah Anda angkat untuk meyakinkan semua benang jahitan telah keluar. Benang jahitan yang tertinggal dalam luka dapat menyebabkan infeksi. Anda dapat menggunakan balutan untuk menyokong atau mengimobilisasi luka, amankan balutan atau beri tekanan pada area tubuh. Bila mungkin, balut bagian tubuh dalam posisi normal. Biarkan ujung bagian tubuh (misalnya, jari kaki) terpajan sehingga Anda dapat memeriksa sirkulasi darah.

Memulangkan pasien

Tujuan tim kesehatan adalah mempersingkat waktu pasien tinggal di rumah sakit dan kembali ke rumah semudah mungkin. Sebelum pulang, beri pasien dan keluarga informasi tentang aktivitas dan latihan, higiene, perawatan luka, setiap medikasi dan perjanjian tindak lanjut. Dorong pasien untuk mengajukan pertanyaan. Pemulangan pasien didiskusikan selanjutnya pada bab menyiapkan pasien untuk pulang.

153

13

Merawat pasien nyeri

Nyeri adalah alasan paling umum untuk mencari bantuan medis. Banyak pasien yang ditemui perawat mengalami nyeri. Nyeri mereka menyebabkan penderitaan dan memengaruhi penyembuhan. Tanggung jawab perawat adalah untuk melakukan segala sesuatu yang mungkin untuk mengurangi nyeri pasien. Perawat mungkin tidak mengetahui apakah orang lain mengalami nyeri atau tidak, atau seberapa nyeri orang tersebut merasakannya. Nyeri adalah perasaan pribadi yang tidak dapat secara akurat digambarkan atau diukur. Perawat tidak dapat merasakan nyeri pasien atau melihatnya. Perawat harus meyakini nyeri tersebut dan mempercayai penilaian seseorang tentang seberapa berat nyeri tersebut.

Mengkaji nyeri pasien

Untuk melakukan penatalaksanaan nyeri pasien, perawat pertama harus mengetahui di mana (lokasi), seberapa lama (kualitas), dan seberapa kuat (intensitas) nyeri tersebut. Untuk pasien bedah, pasien luka bakar, dan pasien yang mengalami trauma, informasi tersebut biasanya jelas. Untuk pasien lain, perawat perlu menanyakan tentang detil-detil ini. Mungkin juga bermanfaat jika menanyakan tentang apa yang membuat nyeri atau membuatnya makin buruk, sesuatu yang tampak dapat meredakan nyeri, gejala lain yang menyertai nyeri, dan efek nyeri tersebut. Berikut ini adalah pertanyaan untuk diajukan pada pasien yang tampak mengalami nyeri akut hebat: Di mana nyeri Anda? Dapatkah Anda menggambarkan nyeri Anda? Seperti apa rasanya? Seberapa hebat nyeri Anda?

154

Bab 13. Merawat pasien nyeri

Pertanyaan-pertanyaan ini akan memberikan informasi dasar yang diperlukan untuk memberi peredaan nyeri. Selain itu, tanyakan pasien obat yang telah diminum. Tanyakan apakah pasien alergi terhadap obat nyeri. Bila tidak jelas apakah pasien merasa nyeri, mulai dengan mengajukan pertanyaan sederhana ini: Apakah Anda merasa nyeri? Berikut ini adalah pertanyaan lain yang dapat Anda ajukan, khususnya tentang nyeri kronis atau kambuhan, atau nyeri yang sulit untuk diidentikasi: Kapan nyeri mulai? Seberapa lama Anda telah mengalaminya? Apakah Anda merasa nyeri terus-menerus? Jika tidak, seberapa lama nyeri ini berlangsung? Apa yang biasanya membuat nyeri timbul? Apa yang membuatnya memburuk? Apa yang dapat membantu menghilangkan nyeri? Apakah Anda mempunyai gejala lain tepat sebelum atau selama atau setelah nyeri (mis., mual, penglihatan buram, pusing, dan napas pendek)? Apakah nyeri memengaruhi tidur, makan, pekerjaan, dan aktivitas Anda yang lain? Apa yang biasa Anda lakukan untuk mencoba membantu menghilangkan nyeri?

Lokasi nyeri
Nyeri dapat dirasakan pada salah satu tempat dan mudah diidentikasi. Nyeri dapat dirasakan di banyak area tubuh, khususnya bila timbul dari organ internal. Kadangkala nyeri dapat berpindah dari tempat cedera internal ke bagian tubuh yang lain. Kadang nyeri disebabkan pada satu tempat dan dirasakan di tempat lain (nyeri alih). Beberapa pasien merasa apa yang disebut nyeri fantom. Nyeri fantom adalah nyeri pada bagian tubuh yang telah diamputasi. Nyeri ini dapat berlangsung setelah luka sembuh. Untuk membantu pasien mengatakan di mana nyeri tersebut, Anda dapat menggunakan gambar tubuh atau gambar orang. Minta pasien menunjukkan tempat rasa sakit tersebut. Hal ini secara khusus membantu pada anak-anak. 155

Pedoman perawatan pasien

Karakter nyeri
Kadang dengan memberi pasien daftar sifat-sifat dapat membantu mereka menggambarkan nyeri mereka. Kata-kata yang umumnya digunakan untuk menggambarkan nyeri termasuk: tajam, berdenyut-denyut, terbakar, kuat, menyengat, intens, pedih, tumpul, mantap, sakit, menyebar, menusuk, menekan, digaruk, dll. Bila pasien memilih kata-kata ini, ia dapat menunjuk salah satu kata yang tepat.

Bagaimana mengidentikasi pasien nyeri


Kadang Anda mengetahui pasien merasa nyeri hanya dengan melihatnya. Individu yang mengalami nyeri sering mengatupkan gigi mereka, memejamkan mata mereka dengan kuat, menggigit bibir bawah dan meringis. Mereka dapat mengalami penampilan tersiksa dan mata dangkal. Individu yang mengalami nyeri sering memegang bagian tubuh yang nyeri. Individu ini dapat menggosok bagian tubuh yang sakit. Gerakan tubuh seperti berguling dan miring di tempat tidur juga dapat menunjukkan adanya nyeri. Individu yang mengalami nyeri juga merintih atau menangis. Mereka mungkin berkeringat, tampak pucat atau menunjukkan pernapasan cepat atau dangkal Pasien mungkin mengalami lebih banyak atau lebih sedikit nyeri, bergantung pada apa maknanya bagi mereka. Sebagai contoh, wanita yang melahirkan mungkin mudah untuk menahan nyeri mereka. Ia mengetahui bahwa ia akan mendapatkan bayi. Individu yang menderita nyeri punggung kronis yang kesakitan dan tidak dapat menghilangkan nyeri mungkin sulit untuk menerimanya. Beberapa pasien belajar cara untuk mengatasi nyeri yang membuatnya lebih dapat ditoleransi. Sedangkan orang lain tampak tidak dapat mengatasi nyeri mereka. Respons pasien terhadap nyeri juga dapat dipengaruhi oleh latar belakang dan budaya. Seseorang dapat mengatakan nyerinya tidak terlalu serius ketika keluarga ada didekatnya, sementara orang lain mungkin mencoba mendapatkan simpati dari anggota keluarga. Seseorang mungkin tidak mengatakan apapun tentang nyeri sementara orang lain menangis atau mengeluh. Seorang pasien dapat menginginkan peredaan cepat sementara yang lain berpikir peredaan nyeri adalah tanda kelemahan atau berpikir bahwa obat nyeri adalah adiktif.

Respons pasien berbeda-beda terhadap nyeri

156

Bab 13. Merawat pasien nyeri

Bagaimana mengatasi nyeri pasien


Tunjukkan bahwa Anda mengenali nyeri pasien dan berespons dengan sikap penuh perhatian. Dengarkan dengan cermat apa yang dikatakan pasien tentang nyeri. Bertindak untuk meredakan nyeri. Pada kasus nyeri akut seperti pembedahan atau trauma, bertindak dengan cepat untuk meredakan nyeri adalah sangat penting. Nyeri dapat menimbulkan komplikasi dan memperlambat pemulihan. (Namun, jangan memberikan obat nyeri pada pasien yang mengalami nyeri akut pada abdomen sampai masalah telah ditemukan). Beri peredaan nyeri sebelum nyeri menghebat. Jika nyeri pasien berlanjut, Anda harus memberi medikasi pada jadwal reguler bukan menunggu sampai pasien meminta bantuan. Dosis terjadwal mempertahankan kadar konsisten dalam darah dan mencegah nyeri hebat. Ini berarti bahwa sedikit obat diperlukan untuk mengendalikan nyeri. Jika dosis obat bervariasi telah diresepkan (sebagai contoh, morn intramuskular 5 sampai 15 mg setiap tiga sampai empat jam), tanyakan pasien tentang nyeri dan sesuaikan dosis untuk meyakinkan nyeri pasien terkendali.

Di bawah ini adalah kunci untuk penatalaksanaan nyeri yang efektif:

Medikasi nyeri

Penatalaksanaan obat meliputi penggunaan opiat narkotik, dan obat antiinamasi non-steroid dan analgesik lain.

Analgesik narkotik
Narkotik meredakan nyeri dan memberikan rasa euforia. Narkotik seperti morn memberikan peredaan nyeri maksimal. Dosis dapat secara mantap ditingkatkan untuk meredakan nyeri. Morn adalah obat terbaik untuk nyeri sangat hebat dan untuk sakit terminal, yang nyerinya dapat meningkat secara terus-menerus. Petidin juga analgesik narkotik efektif yang dapat digunakan sebagai alternatif morn. Tetapi kerja obat ini tidak bertahan lama seperti morn dan tidak seefektif morn untuk pasien yang menderita nyeri hebat. Kodein adalah narkotik yang dapat diberikan per oral untuk nyeri sedang. 157

Pedoman perawatan pasien

Parasetamol atau obat anti-inamasi lain dan narkotik bekerja bersama dengan baik. Obat ini memberikan peredaan nyeri lebih baik daripada obat yang diberikan tunggal. Dosis efektif parasetamol atau aspirin untuk peredaan nyeri adalah antara 650 dan 1000 mg. Dosis narkotik bervariasi, dan Anda harus mengetahui rentang dosis efektif. Dosis bervariasi bergantung pada cara obat diberikan. Pemberian narkotik Narkotik dapat diberikan dalam berbagai cara yang berbeda. Narkotik paling umum diberikan per oral, intramuskular, atau rute intravena seperti bolus intravena atau infus intravena kontinu. Pemberian per oral adalah rute paling mudah. Namun, efek kebanyakan narkotik opiat hanya berlangsung kira-kira empat jam. Ini berarti bahwa pasien yang menggunakan morn atau opiat lain per oral harus bangun tengah malam untuk mengontrol nyeri mereka dengan tepat. Ada beberapa bentuk morn yang bekerja lama, dengan durasi delapan jam. Ada juga morn cair baru untuk mereka yang tidak dapat menelan pil. Beberapa opiat narkotik tersedia dalam bentuk supositoria. Rute pemberian ini terutama membantu untuk pasien yang tidak dapat menelan atau yang mengalami mual dan muntah. Pasien yang nyerinya tidak dapat dikontrol dengan obat oral mendapatkan obat mereka diinjeksikan di bawah kulit (injeksi subkutan). Pereda nyeri juga dapat diberikan ke dalam otot. Ini tidak diminati karena menimbulkan nyeri, absorpsi obat bervariasi dan penyuntikan harus diulang setiap tiga sampai empat jam. Pemberian obat per intravena cepat dan efektif. Obat ini bermanfaat untuk pasien yang mengalami nyeri akut. Beberapa rumah sakit besar sekarang memiliki pereda nyeri yang dikendalikan-pasien. Pompa mengalirkan opiat ketika pasien menekan tombolnya. Pereda nyeri yang dikendalikan-pasien juga mungkin dengan memberikan pasien suplai morn cair. Penggunaan analgesik narkotik normalnya dikendalikan dengan berbagai peraturan dan prosedur untuk mencegah penyalahgunaan dan untuk memenuhi konvensi internasional mengenai obat narkotik. Akses ke obat narkotik mungkin sulit karena obat ini normalnya disimpan dalam penyimpan terkunci. Petugas kesehatan dituntut untuk menyimpan catatan rinci penggunaan obat ini. Penggunaan analgesik narkotik kadang dihindari karena hal ini menambah beban kerja dan tanggung jawab dokter dan perawat. Tetapi kesejahteraan pasien harus menjadi pertimbangan utama perawat. Jangan membiarkan kerja tambahan ini menghentikan Anda menggunakan analgesik yang efektif.

158

Bab 13. Merawat pasien nyeri

Efek samping analgesik narkotik Semua narkotik mempunyai efek samping. Anda harus meninjau ulang efek sampingnya ketika memberikan narkotik apa pun. Depresi pernapasan: Narkotik dapat membuat pasien susah bernapas. Depresi pernapasan ini adalah efek samping paling berbahaya. Semua narkotik juga membuat pasien mengantuk pada awalnya. Periksa kesadaran pasien dan pernapasannya sebelum memberikan narkotik. Informasi ini akan membantu Anda memutuskan apakah pasien mengalami kesulitan pernapasan atau terlalu mengantuk. Jika Anda melihat ada masalah ini, dosis terlalu besar, dan Anda harus mendapatkan pesan dari dokter untuk mengurangi dosis dengan segera.

Kewaspadaan klinis: Jika pernapasan pasien menurun, berikan obat untuk menghilangkan efek narkotik, misalnya nalokson hidroklorid (Narcan) sampai pernapasan kembali normal.

Tingkat sedasi dari analgesik narkotik akan berkurang secara bertahap setelah pasien menggunakan obat ini selama tiga sampai lima hari. Seperti juga penurunan pernapasan, analgesik narkotik mempunyai efek samping lain. Efek ini meliputi konstipasi, gatal (pruritus), dan yang jarang terjadi adalah ketidakmampuan berkemih (retensi urine). Untuk konstipasi, tingkatkan asupan cairan pasien, tingkatkan serat dan agens pembentuk serat pada diet, tingkatkan latihan sik dan bila perlu berikan pelunak feses atau laksatif. Mual dan muntah secara bertahap akan berhenti. Berikan antiemetik sampai mual dan muntah berhenti. Pasien mungkin menginginkan analgesik diganti. Untuk pruritus (gatal), gunakan kemasan pendingin dan losion dan berikan pasien antihistamin. Antihistamin paling umum adalah prometazin (fenergan). Selalu sediakan prometazin kapan pun obat diberikan, untuk mengatasi reaksi. Jika pasien mengalami retensi urine (ketidakmampuan berkemih), perawat perlu mengkateterisasi pasien, atau memberikan obat antagonis narkotik seperti Narcan.

159

Pedoman perawatan pasien

Analgesik non-narkotik
Obat anti-inamasi non-steroid atau non-narkotik meliputi aspirin, asetaminofen, dan ibuprofen. Obat ini dapat bekerja sebagai pereda nyeri dan juga menurunkan demam. Efek samping paling umumnya adalah susah makan, atau pada kasus ekstrem ulkus lambung dan perdarahan lambung. Efek samping ini dapat dicegah dengan makan makanan ketika minum obat. Analgesik adjuvan adalah obat yang tidak dikembangkan untuk pereda nyeri tetapi dapat mengurangi beberapa tipe nyeri, khususnya nyeri kronis. Obat ini meliputi sedatif ringan atau tranquilizer. Obat ini dapat menurunkan spasme otot serta ansietas dan ketegangan, yang dapat meningkatkan nyeri. Antidepresan seperti amitriptilin hidroklorida juga dapat membantu mengatasi nyeri. Antikonvulsan seperti karbamazepin dapat mengontrol nyeri herpes zoster (shingles) dan masalah saraf diabetik, seperti nyeri pada kaki. Anda dapat memeriksa pasien dengan sering yang mungkin mengalami nyeri akut, seperti setelah pembedahan. Periksa setiap dua jam selama 24 jam pertama setelah pembedahan, dan kemudian setiap tiga sampai empat jam sampai pulang. Berikan analgesik narkotik dan obat antiinamasi non-steroid (NSAID) sesuai program dokter. NSAID meningkatkan peredaan nyeri yang diberikan narkotik. Nyeri berkurang hebatnya jika obat pereda diberikan berdasarkan jadwal. Jangan menunggu sampai pasien yang mengalami nyeri meminta peredaan tersebut. Ketika pasien tidak jelas mengenai penyebab nyeri dan jumlah nyerinya, akan membantu bila mengikuti tiga tahap pendekatan penunjuk nyeri yang dikembangkan oleh World Health Organization untuk nyeri kanker. Pendekatan ini secara seimbang bermanfaat untuk nyeri dengan penyebab lain. Pertama berikan pasien obat anti-inamasi nonsteroid nonnarkotik (NSAID). Jika pasien masih merasa nyeri setelah menggunakan dosis maksimum NSAID, tambahkan narkotik opioid ringan. Jika pasien masih merasa nyeri, tambahkan narkotik opioid kuat. Pada setiap langkah, analgesik adjuvan juga dapat diberikan.

160

Bab 13. Merawat pasien nyeri

Tindakan keperawatan untuk peredaan nyeri

Ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu meredakan nyeri pasien: Bicara dengan perlahan dan tenang kepada pasien Ubah posisi pasien untuk membuatnya lebih nyaman Tempatkan bantalan di atas area tonjolan tubuh sebelum Anda memberikan balutan. Berikan kompres panas atau dingin pada area nyeri Tawarkan makanan yang sesuai Berikan cairan yang cukup Dorong pengunjung untuk mengalihkan dan menyamankan pasien dengan percakapan yang bersahabat atau dengan memainkan musik favorit dengan tenang. Berikan pasien mandi hangat yang merilekskan Berikan gosokan atau masase punggung

Percaya apa yang dikatakan pasien tentang nyeri yang dialaminya.

161

14

Merawat pasien kedaruratan yang mengancam jiwa

Ketika hidup pasien dalam bahaya, keadaan ini adalah kedaruratan dan Anda perlu melakukan tindakan segera. Kedaruratan dapat terjadi karena penyebab yang berbeda. Sebagai contoh, individu mungkin cedera hebat, atau mengalami serangan jantung atau stroke, atau mengalami reaksi alergik berat. Individu ini mungkin mengalami keracunan atau luka bakar hebat, atau mungkin tenggelam. Bab ini berfokus pada tanda-tanda bahaya untuk diperhatikan dan tindakan segera yang harus dilakukan dalam situasi kedaruratan.

Bersiap untuk keadaan darurat

Anda harus mempunyai akses cepat terhadap alat atau troli resusitasi yang mencakup alat-alat berikut: spuit, jarum (berbagai ukuran), jarum buttery (jika mungkin), swab (kapas alkohol), plester, dan beberapa ampul (bila mungkin) set tetes intravena (IV) dan kanula intravena 4-5 liter cairan IV: laktat Ringer atau Hartmann, salin normal, dekstrosa 5%, plasma oksigen, jika mungkin alat pengisap (suction) dan kateter slang saluran udara, jika mungkin, laringoskop torniket kantung ambu (pediatrik dan dewasa) dan beberapa ukuran masker yang berbeda

162

Bab 14. Merawat pasien kedaruratan yang mengancam jiwa

Obat-obatan: Obat berikut harus ada dalam troli atau siap tersedia dalam ruang kedaruratan atau ruang kecelakaan suatu rumah sakit - 50% larutan dekstrosa, adrenalin, frusemid (Lasix), diazepam (Valium), hidrokortison/deksametason, fenergen, ergometrin, nalokson (Narcan), insulin, lignokain, anti-bisa ular (bila ada), atropin, aminolin, obat anti-malaria, aspirin dan antibiotik. Troli atau peralatan harus diperiksa setiap hari untuk meyakinkan bahwa semua alat dan bahan siap digunakan.

Resusitasi A, B, C dan D

Pada situasi mengancam jiwa, tugas pertama adalah meresusitasi pasien. Selalu mulai resusitasi sekaligus; jangan menunggu sampai Anda mengkaji pasien. Ikuti resusitasi A, B, C, dan D.

Pastikan jalan napas

Pertama, periksa untuk melihat apakah jalan napas pasien terbuka. Jika pasien dapat bicara, jalan napas berarti terbuka. Jika pasien tidak dapat bicara, lihat apakah dinding dada mengembang. Dengarkan pertukaran yang terjadi dalam jalan napas (pernapasan) dan coba raba pernapasan dengan tangan Anda. Bila terlalu sedikit atau tidak ada gerakan udara pada pasien sadar, pasien mungkin tersedak. Obstruksi jalan napas: pasien sadar Jika pasien sadar tersedak, lakukan manuver Heimlich. Berdiri di belakang pasien, tempatkan lengan mengelilingi abdomen, di antara pergelangan tangan dan iga-iga, dan genggam tangan Anda satu dengan yang lain. Kemudian berikan tarikan cepat dan tiba-tiba pada tangan Anda dengan gerakan ke atas. Ulangi tindakan menekan ini tiga sampai empat kali bila perlu. Ini akan membantu melepaskan objek yang menyumbat jalan napas pasien. Obstruksi jalan napas: pasien tidak sadar Jika pasien yang tersedak tidak sadar, duduk di atas pasien (pasien harus berbaring telentang), dan tempatkan tumit tangan Anda di garis tengah tubuh

Manuver Heimlich

163

Pedoman perawatan pasien

pasien, di atas umbilikus dan tepat di bawah sternum bagian bawah. Tempatkan tangan lain di atas tangan pertama dan tekan ke dalam dan ke arah atas diafragma pasien dengan lima kali dorongan cepat. Ini akan melepaskan benda asing di jalan napas. Jika pasien adalah anak, gunakan prosedur yang sama seperti orang dewasa. Ulangi dorongan ke atas lima kali. Jika pasien adalah bayi, baringkan bayi telungkup di lengan bawah Anda, dengan kepala lebih rendah dari tubuh. Sokong kepala dan dada bayi serta berikan lima kali pukulan di antara belikat. Jika tindakan ini tidak melepaskan benda asing yang menyumbat, tempatkan bayi pada posisi telentang dengan kepala lebih rendah dari tubuh. Dengan menggunakan dua jari pertama dari salah satu tangan, tekan di antara umbilikus dan tulang dada dengan gerakan cepat dan kuat sebanyak lima kali. Jika pasien tidak jelas apakah mengalami tersedak, Anda mungkin dapat membuka jalan napas dengan mengekstensikan leher pasien. Untuk melakukan ini, tengadahkan kepala ke belakang dengan satu tangan dan angkat rahang dengan tangan yang lain. Jika pasien tidak sadar dan bernapas, tempatkan pasien pada posisi koma, berbaring pada salah satu sisi dengan lutut dieksikan dan kepala dimiringkan ke salah satu sisi. Tindakan ini akan mencegah lidah atau muntahan menyumbat jalan napas.

Melepaskan obstruksi dari jalan napas bayi

Membuka jalan napas dengan menengadahkan kepala ke belakang dan mengangkat dagu

164

Bab 14. Merawat pasien kedaruratan yang mengancam jiwa

Kewaspadaan klinis: Jika ada kemungkinan patah tulang belakang, jangan menggerakkan pasien sama sekali. Jangan mengekstensikan leher. Tempatkan diri Anda pada kepala pasien dan buka jalan napas dengan menekan sudut rahang bawah pasien ke depan, sambil Anda menstabilkan kepala di antara lengan bawah Anda. Anda mungkin perlu menggunakan pengisap untuk membersihkan jalan napas pasien.

Memastikan bahwa pasien bernapas

Jika pasien berhenti bernapas, Anda perlu membantunya untuk bernapas setelah Anda membersihkan jalan napas. Tanpa bernapas, pasien akan meninggal dalam empat menit. Lakukan resusitasi mulut-ke-mulut atau kantung dan masker ambu. Baringkan pasien dengan wajah menghadap ke atas, dengan perlahan angkat kepala ke belakang dan tarik rahang ke depan. Bila pasien mungkin mengalami patah tulang belakang, angkat rahang ke depan pada dagu dan jangan mengekstensikan leher.

Membersihkan jalan napas

Untuk resusitasi mulut-ke-mulut, tutup cuping hidung dengan satu tangan, buka mulut Anda lebar-lebar dan ambil napas dalam. Tutup mulut pasien dengan mulut Anda dan tiupkan dengan kuat ke dalam paru pasien selama kira-kira dua detik sehingga dada meninggi. Biarkan udara keluar dengan melepaskan mulut Anda dari mulut pasien, dan kemudian tiup lagi. Ulangi setiap lima detik. Untuk bayi atau anak kecil, tiup dengan perlahan dan ulangi setiap tiga detik. Lanjutkan sampai pasien dapat bernapas sendiri atau pasien memang sudah meninggal.

Resusitasi mulut-ke-mulut

165

Pedoman perawatan pasien

Memastikan bahwa jantung pasien berdenyut

Meraba nadi karotis

Meraba nadi femoralis

Jika pasien bernapas, jantung berdenyut. Jika pasien tidak bernapas, periksa nadi karotis (di leher) atau nadi femoralis (di bagian dalam paha atas sebelah lipat paha). Ini adalah nadi yang paling mudah untuk diraba. Pada bayi, raba nadi brakialis di lengan atas bagian dalam, di antara siku dan bahu. Bila tidak ada nadi dan pasien tidak bernapas, mulai resusitasi jantung paru (RJP) Pasien harus berbaring telentang pada permukaan keras. Jika Anda mencurigai ada cedera tulang belakang, pertahankan kepala dan tubuh pada garis lurus. Selalu beri ventilasi lebih dulu pada pasien, sebelum melakukan kompresi dada. Jika Anda menolong seorang diri, ventilasi pasien dewasa dengan dua napas dalam yang lambat yang berakhir kira-kira masing-masing dua detik, seperti dijelaskan di atas. Kemudian kompresi dada pasien di garis tengah sternum 15 kali. Untuk menemukan posisi yang tepat, pertama temukan Kompresi dada lekukan di bawah sternum, tempatkan tangan di atas lekukan dan letakkan tangan Anda untuk mengompresi di atas dua jari dari titik tersebut. Setelah Anda melakukan 15 kompresi, ventilasi pasien dengan 2 pernapasan lagi. Kemudian berikan 15 kompresi lagi. Ulangi tindakan ini empat kali. 166

Bab 14. Merawat pasien kedaruratan yang mengancam jiwa

Apabila pasien sudah bernapas, sekarang pantau dengan ketat. Jika pasien tidak bernapas, lanjutkan untuk memberi ventilasi dengan satu pernapasan setiap 5 sampai 6 detik. Jika tidak ada nadi atau pernapasan, lanjutkan dengan resusitasi jantung-paru. Jika ada dua orang salah satu dapat memompa jantung 80-100 kali per menit sementara yang lain memberi ventilasi paru 12-15 kali per menit, atau satu kali setelah setiap lima kali kompresi dada. Untuk resusitasi jantung-paru pada anak, kompresi sternum dengan hanya menggunakan salah satu tangan pada kecepatan 80-100 kali per menit dan ventilasi anak sekali setiap lima kali kompresi. Untuk bayi, gunakan dua jari untuk memberi kompresi dada 100 kali per menit dan ventilasi sekali setiap 5 kali kompresi. Kompresi dada di atas sternum, satu jari lebarnya di bawah garis imajinasi yang digambarkan di antara puting bayi. Bila jantung berdenyut teKompresi dada pada bayi tapi nadi pasien sangat lemah, tinggikan kaki pasien dan mulai terapi cairan intravena. Periksa tekanan darah. Siapkan untuk memulai kompresi dada bila diperlukan.

Gunakan infus untuk menjamin pasien mendapat hidrasi dan persiapan untuk memberikan obat yang diprogramkan

Pasien mungkin mengalami syok jika suplai darah ke organ vital dalam tubuh terlalu sedikit. Tanda syok adalah: ansietas, gelisah atau ketakutan ketidakmampuan berkonsentrasi pernapasan cepat haus, mual 167

Pedoman perawatan pasien

dilatasi pupil kulit pucat dan dingin pengisian kapiler lambat peningkatan nadi dan penurunan tekanan darah Jika syok berlanjut, pasien mungkin mengalami koma atau meninggal karena kehilangan cairan dan darah. Syok umum terjadi pada pasien yang mengalami cedera berat, luka bakar berat, reaksi alergi hebat, overdosis obat, keracunan, dehidrasi berat, sepsis (infeksi hebat dalam aliran darah) atau serangan jantung masif. Memberikan cairan pada pasien dalam situasi darurat merupakan standar praktik.

Bagaimana mengatasi syok


Berikan tetesan intravena cepat dengan menggunakan salin normal, Hartmann atau plasma; gunakan larutan dekstrosa 5% bila tidak ada yang lain. Baringkan pasien datar dan tinggikan kaki untuk membantu aliran balik vena ke jantung dan meningkatkan tekanan darah. Jangan menggerakkan pasien bila dicurigai ada cedera tulang belakang.

Kewaspadaan klinis: Jangan meninggikan kaki bila pasien mengalami gagal jantung kongestif, cairan dalam paru (edema pulmonal) atau kesulitan bernapas hebat (gawat napas).
Lanjutkan tetesan intravena sampai tekanan darah pasien normal. Pertahankan pasien hangat. Berikan oksigen bila ada. Pantau jalan napas, pernapasan, dan tanda-tanda vital pasien.

168

Bab 14. Merawat pasien kedaruratan yang mengancam jiwa

Kewaspadaan klinis: Jangan memberi cairan pada pasien cedera kepala kecuali ia dalam keadaan syok, karena cairan dapat meningkatkan pembengkakan otak (edema serebral). Hati-hati untuk tidak memberi terlalu banyak cairan pada pasien gagal jantung atau anak. Beberapa orang menganjurkan memperlambat pemberian cairan untuk pasien trauma.

Bagaimana mengatasi perdarahan

Pada pasien yang mengalami perdarahan, hentikan perdarahan dengan menggunakan balutan tekan atau tekanan manual secara langsung di atas luka. Tekanan hampir selalu akan menghentikan perdarahan. Tinggikan luka di atas tinggi jantung, bila mungkin. Bila perlu, berikan tekanan langsung di atas titik tekanan seperti di atas arteri besar (brakialis pada lengan bagian dalam atau femoralis pada paha bagian atas/lipat paha).
Menghentikan perdarahan dengan balutan tekan

Kadang arteri atau vena yang mengalami perdarahan dapat dengan jelas dilihat pada luka. Bila tekanan tidak menghentikan perdarahan, Anda dapat mengklem pembuluh darah dengan forsep arteri. Lakukan dengan sangat hati-hati untuk tidak salah mengklem struktur vital.

Kewaspadaan klinis: Torniket berbahaya dan tidak boleh digunakan untuk menghentikan perdarahan. Anda hanya dapat menggunakan torkinet untuk luka tungkai bawah saat perdarahan hebat mengancam jiwa. Pada kasus ini, lepaskan torniket selama beberapa menit setiap setengah jam.
169

Pedoman perawatan pasien

Tegakkan diagnosis pasien

Bila Anda telah meresusitasi pasien dan menghentikan perdarahan, periksa penyebab yang mendasari keadaan darurat dan mulai lakukan tindakan. Ambil waktu khusus untuk berfokus pada riwayat dan memeriksa tanda-tanda vital.

Kepala dan leher


Periksa kepala untuk adanya luka atau laserasi, drainase dari hidung atau telinga, cedera mulut dan rahang. Perhatikan adanya pembengkakan atau cedera pada leher. Cium pernapasan pasien untuk adanya bau tidak lazim. Lanjutkan untuk memantau tanda-tanda vital dan mengkaji tingkat kesadaran pasien. Pertahankan pasien tidak sadar berbaring miring. Bila ada cedera pada mata, tutup mata dengan tameng mata. Periksa pupil pada kedua mata. Normalnya pupil sama dan bereaksi ketika sinar disorotkan padanya. Jika hidung mengalami perdarahan, dudukan pasien bila mungkin dan tutup hidung selama sepuluh menit untuk menghentikan perdarahan.

Bahu dan lengan


Periksa bahu, lengan, dan tangan pasien. Minta pasien menggenggam tangan Anda dan melepaskannya, bila ia mampu. Periksa rentang gerak siku. Jika ada fraktur, lakukan pembebatan.

Dada
Periksa dada pasien. Dada harus mengembang dengan sama pada kedua sisi ketika pasien bernapas. Perhatikan adanya luka dada yang melesak. Dengarkan bunyi napas dari kedua paru dengan stetoskop, dan dengarkan bunyi jantung. Bunyi paru harus sama pada kedua sisi. Palpasi klavikula, sternum, dan iga dan tanyakan apakah tidakan ini menimbulkan nyeri. 170

Bab 14. Merawat pasien kedaruratan yang mengancam jiwa

Bila terdapat luka terbuka pada dada, tutup luka dengan balutan dan perban penahan udara yang bersih. Bila pasien mengalami masalah pernapasan, plester salah satu sisi tepi balutan sehingga ini akan bertindak sebagai katup.

Abdomen
Kaji abdomen terhadap adanya distensi dan cedera. Jika Anda mencurigai adanya kerusakan organ internal, atau bila abdomen mengalami nyeri tekan hebat atau sangat kaku, lanjutkan cairan intravena. Jangan memberikan apa pun per oral karena pembedahan mungkin diperlukan.

Tulang belakang
Bila ada cedera tulang belakang, jangan menggerakkan pasien sampai Anda mempunyai sedikitnya tiga orang penolong. Leher, tulang belakang, dan tubuh pasien tidak boleh dilengkungkan ketika memindahkannya. Sambil menunggu bantuan, letakkan tangan Anda dengan perlahan di bawah kurva bawah punggung dan raba adanya nyeri tekan atau deformitas.

Ekstremitas bawah
Periksa dan raba (palpasi) area pelvik dan tulang. Perhatikan adanya cedera tersembunyi. Periksa kaki dan tungkai untuk adanya deformitas, perdarahan, protrusi tulang (penonjolan), pembengkakan atau perubahan warna. Periksa nadi pada kaki.

Tindakan kedaruratan

Setelah konrmasi diagnosis, berikan tindakan kedaruratan. Jika tidak ada dokter, mungkin perlu mengatur pengiriman pasien ke fasilitas kesehatan lain.

Terapi obat segera adalah penting untuk kondisi tertentu berikut ini:
Obat berikut harus digunakan sesuai jadwal tindakan (atau protokol) yang ditetapkan untuk fasilitas kesehatan Anda. Untuk konvulsi: Diazepam (Valium) Untuk perdarahan pascapartum: Ergometrine 171

Pedoman perawatan pasien

Untuk asma: Aminolin Untuk overdosis obat narkotik: Narcan Untuk pasien syok hebat atau mengalami reaksi alergik: Hidrokortison intravena atau intramuskular (plus adrenalin bila syok disebabkan reaksi alergik) Untuk reaksi alergik akut: Adrenalin dan fenergen Untuk edema pulmonal dan gagal jantung: Frusemid (Lasix) Untuk keracunan insektisida: Atropin Untuk gula darah rendah: larutan dekstrosa 50% Untuk hiperglikemia diabetik: Insulin Untuk gigitan ular: Anti-bisa gigitan ular Untuk serangan jantung: Aspirin dan trombolitik, bila ada. Morn intravena dapat diberikan untuk nyeri hebat Untuk infeksi seperti tifoid, meningitis, septikemia, penyakit radang panggul, pneumonia dan peritonitis: antibiotik Untuk malaria: Obat antimalaria seperti quinin dan klorokuinin. Pasien dengan kebanyakan kondisi ini akan membutuhkan pemasangan dini jalur intravena.

Untuk tindakan segera terhadap luka bakar, rendam bagian tubuh dalam air dingin selama 30 menit pertama dan berikan medikasi nyeri.

Berkomunikasi dengan keluarga

Ketika pasien dalam kondisi terancam jiwanya, anggota keluarga perlu diberi informasi sesegera mungkin. Beri tahu keluarga apa yang terjadi, dalam keadaan suatu peristiwa telah terjadi. Diakhiri dengan memberitahu tentang kondisi pasien sekarang. Bila pasien dalam kondisi kritis, akan bermanfaat untuk menambahkan sesuatu seperti Ia tidak sadar dan tidak mengalami nyeri. Bila pasien menjelang ajal, coba untuk memberikan keluarga suatu kewaspadaan tentang apa yang akan terjadi. 172

Bab 14. Merawat pasien kedaruratan yang mengancam jiwa

Bila pasien dalam ruang kedaruratan atau ruang operasi, atau bila keluarga tidak boleh masuk ke dalam ruangan pasien, buat mereka nyaman dalam ruang tunggu ketika mereka tiba dan berikan mereka informasi tentang pasien sesering mungkin dan secepat mungkin. Sesegera mungkin, biarkan salah satu anggota keluarga melihat pasien bila ia menginginkannya, tetapi jelaskan apa yang akan dilihatnya. Jika pasien meninggal, biarkan keluarga melihat pasien setelah meninggal. Sebelum mereka masuk ruangan, buat jenazah tampak sealamiah mungkin. Tempatkan tubuh telentang dengan lengan di samping tubuh. Tutup kelopak mata dan mulut. Cuci area tubuh yang kotor dan tutup dengan selimut. Lepaskan alat atau bahan dari pasien. Biarkan keluarga tinggal bersama jenazah selama mereka menginginkannya untuk mengucapkan perpisahan pada pasien. Berikan kenyamanan dan perhatian pada keluarga.

173

15

Merawat pasien menjelang ajal dan keluarganya

Ketika tidak mungkin untuk mencegah pasien meninggal, dan perawatan medis tidak mungkin lagi atau tidak lagi bermanfaat, perawat memberikan perawatan penunjang pada pasien dan keluarga. Tujuan utama perawatan ini adalah untuk: mempertahankan pasien nyaman dan bebas nyeri membuat hari-hari akhir pasien sebaik mungkin untuk pasien maupun keluarga, dengan sedikit mungkin penderitaan membantu pasien meninggal dengan damai memberikan kenyamanan bagi keluarga. Penting bagi perawat yang merawat pasien menjelang ajal menyadari perasaan mereka sendiri tentang kematian dan tentang pasien mereka. Sulit untuk melihat orang yang telah Anda rawat meninggal. Khususnya sulit bila anak atau orang muda yang meninggal. Anda tidak hanya merawat mereka, Anda juga memperhatikan mereka. Banyak perawat merasa frustrasi dan berduka ketika pasien mereka meninggal. Penting bagi Anda untuk mengenali perasaan tersebut. Anda perlu saling memberi kenyamanan dan mendukung dalam perawatan Anda terhadap orang menjelang ajal.

Meredakan nyeri orang yang menjelang ajal

Tindakan untuk meredakan nyeri dijabarkan sepenuhnya dalam bab merawat pasien nyeri. Pada pasien yang berada pada tahap akhir penyakit, penting untuk mengingat bahwa salah satu tujuan utama keperawatan adalah meredakan atau menghilangkan penderitaan. Pedoman berikut akan membantu.

174

Bab 15. Merawat pasien menjelang ajal dan keluarganya

Selalu percaya apa yang pasien katakan tentang nyeri mereka. Jangan pernah membuat keputusan Anda sendiri tentang seberapa nyeri yang mereka rasakan. Banyak pasien takut bahwa mereka akan meninggal dalam penderitaan yang dalam. Bersikap baik ketika orang mengekspresikan atau menunjukkan rasa takut. Tenangkan mereka dan beri tahu mereka bahwa Anda dapat merawat nyeri tersebut dan bahwa mereka tidak perlu merasa takut. Berikan dosis medikasi nyeri yang memberikan pengendalian nyeri paling besar dengan efek samping paling kecil. Berikan obat nyeri sepanjang siang dan malam hari (dua puluh empat jam) untuk meyakinkan bahwa pasien mendapatkan peredaan nyeri yang cukup. Obat nyeri paling baik untuk pasien menjelang ajal adalah morn. Dosis morn dapat ditingkatkan sesuai dengan meningkatnya toleransi pasien dan menurunnya efektivitas obat.

Kewaspadaan klinis: Jangan ragu untuk memberikan dosis medikasi nyeri efektif.

Memberikan beberapa obat secara bersamaan (dalam kombinasi) akan meningkatkan efektivitas obat. Misalnya, obat anti-inamasi non-steroid meningkatkan keefektifan opioid seperti morn. Gunakan rute paling sederhana untuk memberikan obat. Berikan per oral, selama pasien dapat menelan. Jika pasien tidak dapat menelan, bolus opiod berulang dapat diberikan di bawah kulit (rute subkutan). Rute intramuskular tidak seefektif rute subkutan. Gunakan cara lain untuk mengendalikan nyeri, termasuk masase, musik, dan memposisikan pasien dengan nyaman. Kadang bantalan panas atau botol air panas berguna untuk mengatasi nyeri ini. Adiksi terhadap medikasi tidak pernah menjadi masalah yang penting untuk pasien menjelang ajal. Penurunan pernapasan (depresi pernapasan) tidak penting untuk pasien menjelang ajal. 175

Pedoman perawatan pasien

Pertahankan kenyamanan pasien


Pasien mungkin menderita ketidaknyamanan lain, sebagian karena medikasi nyeri. Bila pasien konstipasi, laksatif mungkin membantu. Juga dorong pasien untuk minum jus buah. Sebanyak mungkin, beri pasien diet tinggi kalori dan tinggi vitamin. Jangan memaksa pasien untuk makan. Pasien harus makan hanya makanan yang ia ingin makan. Dorong pasien untuk minum cairan. Pertahankan pasien bersih; mandikan dengan sering, beri perawatan mulut bila mulut kering, dan bersihkan kelopak mata bila ada sekresi. Bantu pasien turun dari tempat tidur dan duduk di kursi bila ia mampu. Jika tidak, ganti posisi setiap dua jam dan coba untuk mempertahankan pasien pada posisi apa pun yang paling nyaman. Jika pasien mengalami kesulitan bernapas, bantu ia duduk. Jika jalan napas tersumbat, Anda mungkin perlu untuk mengisap tenggorok pasien. Jika pasien merasa napas pendek atau kekurangan udara, berikan oksigen. Bahkan ketika pasien hampir meninggal, mereka dapat mendengar, sehingga jangan bicara dengan berbisik. Bicara dengan jelas. Pasien juga masih merasakan sentuhan Anda.

Bagaimana membantu pasien meninggal dengan damai

Penting untuk menanyakan kepada pasien dan keluarga apakah pasien ingin tinggal di rumah sakit atau pulang untuk hari terakhirnya. Kadang keluarga tidak dapat merawat pasien di rumah, tetapi itu merupakan pilihan. Bila pasien ingin pulang, ajarkan keluarga bagaimana merawat pasien. Terutama, tunjukkan pada keluarga cara memberikan obat untuk nyeri. Yakinkan bahwa mereka memahami bahwa sangat penting memberikan obat dalam dosis dan waktu yang tepat. Juga jelaskan pada mereka bagaimana membuat pasien nyaman, seperti disebutkan di atas.

176

Bab 15. Merawat pasien menjelang ajal dan keluarganya

Bila pasien tinggal di rumah sakit, cobalah, sebanyak mungkin, untuk melakukan apa yang diinginkan pasien dan keluarga. Penting untuk memberikan kenyamanan sik. Juga penting untuk membuat pasien merasa aman sampai tenang terhadap rasa takut, dan memberi pasien harapan. Buat pasien merasa aman dan terlindungi dengan menunjukkan bahwa ia akan dirawat, dan tidak akan ditinggalkan sendiri. Tenangkan rasa takut dengan meyakinkan pasien bahwa ia tidak akan menderita atau ditinggalkan sendiri. Berikan harapan. Jangan memberikan keyakinan palsu. Berikan target yang lebih kecil. Bicara tentang masa depan keluarga pasien, atau anjurkan bahwa pasien dapat berharap tentang kebaikan di masa akan datang, atau mengingatkan ia bahwa anak-anaknya akan segera berkunjung. Bila pasien memiliki urusan yang belum selesai, berikan bantuan apa yang perlu ia lakukan. Pasien mungkin perlu bantuan dalam mengatur anak-anak atau rumahnya. Berikan perawatan spiritual bila pasien menginginkan, atau bicara pada keluarga untuk memanggil rohaniawan berkunjung. Lebih dari semua itu, hargai keputusan pasien. Terima perasaan pasien. Bila ia tidak ingin makan, atau turun dari tempat tidur, atau membalikkan badan di tempat tidur, terima hal ini. Dengarkan dan biarkan pasien bicara tentang bagaimana perasaannya. Bila pasien atau keluarga marah, coba untuk menerimanya. Permudah bagi keluarga untuk tinggal dengan pasien sebanyak mungkin yang mereka inginkan. Tunjukkan pada mereka bagaimana merawat pasien dan mempertahankan pasien tetap bersih dan nyaman. Pertahanan keluarga mendapat informasi tentang bagaimana keadaan pasien. Ketika kematian mendekat, biarkan mereka mengetahui sehingga mereka dapat bersama pasien pada saat kematian bila mereka menginginkan.

Perawatan setelah kematian

Bila keluarga ada pada saat kematian, biarkan mereka tinggal dengan pasien setelah kematian, untuk mengucapkan perpisahan.

177

Pedoman perawatan pasien

Jika keluarga tidak ada, tetapi ingin melihat jenazah setelah kematian, buat jenazah terlihat sealamiah mungkin. Buat lingkungan bersih. Penting untuk melakukan ini dengan segera, karena mayat akan mulai kaku (rigor mortis) kirakira dua sampai empat jam setelah kematian. Tempatkan jenazah dalam posisi datar, lengan pada sisi tubuh. Tempatkan bantal atau gulungan handuk di bawah kepala sehingga darah tidak mengubah warna wajah. Tutup kelopak mata dan tahan selama beberapa detik sehingga mata tetap menutup. Tutup mulut. Bersihkan daerah yang kotor. Singkirkan semua peralatan dan bahan yang dipakai dari tempat tidur. Tenangkan keluarga dan biarkan mereka berduka.

178

16

Menyiapkan pasien untuk pulang

Mulailah menyiapkan pasien untuk kembali ke rumah (pulang) sesegera mungkin.

Tujuan perencanaan pulang


meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang masalah kesehatan dan kemungkinkan komplikasi dan pembatasan yang akan diberlakukan pada pasien di rumah. mengembangkan kemampuan pasien dan keluarga untuk merawat kebutuhan pasien dan memberikan lingkungan yang aman untuk pasien di rumah. meyakinkan bahwa rujukan yang diperlukan untuk perawatan selanjutnya dibuat dengan tepat.

Anda perlu merencanakan pemulangan pasien. Tujuannya adalah:

Untuk memulai perencanaan pemulangan, perhatikan masalah pasien dan perawatan yang diperlukannya. Kadang pasien dipulangkan sangat cepat dari rumah sakit dan masih perlu banyak perawatan di rumah. Sebagai contoh, pasien mempunyai luka bedah yang perlu perawatan. Kadang pasien atau anggota keluarga dapat merawat segala sesuatu bila mereka mendapat instruksi dan bahan yang tepat. Di lain kasus pasien akan memerlukan perawat untuk datang dan memberikan perawatan di rumah. Persiapan Anda pada pasien dan keluarga akan bergantung pada masalah apa yang Anda akan temukan pada pasien di rumah. Kadang pasien meninggalkan rumah sakit tanpa masalah dan tidak memerlukan perawatan lanjut. Pada kasus ini, yakinkan bahwa pasien dan keluarga memahami kemungkinan masalah selanjutnya. Beri tahu mereka apa yang harus diperhatikan dan dilakukan bila ada masalah. 179

Pedoman perawatan pasien

Pada kebanyakan kasus, pasien Perencanaan pulang hamemerlukan perawatan ketika ia rus melibatkan pasien dan meninggalkan rumah sakit. Bicara pada pasien sesegera mungkin unanggota keluarga atau tuk memastikan apakah ada sesorang lain yang akan mereorang di rumah untuk membantu. Cari tahu siapa orang tersebut. Bila awat pasien. Anda mengetahui sesuatu tentang pengaturan pasien untuk perawatan di rumah, Anda perlu mengajarkan pasien dan memberi perawatan apa yang akan dilakukan di rumah.

Menyiapkan pasien untuk pulang

Minta pasien untuk mengundang pemberi perawatan primer di rumah datang ke rumah sakit sehingga Anda dapat bicara bersama mereka. Ajarkan pasien dan anggota keluarga tentang cara menangani perawatan di rumah. Yakinkan bahwa pasien dan keluarga memahami apa masalahnya. Beri tahu mereka kemungkinan yang akan terjadi dan kapan mereka diharapkan pulih total. Beri tahu mereka bagaimana mengenali kemungkinan masalah, dan apa yang dilakukan bila mereka melihat tanda-tanda masalah tersebut. Beri tahu pasien dan keluarga, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan pasien. Sebagai contoh, pasien mungkin harus tirah baring selama tiga hari, atau mungkin perlu turun dari tempat tidur setiap hari dan berjalan beberapa langkah. Pasien mungkin perlu mandi hanya sebagian, sampai balutan dilepas. Ia mungkin perlu meninggikan kaki atau lengan untuk periode tertentu. Pasien mungkin hanya mampu makan makanan lunak selama beberapa hari. Diskusikan dengan pasien dan keluarga hal-hal yang perlu mereka lakukan untuk membuat rumah lebih aman dan lebih mudah untuk pasien. Bila pasien tidur jauh dari kamar mandi atau toilet dan belum dapat berjalan dengan baik, pasien perlu menaruh wadah di samping tempat tidur sampai ia dapat berjalan dengan mudah. Bila pasien tidak dapat berjalan mantap, ia mungkin memerlukan tongkat. Beri tahu pasien dan keluarga tentang medikasi yang perlu digunakan pasien. Yakinkan bahwa mereka memahami kapan meminumnya dan seberapa banyak. Yakinkan bahwa pasien dan keluarga memahami berapa lama waktu

180

Bab 16. Menyiapkan pasien untuk pulang

yang diperlukan untuk minum obat. Kadang pasien berhenti minum obat ketika mereka merasa lebih baik bila mereka tidak memahami bahwa harus melanjutkan meminum obat tersebut. Kadang pasien tidak tahu bahwa mereka perlu menyimpan resep untuk persediaan obat selanjutnya. Jelaskan pada pasien dan keluarga bila obat perlu diminum dengan makanan, atau perlu diminum satu jam sebelum makan. Diskusikan perlunya cairan dan diet nutrisi yang adekuat. Jika pasien masih hanya mengonsumsi cairan, beri tahu keluarga kapan dan bagaimana meningkatkannya menjadi makanan lunak dan diet normal. Beri tahu pasien dan keluarga bahwa tanda cukup minum adalah bibir dan lidah lembap (tidak kering), berkemih teratur dan urine jernih, tidak berkabut. Memberi pasien dan keluarga instruksi jelas untuk mengatasi nyeri pada pasien adalah sangat penting. Coba untuk membantu pasien menjalankan jadwal medikasi sehingga tidak perlu bangun malam hari. Nyeri berkurang bila obat diberikan dengan teratur, sesuai jadwal. Pastikan bahwa pasien memahami bahwa ia harus terus menggunakan obat sampai nyeri benar-benar hilang. Jelaskan bahwa nyeri terkontrol bila obat digunakan sebelum nyeri menjadi hebat. Beri pasien bahan atau alat yang diperlukan atau berikan instruksi tentang cara mendapatkan hal-hal yang diperlukan. Beri tahu pasien dengan jelas hal-hal yang harus dilakukan. Beri insruksi dalam bentuk tertulis, karena instruksi detil mudah dilupakan, khususnya bila pasien kecewa atau marah. Ajarkan pasien atau anggota keluarga bagaimana melakukan prosedur yang diperlukan. Periksa pemahaman mereka dengan meminta mereka untuk menunjukkan cara melakukan prosedur tersebut. Ini disebut demonstrasi ulang. Bila pasien harus tirah baring, ajarkan keluarga bagaimana mengatur pasien di tempat tidur, memiringkan, dan membantu pasien berpindah dari tempat tidur ke kursi. Anggota keluarga sering tidak tahu seberapa penting memiringkan pasien dengan teratur, membanPemberi perawatan keluarga tunya turun dari tempat tidur dan ke kursi, dan kemudian dapat mempelajari bagaimana membantu berjalan bila pasmemberikan perawatan denien telah siap. Beri tahu keluarga bahwa pemberian posisi gan membantu Anda dalam dan memiringkan yang tepat aktivitas, kemudian melakuakan membuat pasien lebih kannya dalam pengawasan nyaman dan akan mencegah dekubitus. Demikian Juga, Anda. bila keluarga memahami cara

181

Pedoman perawatan pasien

memindahkan pasien tanpa membahayakannya, mereka akan lebih percaya diri dalam pemberian perawatan. Bicara dengan hati-hati pada pasien dan keluarga tentang ramuan buatan rumah dan penyembuh tradisional. Penting untuk mengetahui apakah pasien diobati oleh penyembuh tradisional atau diberi ramuan tradisional. Jangan mengkritik keluarga dalam hal penggunaan metode penyembuhan tradisional bila hal ini tidak berbahaya bagi pasien. Banyak metode penyembuhan tradisional yang efektif. Misalnya, bila pasien mengalami pilek, teh herbal sama kuatnya dengan obat atau sirup batuk. Dorong keluarga untuk memberi tahu Anda atau dokter bila pasien mengalami masalah kesehatan serius. Jika pasien perlu mengikuti perawatan lanjutan di rumah, buat rujukan sebelum pasien meninggalkan rumah sakit. Dalam komunitas kecil perawat yang merawat pasien di rumah sakit mungkin adalah perawat yang memberikan perawatan di rumah. Tetapi biasanya seorang perawat kesehatan komunitas yang memberikan perawatan di rumah. Penting untuk perawat rumah sakit merujuk pasien ke perawat kesehatan komunitas segera setelah pasien masuk ke rumah sakit. Akan sangat membantu bila perawat kesehatan komunitas dapat memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga sebelum pasien dipulangkan. Beri tahu pasien bagaimana menghubungi perawat pada kasus perawat tidak datang atau bila ada kebingungan tentang waktu dan tempat. Temukan informasi tentang pelayanan sosial yang tersedia di komunitas dan rujuk pasien bila perlu.

Prinsip dasar penyuluhan pasien yang baik

Ketika menyiapkan pasien dan keluarga untuk pulang, selalu ikuti prinsip dasar penyuluhan pasien yang baik: Jadwalkan penyuluhan ketika pasien sadar dan berminat terhadap pembelajaran. Mulai dengan bahan yang paling ingin pasien ketahui. Bila Anda mempunyai beberapa hal untuk diberi tahu kepada pasien, selalu mulai dengan informasi yang paling sederhana. Berikutnya berikan pasien informasi yang lebih rumit. Gunakan kata-kata yang jelas, umum, bukan kata-kata medis.

182

Bab 16. Menyiapkan pasien untuk pulang

Hentikan bila pasien tampak bingung dan tanyakan apakah ia memahami. Bila perlu ulangi lagi informasi tersebut, atau katakan dalam kata-kata yang berbeda sampai Anda yakin bahwa ia memahami Anda. Dorong pasien untuk mengomentari dan mengajukan pertanyaan dan untuk menunjukkan pada Anda apa yang ia ketahui. Minta untuk demonstrasi ulang prosedur yang perlu dilakukan pasien. Bila prosedur melibatkan area tubuh pribadi, akan membantu untuk meminta perawat yang sama jenis kelaminnya dengan pasien untuk menunjukkan pada pasien bagaimana melakukannya. Dorong anggota keluarga untuk mengajukan pertanyaan. Pastikan bahwa mereka memahami apa yang perlu dilakukan. Gunakan gambar dalam penyuluhan Anda dan berikan makalah sederhana dalam bahasa pasien. Berikan jawaban yang jelas untuk pertanyaan dan berikan senyaman dan setenang mungkin, tanpa mengatakan bahwa ada yang tidak benar.

Ketika pasien meninggalkan rumah sakit


Ketika pasien meninggalkan rumah sakit, sekali lagi tekankan informasi yang telah Anda berikan sebelumnya dan program dokter untuk medikasi, tindakan, atau peralatan khusus. Tekankan perjanjian rujukan sehingga pasien jelas tentang halhal yang harus dilakukan. Yakinkan pasien dan keluarga memahami keterbatasan pasien, seberapa lama hal ini akan berlangsung, bagaimana mengenali tanda dan gejala yang perlu diwaspadai, dan tindakan yang harus mereka lakukan untuk membantu pemulihan pasien semaksimal mungkin. Dorong pasien dan keluarga untuk datang kembali ke rumah sakit bila kondisinya tidak membaik atau memburuk. Ketika pasien pulih, dorong untuk kembali ke kehidupan dan perannya yang normal seperti sebelum sakit. 183

REFERENSI

Terbitan WHO Action Programme for the Elimination of Leprosy: Status Report 1996. Geneva: World Health Organization, 1996 (WHO/LEP/96.5). AIDS Home Care Handbook. Geneva: World Health Organization, 1993 (WHO/GPA/IDS/HCS/93.2). Chemotherapy of Leprosy. Report of a WHO Study Group. Geneva: WHO Technical Report Series 847, 1994. Caring for Mothers and Their Babies. Manila, Philippines: World Health Organization Regional Ofce for the Western Pacic, 1997. Clean Delivery: Techniques and Practices for Prevention of Tetanus and Sepsis. Geneva: World Health Organization, 1994 (WHO/MSM/ CHD94.6). Community Health Worker: Working Guide, Guidelines for Training, Guidelines for Adaptation. Geneva: World Health Organization, 1990. Counselling for Maternal and Child Health. Manila, Philippines: WHO Regional Ofce for the Western Pacic, 1995. Detecting Pre-Eclampsia: Using and Mantaining Blood Pressure Equipment. Geneva: World Health Organization, 1992 (WHO/MCH/MSM/92.3). Diarrhoea Management Training Course: Participant Manual. (Rev. Ed.). Geneva: World Health Organization, 1992 (CDD/SER/90.2. Rev 1). Elimination of Leprosy (Revised ed.). Geneva: World Health Organization, 1996 (WHO/LEP/96.4). Epidemiological Review of Leprosy in the Western Pacic Region 1982-1995. Manila, Philippines: WHO Regional Ofce for the Western Pacic, 1996. Epidemiological Review of Tuberculosis in the Western Pacic Region. Manila, Philippines: Research Institute of Tuberculosis, Japan Anti184

Referensi

Tuberculosis Association and WHO Regional Ofce for the Western Pacic, 1995. Essential Elements of Obstetric Care at First Referral Level. Geneva: World Health Organization, 1991. Guide to Eliminating Leprosy as a Public Health Problem. (Pocket Ed.). Geneva: World Health Organization, 1995 (WHO/LEP/95.1). Guidelines for Cholera Control. Geneva: World Health Organization, 1993. Guidelines for the Clinical Management of HIV Infection in Adults. Geneva: World Health Organization, 1991 (WHO/GPA/IDS/HCS/91.6). Harries, A.D., & Maher, D. TB/HIV: A Clinical Manual. Geneva: World Health Organization, 1996. HIV Infection and AIDS: Guidelines for Nursing Care. HIV/AIDS Reference Library for Nurses, Vol.4. Manila Philippines: WHO Regional Ofce for the Western Pacic, 1993. HIV Prevention and Care: Teaching Modules for Nurses and Midwives. Geneva: World Health Organization, 1993 (WHO/GPA/CNP/TMD/93.3). Infection Control. HIV/AIDS Reference Library for Nurses, Vol.2. Manila, Philippines: WHO Regional Ofce for the Western Pacic, 1993. Intercountry Workshop on the Role of Nurses and Auxiliary Staff in Care of Persons with HIV/AIDS/STD. Alexandria, Egypt: WHO Regional Ofce for the Eastern Mediterranean, 1997. Learning Material on Nursing (LEMON), Chapter 1-13. Copenhagen, Denmark: WHO Regional for Europe, 1996. Living with AIDS in the Community. Geneva: World Health Organization, 1992 (WHO/GPA/IDS/HSC/92.1). Management and Prevention of Diarrhoea: Practical Guidelines (3rd. Ed.). Geneva: World Health Organization, 1993. Management of Acute Respiratory Infection in Children. Geneva: World Health Organization, 1995.

185

Pedoman perawatan pasien

Managing Maternal and Child Health Programmes: A Practical Guide. Manila: WHO Regional Ofce for the Western Pacic, 1997. MDT: Questions and Answers (Revised edition). Geneva: World Health Organization, 1996 (WHO/LEP/96.6). Mother-Baby Package: Implementing Safe Motherhood in Countries. Geneva: World Health Organization, 1994 (WHO/FHE/MSM/94.11). Obstetric and Contraceptive Surgery at the District Hospital: A Practical Guide. Geneva: World Health Organization, WHO/MCH/MSM/92.8. On Being in Charge: A Guide to Management in Primary Health Care. (2nd Ed.). Geneva: World Health Organization, 1992. Outpatient Management of Young Children with ARI: A Four-Day Clinical Course: Directors and Facilitators Guide. Geneva: World Health Organization, 1995. Outpatient Management of Young Children with ARI: A Four-Day Clinical Course. Participant Manual. Geneva: World Health Organization, 1995. Quality Health Care for the Elderly: A Manual for Instructors of Nurses and Other Health Workers. Manila: WHO Regional Ofce for the Western Pacic, 1995. TB: WHO Report on the Tuberculosis Epidemic. Geneva: World Health Organization, 1997. Things to Do to Stay Healthy. Manila: WHO Regional Ofce for the Western Pacic, 1995.

Terbitan Lain Balladin, B., Hart, R., Huenges, R., & Versluys, Z., Child Health. Rural Health Series 1. Nairobi, Kenya: African Medical and Research Foundation, 1984. Cage, C.B., Francis, M.D., Van Leuven, K., & White, C.T., Clinical Companion to Fundamentals of Nursing Care. Redwood City, CA, USA: Addison-Wesley, 1995. 186

Referensi

Child Health Dialogue, 2nd and 3rd quarters, double issue 3 and 4, 1996. Child Health Dialogue, 4th quarter, Issue 5, 1996. Chin, P., Fundamentals of Nursing. El Paso, Texas, USA: Skidmore-Roth Publishing, Inc, 1995. Crofton, J., Horne, N., & Miller, F., Clinical Tuberculosis. London, England: Macmillan Education, Ltd., 1992. Desenclos, J.C. (Ed.), Clinical Guidelines: Diagnostic and Treatment Manual (3rd Ed.). Paris, France: Medicins sans Frontieres, 1993. Ebrahim, G. J., Nutrition in Mother and Child Health. London, England: Macmillan, 1983. Ebrahim, G. J., Paediatric Practice in Developing Countries. (2nd Ed.). London, England: Macmillan, 1993. Essential Obstetrics Function. Kathmandu, Nepal: Health Learning Materials Centre, T.U. Institute of Medicine, 1993. Evian, C., Orlek, J., & Scholtz, A., Primary Clinical Care, Books 1-14. Johannesburg, South Africa: Health Services Development Unit, Department of Community Health, University of the Witwatersrand Medical School, 1987-1992. Eye Infections. The Prescriber: Guidelines on the Rational Use of Drugs in Basic Health Services, Issue no. 13. New York, NY, USA: UNICEF, 1997. Hosken, F., The Universal Childbirth Picture Book. Lexington, MA, USA: Womens International Network News, 1995. Infection Prevention Policy Guidelines for Health Facilities. Port Moresby, Papua New Guinea: National Department of Health, 1995. Kenyon, M., Maternal Child Health Manual for Solomon Islands. Honiara, Solomon Islands: Save the Children Fund Australia, 1992. King, M., King, F., & Soebagio, M., Primary Child Care: A Manual for Health Workers, Book One. Oxford, England: Oxford University Press, 1984.

187

Pedoman perawatan pasien

Klein, S., A Book for Midwives. Palo Alto, CA, USA: The Hesperian Foundation, 1995. Kozier, B., Erb, G., Blais, K, & Wilkinson, J., Fundamentals of Nursing Care: Concepts, Process, and Practice (5th Ed.). Redwood City, CA, USA: Addison Wesley, 1995. Luckman, J. (Ed.), Saunders Manual of Nursing Care. Philadelphia, PA: Saunders, 1997. Midwives Manual on Maternal Care. San Lazaro, Manila: Maternal and Child Health Service, Department of Health, and UNICEF, 1993. Practical Guidelines for Preventing Infections Transmitted by Blood or Air in Health-Care Settings. London: Appropriate Health Resources and Technologies Action Group, 1996. Ramanujam, T, M., Parenteral Nutrition in Infants and Children. Madras, India: V.V. Publishers, 1988. Reducing the Impact of HIV/AIDS on Nursing/Midwifery Personnel: Guidelines for National Nurses Associations and Others. Geneva: International Council of Nurses, 1996. Rigal, J. Ed., Minor Surgical Procedures in Remote Areas. Paris: Medecins sans Frontieres, 1989. Werner, D., & Bower, B., Helping Health Workers Learn. Palo Alto, CA: The Hesperian Foundation, 1982. Werner, D., Thurman, C., & Maxwell, J., Where There Is No Doctor. (Revised Ed.). Palo Alto, CA: The Hesperian Foundation, 1992. Witter DU Gas, B., Introduction to Patient Care. (4th Ed.). Philadelphia: Saunders, 1983.

188

Anda mungkin juga menyukai