Mendapatkan pelayanan kesehatan merupakan hak setiap warga negara. Pada tahun 2004 Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan berencana menaikan tarif pelayanan kesehatan di RSUD Ulin Banjarmasin. Penclitian ini bcrtujuan untuk mengcvaluasi terhadap tingkat tarif yang berlaku di Poliklinik RSUD Ulin Banjarmasin. I l a 4 icmuan dan analisa mcnyimpulkan bahwa masyarakal berpendapat bahwa tingkat tarif pelayanan kesehatan yang berlaku sekarang ini adalah relatif masih mahal.
Kala kunci
:Tingkat Tarif, Pelayanan Kesehatan.
PENDANULUAN
Terakhir pada
tahun
2004
ini
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Kehadiran rumah sakit pemerintah di daerah termasuk Rumah Sakit Umum Ulin mutlak diperlukan guna memenuhi kebutuhan masyarakat kota Banjarmasin di bidang kesehatan. Tentunya ha1 ini harus didukung dengan adanya tenaga medis dan fasilitas serta perlengkapan yang memadai, serta tingkat tarif pelayanan kesehatan yang tidak mahal (terjangkau) bagi masyarakat golongann ekonomi lemah (rakyat miskin). Pada tahun 200 1 Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan melalui Perda nomor 3 tahun 2001 menaikan tarif pelayanan kesehatan pada Rumah sakit Umum Ulin Banjarmasin, begitu pula dengan tarif
TUJUAN PENELITIAN
dalam ha1 ini Pihak Rumas Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin berencana untuk kembali menaikan tarif pelayanan kesehatan di lembaga pelayanan kesehatan daerah tersebut. Untuk itulah peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh apakah kebijakan kenaikan biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit daerah khususnya Rumah Sakit Umum Ulin Banjarmasin bagi masyarakat sangat atau memberatkan
sebaliknya masyarakat merasa mampu saja memenuhi biaya pelayanan kesehatan yang baru tersebut.
pelayanan kesehatan di Poliklinik. Angka kenaikan tarif ini hampir enam kali lipat dari tarif sebelumnya.
Untuk memberikan evaluasi terhadap tingkat tarif barn yang berlaku pada pelayanan kesehatan di Poliklinik Rumah
yang tidak beres dalam sistem pelayanan yang diberikan oleh birokrasi, yaitu masih bias kepada orang
orang berduit.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pelayanan Publik
Sementara orang - orang terlantar dan miskin sernakin terlupakan dan semakin jauh dari uluran tangan birokrasi. Menurutnya salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya akses differensial terhadap pelayanan publik adalah faktor organisasinya. Karena pertimbangan pertimbangan rasionalitas dan efisiensi, organisasi pelayanan publik cenderung untuk memilih kelompok sasaran y m g mereka pandang paling menguntungkan buat pencapaiann perhatian karena tujuan dari organisasi. organisasi ini Karena itu golongan miskin selalu kurang mendapat pemerintah, golongan kurang
Dalam birokrasi
memperhatikan asas keterjangkauan dan pemerataan dalam pelayanan (Wahyudi memihak kepada Kumorotomo, 1992 :133). Secara normatif birokrasi seharusnya golongan miskin karena merekalah yang perlu dibantu untuk ikut menikmati hasil hasil pembangunan. Pelayanan yang mudah dan murah merupakan ha1 yang esensial bagi mereka karena dilihat dari kondisi ekonomi mereka tidak mungkin mendapatkan pelayanan kesejahteraan sosial yang mahal. Sangat disayangkan bahwa dalam kenyataan justu yang terjadi adalah ha1 yang scbaliknya, aparatur birokrasi cenderung menghindari kelompok miskin karena mereka tidak ingin kehilangan konco - konco yang telah menguntungkan posisi mereka. Dengan mengambil data dari empat scktor pelayanan, yaitu pendidikan, kesehatan, listrik dan air minum, Sofian Effendi (1992 : 133) mengungkapkan bahwa tingkat kemudahan pelayanan bagi masyarakat golongan mcncngah kc bawah ternyata masin rendah. Jelas ada sesuatu
dipandang sebagai golongan rawan yang kurang menguntungkan. Untuk memberikan pelayanan masyarakat, lagi dan aparat dijaga kepada seluruh lapisan bisa ditunda
pada
tunda
jajaran
hendaknya
konsistensinya (Wahyudi Kumorotomo, Miflah Thoha (1984 : 43-44) mengurailtan ciri - ciri pelayan publik scbagai berikut :
yang
kedua
adalah yaitu ketika mahal Tarif pelayanan kesehatan ini bisa dikatcgorikan dalam tiga tingkatan yaitu (pasien tidak mampu mereka untuk rasa membayar), terjangkau (pasien mampu saja membayar walaupun memberatkan), dan murah (pasien sangat mampu untuk membayar).
pcnafsiran terhadap kegiatan para dokter dan kesehatan adalah menangani pasien. Kriteria yang sering digunakan kesesuaian penaganan pasien dengan standar yang ada harapan profesi yang bersangkutan. Standar dapat diketahui dari pelayanan yang dapat diobservasi dalam praktek pelayanan seharihari. Pendekatan yang terakhir adalah pendekatan hasil akhir pelayanan medis. Pendekatan ini berkaitan dengan status pelayanan kesehatan semua penduduk dati pemuasan semua pihak yang berkaitan dengan pelayanan medis. Jadi menurut pendekatan ini, pelayanan yang memuaskan adalah jika proses pelayanan berlangsung dengan baik dan didukung oleh struktur pelayanan yang baik. 3. Tarif Pelayanan Kcsehatan Tarif pelayanan kesehatan adalah Jumlah Biaya atau uang yang dibebankan oleh pihak lembaga pemberi pelayanan kesehatan terhadap pasien atas jasa
METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan yang dipergunakan dalam pcnclilian ini aclalah pcnclilian kuiilitatir dengan metode evaluatif. Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Sampel penelitian Poliklinik diambil Rumah secara Sakit acak, Umum yaitu Ulin masyarakat yang pernah berobat pada Banjarmasin. Jumlah sampel yang diambil dalani penelitian ini adalah 100 orang. Teknik Analisa dilakukan dengan cara data yang berhasil dikumpulkan diteliti kebenaranya, kemudian dimasukan kc dalam label distribusi frekuensi untuk kemudian diinterpretasikan dan disimpulkan.
pelayanan kesehatan yang mercka terinia. Jasa pelayanan terscbut meliputi bia),a konsultasi dan pemeriksaan dokter, biaya obat dan biaya administrasi.
Tabel 1 Tarif Pelayanan Poliklinik No Pelayanan Tarif pasien umum Pasien dengan rujukan Tindakan medik ringan Tindakan sedang Tarif (Rp) 12.500 7.500 47.500 195.000
2
3
4
Dari hail wawancara yang penelili lakukan mengenai Tingkat tarif yang berlaku saat ini terhadap pasien yang pernah berobat di Poliklinik Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin didapat temuan sebagaimana pada tabel 2 . Pada tabel 2 menunjukkan pendapat responden terhadap tingkat tarif yang di Tabel 2 Tingkat Tarif Pasien Umum No Tarif Mahal Murah Jumlah Sumber : Data primer penelitian, tahun 2004. Tabel 3 Tingkal Tarif'Pasien dcngan Rujukan NO 1 2 Mahal Murah Jumlah Sumber : Data primer penelitian, tahun 2004. Tarif
kemkan kepada pasien yang berasal dari masyarakat umum. Dari 100 responden, 85 % ~nenyatakanbahwa pengenaan tarif pelayanan kesehatan kepada mereka adalah mahal. Dan hanya 15 % dari mereka yang menyatakan murah. Artinya kecenderungan tingkat tarif pasien umum adalah mahal.
Frckuensi 85 15 100
I
2
Frekuensi 40 60 100
Tarif
Frekuensi
65
Prosentase (%)
65
35 100
35 100
Tabel
menunjukkan pcndapat
Dan hanya 35 % dari mereka yang menyatakan murah. Artinya kecenderungan tingkat tarif pasien untuk mendapatkan pelayanan tindakanl operasi ringan adalah ~nahal. Tabel dikenakan sedang. Dari
responden terhadap tingkat tarif yang dikenakan kepada pasien dari masyarakat umum yang menggunakan surat rujukan dari Puskesmas. Dari 100 responden, 40 % menyatakan bahwa pengenaan tarif pelayanan kesehatan kepada mereka adalah mahal. Dan hanya 60 % dari mereka yang menyatakan murah. Artinya kecenderungan tingkat tarif pasien dengan rujukan murah. Tabel
menunjukkan pasien
pendapat untuk 91
%
responden terhadap tingkat tarif yang kepada mendapatkan pelayanan tindakanl operasi 100 responden, bahwa pengenaan menyatakan tarif
4 menunjukkan pendapat
pelayanan kesehatan kepada mereka adalah mahal. Dan hanya 9 % dari ~nerekayang menyatakan murah. Artinya kecenderungan tingkat tarif pasien untuk mendapatkan pelayanan tindakanl operasi sedang adalah mahal.
responden terhadap tingkat tarif yang dikenakan kepada pasien yang mendapatkan tindakan atau operasi ringan. Dari 100 responden, 65 % menyatakan bahwa pengenaan tarif pelayanan kesehatan kepada mereka adalah mahal.
Tabel S Tingltat Tarif Tindakan sedang Tarif Mahal Murah Jumlah Frekuensi
91
No
Prosentase (%)
91
9 100
100