Anda di halaman 1dari 17

PENDIRIAN PERKUMPULAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT

DESA KECAMATAN KAB. KOTA

: MULYOREJO : SUNGGAL : DELI SERDANG

PEMBUKAAN

Pada dst. Menghadap nama-nama orang dari masyarakat peserta rembug warga pembentukan perkumpulan BKM, yang telah diberi kuasa oleh rembug warga kelurahan, atas nama seluruh masyarakat Desa/Kelurahannya untuk menandatangani dokumen Akta Pendirian perkumpulan. 1. Tuan/Nyonya Rudiman Simatupang (pekerjaan/jabatan) Wiraswasta bertempat tinggal di Dusun XIII Desa Mulyorejo 2. Tuan/Nyonya Aditrafsilo (pekerjaan/jabatan) Pegawai BUMN bertempat tinggal di Dusun XXI Desa Mulyorejo 3. Tuan/Nyonya Linda Simamora (pekerjaan/jabatan) Wiraswasta bertempat tinggal di Dusun XII Desa Mulyorejo Nama-nama penghadap diatas tidak meiliki hak atas aset-aset tetap maupun aset bergerak dari organisasi/lembaga ini dikemudian hari. Penghadap yang telah dikenal oleh saya, notaris, dengan ini lebih dahulu menerangkan; Bahwa para anggota Perkumpulan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) berkedudukan di Desa Mulyorejo yang selanjutnya akan disebut BKM, pada tanggal 17 Maret 2012 dimulai pukul 10.00 sampai pukul 15.00 bertempat di Kantor Kepala Desa Mulyorejo. telah mengadakan rembug warga kelurahan dan telah dibuat suatu risalah (notulen)-nya yang bermeterai cukup pada minuta akta ini; Bahwa oleh rembug warga tersebut penghadap telah diberi kuasa untuk menghadap kepada saya, notaris, guna membuat penetapan dalam akta ini dari segala sesuatu yang telah diputuskan dalam rapat tersebut; dan Bahwa dalam rembug warga tersebut telah diambil keputusan dengan suara bulat mengenai halhal sebagai berikut; Menyusun dan menetapkan anggaran dasar BKM tersebut di atas sebagaimana diuraikan di bawah ini;

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM)


DESA : MULYOREJO KECAMATAN : SUNGGAL KAB. KOTA : DELI SERDANG
BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Kedudukan Keanggotaan BKM berkedudukan di wilayah kelurahan/desa dimana BKM tersebut didirkan. Pasal 2 Syarat dan Kriteria Anggota (1) Anggota BKM adalah warga yang berdomisil di Desa Mulyorejo dibuktikan dengan KTP atau berdomisil tetap. (2)Anggota BKM adalah relawan dan bersedia tidak menerima imbalan finasial (3)Kriteria anggota BKM adalah jujur,adil, dapat dipercaya, punya dedikasi tinggi dalam melayani masyarakat menetap di Desa tersebut. (4)Memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan warga dan dipercaya warga untuk mengemban amanat masyarakat untuk menanggulangi masalah kemiskinana. Pasal 3 Proses Pemilihan Anggota (1)Proses Pemilihan Anggota dilakukan secara berjenjang dari tingkat Dusun hingga tingkat Desa. (2)Pemilihan anggota-anggota BKM dilakukan secara langsung, rahasia, tertulis, jujur dan partisipatif. Tanpa ada upaya pencalonan diri ataupun kampanye dan rekayasa dari pihak manapun. (3)Hanya wakil-wakil utusan warga Dusun yang telah dipilh masyarakat yang memiliki hak suara dan berhak memilih serta dipih sebagai anggota BKM. Dalam hal ini peserta rapat menuliskan beberapa nama yang dipilihnya (5 nama) yang dianggap memenuhi criteria yang disepakati bersama. (4)Nama-nama yang memperoleh suara terbanyak hingga mencapai jumlah anggota BKM yang disepakati, ditetapkan sebagai anggota BKM di Desa bersangkutan. Pasal 4

Prosedur Pembentukan, Pergantian dan Penerimaan Kembali Anggota (1)Anggota berhenti karena meninggal dunia, atas permintaan sendiri, dan diberhentikan. (2)Tata cara pemberhentian anggota dilakukan melalui mekanisme pengambilan keputusan secara langsung dan rahasia yang diatur secara teknis akan diatur tersendiri oleh BKM. (3)Pergantian anggota dilakukan melalui rapat anggota BKM berdasarkan hasil nominasi anggota BKM pada saat rembug warga. (4)Pergantian anggota BKM dilaksanakan melalui rapat anggota BKM dengan memperhatikan nominasi anggota BKM pada saat diadakan warga pemilihan anggota. (5)Bilaman nominasi anggota BKM tidak bersedia/tidak ada maka diadakan rembug warga khusus untuk pemilihan anggota antar waktu. (6)Masa jabatan penggantian anggota antar waktu berakhir pada waktu masa jabatan yang digantikannya beraikhir. (7)Penerimaan kembali anggota yang disebabkan karena diberhentikannya/mengundurkan diri, akan diatur tersendiri melalui Rapat Keputusan Khusus (RKK). (8) Anggota BKM yang tidak berperan aktif selama 3 bulan dianggap mengundurkan diri dan tidak ada hak menuntut apapun. Pasal 5 HAK (1) Setiap anggota mempunyai hak sama dalam setiap pengambilan keputusan (2)Setiap anggota memperoleh perlakuan yang sama dalam melakukan pendapat dan mengajukan usul dan saran dalam setiap pengambilan keputusan (3)Setiap anggota mempunyai hak memperoleh perlakuan yang sama, perlindungan, perantaran, pelatihan. Pasal 6 Kewajiban Anggota (1) Setiap anggota BKM berkewajiban untuk menjalankan amanah warga dalam menanggulangi kemiskinan, pembanguna lingukungan, pembinaan ekonomi warga, dan pengembangan kelembagaan. (2)Anggota bertugas merumuskan dan menetapkan kebikan BKM dalam mencapai maksud dan tujuan BKM (3)Anggota bertanggungjawab atas jalannya pelayanan penanggulangan kemiskinan yang menjadi amanah warga Desa. (4)Anggota bertanggung jawab kepada warga dalam Rembug Umum Warga (RUW). (5)Setiap anggota berkewajiban menjalankan tugas, peran dan fungsi BKM serta mentaati seluruh aturan main yang ada dalam PNPM. (6)Setiap anggota berkewajiban menghadiri rapat-rapat, bagi yang tidak hadir dalam rapat rapat, maka tidak dapat menerima dana BOP atau dana lain yang berhubungan dengan PNPM P2KP di Mulyorejo.

BAB II Rapat-Rapat Pasal 7 (1) Rapat angota tahunan (RAT) sah bila dihadiri setengah plus atau dari sejumlah undangan. Perwakilan dalam rapat BKM selain anggota BKM rapat itu harus dihadiri oleh perwakilan masyarakat (Dusun, kelompok masyarakat, kelompok peduli, KSM untuk unit-unit yang ada, pemerintah Desa). (2)Rapat koordinasi anggota (RKA) sah bila dihadiri setengah plus satu dari jumlah anggota BKM. (3)Rapat prioritas usulan kegiatan (RPUK) sah bila dihadiri setengah plus satu dari jumlah anggota BKM, UPK dan UP yang lain sesuai dengan kebutuhan. (4)Rapat keputusan khusus (RKK) sah bila dihadiri dua per tiga plus satu dari jumlah anggota BKM dan undangan yang membahas tentang perubahan AD/ART, audit independent keanggotaan, keanggotaan antar waktu, dan forum BKM. BAB III REFERENDUM Pasal 8 (1)Referendum diadakan melalui rapat anggota BKM yang dihadiri dua pertiga plus satu dari jumlah undangan. (2)Referendum untuk pembubaran BKM bilamana terjadi : a. terdapat indikasi bahwa prinsip dan nilai PNPM tidak dapat dilaksanakan oleh BKM b. Pelaksanaan kegiatan oleh BKM tidak melibatkan dan atau tidak bermanfaat bagi kepentingan perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin. c. Ditemukan indikasi adanya penyalahgunaan wewenang dan keputusan dalam penggunaan dana bantuan di Desa. d. Tidak terdapat indikasi potensi keberlanjutan (sustainability) program/kegiatan, dana dan kelembagaan diDesa. e. Terdapat indikasi bahwa BKM mengabaikan tanggungjawab dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan. BAB IV PENGELOLAAN KEUANGAN Pasal 9 Unit Pengelola Keuangan (UPK) (1) UPK dibentuk dan dibubarkan oleh rapat Anggota BKM. (2)UPK dipimpin oleh seorang manajer dibantu staf sebagai kasir dan juru tagih atau sesuai dengan kebutuhan

(3)Manajer dan staf diangkat dan diberhentikan oleh rapat anggota BKM (4)UPK bertugas mengelola dana bergulir masyarakat yang bersumber pada dana BLM (bantuan langsung masyarakat) serta dana lain yang diterima BKM (5)Manajer dan staf UPK berhak menerima imbalan honor yang besarnya disesuaikan dengan prestasi kerjanya dan disesuaikan dengan kemampuan BKM yang ditetapkan dalam rapat anggota BKM. (6)Sanksi dan besarnya jasa pinjaman ditetapkan tersendiri melalui rapat BKM (7)Manajer bertanggungjawab kepada BKM

Pasal 10 Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab UPK (1)Unit pengelola keuangan atau upk adalah unit pelaksana Bkm yang bertugas menjalankan keputusan serta kebijakan yang ditetapkan BKM dalam mengelola dan bergulir masyarakat dan dana lainnya. (2)UPK berwenang menilai kelayakan teknis dan kelayakan lingkungan yang diverifikasi oleh anggota BKM dank MW selama pedampingan berlangsung (3)UPK mempunyai tugas mencairkan dan menyalurkan dana yang dinilai layak dan disetujui rapat prioritas usulan kegiatan (RPUK) (4)UPK mempunyai tanggung jawab melakukan pemantauan, pengawasan dana yang disalurkan kepada warga/ KSM penerima pinjaman dana dari BKM (5)BKM dapat membentuk UP yang lain melalui rapat anggota BKM dan bagi UP yang tidak aktif selama satu tahun dapat di berhentikan melalui rapat anggota BKM. Pasal 11 Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab Manajer UPK (1) Manajer bertugas mendeskripsikan rencana, melaksanakan, mengawasai dan mengevaluasi kebutuhan dan realisasi dana yang disalurkan kepada warga/ KSM. (2)Berwenang melakukan perjanjian dengan warga/ KSM binaan PKM (3)Bertanggungjawab kepada anggota BKM melalui rapat-rapat BKM. (4)Manajer UPK berwenang mengangkat staf pembantu untuk melakukan verifikasi usulan, penagihan, pencatatan, dan penyimpanan dokumen yang dimbalannya ditentukan oleh rapat anggota BKM. (5)Dalam hal manajer berhalangan maka tugas harian akan dilakukan oleh anggota BKM ynag ditunjukan dan keputusan dilakukan dalam rapat kordinasi BKM. BAB V KEUANGAN BKM Pasal 12

(1) BKM melalui upk mengelola dana BLM untuk disalurkan kepada masyarakat miskin hasil pemetaan swadaya melalui KSM-KSM. (2)Rekening BKM adalah rekening giro yang harus atas nama lembaga (BKM), bukan atas nama seseorang atau sekelompok orang. (3)Rekening BKM tidak diperkenankan dalam bentuk deposito atau jenis lainnya yang dilakukan untuk kepentingan pemupukan dana, (4)Spesimen rekening bank atas lembaga (BKM) ditandatangani oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dari wakil-wakil masyarakat Desa setempat. (5)Nama-nama penandatangan spesimen rekening BKM tersebut harus ditetapkan dalam berita acara rapat anggota BKM yang ditandatangani oleh seluruh anggota BKM. (6)Rapat anggota BKM juga berwewenang untuk menetapkan pergantian nama penandatangani spesimen rekening bkm di bank yang ditunjuk (7)Selain dari BLM bantuan PNPM, keuangan bkm dapat berasal dari pemerintahan daerah, anggota / swadaya masyarakat, kegiatankegiatan lain oleh lembaga sendiri yang sah. (8)Sumber keuangan untuk biaya awal operasional BKM diperoleh dari biaya administrasi atau fee manajemen. (9)Pencairan biaya administrasi atau fee manajemen bagi BKM tersebut dilakukan secara bertahap sesuai dengan tahapan pencairan dana BLM ke masyarakat Desa. (10) Biaya administrasi dan operasional BKM dapat dibiayai jasa pinjaman dari dana bergulir dengan ketentuan sebagai berikut; sebagian pendapatan dari jasa pinjaman harus digunakan untuk pemupukan modal, untuk keperluan biaya operasional BKM, biaya pemeliharaan prasarana serta sarana dasar lingkungan, biaya bantuan sosial, dan lain-lain yang jenis dan besarnya masing-masing harus disepakati dalam Rapat Anggota BKM. Bab VI Perubahan ART Pasal 13 (1)Anggaran Rumah Tangga masa berlakunya selama 3 tahun (2)Perubahan Anggaran Rumah Tangga dapat dilakukan melalui rapat anggota tahunan. BAB VII Hal Hal Lain Pasal 14 Dalam menjalankan tugass dan fungsi BKM akan berhasil manakala seluruh proses dalam pembentukan bkm berjalan dengan benar yang dijiwai oleh semangat, pengabdian dan disiplin tinggi. BAB VIII PENUTUP

Pasal 15 1. Hal hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga diatur dalam keputusan tersendiri melalui rapat anggota BKM. 2. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Mulyorejo Pada tanggal 2012 : 17 Maret : Desa

Pimpinan Rembug Warga Pembentukan

Panitia Pembentukan

Panitia

Peserta Rapat Rapat

Peserta Rapat

Peserta

PENDIRIAN PERKUMPULAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT


DESA : MULYOREJO KECAMATAN : SUNGGAL KAB .KOTA : DELI SERDANG

ANGGARAN DASAR
BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU Pasal 1 1) BKM ini bernama Mulyorejo Bersatu. Yang selanjutnya disebut BKM Mulyorejo Bersatu 2) BKM Mulyorejo Bersatu berkedudukan di Desa Mulyorejo, Kecamatan Sunggal, Kota / Kabupaten Deli Serdang 3) BKM Mulyorejo Bersatu didirikan Pada Hari Sabtu Tanggal Tujuhbelas Bulan Maret Tahun Dua Ribu Dua Belas untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya. BAB II BENTUK DAN SIFAT LEMBAGA

Pasal 2 1) Bentuk lembaga adalah perkumpulan 2) Sifat lembaga, bahwa perkumpulan BKM Mulyorejo Bersatu adalah lembaga/organisasi milik seluruh masyarakat desa/kelurahan, dan bukan milik pemerintah, perorangan atau kelompok masyarakat tertentu. BAB III LANDASAN DAN ASAS Pasal 3 1) Landasan dan dasar filosofi yang digunakan oleh lembaga ini adalah penanggulangan kemiskinan secara mandiri, efektif dan berkelanjutan melalui pemerdayaan masyarakat. 2) BKM berasaskan pancasila 3) BKM dalam acuan dasarnya berpegang pada nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakatan.

BAB IV VISI, MISI, DAN NILAI-NILAI SERTA PRINSIP-PRINSIP Pasal 4 Visi dan Misi 1) Visi BKM adalah menuju masyarakat yang berdaya dan mampu menjalin sinergi dengan pemda serta kelompok perduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan dengan cara efektif secara mandiri dan berkelanjutan. 2) Misi BKM adalah memberdayakan masyarakat miskin perkotaan dengan menjalin kerjasama sinergis dengan pemerintah daerah dan kelompok perduli lokal dalam upaya penanggulangan kemiskinan, melalui pengembangan kapasitas penyediaan sumber daya, melembagakan budaya kemitraan antar pelaku pembangunan (stakeholder). Pasal 5 Nilai-Nilai Nilai-nilai yang dijunjung, ditumbuhkembangkan dan dilestarikan adalah : a. Dapat dipercaya semua pihak, b. Ikhlas/kerelawanan dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan

c. Kejujuran dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan, dan dalam proses pengambilan keputusan, pengelolaan dana dan pelaksanaan kegiatan d. Keadilan dalam menetapkan kebijakan, menjawab dan memenuhi kebutuhan nyata dan kepentingan masyarakat miskin, e. Kesetaraan dalam pelibatan masyarakat miskin dengan tidak membeda-bedakan latarbelakang, asal usul, agama, status, jenis kelamin, f. Kebersamaan semua warga masyarakat dari berbagai latar belakang suku, agama, ras, lapisan dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan mendorong tumbuhnya kepedulian dan gerakan masyarakat Pasal 6 Prinsip-Prinsip 1) Demokratis; dalam setiap proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak, terutama kepentingan masyarakat miskin, sehingga keputusan yang diambil secara kolektif dan demokratis. 2) Partisipasi; dalam tiap langkah kegiatan dilakukan secara partisipatif (melibatkan banyak pihak dari seluruh kalangan) sehingga mampu membangun rasa kepemilikan dan proses belajar melalui mekanisme bekerja sama. 3) Transparansi dan Akuntabilitas; dalam proses manajemen organisasi masyarakat, sehingga masyarakat belajar dan melembagakan sikap bertanggung jawab serta tanggung gugat terhadap pilihan keputusan dan kegiatan yang dilaksanakannya. 4) Desentralisasi; dalam proses pengambilan keputusan yang langsung menyangkut kehidupan dan penghidupan masyarakat agar dilakukan sedekat mungkin dengan pemanfaatan sehingga putusan yang dibuat benar-benar bermanfaat bagi massyarakat banyak. BAB V MAKSUD DAN TUJUAN PENDIRIAN ORGANISASI Pasal 7 1) Membangun organisasi masyarakat warga yang layak dan mampu memberikan pelayanan terhadap masyarakat miskin dan memperkuat di dalam pengambilan keputusan. 2) Mempercepat upaya pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan melalui penguatan capital sosial dengan menumbuhkan kembali nilai-nilai kemanusiaan dalam rangka memperkuat keswadayaan masyarakat warga. 3) Menumbuhkkembangkan pemberdayaan sosial kemasyarakatan, ekonomi local berbasis keluarga, pemberdayaan sarana dan prasarana dasar. 4) Meningkatkan jaringan kerjasama antar lembaga masyarakat dalam koordinasi dan keterpaduan penanggulangan kemiskinan. BAB VI

PERAN TUGAS DAN FUNGSI Pasal 8 Peran Peran BKM adalah mewadahi aspirasi masyarakat dengan cara melibatkan masyarakat agar proaktif dalam proses pengambilan keputusan dalam program pemerdayaa masyarakat dan penanggulangan kemiskinan di wilayahnya dan memperjuangkan dipenuhinya kebutuhan dasar, sosial, ekonomi dan saran dan prasarana dasar serta lingkungan bagi masyarakat miskin. Pasal 9 Tugas dan Fungsi 1) Tugas pokok BKM adalah : a) Merumuskan dan menetapkan kebijakan serta aturan main (termasuk sanksi) secara demokratis dan partisipatif mengenai halhal yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa, termasuk penggunaan dana BLM program pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan di wilayahnya. b) Mengorganisasi masyarakat untuk bersama-sama merumuskan visi, misi, rencana strategi, dan rencana program penanggulangan kemiskinan (Pronangkis); c) Memonitor, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan keputusankeputusan yang telah kembali diambil BKM, termasuk penggunaan dana program pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan di wilayahnya; d) Mendorong berlangsungnya proses pembangunan partisipatif sejak tahap penggalian ide dan aspirasi, pemetaan swadaya atau penilaian kebutuhan, perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan, pemeliharaan hingga monitoring dan evaluasi; e) Memverifikasi penilaian yang telah dilakukan oleh unit-unit pelakasana dan memutuskan proposal mana yang diprioritaskan didanai oleh dana program pemberdayaan masyarakat dana penanggulangan kemiskinan di wilayahnya atau dana-dana lain yang dihimpun oleh BKM, atas dasar criteria dan prosedur yang disepakati dan ditetapkan bersama; f) Memonitor, mengawasi dan member masukan untuk berbagai kebijakan maupun program pemerintah local yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat miskin maupun pembangunan di Desanya; g) Menjamin dan mendorong peranserta berbagai unsure masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan kaum perempuan di wilayahnya, melalui proses serta hasil keputusan yang adil dan demokratis; h) Membangun tranparansi kepada masyarakat khususnya dan pihak luar umumnya, melalui berbagai media seperti papan pengumuman, sirkulasi laporan kegiatan dan keuangan bulanan/triwulan serta rapat-rapat terbuka, dan lainnya; i) Membangun akuntabilitas kepada masyarakat dengan mengauditkan diri melalui auditor external/independen serta menyebarluaskan hasil auditnya kepada selutuh lapisan mayarakat;

j) Melaksanakan Rapat Anggota Tahunan dengan dihadiri masyarakat luas dan memberikan pertanggungjawaban atas segala keputusan dan kebijakan yang diambil kepada masyarakat; k) Membuka akses dan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk melakukan control terhadap kebijakan, keputusan, kegiatan dan keuangan yang di bawah kendali BKM; l) Memfasilitasi aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam perumusan kebutuhan dan usulan program penanggulangan kemiskinan dan pembangunan wilayah Desa setempat, untuk dapat dikomunikasikan, dikoordinasikan dan diintegrasikan dengan program serta kebijakan pemerintah Desa, Kecamatan dan Kota; m) Mengawal penerapan nilai-nilai dasar, dalam setiap keputusan maupun pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan serta pembangunan; n) Menghidupkan serta menumbuhkembangkan kembali nilai-nilai luhur dalam kehidupan bermasyarakat, pada setiap tahapan dan proses pengambilan keputusan serta pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan dan/atau pembangunan Desa dengan bertumpu pada kondisi budaya masyarakat setempat (kearifan lokal): o) Merencakan dan menetapkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan penciptaan lapangan kerja baru, pengembangan ekonomi rakyat, dan peningkatan kualitas lingkungan serta pemukiman yang berkaitan langsung dengan upaya-upaya perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin setempat; p) Memfasilitasi networking (jejaring) kerjasama dengan berbagai potensi sumber daya yang ada di sumber-sumber luas masyarakat setempat. 2) Fungsi BKM adalah menjadi : a) Pusat penggerak dan penumbuhan kembali nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kemasyarakatan dan nilai-nilai demokratis dalam kehidupan nyata masyarakat setempat; b) Pusat pengembangan aturan (kode etik, kode tata laku, dsb); c) Pusat pengambilan keputusan yang adil dan demokratis kegiatan penanggulangan kemiskinan serta pembangunan; d) Pusat pengendalian dan kontrol sosial terhadap proses pembangunan, utamanya penanggulangan kemiskinan; e) Pusat pembangkitan dna mediasi aspirasi dan partisipasi masyarakat; f) Pusat informasi dan komuniakasi bagi warga masyarakat Desa; serta g) Pusat advokasi integrasi kebutuhan dan program masyarakat dengan kebijakan dan program pemerintah. BAB VII KEANGGOTAAN Pasal 10 1) Anggota BKM adalah warga yang tinggal di Desa Mulyorejo yang memenuhi kriteria nilai-nilai kemanusiaan dan telah ditetapkan warga

serta dipercaya warga untuk mengemban amanat masyarakat untuk menanggulangi masalah kemiskinan; 2) Anggota BKM dipilih untuk masa bakti maksimum 3 (tiga) tahun, dengan tiap tahun dilakukan evaluasi dan dapat dilakukan penggantian (reshuffle) serta dapat dipilih ulang. 3) Anggota BKM menggambarkan keterwakilan nilai-nilai kemanusiaan, bukan keterwakilan wilayah, golongan maupun kelompok tertentu. 4) System pemilihan anggota BKM adalah system pemilihan langsung secara rahasia, tanpa pencalonan dan kampanye atau rekayasa. Pasal 11 1) Jumlah anggota BKM haruslah ganjil antara 9 sampai 13 orang sehingga memungkinkan dilakukan pengambilan keputusan dengan suara terbanyak. 2) Jumlah anggota BKM setiap masa bakti, ditetapkan dalam rembug warga dari wakil seluruh masyarakat . BAB VIII LEGALITAS BKM Pasal 12 1) Legalitas BKM tercermin dari proses pembentukannya yang melibatkan seluruh komponen masyarakat baik dari aspek wilayah (Lingkungan), golongan dan kelompok, 2) Hasil kesepakatan masyarakat yang dirumuskan dalam rembug warga yang dilegalisasi adalah lembaga pimpinan kolektif yang terpilih dan mendapatkan mandat untuk memimpin dan mewakili perkumpulan atau himpunan organisasi masyarakat warga Desa yang bersangkutan, 3) Hasil kesepakatan masyarakat yang dirumuskan dalam rembug warga selanjutnya diresmikan melalui pencatatan pada Notaris atau bila dikehendaki mendapatkan status badan hokum melalui pengesahan kantor kehakiman.

BAB IX PERANGKAT ORGANISASI Pasal 13 1) Pimpinan Kolektif BKM terdiri dari 9 sampai 13 orang, dan satu diantaranya dipilih sebagai koordinator, 2) Penasehat, bila dikehendaki BKM sesuai kebutuhan yang bersifat relawan,

3) Sekretaris, sebagai unsur pelaksana harian (maksimum 3 orang) yang bekerja purna waktu dan tidak diperkenankan diangkat dari dan atau merangkap sebagai anggota BKM serta unit-unit pengelola, 4) Unit Pengelola Keuangan, dan Unit Pengelola yang lainnya seperti : Unit Pengelola Pembangunan Kampung, Unit Pemberdayaan Kelembagaan Sosial, dan Unit-unit yang lain. BAB X RAPAT ANGGOTA BKM Pasal 14 1) Rapat Anggota Tahunan (RAT), dilakukan setiap tahun untuk evaluasi dan penilaian terhadap kinerja unit-unit pelaksana BKM, membahas perkembangan kegiatan tahun sebelumnya, dan menetapkan rencana UP-UP dan kegiatan BKM, serta memilih ketua/ coordinator anggota BKM dan pengelola UP-UP pada akhir masa jabatan. 2) Rapat Koordinasi Anggota (RKA), dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan untuk melakukan pembahasan kemajuan dan perkembangan kegiatan serta menetapkan rencana bulan berikutnya untuk kegiatan yang dilaksanakan oleh Unit-unit Pelaksana yang ada. 3) Rapat Prioritas Usulan Kegiatan (RPUK), dilakukan untuk menetapkan prioritas/ perankingan usulan-usulan kegiatan yang telah dinilai layak oleh UPK untuk disetujui memperoleh dana stimulasi BLM, baik penyerapan maupun pergulirannya. 4) Rapat Keputusan Khusus (RKK), dilakukan secara insedental sesuai kebutuhan untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan kegiatan PNPM maupun penanggulangan kemiskinan secara umum sesuai batas kewenangannya, misalnya keputusan mengenai auditor untuk audit independent,keanggotaan dalam forum BKM, utusan peserta pelatihan, dll. BAB XI QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15 1) Rapat-rapat sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 dinyatakan syah apabila diahdiri lebih dari dari jumlah anggota plus 1. 2) Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat dan apabila hari ini tidak mungkin, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak 3) Khusus tentang perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga : a. Sekurang-kurangnya dari jumlah peserta harus hadir b. Keputusan adalah syah apabila diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya dari jumlah peserta yang hadir.

BAB XII UNIT PENGELOLA KEUANGAN DAN UNIT-UNIT PENGELOLA LAINNYA Pasal 16 1) Untuk mengelola keuangan Perhimpunan, BKM mengangkat Pengurus Unit Pengelola Keuangan. 2) Pengurus Unit Pengelola Keuangan terdiri atas minimal 3 (tiga) orang dan atau kebutuhan. 3) Jika dianggap perlu, BKM dapat membentuk unit-unit kegiatan lainnya. 4) Pengurusan Unit Pengelola Keuangan berperan menjalankan kebijakan/keputusan yang ditetapkan oleh BKM. 5) Orang-orang yang diangkat menjadi Pengurus Unit Pengelola Keuangan dan atau unit-unit kegiatan lainnya adalah warga dari Desa/Kelurahan Mulyorejo yang dianggap memiliki nilai-nilai luhur kemanusiaan serta keahlian dibidang keuangan, pembukuan dan perkreditan. 6) Pengurusan Unit Pengelola Keuangan dan unit-unit kegiatan lainnya bertanggung jawab kepada Pimpinan Kolektif BKM. 7) Tugas, wewenang, tanggung jawab, dan honor untuk Pengurus Unit Pengelola Keuangan dan unit-unit kegiatan lainnya ditetapkan oleh Pimpinan Kolektif BKM dalam suatu kontrak kerja terhadap orang per orang. 8) Kontrak kerja pengurus unit sebagaimana disebut dalam ayat 6 berlaku untuk maksimal 1 (satu) tahun. Jika kinerja dari seorang pengurus unit dianggap baik, maka orang tersebut dapat kembali di kontrak untuk tahun-tahun berikutnya, namun setiap pembaruan kontrak kerja tetap hanya berlaku maksimal 1 (satu) tahun. BAB XIII PENGAWASAN Pasal 17 Pengawasan dilakukan melalui : 1) Penyebaran informasi tentang kegiatan BKM 2) Rapat-rapat 3) Audit BKM oleh Auditor Independen 4) BPKP 5) Monitoring, Supervisi, dan Evaluasi setiap Kegiatan oleh kelompok perduli 6) Kotak-kotak pengaduan

BAB XIV SUMBER-SUMBER PENDANAAN BKM Pasal 18

Keuangan diperoleh dari : 1) Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang berasal dari PNPM. 2) Bantuan dari Pemerintah Daerah. 3) Bantuan dari Anggota atau Swadaya Masyarakat. 4) Kegiatan-kegiatan lain oleh lembaga sendiri yang syah. BAB XV PEMBUBARAN Pasal 19 1) Pembubaran BKM hanya dapat dilakukan dengan keputusan yang melibatkan seluruh masyarakat melalui rembug warga. 2) Tata cara pembubaran akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga 3) Dalam hal BKM dibubarkan maka seluruh kekayaan yang dimiliki diserahkan kepada masyarakat, yang pelaksanaannya diatur tersendiri melalui rapat anggota BKM. BAB XVI PENUTUP Pasal 20 1) Hal-hal yang belum ditetapkan dalam anggaran dasar, akan diatur dalam anggaran rumah tangga. 2) Anggaran dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Mulyorejo Pada tanggal 2012 : 17 Maret : Desa

Pimpinan Rembug Warga Pembentukan

Panitia Pembentukan

Panitia

Peserta Rapat Peserta Rapat

Peserta Rapat

Peserta Rapat Rapat

Peserta Rapat

Peserta

ANGGARAN DASAR BKM MULYOREJO BERSATU DESA MULYOREJO

KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA

ANGGARAN RUMAH TANGGA BKM MULYOREJO BERSATU DESA MULYOREJO

KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai