I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
D. Manfaat Penelitian
A. Latar Belakang
(2002) penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor tiga bagi penduduk Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke. Riskesdas (2007) 60 juta wanita Indonesia terkena kanker serviks dan hanya 3% wanita tersebut yang melakukan pemeriksaan pap smear.
SKRT
Roi Holan Ambarita 3
International Agency for Research on Cancer (IARC) kanker leher rahim menempati urutan kedua dari seluruh kanker pada perempuan di dunia. Globocan (2002) Indonesia menempati urutan ke-2 tertinggi dunia setelah China untuk kasus kanker leher rahim. Bagian Gynekologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung ditemukan sebanyak 97 kasus kanker serviks dari bulan Januari-Desember 2010.
WHO (2008) hanya 5% wanita di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia yang mendapatkan pelayanan pap smear. Sedangkan di negara-negara maju, hampir 70% wanita melaksanakan pemeriksaan pap smear. Bagian Poliklinik Obgin RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung sebanyak 512 wanita yang melakukan pemeriksaan pap smear dari bulan Januari-Desember 2010.
WHO (2008) tingkat ekonomi rendah dan tingkat pengetahuan yang kurang tentang pap smear menyebabkan masih banyak wanita di negara berkembang, termasuk Indonesia kurang mendapat informasi dan pelayanan terhadap penyakit kanker leher rahim. Izza, et al. (2009) masyarakat Indonesia masih belum menyadari akan pentingnya pemeriksaan pap smear secara dini, karena rendahnya tingkat pengetahuan dan minimnya akses informasi kesehatan mengenai pemeriksaan pap smear.
Roi Holan Ambarita 6
D. Manfaat Penelitian
Bagi institusi/instansi Dinkes Bagi masyarakat Bagi peneliti Bagi peneliti lain
Roi Holan Ambarita 7
E. Kerangka Penelitian
1. Kerangka Teori (L. Green)
Faktor predisposisi (predisposing factors): Pengetahuan Sikap Tradisi Kepercayaan Nilai-nilai
Faktor pendukung (enabling factors): Ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan
Perilaku
Faktor pendorong (reinforcing factors): Sikap dan perilaku petugas kesehatan, toma, toga Undang-undang Peraturan-peraturan
Roi Holan Ambarita 8
2. Kerangka Konsep
Pengetahuan tentang pemeriksaan pap smear Sikap terhadap pemeriksaan pap smear Sarana pemeriksaan pap smear
F. Hipotesis
Ada hubungan antara pengetahuan tentang pemeriksaan pap smear dengan perilaku pemeriksaan pap smear pada wanita yang sudah menikah di Poliklinik Rawat Jalan Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Ada hubungan antara sikap tentang pemeriksaan pap smear dengan perilaku pemeriksaan pap smear pada wanita yang sudah menikah di Poliklinik Rawat Jalan Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Ada hubungan antara sarana pemeriksaan pap smear dengan perilaku pemeriksaan pap smear pada wanita yang sudah menikah di Poliklinik Rawat Jalan Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Roi Holan Ambarita 10
Perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor, yaitu: faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), faktorfaktor pendukung (enabling factors), dan faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) (Notoatmodjo, 2010).
Kanker serviks merupakan proses keganasan/kanker yang berasal dari sel-sel leher rahim yang tidak normal akibat pertumbuhan yang tidak terkendali (Octavia, 2009).
D. PAP SMEAR
Pap (Papanicolaou) smear adalah pemeriksaan sitologi yang dilakukan dengan cara mengamati sel-sel yang dieksfoliasi dari genitalia wanita bagian bawah, khususnya serviks (Octavia, 2009).
Roi Holan Ambarita 11
Kriteria inklusi: a. Wanita yang sudah menikah b. Berusia 21-55 tahun c. Pernah melakukan pemeriksaan pap smear jika sudah pernah melakukannya d. Bersedia untuk menjadi responden. Kriteria eksklusi: a. Sedang menderita kanker/tumor b. Sudah histerektomi.
13
n=
n=
n= n = 81,343 n = 81 responden
14
D. SUMBER DATA
E. VARIABEL PENELITIAN
Variabel bebas penelitian adalah pengetahuan, sikap, dan sarana pemeriksaan pap smear. Variabel terikat penelitian adalah perilaku pemeriksaan pap smear.
15
F. Definisi Operasional
No 1 Variabel Pengetahuan tentang pemeriksaan pap smear Definisi Alat ukur Kuesioner, yang terdiri dari 11 pertanyaan dan tiap pertanyaan bernilai 1 jika benar dan bernilai 0 jika salah. Kuesioner, yang terdiri dari 6 pertanyaan dan tiap pertanyaan bernilai 1 jika benar dan bernilai 0 jika salah. Apa yang diketahui responden mengenai pengertian, tujuan, manfaat, sasaran dan petunjuk pemeriksaan pap smear. Sikap terhadap Respons responden yang pemeriksaan pap bersifat tertutup terhadap smear pemeriksaan pap smear. Cara Pengukuran Wawancara Hasil Ukur Skoring: Wawancara 0-6: kurang 7-11: baik Ordinal Skala Ordinal
Sarana Jarak, transportasi umum, pemeriksaan pap dan biaya pemeriksaan di smear tempat pelayanan kesehatan bagi responden untuk melakukan pemeriksaan pap smear di masa datang.
Kuesioner, yang terdiri dari 3 pertanyaan dimana pertanyaan mengenai biaya bernilai lebih besar yaitu bernilai 2 sedangkan yang lainnya bernilai 1 jika benar dan bernilai 0 jika salah.
Kuesioner
Wawancara
Skoring:
0-2: kurang 3-4: baik
Ordinal
Perilaku Tindakan responden pemeriksaan pap sudah/belum melakukan smear pemeriksaan pap smear di masa lalu.
Wawancara
Ya, jika sudah melakukan pemeriksaan pap smear. Tidak, jika belum melakukan pemeriksaan pap smear.
Nominal
16
17
18
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a.
Karakteristik Responden - Kategori pasien umum atau non umum - Umur - Tempat tinggal - Tingkat pendidikan - Pekerjaan - Sosial ekonomi
Roi Holan Ambarita 19
19 23 32 6 1 81
Roi Holan Ambarita
Umur
Jumlah responden
31 30 20 81
Persentase (%)
38,3 37 24,7 100
21
Tempat Tinggal
Jumlah responden
Persentase (%)
Bandar Lampung
54
66,7
27
33,3
Total
81
100
22
Tingkat Pendidikan
Kelompok tingkat Jumlah responden Persentase (%)
pendidikan
Tidak lulus SD
SD SMP SMA PT Total
0
4 16 26 35 81
Roi Holan Ambarita
0
4,9 19,8 32,1 43,2 100
23
Pekerjaan
Kelompok pekerjaan
Jumlah responden
Persentase (%)
35 32
43,2 39,5
Wiraswasta
Buruh Swasta Total
11
1 2 81
13,6
1,2 2,5 100
24
Sosial Ekonomi
Jumlah responden 40 41
Total
81
100
25
b. Gambaran Pengetahuan Pemeriksaan Pap Smear Wanita Yang Sudah Menikah Di Poliklinik Rawat Jalan Obstetri Dan Gynekologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Pengetahuan Pemeriksaan Pap Smear Wanita Yang Sudah Menikah Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
38.30%
61.70%
26
c. Gambaran Sikap Pemeriksaan Pap Smear Wanita Yang Sudah Menikah Di Poliklinik Rawat Jalan Obstetri Dan Gynekologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Sikap Pemeriksaan Pap Smear Wanita Yang Sudah Menikah Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
24.70%
75.30%
27
d. Gambaran Sarana Pemeriksaan Pap Smear Wanita Yang Sudah Menikah Di Poliklinik Rawat Jalan Obstetri Dan Gynekologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Sarana Pemeriksaan Pap Smear Wanita Yang Sudah Menikah Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
28
e. Gambaran Perilaku Pemeriksaan Pap Smear Wanita Yang Sudah Menikah Di Poliklinik Rawat Jalan Obstetri Dan Gynekologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Perilaku Pemeriksaan Pap Smear Wanita Yang Sudah Menikah Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
34.60%
65.40%
29
2. Analisis Bivariat
30
1.
Hubungan Pengetahuan Pemeriksaan Pap Smear Dengan Perilaku Pemeriksaan Pap Smear Pada Wanita Yang Sudah Menikah Di Poliklinik Rawat Jalan Obstetri Dan Gynekologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Total
Dari hasil analisis dengan uji chi square, didapatkan nilai p=0,000 (<0,1.
Roi Holan Ambarita 31
2. Hubungan Sikap Pemeriksaan Pap Smear Dengan Perilaku Pemeriksaan Pap Smear Pada Wanita Yang Sudah Menikah Di Poliklinik Rawat Jalan Obstetri Dan Gynekologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Perilaku pemeriksaan pap smear Tidak melakukan Melakukan Total 20 (24,7%) 0 (0%) 20 (24,7%) 33 (40,7%) 28 (34,6%) 61 (75,3%) 53 (65,4%) 28 (34,6%) 81 (100%) Sikap Kurang Baik Total
Dari hasil analisis dengan uji chi square, didapatkan nilai p=0,000 (<0,1).
Roi Holan Ambarita 32
3. Hubungan Sarana Pemeriksaan Pap Smear Dengan Perilaku Pemeriksaan Pap Smear Pada Wanita Yang Sudah Menikah Di Poliklinik Rawat Jalan Obstetri Dan Gynekologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Perilaku pemeriksaan
pap smear
Sarana
Kurang 37 (45,7%) 6 (7,4%) Baik 16 (19,7%) 22 (27,2%)
Total
53 (65,4%) 28 (34,6%)
Total
43 (53,1%)
38 (46,9%)
81 (100%)
Dari hasil analisis dengan uji chi square, didapatkan nilai p=0,000 (<0,1).
Roi Holan Ambarita 33
B. Pembahasan
34
1. Hubungan Pengetahuan Wanita Yang Sudah Menikah Terhadap Pemeriksaan Pap Smear
Faktorfaktor yang menyebabkan didapatkan hasil pengetahuan baik: 1. Pasien ASKES 2. Tingkat pendidikan 3. Tingginya arus informasi yang didapat responden Sesuai dengan teori: 1. Meliono (2007) pengetahuan dipengaruhi oleh faktor media dan keterpaparan informasi. 2. Notoatmodjo (2007) sosial ekonomi, pengalaman, dan informasi adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan.
35
Faktor-faktor lain yang menyebabkan wanita yang sudah menikah tidak melakukan pemeriksaan pap smear meskipun pengetahuannya baik: 1. Tidak ditemukan keluhan atau gejala sehingga menganggap pap smear tidak terlalu penting 2. Sosial ekonomi (biaya) 3. Sosial budaya (dilarang suami, malu untuk melakukannya, takut mengetahui adanya kelainan, dan sebagainya).
Sesuai dengan: 1. Teori L. Green 2. Penelitian Nurhasanah (2008) faktor sosial budaya 3. Bakheit dan Haron (2001) rasa malu dan tidak diizinkan oleh suaminya
Roi Holan Ambarita 36
Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan pemeriksaan pap smear dengan perilaku pemeriksaan pap smear pada wanita yang sudah menikah. Sesuai dengan: 1. Teori L. Green 2. Penelitian Nurhasanah (2008) 3. Penelitian Gamarra dkk (2005)
2. Hubungan Sikap Wanita Yang Sudah Menikah Terhadap Pemeriksaan Pap Smear
Faktor-faktor yang menyebabkan didapatkan hasil sikap baik: 1. Tingkat pendidikan tinggi 2. Pengetahuan baik
Sesuai dengan teori: 1. Allport (1954)
38
Faktor-faktor lain yang menyebabkan wanita yang sudah menikah tidak melakukan pemeriksaan pap smear meskipun sikapnya baik: 1. Adanya perasaan malu atau tabu 2. Ekonomi rendah 3. Dan lain sebagainya Penelitian Nurhasanah (2008) sikap yang baik belum tentu mengambil keputusan untuk melakukan pemeriksaan pap smear. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya faktor lain seperti perasaan malu atau tabu. Teori Thoughs and Feeling sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata.
39
Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara sikap pemeriksaan pap smear dengan perilaku pemeriksaan pap smear pada wanita yang sudah menikah. Sesuai dengan: 1. Teori L. Green
40
3. Hubungan Sarana Pemeriksaan Pap Smear Terhadap Perilaku Wanita Yang Sudah Menikah
Faktor-faktor yang menyebabkan didapatkan hasil sarana kurang: 1. Tingkat ekonomi rendah 2. Tidak bekerja (IRT) 3. Bobot pertanyaan biaya lebih besar dibanding yang lain
41
Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara sarana pemeriksaan pap smear dengan perilaku pemeriksaan pap smear pada wanita yang sudah menikah. Sesuai dengan: 1. Teori L. Green 2. Penelitian Nurhasanah (2008) 3. Kurniawan dkk (2008) 4. Darnindro dkk (2006)
43
A. Kesimpulan
Dari 81 pasien yang menjadi responden, 50 pasien (61,7%) berpengetahuan baik , sedangkan 31 pasien (38,3%) berpengetahuan kurang. Dari 81 pasien yang menjadi responden, 61 pasien (75,3%) memiliki sikap yang baik, sedangkan 20 pasien (24,7%) memiliki sikap yang kurang. Dari 81 pasien yang menjadi responden, 38 pasien (46,9%) memiliki sarana yang baik, sedangkan 43 pasien (53,1%) memiliki sarana yang kurang. Dari 81 pasien yang menjadi responden, 53 pasien (65,4%) tidak melakukan pemeriksaan pap smear, sedangkan 28 pasien (34,6%) melakukan pemeriksaan pap smear.
Roi Holan Ambarita 44
Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan pemeriksaan pap smear dengan perilaku pemeriksaan pap smear pada wanita yang sudah menikah di Poliklinik Rawat Jalan Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung dengan nilai p=0,000 (<0,1). Terdapat hubungan bermakna antara sikap pemeriksaan pap smear dengan perilaku pemeriksaan pap smear pada wanita yang sudah menikah di Poliklinik Rawat Jalan Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung dengan nilai p=0,000 (<0,1). Terdapat hubungan bermakna antara sarana pemeriksaan pap smear dengan perilaku pemeriksaan pap smear pada wanita yang sudah menikah di Poliklinik Rawat Jalan Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung dengan nilai p=0,000 (<0,1).
45
B. Saran
Bagi institusi/instansi Dinkes dan RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung agar terus meningkatkan sosialisasi pada setiap wanita yang sudah menikah agar melakukan pemeriksaan pap smear untuk mendeteksi dini kanker serviks. Bagi masyarakat khususnya wanita yang sudah menikah agar terus menjaga kesehatan reproduksinya, salah satu diantaranya dengan melakukan pemeriksaan pap smear.
DAFTAR PUSTAKA
Andrijono. 2007. Kanker Serviks. ed I. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.pp: 1-6. Anonim. 2011. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemeriksaan Pap Smear. http://ktiakbid.blogspot.com/2011/04/kti-gambaran-pengetahuan-ibu-tentang_17.html. Diakses 15 September 2011. Anonim. 2011. Pengertian Sarana. http:/id.shvoong.com. Diakses 23 Oktober 2011. Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Aziz. M.F. 2002. Skrining dan Deteksi Dini Kanker Serviks. In: Ramli, H.M. et al, eds. Deteksi Dini Kanker. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 97-110.
Bagian Gynekologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. 2010. Data Morbiditas Rawat Inap. Bandar Lampung. Bagian Poliklinik Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. 2010. Data Morbiditas Rawat Jalan. Bandar Lampung. Bakheit dan Haroon. 2001. The Knowledge, Attitude and Practice of Pap Smear Among Local School Teachers in The Sharjah District, United Arab Emirates Ministry of Health, Middle East Journal of Family Medicine, Vol. 4. www.google.com. Diakses 18 September 2011. Dahlan Sopiyudin. 2009. Statistic untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Roi Holan Ambarita 47
Darnindro N., et al. 2006. Pengetahuan Sikap Perilaku Perempuan yang Sudah Menikah Mengenai Pap Smear dan Faktor-Faktor yang Berhubungan di Rumah Susun Klender Jakarta 2006. Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 7, Juli 2007. www.google.com. Diakses 15 September 2011. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Deteksi Kanker Leher Rahim. http://www.depkes.go.id/en/2104ea.htm. Diakses 15 September 2011. Diananda R. 2007. Mengenal Seluk Beluk Kanker. Yogyakarta: Katahati. Gamarra C.D dkk. 2005. Knowledge, Attitudes and Practice Related to Papanicolaou Smear Test among Argentinas Journal. Brasil: Universidade Federal de Rio de Janeiro. Hacker N.F. 2005. Cervical Cancer. In: Berek, J.S. & Hacker, N.F., ed. Practical Gynecologic Oncology. 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 337-338. Harti S. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemeriksaan Pap Smear pada Wanita Usia Subur di Rumah Sakit Umum Pusat DR. M. Djamil Padang Tahun 2010. (Skripsi). www.google.com. Diakses 15 September 2011. Indrapaja. 2008. Sakit Saat Berhubungan, Waspadai Kanker Serviks, Factors Affecting Uptake of Cervical Cancer Screening Among Clinic Attendees in Trelawny. Izza K., et al. 2009. Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Wanita terhadap Pemeriksaan Pap Smear Sebelum dan Sesudah Penyuluhan tentang Pap Smear di Rumah Bersalin Budi Rahayu Kelurahan Tandang Kecamatan Tembalang Kota Semarang Tahun 2009. www.google.com. Diakses 18 September 2011. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 812/Menkes/SK/VII/2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif. www.google.com. Diakses 23 Oktober 2011. Khasbiyah. 2004. Faktor Risiko Kanker Serviks Uteri. (Karya Tulis Ilmiah). Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP.
Roi Holan Ambarita 48
Kurniawan, dkk. 2008. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Partisipasi pada Pemeriksaan Pap Smear pada Wanita Pekerja Seks Komersial. www.google.com. Diakses 18 September 2011. Mardiana L. 2004. Kanker Wanita Pencegahan dan Pengobatan dengan Tanaman Obat. Jakarta: Penebar Swadaya. Meliono. 2007. Mata kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi (MPKT) Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FE UI. Meutia. 2008. Kanker Serviks Penyebab Kematian Nomor 1 di Indonesia. Kesehatan Wanita-Page 38. http://www.ilunifk83.com/f8-kesehatan-dan-ilmu-kedokteran. Diakses 18 September 2011. Nahampun Hery. 2009. Gambaran Pelaksanaan Prosedur. www.google.com. Diakses 23 Oktober 2011. Notoatmodjo Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo Soekidjo. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nurhasanah C. 2008. Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) terhadap Pemeriksaan Pap Smear di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008. (Tesis). www.google.com. Diakses 18 September 2011. Octavia C. 2009. Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009. www.google.com. Diakses 15 September 2011. Rasjidi I., Sulistiyanto H. 2007. Vaksin Human Papilloma Virus dan Eradikasi Kanker Mulut Rahim. Jakarta: Sagung Seto.
49
Robbins S.L. & Kumar V. 1995. Sistem Genitalia Wanita dan Payudara. In: Oswari J. et al, eds. Buku Ajar Patologi II. Jakarta: EGC, 377-382. Rosevear S.K. 2002. Cervical Screening and Premalignant Disease of the Cervix. In Hand Book of Gynaecology Management. Osney Mead: Black Wall Science Ltd, 80-83. Sarwono Solita. 1993. Sosiologi Kesehatan, Gadjah Mada University Press. Sastroasmoro Sudigdo. 2010. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto. Setyarini E. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Leher Rahim di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. (Skripsi). www.google.com. Diakses 18 September 2011. Sukardja I.D.G. 2000. Prevensi Kanker. In: Tutiek K. ed. Onkologi Klinik. Surabaya: Airlangga University Press, 171-174. Suwiyoga I Ketut. 2001. Beberapa Masalah Pap Smear Sebagai Alat Diagnosis Dini Kanker Serviks Di Indonesia. http://ejournal.unud.ac.id. Diakses 15 September 2011. Syamsudin. 2001. Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Serviks, Cermin Dunia Kedokteran no 133, Pusat Penelitian dan Pengembangan PT Kalbe Farma. Tambunan G.W. 1995. Diagnosa dan Tatalaksana Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak di Indonesia, Cetakan 2. Jakarta: EGC. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. www.google.com. Diakses 23 Oktober 2011. WHO. 2006. Comprehensive Cervical Cancer Control A Guide to Essential Practice. World Health Organization, Geneva.
Roi Holan Ambarita 50