Anda di halaman 1dari 2

K2EB.Pertamina Lubricants .:.

News

http://www.knowledge.pertaminalubricants.com/public/content/news/62

Home

Company Profile

Search :

Mahasiswa UGM lakukan penelitian di PUC

Related Content
Seminar JAMA Engine Oil, Sinergi Market Leader Pelumas dan Pabrikan Mesin Pertamina Marine Lubricants Memiliki Banyak Keunggulan Pertamina Lubricants Tembus Dubai BULAN K3 UNIT PRODUKSI PELUMAS JAKARTA Superbrands Award, 2013 Untuk Pelumas Pertamina Enduro dan Mesran Rifat Sungkar Berhasil Menyelesaikan Rally Spanyol Pertamina Lubricants Bergerak ke West Africa Region GOES TO ESPANA UNTUK PELANGGAN PERTAMINA LUBRICANTS Dukung Pertamina Menjadi Pemenang Autobild Indonesia Readers 2012 Award Fastron World Rally Team Sabet dua prestasi sekaligus pada Rally Perancis.

Cilacap (11/5) - Jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK), Fisipol Universitas Gadjah Mada melakukan Kajian Social Mapping Program CSR di Wilayah Kerja Pertamina Production Unit CilacapLubricants. Alasan utamanya, karena pendulum kesejahteraan sosial telah lama bergeser dari titik dominiasi negara menuju pada pluralisme kesejahteraan. Mewujudkan kesejahteraan sosial kini tidak hanya disandarkan sepenuhnya kepada negara, melainkan juga pada sektor bisnis. Sektor bisnis memiliki peluang yang sangat besar untuk turut dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Praktik kontribusi sektor bisnis dalam mewujudkan kesejahteraan sosial inilah yang dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibility (CSR). Perkembangan CSR - baik dalam tataran konseptual maupun praksis sangat membanggakan. Pelbagai perusahaan yang berskala multinasional maupun usaha kecil menengah (UKM) rame-rame melaksanakan kegiatan CSR. Tentu dengan derajat dan kualitas yang berbeda-beda. Ada yang telah terstruktur dengan baik, namun ada juga yang masih di bawah departemen pemasaran, atau security. Penyelenggaraan program CSR tidak terlepas dari keyakinan bahwa CSR merupakan jalan tengah untuk menjembatani kepentingan perusahaan dan masyarakat. CSR mempertemukan dua hal yang selama ini dianggap bertentangan (trade off) yakni, upaya mencari keuntungan dan aktivitas sosial kemasyarakatan. Paradigm business is business atau yang sering disebut single bottom line tidak sejalan lagi dengan realitas kontemporer. Persaingan bisnis yang semakin ketat dan kompleksitas sosial menghendaki reposisi paradigma pelaku bisnis dari single bottom line menuju triple bottom line (TBL). Pola pendekatan pelaksanaan CSR juga masih sangat bervariasi. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa dari 226 perusahaan yang melakukan kegiatan CSR, 60 persen diantaranya melaksanakan program secara insendental, 9 persen secara berkala, dan 31 persen melaksanakan secara insendental maupun berkala (Ibrahim, 2005). Data tersebut merupakan gambaran bagaimana organisasi implementasi CSR di perusahaan- perusahaan di Indonesia. Dominasi perusahaan-perusahaan di Indonesia melaksanakan program-program CSR secara insendental. Implementasi secara insendental dapat menjadi indikator bahwa CSR tidak ada perencanaan dalam pengelolaan program CSR. Dalam konteks pengembangan masyarakat (community development), pengelolaan CSR yang tidak disertai perencanaan yang baik akan menimbulkan persoalan di kemudian hari. Esensi pemberdayaan masyarakat tidak hanya sekedar bagi-bagi program kepada masyarakat. Adanya program belum tentu turut menyelesaikan persoalan sosial di masyarakat. Oleh sebab itu, program tidak identik dengan pemberdayaan. Apabila, implementasi CSR berorientasi pada program (program oriented), maka sangat berpotensi mensimplifikasi pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu tujuan dari CSR. Masyarakat hanya sebagai objek penerima berbagai macam program, dimana satu sama lain tidak terkoordinasi dengan baik. Atas dasar pemikiran inilah, implementasi CSR harus ditempatkan dalam konteks pemberdayaan masyarakat sebagai proses yang terus berjalan (on going process), dari pada sekedar berorientasi pada program. Salah satu prasyarat hadirnya pemberdayaan dalam CSR adalah kontekstualisasi program dengan dinamika masyarakat. Untuk itu gambaran informasi masyarakat yang menjadi wilayah kerja CSR mutlak dibutuhkan. Ada banyak mekanisme yang dapat dilakukan untuk mengetahui gambaran sosial masyarakat. Salah satunya dikenal dengan Social Baseline Study (SBS). SBS menyajikan gambaran kondisi masyarakat dalam konteks tertentu. Informasi ini menjadi pusat data yang menjadi dasar perumusan perencanaan program CSR dan juga kebijakan lainnya. Selama dua bulan, Juni Juli 2012 mereka akan mendesain rangkaian kegiatan yang akan dikelola secara sinergis sehingga bisa membuahkan hasil yang maksimal dan komprehensif. Adapun rangkaian kegiatan tersebut adalah: Team Building. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi atas substansi di antara anggota tim serta menyepakati alur aktivitas. Team building dilakukan tiga kali, pertama di Yogyakarta dengan melibatkan tim pelaksana kegiatan dari Jurusan PSdK Fisipol UGM, dan kedua antara tim PSdK Fisipol UGM dengan Pertamina Production Unit Cilacap-Lubricants dan mitra lokal. Team building pertama sekaligus membahas metodologi studi dan penyusunan instrumen social mapping yang akan diperkaya dan diperdalam bersama mitra lokal saat team building kedua di daerah/lokasi studi. Team bulding ketiga adalah coaching untuk

Pelumas Pertamina Semakin Diterima di Jepang 5 Terbaik CIP 2012 Region I Siap Bersaing di Tingkat Korporat Sertijab di Lingkungan Industrial Marketing & Retail Marketing Pertamina Lubricants Tebar Bunga Berhadiah di Bundaran Hotel Indonesia Pelumas Pertamina Melicini Mesin-mesin di Vietnam Fastron World Rally Team antar Rifat Rebut Juara Reli Jerman Fastron Gold lolos uji di China Buka bersama, Badan Dakwah Islam Pertamina Lubricants Kantor Pusat Indonesia Original Brand Award untuk Prima XP Satria Brand Award untuk Prima XP dan Mesran Super

1 of 2

3/25/2013 5:39 PM

K2EB.Pertamina Lubricants .:. News

http://www.knowledge.pertaminalubricants.com/public/content/news/62

peneliti dan asisten peneliti yang akan terjun ke lapangan. Penelitian Lapangan. Setelah instrumen social mapping tersusun dan alur aktivitas disepakati di antara seluruh anggota tim, maka dilaksanakan penelitian lapangan yang meliputi 8 (delapan) RW di wilayah kerja Pertamina Production Unit Cilacap-Lubricants, Jawa Tengah. Proses penelitian lapangan akan dikoordinir oleh tim leader dari Jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK) Fisipol UGM. Dalam penelitian, akan melibatkan para mahasiswa dari universitas Gadjah Mada. Analisis dan Penyusunan Laporan pada dasarnya berjalan seiring dengan penelitian lapangan. Hal ini dimaksudkan agar kebutuhan atas analisis yang komprehensif dan mendalam bisa terpenuhi dari pengembangan substansi penelitian lapangan. Lain halnya jika analisis data dibatasi setelah penelitian lapangan selesai, sehingga tidak dimungkinkan untuk memperkaya data berdasar kebutuhan analisis yang kompreh0ensif dan mendalam tersebut. Kegiatan ini akan menghasilkan draft laporan yang akan didiskusikan antara anggota tim peneliti dan Pertamina Production Unit Cilacap-Lubricants. Diskusi Draft dan Finalisasi Laporan. Draft laporan yang telah tersusun selanjutnya didiskusikan secara terbatas di antara tim peneliti dan Pertamina Production Unit Cilacap-Lubricants. Diskusi ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi umpan balik, kritik dan saran dari Pertamina Production Unit Cilacap-Lubricants sekaligus untuk penilaian apakah hasil studi sudah sesuai sebagaimana yang diharapkan pihak Pertamina Production Unit Cilacap-Lubricants. Pascadiskusi, akan dilakukan perbaikan sehingga menghasilkan laporan akhir.

2 of 2

3/25/2013 5:39 PM

Anda mungkin juga menyukai