Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN TUMOR ORBITAL

Disusun oleh :
Alfian Kurnia Sumasdiar Dian Dwi Putranto Dinasti Luksana Friska Luvi Kardina Janu Isworo Lintang Ayuningtyas Suwenti Venny Indriyani Yulifah Hargiwiyanti ( P07120110004) ( P07120110008) ( P07120110009) ( P07120110016) ( P07120110021) ( P07120110024) ( P07120110035) ( P07120110038) ( P07120110040)

Definisi
Tumor orbita mata adalah tumor yang menyerang rongga orbita (tempat bola mata) sehingga merusak jaringan lunak mata, seperti otot mata, syaraf mata dan kelenjar air mata.

next
Berdasarkan posisinya tumor mata dikelompokkan sebagai berikut : 1. Tumor external yaitu tumor yang tumbuh di bagian luar mata seperti :
Tumor palpebra (tumor yang tumbuh pada kelopak mata) Tumor konjungtiva (tumor yang tumbuh pada lapisan konjungtiva yang melapisi mata bagian depan)

2. Tumor intraokuler yaitu tumor yang tumbuh di dalam bola mata 3. Tumor retrobulber yaitu tumor yang tumbuh dibelakang bola mata

Klasifikasi Tumor mata berdasarkan sifatnya


Menurut Sidarta, ilyas (2002), Tumor mata dapat dibedakan menjadi 3 menurut sifatnya yaitu : Tumor primer, biasanya tumor jinak pada orbita dengan gejalagejala seperti gangguan pergerakkan bola mata, gangguan penglihatan, gangguan lapang pandangan, pembendungan darah dalam orbita, adanya perubahan fundus mata. Contoh : Hemangioma, Meningioma, Kista dermoid, Neurofibroma, Sarkoma, Glioma saraf optik. Tumor sekunder, adalah tumor yang berasal dari tempat-tempat yang berhubungan dengan rongga orbita dan terjadi perluasan tumor ke dalam rongga orbita misalnya dari sinus, rongga otak atau kelopak mata. Contoh : Basalioma Carsinoma Tumor metastasis, biasanya tumor ini dapat menjadikan metastasis ke hati, paru-paru dan tulang.

Etiologi Tumor Orbital


1. Mutasi gen pengendali pertumbuhan (kehilangan kedua kromosom dari satu pasang alel dominan protektif yang berada dalam pita kromosom 13q14) 2. Malformasi congenital 3. Kelainan metabolism 4. Penyakit vaskuler 5. Inflamasi intraokuler 6. Neoplasma. dapat bersifat ganas atau jinak Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak tetapi menekan jaringan disekitarnya dan biasanya tidak mengalami metastasis 7. Trauma

Patofisiologi
Tumor orbita dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk faktor genetik yang diyakini ikut berpengaruh terhadap tumbuhnya tumor. Sebagian besar tumor orbita pada anak-anak bersifat jinak dan karena perkembangan abnormal. Tumor Orbita meningkatkan volume intraokular dan mempengaruhi masa. Meskipun masa secara histologis jinak, itu dapat mengganggu pada struktur orbital atau yang berdekatan dengan mata. Dan bisa juga dianggap ganas apabila mengenai struktur anatomis. Ketajaman visual atau kompromi lapangan, diplopia, gangguan motilitas luar mata, atau kelainan pupil dapat terjadi dari invasi atau kompresi isi intraorbital sekunder untuk tumor padat atau perdarahan.

Manifestasi klinis
Nyeri orbital Jelas pada tumor ganas yang tumbuh cepat, namun juga merupakan gambaran khas 'pseudotumor' jinak dan fistula karotidkavernosa. Proptosis Pergeseran bola mata kedepan adalah gambaran yang sering dijumpai, berjalan bertahap dan tak nyeri dalam beberapa bulan atau tahun (tumor jinak) atau cepat (lesi ganas). Pembengkakan kelopak Mungkin jelas pada pseudotumor, eksoftalmos endokrin atau fistula karotid-kavernosa. Palpasi Bisa menunjukkan massa yang menyebabkan distorsi kelopak atau bola mata, terutama dengan tumor kelenjar lakrimal atau dengan mukosel.

next
Pulsasi Menunjukkan lesi vaskuler; fistula karotidkavernosa atau malformasi arteriovenosa, dengarkan adanya bruit. Erak mata Sering terbatas oleh sebab mekanis, namun bila nyata, mungkin akibat oftalmoplegia endokrin atau dari lesi saraf III, IV, dan VI pada fisura orbital (misalnya sindroma Tolosa Hunt) atau sinus kavernosus. Ketajaman penglihatan Mungkin terganggu langsung akibat terkenanya saraf optik atau retina, atau tak langsung akibat kerusakan vaskuler. (Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon)

Penatalaksanaan
Tumor jinak Memerlukan eksisi, namun bila kehilangan penglihatan merupakan hasil yang tak dapat dihindarkan, dipikirkan pendekatan konservativ. Apabila terjadi eksisi atau pembedahan, akan dilakukan perawatan di rumah sakit. Tumor ganas Memerlukan biopsi dan radioterapi. Limfoma juga bereaksi baik dengan khemoterapi. Terkadang lesi terbatas (misal karsinoma kelenjar lakrimal) memerlukan reseksi radikal (Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon).

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologic Untuk melihat ukuran rongga orbita, terjadinya kerusakan tulang, terdapat perkapuran pada tumor dan kelainan foramen optik. Pemeriksaan ultrasonografi Untuk mendapatkan kesan bentuk tumor, konsistensi tumor, teraturnya susunan tumor dan adanya infiltrasi tumor. CT - scan Untuk menentukan ganas atau jinak tumor, adanya vaskularisasi pada tumor dan terjadinya perkapuran pada tumor. Arteriografi Untuk melihat besar tumor yang mengakibatkan bergesernya pembuluh darah disekitar tumor, adanye pembuluh darah dalam tumor. (Sidarta, ilyas. 2005)

Pengkajian Rumusan Diagnosa

Intervensi

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori dari organ penerima. 2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan kepala leher, efek samping penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada perubahan penampilan. 3. Kecemasan pada anak atau orang tua b.d kurangnya pengetahuan tentang kemungkinan penyakit dan prosedur tindakan operasi 4. Resiko defisit volume cairan b.d puasa sekunder persiapan operasi 5. Resiko terjadi ketidakefektifan pola nafas b.d peningakatan sekret dan penurunan reflek menelan sekunder pemakaian Anestesi

next
1. Resiko terjadi cedera (hipotermi, bradikardi, b.d suhu lingkungan yang rendah sekunder rendahnya kadar lemak subcutan pada bayi, serta penekanan pada nervus X pada segmen posterior orbital. 2. Kecemasan pada anak atau orang tua b.d kurangnya pengetahuan tentang hasil operasi. 3. Resiko terjadi hipotermi, b.d suhu lingkungan yang rendah sekunder rendahnya kadar lemak subcutan pada bayi 4. Resiko terjadi ketidakefektifan pola nafas b.d peningakatan sekret dan penurunan reflek menelan sekunder pemakaian Anestesi

Pengkajian Rumusan Diagnosa

Intervensi

Matur Nuwun

Anda mungkin juga menyukai