Anda di halaman 1dari 1

TANGISAN SANG BIDADARI Jauh mataku memandang keluar, Langit tampak mendung, Bak bidadari yang sedang sedih,

Tak ingin tersenyum seakan ada yang, Sedang dipikirkannya. Perlahan angin berhembus, Menambah dingin udara saat ini, Membuat suasana bertambah muram. Dan langit kian bertambah gelap. Petir menyambar seperti membelah cakrawala, Berteriak dengan lantang seakan berkata, AKULAH YANG TERHEBAT. Sang bidadari semakin murung, Hingga tak terbendung lagi air mata itu, Dan Jatuh mengecupi tepian bumi. Hujan, akhirnya langit itu menangis dengan derasnya, Membasahi segala yang disentuhnya, Hingga berakhir ke tanah dan memuaskan bumi, Yang sedang dahaga
(maret2013)

Anda mungkin juga menyukai