Bagian Kesepuluh
Indra berkata : Baiklah, tetapi walaupun kekuatan Brhmaa itu sangat hebatnya, tidak ada kekuatan yang lebih hebat dari padanya, tetapi saya tidak pernah akan dapat menahan keangkuhan raja putera Awikita itu. Akan kuhantam dia dengan senjata petirku. Oleh karena itu O raja Dnawa Dhtarra, anda gantikanlah tugas Agni, pergilah menghadap raja Mruta selaku utusanku. Sampaikan pesan katakataku sebagai berikut ini : Terimalah wahai raja, Whaspati menjadi guru spirituil paduka, sebab apabila tidak menerimanya, aku, Indra, terpaksa menyerang paduka dengan senjata halilintar yang teramat dahsyat ini! Raja Gandharwa Dhtarra lalu berangkat menuju istana maharaja Mruta serta menyampaikan pesan Wasawa itu.
Di
hadapan
raja
Mruta,
Dhtarra
mengucapkan kata-kata sebagai berikut ini: O maharaja Dunia, hamba Dhtarra, seorang Gandharwa, datang menghadap untuk menyampaikan pesan junjungan kami, maharaja Indra di alam Surga. Hamba mohon sudilah paduka memperhatikan pesan paduka junjungan kami, penguasa seluruh lapisan alam semesta itu. .Maharaja Indra berkehendak menyampaikan pesan sebagai berikut: menjadi Paduka pendeta terimalah dalam Whaspati
penyelenggaraan upacara kurban yang paduka niatkan. Harap paduka suka mempertimbangkan akibatnya, yang apabila ditolak, pasti saja Indra, akan menyerang paduka dengan menghujani paduka dengan petir-petir yang maha dahsyat!
Raja
Mruta itu
menjawab sebagai
pesan
yang Wahai
disampaikan
berikut:
Purandara beserta para Wiwadewa, para Wasu dan Awin. Paduka semuanya sudah mengetahui apa akibatnya bersikap palsu terhadap seorang teman. Bersikap palsu terhadap teman, sama berdosanya Brhmaa. dengan membunuh hal itu, seorang baiklah Berdasarkan
Whaspati tetap menjadi pendeta paduka di alam Kadewatan, berlindung di bawah naungan paduka yang bersenjata petir nan dahsyat. Ketahuilah O Maharaja, bahwa Samwarta tetap akan menjadi pendeta hamba, semua usul dan perintah paduka, terpaksa hamba tolak! Raja Gandharwa itu berkata : Wahai raja nan gagah, paduka bayangkanlah pekik peperangan yang akan menggetarkan Dunia, karena Wasawa dengan pengiring-pengiringnya
pasti akan bergemuruh memenuhi angkasa dan secara terbuka akan menyerang baik-baik paduka. keputusan Dengarkanlah permohonan hamba pribadi O maharaja, pikirkanlah paduka, demi keselamatan paduka juga. Hamba pikir, hanya sekaranglah kesempatan terakhir untuk menimbang-nimbang itu. Setelah mendengarkan kata-kata terakhir raja Gandharwa itu, raja Mruta lalu berunding dengan Samwarta, pendeta yang luar biasa teguh dan kesaktiannya itu. Setelah memperhatikan perubahan alam yang secara tiba-tiba itu, Mruta menyembah normal dan berkata kepada Samwarta : Awan tebal di langit menunjukkan bahwa Indra sudah melakukan pengintaian dekat dari sini. Karena itu O Brhmaa mulia, hamba mohon perlindungan paduka. Lenyapkanlah perasaan khawatir hamba dari ancaman Indra
itu. Pemegang senjata halilintar itu rupanya sudah mengepung kita dari sepuluh arah di langit dengan kekuatannya yang hebat dan O lihatlah semua pembantu-pembantu hamba yang menangani upacara sudah menggigil ketakutan. Samwarta menjawab : Wahai maharaja nan gagah perkasa, kekhawatiran paduka terhadap akra segera akan lenyap. Tenanglah! Lihatlah saya akan membendung kekhawatiran kekuatan itu yang dengan menimbulkan
menguncarkan mantra-mantra akti. Tenang saja! Jangan khawatir akan dikalahkan oleh Indra. Paduka tidak perlu takut dengan ancaman Indra yang sudah menikmati seratus pahala kurban yang dilakukannya. Saya akan memasang alat-alat penangkal ini hingga senjata dewa-dewa itu tidak mampu menghancurkan setiap yang disambarnya. Biarlah kilat dan petir
menyambar dari segala jurusan dan angin menyerbu ke dalam awan hingga mencurahkan hujan lebat, biarlah air menjadi jenuh di angkasa dan petir tidak pernah berhenti menyambar, semuanya khawatir, itu tidak akan Paduka menimbulkan tidak usah Wasawa menurut itu gangguan-gangguan. yakinlah! di
Biarlah manapun
menyambar-nyambar untuk menghancurkan diri paduka, tetapi jangan takut, karena Wahni (Agni) akan melindungi paduka sebaik-baiknya dan tidak usah sangsi pastilah paduka akan mencapai apapun yang di cita-citakan! Mruta berkata : Dentuman-dentuman petir dan halilintar disertai dengan gemuruh angin yang mengerikan ini memekakkan telinga dan
menggoncangkan perasaan hamba, O Brhmaa. Hati hamba tidak tenteram! Perhatikan! Rasa takut itu segera pasti lenyap! Aku sedang mengusir suara gemuruh itu dengan kekuatan angin. Terimalah sekarang suatu berkah dariku. Katakan apa yang paduka inginkan dariku, pasti keinginan itu akan tercapai! Keinginan hamba O Brhmaa, biarlah tiba-tiba muncul-Indra berdiri di hadapan hamba dan menerima persembahan yang disajikan untuknya, dan semua Dewa yang lain agar berkumpul di sini untuk menerima sajian-sajian yang khusus dipersembahkan kepada mereka dan akhirnya menerima minuman air Soma yang disuguhkan kepada mereka.
Dengan
kekuatan
mantra-mantra
aku
sedang memikat Indra agar datang menyaksikan upacara ini. Lihat, dan perhatikan di sana. Indra sudah nampak dengan menunggang kudanya, diiringkan oleh para Dewa sekalian dan bergegas ke tempat upacara ini! Dan apa yang terlihat sungguh membuat semua orang tercengang! Dari jauh sudah kelihatan maharaja Dewat itu datang beriringiring yang dengan hebat, Dewa-dewa semuanya bergerak semuanya melaju mengendarai kereta yang ditarik oleh kuda-kuda mendekati sanggar persembahan yang didirikan oleh putera raja Awikit, dan setelah tiba di bawah semuanya beramai-ramai meminum air Soma yang dihidangkan oleh raja Mruta itu. Raja Mruta diiringkan oleh para pendeta dan Samwarta selaku pendeta kepala berdiri
menyambut
kedatangan
Indra
dengan
kegembiraan yang tidak ada bandingnya. Iringiringan para Dewa itu diterima dengan penuh kehormatan, sesuai dengan tata cara penyambutan yang digariskan oleh stra-stra. Secara khusus pendeta Samwarta menyambut mereka dengan ucapan sebagai berikut: Selamat datang O Indra! Dengan kehadiran paduka disini, upacara ini menjadi mulia, O penakluk sura Wala dan Wtra, silakan paduka Dewat menikmati air Soma yang hamba sediakan hari ini. Raja Mruta pun menyambut mereka dengan ucapan sebagai berikut: Limpahan kasih sayang paduka sangat hamba harapkan. Hamba menundukkan kepala bersujud memuja paduka O Indra, dan dengan kehadiran paduka di sini, maka upacara yang hamba selenggarakan
menjadi sempurna. Pastilah kehidupan hamba sudah diberkahi dengan pahala-pahala yang baik. O Surendra, ketahuilah bahwa Brhmaa mulia ini, yang adalah adik kandung Brhmaa termulia Whaspati telah berkenan memimpin penyelenggaraan upacara kurban yang hamba lakukan ini. Indra menjawab sebagai berikut : Saya mengetahui pendeta ini. Beliau mempunyai kesaktian yang sangat hebat. Benar beliau ini saudara muda Whaspati, dan atas undangan beliau inilah saya datang menghadiri upacara ini. Saya O raja, sungguh sangat puas terhadap sikap paduka. Sekarang, tidak ada lagi perasaan bermusuhan dan bersaing-saingan menyelubungi jiwa kami, perasaan-perasaan itu sudah lenyap semua!
Samwarta lalu memotong dan berkata : Apabila benar O Maharaja Dewat, merasa puas terhadap diri kami, perkenankan kami memohon agar paduka sudi menyelenggarakan bagian upacara yang khusus diperuntukkan bagi para Dewa, biarlah O Dewat mulia, seluruh alam mengetahui bahwa padukalah yang telah mengantarkan bagian upacara Dewa yaja itu. Karena terus didesak oleh Brhmaa putera girasa itu, akra lalu memerintahkan kepada para Dewa untuk mendirikan bangsal pertemuan, dilengkapi dengan ribuan kamar-kamar yang sangat indah bagaikan lukisan. Tidak ketinggalan jenjang-jenjang pendakian yang besar dan kuat untuk dipergunakan oleh para Gandharwa dan Apsara bergerak turun naik Di hadapan sanggar pemujaan itu dibangun sebuah lapangan luas dan indah tempat para Dewa itu
bersenang-senang
dan
menari
sungguhlah
tempat itu dibangun sesuai dengan istana Dewa Indra di alam surga. Bangunan itu segera diselesaikan oleh-para Dewa sesuai dengan petunjuk serta perintah yang dikeluarkan oleh Indra. Setelah selesai dibuat bangunan yang luar biasa indah dan megahnya itu, Indra lalu berkata kepada Raja Mruta, katanya : O Raja, dengan bekerja sama dalam melakukan upacara ini, pastilah para leluhur anda dan juga para Dewa sekalian merasa puas, dan menerima dengan senang kurban tuangan yang paduka suguhkan. Dan sekarang, biarlah manusia utama itu mempersembahkan sapi jantan berbulu merah untuk disuguhkan kepada dewa Agni dan seekor sapi jantan berbulu biru dan sudah disucikan dipersembahkan kepada para Wiwadewa.
Demikian itulah upacara kurban itu menjadi sangat meriah. Para Dewa itu yang sudah mengumpulkan makanan dan minuman dan akra sendiri yang membantu penyelenggaraan upacara kurban tersebut. Pada tahap upacara yang terakhir, Samwarta melangkah menuju altar tempat pemujaan, dan dengan wajah serta tubuh memancarkan sinar gemilang lalu berseru kepada semua para Dewa, memuji-muji mereka, dan terakhir mereka menerima suguhan kurban tuangan berupa minyak mentega murni yang dicurahkan ke dalam api suci sambil membaca doa-doa suci. Indra meneguk suguhan air Soma yang terakhir dan akhirnya, dengan riang gembira mereka mohon kehadapan raja Mruta agar diperkenankan kembali ke alam Surga.
Setelah para Dewa itu semuanya kembali ke Surga, Raja Mruta tertentu, lalu mengumpulkan juga membagiberonggok-onggok emas dan ditempatkan di tempat-tempat bagikannya kepada Brhmaa, dan pada ketika itu raja yang hebat ini nampak bersemarak bagaikan Kuwera sendiri yang kaya raya itu. Dengan perasaan riang gembira raja mengisi kas kerajaan dengan kekayaan luar biasa dan setelah menyembah serta mohon diri kepada Brhmaa Samwarta, bagindapun kembali ke ibu kota kerajaan dan untuk selamanya menguasai Dunia ini. Raja Mruta itu sudah memerintah dengan kebaikan yang tidak ada bandingannya, demikian juga kekayaannya. Demikianlah O Yudhihira, cucunda harus pergi ke tempat yang telah kutunjukkan dan ambilah kekayaan yang tersisa itu, selanjutnya
lakukanlah upacara pemujaan kepada Dewadewa sebagaimana layaknya! Yudhihira nampak sangat gembira
mendengar ceritera serta petunjuk-petunjuk dari Mahri putera dewi Satyawat itu, dan timbul kembali semangatnya, dan di sana pula baginda mengukuhkan niatnya untuk melakukan upacara dengan kekayaan yang akan dijemputnya itu. Baginda lalu melakukan pertemuan-pertemuan dengan para menteri untuk membahas masalah ini.