Dr.

Baban Sobandi

KOTA PUSAT PERDAGANGAN PUSAT INDUSTRI PUSAT PERTUMBUHAN SIMPUL INDUSTRI PUSAT PERMUKIMAN

DAERAH PEDALAMAN WILAYAH BELAKANG (HINTERLAND) DAERAH PERTANIAN DAERAH PEDESAAN

DORONGAN KEBUTUHAN SOSIAL DORONGAN KEBUTUHAN EKONOMI TERJADI SPESIALISASI EFISIENSI PERTUKARAN MUNCUL KONSENTRASI SEHINGGA MEMUDAHKAN PENJUAL ATAUPUN PEMBELI TIDAK HANYA SATU KONSENTRASI, BISA BEBERAPA KONSENTRASI DAN MEMILIKI DAERAH PENGARUHNYA (DAERAH BELAKANGNYA)

LALU LINTAS DARI SATU DAERAH KE DAERAH LAIN BIASANYA MENGIKUTI JALUR YANG SUDAH LAZIM DIGUNAKAN SECARA BERTAHAP, ALUR TERSEBUT MENYEDIAKAN BERBAGAI FASILITAS (MISAL, TEMPAT ISTIRAHAT, RESTORAN, DLL) TERBENTUK PERSIMPANGAN DAN KONSENTRASI BARU (PERMUKIMAN) ITU SEBABNYA PERKOTAAN BANYAK BERADA DI DEKAT PANTAI, KARENA HUBUNGAN ANTAR PULAU PERLU TRANSIT DI TEPI PANTAI.

KEPADATAN PENDUDUK PER KM2 PERSENTASE PENDUDUK YANG MATA PENCAHARIANNYA PERTANIAN ATAU NON PERTANIAN PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MEMILIKI TELP PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MENJADI PELANGGAN LISTRIK FASILITAS UMUM YANG ADA: PENDIDIKAN,

PASAR, TEMPAT HIBURAN, PERTOKOAN, HOTEL, DLL.

JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK (MISAL:

50 JIWA PER HA)

MATA PENCAHARIAN PENDUDUK TIDAK TERGANTUNG PADA SATU SEKTOR DOMINAN TERTENTU SEHINGGA TERDAPAT TRANSAKSI ANTAR SEKTOR KONSENTRASI TERSEBUT BERFUNGSI MELAYANI DAERAH BELAKANGNYA (TIDAK

HANYA DIMANFAATKAN OLEH PENDUDUK KOTA TERSEBUT)

PUSAT PERDAGANGAN: MELAYANI SENDIRI, DAERAH BELAKANGNYA, DLL. PUSAT PELAYANAN JASA, PERORANGAN ATAUPUN PERUSAHAAN TERSEDIAN PRASARANA PERKOTAAN: JARINGAN

LISTRIK, TELEPON, AIR MINUM, LAYANAN SAMPAH, DLL PUSAT PENYEDIAAN FASILITAS SOSIAL: RUMAH SAKIT, SEKOLAH, DLL
PUSAT PEMERINTAHAN PUSAT KOMUNIKASI DAN PANGKALAN TRANSPORTASI LOKASI PERMUKIMAN YANG TERTATA.

 ECONOMIC

ECONOMIC

SPESIALISASI, SEHINGGA PRODUKSI LEBIH BESAR EFISIEN FASILITAS YANG DIMANFAATKAN BERSAMA

OF SCALE KARENA

OF AGGLOMERATION

KOTA GENERATIF: MENJALANKAN BERBAGAI FUNGSI,

SALING MENGUNTUNGKAN

KOTA PARASITIF: KOTA YANG BELUM BANYAK

FUNGSINYA, MEMATIKAN DAERAH BELAKANGNYA

ENCLAVE: TERTUTUP, TIDAK MEMBUTUHKAN INPUT DARI DAERAH SEKITARNYA

SECARA FUNGSIONAL: SUATU LOKASI KONSENTRASI KELOMPOK USAHA ATAU CABANG INDUSTRI YANG KARENA SIFAT HUBUNGANNYA MEMILIKI UNSUR-UNSUR KEDINAMISAN SEHINGGA MAMPU MENSTIMULASI KEHIDUPAN EKONOMI BAIK KE DALAM MAUPUN KE LUAR (DAERAH BELAKANGNYA). SECARA GEOGRAFIS: SUALU LOKASI YANG BANYAK MEMILIKI FASILITAS DAN KEMUDAHAN SEHINGGA MENJADI PUSAT DAYA TARIK (POLE OF ATTRACTION), YANG MENYEBABKAN BERBAGAI MACAM USAHA TERTARIK UNTUK BERLOKASI DI SITU DAN MASYARAKAT SENANG DATANG MEMANFAATKAN FASILITAS YANG ADA DI KOTA TERSEBUT, WALAUPUN KEMUNGKINAN TIDAK ADA INTERAKSI ANTARA USAHA-USAHA TERSEBUT.

1.

ADANYA HUBUNGAN INTERN ANTARA BERBAGAI MACAM KEGIATAN YANG MEMILIKI NILAI EKONOMI
TUMBUH SEIRAMA, TIDAK PINCANG BUKAN KOTA PERANTARA (TRANSIT)

2. 3.

ADANYA MULTIPLIER EFFECT ADANYA KONSENTRASI GEOGRAFIS

FASILITAS ECONOMIIC OF SCALE & ECONOMIC OF AGGLOMERATION

4.

BERSIFAT MENDORONG PERTUMBUHAN DAERAH BELAKANGNYA

UNTUK MENGETAHUI FASILITAS YANG HARUS DISEDIKAN (JENIS DAN KAPASITASNYA) KOTA RANKING KE-1, KE-2, DAN KE-3, TERGANTUNG PENGARUHYA.
CONTOH: JAKARTA RANKING KE-1; MEDAN, SURABAYA, BANDUNG RANKING KE-2; PALEMBANG, PADANG, SOLO RANKING KE-3

BP =

1 + Pend.Z/Pend.Y
d = Jarak antara kedua kota (diukur dari pusat perdagangan masing-masing) Pend. Z = Penduduk kota yang lebih besar Pend. Y = Penduduk kota yang lebih kecil

KOTA A DAN B BERTETANGGA PENDUDUK KOTA A: 90.000 PENDUDUK KOTA B: 30.000 JARAK A DAN B: 30 KM DIMANAKAH BATAS PENGARUH KOTA B UNTUK KEGIATAN PERDAGANGAN ECERAN?

BP =

30

1 + 90.000/30.000
BP = 10,99

HANYA MENGGUNAKAN VARIABEL PENDUDUK

1. METODE CHRISTALLER: PERBANDINGAN JUMLAH

PENDUDUK ANTARA KOTA ORDE LEBIH TINGGI DENGAN KOTA ORDE SETINGKAT LEBIH RENDAH SETIDAKNYA TIGA KALI LIPAT

2. METODE RANK SIZE RULE

P
n

= Pi X R

-1

JADI KALAU JUMLAH PENDUDUK KOTA ORDE 1 ADALAH 135.000, MAKA PENDUDUK KOTA ORDE 4 ADALAH 135.000 : 4 = 33.750

3. METODE ZIPF Pn = Pi nq
Pn = JUMLAH PENDUDUK KOTA RANKING KE-n Pi = JUMLAH PENDUDUK KOTA TERBESAR n= ORDE KOTA TERSEBUT q = SEBUAH PANGKAT (KONSTANTA)

JUMLAH PENDUDUK BISA PAKAI RUMUS STURGES UNTUK MENENTUKAN JUMLAH ORDE k = 1 + 3,3 Log N; N = JUMLAH KOTA, KEMUDIAN DIBUAT INTERVALNYA.

FAKTOR BANYAKNYA FASILITAS (PASAR, PERTOKOAN, PENDIDIKAN, KESEHATAN, DLL) TINGKAT AKSESIBILITAS

KEMUDAHAN MENCAPAI KOTA TERSEBUT DARI KOTA/WILAYAH LAIN YANG BERDEKATAN, ATAU BISA JUGA DILIHAT DARI SUDUT KEMUDAHAN MENCAPAI WILAYAH LAIN YANG BERDEKATAN BAGI MASYARAKAT YANG TINGGAL DI KOTA TERSEBUT

KONDISI JALAN JENIS ALAT ANGKUT YANG TERSEDIA FREKUENSI KEBERANGKATAN JARAK (BISA JUGA DENGAN WAKTU TEMPUH)

Tij

Pi Pj dij
b

f (Zi )

Tij = Tingkat aksesibilitas dari kota I ke kota j Pi = Penduduk kota I (kota yang dianalisis) Pj = Penduduk kota j (kota terdekat yang ordenya lebih tinggi) dij = Jarak dari daerah I ke daerah j (dalam menit waktu tempuh) b = pangkat dari d (biasanya b = 2) f (Z) = Fungsi Z dimana Z adalah ukuran daya tarik kota i. Misalnya digunakan jumlah lapoangan kerja (Hrs Konsisten)

1. 2. 3.

4.

5.

MENYUSUN STRUKTUR RUANG MENYUSUN PROGRAM (MENYEDIAKAN FASILITAS) MERAMALKAN BAGIAN WILAYAH MANA YANG AKAN CEPAT BERKEMBANG MEMONITOR POLA HUBUNGAN ANTAR KOTA, DAN MELIHAT MANA YANG CEPAT TUMBUH DAN MANA YANG LAMBAT MASUKAN BAGI KEBIJAKAN KESEIMBANGAN PERTUMBUHAN ANTAR KOTA DENGAN DAERAH BELAKANGNYA