Menurut Herman Kartajaya dan muhammad syakir sula dalam bukunya syariah
marketing,mengatakan 4 karakteristik pemasaran syariah
Sebagai berik
Kemudian kata itu muncul dalam bentuk kata kerja dan turunnya
sebanyak tiga kali:
“Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan_Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu,
dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa…” (QS AsSyura: 13) “Untuk tiap-
tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan
jalan” (QS Al-Maidah: 48).
Kata syariah berasal dari kata syara’a al-syai’a yang berarti menerangkan’ atau ‘menjelaskan
sesuatu’.2 Atau berasal dari kata syir’ah dan syari’ah yang berarti ‘suatu tempat yang dijadikan
sarana untuk mengambil air secara langsung sehingga orang yang mengambilnya tidal memerlukan
bantuan alat lain.3.
Syaikh Al-Qardhawi44 mengatakan, cakupan dari pengertian syariah urut pandangan Islam sangatlah
luas dan komprehensif (al-syumul) lamnya mengandung makna mengatur seluruh aspek kehidupan,
mula aspek ibadah (hubungan manusia dengan Tuhannya), aspek keluarg erti nikah, talak, nafkah,
wasiat, warisan), aspek bisnis (perdagangan stri, perbankan, asuransi, utang-piutang, pemasaran,
hibah), aspek omi (permodalan, zakat, baitul Maal, fa’i, ghanimah), aspek hukum peradilan, aspek
undang-undang hingga hubungan antar Negara
Pemasaran sendiri adalah bentuk muamalah yang dibenarkan dalam
Islam, sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari halhal terlarang oleh ketentuan
syariah.
A. Teistis (rabbaniyyah):
jiwa seorang syariah marketer meyakini
bahwa hukum-hukum syariat yang teistis atau bersifat ketuhanan
ini adalah yang paling adil, paling sempurna, paling selaras dengan
segala bentuk kebaikan, paling dapat mencegah segala bentuk
kerusakan, paling mampu mewujudkan kebenaran, memusnahkan
kebatilan dan menyebarluaskan kemaslahatan.
B. Etis (akhlaqiyyah):
D. Humanistis (insaniyyah):