Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA (STUDI KASUS PADA MASA

PEMERINTAHAN I GEDE WINASA)

AYU FURRY ELLYANA DINDA WIDYANINGRUM IKA WAHYUNING LESTARI INDAH ARTIKA JAYA NEGARA ITA ULUMIYAH VORITA ERNA BUDIARTI YURIZA PRAMESWARI REZA SEPTIAN NUGRAHA LUHUR NURMALA RIZQI

(0910310020) (0910310040) (0910310067) (0910310068) (0910310071) (0910310130) (0910310140) (0910313038) (0910313138)

LATAR BELAKANG
OTONOMI DAERAH
BIROKRASI YANG BESAR DAN GEMUK
KABUPATEN JEMBRANA (MASA KEPEMIMIMPINAN I GEDE WINASA)

STRATEGI BARU

EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS KINERJA PEMERINTAH

PENGUATAN DAN PENATAAN ORGANISASI

RESTRUKTURISASI ORGANISASI

Rumusan Masalah 1. Bagaimana restrukturisasi organisasi di Kabupaten Jembrana? 2. Bagaimana pengaruh restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas dan efisiensi kinerja pemerintah? Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui restrukturisasi organisasi di Kabupaten Jembrana 2. Untuk mengetahui pengaruh restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas dan efisiensi kinerja pemerintah?

TINJAUAN PUSTAKA
Restrukturisasi organisasi merupakan keberanian secara sadar untuk melibatkan lembaga-lembaga independen di dalam melakukan analisa sehingga kerja dan kinerja yang dihasilkan benar-benar terhindar dari pertimbangan-pertimbangan yang bersifat subyektif dan kepentingan fragmatis. restrukturisasi organisasi pemerintahan yang mengarah pada terciptanya perilaku organisasi dengan kinerja yang efektif dan efisien, berarti restrukturisasi itu harus mengarah pada terciptannya lembaga atau organisasi pemerintahan yang lebih ramping, tetapi kaya dengan fungsi.

Restrukturisasi organisasi yang ada di jembrana


Jembrana dalam melaksanakan restrukturisasi organisasinya melibatkan institusi akademis seperti Universitas Udayana. Hasil analisa-analisa dari lembaga independen itulah kemudian diterapkan secara operasional. Langkah Winasa pada masanya dalam merestrukturisasi organisasi pemerintahan, dari struktur yang gemuk menjadi ramping, secara normatif diperkuat oleh kerangka regulasi nasional, terutama Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 2000 dan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Daerah. Tujuan dari pemberlakuan kedua Peraturan Pemerintah ini adalah untuk memastikan efisiensi dalam aktivitas di pemerintahan daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten.

Restrukturisasi organisasi yang ada di jembrana


Di dalam organisasi pemerintahan di Kabupaten Jembrana, jumlah dinas yang ada sebanyak 9 dinas, sedangkan untuk organisasi setingkat badan sebanyak 2 buah, kantor 9 buah, serta satu sekretariatan yang membawahi demikian banyak bagian. Setah dilakukan restrukturisasi, jumlah badan tetap 2 (Bawasda dan Bappeda), dinas menjadi 7 buah, dan kantor sebanyak 2 buah (Kantor Pol-PP Kesbang-Limnas dan Kantor Diklat). Hasil restrukturisasi tersebut disesuaikan dengan pembobotan yang dihubungkan dengan potensi serta visi-misi daerah, pembobotannya menentukan apakah sebuah lembaga cukup sebatas kantor, dinas, badan atau hanya bagian.

1. Kelompok Ekonomi (tugasnya memfasilitasi hal-hal yang berhubungan dengan produksi, pasar dan modal) 2. Kelompok Peningkatan(tugasnya berkaitan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia) 3. Kelompok Layanan Publik (tugasnya memfasilitasi serta memberikan pelayanan infrastruktur, prasarana, administrastif dan informatif kepada masyarakat) 4. Kelompok Penunjang (untuk melakukan perencanaan, pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja masing-masing kelompok)

Pengelompokan kelembagaan di jembrana yang digagas oleh tim independen yaitu:

Pengaruh Restrukturisasi Organisasi terhadap Efektivitas dan Efisiensi Kinerja Pemerintah


Steers menegaskan bahwa, efektivitas adalah tujuan akhir dari suatu organisasi. Jika dengan adanya restrukturisasi organisasi dapat mencapai tujuan yang diinginkan yaitu pelayanan publik yang prima maka efektivitas kinerja pemerintah telah tercapai. Namun demikian, restrukturisasi organisasi tata pemrintahan juga tidak akan banyak memberikan imbas terhadap peningkatan efektivitas kerja jika tidak dibarengi dengan penataan ruang atau kantor yang berjauhan (terpencar) antara satu lembaga dengan lembaga lainnya, akan sangat mempengaruhi efektivitas serta kinerja organisasi pemerintahan, utamanya ketika harus melakukan koordinasi.

Lanjutan..
Sementara dari sisi efisiensi, akan berpengaruh terhadap besaran dana atau anggaran yang harus dikeluarkan. Seperti misalnya pengeluaran biaya pemeliharaan kantor jauh lebih efisien dibandingkan sebelum diadakannya restrukturisasi. Untuk memperkuat agenda restrukturisasi dan profesionalisasi birokrasi yaitu dengan strategi pendukung, berupa efisiensi pemanfaatan aset-aset daerah dan memperbaiki prosedur keuangan yang dikenal dengan nama sisdur (sistem dan prosedur).

Kabupaten Jembrana menjalankan mekanisme pengerjaan berbagai proyek pembangunan dengan menerapkan pola yang dikenal OE (Owner Estimated). Di dalam Pole OE ini, anggaran yang tertuang dalam pos-pos anggaran daerah (APBD) bukanlah merupakan standar satu-sastunya nilai pengerjaan sebuah proyek. Dengan penerapan pola OE di dalam penyelenggaraan berbagai proyek pembangunan, dari sisi efisiensi pemerintah sangat diuntungkan karena dengan pola ini dapat dilakukan penghematanpenghematan dan menyempurnakan efisiensi dalam prilaku celahcelah terjadinya KKN. Sistem Gudang ini diterapkan dengan manajemen kontrol pada sisi masuknya barang , maka dengan cara ini setiap pembelian dan pengeluaran barang harus melewati satu pintu.

kesimpulan
Pemerintah Kabupaten Jembrana melakukan relokasi terhadap seluruh lembaga pemerintahan yang ada ke dalam satu kompleks dan areal. Sehingga,dapat tercipta efektivitas kinerja serta efisiensi yang tidak sedikit, selain itu pengawasan terhadap disiplin aparatur pemerintahan dapat dilakukan lebih efektif dan sistematis. Dari sisi efisiensi, akan berpengaruh terhadap besaran dana atau anggaran yang harus dikeluarkan.

Anda mungkin juga menyukai