2014 -2018
LEMIGAS telah melaksanakan pelayanan jasa teknologi sejak tahun 1968 dan
mengalami beberapa kali perubahan peraturan perundang-undangan dalam sistem
pengelolaan keuangan pelayanan jasa teknologi seperti Sistem Swadana (1992),
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) (1997) dan Sistem Nasional Penelitian
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (2002). Karakteristik
PNBP LEMIGAS sangat berbeda dengan PNBP secara umum sebagaimana yang
dimaksud dalam UU No. 20 tahun 1997. PNBP dari hasil pelayanan jasa LEMIGAS
sifatnya kontraktual yaitu aliran dana yang masuk (diterima) sarat dengan kewajiban
yang harus dipenuhi LEMIGAS kepada pengguna jasa sesuai dengan yang tertuang
dalam kontrak. Sehingga sebagian besar dana yang diterima LEMIGAS digunakan untuk
memenuhi kontrak dalam bentuk biaya operasional. Dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (PPK BLU) beserta peraturan turunannya maka LEMIGAS menemukan jalan
keluar sistem pengelolaan yang lebih sesuai dengan kondisi dan dinamika pelayanan jasa
teknologi LEMIGAS.
Berdasarkan analisis situasi dan konfigurasi persaingan maka strategi bisnis yang
akan diterapkan LEMIGAS adalah meningkatkan efektifitas dan kualitas solusi teknologi
yang terintegrasi pada pelanggan, yaitu industri migas dan pemerintah/publik, dengan
melakukan hubungan jangka panjang, lebih dalam dan bermakna dengan pelanggan
(customer intimacy strategy). LEMIGAS akan lebih memfokuskan pada permasalahan-
permasalahan teknologi dan usaha untuk berkontribusi mewujudkan ketahanan energi
nasional dan peningkatan nilai tambah ekonomi dari kegiatan subsektor migas. Dengan
demikian posisi strategis LEMIGAS termasuk pada model focused differentiation dan
needs-based positioning. Untuk memenuhi hal tersebut akan dilakukan kolaborasi
strategis dengan tenaga ahli yang berada di luar lingkungan LEMIGAS. Untuk menjamin
efektifitas dan kesinambungan keunggulan kompetitif, LEMIGAS akan menekankan tiga
aktifitas strategis yang saling memperkuat yaitu Customer Relationship Management,
Knowledge Management dan Innovation Management. Ketiga proses ini tentu saja
memerlukan dukungan kuat teknologi informasi dan komunikasi.
Proyeksi PNBP dari pelayanan jasa teknologi yang dirancang dalam Rentra Bisnis
ini diperkirakan akan meningkat setelah melewati periode konsolidasi internal.
Peningkatan ini sebagai akibat langsung refocusing kegiatan LEMIGAS untuk
berkontribusi mewujudkan peningkatan nilai tambah ekonomi dari kegiatan subsektor
migas dan kosekuensi dari penerapan PPK-BLU yang sehat. PPK-BLU juga memiliki
prinsip efisiensi dan produktifitas ala korporasi, yang salah satu faktor pendukungnya
adalah arus perputaran kas semakin baik. Dengan sehatnya arus kas pelayanan jasa
teknologi dapat dikelola dengan lebih baik yang berakibat tumbuhnya motivasi untuk
melakukan perubahan kultur dari gaya birokrat menjadi entrepreneur. Efek positif lain
dari perbaikan pengelolaan keuangan adalah timbulnya keyakinan untuk menerapkan
strategi bisnis dalam aktifitas sehari-hari dan pada akhirnya berdampak pada
pengembangan kualitas layanan LEMIGAS kepada para pelanggan dengan optimal.
Strategi bisnis dapat dikatakan sebagai siasat suatu organisasi untuk memenangkan
persaingan bisnis dalam industri tertentu atau segmen industri tertentu baik pada saat ini
maupun masa mendatang. Siasat tersebut dibangun dari analisis lingkungan eksternal dan
internal dengan mempertimbangkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai organisasi
tersebut. Strategi yang tepat, dan eksekusi yang efektif, merupakan hal penting dalam
penciptaan nilai suatu organisasi. Semakin unik posisi kompetitif suatu organisasi maka
semakin tinggi profitabilitasnya di industri yang bersangkutan. Oleh karena dunia
kompetisi bisnis sangat dinamis maka setiap organisasi perlu jeli dan waspada setiap saat
serta merespon dinamika kompetisi tersebut dengan analisis yang komprehensif.
Demikian pula dengan LEMIGAS yang berada pada industri jasa penunjang
perminyakan khususnya dalam segmen riset, laboratorium, dan konsultan, tidaklah luput
dari dinamika kompetisi bisnis. Saat ini pemain di bisnis ini sudah cukup mempengaruhi
pertumbuhan pendapatan dan profitabilitas LEMIGAS. Riset menunjukkan bahwa pasar
(industri) dan strategi bisnis mempunyai peran penting dalam variasi profitabilitas
organisasi, riset mana menjelaskan posisi kompetitif organisasi berperan lebih besar
(32%) dibanding dengan industri yang hanya sebesar 19%.1 Namun demikian, riset
tersebut mencatat bahwa sekitar 43 % variasi profitabilitas tidak dapat dijelaskan secara
sistimatik.
LEMIGAS telah melaksanakan pelayanan jasa teknologi sejak tahun 1968 dan
mengalami beberapa kali perubahan peraturan perundang-undangan dalam sistem
pengelolaan keuangan pelayanan jasa teknologi seperti Sistem Swadana (1992),
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) (1997), dan Sistem Nasional Penelitian
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (2002). LEMIGAS
kembali menerapkan sistem PNBP namun penerapannya di lapangan dirasakan tidak
cukup fit dengan dinamika bisnis LEMIGAS sehingga berakibat pada menurunnya
kinerja pelayanan jasa teknologi sementara untuk kembali ke Sistem Nasional Penelitian
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bukanlah pilihan yang
direkomendasi oleh Departemen Keuangan. Dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (PPK BLU) beserta peraturan turunannya maka LEMIGAS menemukan alternatif
sistem pengelolaan yang lebih sesuai dengan kondisi dan dinamika pelayanan jasa
teknologi LEMIGAS. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor
513/KMK.05/2009 tanggal 28 Desember 2009, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS” ditetapkan sebagai instansi pemerintah
1
McGahan, A.M. dan Porter, M.E., 1997, How much does industry matter really, Strategic Management
Journal, 18.
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
-1-
yang menerapkan PPK BLU. Salah satu persyaratan administratif untuk penerapan PPK
BLU adalah adanya dokumen Rencana Strategis Bisnis atau selanjutnya disebut dengan
Renstra Bisnis.
Renstra Bisnis 2014-2018 disusun sebagai kelanjutan dari rencana bisnis periode
sebelumnya memiliki semangat perubahan dan pembaruan organisasi pemerintah yang
berkelanjutan sebagaimana dikenal dengan Reinventing Government atau Enterprising
Government. Lebih dari itu, Good Governance dan e-Government merupakan hal yang
tidak bisa ditunda lagi penerapannya oleh instansi pemerintah karena kinerja organisasi
pemerintah akan turut menentukan dalam meningkatkan daya saing bangsa di tataran
global yang semakin kompetitif. Semangat perubahan ini sejalan dengan pelaksanaan
reformasi birokrasi yang dicanangkan pemerintah. Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (KESDM) per 2014 mulai menerapkan sistem baru dalam penilaian
presetasi kerja yaitu berlandaskan pada Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Sistem ini dimaksudkan untuk
lebih menjamin objektivitas pembinaan pegawai karena didasarkan pada hasil kerja yang
dicapai setiap pegawai.
Pengembangan Renstra Bisnis ini mengacu pada pernyataan visi, misi, dan tujuan
yang dijabarkan ke dalam sasaran, program, dan kegiatan strategis. Setiap kegiatan
strategis dinilai keberhasilannya berdasarkan indikator kinerja dengan capaian tahunan
yang direncanakan oleh institusi. Penyusunan dokumen Renstra Bisnis merupakan suatu
upaya LEMIGAS untuk memperoleh gambaran dari suatu proses yang berorientasi pada
hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun 2014-2018 dengan
memperhitungkan potensi, peluang, ancaman, dan kendala yang ada atau mungkin
timbul. Dokumen ini akan menjadi arah pengelolaan dan pengembangan LEMIGAS
dalam 5 tahun mendatang.
B. Landasan Penyusunan
C. Sistematika Penyajian
SEKRETARIAT
BALITBANG
P3TKEBTKE
LEMIGAS PUSAT LITBANGTEK tekMira P3GL
PUSAT LITBANGTEK KETENAGALISTRIKAN, PUSAT LITBANGTEK PUSAT LITBANG
MIGAS “LEMIGAS” ENERGI BARU,TERBARUKAN , MINERAL DAN BATUBARA GEOLOGI KELAUTAN
DAN KONSERVASI ENERGI
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Penjabarannya dalam Undang-Undang No. 44 Prp Tahun 1960 tersebut ditemukan pada
Pasal 2 yang menegaskan bahwa:
“Segala bahan galian minyak dan gas bumi yang ada di dalam wilayah hukum
pertambangan Indonesia merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh
Negara”.
Konsep ini kemudian dikembangkan oleh Ir. Sjarif A. Loebis bersama rekan-
rekannya yang aktif di tiga perusahaan minyak nasional yang sudah ada pada waktu itu,
yaitu Perusahaan Minyak Nasional (PN Permina), Perusahaan Minyak dan Gas Nasional
(PN Permigan), dan Perusahaan Pertambangan Minyak Indonesia (PN Pertamin), dengan
bekal Surat Keputusan Kepala Biro Minyak dan Gas Bumi Deperdatam No.
301/Kep/BMBG/62 tertanggal 26 Oktober 1962 bergabung dalam Panitia Persiapan
Research Laboratorium Minyak dan Gas Bumi. Susunan Panitia tersebut adalah sebagai
berikut Ir. Sjarif A. Loebis ditunjuk sebagai Koordinator dan sebagai anggota adalah Ir.
Soediono, Ir. Soedarno, Ir. Soembarjono, Dr. Wahjudi Wisaksono, Zainal Rasjid dan Ir.
Omar Hassan Asaari. Selain itu Ir. Hantoro dan Ir. Harsono diangkat sebagai Penasihat.
Pentingnya mempunyai lembaga yang mengemban tugas cukup luas seperti di atas
lebih-lebih dirasakan setelah Pemerintah, dengan Undang-Undang No. 14 Tahun 1963,
mengesahkan Perjanjian Karya antara perusahaan-perusahaan negara dan perusahaan-
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
-6-
perusahaan minyak asing yang beroperasi pada waktu itu, yaitu antara PN Pertamin dan
PT Caltex Pacific Indonesia, PN Permina dan PT Stanvac Indonesia, dan PN Permigan
dan PT Shell Indonesia. Dalam perjanjian karya tersebut dinyatakan bahwa perusahaan-
perusahaan asing yang terlibat akan terus beroperasi sebagai kontraktor Pemerintah
selama 30 tahun mendatang. Namun ditentukan pula bahwa akan ada pengalihan secara
bertahap kepada perusahaan negara dan tenaga kerja bangsa Indonesia, yaitu dalam masa
5 tahun usaha pemasaran akan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan negara, dalam 10–
15 tahun usaha pengolahan, dan dalam 8 tahun 75 persen tenaga kerja pada kontraktor-
kontraktor akan terdiri atas bangsa Indonesia. Dengan adanya lembaga yang
dimaksudkan di atas, diharapkan Indonesia dapat mengumpulkan data, mengembangkan
ilmu, dan mempersiapkan tenaga ahli sehingga pada akhir masa kontrak karya, Indonesia
mampu mengambil alih pelaksanaan pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia
sepenuhnya.
Gambar 2. Gedung utama LEMIGAS tempo dulu semasa kepemimpinan Ir. Sjarif A.
Loebis
Dalam bentuknya yang pertama, Lembaga Minyak dan Gas Bumi (disingkat
LMGB pada waktu itu) terdiri atas Bidang Riset dan Bidang Pendidikan/Latihan sebagai
bidang-bidang utama. Bidang Riset terdiri atas Bagian Riset Teknik Pertambangan
(RTT), Bagian Pengolahan dan Penggunaan (ROG) dan Bagian Dokumentasi/Publikasi
(RDP). Bidang Pendidikan/Latihan terdiri atas Bagian Pendidikan/Latihan Teknik
Pertambangan (TTT), Bagian Pendidikan/Latihan Teknik Pengolahan (TTO), dan Bagian
Pendidikan/Latihan Umum dan Penggunaan (TUG). Pegawai LEMIGAS ketika itu
berjumlah sekitar seratus orang pegawai negeri sipil.
Tidak lama sesudah kelahiran LEMIGAS, terjadilah peristiwa besar dalam sejarah
Republik Indonesia yaitu Peristiwa G-30-S (Gerakan 30 September), yang antara lain
berakibat dibubarkannya PN Permigan. Dengan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1966,
Pemerintah melikuidasi perusahaan negara tersebut, kilang minyaknya di Cepu serta
Tenaga ahli LEMIGAS berkembang cukup pesat pada waktu itu, karena di
samping beberapa sarjana lulusan dalam negeri (ITB, UGM dan lain-lain) sudah ada pula
beberapa lulusan luar negeri (Australia, Austria, Belanda, Kanada, Cekoslowakia), dan
mulai tahun 1966 berpulangan pula sarjana-sarjana lulusan Uni Soviet yang dikirim pada
tahun 1962, serta sarjana/pascasarjana dari Jerman dan negara-negara lain. Sarjana-
sarjana yang baru diterima sebagai pegawai, baik dari perguruan tinggi di dalam negeri
maupun dari universitas luar negeri ditempatkan untuk memulai kariernya di Cepu.
Mereka ditugaskan di lapangan-lapangan dan kilang minyak dan menjadi tenaga
pengajar pada Akamigas dan kursus-kursus lain yang diselenggarakan di Pusdik Migas
Cepu.
Pada tahun 1972 LEMIGAS menjalin kerja sama dengan perusahaan jasa teknik
lapangan Amerika Serikat yaitu Core Laboratories Inc. atau Corelab untuk menjual jasa
tersebut di Indonesia. Bersama-sama, LEMIGAS dan Corelab melakukan jasa teknologi
dalam perekaman sifat lumpur (mud logging), analisis batuan inti, pengumpulan data
perangkat pengeboran dan korelasinya, pengujian sumur, pengambilan percontoh PVT,
pengawasan, pengendalian dan perencanaan serta berbagai jasa lain yang dibutuhkan di
lapangan minyak. Dalam kerangka kerja sama tersebut Corelab membantu LEMIGAS
dalam perencanaan dan pengembangan laboratorium-laboratorium yang diperlukan dan
memberikan pembinaan dan pelatihan tenaga ahli LEMIGAS. Kerja sama yang pada
tahap pertama dijadwalkan untuk empat tahun ternyata dapat berlanjut sampai tahun
1980.
1. Satker PPK BLU LEMIGAS belum memiliki Dewan Pengawas sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007 tentang Dewan
Pengawas Badan Layanan Umum
2. Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) bukan Pemimpin Satker PPK BLU
LEMIGAS sehingga dinilai tidak mendukung kemandirian dan efektifitas
pelaksanaan PK BLU. Disarankan agar KPA adalah pemimpin Satker LEMIGAS
sesuai dengan ketentuan dalam PP Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Untuk mewujudkan visi LEMIGAS tersebut, maka ditetapkan misi sebagai berikut:
Meningkatkan peran LEMIGAS dalam memberikan masukan bagi penyusunan
kebijakan pemerintah guna meningkatkan iklim yang kondusif bagi
pengembangan industri minyak dan gas bumi.
Meningkatkan kualitas jasa penelitian dan pengembangan untuk memberikan
nilai tambah bagi klien LEMIGAS.
Menciptakan produk unggulan dan mengembangkan produk andalan.
Tugas
Fungsi
Bidang Bidang Bidang Afiliasi KPPP Teknologi KPPP Teknologi KPPP Teknologi KPPP Teknologi KPPP Teknologi
Penyelenggara Program dan Informasi Eksplorasi Eksploitasi Proses Aplikasi Produk Gas
dan Sarana
Penelitian dan
Pengembangan Subbidang Subbidang Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Penyiapan Afiliasi Evaluasi Lahan Pemboran Teknologi Bahan Bakar Teknologi
Rencana Migas Separasi Minyak & Gas Separasi Gas
Subbidang (BBMG)
Subbidang Kelompok Kelompok
Penyelenggara Subbidang Kelompok Kelompok
Informasi Evaluasi Teknologi
Penelitian dan Analisis dan Pencitraan Kelompok Teknologi
Formasi Konversi dan
Pengembangan Evaluasi Bawah Pelumas Analisis Gas
Permukaan Katalis
Subbidang Kelompok Kelompok
Reservoir Kelompok Unit
Sarana Kelompok Tekno Ekonomi
Analitik dan LOBP
Penelitian dan Sistem
Kelompok Kimia Terapan
Pengembangan Hidrokarbon
Peningkatan Kelompok
Kelompok
Pengurasan Teknologi
Kelompok Bioteknologi
Pemanfaatan
Sedimentologi Kelompok Gas
Produksi Kelompok
Kelompok Enginering dan Kelompok
Stratigrafi Pemodelan Teknologi
Transportasi
Kelompok Gas Bumi
Kelompok Teknologi
Penginderaan Lingkungan
Jauh dan SIG
A. Kinerja Layanan
LEMIGAS sesuai dengan misinya di arahkan menjadi suatu lembaga litbang yang
mengembangkan teknologi baru dalam rangka penguasaan teknologi migas, dapat
memecahkan problem industri migas terutama untuk mendukung keberhasilan industri
migas dan memberikan masukan kepada pemerintah dalam menentukan arah kebijakan
di subsektor migas. LEMIGAS juga dituntut dapat memberi kontribusi dalam rangka
mewujudkan ketahanan energi nasional dan peningkatan nilai tambah ekonomi dari
kegiatan sektor energi dan sumber daya mineral melalui penelitian dan pengembangan
teknologi di bidang minyak dan gas bumi. Sebagai acuan kegiatan litbang, LEMIGAS
menetapkan Tujuh Program Utama yaitu 1) Penambahan sumber daya dan cadangan
migas, 2) Pengembangan gas unconventional, 3) Peningkatan cadangan dan produksi
migas, 4) Pengembangan teknologi pengolahan migas dan hasil olahannya, 5)
Pengembangan teknologi bahan bakar alternatif, 6) Pengembangan teknologi
penyimpanan, transportasi, dan pemanfaatan gas; 7) Pengembangan teknologi
pengurangan, penyimpanan, dan pemanfaatan CO2.
Sasaran dan capaian kinerja yang diperoleh sesuai dengan arah penelitian dan
pengembangan LEMIGAS yang mengacu kepada tujuh program utama penelitian
sebagaimana telah dijelaskan di atas.
LITBANG
USULAN
USULAN
USULAN
USULAN
LITBANG
LITBANG
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
BIC
BIC
BIC
BIC
Penambahan SumberDaya dan Cadangan
1 6 1 4 2 3 2 6 1
Migas
2 Pengembangan Gas Unconventional 3 4 1 2 1
Peningkatan Cadangan dan Produksi
3 10 2 10 7 1 11 2
Migas
Pengembangan Teknologi Pengolahan
4 13 18 4 11 11 3
Migas dan Hasil Olahannya
Pengembangan Teknologi Bahan Bakar
5 6 3 1 2 1 5
Alternatif
Pengembangan Teknologi,
6 Penyimpanan, Pemanfaatan dan 10 1 7 4 9 2 7 3
Transportasi Gas
Pengurangan dan Pemanfaatan Emisi
7 6 8 1 2
CO2
JUMLAH LITBANG DAN
54 4 54 12 35 6 43 9
USULAN BIC
HASIL SERTIFIKASI BIC 0 1 2 2
Capaian kinerja jasa teknologi LEMIGAS dalam kurun waktu 4 (empat) tahun
terakhir menunjukan peningkatan nominal pendapatan PNBP sejak mendapatkan
izin PPK BLU akhir 2009, namun capaiannya pada kisaran 40 sampai dengan 50
miliar rupiah. Persentase capaian terhadap target hanya sekitar 80% (Gambar 7).
Kendala yang dihadapi adalah kelengkapan administratif sebagai satker PPK-BLU
secara penuh belum dapat dilengkapi sehingga LEMIGAS belum dapat menerapkan
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005. Tahun 2013 merupakan pencapaian tertinggi
PNBP BLU LEMIGAS baik dari sisi persentase terhadap target maupun pendapatan
nominalnya. Kontribusi pendapatan jasa teknologi dari masing-masing KPPP tahun
2013 ditampilkan dalam Tabel 5.
TARGET 140
80,000 REALISASI
125 % REALISASI
70,000 120
60,000 100
98 81 83 88
50,000 80
70
40,000
60
30,000 45
40
20,000
10,000 20
0 0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Gambar 7. Pendapatan PNBP LEMIGAS sebelum dan setelah menerapkan PPK BLU
Pelanggan Utama
Jumlah pelanggan yang terdaftar di tahun 2013 adalah sebesar 561 perusahaan.
Namun dari total pendapatan hanya diperoleh dari 17 perusahaan pelanggan (Gambar 9).
Daftar 17 perusahaan dan besarnya kontribusi lebih dari 800 juta masing-masing
pelanggan terhadap total pendapatan dapat dilihat pada gambar selanjutnya.
Gambar 9. Pelanggan yang memberikan kontribusi > 800 juta dari total pendapatan
tahun 2013
Barang modal sebagai aset yang dimiliki oleh LEMIGAS yang terdiri atas tanah,
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan yang merupakan harta milik/kekayaan negara
per Desember 2013 tercatat berdasarkan jenis dan nilai aset secara total sebesar Rp.
1.606,8 Milyar (Gambar 11). Pagu dan realisasi RM dan PNBP ditampilkan pada
Gambar 11.
Tabel 7. Realisasi pendapatan negara dan hibah serta belanja tahun 2013
%
Anggaran
No Uraian Realisasi (Rp.) Realisasi
(Rp.)
Anggaran
Realisasi Pendapatan
1 78.616.001.000 52.995.354.863 67,41%
Negara dan Hibah
Penerimaan Pajak 0 0 0,00%
Penerimaan Negara Bukan
78.616.001.000 69.312.546.000 88,17%
Pajak
Penerimaan hibah 0 0 0,00%
2 Realisasi Belanja Negara 352.925.617.000 298.801.419.300 84,66%
Belanja Rupiah Murni 274.309.616.000 245.806.064.437 89,61%
Belanja Pinjaman LN 0 0 0,00%
Belanja Rupiah Pendamping 0 0 0,00%
Belanja Hibah 0 0 0,00%
Belanja PNBP 0 0 0,00%
Belanja BLU 78.616.001.000 52.995.354.863 67,41%
Adapun jika ditinjau dari kumulatif persentase pencapaian target, maka dalam tiga
tahun terakhir selalu mengalami penurunan rata-rata 3.5% per tahun. Salah satu kendala
utama adalah pekerjaan yang diterima sering mengalami keterlambatan penyelesaian
sebagai akibat tidak lancarnya arus kas keuangan LEMIGAS. Kondisi tersebut
berdampak pada kekhawatiran penerimaan beberapa peluang pekerjaan baru yang
terpaksa ditolak karena ketidakmampuan memenuhi komitmen kontrak akibat minimnya
ketersediaan dana awal operasi. Gambar 14 memperlihatkan kecenderungan persentase
penerimaan dari pelayanan jasa teknologi tahun 2010-2013.
Gambar 14. Kecenderungan persentase penerimaan dari pelayanan jasa teknologi tahun
2010-2013
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset yang sangat berharga bagi setiap
organisasi. Kekuatan SDM saat ini sebanyak 725 orang yang terdiri atas Pegawai Negeri
Sipil (PNS) sebanyak 516 orang dan tenaga honorer (pegawai tidak tetap) sebanyak 209
orang per Desember 2013.
Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh LEMIGAS saat ini merupakan aset dan
modal yang sangat berharga untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan dan
pelayanan jasa teknologi yang unggul. Peralatan laboratorium tersebut dan didukung
oleh prasarana yang lengkap sesuai dengan tuntutan industri migas maupun penggunaan
jasa lainnya. Laboratorium-laboratorium tersebut telah mendapatkan akreditasi
berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008.
Dalam rangka pencapaian visi sebagai lembaga litbang yang unggul, profesional,
dan bertaraf internasional, PPPTMGB ”LEMIGAS” mempunyai komitmen terhadap
mutu produk/jasa yang dihasilkan. Untuk mewujudkan komitmen tersebut LEMIGAS
terus berusaha meningkatkan sarana litbang dan peralatan laboratorium untuk pelayanan
jasa sesuai dengan perkembangan terkini. Upaya yang dilakukan adalah dengan
penambahan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan litbang
dan pelayanan jasa teknologi, serta melaksanakan pengelolaan peralatan laboratorium
dengan cara memastikan bahwa peralatan yang digunakan selalu dalam kondisi yang
sesuai dengan persyaratan teknis dan hasil pengukuran/pengujiannya tertelusur ke
standar acuan tertentu.
2. Kalibrasi Peralatan
Selain jasa pelayanan di atas terdapat juga jasa pelayanan laboratorium kalibrasi
oleh Bidang Penyelanggaraan Sarana Penelitian dan Pengembangan. Laboratorium
Kalibrasi Massa dan Volume LEMIGAS sebagai salah satu laboratorium yang sudah
terakreditasi keberadaannya sangat penting dalam mengkalibrasi alat-alat volume dan
massa yang tersebar pada hampir seluruh laboratorium uji yang ada baik di dalam
maupun di luar LEMIGAS. Kalibrasi peralatan laboratorium TA 2012 di lingkungan
LEMIGAS telah dilaksanakan sebanyak 313 buah dari 440 buah alat yang diterima, 20
buah alat tidak bisa dikalibrasi karena rusak, dan 107 buah alat dalam proses
penyelesaian pekerjaan, serta penerimaan kalibrasi eksternal (di luar lingkungan
LEMIGAS) sejumlah 68 buah. Total penerimaan pekerjaan kalibrasi sebanyak 381 buah.
3. Perbaikan/Pemeliharaan Peralatan
Sertifikasi sarana litbang terdiri dari sertifikasi alat dan laboratorium dari Komite
Akreditasi Nasional (KAN) dan TUV melalui SNI ISO/IEC 17025-2008, ISO 9001-
2008, ISO 14000-2004 dan OHSAS 18001-2007.
Pengukuran capaian kinerja pada tahun 2013 menggunakan tiga macam metode
yaitu Sistem Metrik, Peer Review dan umpan balik pelanggan. Untuk Sistem Metrik
sudah ditampung dalam format LAKIP. Pada sistem metrik, tolok ukur pengukuran
kinerja dan keberhasilan program dikategorikan dalam pengukuran masukan (input), dan
pengukuran keluaran (output). Metode Peer Review dalam hal ini diwujudkan dalam
bentuk Forum Evaluasi Hasil Litbang Migas yaitu menghadirkan para pakar. Para pakar
tersebut (minimal 3 orang) melakukan penilaian berdasarkan kriteria-kriteria penilaian
yang telah ditentukan sebelumnya. Pelaksanaan pengukuran kinerja ini bersifat kualitatif,
dan sangat tergantung pada objektifitas para pakar.
Metode yang terakhir yaitu umpan balik pelanggan (customer feedback) dilakukan
terhadap kegiatan pelayanan jasa teknologi. Penilaian keberhasilan berdasarkan
pandangan (reaksi) dari penggunanya (pelanggan). Metode ini diterapkan pada kegiatan
pelayanan jasa teknologi. Upaya yang dilakukan untuk mengevaluasi seluruh hasil
kegiatan litbang dan non litbang adalah melalui Forum Evaluasi Hasil Kegiatan. Forum
ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan, para pakar yang bertindak sebagai Tim
Penilai dan seluruh penanggung jawab kegiatan dengan tim terkait.
BSC merupakan sistem manajemen strategi yang dikembangkan oleh Kaplan dan
Norton (1996; 2001; 2004; 2006) yang membantu berbagai jenis organisasi dalam
mengelola strategi mulai dari fase perencanaan, implementasi hingga pengawasan dan
evaluasi. Lebih dari itu, BSC membantu mendeskripsi, menvisualisasi, dan
mengkomunikasikan strategi sehingga ter tata-arah (aligned) untuk implementasi dan
eksekusi strategi dengan mudah dilakukan. Penerapan metode BSC umumnya akan
menghasilkan outstanding and suistainable performance bagi institusi yang
menerapkannya. Kinerja yang istimewa dan berkelanjutan tersebut dicapai karena visi,
misi, tujuan, dan strategi dapat diterjemahkan menjadi aksi (kegiatan operasional).
Dengan BSC dapat dihasilkan rencana strategis dan rencana aksi yang bersifat
komprehensif, koheren, terukur dan berimbang.
A. Pendahuluan
Pendekatan yang umum digunakan untuk ini adalah analisis SWOT yaitu suatu
akronim dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang),
dan Threats (ancaman) yang merupakan faktor-faktor strategis pada suatu organisasi.
Evaluasi situasi dilakukan untuk membantu melahirkan strategi LEMIGAS untuk
periode lima tahun mendatang (Januari 2014 – Desember 2018). Analisis situasi ini
memperhatikan Rencana Program Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2010 - 2014 dan
Rencana Strategis Kementerian ESDM 2010 - 2014.
Kelemahan
W1 Belum menerapkan kaidah-kaidah manajemen dan 0.3 3 0.9
leadership secara optimal.
W2 Tidak independen dalam membangun sistem 0.3 3 0.9
kepegawaian dan aset.
W3 Inovasi kurang dikelola dengan baik. 0.15 3 0.45
W4 Sistem/teknologi informasi belum dimanfaatkan 0.15 2 0.3
dengan optimal.
W5 Belum mengoptimalkan networking yang ada 0.1 2 0.2
Jumlah 1 2.75
Bobot: didasarkan atas impact faktor terhadap pencapaian tujuan dan memiliki nilai total 1. Rating: 1 (poor) - 5
(outstanding), didasarkan atas respon (saat ini) LEMIGAS terhadap faktor tersebut
Sementara itu sinopsis dari lima faktor Kelemahan LEMIGAS adalah seperti
tertulis di bawah ini (diurutkan dari yang paling strategis):
1. Belum menerapkan kaidah-kaidah manajemen & leadership secara optimal;
2. Tidak independen dalam membangun sistem kepegawaian dan aset;
3. Inovasi kurang dikelola dengan baik;
4. Sistem/teknologi informasi belum dimanfaatkan dengan optimal;
5. Belum mengoptimalkan networking yang ada.
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 34 -
C. Analisis Faktor Lingkungan Eksternal
Serupa dengan apa yang dilakukan pada analisis lingkungan internal, dalam
menganalisis lingkungan eksternal juga menerapkan pembobotan dan peringkatan
terhadap lima faktor utama Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats) (Tabel 10).
Sinopsis dari kelima faktor Peluang yang mungkin bisa diraih oleh LEMIGAS adalah
sebagai berikut (diurutkan dari yang paling strategis):
1. Peningkatan eksplorasi dan produksi oleh industri sebagai akibat tingginya
harga minyak dan/atau permintaan.
2. Tuntutan bahan bakar alternatif sebagai akibat tingginya harga minyak,
kebijakan ramah lingkungan, dan energi baru terbarukan.
3. Kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
4. Kebijakan Energi Nasional untuk penggunaan bahan bakar gas di dalam negeri
dan penghematan penggunaan BBM.
5. Pasar Otonomi Daerah, Timur Tengah dan Asia.
Di lain pihak, lima faktor Ancaman yang harus diwaspadai oleh LEMIGAS adalah
sebagai berikut (diurutkan dari yang paling strategis):
1. Persaingan litbang dan jasa teknologi migas semakin tinggi.
2. Terbatasnya dana pemerintah untuk litbang.
3. Ketergantungan terhadap peraturan pemerintah membuat LEMIGAS kurang
fleksibel.
4. Perpres No 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa.
5. Kebijakan WTO sektor MIGAS.
D. Analisis TOWS
2
Weihrich, 1982, The TOWS Matrix- A Tool For Situational Analysis, Long-Range Planning, Vol. 15,
No.2.
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 36 -
STRENGHTS WEAKNESSES
Memiliki sarana & prasarana Belum menerapkan kaidah-kaidah
laboratorium migas terlengkap di manajemen & leadership dg optimal
Indonesia (innovation dan enterpreneurship)
Dalam beberapa hal LEMIGAS
Tidak independen dalam membangun
memiliki keahlian teknis yg
sistem kepegawaian dan aset
unggul di Indonesia
1. S-O Strategi
2. W-O Strategi
Dari kuadran W-O dihasilkan tiga strategi yaitu (1) strategi penyempurnaan
tata-kelola Pola Pengelolaan Keuangan – Badan Layanan Umum (PPK – BLU), (2)
memperbaiki sistem dan manajemen pengelolaan manajemen strategis, dan (3)
memperbaiki dan menerapkan sistem manajemen sumber daya manusia. Kelemahan
utama LEMIGAS adalah menyangkut pengelolaan organisasi dan pola atau gaya
kepemimpinan yang tidak sesuai dengan lingkungan bisnis LEMIGAS. Hal ini
disebabkan oleh sistem birokrasi, yang kurang adaptif dan kurang efisien, sehingga
setelah menerapkan PPK – BLU, LEMIGAS belum mampu memaksimalkan
fleksibilitas dalam mengelola keuangan, remunerasi, dan pengangkatan pegawai
yang sesuai dengan kebutuhan kinerja unit bisnis yang dijalankan.
3. S-T Strategi
Walaupun bukan hal baru, sistem manajemen mutu (SMM) sudah menjadi
sesuatu bagian yang tak terpisahkan dari pengelolaan organisasi. Hanya saja, SMM
perlu mempertimbangkan aspek lokal sehingga sesuai dengan lingkungan dan
budaya organisasi. Sejauh ini, SMM masih terlihat sebagai compliance dan belum
menyentuh hakikat dari SMM itu sendiri yaitu perbaikan berkelanjutan yang akan
lebih memiliki dampak bilamana menyentuh budaya pegawai dan organisasi.
4. W-T Strategi
3
Porter, M.E., 1980, Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries, Free Press; Porter, M.E.,
1985, Competitive Advantage-Creating and Sustaining Superior Performance, Free Press
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 39 -
memang sudah penuh dengan persaingan atau bahkan pada lingkungan bisnis yang
belum terjadi persaingan4. Dengan inovasi, LEMIGAS akan mampu menjadi
penyedia solusi teknologi yang terintegrasi bagi para pelanggannya, sehingga siap
menghadapi persaingan pada skala lokal maupun global.
Dibandingkan dengan jasa teknologi Hulu, jasa teknologi Hilir jauh lebih kecil
pendapatannya yaitu 78% dibanding 22%. Hal ini dikarenakan oleh kurang uniknya
produk Hilir sehingga lebih banyak rival yang bermain di industri jasa teknologi Hilir.
4
Christensen dan Raynor, 2003, The Innovator’s Solution, Harvard Business School Press; Anthony et al.,
2008, The Innovator’s Guide to Growth, Harvard Business Press; Lafley dan Charan, 2008, The Game-
Changer, Crown Business; Skarzynski dan Gibson, 2008, Innovation to the Core, Harvard Business Press
Gambar 18.
Melihat peta kompetisi industri, LEMIGAS akan mereposisi bisnisnya dengan
mengintegrasi dan mensinergikan tiga kapabilitasnya yaitu: 1) Jasa riset, 2) Jasa
laboratorium, dan 3) Akumulasi pengalaman selama 48 tahun (Gambar 19). Akumulasi
pengalaman ini disebut sebagai knowledge repository dan operasionalnya membutuhkan
proses manajemen pengetahuan (knowledge management). Dengan demikian reposisi ini
merubah konfigurasi Riset-Studi-Laboratorium sebagaimana terlihat pada Gambar 20
menjadi konfirgurasi Riset–Laboratorium-Knowledge Repository sebagaimana terlihat
pada Gambar 19. Kapabilitas knowledge repository menggantikan ”posisi” Studi
sementara Studi itu sendiri menjadi aktifitas inti atau produk dari integrasi dan sinergi
tiga kapabilitas Riset-Laboratorium-Knowledge Repository.
Riset
Jasa
Solusi
Pelanggan Pengalaman
Pengalaman selama
selama 48 tahun
44 tahun
Knowledge
Laboratorium
Repository
Gambar 19. Integrasi dan sinergi kapabilitas untuk menghasilkan solusi kepada
pelanggan
Lebih spesifik lagi, LEMIGAS akan ”bermain” dengan segmentasi pelanggan yang
dibagi kedalam 3 kelompok (Kelompok 1, 2, dan 3) berdasarkan loyalitas, komitmen,
dan potensi jangka panjangnya terhadap LEMIGAS (Gambar 21). Kelompok pelanggan I
berkontribusi terhadap 40% pendapatan LEMIGAS sementara pelanggan Kelompok II
adalah 17% dan pelanggan Kelompok III sebesar 23%. Segmentasi pelanggan ini penting
mengingat keinginan LEMIGAS untuk bisa fokus pada pemecahan atau solusi persoalan
pelanggannya sehingga sumber daya yang ada tercurah untuk menghasilkan nilai
superior pada pelanggan utamanya. Sebagai contoh, salah satu pelanggan Kelompok I
adalah PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI). Konsekuensinya, LEMIGAS perlu
memahami geologi reservoar, teknik reservoar, teknik dan fasilitas produksi, teknik dan
fasilitas distribusi dan pengilangan minyak, dan teknik lingkungan yang ada di dan
dilakukan oleh CPI. Lebih dari itu, LEMIGAS akan menganalisis persoalan-persoalan
teknik yang akan dan sedang terjadi dan kemudian memilah dan menyeleksi persoalan
tersebut untuk mencari solusi atas persoalan-persoalan tersebut. Oleh karena itu proses
manajemen hubungan pelanggan, manajemen inovasi, dan manajemen pengetahuan
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 42 -
menjadi rantai nilai dan sistem aktifitas penting. Dengan kata lain posisi strategis
LEMIGAS termasuk pada model focused differentiation dan needs-based
positioning5nya Porter (Gambar 22). Untuk memenuhi hal ini LEMIGAS akan
melakukan kolaborasi strategis dengan tenaga ahli yang berada di luar LEMIGAS.
STUDI
10
90
20
80
30 LAPI ITB
70
40
60
50
50
60
40
70
30
80 LEMIGAS
20
CoreLab
90
10
R&D 10 20 30 40 50 60 70 80 90 LAB
Dengan posisi strategis seperti itu, LEMIGAS bisa membangun ceruk pasar baru
yang belum digarap oleh pemain lain namun harus mewaspadai akan reaksi dari para
rival yaitu dengan cara membangun sistem aktifitas yang sulit ditiru (lihat pembahasan
ini pada Bab V.D.6. Model Bisnis). Salah satu hal yang membuat posisi ini sulit ditiru
adalah status LEMIGAS sebagai satu-satunya lembaga litbang migas pemerintah
Indonesia yang memiliki privillege dalam penelitian dan pengembangan teknologi migas
di Indonesia. Keistimewaan ini akan digunakan seoptimal mungkin sebagai modal awal
dalam membangun keunggulan kompetitif.
Chevron Pacific Indonesia
ExxonMobil Indonesia
Pertamina (Persero)
Semberani Persada
Chevron Indonesia
Virginia Indonesia
Baroid Indonesia
Asia Karsa Indah
Petrochina Intl.
Elnusa Drilling
Energy Equity
BP West Java
MI Indonesia
Medco E&P
Mobil Cepu
Parna Raya
Total E&P
Anugerah
CNNOC
1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kelompok I Kelompok II Kelompok III ( > 1 milyar Rp)
(40 %) (17 %) (23 %)
5
Porter, M.E., 1980, Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries & Competitors, Free
Press; Porter, M.E., 1996, What is Strategy?, Harvard Business Review, Nov-Dec.
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 43 -
Keunggulan Kompetitif
Fokus
Fokus Biaya
Diferensiasi
A. Asumsi
Dalam melakukan analisis, ada beberapa asumsi penting yang digunakan dalam
proses menemukan strategi. Disamping untuk keperluan strategi bisnis, analisis juga
tidak membatasi ruang lingkup pembahasan yang mungkin berkaitan dengan strategi
korporat dan strategi fungsional.
1. Asumsi Makro
6.6% 6.60%
6.5% 6.50%
6.4%
Inflasi
6.3%
6.23%
6.2%
6.1% 6.10%
6.0%
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Tahun
Gambar 23. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2010 – 2013 (sumber: Bank Indonesia)
Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Indonesia selama kurun waktu 4 tahun (2010-
2013) diperkirakan 6,35 persen per tahun (Gambar 23). Pertumbuhan ekonomi Indonesia
sejak 2010 terus membaik sampai dengan akhir 2013, hal ini membuktikan bahwa
Indonesia menjadi negara yang kuat dan tidak begitu dipengaruhi terhadap pengaruh
resesi yang terjadi di Amerika dan Eropa. Pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat
menjamin kestabilan ekonomi dan iklim bisnis yang baik di Indonesia.
Inflasi akan memberikan dampak pada pendapatan riil masyarakat. Jika angka
inflasi terlalu tinggi, maka daya beli riil masyarakat akan menurun. Walaupun nampak
fluktuatif meningkat, namun rata-rata angka inflasi Indonesia dalam kurun waktu 4 tahun
(2010-2013) masih berkisar 5,4 % (Gambar 24), jika angka psikologis kurang dari 2 digit
(10%), maka angka inflasi di atas masih nampak wajar (tidak melampaui 2 digit).
5.13%
4%
4.28%
3%
2%
1%
0%
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Tahun
Gambar 24. Tingkat inflasi Indonesia 2010 – 2013 (sumber: Bank Indonesia, 2013)
Dari konteks permintaan energi dunia khususnya minyak dan gas bumi terjadi
peningkatan permintaan energi yang cukup tinggi sesuai dengan karakter industrinya
yang masih berbasis manufaktur. Sampai tahun 2025 peningkatan permintaan minyak
diperkirakan sekitar 27 juta barel/hari, hampir 70 % nya berasal dari negara berkembang
(Gambar 25). Harga minyak tahun 2014 diperkirakan serupa dengan kondisi tahun 2011,
2012 dan paruh pertama 2013, yaitu pada kisaran $ 80-110/barel7. Pada 2020-2021,
harga ini akan memicu proyek-proyek produksi migas di kawasan sulit maupun proyek
produksi migas non konvensional.
Gambar 25. Prediksi tingkat konsumsi minyak dunia sampai dengan tahun 2030
7
Rahman, M., 2008, PerilakuHargaMinyakDunia-Pengaruh Fundamental dan Non Fundamental,
LembaranPublikasi LEMIGAS, vol.42, No.3.
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 47 -
Penyediaan pasokan energi yang berkelanjutan menjadi tantangan Indonesia ke
depan. Untuk menopang pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6%, konsumsi energi kita
tumbuh sekitar 10%. Mengacu pada pola produksi saat ini, maka pertumbuhan konsumsi
energi tersebut sulit diimbangi oleh pasokan dalam negeri. Proyeksi neraca energi 2025
(Tabel 11) menunjukan bahwa Indonesia akan mengalami defisit minyak bumi, gas
bumi, dan energi baru terbarukan (EBT) dengan defisit terbesar pada minyak bumi.
Surplus hanya diperoleh dari batubara. Dalam skenario energi bauran versi Kebijakan
Energi Nasional 2014 target EBT ditetapkan 23%. Berarti diperlukan penambahan
pasokan 10 kali lebih besar dari pasokan saat ini atau menjadi setara 2 juta BOEPD.
Sedangkan proyeksi berdasarkan pola produksi saat ini hanya mampu menyediakan
pasokan sekitar 750 ribu BOEPD.
Ketahanan energi nasional kita saat ini diakui masih rentan. Ketergantungan
kepada minyak bumi yang tinggi sementara pasokan dalam negeri terus menurun
menyebabkan porsi minyak impor semakin besar. Dengan tingkat produksi minyak
saat ini sekitar 800 ribu BOPD, sedangkan konsumsi BBM mencapai 1 juta 660 ribu
BOPD, maka lebih dari 50% kebutuhan minyak dalam negeri berasal dari impor. Ke
depan, gap antara produksi dan kebutuhan minyak akan semakin lebar karena
kecenderungan produksi semakin turun sementara kebutuhan semakin bertambah.
Gambar 26. Rencana peningkatan TKDN pada kegiatan usaha hulu migas
2. Asumsi Mikro
Untuk mewujudkan visi LEMIGAS tersebut, maka ditetapkan misi sebagai berikut:
Meningkatkan peran LEMIGAS dalam memberikan masukan bagi penyusunan
kebijakan pemerintah guna meningkatkan iklim yang kondusif bagi
pengembangan industri minyak dan gas bumi.
Meningkatkan kualitas jasa penelitian dan pengembangan untuk memberikan
nilai tambah bagi klien LEMIGAS.
Menciptakan produk unggulan dan mengembangkan produk andalan.
Untuk mewujudkan visi dan misi LEMIGAS ke dalam program dan kegiatan yang
akan dilaksanakan maka tujuan strategis LEMIGAS adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas masukan kebijakan kepada Pemerintah dalam
mengembangkan industri minyak dan gas bumi.
2. Menghasilkan produk unggulan dan produk andalan dalam rangka peningkatan
efisiensi dan nilai tambah.
3. Meningkatkan pendapatan PNBP BLU melalui penyediaan solusi teknologi yang
terintegrasi.
4. Meningkatkan penguatan kelembagaan untuk mendukung terlaksananya kegiatan
yang akuntabel, efektif, dan efisien.
1. Strategi
8
Hambrick D.C, and Fredrickson J.W., 2001, Are you sure you have a strategy, The Academy of
Management Executive, Vol. 15, No.4
9
Treacy,M. dan Wiersema, F., 1997, The Discipline of Market Leaders, Addison-Wesley Publishing
Company.
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 54 -
”dalam’, bermakna, dan jangka panjang serta menjadi mitra yang selalu berusaha
mencari solusi atas berbagai persoalan stakeholder dan pelanggan.
Strategi yang baik menurut Hambrick dan Fredrickson memiliki lima unsur yaitu
arenas, vehicles, differentiators, staging, dan economic logic. Arenas adalah area dimana
bisnis dilakukan. LEMIGAS melakukan bisnis jasa profesional perminyakan (hulu dan
hilir) pada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) migas tertentu yang beroperasi di
Indonesia. Arti tertentu dalam hal ini adalah KKKS yang memiliki komitmen dan
hubungan jangka panjang dengan LEMIGAS. Secara khusus LEMIGAS membagi
pelanggan menjadi 3 kelompok. Kelompok I adalah pelanggan yang paling loyal diikuti
dengan Kelompok II dan Kelompok III untuk yang sedang hingga kurang..
Vehicles adalah cara organisasi untuk berpartisipasi pada target arena. LEMIGAS
akan melaksanakan jasa profesionalnya dengan melibatkan dan mengembangkan
sumberdaya internal. Selain itu LEMIGAS juga berkolaborasi dengan mitra strategis
agar dapat memperkuat keunggulan kompetitifnya dengan melakukan aliansi strategis.
LEMIGAS bisa melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi dengan menyediakan
sarana laboratorium dan knowledge repositorynya bagi para kandidat master atau doktor
untuk melakukan riset yang berhubungan dengan persoalan pelanggan LEMIGAS. Hal
ini akan lebih bernilai bilamana kandidat yang dimaksud berasal dari kelompok
pelanggan LEMIGAS. Selain sarana laboratorium, kerjasama ini juga bisa dalam bentuk
berbagi pembiayaan riset. Pola kerjasama juga bisa dilakukan dengan maksud integrasi
vertikal atau horisontal dari tiga kapabilitas LEMIGAS.
Staging adalah waktu, periode dan kecepatan dalam melakukan tindakan strategis.
LEMIGAS akan terlebih dahulu melakukan konsolidasi internal pada tiga tahun pertama
periode mana akan diawali dengan implementasi PK-BLU dan kemudian menekankan
kelancaran aspek operasional. Dengan tercapainya proses operasional yang prima baik
aspek keuangan maupun pelayanan maka LEMIGAS mulai membangun keunggulan
kompetitifnya. Pada periode 3 tahun pertama manajemen hubungan pelanggan lebih
difokuskan pada pelanggan kelompok pertama. Hal krusial lain yang akan dilaksanakan
adalah melakukan transformasi kultural dari yang selama ini agak birokratik menjadi
lebih entrepreneurial/inovatif dan berorientasi pada pelanggan. Transformasi kultur dan
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 55 -
penyiapan generasi muda untuk menjadi pemimpin di masa mendatang harus dimulai
secara sistimatis ditahun 2014 hingga 2018.
LEMIGAS akan berevolusi dari suatu lembaga jasa yang saat ini masih didominasi
oleh kegiatan pengukuran atau penentuan parameter-parameter analitik menjadi
LEMIGAS yang akan mengintegrasikan hasil temuan riset/laboratorium dan pengalaman
(lokal) konsultansi untuk memecahkan persoalan industri ataupun sebagai nilai masukan
untuk pemerintah. Dengan kelengkapan fasilitas laboratorium dan kekayaan pengalaman
(knowledge repository) yang dimiliki LEMIGAS di industri migas ditambah dengan
hubungan yang “dalam” dengan pelanggan maka LEMIGAS akan fokus menawarkan
lebih banyak jenis jasa dan solusi pada pelanggan utama.
Dibandingkan dengan periode 2009 – 2013, LEMIGAS pada periode lima tahun ke
depan akan fokus menghasilkan produk-produk teknologi sebagai jawaban atas persoalan
teknis yang dihadapi pelanggan dan juga untuk memberikan kontribusi maksimal dalam
mewujudkan ketahanan energi nasional dan peningkatan nilai tambah atau TKDN. Hal
ini tergambar dari rencana peningkatan rata-rata jumlah usulan paten, hak cipta, dan
litbang inovasi sebesar 40% per tahun. Demikian juga dengan target jumlah paten dan
pilot plant, prototipe, demoplant, rancangan, dan formula yang terimplementasikan
ditargetkan naik rata-rata 40% per tahun. Jumlah masukan/rekomendasi kepada
pemerintah dalam periode tersebut ditargetkan 83 buah. Keseluruhan produk-produk
tersebut akan dihasilkan dari sinergi tiga kekuatan LEMIGAS, yaitu: kapabilitas riset,
kapabilitas laboratorium, dan akumulasi pengalaman dan pengetahuan. Pelaksanaan
kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan target masing-masing indikator kinerja menjadi
domain KPPP namun tidak terlepas dari dukungan Bidang/Bagian yang ada di
LEMIGAS.
10
Porter, M.E, 1980, Competitive Strategy, The Free Press; Porter, M.E, 1996, What is Strategy?, Harvard
Business Review, Nov-Dec.
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 56 -
Tabel 13. Sasaran dan target kinerja kegiatan litbang dan jasa teknologi 2014 - 2018
Sasaran Strategis Indikator Kinerja 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Mengacu pada sasaran startegis periode 2014–2018 sebagai penjabaran visi dan
misi LEMIGAS, maka telah disusun kegiatan tahunan untuk mencapai target sasaran
yang sudah ditetapkan. Kegiatan-kegiatan tersebut dikelompokan ke dalam 7 (tujuh)
program utama litbang dan 1 (satu) program non litbang yang saling berinteraksi
sinergis. Ke delapan program tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penambahan sumber daya dan cadangan migas,
2. Pengembangan gas unconventional,
Peningkatan sumber daya dan cadangan migas menjadi program prioritas dan
mendesak dilakukan sebagai upaya mewujudkan ketahanan energi nasional. Terdapat 4
(empat) kegiatan yang direncanakan dalam program ini. Keempatnya merupakan
kegiatan utama dan barometer kinerja KPPP Teknologi Eksplorasi. Tabel 15
menampilkan rincian masing-masing kegiatan meliputi perkiraan biaya, kebutuhan
sumber daya manusia, output dan target yang akan dihasilkan kurun waktu 2014 – 2018.
Tabel 15. Program dan kegiatan peningkatan sumberdaya dan cadangan migas
Rencana/Target
Sasaran/Kegiatan/Input/Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
1 Penambahan Sumber Daya dan Cadangan Migas
i Kaji Ulang Data Geoscience untuk BAWEAN II, SITUBO NDO , SW TANJUNG AREA, SE SUNDA STRAIT III & IV, TO MINI RO TE I & II, ASEM-ASEM, BIRDS KARAENG SELAYAR, NIAS, E.
NO RTH BALI III, NO RTH BO NE, ANDAMAN, MO RO WALI, BAY I & II, SERTAMA, KUBU, HEAD, E . SIMENGGARIS, MANO KWARI, TARAKAN I,
Peningkatan Kualitas Informasi Wilayah BUTO N III, TARAKAN II. AMBO RIP IV & V, SUNDA ARU, PENAWARAN BLO K JAMPEA, PENAWARAN BLO K CENDRAWASIH BAY I,
Kerja Baru Migas TO MINI BAY III, TO MINI BAY STRAIT II, PENAWARAN BLO K TAHUN SEBLUMNYA TAHUN SEBLUMNYA PENAWARAN BLO K TAHUN
IV, TO MINI BAY V, DIGUL TAHUN SEBLUMNYA SEBLUMNYA
FGD: Penentuan Lokasi Akusisi Seismik, Processing Studi G&G: Resource Direct Proposal dan WK Award - Drillable Prospect dan
Penelitian (Cekungan B) dan Interpretasi (Cekungan B) Assesssment; Prospect and Pendampingan (Cekungan B) Persiapan - Pendampingan
Lead ranking (Cekungan B) (Cekungan B)
2014 2015 2016 2017 2018
1 Penambahan Sumber Daya dan Cadangan Migas
i Kaji Ulang Data Geoscience untuk BAWEAN II, SITUBO NDO , SW TANJUNG AREA, SE SUNDA STRAIT III & IV, TO MINI RO TE I & II, ASEM-ASEM, BIRDS KARAENG SELAYAR, NIAS, E.
NO RTH BALI III, NO RTH BO NE, ANDAMAN, MO RO WALI, BAY I & II, SERTAMA, KUBU, HEAD, E . SIMENGGARIS, MANO KWARI, TARAKAN I,
Peningkatan Kualitas Informasi Wilayah BUTO N III, TARAKAN II. AMBO RIP IV & V, SUNDA ARU, PENAWARAN BLO K JAMPEA, PENAWARAN BLO K CENDRAWASIH BAY I,
Kerja Baru Migas TO MINI BAY III, TO MINI BAY STRAIT II, PENAWARAN BLO K TAHUN SEBLUMNYA TAHUN SEBLUMNYA PENAWARAN BLO K TAHUN
IV, TO MINI BAY V, DIGUL TAHUN SEBLUMNYA SEBLUMNYA
FGD: Penentuan Lokasi Akusisi Seismik, Processing Studi G&G: Resource Direct Proposal dan WK Award - Drillable Prospect dan
Penelitian (Cekungan B) dan Interpretasi (Cekungan B) Assesssment; Prospect and Pendampingan (Cekungan B) Persiapan - Pendampingan
Lead ranking (Cekungan B) (Cekungan B)
Rencana/Target
Sasaran/Kegiatan/Input/Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
2 Pengembangan Migas Unconventional
i Pengembangan Migas Studi Potensi Shale Gas Studi Potensi Shale Gas Studi Potensi Shale Gas Studi Potensi Shale Gas Studi Potensi Shale Gas
Cekungan Sumsel, Kondisi Cekungan Jawa Barat Cekungan Jawa Timur Cekungan Kutai, Cekungan Salawati
Unconventional
GGR Area Prospek & Utara, Pemboran, Utara, Monitoring Evaluasi kalimantan Timur
Perencanaan Pemboran Fracturing & Testing Produksi
f Jumlah formula/Pilot 1 1
Ketergantungan kepada minyak bumi yang tinggi sementara pasokan dalam negeri
terus menurun menyebabkan porsi minyak impor semakin besar. Dengan tingkat
produksi minyak saat ini sekitar 800 ribu BOPD, sedangkan konsumsi BBM mencapai 1
juta 660 ribu BOPD, maka lebih dari 50% kebutuhan minyak dalam negeri berasal dari
impor. Ke depan, gap antara produksi dan kebutuhan minyak akan semakin lebar karena
kecenderungan produksi semakin turun sementara kebutuhan semakin bertambah.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan cadangan dan produksi migas dari lapangan-
lapangan existing melalui inovasi teknologi pengurasan, optimasi produksi, dan
pengurangan biaya produksi per barel minyak ekuivalen. Solusi teknologi terintegrasi
untuk menjawab tantangan peningkatan cadangan dan produksi migas merupakan salah
satu produk unggulan jasa LEMIGAS ke depan mengingat bahwa diperkirakan terdapat
62% atau setara dengan 42,8 miliar barel dari isi minyak mula-mula masih tersimpan di
dalam reservoar setelah tahap pengurasan primer dan sekunder. Akumulasi minyak ini
yang berasal dari sekitar 650 lapangan merupakan target enhanced oil recovery (EOR).
Kegiatan EOR ke depan akan semakin intens dengan aturan SKK Migas yang
mewajibkan KKKS produksi utnuk melaksanakan kegiatan EOR. LEMIGAS perlu
membangun keunggulan spesifik agar dapat mengambil pangsa pasar proyek EOR secara
siginifikan.
Tabel 17. Program dan kegiatan peningkatan cadangan dan produksi migas.
Rencana/Target
Sasaran/Kegiatan/Input/Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
3 Peningkatan Cadangan dan Produksi Migas
i Produksi Rig CBM Uji Coba lapangan, Optimasi Rancang Bangun Loading Ram Uji Coba Lapangan, Optimasi Rancang Bangun peralatan Uji Coba Lapangan, Optimasi
Desain dan Fungsi dan Unit Substructure Desain dan Fungsi danfasilitas Lumpur yang Desain dan Fungsi
moveble
Tabel 18. Program dan kegiatan pengembangan teknologi migas dan hasil olahannya
Rencana/Target
Sasaran/Kegiatan/Input/Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
4 Pengembagan teknologi pengolahan migas dan hasil olahannya
i Pengembangan Kilang BBM dan Kelayakan Insentif Pengembangan model optimasi Pengembangan Kilang Pengembangan Kilang
Pengembangan Kilang Baru produk BBM dan petrokimia Berorientasi Spek Global berorientasi Ekspor
Petrokimia
Kelayakan Pengembangan
Kilang Skala Kecil
a Rencana Biaya, miliyar 1.5 2.5 2.5 2.5
b Pengembangan SDM 2. S1 T-Kimia 1. Master TK - Kilang 1. Master TK - Kilang
c Kebutuhan alat Software dan Bank Data Software dan Bank Data Software dan Bank Data
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1
e Jumlah Rancangan 1 1 1
f Jumlah Masukan Kebijakan 1 1 1
ii Pengembangan Teknologi Desulfurisasi Sintesis Katalis Ti-MCM-41 Optimasi kinerja katalis hasil Optimalisasi Katalis dan proses Optimalisasi proses ODS Pada Pengembangan Prose ODS
dan Uji Coba pada Umpan Model sintesis pada Umpan Model ODS, Untuk mendapatkan Sistem Kontinu dUntu skala Mini Pilot Plant
Secara Oksidatif (ODS) pada Pembuatan
Solar (lanjutan) Solar(lanjutan) minak solar minimal spec mendpatkan solar spec EURO II
Minyak Solar Rendah Sulfur EURO II
a Rencana Biaya, miliyar 0.7 0.8 2.2 1.0 1.2
b Pengembangan SDM 1. M.Sc. Katalis-Kilang 1. M.Sc. Katalis-Kilang 1 Ph.D.
c Kebutuhan alat DSC Catalyst Testing Unit
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1 1
e Jumlah Usulan Patent 1 1 1
f Jumlah Rancangan 1 1
iii Pengembangan Katalis Hidrotreating Sintesis, karakterisasi, uji Sintesis modifikasi katalis Sintesis katalis hidrotreating Sintesis katalis terpilih ,
aktivasi katalis hidrotreating hidrotreating, karakterisasi terpilih, karakterisasi, optimasi karakterisasi, uji ketahanan
untuk Green Energy (Green diesel,
dan uji aktivitas kondisi operasi uji aktivitas katalis pada proses kontinyu
Biogasoline)
a Rencana Biaya, miliyar 1.0 1.3 1.5 1.8
b Pengembangan SDM 2 S1-Kimia/T. Kimia 1 M.Sc.
c Kebutuhan alat Surface area XRF SEM EDX Catalyst Testing Unit
d Jumlah Makalah Ilmiah - 1 1 1
e Jumlah Usulan Patent - - 1
f Jumlah Rancangan - - - -
iv Penguasaan Teknologi Uji Flow Kajian terhadap pembentukan Kajian pembentukan deposit Kajian terhadap Flow Assurance System aliran
deposit pada flow line dari pada pipa transportasi dari pencegahan/penanganan produksi minyak dan sistem
Assurance: Penanganan Waxy crude
sumur sampai kepala sumur tangki pengumpul sampai sale permasalahan flow assurance transportasi
dalam Produksi Crude Oil point
Penelitian dan pengembangan serta pelayanan jasa teknologi bahan bakar alternatif
dilakukan oleh KPPP Teknologi Aplikasi Produk. Ada 4 (empat) kegiatan utama yang
akan dilakukan dalam rangka mendukung pelaksanaan program ini. KPPP Teknologi
c Pengembangan SDM 1 S2 2 S3
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1
e Jumlah Masukan Kebijakan 1 1 1 1
iv Bahan Bakar LPG/LGV dan DME Bahan Bakar Gas LPG mix Pilot Plan/Stage Commercial Plan/Stage Pilot Plan/Stage Pengembangan Infrastruktur
DME untuk Nelayan Bahan Bakar Gas LPG mix Bahan Bakar Gas LPG dan Bahan Bakar Gas DME untuk DME mix LPG dan
(Design/Rancangan); DME untuk Nelayan dan Safety DME untuk Nelayan; Mesin Kapal dan Safety dalam Infrastruktur DME pada sektor
Kompatibilitas Bahan Bakar dalam Sistem Konversi Kompatibilitas Bahan Bakar Sistem Konversi Transportasi Laut dan Pola
Gas DME pada Motor Tempel (Design/Rancangan); Kajian Gas DME pada Mesin Kapal (Design/Rancangan) Sistem Suplai - Distribusi
Perahu Nelayan Bahan Bakar Gas DME pada
(Design/Rancangan) Mesin Kapal
(Design/Rancangan)
Tabel 20. Program dan kegiatan pengembangan teknologi penyimpanan, transportasi, dan
pemanfaatan gas
Rencana/Target
Sasaran/Kegiatan/Input/Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
6 Pengembagan teknologi penyimpanan, transportasi, dan pemanfaatan gas
i Evaluasi bersama percepatan konversi Kalayakam Pengembangan Kalayakam Pengembangan Kalayakam Pengembangan Kalayakam Pengembangan Kalayakam Pengembangan
Infrastruktur BBG Jabodetabek Infrastruktur BBG Jawa dan Infrastruktur BBG Sumatera Infrastruktur BBG Sulawesi Infrastruktur BBG Maluku dan
BBM bersubsidi ke BBG
Bali dan Kalimantan dan NTB NTT
Tabel 21. Program dan kegiatan pengembangan teknologi pengurangan, penyimpanan, dan
pemanfaatan CO2
Rencana/Target
Sasaran/Kegiatan/Input/Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
7 Pengembangan teknologi pengurangan, penyimpanan, dan pemanfaatan CO 2
i Teknologi Penangkapan CO2 Optimalisasi proses Manfaat dari aplikasi Desain alat penangkap Aplikasi teknologi di
absorbsi dan desorbsi; Uji teknologi; Desain CO2 skala pilot plant industri
coba alat penangkap CO 2 teknologi pada skala
secara kontinu. Demo Plant
11
Kaplan, R.S, and Norton, N.P., 2001, The Strategy-Focused Organization, Harvard Business School
Press; Kaplan, R.S, and Norton, N.P., 2004, Strategy Map, Harvard Business School Press; Kaplan R.S,
and Norton, N.P., 2008, The Execution Premium, Harvard Business School Press
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 70 -
Stakeholder
Keuangan
L-1 L-2
Tersedianya Masukan L-3
Terciptanya Produk
untuk kebijakan Meningkatnya
Unggulan dan
Pemerintah PNBP
Andalan
L-5
Peningkatan Riset dan
Pengembangan yang
L-4 berkualitas L-7
L-6
Perencanaan yang Peningkatan loyalitas Membangun L-11
berkualitas dan dan kepuasan Kerja sama yang Monitoring dan
menjawab isu stakeholder solusif evaluasi yang
nasional dan akuntabel dan
industri L-9 tepat waktu
L-8
Peningkatan
Pengelolaan L-10
Jaminan Mutu
Keuangan yang Peningkatan
Efisien dan Utilisasi Aset
Efektif
L-14
L-12 L-13 Internalisasi visi, misi, L-15
Meningkatkan Sistem Informasi dan nilai nilai yang Meningkatkan
Kompetensi SDM yang Terintegrasi dibutuhkan dalam Excelence
melaksanakan strategi Infrastruktur
Perspektif ini merupakan sudut pandang dari sisi stakeholder mengenai apa yang
harus dicapai LEMIGAS agar memenuhi keinginan stakeholder. Dalam hal ini,
stakeholder LEMIGAS adalah pemeintah pusat dan daerah, industri migas, perguruan
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 72 -
tinggi, institusi litbang, dan unsur-unsur masyarakat lainnya. LEMIGAS diharapkan
memiliki posisi tawar yang baik terhadap stakeholder dengan menyajikan suatu nilai
spesifik (a specific value proposition) sehingga memberikan nilai beda berkelanjutan
(differentiated sustainable value). Nilai berbeda disebut sebagai strategi diferensiasi
LEMIGAS yaitu usulan kebijakan dan solusi teknologi terintegrasi yang dihasilkan dari
sinergi riset, laboratorium, dan pengalaman (knowledge repository). Selain itu
LEMIGAS membangun citranya sebagai lembaga dimana jasa pelayanan dan para
profesionalnya berpengalaman dan inovatif dalam mencari solusi persoalan stakeholder.
LEMIGAS menetapkan 2 sasaran strategik dari perspektif stakeholder: 1) Tersedianya
masukan untuk kebijakan pemerintah, 2) Terciptanya produk unggulan dan andalan.
Aktifitas yang ditujukan sebagai masukan pemerintah disebut sebagai kajian sedangkan
kegiatan yang mengarah pada penelitian dan pengembangan teknologi migas disebut
sebagai solusi teknologi.
Kode Saat
Sasaran Strategis IKU 2014 2015 2016 2017 2018
SS Ini
L-1 Tersedianya masukan • Jumlah masukan/rekomendasin 10 12 14 14 14 14
untuk kebijakan kebijakan/Regulasi (NSPK) dan
pemerintah RSNI
L-2 Terciptanya produk • Jumlah paten yang 1 3 5 6 8 10
unggulan dan andalan terimplementasian
• Jumlah pilotplant/ - 3 11 11 11 11
prototype/rancangbangun/formula
yang terimplementasian
Kode Saat
Sasaran Strategis IKU 2014 2015 2016 2017 2018
SS Ini
L-3 Meningkatnya PNBP • % pertumbuhan PNBP 0.0% 0.0% 0.0% 2.5% 2.5% 2.5%
Fase yang krusial adalah penetapan sistem remunerasi BLU LEMIGAS. Keluarnya
Peraturan Presiden Nomor 78 tahun 2013 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di
Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengharuskan LEMIGAS
untuk segera menyusun sistem remunerasi BLU agar bisa melanjutkan kegiatan
pelayanan jasa teknologi yang sudah berlangsung 46 tahun.
Sementara itu, agar utilisasi aset dan perbaikan struktur biaya tercapai dan optimal
akan diterapkan activity-based management (ABM). ABM adalah suatu sistem
manajemen yang memudahkan pengendalian biaya dan diagnosa kinerja manajemen
melalui sistem activity-based costing12 (ABC). Dengan ABM segala biaya dari tiap-tiap
aktifitas atau proses yang tidak efisien atau kurang memiliki nilai keterkaitan dengan
sasaran-sasaran strategis dapat dengan mudah dan cepat diidentifikasi dan dikuantifikasi.
Lebih dari itu, ABM dapat melacak sejauh mana efektifitas proses perbaikan. Dengan
demikian, sarana riset dan konsultansi yang dibeli LEMIGAS namun tidak terlihat jelas
kontribusinya terhadap pencapaian sasaran maka dengan mudah dievaluasi.
Perspektif ini adalah sudut pandang LEMIGAS yang berfokus pada proses bisnis
utama di dalam organisasi LEMIGAS. Proses bisnis adalah serangkaian aktivitas yang
saling berhubungan satu sama lain, yang dilakukan suatu organisasi dalam rangka
menciptakan produk/jasa untuk memenuhi keinginan stakeholder. Secara visual,
12
Kaplan, R.S. dan Cooper, R., 1998, Cost and Effect: Using Integrated Cost Systems to Drive
Profitability and Performance, Harvard Business School Press
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 74 -
perspektif internal ini diletakkan dibawah perspektif pelanggan (Gambar 26). Kinerja
yang luar biasa atas perspektif internal akan memberikan kesuksesan pada implementasi
strategi diferensiasi yang berakibat pada pencapaian nilai pada perspektif stakeholder
dan keuangan sehingga pada akhirnya akan menggapai visi organisasi yang dicita-
citakan.
Proses bisnis internal diawali dengan perencanaan yang sistematis dalam rangka
menjawab isu nasional dan industri. Perencanaan merupakan proses menentukan
tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan
sumber daya yang tersedia. Tindakan tersebut ditentukan atas dasar isu strategis
subsektor migas yaitu mengoptimalkan produksi migas nasional, menggairahkan
kegiatan eksplorasi migas, pengurangan volume konsumsi BBM, pembangungan
infrastruktur gas, pembangunan kilang BBM dan petrokimia, pengembangan bahan
bakar alternatif BBM, dan mengoptimalkan penggunaan TKDN dalam rantai kegiatan
industri migas. Analisis TOWS berdasarkan lingkungan internal dan ekspternal menjadi
acuan dalam penyusunan perencanaan jangka menengah 5 (lima) tahunan dan
perencanaan jangka pendek 1 (satu) tahunan LEMIGAS. Perencanaan strategis bersama
dengan pengukuran kinerja serta evaluasinya merupakan rangkaian sistem akuntabilitas
kinerja yang penting.
Sebagaimana diungkapkan oleh Kaplan dan Norton bahwa strategi tercermin pada
proses internal maka LEMIGAS menekankan pentingnya Proses Pelanggan dan Proses
Inovasi dan keduanya tidak bisa dipisahkan karena inilah yang menjadi sumberdaya
strategis LEMIGAS yang saling menguatkan. Isu-isu strategik yang muncul akibat
analisis TOWS sebelumnya menjadi acuan dalam membangun scorecard perspektif
internal yang dalam hal ini menjadi Tema Strategis pada Peta Strategi LEMIGAS
(Gambar 26). Scorecard yang dicanangkan pada Perspektif Internal sejumlah 2 tema
strategis pada Proses Manajemen Operasi, 2 tema strategis pada Proses Manajemen
Pelanggan, 2 tema strategis pada Proses Inovasi, dan 2 tema strategis pada Proses
kepedulian pengembangan iptek.
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 76 -
1). Proses Manajemen Operasi
Proses manajemen operasi adalah proses-proses yang dikerjakan sehari-hari oleh
organisasi dalam memproduksi produk-produk dan/atau jasa-jasa organisasi tersebut
untuk kemudian disajikan kepada pelanggan. LEMIGAS memiliki dua tema strategik
proses manajemen operasi 1) memperbaiki proses-proses operasi dan umum secara terus
menerus dan 2) meningkatkan kualitas produk/jasa. Adapun inisiatif yang dirancang
untuk mencapai sasaran-sasaran strategik tersebut adalah 1) mengembangkan dan
mengefektifkan sistem manajemen kinerja (Performance Management) terpadu 2)
Pengadaan peralatan dan perlengkapan gedung dan kendaraan, 3) Pengelolaan
Operasional Peralatan Laboratorium, 4) Kerja sama pelayanan dalam rangka teknologi
solusi, dan 5) Penerapan Sistem Manajemen Mutu. Tema strategis memperbaiki proses-
proses operasi dan umum secara terus menerus memiliki keterkaitan yang sangat erat
dengan kesepuluh isu strategis.
CRM dapat dilihat dari tiga aspek yakni aspek strategis, operasional, dan analitis17.
Pengertian CRM dari aspek strategis adalah pandangan ”top-down” tentang CRM
sebagai strategi bisnis yang mengutamakan konsumen dan bertujuan memikat dan
mempertahankan konsumen yang menguntungkan sedangkan aspek operasional
merupakan pandangan tentang CRM yang berfokus pada proyek-proyek otomatisasi
seperti otomatisasi layanan, otomatisasi armada penjualan, dan otomatisasi pemasaran.
Dilain pihak, pengertian analitis adalah pandangan ”bottom-up” tentang CRM yang
berfokus pada kegiatan penggalian data konsumen untuk tujuan-tujuan strategis dan
taktis. Kegiatan CRM ini dibawah koordinasi Komite Pengembangan Usaha.
17
Buttle, F., 2004, Customer Relationship Management, Elsevier
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 78 -
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa Technology Advisor (TA)
merupakan ”job family” penting dalam strategi bisnis LEMIGAS dan TA merupakan
salah unsur penting dalam model bisnis LEMIGAS. Oleh karena itu, LEMIGAS akan
meneruskan pelatihan dan ”sertifikasi” internal terhadap calon-calon TA di tahun 2014
dan diharapkan LEMIGAS bisa menyediakan 50 orang TA ditahun 2018. TA bekerja
dibawah koordinasi Bidang Afiliasi dan Informasi. Mereka adalah technical advisors
bagi masing-masing atau sekumpulan pelanggan. Semakin penting sebuah perusahaan
bagi LEMIGAS bisa saja akan ditangani lebih dari satu TA. Dengan demikian,
Pelanggan Utama bisa mendapatkan privilege untuk memperoleh masukan teknis tanpa
harus melalui proses-proses yang rumit. TA juga beperan penting bagi LEMIGAS
sebagai nara sumber dalam proses inovasi yaitu dalam proses identifikasi dan antisipasi
persoalan-persoalan teknologi pelanggan. TA bekerjasama erat dengan account manager
yang mengurusi bisnis dan hubungan khusus dengan masing-masing atau sekumpulan
pelanggan. Namun, idealnya seorang TA juga sekaligus sebagai account manager. Selain
itu TA juga bisa dirangkap oleh kepala Kelompok. Dengan hubungan jangka panjang
yang bermakna tersebut LEMIGAS akan cenderung melakukan transaksi melalui kontrak
payung dengan jangka waktu 3 hingga 5 tahun dan sedapat mungkin menghindari tender
atau dikenal sebagai Sole-source Partnership. Hal ini secara legal dimungkinkan dan
sudah berjalan seperti yang LEMIGAS lakukan dengan PERTAMINA EP dan
CHEVRON PACIFIC INDONESIA. Oleh karena itu LEMIGAS harus selalu melakukan
inovasi agar bisa melakukan lock-in terhadap Pelanggan Utama dan bisa menawarkan
lebih banyak nilai (cross-selling) pada Pelanggan Utama.
3) Proses Inovasi
Untuk memahami inovasi, berikut ini disampaikan pengertian istilah tersebut untuk
memahami perbedaan antara invention dan innovation. Invention adalah suatu ide baru
yang sering menjadi keluaran berwujud misalnya suatu produk atau sistem. Innovation
adalah konversi suatu ide baru menjadi revenue dan profit. Sebuah ide yang kelihatannya
cemerlang di laboratorium tetapi gagal di pasar bukanlah inovasi; hal tersebut hanyalah
suatu keingintahuan. Sebagai mana dikatakan oleh Jeff Immelt: “Inovasi tanpa pelanggan
bukan apa apa; hal tersebut bahkan bukan suatu inovasi”. Dengan kata lain inovasi
haruslah memperhatikan aspek pasar dan komersialisasi dan untuk itu inovasi dan
kewirausahaan tidak dapat dipisahkan18.
Inovasi mestinya dapat merubah ruang pasar, ruang pelanggan, ruang kompetisi
dan ruang sosial suatu bisnis. Inovasi merupakan ide penting yang dapat mengokohkan
masa depan korporat/organisasi, membantu para pemimpin menciptakan opsi strategi
yang tak terbayangkan sebelumnya. Cara terbaik untuk menang adalah dengan inovasi.
Akan tetapi, mencapai pertumbuhan melalui inovasi kelihatannya sangat sulit. Hampir
setiap perusahaan kesulitan untuk mencapai pengembalian positif atas investasi inovasi.
Sebagian dikarenakan lemahnya perangkat untuk menjadikan inovasi bagian dari praktek
sehari-hari. Sekedar mengikuti prinsip-prinsip manjemen yang baik tidak bisa begitu saja
18
Drucker, P.F. , 1985, Innovation and Entrepreneurship, HarperCollins, New York
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 79 -
membuat perusahaan sukses melakukan inovasi.19 Agar sukses, inovasi harus menjadi
bagian yang terintegrasi pada cara kita mengelola bisnis. Hal ini berarti menjadikan
inovasi inti dari sasaran, strategi, struktur, sistem, kultur, kepemimpinan, dan tujuan serta
nilai dari bisnis kita.20 Beberapa riset menyimpulkan bahwa proses inovasi bukanlah
sesuatu yang unik namun memiliki pola yang bisa dijadikan panduan dalam bentuk
kerangka, perangkat, dan templates yang bisa membantu para inovator untuk
menciptakan pertumbuhan bisnis baru dan menjadikannya sesuatu yang sistimatis.21
Inovasi tidak lagi harus selalu berarti teknologi atau produk baru namun dapat
berupa inovasi proses, strategi, dan model bisnis. Inovasi kini diartikan juga sebagai cara
agar organisasi korporat efisien dan bisa kreatif serta tumbuh. Inovasi adalah bagaimana
memilih dan mengeksekusi ide tepat dan menggulirkannya ke pasar secara cepat. Namun
dalam konteks strategi LEMIGAS, proses inovasi dikaitkan dengan usaha pemecahan
persoalan atau solusi teknologi dari pelanggan khususnya Pelanggan Utama. Hal ini bisa
berupa incremental or sustaining innovation atau juga dapat radical innovation.
Walaupun persentase inovasi radikal atau disruptive innovation jauh lebih kecil (10 – 20
%), inovasi ini bisa memberikan nilai pertumbuhan bisnis yang jauh lebih besar
dibanding incremental innovation. Anthony et al. meyakini bahwa sustaining innovation
digunakan untuk influence dan shape pasar sedangkan disruptive innovation untuk
redefine pasar, create pasar baru, atau defends terhadap serangan dari lapis bawah24.
19
Christensen dan Raynor, 2003, The Innovator’s Solution, Harvard Business Press.
20
Lafley dan Charan, 2008, The Game-Changer, Crown Business.
21
e.g. Anthony et al., 2008, The Innovator’s Guide to Growth, Harvard Business Press; Skarzynski dan
Gibson, 2008, Innovation to the core, Harvard Business Press
22
Business Week, 2006, Perusahaan dunia paling inovatif, Mei, p.42-52
23
Kaplan, R.S, dan Norton, D.P., 2004, Strategy Maps: Converting Intangible Assets into Tangible
Outcomes. Harvard Business School Press, Boston
24
Anthony et al., 2008, The Innovator’s Guide to Growth, Harvard Business Press
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 80 -
puas atas solusi yang ada. LEMIGAS, dalam hal ini technical advisors, melihat
persoalan dari sisi kacamata pelanggan, dan memahaminya tidak hanya atas apa yang
mereka lakukan tapi mengapa mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Salah
satu pendekatan untuk ”memetakan pekerjaan” adalah dengan menggunakan
pendekatannya Bettencourt and Ulwick.25 Solusi atas persoalan pekerjaan adalah dengan
menjadikan pekerjaan-pekerjaan tersebut dengan cara yang lebih sederhana, lebih
mudah, lebih murah, atau lebih cepat.
Melalui proses inovasi segala persoalan penting Pelanggan Utama, dan relevan
dengan LEMIGAS, di identifikasi dan di evaluasi untuk kemudian diseleksi dan
selanjutnya dilakukan riset atau kajian untuk bisa memberikan solusi pada Pelanggan
Utama. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa TA, bersama dengan Scientific Board
(SB), berperan penting dalam proses-proses identikasi, evaluasi, dan seleksi persoalan
pekerjaan Pelanggan Utama. Walaupun demikian, setiap karyawan LEMIGAS memiliki
peluang untuk memberikan ide atas ”persoalan” pekerjaan-pekerjaan pelanggan dan
memberikan masukan solusi atas ”persoalan” tersebut.
25
Bettencourt, L.A dan Ulwick A.W., 2008, The customer-centered innovation map, Harvard Busines
Review, May,
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 81 -
komunikasi, dialog dan berbagi pengetahuan hasil riset/kajian dengan pelanggan dan
masyarakat migas yang memiliki makna yang dalam maka akan dapat membangun
partnership dan hal ini pada gilirannya akan melahirkan trust mereka terhadap
LEMIGAS. Saat ini brand akan dibangun dengan cara menghubungkannya langsung
dengan orang (people) yang disebut sebagai emotional branding. Proses emotional
branding didasarkan pada empat pilar: hubungan, sensorial experiences, imagination,
dan vision.26
Perspektif keempat dari Peta Strategi dan BSC adalah Pembelajaran dan
Pertumbuhan (learning and growth) yakni aset-aset organisasi yang tak- tampak
(intangible assets) yaitu sumberdaya manusia, sumberdaya informasi, dan sumberdaya
organisasi. Aset-aset non-fisik ini merupakan aset penting dalam penciptaan nilai yang
berkelanjutan (sustainable value creation). Aset-aset tak tampak juga dikenal sebagai
modal intelektual dan diartikan sebagai kapabilitas-kapabilitas para karyawan suatu
organisasi/perusahaan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.27
Kode Saat
Sasaran Strategis IKU 2014 2015 2016 2017 2018
SS Ini
L-12 Meningkatkan • % komposisi ideal Pejabat 41% 50% 55% 60% 65% 70%
Kompetensi SDM Fungsional
• % jumlah S2 danS3 terhadap 17% 20% 25% 30% 35% 40%
total jumlah pegawai
L-13 Sistem Informasi • % sistem informasi yang 10% 25% 40% 55% 70% 85%
yang Terintegrasi terintegrasi
• % jumlah data dan informasi 10% 25% 40% 55% 70% 85%
litbang yang dikelola
terintegrasi
L-14 Internalisasi visi, Jam keterlibatan pembahasan 50 100 150 200 250 300
misi, dan nilai nilai Sistem Manajemen Strategis
yang dibutuhkan
dalam melaksanakan
strategi
L-15 Meningkatkan % mutu hasil uji 50% 50% 60% 70% 80% 90%
Excelence
Infrastruktur
Sasaran-sasaran yang ditetapkan pada perspektif proses internal (Tabel 26) harus di
selaraskan (alignment) dengan sasaran-sasaran pada perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan (Tabel 27) dan masing-masing harus terintegrasi.28 Dengan kata lain aset-
aset tak tampak harus selaras dengan strategi organisasi/perusahaan (strategic alignment)
yang dioperasionalkan dalam tema-tema strategis (strategic themes) pada perspektif
26
Gobe, M., 2001, Emotional Branding, Allworth Press
27
Stewart, T.A., 1998, Intellectual Capital: The New Wealth of Organizations, Double Day
28
Kaplan, R.S. dan Norton, D.P. (2001) The Strategy-Focused Organization: How Balance Scorecard
Companies Thrive in the New Business Environment. Harvard Business School Press, Boston; Kaplan,
R.S. dan Norton, D.P. (2004) Strategy Maps: Converting Intangible Assets into Tangible Outcomes.
Harvard Business School Press, Boston
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 82 -
proses internal. Aset-aset tak tampak dibangun atas dasar kapabilitas yang diciptakan
pada aset-aset tak tampak dan aset tampak (tangible) lainnya yang saling bersinergi.
Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh LEMIGAS merupakan aset
berharga dalam terciptanya hasil pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan
dan pelayanan jasa teknologi yang unggul. Komposisi SDM saat ini berdasarkan
klasifikasi pendidikan ditunjukkan pada Tabel 28 dan 0. Upaya pengembangan
sumber daya manusia terus-menerus dilakukan dalam bentuk pendidikan dan
pelatihan berupa kursus dan mengikuti uji kompetensi dan profesi sesuai dengan
keahliannya. Sehingga semua tenaga ahli yang ada sudah memiliki sertifikat bidang
keahliannya dan diharapkan lebih cakap dan mampu bekerja secara profesional.
LEMIGAS menetapkan dua sasaran strategik untuk sektor sumber daya manusia
(SDM). Kedua sasaran tersebut adalah 1) meningkatnya kompetensi strategis dan 2)
memiliki daya tarik dan kemampuan mempertahankan personil berkualitas.
Kompetensi strategis dimaksudkan untuk menyediakan ketrampilan, pengetahuan,
dan etika/tata nilai guna melaksanakan aktivitas yang diperlukan sesuai strategi yang
ada. Sebagai indikator kinerja atas sasaran ini adalah kesiapan aset SDM (Human
Capital Readiness). Sementara itu, daya tarik dan loyalitas personil ditetapkan demi
29
Kaplan, R.S. dan Norton, D.P. (2004) Strategy Maps: Converting Intangible Assets into Tangible
Outcomes. Harvard Business School Press, Boston
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 83 -
memperoleh personil dengan kualitas dan komitmen yang tinggi. Hasil ujian
penerimaan karyawan dan survei kepuasan karyawan dapat dijadikan indikator dalam
mengukur pencapaian sasaran.
Secara umum terdapat tiga hingga lima sasaran strategik SDO yang sering
dijumpai pada organisasi. Tapi penetapan sasaran-sasaran strategik tersebut
biasanya bukan sesuatu yang dirancang dengan baik dan intuitif. Para eksekutif
tidak memiliki kerangka umum untuk memfokuskan pemikiran mereka pada
kultur dan iklim organisasi, dan, pada khususnya, untuk menyelaraskannya
dengan strategi. Namun meskipun kerangkanya lemah dan beragamnya
pendekatan yang digunakan, ada empat hal penting yang sering dijumpai dalam
pendeskripsian dan pengukuran SDO:
a. Kultur: Menumbuhkembangkan kultur orientasi pelanggan, kewirausahaan
dan inofatif.
b. Kepemimpinan: Ketersediaan pemimpin yang berkualitas pada semua level
untuk memobilisasi organisasi kearah strateginya.
c. Keselarasan (alignment):. Kesadaran (awareness) dan internalisasi visi,
misi, dan tata nilai yang dibutuhkan untuk mengeksekusi strategi.
d. Kerjasama Tim: Berbagi pengetahuan strategik dalam seluruh aspek
organisasi.
5. Model Bisnis
Model bisnis yang efektif memiliki 4 elemen yang saling berkait dalam
menciptakan nilai: 1) nilai yang ditawarkan pada pelanggan, 2) formula laba, 3)
sumberdaya utama, dan 4) proses-proses utama.31 Nilai yang ditawarkan pada
pelanggan adalah solusi teknologi terintegrasi dari sinergi hasil riset, laboratorium,
konsultansi dan pengalaman melalui hubungan jangka panjang dengan pelanggan
yang bermakna. Sementara itu, formula laba adalah harga premium karena adanya
nilai tambah, jumlah jasa yang lebih banyak ditawarkan karena sifatnya integrasi
baik itu antar fungsi yang ada ataupun dengan pihak ketiga, dan hubungan jangka
panjang. Selain itu, sumberdaya atau kapabilitas penting LEMIGAS adalah sarana
laboratorium, pengalaman dan reputasi, dan sistem manajemen mutu dengan
sertifikasi internasional sedangkan proses-proses utama adalah pengelolaan
hubungan pelanggan, pengelolaan data/informasi/pengetahuan, dan pengelolaan
inovasi khususnya dalam rangka solusi persoalan pekerjaan penting pelanggan,
getting the jobs done.
31
Johnson, M.W., Christensen, C.M., dan Kagermann, H., 2008, Reinventing your business model,
Harvard Business Review, December.
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 89 -
Seperti terlihat pada Gambar 29 Model Bisnis LEMIGAS merupakan sinergi
tiga aktifitas: kapabilitas riset, kapabilitas laboratorium, dan akumulasi pengalaman
dan pengetahuan (knowledge repository) yang saling selaras, terintegrasi, dan
memperkuat dalam menghasilkan jasa profesional dalam bentuk solusi terhadap
persoalan teknis pelanggan (jasa solusi pelanggan), yang mana dalam hal ini
digambarkan pada lingkaran bagian tengah atau inti dari segitiga kapabilitas riset-
laboratorium-knowledge repository. Rantai nilai ini juga termasuk dalam melakukan
kerjasama strategis dengan pihak ketiga dalam rangka memperkuat competitive
advantage. Pada bagian luar terdapat lingkaran yang merupakan proses-proses dan
sumberdaya utama LEMIGAS: manajemen hubungan pelanggan, teknologi
informasi/komunikasi, manajemen pengetahuan, dan manajemen inovasi. Data,
informasi, dan pengetahuan (knowledge repository) merupakan intangible assets
LEMIGAS penting yang merupakan akumulasi pengalaman LEMIGAS selama 44
tahun dan hal ini digerakkan dengan kemampuan manajemen pengetahuan.
Pembahasan Proyeksi Keuangan Tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 meliputi
proyeksi keuangan lima tahunan dengan menerapkan PPK-BLU.
a. Asumsi makro seperti tingkat inflasi, kenaikan BBM, nilai kurs rupiah, nilai
tingkat suku bunga yang mempengaruhi naiknya pembiayaan.
1) Proyeksi Pendapatan
Belanja BLU
100
20 19 18 17 16
50
-
2014 2015 2016 2017 2018
Tahun Anggaran
Gambar 30. Proyeksi perbandingan pendapatan PNBP jasa teknologi, PNBP DHPB, dan
Rupiah Murni tahun 2014-2018
350
300
250
200
150
100
50
-
2014 2015 2016 2017 2018
50
40
30
20
10
0
2014 2015 2016 2017 2018
Series1 54 56,7 59,5 62,5 65,6
4) Proyeksi Keuangan
Pada bagian ini disajikan proyeksi pendapatan dan belanja, proyeksi neraca
dan proyeksi arus kas lima tahunan
25
20
15
10
0
1 2 3 4 5
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018
Kas pada BLU 22.027.350. 23.128.717. 24.285.153. 25.499.411. 26.774.381.
Piutang Netto 13.832.515. 13.140.889. 12.483.845. 11.859.653. 11.266.670.
Persediaan 1.714.763.4 1.800.501.6 1.890.526.7 1.985.053.0 2.084.305.7
1.000
(500)
(1.000)
2014 2015 2016 2017 2018
Tanah 1.031.642.510.739 1.083.224.636.276 1.137.385.868.090 1.194.255.161.495 1.253.967.919.569
Peralatan dan Mesin 708.901.132.936 744.346.189.582 781.563.499.062 820.641.674.015 861.673.757.715
Gedung dan Bangunan 352.122.992.376,1 369.729.141.994,9 388.215.599.094,6 407.626.379.049,4 428.007.698.001,8
Jalan, Irigasi dan Jaringan 16.925.683.707,77 17.771.967.893,15 18.660.566.287,81 19.593.594.602,20 20.573.274.332,31
Aset Tetap Lainnya 7.803.471.957,75 8.193.645.555,64 8.603.327.833,42 9.033.494.225,09 9.485.168.936,34
Konstruksi Dalam Pengerjaan 19.088.282.643 20.042.696.775 21.044.831.613 22.097.073.194 23.201.926.854
Akumulasi Penyusutan (686.457.692.538) (720.780.577.165) (756.819.606.023) (794.660.586.324) (834.393.615.640)
30.000 29.282
Arus Kas (milyar rupiah)
26.620
25.000 24.200
22.000
20.000 20.000
15.000
10.000
5.000
-
2014 2015 2016 2017 2018
Arus Kas PK-BLU 20.000 22.000 24.200 26.620 29.282
Gambar 35. Proyeksi arus kas masuk dan keluar dengan menerapkan PK-BLU
Semangat yang menjiwai Rencana Strategis (Renstra) Bisnis ini adalah perubahan
dan pembaruan agar tercapai kinerja yang lebih baik dengan meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pengelolaan keuangan negara, serta mendorong perbaikan kinerja pelayanan
instansi pemerintah kepada masyarakat. Oleh karena itu, dengan Renstra Bisnis ini
diharapkan LEMIGAS dapat melanjutkan transformasi menjadi institusi teknologi migas
yang efisien, handal, adaptif, dan berdaya saing tinggi melalui penerapan PPK-BLU
secara baik, sesuai dengan semangat perubahan yang diinginkan oleh Pemerintah dalam
reinventing goverment.
%/tahun
Sasaran Strategis Indikator Kerja 2014 2015 2016 2017 2018 Total
2014-2018
Terwujudnya program- Jumlah Laporan Ilmiah 35 35 35 35 35 175 0
program litbang unggulan Jumlah Makalah Ilmiah yang diterbitkan
oleh media yang terakreditasi 17 20 24 29 35 125 20
Jumlah Usulan Paten, Hak Cipta dan
6 8 12 16 24 67 40
Litbang Inovasi
a. Usulan Paten 3 4 6 8 12 33 40
b. Hak Cipta 0
c. Usulan Litbang Inovasi 3 4 6 8 12 33 40
Jumlah Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas
Bumi 12 17 17 17 17 80 0
Terwujudnya kontribusi Jumlah Usulan Masukan/Rekomendasi
dalam perumusan dan Kebijakan/Regulasi (NSPK) dan Rancangan
evaluasi kebijakan sektor Standar Nasional Indonesia (RSNI) 12 14 14 14 14 68 0
ESDM
Terwujudnya sentra Jumlah Pilotplant/Prototype/Demoplant atau
teknologi di bidang ESDM Rancangan/Rancangbangun/ Formula 10 10 10 10 10 50 0
Persentase
No. Pelanggan Bidang
Kontribusi
1 PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA 14,31% Hulu
2 PT. PERTAMINA EP 12,01% Hulu
3 PT. MEDCO E & P RIMAU 5,96% Hulu
4 EXXONMOBIL INDONESIA, INC. 4,50% Hulu
5 BPMIGAS 3,86% Hulu
6 PT. PERTAMINA EP REGION KTI 3,37% Hulu
7 BOB PT. BUMI SIAK PUSAKO-PERTAMINA HULU 2,57% Hulu
8 PT. DIMAS UTAMA 2,37% Hilir
9 PT. PERTAMINA EP REGION SUMATERA 2,36% Hulu
10 CONOCOPHILLIPS (GRISSIK) LTD. 2,24% Hulu
11 KOREA INSTITUTE OF GEOSCIENCE AND 2,11% Hulu
y
12 NATIONS PETROLEUM ( ROMBEBAI ) B . 2,06% Hulu
13 PT. GIYAD PRIMA SINERGI 2,00% Hilir
14 PT. TROPIK ENERGI PANDAN 1,73% Hilir
15 PT. PERTAMINA EP PMT.PDT REG.JAWA 1,43% Hulu
16 TATELY N.V 1,33% Hulu
17 BUT MEDCO SIMENGGARIS PTY.LTD 1,26% Hulu
18 BP WEST JAVA LTD. 1,18% Hulu
19 PT. PERTAMINA (PERSERO) . 1,17% Hulu
20 PT. ODIRA ENERGY KARANG AGUNG. 1,17% Hulu
21 TOTAL E & P INDONESIE 1,10% Hulu
22 PT. MEDCO E & P INDONESIA 1,10% Hulu
23 PT. SANTIKA PENDOPO ENERGY 1,02% Hulu
24 BUT. VIRGINIA INDONESIA COMPANY LLC ( VI 0,97% Hulu
25 PT. MEDCO E & P TOMORI SULAWESI 0,88% Hulu
26 KODECO ENERGY CO, LTD. 0,70% Hulu
27 CNOOC S.E.S LTD. 0,70% Hulu
28 RANHILL ENERGY 0,68% Hulu
29 JOB PERTAMINA-LEKOM MARAS QQ PT. 0,54% Hulu
30 PT. TOPINDO ATLAS ASIA 0,54% Hilir
31 GULF WELLS CORP.FOR OIL AND GAS 0,54% Hulu
32 ENERGY EQUITY EPIC (SENGKANG) PTY,LTD 0,52% Hulu
33 BUT.CHEVRON INDONESIA COMPANY 0,50% Hulu
34 CITIC SERAM ENERGY LIMITED 0,49% Hulu
35 BUT. HESS (INDONESIA-PANGKAH) LTD. 0,49% Hulu
36 BUT. JOB PERTAMINA - PETROCHINA EAST 0,49% Hulu
Jumlah 80,25%