Anda di halaman 1dari 130

Rencana Strategis Bisnis

2014 -2018

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral


Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi
“LEMIGAS”
Ringkasan Eksekutif
LEMIGAS adalah satu-satunya lembaga penelitian pemerintah yang bergerak di
subsektor migas baik kegiatan hulu maupun hilir. Lembaga ini setingkat eselon dua dan
berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral. LEMIGAS secara resmi didirikan 11 Juni 1965 yang merupakan
perwujudan dari keinginan Pemerintah untuk memiliki suatu badan yang menghimpun
dan mengembangkan pengetahuan teknik tentang perminyakan dan dapat menyediakan
data dan informasi yang diperlukan untuk menjadi bahan pertimbangan bagi para
pengambil keputusan. Selain itu keberadaan LEMIGAS saat itu juga bertujuan
mempersiapkan tenaga ahli perminyakan Indonesia agar mampu mengambil alih
pelaksanaan pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia sepenuhnya. LEMIGAS
memulai pelayanan jasa teknis laboratorium perminyakan sejak tahun 1968 dan
mengenal pelayanan jasa bertaraf internasional semenjak tahun 1972.

LEMIGAS telah melaksanakan pelayanan jasa teknologi sejak tahun 1968 dan
mengalami beberapa kali perubahan peraturan perundang-undangan dalam sistem
pengelolaan keuangan pelayanan jasa teknologi seperti Sistem Swadana (1992),
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) (1997) dan Sistem Nasional Penelitian
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (2002). Karakteristik
PNBP LEMIGAS sangat berbeda dengan PNBP secara umum sebagaimana yang
dimaksud dalam UU No. 20 tahun 1997. PNBP dari hasil pelayanan jasa LEMIGAS
sifatnya kontraktual yaitu aliran dana yang masuk (diterima) sarat dengan kewajiban
yang harus dipenuhi LEMIGAS kepada pengguna jasa sesuai dengan yang tertuang
dalam kontrak. Sehingga sebagian besar dana yang diterima LEMIGAS digunakan untuk
memenuhi kontrak dalam bentuk biaya operasional. Dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (PPK BLU) beserta peraturan turunannya maka LEMIGAS menemukan jalan
keluar sistem pengelolaan yang lebih sesuai dengan kondisi dan dinamika pelayanan jasa
teknologi LEMIGAS.

Visi LEMIGAS adalah menjadi lembaga penelitian dan pengembangan yang


unggul, profesional, dan bertaraf internasional di bidang Migas. Sementara itu, dari
turunan tiga misi LEMIGAS ditetapkan tujuan LEMIGAS yaitu: 1) Meningkatkan
kualitas masukan kebijakan kepada Pemerintah dalam mengembangkan industri minyak
dan gas bumi, 2) Meningkatkan pendapatan PNBP BLU melalui penyediaan solusi
teknologi yang terintegrasi, 3) Menghasilkan produk unggulan dan produk andalan
dalam rangka peningkatan efisiensi dan nilai tambah, dan 4) Meningkatkan penguatan
kelembagaan untuk mendukung terlaksananya kegiatan yang akuntabel, efekstif, dan
efisien. Sebagai upaya mencapai tujuan tersebut, telah ditetapkan sasaran strategis
LEMIGAS yaitu: i) terwujudnya litbang unggulan, ii) terwujudnya kontribusi dalam
perumusan dan evaluasi kebijakan subsektor migas, iii) terwujudnya sentra teknologi di

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


-i-
bidang migas, iv) terwujudnya peningkatan jasa teknologi, v) terwujudnya penambahan
sumber daya migas, vi) terwujudnya pengurangan biaya, peningkatan efisiensi,
peningkatan nilai tambah atau tingkat komponen dalam negeri (TKDN), dan vii)
terwujudnya lingkungan dan proses kerja yang kondusif.

LEMIGAS memiliki beberapa kekuatan penting seperti 1) Memiliki sarana dan


prasarana laboratorium migas terlengkap di Indonesia, 2) Memiliki keahlian teknis
tertentu yang unggul di Indonesia, 3) Memiliki sistem manajemen mutu ISO 9001:2008,
SNI ISO/IEC 17025:2008, ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001-2007, 4) Memiliki
reputasi dalam bidang teknologi migas, dan 5) Merupakan satu-satunya litbang
pemerintah di bidang migas. Selain itu LEMIGAS memiliki tiga kapabilitas yaitu: 1)
Jasa riset, 2) Jasa laboratorium, dan 3) Akumulasi pengalaman selama 48 tahun
(knowledge repository). Dari ketiga kapabilitas ini LEMIGAS akan membangun
keunggulan kompetitifnya yaitu dengan mengintegrasikan dan mensinergikan tiga
kapabilitas tersebut untuk menghasilkan solusi teknologi. Keunggulan nilai manfaat
(benefit advantage) inilah yang akan ditawarkan LEMIGAS pada pelanggan. Integrasi
dan sinergi tiga kapabilitas tersebut sekaligus membangun posisi kompetisi LEMIGAS
pada arena yang unik.

Berdasarkan analisis situasi dan konfigurasi persaingan maka strategi bisnis yang
akan diterapkan LEMIGAS adalah meningkatkan efektifitas dan kualitas solusi teknologi
yang terintegrasi pada pelanggan, yaitu industri migas dan pemerintah/publik, dengan
melakukan hubungan jangka panjang, lebih dalam dan bermakna dengan pelanggan
(customer intimacy strategy). LEMIGAS akan lebih memfokuskan pada permasalahan-
permasalahan teknologi dan usaha untuk berkontribusi mewujudkan ketahanan energi
nasional dan peningkatan nilai tambah ekonomi dari kegiatan subsektor migas. Dengan
demikian posisi strategis LEMIGAS termasuk pada model focused differentiation dan
needs-based positioning. Untuk memenuhi hal tersebut akan dilakukan kolaborasi
strategis dengan tenaga ahli yang berada di luar lingkungan LEMIGAS. Untuk menjamin
efektifitas dan kesinambungan keunggulan kompetitif, LEMIGAS akan menekankan tiga
aktifitas strategis yang saling memperkuat yaitu Customer Relationship Management,
Knowledge Management dan Innovation Management. Ketiga proses ini tentu saja
memerlukan dukungan kuat teknologi informasi dan komunikasi.

Sistem Pengukuran dan Manajemen Strategis yang digunakan untuk menyusun


Renstra Bisnis ini adalah Balanced Scorecard (BSC) yang membantu dalam
menerjemahkan strategi kedalam tataran operasional secara terukur, selaras dan koheren
melalui kerangka peta strategi sehingga dapat lebih efektif dalam mengelola kinerja
organisasi. Kerangka yang dimaksud terdiri atas 4 perspektif BSC yaitu 1) Pemangku
Kepentingan, 2) Keuangan, 3) Proses Internal, dan 4) Learning and Growth yang
merupakan konfigurasi yang saling terkait dan menguatkan dengan strategi LEMIGAS.
Pada Renstra Bisnis ini juga telah ditetapkan inisiatif program dan kegiatan yang akan
dijalankan selama kurun waktu lima tahun yang diintegrasikan dengan keempat
perspektif BSC.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- ii -
Periodisasi dan manajemen perubahan dalam penerapan inisiatif atau
program/kegiatan dan proses-proses pencapaian sasaran direncanakan untuk periode
waktu 2014-2018. Walapun LEMIGAS telah ditetapkan sebagai instansi pemerintah
yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan layan Umum melalui Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 513/KMK.05/2009 tanggal 28 Desember 2009, namun hingga
saat ini proses konsolidasi internal dalam rangka kelancaran aspek operasional BLU
masih belum tuntas. Pada 24 bulan pertama periode yang diawali dengan implementasi
secara penuh PPK-BLU yaitu menekankan kelancaran aspek operasional dan sistem
akuntasi keuangan. Dengan tercapainya proses operasional yang prima baik aspek
keuangan maupun pelayanan maka LEMIGAS mulai membangun keunggulan
kompetitif. Pada periode yang sama manajemen hubungan pelanggan lebih difokuskan
pada pelanggan kelompok pertama dengan mendayagunakan technology advisor. Renstra
Bisnis ini dibuat untuk menjadikan LEMIGAS sebuah organisasi yang ”sehat” pada 5
tahun mendatang yaitu pada akhir tahun 2018 dan menjadi organisasi dengan kinerja
yang cukup baik. Untuk itu, perbaikan sistem pengelolaan keuangan dan transformasi
nilai dan kultur organisasi menjadi titik masuk penting. Model bisnis LEMIGAS yang
dikembangkan merupakan sinergi tiga kapabilitas: riset, laboratorium, dan knowledge
repository yang saling selaras, terintegrasi, dan memperkuat dalam menghasilkan riset
dan jasa profesional dalam bentuk solusi terhadap persoalan teknis pelanggan. Riset dan
jasa profesional solusi tersebut memerlukan proses-proses dan sumberdaya utama
strategis yaitu manajemen hubungan pelanggan, manajemen pengetahuan, manajemen
inovasi, dan teknologi informasi/komunikasi.

Proyeksi PNBP dari pelayanan jasa teknologi yang dirancang dalam Rentra Bisnis
ini diperkirakan akan meningkat setelah melewati periode konsolidasi internal.
Peningkatan ini sebagai akibat langsung refocusing kegiatan LEMIGAS untuk
berkontribusi mewujudkan peningkatan nilai tambah ekonomi dari kegiatan subsektor
migas dan kosekuensi dari penerapan PPK-BLU yang sehat. PPK-BLU juga memiliki
prinsip efisiensi dan produktifitas ala korporasi, yang salah satu faktor pendukungnya
adalah arus perputaran kas semakin baik. Dengan sehatnya arus kas pelayanan jasa
teknologi dapat dikelola dengan lebih baik yang berakibat tumbuhnya motivasi untuk
melakukan perubahan kultur dari gaya birokrat menjadi entrepreneur. Efek positif lain
dari perbaikan pengelolaan keuangan adalah timbulnya keyakinan untuk menerapkan
strategi bisnis dalam aktifitas sehari-hari dan pada akhirnya berdampak pada
pengembangan kualitas layanan LEMIGAS kepada para pelanggan dengan optimal.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- iii -
Daftar Isi

Ringkasan Eksekutif ..................................................................................................................................... i


Daftar Isi ...................................................................................................................................................... iv
Daftar Gambar ............................................................................................................................................. v
Daftar Tabel ................................................................................................................................................. vi
Daftar Lampiran ........................................................................................................................................ vii
Bab I. Pendahuluan ...................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penyusunan Renstra Bisnis ................................................................................... 1
B. Landasan Penyusunan..................................................................................................................... 2
C. Sistematika Penyajian ..................................................................................................................... 4
Bab II. Gambaran Umum Organisasi ........................................................................................................ 5
A. Sejarah Singkat LEMIGAS ............................................................................................................ 5
B. Visi dan Misi LEMIGAS .............................................................................................................. 14
C. Tugas Pokok dan Fungsi LEMIGAS ............................................................................................ 15
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan ................................................................................................ 19
A. Kinerja Layanan ........................................................................................................................... 19
B. Kinerja Keuangan ......................................................................................................................... 24
C. Pengembangan SDM .................................................................................................................... 28
D. Pengembangan Sarana dan Prasarana .......................................................................................... 28
1. Pengadaan sarana dan prasarana ....................................................................................... 31
2. Kalibrasi Peralatan .............................................................................................................. 31
3. Perbaikan/pemeliharaan Peralatan ..................................................................................... 31
E. Pengukuran Capaian Kinerja ........................................................................................................ 32
Bab IV. Analisis Lingkungan .................................................................................................................... 33
A. Pendahuluan ................................................................................................................................. 33
B. Analisis Faktor Lingkungan Internal ............................................................................................ 33
C. Analisis Faktor Lingkungan Eksternal ......................................................................................... 35
D. Analisis TOWS ............................................................................................................................ 36
1. S-O Strategi .............................................................................................................................. 37
2. W-O Strategi ............................................................................................................................. 38
3. S-T Strategi ............................................................................................................................... 38
4. W-T Strategi .............................................................................................................................. 39
E. Posisi Strategis LEMIGAS ........................................................................................................... 40
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 2014-2018 ............................................................................................. 45
A. Asumsi.......................................................................................................................................... 45
1. Asumsi Makro ........................................................................................................................... 45
2. Asumsi Mikro ............................................................................................................................ 50
B. Visi dan Misi ................................................................................................................................ 50
C. Tujuan dan Sasaran Strategis ........................................................................................................ 51
D. Rencana Strategis Bisnis 2014 - 2018 .......................................................................................... 54
1. Strategi ..................................................................................................................................... 54
3. Program dan Kegiatan ............................................................................................................. 59
4. Sistem Pengelolaan Kinerja...................................................................................................... 70
5. Model Bisnis ............................................................................................................................. 89
6. Proyeksi Keuangan Tahun 2014-2018...................................................................................... 90
Bab VI. Penutup ....................................................................................................................................... 100

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- iv -
Daftar Gambar
Gambar 1. Kedudukan LEMIGAS dalam struktur organisasi KESDM .................................................... 5
Gambar 2. Gedung utama LEMIGAS tempo dulu semasa kepemimpinan Ir. Sjarif A. Loebis ................ 7
Gambar 3. Perkantoran LEMIGAS saat ini, menempati lahan 12 hektar, memiliki 65 gedung, dan 61
laboratorium penelitian. ........................................................................................................... 8
Gambar 4. Menteri Pertambangan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro (kanan) ketika melantik para
pimpinan LEMIGAS era Ir. Sjarif A.Loebis (kiri) - 1971 ....................................................... 9
Gambar 5. Laboratorium perminyakan sebagai sarana pendidikan migas di Cepu ................................. 10
Gambar 6. Struktur organisasi LEMIGAS ............................................................................................... 17
Gambar 7. Pendapatan PNBP LEMIGAS sebelum dan setelah menerapkan PPK BLU ......................... 22
Gambar 8. Pelanggan yang memberikan kontribusi pendapatan diatas Rp. 2 Milyar tahun 2013 ........... 23
Gambar 9. Pelanggan yang memberikan kontribusi > 800 juta dari total pendapatan tahun 2013 .......... 23
Gambar 10. Pagu dan realisasi per jenis belanja TA 2013 ........................................................................ 24
Gambar 11. Barang Modal Lemigas tahun 2013 ....................................................................................... 24
Gambar 12. Pagu dan realisasi DIPA anggaran tahun 2013 ...................................................................... 25
Gambar 13. Penerimaan dari pelayanan jasa teknologi tahun 2010-2013 ................................................. 27
Gambar 14. Trend persentase penerimaan dari pelayanan jasa teknologi tahun 2010-2013 ..................... 27
Gambar 15. Sebaran Pendidikan pegawai (PNS) tahun 2013 .................................................................... 28
Gambar 16. Maket Komplek perkantoran LEMIGAS seluas 12 hektar di Jalan Ciledug Raya Kavling
109, Cipulir, Jakarta Selatan .................................................................................................. 29
Gambar 17. Analisis matriks dari komponen-komponen SWOT dalam TOWS ....................................... 37
Gambar 18. Peta kekuatan jasa teknologi hulu dan hilir ............................................................................ 41
Gambar 19. Integrasi dan sinergi kapabilitas untuk menghasilkan solusi kepada pelanggan .................... 42
Gambar 20. Posisi kompetisi LEMIGAS................................................................................................... 43
Gambar 21. Segmentasi pelanggan ( rata-rata tahun 2006-2008) .............................................................. 43
Gambar 22. Penempatan posisi pelayanan jasa LEMIGAS (fokus diferensiasi) ....................................... 44
Gambar 23. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2010 – 2013 (sumber: Bank Indonesia) ............................ 46
Gambar 24. Tingkat inflasi Indonesia 2010 – 2013 (sumber: Bank Indonesia, 2013) ............................... 47
Gambar 25. Prediksi tingkat konsumsi minyak dunia sampai dengan tahun 2030 .................................... 47
Gambar 26. Peta Strategi LEMIGAS ........................................................................................................ 71
Gambar 27. Usulan pengembangan SDM LEMIGAS. .............................................................................. 86
Gambar 28. Sistem Integrasi di LEMIGAS ............................................................................................... 88
Gambar 29. Model Bisnis LEMIGAS ....................................................................................................... 90
Gambar 30. Proyeksi Perbandingan Pendapatan PNBP Jasa Teknologi, PNBP DHPB, dan Rupiah
Murni tahun 2014-2019 ........................................................................................................ 93
Gambar 31. Proyeksi Anggaran Belanja Indikatif tahun 2014-2019 ........................................................ 94
Gambar 32. Surplus Penerapan PK - BLU ................................................................................................ 95
Gambar 33. Grafik Proyeksi Pendapatan dengan menerapkan PK-BLU................................................... 96
Gambar 34. Proyeksi Aset Lancar jika menerapkan PK-BLU .................................................................. 96
Gambar 35. Proyeksi Aset Tetap dengan diterapkannya PK-BLU ............................................................ 97
Gambar 36. Proyeksi arus kas masuk dan keluar dengan menerapkan PK-BLU ...................................... 99

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


-v-
Daftar Tabel
Tabel 1. Indikator Sasaran dan Capaian Kegiatan LEMIGAS 2010 - 2013......................................... 19
Tabel 2. Usulan kegiatan litbang inovatif BIC 2010 - 2013 ................................................................ 20
Tabel 3. Layanan jasa teknologi hulu .................................................................................................. 21
Tabel 4. Layanan jasa teknologi hilir ................................................................................................... 21
Tabel 5. Pendapatan jasa teknologi 2013 ............................................................................................. 22
Tabel 6. Pengukuran kinerja keuangan tahun 2013 ............................................................................. 25
Tabel 7. Realisasi pendapatan negara dan hibah serta belanja tahun 2013 .......................................... 26
Tabel 8. Daftar laboratorium LEMIGAS ............................................................................................. 30
Tabel 9. Analisis faktor lingkungan internal ........................................................................................ 34
Tabel 10. Analisis faktor lingkungan eksternal ...................................................................................... 35
Tabel 11. Proyeks neraca energi tahun 2025.......................................................................................... 48
Tabel 12. Tujuan dan sasaran strategis serta IKU LEMIGAS ............................................................... 53
Tabel 13. Sasaran dan target kinerja kegiatan litbang dan jasa teknologi 2014 - 2018 .......................... 57
Tabel 14. Sasaran dan target kinerja kegiatan non litbang 2014 – 2018 ................................................ 58
Tabel 15. Program dan kegiatan peningkatan sumberdaya dan cadangan migas ................................... 59
Tabel 16. Program dan kegiatan pengembangan migas unconventional................................................ 61
Tabel 17. Program dan kegiatan peningkatan cadangan dan produksi migas. ....................................... 62
Tabel 18. Program dan kegiatan pengembangan teknologi migas dan hasil olahannya ........................ 63
Tabel 19. Program dan kegiatan pengembangan bahan bakar alternative ............................................. 65
Tabel 20. Program dan kegiatan pengembangan teknologi penyimpanan, transportasi, dan
pemanfaatan gas ..................................................................................................................... 67
Tabel 21. Program dan kegiatan pengembangan teknologi pengurangan, penyimpanan, dan
pemanfaatan CO2 ................................................................................................................... 68
Tabel 22. Program dan kegiatan peningkatan kapasita kelembagaan .................................................... 69
Tabel 23. Sasaran strategis dan IKU LEMIGAS berdasarkan BSC ....................................................... 71
Tabel 24. Perspektif stakeholder ............................................................................................................ 73
Tabel 25. Perspektif keuangan ............................................................................................................... 74
Tabel 26. Perspektif Bisnis Internal ....................................................................................................... 75
Tabel 27. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ............................................................................ 82
Tabel 28. Komposisi SDM berdasarkan klasifikasi pekerjaan dan pendidikan ..................................... 84
Tabel 29. Komposisi SDM Berdasarkan Pendidikan dan Keahlian
(status: 1 Desember 2013)...................................................................................................... 84
Tabel 30. Proyeksi Pendapatan Dengan Menerapkan PPK-BLU .......................................................... 92
Tabel 31. Proyeksi Belanja Operasi dan Modal untuk Tahun 2014-2018.............................................. 94
Tabel 32. Proyeksi surplus/defisit sebelum depresiasi dengan diterapkannya PK-BLU........................ 95
Tabel 33. Proyeksi pendapatan dengan menerapkan PPK- BLU ........................................................... 95
Tabel 34. Proyeksi Neraca dengan diterapkannya PK-BLU .................................................................. 98
Tabel 35. Arus Kas BLU ....................................................................................................................... 99

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- vi -
Daftar Lampiran
Lampiran 1. Sasaran Strategis LEMIGAS 2015 - 2019 ........................................................................... 102
Lampiran 2. Tarif Layanan LEMIGAS .................................................................................................... 103
Lampiran 3. Daftar Tarif Imbalan Jasa ..................................................................................................... 118
Lampiran 4. Daftar perusahaan yang memberikan kontribusi 80,25% pendapatan ................................. 121

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- vii -
Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang Penyusunan Renstra Bisnis

Strategi bisnis dapat dikatakan sebagai siasat suatu organisasi untuk memenangkan
persaingan bisnis dalam industri tertentu atau segmen industri tertentu baik pada saat ini
maupun masa mendatang. Siasat tersebut dibangun dari analisis lingkungan eksternal dan
internal dengan mempertimbangkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai organisasi
tersebut. Strategi yang tepat, dan eksekusi yang efektif, merupakan hal penting dalam
penciptaan nilai suatu organisasi. Semakin unik posisi kompetitif suatu organisasi maka
semakin tinggi profitabilitasnya di industri yang bersangkutan. Oleh karena dunia
kompetisi bisnis sangat dinamis maka setiap organisasi perlu jeli dan waspada setiap saat
serta merespon dinamika kompetisi tersebut dengan analisis yang komprehensif.
Demikian pula dengan LEMIGAS yang berada pada industri jasa penunjang
perminyakan khususnya dalam segmen riset, laboratorium, dan konsultan, tidaklah luput
dari dinamika kompetisi bisnis. Saat ini pemain di bisnis ini sudah cukup mempengaruhi
pertumbuhan pendapatan dan profitabilitas LEMIGAS. Riset menunjukkan bahwa pasar
(industri) dan strategi bisnis mempunyai peran penting dalam variasi profitabilitas
organisasi, riset mana menjelaskan posisi kompetitif organisasi berperan lebih besar
(32%) dibanding dengan industri yang hanya sebesar 19%.1 Namun demikian, riset
tersebut mencatat bahwa sekitar 43 % variasi profitabilitas tidak dapat dijelaskan secara
sistimatik.

LEMIGAS telah melaksanakan pelayanan jasa teknologi sejak tahun 1968 dan
mengalami beberapa kali perubahan peraturan perundang-undangan dalam sistem
pengelolaan keuangan pelayanan jasa teknologi seperti Sistem Swadana (1992),
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) (1997), dan Sistem Nasional Penelitian
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (2002). LEMIGAS
kembali menerapkan sistem PNBP namun penerapannya di lapangan dirasakan tidak
cukup fit dengan dinamika bisnis LEMIGAS sehingga berakibat pada menurunnya
kinerja pelayanan jasa teknologi sementara untuk kembali ke Sistem Nasional Penelitian
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bukanlah pilihan yang
direkomendasi oleh Departemen Keuangan. Dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (PPK BLU) beserta peraturan turunannya maka LEMIGAS menemukan alternatif
sistem pengelolaan yang lebih sesuai dengan kondisi dan dinamika pelayanan jasa
teknologi LEMIGAS. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor
513/KMK.05/2009 tanggal 28 Desember 2009, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS” ditetapkan sebagai instansi pemerintah

1
McGahan, A.M. dan Porter, M.E., 1997, How much does industry matter really, Strategic Management
Journal, 18.
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
-1-
yang menerapkan PPK BLU. Salah satu persyaratan administratif untuk penerapan PPK
BLU adalah adanya dokumen Rencana Strategis Bisnis atau selanjutnya disebut dengan
Renstra Bisnis.

Renstra Bisnis 2014-2018 disusun sebagai kelanjutan dari rencana bisnis periode
sebelumnya memiliki semangat perubahan dan pembaruan organisasi pemerintah yang
berkelanjutan sebagaimana dikenal dengan Reinventing Government atau Enterprising
Government. Lebih dari itu, Good Governance dan e-Government merupakan hal yang
tidak bisa ditunda lagi penerapannya oleh instansi pemerintah karena kinerja organisasi
pemerintah akan turut menentukan dalam meningkatkan daya saing bangsa di tataran
global yang semakin kompetitif. Semangat perubahan ini sejalan dengan pelaksanaan
reformasi birokrasi yang dicanangkan pemerintah. Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (KESDM) per 2014 mulai menerapkan sistem baru dalam penilaian
presetasi kerja yaitu berlandaskan pada Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Sistem ini dimaksudkan untuk
lebih menjamin objektivitas pembinaan pegawai karena didasarkan pada hasil kerja yang
dicapai setiap pegawai.

LEMIGAS juga telah bertekad meningkatkan good governance dengan


menerapkan tata kelola yang berbasis PPK BLU untuk mendapatkan fleksibilitas dalam
pemanfaatan dana dari hasil pelayanan jasa teknologi. Fleksibilitas dimaksud adalah
berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat dalam
pengelolaan keuangan yang mengedepankan akuntabilitas, berorientasi pada hasil,
profesionalitas, proposionalitas, dan keterbukaan. Melalui Renstra Bisnis ini LEMIGAS
diharapkan dapat terus melakukan transformasi berkelanjutan untuk menjadi institusi
penelitian dan pengembangan teknologi migas yang efisien, handal, dan berdaya saing
tinggi.

Pengembangan Renstra Bisnis ini mengacu pada pernyataan visi, misi, dan tujuan
yang dijabarkan ke dalam sasaran, program, dan kegiatan strategis. Setiap kegiatan
strategis dinilai keberhasilannya berdasarkan indikator kinerja dengan capaian tahunan
yang direncanakan oleh institusi. Penyusunan dokumen Renstra Bisnis merupakan suatu
upaya LEMIGAS untuk memperoleh gambaran dari suatu proses yang berorientasi pada
hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun 2014-2018 dengan
memperhitungkan potensi, peluang, ancaman, dan kendala yang ada atau mungkin
timbul. Dokumen ini akan menjadi arah pengelolaan dan pengembangan LEMIGAS
dalam 5 tahun mendatang.

B. Landasan Penyusunan

Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (Renstra Bisnis) LEMIGAS 2014-2018 ini


mengacu pada Rencana Program Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2010 – 2014 dan
Rencana Strategis Kementerian ESDM 2010-2014 dengan dasar hukum penyusunan
Renstra Bisnis adalah sebagai berikut:
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
-2-
 Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN);
 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) 2005-20025;
 Undang-undang Nomor 30 tahun 2007 tentang Energi;
 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;
 Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum yang telah dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
74 Tahun 2012;
 Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2006 tentang Tatacara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional;
 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil;
 Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2010 – 2014;
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.02/2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Pengajuan Penetapan dan Perubahan Rencana Bisnis dan Anggaran
Serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum;
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.05/2007 tentang Persyaratan
Administratif dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja Instansi
Pemerintah Untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum;
 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 513/KMK.05/2009 tentang Penetapan
Satuan Kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas
Bumi “LEMIGAS” yang menerapkan PPK BLU;
 Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2922
K/73/MEM/2010 tanggal 10 Desember 2010 tentang Pengangkatan Pejabat
Pengelola Badan Layanan Umum pada Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”, Badan Penelitian dan
Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral;
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.05/2011 tentang Rencana Bisnis
dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum;
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 142/PMK.05/2012 tentang Tarif Layanan
Badan Layanan Umum Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak
dan Gas Bumi “LEMIGAS” pada Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral;

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


-3-
 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
yang telah dirubah dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 22 tahun 2013;
 Keputusan Kepala Badan Litbang ESDM Nomor 230.K/73/BLB/2011 tentang
Pedoman Tata Kerja dan Hubungan antar Kewenangan pada Badan Litbang
ESDM.

C. Sistematika Penyajian

Sistematika penulisan Rencana Strategi Bisnis LEMIGAS 2014-2018 ini terdiri


atas 5 bab. Bab pertama menyajikan Latar Belakang Penyusunan Renstra Bisnis,
Landasan Penyusunan dan Sistematika Penyajian. Bab kedua adalah Gambaran Umum
Organisasi menjelaskan Sejarah Singkat LEMIGAS termasuk di dalamnya Visi dan Misi
yang telah ditetapkan serta Tugas Pokok dan Fungsi organisasi sesuai dengan Peraturan
Menteri ESDM Nomor 18 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral yang telah dirubah dengan Peraturan Menteri ESDM
Nomor 22 tahun 2013.

Bab ketiga menggambarkan Kondisi Kinerja Tahun Berjalan termasuk didalamnya


Kinerja Layanan dan Keuangan, Ketersediaan Sumber Daya Manusia, Sarana dan
Prasarana, selain itu disajikan Pengukuran Capaian Kinerja. Bab keempat berisi Analisis
Lingkungan meliputi Analisa Faktor Lingkungan Internal, Analisis Faktor Lingkungan
Eksternal, Analisis TOWS (S-O Strategi, W-O Strategi, S-T Strategi, W-T Strategi),
serta Posisi Strategis LEMIGAS. Bab kelima menyajikan Rencana Strategis Bisnis 2014-
2018 meliputi Asumsi, Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran. Pada pembahasan Rencana
Strategis Bisnis 2014 – 2018 disampaikan Strategi, Sasaran dan Kebijakan, Program dan
Kegiatan, Sistem Pengukuran dan Manajemen Strategis, Periodesasi, Model Bisnis, serta
Proyeksi Keuangan Tahun 2014-2018. Terakhir adalah bab keenam yang merupakan bab
penutup.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


-4-
Bab II. Gambaran Umum Organisasi

Kelahiran LEMIGAS merupakan perwujudan dari keinginan Pemerintah untuk


memiliki suatu instansi/lembaga pemerintah yang menghimpun pengetahuan teknik
tentang perminyakan dan menyediakan data dan informasi yang diperlukan untuk
menjadi bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS” (selanjutnya ditulis
LEMIGAS) adalah salah satu unit pelaksana teknis pemerintah, di bawah Badan
Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Energi dan Sumber Daya Mineral,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) (Gambar 1). Berdasarkan
Peraturan Menteri ESDM Nomor 18 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang telah dirubah dengan Peraturan
Menteri ESDM Nomor 22 tahun 2013, LEMIGAS mempunyai tugas melaksanakan
penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei serta
pelayanan jasa di bidang minyak dan gas bumi.

Staf Ahli MENTERI

INSPEKTORAT SEKRETARIAT SEKRETARIS


JENDERAL JENDERAL JENDERAL DEN

DIREKTORAT BADAN BADAN


DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT JENDERAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN
JENDERAL JENDERAL JENDERAL ENERGI BARU, BADAN PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN
MINYAK DAN KETENAGA- MINERAL DAN TERBARUKAN, DAN GEOLOGI ENERGI DAN ENERGI DAN
GAS BUMI LISTRIKAN BATUBARA KONSERVASI SUMBER DAYA SUMBER DAYA
ENERGI MINERAL MINERAL

SEKRETARIAT
BALITBANG

P3TKEBTKE
LEMIGAS PUSAT LITBANGTEK tekMira P3GL
PUSAT LITBANGTEK KETENAGALISTRIKAN, PUSAT LITBANGTEK PUSAT LITBANG
MIGAS “LEMIGAS” ENERGI BARU,TERBARUKAN , MINERAL DAN BATUBARA GEOLOGI KELAUTAN
DAN KONSERVASI ENERGI

Gambar 1. Kedudukan LEMIGAS dalam struktur organisasi KESDM

A. Sejarah Singkat LEMIGAS

Kelahiran Lembaga Minyak dan Gas Bumi (LEMIGAS), merupakan perwujudan


dari keinginan Pemerintah untuk memiliki suatu badan yang menghimpun pengetahuan
teknik tentang perminyakan dan dapat menyediakan data dan informasiyang diperlukan
untuk menjadi bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan. Kebutuhan ini
muncul sebagai konsekuensi langsung dari diundangkannya Undang-Undang Migas
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
-5-
yang pertama di Republik Indonesia, yaitu Undang-Undang No. 44 Prp Tahun 1960
tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang murni berlandaskan Undang-Undang
Dasar 1945, khususnya Pasal 33 ayat (3) yang berbunyi:

“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Penjabarannya dalam Undang-Undang No. 44 Prp Tahun 1960 tersebut ditemukan pada
Pasal 2 yang menegaskan bahwa:

“Segala bahan galian minyak dan gas bumi yang ada di dalam wilayah hukum
pertambangan Indonesia merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh
Negara”.

Sebagai langkah pertama, Pemerintah menyediakan anggaran belanja dari Biro


Minyak dan Gas Bumi, Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan
(Deperdatam) yaitu dana untuk Bagian Pengolahan dan Research Laboratorium yang
dipergunakan untuk membangun laboratorium minyak dan gas bumi. Sebagai prakarsa
awal, Ir. Sjarif A. Loebis yang pada tanggal 1 Juli 1961 diangkat menjadi Kepala Bagian
Pengolahan dan Research Laboratorium tersebut menyiapkan suatu naskah rencana
pembangunan Pusat Pendidikan Percobaan dan Latihan Masalah Minyak dan Gas Bumi.

Konsep ini kemudian dikembangkan oleh Ir. Sjarif A. Loebis bersama rekan-
rekannya yang aktif di tiga perusahaan minyak nasional yang sudah ada pada waktu itu,
yaitu Perusahaan Minyak Nasional (PN Permina), Perusahaan Minyak dan Gas Nasional
(PN Permigan), dan Perusahaan Pertambangan Minyak Indonesia (PN Pertamin), dengan
bekal Surat Keputusan Kepala Biro Minyak dan Gas Bumi Deperdatam No.
301/Kep/BMBG/62 tertanggal 26 Oktober 1962 bergabung dalam Panitia Persiapan
Research Laboratorium Minyak dan Gas Bumi. Susunan Panitia tersebut adalah sebagai
berikut Ir. Sjarif A. Loebis ditunjuk sebagai Koordinator dan sebagai anggota adalah Ir.
Soediono, Ir. Soedarno, Ir. Soembarjono, Dr. Wahjudi Wisaksono, Zainal Rasjid dan Ir.
Omar Hassan Asaari. Selain itu Ir. Hantoro dan Ir. Harsono diangkat sebagai Penasihat.

Dari anggaran yang disediakan Pemerintah melalui Bank Pembangunan Indonesia


(Bapindo) dan Departemen Anggaran, telah dilakukan pembelian lahan dengan
perantaraan Jawatan Gedung-gedung Negeri, sejak tahun 1961, di Cipulir (Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan) seluas sekitar 5 ha dan di Grogol, Jakarta Barat dengan luas
sekitar 3 ha. Pembangunan gedung-gedung kantor administrasi dan laboratorium dimulai
di Cipulir pada tahun 1963. Bersamaan dengan itu Pemerintah juga mulai
mempersiapkan tenaga ahli dengan mengirim 55 orang pemuda tamatan sekolah
menengah atas ke luar negeri, terutama ke Baku (Uni Soviet) untuk mendapatkan
pendidikan kesarjanaan di berbagai bidang perminyakan.

Pentingnya mempunyai lembaga yang mengemban tugas cukup luas seperti di atas
lebih-lebih dirasakan setelah Pemerintah, dengan Undang-Undang No. 14 Tahun 1963,
mengesahkan Perjanjian Karya antara perusahaan-perusahaan negara dan perusahaan-
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
-6-
perusahaan minyak asing yang beroperasi pada waktu itu, yaitu antara PN Pertamin dan
PT Caltex Pacific Indonesia, PN Permina dan PT Stanvac Indonesia, dan PN Permigan
dan PT Shell Indonesia. Dalam perjanjian karya tersebut dinyatakan bahwa perusahaan-
perusahaan asing yang terlibat akan terus beroperasi sebagai kontraktor Pemerintah
selama 30 tahun mendatang. Namun ditentukan pula bahwa akan ada pengalihan secara
bertahap kepada perusahaan negara dan tenaga kerja bangsa Indonesia, yaitu dalam masa
5 tahun usaha pemasaran akan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan negara, dalam 10–
15 tahun usaha pengolahan, dan dalam 8 tahun 75 persen tenaga kerja pada kontraktor-
kontraktor akan terdiri atas bangsa Indonesia. Dengan adanya lembaga yang
dimaksudkan di atas, diharapkan Indonesia dapat mengumpulkan data, mengembangkan
ilmu, dan mempersiapkan tenaga ahli sehingga pada akhir masa kontrak karya, Indonesia
mampu mengambil alih pelaksanaan pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia
sepenuhnya.

Sementara itu pembangunan fasilitas dan infrastruktur lembaga berlanjut terus


sehingga pada tahun 1964, dengan memperhatikan usul Panitia Persiapan Research
Laboratorium Minyak dan Gas Bumi, Pemerintah memutuskan pembentukan Proyek
Persiapan Lembaga Minyak dan Gas Bumi dengan tugas mendirikan/membentuk
Lembaga Minyak dan Gas Bumi dalam waktu sesingkat-singkatnya, yaitu dengan Surat
Keputusan Menteri Perindustrian Dasar dan Pertambangan No. 478/Perdatam/64 tanggal
20 Agustus 1964. Proyek ini dengan giat melanjutkan kegiatan pembangunan sarana dan
prasarana di Cipulir yang sudah dimulai sejak tahun 1963 (Gambar 2), dan
mempersiapkan tenaga-tenaga untuk mengelolanya. Saat ini LEMIGAS telah dilengkapi
gedung-gedung dan fasilitas laboratorium modern (Gambar 3) untuk menunjang tugas
penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei serta
pelayanan jasa di bidang minyak dan gas bumi.

Gambar 2. Gedung utama LEMIGAS tempo dulu semasa kepemimpinan Ir. Sjarif A.
Loebis

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


-7-
Gambar 3. Perkantoran LEMIGAS saat ini, menempati lahan 12 hektar, memiliki 65
gedung, dan 61 laboratorium penelitian.

Kehadiran LEMIGAS terwujud dengan munculnya Lembaga Minyak dan Gas


Bumi dalam struktur organisasi departemen pemerintahan dalam Surat Keputusan
Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi No. 17/M/Migas/65 tanggal 11 Juni 1965. Dalam
surat keputusan itu dinyatakan bahwa organisasi eksekutif dalam lingkungan
Departemen Urusan Minyak dan Gas Bumi terdiri atas Direktorat Pembinaan Minyak
dan Gas Bumi, Direktorat Pengawasan Minyak dan Gas Bumi, dan Lembaga Minyak
dan Gas Bumi. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan, dengan Nota Dinas Direktur
Jenderal Minyak dan Gas Bumi No. 703/04/DJM/1992, sebagai hari lahir resmi
LEMIGAS. Sebagai Kepala LEMIGAS yang pertama ditunjuk Ir. Sjarif A. Loebis
(Gambar 4) yang memang sejak semula terlibat langsung dalam menggagas dan
mendorong kelahiran LEMIGAS (Surat Keputusan Menteri Urusan Minyak dan Gas

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


-8-
Bumi No. 63/M/Migas/65 tanggal 19 Agustus 1965). Selanjutnya, susunan organisasi
dan tugas LEMIGAS dirumuskan secara resmi untuk pertama kali dalam Surat
Keputusan Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi No. 208a/M/Migas/65 tanggal 16
Desember 1965.

Gambar 4. Menteri Pertambangan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro (kanan) ketika


melantik para pimpinan LEMIGAS era Ir. Sjarif A.Loebis (kiri) - 1971

Dalam bentuknya yang pertama, Lembaga Minyak dan Gas Bumi (disingkat
LMGB pada waktu itu) terdiri atas Bidang Riset dan Bidang Pendidikan/Latihan sebagai
bidang-bidang utama. Bidang Riset terdiri atas Bagian Riset Teknik Pertambangan
(RTT), Bagian Pengolahan dan Penggunaan (ROG) dan Bagian Dokumentasi/Publikasi
(RDP). Bidang Pendidikan/Latihan terdiri atas Bagian Pendidikan/Latihan Teknik
Pertambangan (TTT), Bagian Pendidikan/Latihan Teknik Pengolahan (TTO), dan Bagian
Pendidikan/Latihan Umum dan Penggunaan (TUG). Pegawai LEMIGAS ketika itu
berjumlah sekitar seratus orang pegawai negeri sipil.

Pada periode ini Bagian Dokumentasi/Publikasi LEMIGAS sudah mulai


menerbitkan majalah Lembaran Publikasi LEMIGAS (LPL) yang berisikan informasi
teknik populer yang dianggap bermanfaat bagi kalangan perminyakan, perguruan tinggi,
dan umum. Majalah ini kemudian ditingkatkan menjadi wahana publikasi hasil-hasil
penelitian LEMIGAS.

Tidak lama sesudah kelahiran LEMIGAS, terjadilah peristiwa besar dalam sejarah
Republik Indonesia yaitu Peristiwa G-30-S (Gerakan 30 September), yang antara lain
berakibat dibubarkannya PN Permigan. Dengan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1966,
Pemerintah melikuidasi perusahaan negara tersebut, kilang minyaknya di Cepu serta

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


-9-
lapangan-lapangan minyak di sekitar Cepu diserahkan kepada LEMIGAS untuk
dijadikan pusat pendidikan dan pelatihan lapangan di bidang minyak dan gas bumi
(Gambar 5).

Penggabungan ex-Permigan Cepu ke LEMIGAS ini mempunyai pengaruh besar


dalam pertumbuhan LEMIGAS. LEMIGAS yang pada waktu itu mempunyai pegawai
sekitar 100 tiba-tiba membengkak menjadi suatu organisasi besar dengan
ditambahkannya sekitar 2000 orang pegawai yang masih mempunyai status pegawai
perusahaan minyak. Sebagai pemecahan sementara, untuk mengurangi ketegangan
ketenagakerjaan, maka dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi
No. 322a/DD/Migas/1967 kepada keseluruhan LEMIGAS dilakukan Peraturan Gaji
Pegawai Perusahaan Minyak (PGP2M), dan semua pegawai LEMIGAS diberi pangkat
dan golongan gaji sesuai dengan PGP2M tersebut.

Gambar 5. Laboratorium perminyakan sebagai sarana pendidikan migas di Cepu

Tenaga ahli LEMIGAS berkembang cukup pesat pada waktu itu, karena di
samping beberapa sarjana lulusan dalam negeri (ITB, UGM dan lain-lain) sudah ada pula
beberapa lulusan luar negeri (Australia, Austria, Belanda, Kanada, Cekoslowakia), dan
mulai tahun 1966 berpulangan pula sarjana-sarjana lulusan Uni Soviet yang dikirim pada
tahun 1962, serta sarjana/pascasarjana dari Jerman dan negara-negara lain. Sarjana-
sarjana yang baru diterima sebagai pegawai, baik dari perguruan tinggi di dalam negeri
maupun dari universitas luar negeri ditempatkan untuk memulai kariernya di Cepu.
Mereka ditugaskan di lapangan-lapangan dan kilang minyak dan menjadi tenaga
pengajar pada Akamigas dan kursus-kursus lain yang diselenggarakan di Pusdik Migas
Cepu.

Organisasi LEMIGAS ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal


Minyak dan Gas Bumi No. 245/DD/Migas/1968 tanggal 6 September 1968, dan pejabat-
pejabatnya dilantik oleh Menteri Pertambangan pada tanggal 12 November 1968 di
LEMIGAS, Cipulir, Jakarta. Dalam surat keputusan ini dinyatakan LEMIGAS
dikendalikan oleh seorang Direktur dibantu oleh Sekretaris Umum, Asisten Direktur
Bidang Riset, Asisten Direktur Bidang Pendidikan/Latihan, dan seorang Kuasa Direktur

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 10 -
yang memimpin Pusat Pendidikan/Latihan Lapangan di Cepu. Bidang Riset terdiri atas
Bagian Eksplorasi/Produksi, Bagian Pengolahan/Kimia, dan Bagian Perencanaan dan
Ekonomi. Bidang Pendidikan/Latihan terdiri atas Bagian Tenaga Kerja, Bagian Latihan
dan Pendidikan, dan Bagian Perencanaan dan Pembinaan Karyawan. Pimpinan
LEMIGAS juga dibantu oleh sebuah Badan Penasihat LEMIGAS yang terdiri atas ahli-
ahli dan wakil-wakil dari instansi yang berhubungan dengan perkembangan dan
perindustrian minyak dan gas bumi.

Surat keputusan ini merupakan jaminan bagi LEMIGAS untuk menerima


pembayaran atas jasa laboratorium dan jasa ilmiah lain yang diberikan kepada pihak
ketiga. Apalagi pada waktu itu perusahaan-perusahaan asing sudah mulai masuk
beroperasi sebagai Kontraktor Production Sharing (KPS). Banyak di antara perusahaan
ini adalah perusahaan-perusahaan independen yang membutuhkan jasa laboratorium dari
luar, tidak seperti Kontraktor Kontrak Karya yang mempunyai perusahaan induk raksasa
dengan fasilitas pendukung yang kuat seperti Caltex, Shell, dan Stanvac. Di antara
perusahaan kontraktor production sharing yang masuk pada periode ini adalah Inpex
(Lapangan Attaka, Maret 1967), Total Indonesie (Mahakam, Maret 1967), Mobil Oil
(lepas pantai Sumatra Utara, November 1967; lepas pantai Selat Malaka, Oktober 1968),
IIAPCO, (lepas pantai tenggara Sumatra, September 1968), Unocal (lepas pantai
Kalimantan Timur, Oktober 1968), Conoco (lepas pantai Natuna, November 1968).

Kegiatan Pelayanan Jasa Teknologi LEMIGAS diawali dengan terbitnya Surat


Keputusan pembentukan LEMIGAS (Keputusan Menteri Pertambangan No.
261/Kpts/M/Pertamb/1968 tanggal 22 Agustus 1968), yang menyatakan bahwa
LEMIGAS adalah suatu bagian (Jawatan) dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
bergerak dan berusaha di bidang pendidikan/latihan, riset, dan dokumentasi/publikasi,
yang dipersiapkan dan diarahkan ke dalam bentuk Perusahaan (Negara) Jawatan atau
Perjan. Selanjutnya ditegaskan pula bahwa untuk pelaksanaan tugas tersebut sumber
keuangan LEMIGAS diperoleh dari pembebanan atas ongkos produksi PERTAMINA
dan kontraktornya, dan penerimaan sebagai imbalan atas jasa-jasa kepada pihak lain, di
samping penerimaan lain yang sah dan Anggaran Belanja Negara. Selain itu LEMIGAS
juga boleh mengangkat karyawannya sendiri.

Pada tahun 1972 LEMIGAS menjalin kerja sama dengan perusahaan jasa teknik
lapangan Amerika Serikat yaitu Core Laboratories Inc. atau Corelab untuk menjual jasa
tersebut di Indonesia. Bersama-sama, LEMIGAS dan Corelab melakukan jasa teknologi
dalam perekaman sifat lumpur (mud logging), analisis batuan inti, pengumpulan data
perangkat pengeboran dan korelasinya, pengujian sumur, pengambilan percontoh PVT,
pengawasan, pengendalian dan perencanaan serta berbagai jasa lain yang dibutuhkan di
lapangan minyak. Dalam kerangka kerja sama tersebut Corelab membantu LEMIGAS
dalam perencanaan dan pengembangan laboratorium-laboratorium yang diperlukan dan
memberikan pembinaan dan pelatihan tenaga ahli LEMIGAS. Kerja sama yang pada
tahap pertama dijadwalkan untuk empat tahun ternyata dapat berlanjut sampai tahun
1980.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 11 -
Pada tahun 1975 LEMIGAS melakukan kerja sama lain dengan Robertson
Research International Ltd., sebuah perusahaan Inggris yang bergerak dalam jasa geologi
dan eksplorasi. Dari kerjasama ini terbentuklah Unit Biostratigrafi yang berstandar
internasional dan selanjutnya berkembang menjadi suatu unit jasa teknologi yang dikenal
dengan LEMIGAS Geological Service Unit (LGSU). Unit Biostratigrafi LEMIGAS ini
menjual jasa teknologinya dengan cukup berhasil dan diteruskan oleh LEMIGAS sendiri
setelah kerja sama ini berakhir pada tahun 1978. Pelaksanaan kedua kerjasama pelayanan
jasa teknologi ini cukup berhasil dengan mengalirnya percontoh-percontoh batuan dari
lapangan minyak PERTAMINA dan kontraktor asing ke LEMIGAS, dan LEMIGAS
makin dikenal sebagai lembaga yang menyediakan jasa teknologi laboratorium dan
lapangan kepada perusahaan-perusahaan minyak dan gas bumi.

Berdasarkan surat persetujuan Menteri Keuangan No. S-656/MK.03/1992 tanggal


4 Juni 1992, LEMIGAS telah ditunjuk menjadi unit swadana. Surat Menteri Keuangan
tersebut mengacu kepada Keputusan Presiden No. 38 Tahun 1991 tentang Unit Swadana
dan Tatacara Pengelolaannya. Berdasarkan Keputusan Presiden tersebut, LEMIGAS
sebagai instansi Pemerintah diberikan kewenangan untuk menggunakan secara langsung
seluruh penerimaan fungsionalnya guna membiayai seluruh kegiatan operasional di
bidang pelayanan jasa teknologi. Sejak tahun 1997 (efektifnya tahun 2002) ketentuan
mengenai unit swadana tidak berlaku lagi dengan terbitnya Undang-Undang No. 20
Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Semua penerimaan
negara hasil pelayanan jasa teknologi LEMIGAS harus disetorkan terlebih dahulu ke kas
negara.

Penerapan mekanisme PNBP di LEMIGAS dipertegas melalui Keputusan Menteri


Keuanganan Nomor 938/KMK.02/2006 tanggal 29 Nopember 2006 tentang Persetujuan
Penggunaan Sebagian Dana PNBP yang Berasal dari PNBP pada Badan Pendidikan dan
Pelatihan serta Badan Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Departmeen Energi
dan Sumber Daya Mineral. Dalam KMK tersebut diatur bahwa sebagian dana tersebut
dapat digunakan untuk keperluan pelayanan jasa penelitian dan pengembangan serta jasa
penerapan teknologi, pengadaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan, pemeliharaan
sarana dan prasarana, dan program peningkatan sumber daya manusia. Pelaksanaan
penyetoran dan penarikan sebagian dana PNBP dimaksud dilakukan dengan
berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Anggaran dan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.

Dalam implentasinya, LEMIGAS menghadapi beberapa kendala dengan model


pengelolaan keuangan PNBP diantaranya tidak dapat berkompetisi secara maksimal
dengan kompetitor karena keterbatasan modal kerja diawal kegiatan, pelayanan
terganggu karena kewajiban setor ke kas negara, dan keharusan tutup buka diakhir tahun,
sementara pelayanan jasa tidak mengenal penutupan akhir tahun. Dengan kendala-
kendala ini, maka pada tahun 2005 LEMIGAS mengusulkan untuk mengadopsi Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum yang selanjutnya disebut PPK-BLU. Pola
ini memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 12 -
bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Prinsip dasar PPK-BLU sebagaimana tercantum dalam PP Nomor 23 Tahun 2005


dinilai relevan dengan kondisi LEMIGAS. Prinsip dasar tersebut diantaranya mengenai
kedudukan BLU yang diatur dalam Pasal 1 disebutkan bahwa BLU adalah instansi di
lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas. Dalam Pasal 3 dijelaskan lebih lanjut bahwa BLU beroperasi sebagai unit
kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah untuk tujuan pemberian layanan
umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh instansi
induk yang bersangkutan. BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan
kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah dan karenanya status hukum BLU tidak
terpisah dari kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah sebagai instansi induk.
Dalam kedudukan sebagaimana Pasal 1 dan 3 tersebut maka satker BLU juga merupakan
salah satu bentuk dan sekaligus menjadi sasaran dari reformasi birokrasi yang saat ini
tengah digulirkan oleh Kementerian ESDM.

Usulan LEMIGAS untuk menjadi satker PPK-BLU telah mendapat persetujuan


Kementerian Keuangan melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor
513/KMK.05/2009 tanggal 28 Desember 2009 tentang Penetapan Satuan Kerja Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS” yang
menerapkan PPK BLU. Pada tahun 2010 diangkat pejabat pengelola BLU PPPTMGB
“LEMIGAS” melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 2922 K/73/MEM/2010 tanggal
10 Desember 2010 tentang Pengangkatan Pejabat Pengelola Badan Layanan Umum pada
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”,
Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral.Hingga dokumen
Renstra Bisnis 2014-2018 disusun, masih teradapat beberapa persyaratan administratif
yang harus dipenuhi LEMIGAS sebagai satker yang menerapkan PPK-BLU secara
penuh. Hasil monitoring dan evaluasi Kementerian Keuangan terhadap Satker PPK BLU
LEMIGAS sebagaimana disampaikan dalam Surat Nomor S-4754/PB/2013 tanggal 10
Juli 2013 kepada Sekretaris Jenderal KESDM, menemukan beberapa hal yang harus
segera dipenuhi dalam rangka mewujudkan pengelolaan keuangan yang transparan dan
akuntabel guna meningkatkan mutu layanan, yaitu:

1. Satker PPK BLU LEMIGAS belum memiliki Dewan Pengawas sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007 tentang Dewan
Pengawas Badan Layanan Umum

2. Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) bukan Pemimpin Satker PPK BLU
LEMIGAS sehingga dinilai tidak mendukung kemandirian dan efektifitas
pelaksanaan PK BLU. Disarankan agar KPA adalah pemimpin Satker LEMIGAS
sesuai dengan ketentuan dalam PP Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 13 -
Pelaksanaan APBN dan PMK Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan APBN.

3. Sistem Akuntasi Keuangan BLU belum mendapat persetujuan Kementerian


Keuangan.

4. Standar Biaya Keluaran termasuk Sistem Remunerasi BLU belum mendapat


persetujuan Menteri Keuangan.

Implikasi belum lengkapnya persyaratan administratif PPK BLU tersebut dirasakan


telah menghambat beberapa layanan jasa teknologi LEMIGAS diantaranya menurunnya
peran LEMIGAS sebagai sertifikator cadangan migas sehingga membuka peluang
pemerintah menggunakan sertifikator asing, berpotensi menurunkan kepercayaan
industri migas terhadap LEMIGAS. Kondisi ini juga berpotensi menghambat upaya
LEMIGAS dalam memberikan kontribusi terhadap pencapaian target Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN), dan menghambat upaya LEMIGAS membangun link and match
antara institusi litbang migas pemerintah dengan industri migas.

B. Visi dan Misi LEMIGAS


Terwujudnya LEMIGAS sebagai lembaga penelitian dan pengembangan yang
unggul, profesional, dan bertaraf internasional di bidang Migas.

Penjelasan visi tersebut di atas adalah sebagai berikut:


 Unggul adalah bahwa LEMIGAS senantiasa unggul dalam persaingan yang
semakin ketat di bidang pelayanan jasa teknologi dan riset. Untuk itu semua
program dan kebijakan LEMIGAS diarahkan untuk mewujudkan pusat
keunggulan (center of excellence) melalui peningkatan kompetensi SDM,
kelengkapan sarana dan prasarana serta perbaikan sistem.
 Profesional yang berarti dalam melaksanakan tugasnya selalu berpegang teguh
pada kompetensi dan etika profesi serta mengedepankan pelayanan prima kepada
pelanggan dan stakeholder.
 Bertaraf internasional artinya kegiatan litbang dan pelayanan jasa teknologi
yang dilakukan LEMIGAS dapat diterima dan diakui oleh masyarakat industri
migas internasional.

Untuk mewujudkan visi LEMIGAS tersebut, maka ditetapkan misi sebagai berikut:
 Meningkatkan peran LEMIGAS dalam memberikan masukan bagi penyusunan
kebijakan pemerintah guna meningkatkan iklim yang kondusif bagi
pengembangan industri minyak dan gas bumi.
 Meningkatkan kualitas jasa penelitian dan pengembangan untuk memberikan
nilai tambah bagi klien LEMIGAS.
 Menciptakan produk unggulan dan mengembangkan produk andalan.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 14 -
C. Tugas Pokok dan Fungsi LEMIGAS
Tugas Pokok dan Fungsi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi


“LEMIGAS” adalah salah satu unit pelaksana teknis pemerintah, di bawah Badan
Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral. Sebagaimana dicantumkan dalam Peraturan
Menteri ESDM Nomor 18 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang telah dirubah dengan Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 22 tahun 2013, LEMIGAS
mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:

Tugas

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi


“LEMIGAS” mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengembangan,
perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei serta pelayanan jasa di bidang
minyak dan gas bumi.

Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Pusat Penelitian dan


Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS” menyelenggarakan
fungsi:
a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian,
pengembangan, perekayasaan teknologi, dan pengkajian survei di bidang
minyak dan gas bumi;
b. pelaksanaan penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian
dan survei serta pelayanan jasa, pengelolaan pengetahuan dan inovasi bidang
minyak dan gas bumi;
c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengembangan,
dan perekayasaan teknologi, dan pengkajian di bidang minyak dan gas bumi;
dan
d. pelaksanaan administrasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS".

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi


”LEMIGAS” dalam menjalankan tugas dan fungsinya memiliki struktur organisasi
seperti pada Gambar 6 yang terdiri atas:
a. Bagian Tata Usaha;
b. Bidang Penyelenggaran dan Sarana Penelitian dan Pengembangan;
c. Bidang Program;
d. Bidang Afiliasi dan Informasi; dan

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 15 -
e. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional di LEMIGAS disebut sebagai Kelompok


Pelaksana Penelitian dan Pengembangan (KPPP) berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Pusat. KPPP mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian, survei dan/atau
pemetaan serta pelayanan jasa di bidang minyak dan gas bumi. Masing-masing
Kelompok Jabatan Fungsional ini dikoordinasikan oleh seorang Koordinator yang
diangkat oleh Kepala Badan litbang ESDM. Koordinator KPPP dipilih dari Pejabat
Fungsional Tertentu yang memenuhi persyaratan kompetensi untuk
mengkoordinasikan kegiatan KPPP. Pejabat Fungsional adalah seorang Pegawai
Negeri Sipil yang melakukan penelitian dan pengembangan berdasarkan keahlian
dan/atau keterampilan tertentu serta mandiri. KPPP pada Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi ”LEMIGAS” berdasarkan
Keputusan Kepala Badan Litbang ESDM Nomor 230.K/73/BLB/2011 tentang
Pedoman Tata Kerja dan Hubungan antar Kewenangan pada Badan Litbang ESDM
terdiri dari (Gambar 6):
a. KPPP Teknologi Eksplorasi;
b. KPPP Teknologi Eksploitasi;
c. KPPP Teknologi Proses;
d. KPPP Teknologi Aplikasi Produk; dan
e. KPPP Teknologi Gas.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut, KPPP di lingkungan Pusat


Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS"
mempunyai fungsi:
 penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, perencanaan dan anggaran serta
kerja sama bidang tugas KPPP;
 pelaksanaan dan pemantauan bidang tugas KPPP;
 pembinaan dalam pelaksanaan kegiatan bidang tugas KPPP; dan
 penyiapan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Koordinator KPPP kepada Kepala Pusat melalui Kepala Bidang Penyelenggaraan
dan Sarana Penelitian dan Pengembangan.
Kegiatan pelayanan riset dan jasa teknologi merupakan penerapan langsung
dari kemampuan penguasaan IPTEK untuk mendukung kegiatan pertambangan
minyak dan gas bumi yang dilaksanakan oleh para Kontraktor Kontrak Kerja Sama
(KKKS), serta memberikan masukan kepada kebijakan Pemerintah. Kegiatan yang
dilaksanakan merupakan salah satu ukuran keberhasilan tugas dan fungsi KP3T
Eksplorasi, Eksploitasi, Proses, Aplikasi Produk dan Gas dalam mendukung industri
secara nyata dengan dukungan 59 laboratorium.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 16 -
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
MINYAK DAN GAS BUMI “LEMIGAS”
Bagian Tata
Usaha
Komite
Lingkungan
Kesehatan dan Subbagian Subbagian
Keselamatan Umum dan Keuangan
Kerja Kepegawaian

Bidang Bidang Bidang Afiliasi KPPP Teknologi KPPP Teknologi KPPP Teknologi KPPP Teknologi KPPP Teknologi
Penyelenggara Program dan Informasi Eksplorasi Eksploitasi Proses Aplikasi Produk Gas
dan Sarana
Penelitian dan
Pengembangan Subbidang Subbidang Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Penyiapan Afiliasi Evaluasi Lahan Pemboran Teknologi Bahan Bakar Teknologi
Rencana Migas Separasi Minyak & Gas Separasi Gas
Subbidang (BBMG)
Subbidang Kelompok Kelompok
Penyelenggara Subbidang Kelompok Kelompok
Informasi Evaluasi Teknologi
Penelitian dan Analisis dan Pencitraan Kelompok Teknologi
Formasi Konversi dan
Pengembangan Evaluasi Bawah Pelumas Analisis Gas
Permukaan Katalis
Subbidang Kelompok Kelompok
Reservoir Kelompok Unit
Sarana Kelompok Tekno Ekonomi
Analitik dan LOBP
Penelitian dan Sistem
Kelompok Kimia Terapan
Pengembangan Hidrokarbon
Peningkatan Kelompok
Kelompok
Pengurasan Teknologi
Kelompok Bioteknologi
Pemanfaatan
Sedimentologi Kelompok Gas
Produksi Kelompok
Kelompok Enginering dan Kelompok
Stratigrafi Pemodelan Teknologi
Transportasi
Kelompok Gas Bumi
Kelompok Teknologi
Penginderaan Lingkungan
Jauh dan SIG

Gambar 6. Struktur organisasi LEMIGAS

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 17 -
Pelayanan yang diberikan oleh LEMIGAS mempunyai 4 (empat) kelompok
layanan berikut:
1. Jasa Laboratorium
2. Jasa Studi
3. Jasa Perbantuan Tenaga Ahli, dan
4. Jasa Penyewaan Alat

Penjelasan atas masing-masing layanan tersebut dituangkan dalam Peraturan


Menteri Keuangan Nomor 142/PMK.05/2012 tentang Tarif Layanan Badan Layanan
Umum Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi
“LEMIGAS” pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Organisasi tata kelola PPK-BLU sebagaimana diatur pada Pasal 32 Peraturan


Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 yang telah dirubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 74 tahun 2012 menyebutkan bahwa Pejabat Pengelola BLU terdiri atas: (a)
Pemimpin, (b) Pejabat Keuangan, dan (c) Pejabat Teknis. Merujuk ketentuan di atas
telah dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
2922 K/73/MEM/2010 tanggal 10 Desember 2010 tentang Pengangkatan Pejabat
Pengelola Badan Layanan Umum pada Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”, Badan Penelitian dan
Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral dimana Pemimpin BLU dijabat
oleh Kepala Pusat, Pejabat Keuangan adalah Kepala Bagian Tata Usaha, Pejabat
Teknis dijabat oleh Koordinator Kelompok Pelaksana Penelitian dan Pengembangan
Teknologi sesuai bidang tugas masing-masing.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 18 -
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

A. Kinerja Layanan

LEMIGAS sesuai dengan misinya di arahkan menjadi suatu lembaga litbang yang
mengembangkan teknologi baru dalam rangka penguasaan teknologi migas, dapat
memecahkan problem industri migas terutama untuk mendukung keberhasilan industri
migas dan memberikan masukan kepada pemerintah dalam menentukan arah kebijakan
di subsektor migas. LEMIGAS juga dituntut dapat memberi kontribusi dalam rangka
mewujudkan ketahanan energi nasional dan peningkatan nilai tambah ekonomi dari
kegiatan sektor energi dan sumber daya mineral melalui penelitian dan pengembangan
teknologi di bidang minyak dan gas bumi. Sebagai acuan kegiatan litbang, LEMIGAS
menetapkan Tujuh Program Utama yaitu 1) Penambahan sumber daya dan cadangan
migas, 2) Pengembangan gas unconventional, 3) Peningkatan cadangan dan produksi
migas, 4) Pengembangan teknologi pengolahan migas dan hasil olahannya, 5)
Pengembangan teknologi bahan bakar alternatif, 6) Pengembangan teknologi
penyimpanan, transportasi, dan pemanfaatan gas; 7) Pengembangan teknologi
pengurangan, penyimpanan, dan pemanfaatan CO2.

Program-program litbang tersebut dilaksanakan baik dalam bentuk kegiatan in-


house maupun dalam bentuk pelayanan jasa teknologi untuk kepentingan pemerintah dan
industri pertambangan minyak dan gas bumi. Tabel 1, memperlihatkan indikator sasaran
kegiatan litbangtek pada tahun 2010 sampai dengan 2013 yang secara umum
menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun.

Tabel 1. Indikator Sasaran dan Capaian Kegiatan LEMIGAS 2010 - 2013

No. Indikator Keluaran Satuan 2010 2011 2012 2013*


1 Laporan Ilmiah Laporan 54 54 35 43
2 Usulan Paten/Hak Cipta *) Usulan 2 3 3 4
3 Makalah Ilmiah yang dipublikasikan Makalah 63 50 28 29
Jumlah Masukan Rekomendasi
4 Rekomendasi 5 16 9 14
Kebijakan
Jumlah Pilot Plant/Demo Plant/
5 Buah 3 6 10 11
Formula/ Rancang Bangun
6 Jumlah Sumberdaya Migas MMBOE 763,1 2.642 49.771 3,729
Penerimaan Negara Bukan Pajak
7 Rp.Milyar 32,5 43,6 43,1 69
(PNBP) Jasa Teknologi
Indeks Kepuasan Pelanggan Atas
8 Layanan Jasa Teknologi di Bidang % - - - 92,7
Migas **)
Jumlah Diseminasi Hasil Litbang
9 Diseminasi 85 72 52 60
(publikasi Ilmiah, RCI, dan pameran)
10 Jumlah Kerjasama Inovasi Litbang Kerjasama - - - 16

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 19 -
KET: * Tahun 2013 Asumsi Renstra dan RKA-KL.

Sasaran dan capaian kinerja yang diperoleh sesuai dengan arah penelitian dan
pengembangan LEMIGAS yang mengacu kepada tujuh program utama penelitian
sebagaimana telah dijelaskan di atas.

Ketujuh program penelitian tersebut diterapkan dan dikembangkan sesuai dengan


kebutuhan pemerintah, industri, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK). Selama periode 2010 – 2013, LEMIGAS telah mengajukan sejumlah hasil
kegiatan penelitian dan pengembangan kategori inovatif untuk diikutkan dalam Program
Bussiness Inovation Center (BIC). Gambaran capaian usulan dan sertifikasi BIC
ditunjukan pada Tabel 2.

Tabel 2. Usulan kegiatan litbang inovatif BIC 2010 - 2013


Jumlah Litbang
dan Usulan Kegiatan
BIC
2010 2011 2012 2013
No. Program Litbang
LITBANG

LITBANG
USULAN

USULAN

USULAN

USULAN
LITBANG
LITBANG
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
BIC

BIC

BIC

BIC
Penambahan SumberDaya dan Cadangan
1 6 1 4 2 3 2 6 1
Migas
2 Pengembangan Gas Unconventional 3 4 1 2 1
Peningkatan Cadangan dan Produksi
3 10 2 10 7 1 11 2
Migas
Pengembangan Teknologi Pengolahan
4 13 18 4 11 11 3
Migas dan Hasil Olahannya
Pengembangan Teknologi Bahan Bakar
5 6 3 1 2 1 5
Alternatif
Pengembangan Teknologi,
6 Penyimpanan, Pemanfaatan dan 10 1 7 4 9 2 7 3
Transportasi Gas
Pengurangan dan Pemanfaatan Emisi
7 6 8 1 2
CO2
JUMLAH LITBANG DAN
54 4 54 12 35 6 43 9
USULAN BIC
HASIL SERTIFIKASI BIC 0 1 2 2

Pelayanan jasa teknologi merupakan program pelayanan LEMIGAS kepada


industri migas yang dilaksanakan oleh KPPP dan Bidang Penyelenggaraan dan
Sarana Penelitian dan Pengembangan. Sasaran pelayanan jasa teknologi diarahkan
kepada peningkatan nilai tambah dari kebutuhan pelanggan/industri hulu dan hilir

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 20 -
migas melalui jenis pelayanan jasa studi dan pelayanan jasa laboratorium yang
dijelaskan pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3. Layanan jasa teknologi hulu


Jasa Studi Jasa Laboratorium
1 Studi Reservoir dan 1 Kajian Laboratorium
Pengembangan Lapangan Stratigrafi
2 Studi Evaluasi Lahan Migas 2 Kajian Laboratorium
Geokimia
3 Studi Geologi, Geofisika 3 Kajian Laboratorium
dan Reservoar (GGR) dan Sedimentologi
Pengolahan Data Seismik
4 Studi Remote Sensing & 4 Analisa Laboratorium
SIG Optimasi dan Peningkatan
Produksi
5 Studi Peningkatan Produksi 5 Analisa Laboratorium
Material dan Lumpur
Pemboran
6 Studi Sertifikasi Cadangan 6 Analisa Laboratorium PVT
Fluida Reservoir
7 Studi Revitalisasi 7 Analisa Laboratorium EOR
Sumberdaya Migas
8 Analisa Laboratorium Core

Tabel 4. Layanan jasa teknologi hilir


Jasa Studi Jasa Laboratorium
1 Study Flow Assurance/Pour 1 Jasa Laboratorium Proses
Point Depressant
2 Kajian Lingkungan 2 Pendaftaran dan
(UKL/UPL, EBA) Pengawasan Pelumas dari
Perusahaan Importir
3 Kajian Oil Losses 3 Pendaftaran dan
Pengawasan Pelumas dari
Perusahaan Produsen
Pelumas

4 Evaluasi Mutu Minyak 4 Jasa Laboratorium Pelumas


Bumi dan Gemuk Lumas
5 Studi Studi Aplikasi Bahan 5 Evaluasi Minyak Lumas
Bakar Minyak dan Gas Bekas
6 Studi Teknologi 6 Analisis Bahan Bakar
Transportasi Gas Minyak
7 Studi Teknologi 7 Pengawasan Mutu BBM
Pemanfaatan Gas
8 Studi Tekno Ekonomi Gas 8 Jasa Laboratorium Kajian
Teknologi Pemanfaatan
Gas
9 Studi Pengembangan 9 Jasa Laboratorium
Teknologi Analisis Gas Teknologi Analisis Gas
10 Studi Teknologi Separasi 10 Pelayanan Jasa
Gas Laboratorium Kajian
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 21 -
Teknologi Separasi Gas

Capaian kinerja jasa teknologi LEMIGAS dalam kurun waktu 4 (empat) tahun
terakhir menunjukan peningkatan nominal pendapatan PNBP sejak mendapatkan
izin PPK BLU akhir 2009, namun capaiannya pada kisaran 40 sampai dengan 50
miliar rupiah. Persentase capaian terhadap target hanya sekitar 80% (Gambar 7).
Kendala yang dihadapi adalah kelengkapan administratif sebagai satker PPK-BLU
secara penuh belum dapat dilengkapi sehingga LEMIGAS belum dapat menerapkan
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005. Tahun 2013 merupakan pencapaian tertinggi
PNBP BLU LEMIGAS baik dari sisi persentase terhadap target maupun pendapatan
nominalnya. Kontribusi pendapatan jasa teknologi dari masing-masing KPPP tahun
2013 ditampilkan dalam Tabel 5.

Sebelum PNBP BLU Setelah PNBP BLU


90,000 %
Juta

TARGET 140
80,000 REALISASI
125 % REALISASI
70,000 120

60,000 100
98 81 83 88
50,000 80
70
40,000
60
30,000 45
40
20,000

10,000 20

0 0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 7. Pendapatan PNBP LEMIGAS sebelum dan setelah menerapkan PPK BLU

Tabel 5. Pendapatan jasa teknologi 2013

No. Layanan Jastek Pendapatan 2013 (Rp.)


Pelayanan Jasa Teknologi Hulu 48.711.688.000
I A KPPP Teknologi Eksplorasi 19.779.306.000
B KPPP Teknologi Eksploitasi 28.932.382.000
Pelayanan Jasa Teknologi Hilir 20.017.798.000
A KPPP Teknologi Proses 6.608.828.000
II
B KPPP Teknologi Aplikasi Produk 5.499.326.000
C KPPP Teknologi Gas 7.909.644.000
III Pelayanan Jasa Kalibrasi
A Bidang Penyelenggaraan dan Sarana Litbang 617.375.000
Total nilai kontrak pendapatan 69.346.860.000

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 22 -
Dari capaian kinerja layanan jasa teknologi LEMIGAS tahun 2013
memperlihatkan bahwa pelanggan yang memberi kontribusi pendapatan lebih besar
Rp. 2 Milyar (Gambar 8) sebesar 44% dari total pendapatan jasa teknologi. Urutan 6
(enam) pelanggan terbesar berdasarkan nilai pendapatan yang diterima LEMIGAS
adalah CNOOC; PT Pertamina EP; Pertamina JOB; PT. Orchard Energy (West
Belida) Limited; SKK MIGAS; PT Kalisat Energy Nusantara.

Pelanggan Utama

Gambar 8. Pelanggan yang memberikan kontribusi pendapatan diatas Rp. 2 Milyar


tahun 2013

Jumlah pelanggan yang terdaftar di tahun 2013 adalah sebesar 561 perusahaan.
Namun dari total pendapatan hanya diperoleh dari 17 perusahaan pelanggan (Gambar 9).
Daftar 17 perusahaan dan besarnya kontribusi lebih dari 800 juta masing-masing
pelanggan terhadap total pendapatan dapat dilihat pada gambar selanjutnya.

Gambar 9. Pelanggan yang memberikan kontribusi > 800 juta dari total pendapatan
tahun 2013

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 23 -
B. Kinerja Keuangan

Pembiayaan kegiatan operasional LEMIGAS bersumber dari APBN rupiah murni


dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP Jastek serta Dana Hasil Produksi Batubara
DHPB). Capaian kinerja keuangan pada tahun 2013 secara menyeluruh adalah 84,66%
atau Rp. 298.801.419.300,- dari total pagu anggaran Rp. 352.925.617.000,- yang terdiri
dari: belanja pegawai (Mata Anggaran Kegiatan/MAK 51); belanja barang (MAK 52);
dan belanja modal (MAK 53). Capaian masing-masing jenis belanja sebagai berikut:
MAK 51 = 90,69%; MAK 52 = 80,54%; MAK 53 = 91,16%. Realisasi tersebut dapat
dilihat pada Gambar 10 dan Tabel 6.

Gambar 10. Pagu dan realisasi per jenis belanja TA 2013

Barang modal sebagai aset yang dimiliki oleh LEMIGAS yang terdiri atas tanah,
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan yang merupakan harta milik/kekayaan negara
per Desember 2013 tercatat berdasarkan jenis dan nilai aset secara total sebesar Rp.
1.606,8 Milyar (Gambar 11). Pagu dan realisasi RM dan PNBP ditampilkan pada
Gambar 11.

Gambar 11. Pagu dan realisasi DIPA anggaran tahun 2013

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 24 -
Gambar 12. Barang Modal LEMIGAS tahun 2013

Tabel 6 menunjukkan pengukuran kinerja keuangan tahun 2013, capaian realisasi


anggaran keseluruhan sebesar 84,66% dengan capaian rincian per output kegiatan.
Capaian ini berdasarkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang telah
dikonsolidasikan dengan KPPN per 31 Desember 2013.

Tabel 6. Pengukuran kinerja keuangan tahun 2013

No. Output Kegiatan Pagu (Rp.) Realisasi (Rp.) %


1 1913.001 Usulan paten/hak cipta 3,217,012,000 3,046,079,640 94.69
2 1913.002 Makalah ilmiah yang dipublikasikan 12,165,140,000 11,155,896,900 91.70
3 1913.004 Data Teknis/Masukan Kebijakan 19,093,010,000 16,776,663,960 87.87
1913.005 Rancang Bangun/Prototipe/Formula/Atlas Minyak dan
4 12,638,218,000 11,346,815,120 89.78
Gas Bumi/Rekayasa Penerapan Teknologi Unggulan
5 1913.006 Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi 78,616,001,000 52,995,354,863 67.41
6 1913.007 Prospek Sumber daya/Cadangan minyak dan gas bumi 7,275,828,000 5,290,017,253 72.71
7 1913.010 Dokumen Perencanaan Kegiatan Pusat 3,143,549,000 2,780,394,450 88.45
8 1913.011 Dokumen Evaluasi dan Monitoring Kegiatan Pusat 1,869,341,000 1,731,020,250 92.60
1913.012 Dokumen Pengelolaan Kegiatan serta Sarana dan
9 3,649,124,000 3,414,126,950 93.56
Prasarana Litbang
10 1913.013 Dokumen Pengelolaan Sistem Manajemen Mutu Pusat 7,666,890,000 6,498,466,949 84.76
1913.014 Dokumen Pengelolaan Administrasi Umum dan
11 17,760,900,000 15,988,113,412 90.02
Kepegawaian
12 1913.015 Dokumen Pengelolaan Administrasi Keuangan 11,454,600,000 11,086,082,317 96.78
1913.016 Dokumen Pengelolaan Informasi dan Publikasi Hasil
13 6,344,404,000 5,345,496,950 84.26
Litbang
14 1913.017 Dokumen Pengelolaan Afiliasi Litbang 2,248,530,000 1,586,347,750 70.55
15 1913.994 Layanan Perkantoran 65,803,336,000 59,355,922,095 90.20
16 1913.995 Kendaraan Bermotor 1,910,000,000 1,801,560,700 94.32
17 1913.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 65,315,576,000 60,057,831,350 91.95
18 1913.998 Gedung/Bangunan 30,998,558,000 28,545,228,391 92.09
19 1913.999 Output Cadangan 1,755,600,000 0 -
TOTAL 352,925,617,000 298,801,419,300 84.66

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 25 -
Kinerja keuangan pada tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 7 yang menunjukkan
realisasi pendapatan negara dan hibah serta belanja pada tahun 2013. Realisasi
pendapatan negara dan hibah (PNBP jasa teknologi) sebesar 88,17%, sedangkan realisasi
belanja sebesar 67,41%. Belanja PNBP sebesar Rp. 52.995.354.863 terdiri atas dua
sumber yaitu PNBP jasa teknologi dan PNBP DHPB.

Tabel 7. Realisasi pendapatan negara dan hibah serta belanja tahun 2013
%
Anggaran
No Uraian Realisasi (Rp.) Realisasi
(Rp.)
Anggaran
Realisasi Pendapatan
1 78.616.001.000 52.995.354.863 67,41%
Negara dan Hibah
 Penerimaan Pajak 0 0 0,00%
 Penerimaan Negara Bukan
78.616.001.000 69.312.546.000 88,17%
Pajak
 Penerimaan hibah 0 0 0,00%
2 Realisasi Belanja Negara 352.925.617.000 298.801.419.300 84,66%
 Belanja Rupiah Murni 274.309.616.000 245.806.064.437 89,61%
 Belanja Pinjaman LN 0 0 0,00%
Belanja Rupiah Pendamping 0 0 0,00%
 Belanja Hibah 0 0 0,00%
 Belanja PNBP 0 0 0,00%
 Belanja BLU 78.616.001.000 52.995.354.863 67,41%

Gambar 13 memperlihatkan grafik target penerimaan dan realisasi belanjanya dari


pelayanan jasa teknologi tahun 2010-2013. Setiap tahunnya LEMIGAS meningkatkan
terget penerimanan dari pelayanan jasa teknologi sebesar 20% per tahun. Dimulai tahun
2010 dengan target penerimaan sebesar Rp. 45.5 milyar, kemudian pada tahun 2013
mancapai Rp. 78.6 milyar. Dalam periode berjalan tahun 2013 merupakan persentase
pencapaian target belanja terendah yaitu hanya sebesar 70% setara dengan Rp. 54.7
milyar. Pada tahun 2013 pula, nilai rupiah realisasi pendapatan LEMIGAS merupakan
perolehan tertinggi pada rentang periode tersebut. Pertumbuhan realisasi pendapatan
LEMIGAS tiap tahunnya mencapai 14%.

Adapun jika ditinjau dari kumulatif persentase pencapaian target, maka dalam tiga
tahun terakhir selalu mengalami penurunan rata-rata 3.5% per tahun. Salah satu kendala
utama adalah pekerjaan yang diterima sering mengalami keterlambatan penyelesaian
sebagai akibat tidak lancarnya arus kas keuangan LEMIGAS. Kondisi tersebut
berdampak pada kekhawatiran penerimaan beberapa peluang pekerjaan baru yang
terpaksa ditolak karena ketidakmampuan memenuhi komitmen kontrak akibat minimnya
ketersediaan dana awal operasi. Gambar 14 memperlihatkan kecenderungan persentase
penerimaan dari pelayanan jasa teknologi tahun 2010-2013.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 26 -
Gambar 13. Penerimaan dari pelayanan jasa teknologi tahun 2010-2013

Gambar 14. Kecenderungan persentase penerimaan dari pelayanan jasa teknologi tahun
2010-2013

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 27 -
C. Pengembangan SDM

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset yang sangat berharga bagi setiap
organisasi. Kekuatan SDM saat ini sebanyak 725 orang yang terdiri atas Pegawai Negeri
Sipil (PNS) sebanyak 516 orang dan tenaga honorer (pegawai tidak tetap) sebanyak 209
orang per Desember 2013.

Distribusi PNS dengan pendidikan S3 sebanyak 6 orang, S2 94 orang, pendidikan


S1 sebanyak 193 orang, dan pendidikan D3/SMA sebanyak 223 orang. Tenaga
Fungsional yang ada di LEMIGAS terdiri atas Peneliti, Perekayasa, Penyelidik Bumi,
Litkayasa, Pranata Komputer, Pustakawan, Arsiparis, dan Peranata Humas. Jabatan
fungsional peneliti sampai dengan Desember 2013 baru sekitar 77 orang (15%) dari
seluruh PNS.

Gambar 15. Sebaran pendidikan pegawai (PNS) tahun 2013

Kegiatan pengembangan SDM dalam bentuk pendidikan formal sampai pada


Desember 2013 terlaksana melalui tugas belajar maupun izin belajar sebanyak 24 orang
yang meliputi pendidikan lanjut S2 sebanyak 21 orang dan 3 orang untuk mengikuti
pendidikan lanjut S3.

D. Pengembangan Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh LEMIGAS saat ini merupakan aset dan
modal yang sangat berharga untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan dan
pelayanan jasa teknologi yang unggul. Peralatan laboratorium tersebut dan didukung
oleh prasarana yang lengkap sesuai dengan tuntutan industri migas maupun penggunaan
jasa lainnya. Laboratorium-laboratorium tersebut telah mendapatkan akreditasi
berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 28 -
Gambar 16. Maket Komplek perkantoran LEMIGAS seluas 12 hektar di Jalan Ciledug
Raya Kavling 109, Cipulir, Jakarta Selatan

Gambar 16 adalah maket komplek perkantoran LEMIGAS seluas 12 hektar


berlokasi Jalan Ciledug Raya Kavling 109, Cipulir, Jakarta Selatan. Berikut ini adalah
sarana dan prasarana yang dimiliki oleh LEMIGAS untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan penelitian dan pengembangan, antara lain:
1. Luas tanah perkantoran : 124,489 m²
2. Jumlah Laboratorium : 59 Laboratorium
3. Jumlah gedung (laboratorium + kantor) : 36 gedung
4. Jumlah kendaraan : 59 (roda 4); 9 (roda 2)
5. Jumlah sumur dalam : 4 (empat)
6. Jumlah mess/wisma : 2 (dua)
7. Kapasitas daya listrik terpasang : 6.150 KVA (3 gardu)
8. Unit genset : 1.480 KVA (4 unit)

Dalam rangka pencapaian visi sebagai lembaga litbang yang unggul, profesional,
dan bertaraf internasional, PPPTMGB ”LEMIGAS” mempunyai komitmen terhadap
mutu produk/jasa yang dihasilkan. Untuk mewujudkan komitmen tersebut LEMIGAS
terus berusaha meningkatkan sarana litbang dan peralatan laboratorium untuk pelayanan
jasa sesuai dengan perkembangan terkini. Upaya yang dilakukan adalah dengan
penambahan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan litbang
dan pelayanan jasa teknologi, serta melaksanakan pengelolaan peralatan laboratorium
dengan cara memastikan bahwa peralatan yang digunakan selalu dalam kondisi yang
sesuai dengan persyaratan teknis dan hasil pengukuran/pengujiannya tertelusur ke
standar acuan tertentu.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 29 -
Tabel 8. Daftar laboratorium LEMIGAS

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 30 -
1. Pengadaan Sarana dan Prasarana

Kegiatan perencanaan dan pengembangan sarana prasarana litbang telah


dilaksanakan dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan litbang dan jasa teknologi.
Keluaran kegiatan dimaksud meliputi revitalisasi 1 (satu) gedung dan laboratorium, yaitu
Gedung Sarana dan Mutu dengan 8 (delapan) laboratorium, yaitu Laboratorium Massa;
Preparasi; Tekanan; Bellprover; Flow; Suhu; Instrumen; dan laboratorium Mekanik.
Selain itu pengadaan peralatan baru laboratorium, antara lain: Core Holder for
Overburden Test; Phased Array with 1 UT Channel; Portable Flue Gas Analyzer;
Microscope for Transmitted Light Polarization with Digital Microscopy Camera ICc1;
Tapered Bearing Simulator Viscometer; Mercury Absorber; Mercury Analyzer AMA
254; Micro Pipette; dan Alloy Analyzer (Portable).

2. Kalibrasi Peralatan

Selain jasa pelayanan di atas terdapat juga jasa pelayanan laboratorium kalibrasi
oleh Bidang Penyelanggaraan Sarana Penelitian dan Pengembangan. Laboratorium
Kalibrasi Massa dan Volume LEMIGAS sebagai salah satu laboratorium yang sudah
terakreditasi keberadaannya sangat penting dalam mengkalibrasi alat-alat volume dan
massa yang tersebar pada hampir seluruh laboratorium uji yang ada baik di dalam
maupun di luar LEMIGAS. Kalibrasi peralatan laboratorium TA 2012 di lingkungan
LEMIGAS telah dilaksanakan sebanyak 313 buah dari 440 buah alat yang diterima, 20
buah alat tidak bisa dikalibrasi karena rusak, dan 107 buah alat dalam proses
penyelesaian pekerjaan, serta penerimaan kalibrasi eksternal (di luar lingkungan
LEMIGAS) sejumlah 68 buah. Total penerimaan pekerjaan kalibrasi sebanyak 381 buah.

3. Perbaikan/Pemeliharaan Peralatan

Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana litbang serta pengembangan sistem


mutu kelembagaan yang telah dilaksanakan, antara lain pengelolaan sarana litbang,
pengelolaan sistem manajemen mutu, perawatan dan kalibrasi peralatan laboratorium,
serta audit sistem manajemen mutu dan LK3.

Keluaran kegiatan tersebut di antaranya telah dilaksanakan perawatan, antara lain


Komperesor 49 unit, Vacuum Pump 40 unit, Ruang Asam 30 unit, GC. Hp Agilent 13
unit, HPLC 1 unit, LECO Analyzer 2 unit, Jet Cool 1 unit, Automatic Viscometer 5 unit,
Titrator 2 unit, Micromeritic 1 unit, Cool Bath Container 1 unit, SEM 1 unit, XRD 1
unit, Microscope 33 unit dan HPHT Viscometer 1 unit.

Sertifikasi sarana litbang terdiri dari sertifikasi alat dan laboratorium dari Komite
Akreditasi Nasional (KAN) dan TUV melalui SNI ISO/IEC 17025-2008, ISO 9001-
2008, ISO 14000-2004 dan OHSAS 18001-2007.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 31 -
E. Pengukuran Capaian Kinerja

Pengukuran capaian kinerja pada tahun 2013 menggunakan tiga macam metode
yaitu Sistem Metrik, Peer Review dan umpan balik pelanggan. Untuk Sistem Metrik
sudah ditampung dalam format LAKIP. Pada sistem metrik, tolok ukur pengukuran
kinerja dan keberhasilan program dikategorikan dalam pengukuran masukan (input), dan
pengukuran keluaran (output). Metode Peer Review dalam hal ini diwujudkan dalam
bentuk Forum Evaluasi Hasil Litbang Migas yaitu menghadirkan para pakar. Para pakar
tersebut (minimal 3 orang) melakukan penilaian berdasarkan kriteria-kriteria penilaian
yang telah ditentukan sebelumnya. Pelaksanaan pengukuran kinerja ini bersifat kualitatif,
dan sangat tergantung pada objektifitas para pakar.

Metode yang terakhir yaitu umpan balik pelanggan (customer feedback) dilakukan
terhadap kegiatan pelayanan jasa teknologi. Penilaian keberhasilan berdasarkan
pandangan (reaksi) dari penggunanya (pelanggan). Metode ini diterapkan pada kegiatan
pelayanan jasa teknologi. Upaya yang dilakukan untuk mengevaluasi seluruh hasil
kegiatan litbang dan non litbang adalah melalui Forum Evaluasi Hasil Kegiatan. Forum
ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan, para pakar yang bertindak sebagai Tim
Penilai dan seluruh penanggung jawab kegiatan dengan tim terkait.

Setelah mendapatkan izin menerapkan PK-BLU, pengukuran kinerja akan


menggunakan metode Balanced Scorecard (BSC). Konsep ini menggunakan pendekatan
secara sistematis untuk menguji hasil secara berimbang dari dua aspek: keuangan dan
non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, serta internal dan eksternal. Kerangka
pengukuran kinerja berfokus pada empat perspektif, yaitu:
1. Perspektif Stakeholders
2. Perspektif Keuangan
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
4. Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan

BSC merupakan sistem manajemen strategi yang dikembangkan oleh Kaplan dan
Norton (1996; 2001; 2004; 2006) yang membantu berbagai jenis organisasi dalam
mengelola strategi mulai dari fase perencanaan, implementasi hingga pengawasan dan
evaluasi. Lebih dari itu, BSC membantu mendeskripsi, menvisualisasi, dan
mengkomunikasikan strategi sehingga ter tata-arah (aligned) untuk implementasi dan
eksekusi strategi dengan mudah dilakukan. Penerapan metode BSC umumnya akan
menghasilkan outstanding and suistainable performance bagi institusi yang
menerapkannya. Kinerja yang istimewa dan berkelanjutan tersebut dicapai karena visi,
misi, tujuan, dan strategi dapat diterjemahkan menjadi aksi (kegiatan operasional).
Dengan BSC dapat dihasilkan rencana strategis dan rencana aksi yang bersifat
komprehensif, koheren, terukur dan berimbang.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 32 -
Bab IV. Analisis Lingkungan

A. Pendahuluan

Tujuan dari analisis lingkungan adalah menyusun asumsi-asumsi strategis untuk


mewujudkan visi dan misi LEMIGAS yang terkait dengan faktor-faktor lingkungan
internal dan eksternal organisasi yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan
suatu capaian yang sudah ditetapkan. Pemahaman akan kondisi lingkungan organisasi
baik internal maupun eksternal akan membantu manajemen dalam mengambil
keputusan secara cepat dan tepat untuk merespon perubahan dan isu-isu krisis yang
terjadi yang dapat mempengaruhi organisasi.

Lingkungan internal dan eksternal perlu dianalisis untuk mengetahui kekuatan


dan kelemahan organisasi. Selain itu analisis lingkungan juga diperlukan untuk
mengetahui peluang dan ancaman terhadap organisasi.

Pendekatan yang umum digunakan untuk ini adalah analisis SWOT yaitu suatu
akronim dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang),
dan Threats (ancaman) yang merupakan faktor-faktor strategis pada suatu organisasi.
Evaluasi situasi dilakukan untuk membantu melahirkan strategi LEMIGAS untuk
periode lima tahun mendatang (Januari 2014 – Desember 2018). Analisis situasi ini
memperhatikan Rencana Program Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2010 - 2014 dan
Rencana Strategis Kementerian ESDM 2010 - 2014.

B. Analisis Faktor Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal dilakukan dengan mempelajari faktor-faktor Kekuatan


(Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) LEMIGAS yang dianggap paling memiliki
dampak terhadap pencapaian tujuan LEMIGAS, khususnya tujuan dari misi kedua
LEMIGAS. Terhadap masing-masing faktor tersebut dilakukan analisis kualitatif untuk
dapat memperoleh lima besar faktor untuk masing-masing kategori faktor Kekuatan dan
Kelemahan. Kemudian dari tiap-tiap faktor dari masing-masing kategori itu diberikan
nilai bobot (weight), peringkat (rating), dan nilai setelah pembobotan (weighted score)
(0). Jumlah total dari nilai bobot untuk Kekuatan atau Kelemahan adalah 1 (satu). Tiap-
tiap faktor strategis yang memiliki dampak lebih besar terhadap tujuan LEMIGAS
memiliki nilai bobot lebih besar dari faktor-faktor lain yang memiliki dampak lebih
rendah. Sementara itu, nilai peringkat menunjukkan respon LEMIGAS terhadap faktor-
faktor strategis tersebut, nilai peringkat memiliki skala 1 hingga 5. Semakin besar nilai
peringkat suatu faktor maka semakin tinggi respon LEMIGAS terhadap faktor tersebut.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 33 -
Kelima faktor Kekuatan LEMIGAS tersebut dapat disinopsiskan sebagai berikut
(diurutkan dari yang paling strategis):
1. Memiliki sarana dan prasarana laboratorium migas terlengkap di Indonesia;
2. Dalam beberapa hal LEMIGAS memiliki keahlian teknis yang unggul di
Indonesia;
3. Memiliki sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, SNI ISO/IEC 17025:2008,
ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001-2007;
4. Memiliki reputasi dalam bidang teknologi migas;
5. Satu-satunya litbang pemerintah di bidang migas.

Tabel 9. Analisis faktor lingkungan internal

Analisis Faktor Internal Bobot Rating Nilai


Kekuatan
S1 Memiliki sarana dan prasarana laboratorium migas
0.3 4 1.2
terlengkap di Indonesia
S2 Dalam beberapa hal LEMIGAS memiliki keahlian
0.3 4 1.2
teknis yang unggul di Indonesia
S3 Memiliki sistem manajemen mutu ISO 9001:2008,
SNI ISO/IEC 17025:2008, ISO 14001:2004 dan 0.2 4 0.8
OHSAS 18001-2007
S4 Memiliki reputasi dalam bidang teknologi migas 0.1 3 0.3
S5 Satu-satunya litbang pemerintah di bidang migas 0.1 4 0.4
Jumlah 1 3.9

Kelemahan
W1 Belum menerapkan kaidah-kaidah manajemen dan 0.3 3 0.9
leadership secara optimal.
W2 Tidak independen dalam membangun sistem 0.3 3 0.9
kepegawaian dan aset.
W3 Inovasi kurang dikelola dengan baik. 0.15 3 0.45
W4 Sistem/teknologi informasi belum dimanfaatkan 0.15 2 0.3
dengan optimal.
W5 Belum mengoptimalkan networking yang ada 0.1 2 0.2
Jumlah 1 2.75
Bobot: didasarkan atas impact faktor terhadap pencapaian tujuan dan memiliki nilai total 1. Rating: 1 (poor) - 5
(outstanding), didasarkan atas respon (saat ini) LEMIGAS terhadap faktor tersebut

Sementara itu sinopsis dari lima faktor Kelemahan LEMIGAS adalah seperti
tertulis di bawah ini (diurutkan dari yang paling strategis):
1. Belum menerapkan kaidah-kaidah manajemen & leadership secara optimal;
2. Tidak independen dalam membangun sistem kepegawaian dan aset;
3. Inovasi kurang dikelola dengan baik;
4. Sistem/teknologi informasi belum dimanfaatkan dengan optimal;
5. Belum mengoptimalkan networking yang ada.
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 34 -
C. Analisis Faktor Lingkungan Eksternal

Serupa dengan apa yang dilakukan pada analisis lingkungan internal, dalam
menganalisis lingkungan eksternal juga menerapkan pembobotan dan peringkatan
terhadap lima faktor utama Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats) (Tabel 10).
Sinopsis dari kelima faktor Peluang yang mungkin bisa diraih oleh LEMIGAS adalah
sebagai berikut (diurutkan dari yang paling strategis):
1. Peningkatan eksplorasi dan produksi oleh industri sebagai akibat tingginya
harga minyak dan/atau permintaan.
2. Tuntutan bahan bakar alternatif sebagai akibat tingginya harga minyak,
kebijakan ramah lingkungan, dan energi baru terbarukan.
3. Kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
4. Kebijakan Energi Nasional untuk penggunaan bahan bakar gas di dalam negeri
dan penghematan penggunaan BBM.
5. Pasar Otonomi Daerah, Timur Tengah dan Asia.

Di lain pihak, lima faktor Ancaman yang harus diwaspadai oleh LEMIGAS adalah
sebagai berikut (diurutkan dari yang paling strategis):
1. Persaingan litbang dan jasa teknologi migas semakin tinggi.
2. Terbatasnya dana pemerintah untuk litbang.
3. Ketergantungan terhadap peraturan pemerintah membuat LEMIGAS kurang
fleksibel.
4. Perpres No 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa.
5. Kebijakan WTO sektor MIGAS.

Tabel 10. Analisis faktor lingkungan eksternal


Analisis Faktor Eksternal Bobot Rating Nilai
Peluang
O1 Peningkatan eksplorasi dan produksi oleh industri 0.3 4 1.2
sebagai akibat tingginya harga minyak dan
permintaan
O2 Tuntutan bahan bakar alternatif sebagai akibat 0.3 4 1.2
tingginya harga minyak, kebijakan ramah
lingkungan, energi baru terbarukan
O3 Kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri 0.2 2 0.4
(TKDN).
O4 Kebijakan Energi Nasional untuk penggunaan 0.1 3 0.3
bahan bakar gas di dalam negeri dan penghematan
penggunaan BBM
O5 Pasar Otonomi Daerah, Timur Tengah dan Asia 0.1 2 0.2
Jumlah 1 3.3

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 35 -
Analisis Faktor Eksternal Bobot Rating Nilai
Ancaman
T1 Persaingan litbang dan jasa teknologi migas 0.3 4 1.2
semakin tinggi
T2 Terbatasnya dana pemerintah untuk litbang 0.2 2 0.4
T3 Ketergantungan terhadap peraturan pemerintah 0.2 2 0.4
membuat LEMIGAS kurang fleksibel
T4 Perpres 54 tahun 2010 0.2 2 0.4
T5 Kebijakan WTO sektor MIGAS 0.1 2 0.2
Jumlah 1 2.6
Bobot: didasarkan atas impact faktor terhadap pencapaian tujuan dan memiliki nilai total 1. Rating: 1 (poor) - 5
(outstanding), didasarkan atas respon (saat ini) LEMIGAS terhadap faktor tersebut.

D. Analisis TOWS

Analisis TOWS adalah analisis matriks dari komponen-komponen SWOT guna


membantu dalam diskusi untuk menemukan beberapa alternatif strategi2. Beberapa
faktor penting dari komponen-komponen SWOT dipilih dan kemudian dimatriks
sedemikian rupa sehingga muncul beberapa alternatif strategi dari komponen S-O
(Strengths-Opportunities), S-T (Strengths-Threats), W-O (Weaknesses-Opportunities)
dan W-T (Weaknesses-Threats) sebagaimana terlihat pada Gambar 17.

Dari matriks tersebut muncul 12 alternatif strategi penting untuk LEMIGAS,


keduabelas strategi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penyempurnaan tata kelola PPK - BLU;
2. Memperbaiki sistem dan manajemen pengelolaan manajemen strategis;
3. Membangun kultur lembaga inovatif yang berorientasi kepada penyedia solusi
teknologi yang terintegrasi;
4. Membangun kerjasama strategis;
5. Pengembangan teknologi spesifik biofuel (produk unggulan hilir) yang
berdampak pada penghematan BBM dan pelestarian lingkungan;
6. Pengembangan teknologi spesifik dalam bidang eksplorasi dan produksi
(produk unggulan hulu) yang berdampak pada perolehan cadangan migas;
7. Membangun competitive advantage (produk dan proses);
8. Memperbaiki sistem manajemen mutu;
9. Modernisasi peralatan produk andalan;
10. Memperbaiki dan menerapkan sistem manajemen sumber daya manusia;
11. Memperbaiki sistem dan manajemen pengelolaan pelanggan;
12. Optimalisasi kegiatan pemasaran.

2
Weihrich, 1982, The TOWS Matrix- A Tool For Situational Analysis, Long-Range Planning, Vol. 15,
No.2.
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 36 -
STRENGHTS WEAKNESSES
Memiliki sarana & prasarana Belum menerapkan kaidah-kaidah
laboratorium migas terlengkap di manajemen & leadership dg optimal
Indonesia (innovation dan enterpreneurship)
Dalam beberapa hal LEMIGAS
Tidak independen dalam membangun
memiliki keahlian teknis yg
sistem kepegawaian dan aset
unggul di Indonesia

OPPORTUNITY S - O STRATEGY W - O STRATEGY

Pengembangan teknologi spesifik


Peningkatan eksplorasi dan
dalam bidang eksplorasi dan
produksi oleh industri sebagai
produksi (produk unggulan hulu) Penyempurnaan tata kelola PPK - BLU
akibat tingginya harga minyak
yang berdampak pada perolehan
dan/atau permintaan
cadangan migas
Tuntutan energi alternatif sbagai Pengembangan teknologi spesifik
akibat tingginya harga minyak, biofuel (produk unggulan hilir)
Memperbaiki pengelolaan manajemen
kebijakan ramah lingkungan, yang berdampak pada
strategis
terbarukan dan Kebijakan Energi penghematan BBM dan
Nasional pelestarian lingkungan
Optimalisasi kegiatan Memperbaiki sistem manajemen
pemasaran. sumber daya manusia

THREATS S - T STRATEGY W - T STRATEGY

Membangun kultur lembaga inovatif


Persaingan litbang & jasa Membangun competitive
yang berorientasi kepada penyedia
teknologi migas semakin tinggi advantage (sistem & proses)
solusi teknologi yang terintegrasi
Memperbaiki manajemen sistem
Membangun kerjasama strategis
mutu
Modernisasi peralatan produk Memperbaiki sistem dan manajemen
andalan pengelolaan pelanggan

Gambar 17. Analisis matriks dari komponen-komponen SWOT dalam TOWS

Strategi nomor 1, 2, 4 berkaitan dengan strategi korporat, nomor 3, 4-11


berhubungan dengan strategi bisnis, dan nomor 12 merupakan strategi fungsional.
Kuadran S-O terdiri atas strategi nomor 5, nomor 6, dan nomor 12; kuadran W-O
melahirkan strategi nomor 1, nomor 2, dan nomor 10; kuadran S-T terdiri atas strategi
nomor 7, nomor 8, dan nomor 9; dan dari kuadran W-T diperoleh strategi nomor 3,
nomor 4, dan nomor 11.

1. S-O Strategi

S-O terdiri atas strategi-strategi (1) pengembangan teknologi spesifik biofuel


(produk unggulan hilir) yang berdampak pada penghematan BBM dan pelestarian
lingkungan, (2) pengembangan teknologi spesifik dalam bidang eksplorasi dan
produksi (produk unggulan hulu) yang berdampak pada perolehan cadangan migas,
dan (3) optimalisasi kegiatan pemasaran.

LEMIGAS memiliki sarana laboratorium hulu hilir migas yang mungkin


terlengkap di Asia Tenggara dan dengan pengalamannya sebagai perintis bahan
bakar nabati dan sebagai satu-satunya institusi litbang dan jasa hulu hilir migas
pemerintah semenjak tahun 1965 sangat beralasan jika pengembangan teknologi
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 37 -
menjadi strategi LEMIGAS. Hanya saja, dengan dana yang sangat terbatas dan demi
tercapainya kinerja optimal LEMIGAS lebih fokus pada teknologi spesifik.
Teknologi spesifik yang dimaksud idealnya ditentukan berdasarkan kebutuhan
industri dan kepentingan nasional. Kerja sama dengan pihak ketiga bisa dilakukan
untuk mengatasi keterbatasan sumber daya. Dalam Balanced Scorecard (BSC)
strategi ini berhubungan erat dengan hampir seluruh komponen perspektif khususnya
pada proses-proses inovasi.

Optimalisasi kegiatan pemasaran dipandang penting mengingat elemen


Kekuatan belum bisa memanfaatkan Peluang yang ada. LEMIGAS selama ini belum
bisa meraih sejumlah besar “pasar” yang menjadi targetnya dengan hanya
bergantung pada fungsi pemtek yang ada di setiap KPPP. Walaupun belum ada
kajian yang komprehensif, namun diperkirakan bahwa LEMIGAS kemungkinan
hanya menyerap kurang dari 2% dari pasar yang ada di Indonesia. Peran Tim
Pemasaran sangat jelas dalam kaitannya dengan kerangka BSC dan secara khusus
mendapat tempat pada proses-proses pengelolaan pelanggan/pasar.

2. W-O Strategi

Dari kuadran W-O dihasilkan tiga strategi yaitu (1) strategi penyempurnaan
tata-kelola Pola Pengelolaan Keuangan – Badan Layanan Umum (PPK – BLU), (2)
memperbaiki sistem dan manajemen pengelolaan manajemen strategis, dan (3)
memperbaiki dan menerapkan sistem manajemen sumber daya manusia. Kelemahan
utama LEMIGAS adalah menyangkut pengelolaan organisasi dan pola atau gaya
kepemimpinan yang tidak sesuai dengan lingkungan bisnis LEMIGAS. Hal ini
disebabkan oleh sistem birokrasi, yang kurang adaptif dan kurang efisien, sehingga
setelah menerapkan PPK – BLU, LEMIGAS belum mampu memaksimalkan
fleksibilitas dalam mengelola keuangan, remunerasi, dan pengangkatan pegawai
yang sesuai dengan kebutuhan kinerja unit bisnis yang dijalankan.

Jika perubahan atau pembaruan dicanangkan, maka konsekuensinya harus


memiliki sistem manajemen strategi. Dalam hal ini LEMIGAS menggunakan
pendekatan Balanced Scorecard (BSC), dan kenyataannya pendekatan tersebut di
Indonesia sudah mulai diterapkan di beberapa instansi pemerintah. Sehubungan
dengan semua ini, sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting dalam
perubahan, budaya atau perilaku manusia didalamnya merupakan faktor yang sangat
menentukan. Pengalaman dari beberapa organisasi yang sukses melakukan
perubahan budaya menunjukkan bahwa pendekatan melalui pemahaman apa yang
diinginkan dan dirasakan karyawan adalah faktor kunci (Kotter, 2002). Sumber daya
manusia mendapat tempat khusus dalam kerangka BSC.

3. S-T Strategi

Kuadran S-T terdiri atas strategi-strategi (1) membangun keunggulan


kompetitif (competitive advantage), (2) memperbaiki sistem manajemen mutu, dan

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 38 -
(3) modernisasi peralatan Produk Andalan. Ancaman persaingan merupakan sesuatu
yang nyata dari akibat perekonomian global, demikian pula dalam bisnis jasa
penunjang hulu hilir migas. Selama ini LEMIGAS sebagai lembaga pemerintah
memperoleh previllage untuk memperoleh pekerjaan dari Industri. Hal seperti itu
harus diwaspadai untuk masa mendatang, jangankan menunggu tahun 2020 nanti
dimana era perdagangan bebas sudah benar-benar diterapkan, saat ini saja persaingan
sudah begitu dahsyatnya sehingga berdampak pada kinerja LEMIGAS. Oleh karena
itu LEMIGAS akan segera membangun keunggulan kompetitif dan strategic
positioning yang tepat dalam memenangkan persaingan3. Hal inilah esensi dari
strategi bisnis.

Walaupun bukan hal baru, sistem manajemen mutu (SMM) sudah menjadi
sesuatu bagian yang tak terpisahkan dari pengelolaan organisasi. Hanya saja, SMM
perlu mempertimbangkan aspek lokal sehingga sesuai dengan lingkungan dan
budaya organisasi. Sejauh ini, SMM masih terlihat sebagai compliance dan belum
menyentuh hakikat dari SMM itu sendiri yaitu perbaikan berkelanjutan yang akan
lebih memiliki dampak bilamana menyentuh budaya pegawai dan organisasi.

Modernisasi peralatan Produk Andalan merupakan salah satu faktor penting


dalam lembaga teknologi seperti LEMIGAS. Produk Andalan dalam hal ini sengaja
disebut demikian karena modernisasi peralatan harus dikaitkan dengan strategi
pengembangan teknologi LEMIGAS agar menghasilkan nilai dengan efektif dan
efisien. Disamping itu, modernisasi bukanlah sekedar mengadakan peralatan
laboratorium yang baru, akan tetapi lebih pada kecanggihan spesifik dan kebutuhan
dalam pemecahan masalah pelanggan. Perlu ditekankan bahwa tidak disebutkannya
peralatan Produk Unggulan bukan berarti tidak strategis, namun, hal ini dikarenakan
Produk Unggulan merupakan sebuah proyek penelitian teknologi baru yang memiliki
resiko cukup tinggi. Artinya bahwa pengadaan peralatan Produk Unggulan perlu
mendapat kajian khusus kasus per kasus karena keberadaan peralatan tersebut belum
tentu bisa dikomersialisasikan. Secara umum strategi-strategi S-T cocok dengan
kaidah BSC. Bahkan SMM merupakan salah satu komponen standar dalam proses-
proses manajemen operasi dalam kerangka BSC.

4. W-T Strategi

Dari kuadran W-T diperoleh strategi-strategi (1) membangun kultur lembaga


inovatif, (2) membangun kerjasama strategis, dan (3) memperbaiki sistem dan
manajemen yang terintegrasi. Karena strategi-strategi tersebut dihasilkan dari
elemen-elemen Kelemahan internal dan Ancaman eksternal maka hal tersebut
merupakan strategi-strategi yang bisa mengatasi faktor-faktor Kelemahan LEMIGAS
dalam menghadapi persaingan global. Menjadi organisasi yang inovatif merupakan
isu yang paling hangat pada saat ini dan prasyarat untuk memenangkan bisnis yang

3
Porter, M.E., 1980, Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries, Free Press; Porter, M.E.,
1985, Competitive Advantage-Creating and Sustaining Superior Performance, Free Press
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 39 -
memang sudah penuh dengan persaingan atau bahkan pada lingkungan bisnis yang
belum terjadi persaingan4. Dengan inovasi, LEMIGAS akan mampu menjadi
penyedia solusi teknologi yang terintegrasi bagi para pelanggannya, sehingga siap
menghadapi persaingan pada skala lokal maupun global.

Kerjasama strategis sangat penting mengingat keterbatasan dana pemerintah


saat ini. Namun kerjasama strategis bukan hanya dalam rangka efisiensi, melainkan
juga efektifitas pelaksanaan program dan pencapaian sasaran-sasaran strategis.
Dengan iklim persaingan seperti saat ini, sebuah organisasi perlu menyiasati untuk
menghasilkan kinerja tinggi dengan sumber daya yang terbatas. Jadi, kerjasama
strategis harus dilihat dari seberapa besar nilai yang diciptakan dalam rangka
memenuhi kebutuhan pelanggan.

Dengan perubahan orientasi organisasi menjadi berorientasi pada pelanggan


sudah barang tentu perlu ada sistem manajemen yang dapat mengelola proses
perubahan tersebut. BSC bisa digunakan untuk mengelola strategi menjadi tindakan
operasional.

E. Posisi Strategis LEMIGAS

Sebagaimana analisis situasi diatas LEMIGAS memiliki beberapa kekuatan


penting seperti 1) Memiliki sarana dan prasarana laboratorium migas terlengkap di
Indonesia, 2) Memiliki keahlian teknis tertentu yang unggul di Indonesia, 3) Memiliki
sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, SNI ISO/IEC 17025:2008, ISO 14001:2004
dan OHSAS 18001-2007, 4) Memiliki reputasi dalam bidang teknologi migas, dan 5)
Merupakan satu-satunya litbang pemerintah di bidang migas. Dalam strategic
positioning hal penting yang perlu diketahui adalah 1) sumber daya dan kapabilitas
perusahaan, dan 2) struktur industri. Selama lebih dari 40 tahun LEMIGAS melakukan
riset, konsultansi, jasa laboratorium, dan pengelolaan data dan informasi hulu hilir migas.
Hal ini bisa dikatakan sebagai kapabilitas LEMIGAS. Perpaduan dari kapabilitas dan
”kekuatan” yang disebutkan di atas berpotensi menjadi kompetensi LEMIGAS.
Sementara itu industri riset, konsultansi, dan jasa laboratorium hulu hilir migas di
Indonesia lebih kurang bernilai 2 triliun rupiah, dengan demikian LEMIGAS hanya
menguasai lebih kecil dari 2% pasar yang ada. Oleh karena itu LEMIGAS diarahkan
untuk mereposisi bisnisnya agar bisa meraih lebih besar pangsa pasar industri riset,
konsultansi, dan jasa laboratorium hulu hilir migas Indonesia.

Dibandingkan dengan jasa teknologi Hulu, jasa teknologi Hilir jauh lebih kecil
pendapatannya yaitu 78% dibanding 22%. Hal ini dikarenakan oleh kurang uniknya
produk Hilir sehingga lebih banyak rival yang bermain di industri jasa teknologi Hilir.

4
Christensen dan Raynor, 2003, The Innovator’s Solution, Harvard Business School Press; Anthony et al.,
2008, The Innovator’s Guide to Growth, Harvard Business Press; Lafley dan Charan, 2008, The Game-
Changer, Crown Business; Skarzynski dan Gibson, 2008, Innovation to the Core, Harvard Business Press

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 40 -
Gambar 18 menunjukkan posisi jasa teknologi Hulu yang memperlihatkan keunggulan
kemenarikan industri dan posisi kompetitif dibanding dengan posisi jasa teknologi Hilir
LEMIGAS. Besarnya area pada gambar tersebut menggambarkan pendapatan yang
diterima LEMIGAS. Dengan adanya reposisi maka kedua jasa teknologi bisa
memperkuat posisi kompetitifnya sehingga meningkatkan pendapatan LEMIGAS baik
dari jasa teknologi Hulu maupun dari jasa teknologi Hilir. Jasa Hilir yang selama ini
bertransaksi dengan begitu banyak pelanggan namun dengan nilai transaksi per
pelanggan yang jauh lebih kecil dibanding dengan pelanggan Hulu perlu ditata ulang
sesuai strategi reposisi LEMIGAS sehingga lebih fokus dan mendiferensiasi jasanya
menjadi sesuatu yang lebih unik.

Gambar 18. Peta kekuatan


Gambarjasa18.
teknologi hulu dan hilir

Gambar 18.
Melihat peta kompetisi industri, LEMIGAS akan mereposisi bisnisnya dengan
mengintegrasi dan mensinergikan tiga kapabilitasnya yaitu: 1) Jasa riset, 2) Jasa
laboratorium, dan 3) Akumulasi pengalaman selama 48 tahun (Gambar 19). Akumulasi
pengalaman ini disebut sebagai knowledge repository dan operasionalnya membutuhkan
proses manajemen pengetahuan (knowledge management). Dengan demikian reposisi ini
merubah konfigurasi Riset-Studi-Laboratorium sebagaimana terlihat pada Gambar 20
menjadi konfirgurasi Riset–Laboratorium-Knowledge Repository sebagaimana terlihat
pada Gambar 19. Kapabilitas knowledge repository menggantikan ”posisi” Studi
sementara Studi itu sendiri menjadi aktifitas inti atau produk dari integrasi dan sinergi
tiga kapabilitas Riset-Laboratorium-Knowledge Repository.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 41 -
Integrasi dan sinergi tiga kapabilitas tersebut sekaligus membangun posisi
kompetisi LEMIGAS pada arena yang unik karena sejauh ini belum ada rival yang
”bermain” di arena seperti ini. Sebagai contoh, CoreLab Indonesia bermain pada jasa
laboratorium sedangkan LAPI ITB bermain lebih pada jasa studi/konsultansi (Gambar
20). Dari ketiga kapabilitas ini LEMIGAS akan membangun keunggulan kompetitifnya
(competitive advantage) yaitu dengan mengintegrasikan dan mensinergikan tiga
kapabilitas tersebut untuk menghasilkan solusi teknologi yang di ”kemas” sesuai dengan
persoalan spesifik pelanggan (customized solution). Keunggulan nilai manfaat (benefit
advantage) inilah yang akan ditawarkan LEMIGAS pada pelanggan.

Riset

Jasa
Solusi
Pelanggan Pengalaman
Pengalaman selama
selama 48 tahun
44 tahun

Knowledge
Laboratorium
Repository

Gambar 19. Integrasi dan sinergi kapabilitas untuk menghasilkan solusi kepada
pelanggan

Lebih spesifik lagi, LEMIGAS akan ”bermain” dengan segmentasi pelanggan yang
dibagi kedalam 3 kelompok (Kelompok 1, 2, dan 3) berdasarkan loyalitas, komitmen,
dan potensi jangka panjangnya terhadap LEMIGAS (Gambar 21). Kelompok pelanggan I
berkontribusi terhadap 40% pendapatan LEMIGAS sementara pelanggan Kelompok II
adalah 17% dan pelanggan Kelompok III sebesar 23%. Segmentasi pelanggan ini penting
mengingat keinginan LEMIGAS untuk bisa fokus pada pemecahan atau solusi persoalan
pelanggannya sehingga sumber daya yang ada tercurah untuk menghasilkan nilai
superior pada pelanggan utamanya. Sebagai contoh, salah satu pelanggan Kelompok I
adalah PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI). Konsekuensinya, LEMIGAS perlu
memahami geologi reservoar, teknik reservoar, teknik dan fasilitas produksi, teknik dan
fasilitas distribusi dan pengilangan minyak, dan teknik lingkungan yang ada di dan
dilakukan oleh CPI. Lebih dari itu, LEMIGAS akan menganalisis persoalan-persoalan
teknik yang akan dan sedang terjadi dan kemudian memilah dan menyeleksi persoalan
tersebut untuk mencari solusi atas persoalan-persoalan tersebut. Oleh karena itu proses
manajemen hubungan pelanggan, manajemen inovasi, dan manajemen pengetahuan
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 42 -
menjadi rantai nilai dan sistem aktifitas penting. Dengan kata lain posisi strategis
LEMIGAS termasuk pada model focused differentiation dan needs-based
positioning5nya Porter (Gambar 22). Untuk memenuhi hal ini LEMIGAS akan
melakukan kolaborasi strategis dengan tenaga ahli yang berada di luar LEMIGAS.
STUDI

10
90
20
80
30 LAPI ITB
70
40
60
50
50
60
40
70
30
80 LEMIGAS
20
CoreLab
90
10

R&D 10 20 30 40 50 60 70 80 90 LAB

Gambar 20. Posisi kompetisi LEMIGAS

Dengan posisi strategis seperti itu, LEMIGAS bisa membangun ceruk pasar baru
yang belum digarap oleh pemain lain namun harus mewaspadai akan reaksi dari para
rival yaitu dengan cara membangun sistem aktifitas yang sulit ditiru (lihat pembahasan
ini pada Bab V.D.6. Model Bisnis). Salah satu hal yang membuat posisi ini sulit ditiru
adalah status LEMIGAS sebagai satu-satunya lembaga litbang migas pemerintah
Indonesia yang memiliki privillege dalam penelitian dan pengembangan teknologi migas
di Indonesia. Keistimewaan ini akan digunakan seoptimal mungkin sebagai modal awal
dalam membangun keunggulan kompetitif.
Chevron Pacific Indonesia

ExxonMobil Indonesia
Pertamina (Persero)

Semberani Persada
Chevron Indonesia
Virginia Indonesia

Baroid Indonesia
Asia Karsa Indah
Petrochina Intl.
Elnusa Drilling

Energy Equity
BP West Java

MI Indonesia
Medco E&P

Mobil Cepu
Parna Raya
Total E&P

Anugerah
CNNOC

1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kelompok I Kelompok II Kelompok III ( > 1 milyar Rp)
(40 %) (17 %) (23 %)

Gambar 21. Segmentasi pelanggan ( rata-rata tahun 2006-2008)

5
Porter, M.E., 1980, Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries & Competitors, Free
Press; Porter, M.E., 1996, What is Strategy?, Harvard Business Review, Nov-Dec.
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 43 -
Keunggulan Kompetitif

Biaya Rendah Diferensiasi

Target Tertentu Target Luas


Keunggulan Biaya Diferensiasi
Lingkup Kompetisi

Fokus
Fokus Biaya
Diferensiasi

Gambar 22. Penempatan posisi pelayanan jasa LEMIGAS (fokus diferensiasi)

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 44 -
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 2014-2018

A. Asumsi

Dalam melakukan analisis, ada beberapa asumsi penting yang digunakan dalam
proses menemukan strategi. Disamping untuk keperluan strategi bisnis, analisis juga
tidak membatasi ruang lingkup pembahasan yang mungkin berkaitan dengan strategi
korporat dan strategi fungsional.

1. Asumsi Makro

Asumsi ekonomi makro dijadikan dasar dalam menentukan postur Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), khususnya pendapatan dan belanja negara.
Asumsi ekonomi makro dalam APBN antara lain terdiri dari pertumbuhan ekonomi,
inflasi, nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, rata-rata suku bunga Sertifikat Bank
Indonesia (SBI). Asumsi-asumsi dasar dalam APBN 2014 dapat digunakan sebagai dasar
perhitungan, namun demikian ditampilkan data situasi terkini pada saat penulisan buku
ini sebagai berikut:
1. Pertumbuhan ekonomi 5,62 %, Triwulan III Tahun 2013 (Sumber BPS, 2013);
2. Nilai tukar Rupiah Rp. 12.141 per dolar AS (transaksi per 13 Desember 2013,
sumber Bank Indonesia, 2013);
3. Tingkat inflasi 6,48 % (Inflasi sampai dengan November 2013; sumber BPS,
2013)
4. SBI tiga bulan 7,5 % (Sumber Bank Indonesia, 2013)
5. ICP US $ 112 per barel (ICP rata-rata 2012; sumber ESDM, 2013);
6. Produksi Minyak 840 Ribu barel/hari (Sumber ESDM, 2013);
7. Lifting Gas 1.240 MMBOEPD (Sumber ESDM, 2013).

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 45 -
Pertumbuhan Ekonomi Per Tahun
6.7%

6.6% 6.60%

6.5% 6.50%

6.4%
Inflasi

6.3%
6.23%
6.2%

6.1% 6.10%

6.0%
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Tahun

Gambar 23. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2010 – 2013 (sumber: Bank Indonesia)

Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Indonesia selama kurun waktu 4 tahun (2010-
2013) diperkirakan 6,35 persen per tahun (Gambar 23). Pertumbuhan ekonomi Indonesia
sejak 2010 terus membaik sampai dengan akhir 2013, hal ini membuktikan bahwa
Indonesia menjadi negara yang kuat dan tidak begitu dipengaruhi terhadap pengaruh
resesi yang terjadi di Amerika dan Eropa. Pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat
menjamin kestabilan ekonomi dan iklim bisnis yang baik di Indonesia.

Inflasi akan memberikan dampak pada pendapatan riil masyarakat. Jika angka
inflasi terlalu tinggi, maka daya beli riil masyarakat akan menurun. Walaupun nampak
fluktuatif meningkat, namun rata-rata angka inflasi Indonesia dalam kurun waktu 4 tahun
(2010-2013) masih berkisar 5,4 % (Gambar 24), jika angka psikologis kurang dari 2 digit
(10%), maka angka inflasi di atas masih nampak wajar (tidak melampaui 2 digit).

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 46 -
Inflasi Rata-rata Per Tahun
8%
7% 6.84%
6%
5%
5.38%
Inflasi

5.13%
4%
4.28%
3%
2%
1%
0%
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Tahun
Gambar 24. Tingkat inflasi Indonesia 2010 – 2013 (sumber: Bank Indonesia, 2013)

Dari konteks permintaan energi dunia khususnya minyak dan gas bumi terjadi
peningkatan permintaan energi yang cukup tinggi sesuai dengan karakter industrinya
yang masih berbasis manufaktur. Sampai tahun 2025 peningkatan permintaan minyak
diperkirakan sekitar 27 juta barel/hari, hampir 70 % nya berasal dari negara berkembang
(Gambar 25). Harga minyak tahun 2014 diperkirakan serupa dengan kondisi tahun 2011,
2012 dan paruh pertama 2013, yaitu pada kisaran $ 80-110/barel7. Pada 2020-2021,
harga ini akan memicu proyek-proyek produksi migas di kawasan sulit maupun proyek
produksi migas non konvensional.

Gambar 25. Prediksi tingkat konsumsi minyak dunia sampai dengan tahun 2030

7
Rahman, M., 2008, PerilakuHargaMinyakDunia-Pengaruh Fundamental dan Non Fundamental,
LembaranPublikasi LEMIGAS, vol.42, No.3.
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 47 -
Penyediaan pasokan energi yang berkelanjutan menjadi tantangan Indonesia ke
depan. Untuk menopang pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6%, konsumsi energi kita
tumbuh sekitar 10%. Mengacu pada pola produksi saat ini, maka pertumbuhan konsumsi
energi tersebut sulit diimbangi oleh pasokan dalam negeri. Proyeksi neraca energi 2025
(Tabel 11) menunjukan bahwa Indonesia akan mengalami defisit minyak bumi, gas
bumi, dan energi baru terbarukan (EBT) dengan defisit terbesar pada minyak bumi.
Surplus hanya diperoleh dari batubara. Dalam skenario energi bauran versi Kebijakan
Energi Nasional 2014 target EBT ditetapkan 23%. Berarti diperlukan penambahan
pasokan 10 kali lebih besar dari pasokan saat ini atau menjadi setara 2 juta BOEPD.
Sedangkan proyeksi berdasarkan pola produksi saat ini hanya mampu menyediakan
pasokan sekitar 750 ribu BOEPD.

Tabel 11. Proyeks neraca energi tahun 2025 ribu SBM/hari


Pasokan Dalam Surplus /
Jenis Energi Kebutuhan*
Negeri** Defisit
Minyak Bumi 1830 (24%) 400 -1430
Gas Bumi 1520 (20%) 800 -720
Batubara 2400 (30%) 3750 +1350
EBT 2000 (26%) 750 -1250
Total 7750 (100%) 5700 -2050
Catatan:
* Proyeksi DEN
** Proyeksi Balitbang ESDM

Ketahanan energi nasional kita saat ini diakui masih rentan. Ketergantungan
kepada minyak bumi yang tinggi sementara pasokan dalam negeri terus menurun
menyebabkan porsi minyak impor semakin besar. Dengan tingkat produksi minyak
saat ini sekitar 800 ribu BOPD, sedangkan konsumsi BBM mencapai 1 juta 660 ribu
BOPD, maka lebih dari 50% kebutuhan minyak dalam negeri berasal dari impor. Ke
depan, gap antara produksi dan kebutuhan minyak akan semakin lebar karena
kecenderungan produksi semakin turun sementara kebutuhan semakin bertambah.

Untuk memperkuat ketahanan energi ke depan maka program intensifikasi,


diversifikasi, dan konservasi energi harus sudah dimulai secara masif. Investasi di
bidang eksplorasi untuk menemukan ladang-ladang migas baru harus gencar
dilakukan. Demikian juga upaya untuk meningkat cadangan dan produksi migas
pada lapangan masih produksi perlu diintensifkan. Jika eksplorasi migas bergerak
dari Barat menuju Timur Indonesia, maka intensifikasi eksploitasi fokus pada
lapangan-lapangan mature di Sumatera dan Jawa.

Program diversifikasi energi melalui eksplorasi eksploitasi migas


unconventional juga menajdi tantangan dan peluang ke depan. Demikian juga
dengan program diversifikasi subtitusi bahan bakar minyak. Penggunaan gas bumi
untuk sektor transportasi dan rumah tangga guna mengurangi ketergantungan akan

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 48 -
BBM masih menyisakan banyak peluang bagi LEMIGAS. Kebutuhan gas domestik
memperlihatkan kecenderungan yang terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2012,
pertumbuhan permintaan gas mencapai 6,5 persen sedangkan pada 2013
diperkirakan mencapai 7,5 persen dan pada 2014 mencapai 8 persen. Meningkatnya
kebutuhan gas bumi tersebut disebabkan karena banyaknya sektor industri mulai
beralih ke gas serta peningkatan penggunaan gas untuk menekan beban subsidi BBM
dan subsidi listrik sebagai imbas harga BBM yang tinggi. Sektor yang paling banyak
membutuhkan gas bumi adalah pembangkit listrik dan industri manufaktur, pupuk,
dan petrokimia.

Aspek lingkungan juga telah menjadi perhatian serius dalam memperkuat


ketahanan energi sehingga kitapun dituntut melakukan inovasi meningkatkan
pemanfaatan energi bersih dan terbarukan untuk mengurangi ketergantungan dari
bahan bakar konvensional yang polutif.

Peran industri migas sebagai lokomotif penggerak ekonomi masyarakat dalam


penciptaan lapangan kerja, menumbuh kembangkan kewirausahaan dan manufaktur,
serta peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dirasa masih belum
optimal. Komponen impor masih signifikan peranannya di kegiatan usaha hulu
migas, bahkan di banyak peralatan komponen impor masih lebih dari 50%. Banyak
inovasi ataupun hasil pengembangan teknologi dari lembaga litbang dalam negeri
belum dimanfaatkan maksimal. Untuk mengoptimalkan pengutamaan penggunaan
produk dalam negeri, Menteri ESDM telah mengeluarkan Permen Nomor 15 Tahun
2013 dan memuat peta jalan pencapaian target TKDN jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang pada kegiatan usaha hulu migas (Gambar 26).
LEMIGAS mempunyai potensi dan peluang berkontribusi secara optimal
mendukung pencapaian target tersebut.
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2013 - 2016) (2017 - 2020) (2021 - 2025)
Jasa Pesawat Udara 80 % 90 % 95 %
Jasa Perkapalan 75 % 80 % 85 %
FEED Darat 60 % 70 % 80 %
Jasa Survei, Seismik, dan Geologi Darat 60 % 75 % 90 %
BBM 60 % 75 % 95 %
EPCI Darat 50 % 70 % 90 %
Jasa Pemboran Darat 50 % 70 % 90 %
Pelumas 50 % 60 % 70 %
Pipa Penyalur ERW 50 % 65 % 80 %
Pipa Penyalur Spiral 50 % 65 % 80 %
Jasa lain-lain 40 % 55 % 75 %
FEED Laut 40 % 50 % 60 %
Lumpur pemboran, semen dan bahan kimia 40 % 55 % 70 %
Wellhead Darat 40 % 55 % 70 %
Pumping Unit 40 % 55 % 70 %
EPCI Laut 35 % 45 % 55 %
Jasa Pemboran Laut 35 % 45 % 55 %
OCTG High Grade 25 % 40 % 55 %
Machinery & Equipment 20 % 30 % 40 %
Jasa Survei, Seismik, dan Geologi Laut 15 % 25 % 35 %
Barang Lain-lain 15 % 25 % 40 %
Wellhead Laut 15 % 30 % 40 %
Electrical Submersible Pump 15 % 25 % 35 %
OCTG Low Grade 15 % 25 % 40 %
Seamless Pipe 10 % 30 % 50 %

Low Medium High

Gambar 26. Rencana peningkatan TKDN pada kegiatan usaha hulu migas

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 49 -
Dari gambaran makro ekonomi dan potensi industri minyak dan gas di atas
memberikan optimisme bahwa kegiatan industri hulu dan hilir migas pun akan terus
meningkat, sehingga ini dapat menjadi dasar bagi LEMIGAS dalam proyeksi
pertumbuhan dan pengembangan LEMIGAS lima tahun mendatang.

2. Asumsi Mikro

Sebagaimana telah didiskusikan di atas bahwa industri jasa penunjang


perminyakan bidang riset, konsultansi, dan laboratorium memiliki nilai pasar sekitar
2 triliun rupiah dan pertumbuhannya sangat bergantung pada harga minyak. Pada
saat ini LEMIGAS hanya menyerap lebih kecil 2 % dari pasar yang ada, dengan
demikian masih terbuka ruang yang besar untuk merebut pasar di industri yang
dimaksud. Dengan melakukan strategi reposisi dan kolaborasi mitra strategis
LEMIGAS diharapkan dapat melakukan pertumbuhan secara organik. Dengan
memperkuat lingkungan bisnis khususnya dengan melakukan reformasi sistem
hukum dan good corporate governance. Menurut Bloomberg bahwa indeks untuk
iklim investasi di Indonesia memiliki nilai indeks tertinggi di ASEAN dan berada di
urutan nomor 3 pada level Asia. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia memiliki
pertumbuhan ekonomi yang sangat baik.

Untuk mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan bertambah


baiknya iklim investasi di Indonesia, dalam hal ini LEMIGAS memerlukan dan
membutuhkan suatu manajemen perubahan. LEMIGAS akan melakukan perubahan
budaya kerja dari yang bernuansa birokratik menjadi berorientasi bisnis dan
pelanggan. Dengan demikian, karakteristik organisasi dan pengelolaan ala korporat
yang baik mendapatkan perhatian besar namun dengan tetap mempertahankan
LEMIGAS sebagai icon ilmu pengetahuan dan teknologi pada sub sektor minyak
dan gas bumi.

Dalam 5 tahun mendatang, LEMIGAS akan menerapkan strategi hubungan


pelanggan yang dalam, bermakna dan jangka panjang (customer intimacy strategy)
serta melakukan reposisi pada focused differentiation. Sebagaimana disebutkan di
atas LEMIGAS meningkatkan keunggulan kompetitifnya yaitu dengan
mengintegrasi dan mensinergi tiga kapabilitasnya yaitu: 1) Jasa riset, 2) Jasa
laboratorium, dan 3) knowledge repository untuk menghasilkan solusi teknologi
yang dikemas sesuai dengan persoalan spesifik pelanggan (customized solution).
Untuk itu LEMIGAS akan menerapkan model bisnis yang sesuai dengan strategi
bisnis yang telah disiapkan.

B. Visi dan Misi

Terwujudnya LEMIGAS sebagai lembaga penelitian dan pengembangan yang


unggul, profesional, dan bertaraf internasional di bidang Migas.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 50 -
Penjelasan visi tersebut di atas adalah sebagai berikut:
 Unggul adalah bahwa LEMIGAS senantiasa unggul dalam persaingan yang
semakin ketat di bidang pelayanan jasa teknologi dan riset. Untuk itu semua
program dan kebijakan LEMIGAS diarahkan untuk mewujudkan pusat
keunggulan (center of excellence) melalui peningkatan kompetensi SDM,
kelengkapan sarana dan prasarana serta perbaikan sistem.
 Profesional yang berarti dalam melaksanakan tugasnya selalu berpegang teguh
pada kompetensi dan etika profesi serta mengedepankan pelayanan prima kepada
pelanggan dan stakeholder.
 Bertaraf internasional artinya kegiatan litbang dan pelayanan jasa teknologi
yang dilakukan LEMIGAS dapat diterima dan diakui oleh masyarakat industri
migas internasional.

Untuk mewujudkan visi LEMIGAS tersebut, maka ditetapkan misi sebagai berikut:
 Meningkatkan peran LEMIGAS dalam memberikan masukan bagi penyusunan
kebijakan pemerintah guna meningkatkan iklim yang kondusif bagi
pengembangan industri minyak dan gas bumi.
 Meningkatkan kualitas jasa penelitian dan pengembangan untuk memberikan
nilai tambah bagi klien LEMIGAS.
 Menciptakan produk unggulan dan mengembangkan produk andalan.

C. Tujuan dan Sasaran Strategis

Untuk mewujudkan visi dan misi LEMIGAS ke dalam program dan kegiatan yang
akan dilaksanakan maka tujuan strategis LEMIGAS adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas masukan kebijakan kepada Pemerintah dalam
mengembangkan industri minyak dan gas bumi.
2. Menghasilkan produk unggulan dan produk andalan dalam rangka peningkatan
efisiensi dan nilai tambah.
3. Meningkatkan pendapatan PNBP BLU melalui penyediaan solusi teknologi yang
terintegrasi.
4. Meningkatkan penguatan kelembagaan untuk mendukung terlaksananya kegiatan
yang akuntabel, efektif, dan efisien.

Tujuan tersebut merupakan kondisi yang ingin diwujudkan LEMIGAS dalam


kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Berdasarkan tujuan strategis tersebut, maka
ditetapkan sasaran strategis yang menggambarkan kondisi yang ingin dicapai LEMIGAS
setiap tahun. Sasaran strategis ditetapkan sebagai upaya untuk mencapai tujuan 5
tahunan. Sasaran strategis LEMIGAS merupakan penjabaran sasasran strategis yang
telah ditetapkan oleh Badan Litbang ESDM, yaitu:
1. Terwujudnya kontribusi dalam perumusan dan evaluasi kebijakan subsektor
minyak dan gas bumi,
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 51 -
2. Terwujudnya pengurangan biaya, peningkatan efisiensi, peningkatan nilai tambah
atau TKDN
3. Terwujudnya litbang unggulan,
4. Terwujudnya sentra teknologi di bidang minyak dan gas bumi,
5. Terwujudnya penambahan sumber daya minyak dan gas bumi,
6. Terwujudnya peningkatan jasa teknologi,
7. Terwujudnya lingkungan dan proses kerja yang kondusif.
Sasaran strategis ke satu terkait dengan Tujuan 1. Sasaran strategis ke dua sampai
dengan ke 5 mendukung pencapaian Tujuan 2. Sasaran startegis ke enam terkait dengan
Tujuan 3. Sedangkan sasaran strategis ke tujuh terkait dengan Tujuan 4.
Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk sasaran strategis LEMIGAS sesuai uraian di
atas adalah sebagai berikut:
1. Jumlah usulan masukan/rekomendasi kebijakanregulasi (NSPK) dan Rancangan
Standar Nasional Indonesia (RSNI).
2. Jumlah paten yang terimplementasikan.
3. Jumlah pilotplant/prototipe/demoplant atau rancangan/rancang bangun/formula
yang terimplementasikan.
4. Pertumbuhan PNBP.
5. Indeks kepuasan pelanggan atas layanan jasa teknologi.
6. Jumlah makalah ilmiah yang diterbitkan oleh media yang terakreditasi.

7. Jumlah usulan paten, hak cipta, dan litbang inovasi.


8. Jumlah peta/atlas potensi minyak dan gas bumi
9. Jumlah pilotplant/prototipe/dmoplant atau rancangan/rancang bangun/formula.
10. Sumber daya migas.
11. Persentase komposisi ideal Pejabat Fungsional, persentase jumlah S2 dan S3
terhadap total jumlah pegawai
12. Persentase otomatisasi sistem akuntasi keuangan, perssentase deviasi realisasi
terhadap renca operasional, dan waktu penyelesaian dokumen keuangan
13. Delivery time penyediaan bahan, availability peralatan laboratorium yang
diperlukan.
14. Persentase kesesuaian perencanaan dan renstra, persentase otomatisasi sistem
pengelolaan kinerja, dan persentase penilaian kinerja.
15. Jumlah konsorsium riset, persentase sistem informasi yang terintegrasi,
persentase jumlah data dan informasi hasil litbang yang dikelola secara
terintegrasi.
16. Persentase pencemaran lingkungan kerja, jumlah hilang hari kerja maksimum.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 52 -
Hubungan antara Tujuan, Sasaran Strategis dan IKU LEMIGAS ditunjukkan pada
Tabel 12.

Tabel 12. Tujuan dan sasaran strategis serta IKU LEMIGAS

Tujuan Strategis Sasaran Strategis IKU

Meningkatkan kualitas • Terwujudnya kontribusi dalam • Jumlah usulan


masukan kebijakan perumusan dan evaluasi masukan/rekomendasi
kepada Pemerintah kebijakan subsektor minyak kebija kanregulasi (NSPK)
dalam mengembangkan dan gas bumi dan Rancangan Standar
industri minyak dan gas Nasional Indonesia (RSNI)
bumi

Menghasilkan produk • Terwujudnya pengurangan • Jumlah paten yang


unggulan dan produk biaya, peningkatan efisiensi, terimplementasikan
andalan dalam rangka peningkatan nilai tambah atau • Jumlah pilot plant/prototipe/
peningkatan efisiensi TKDN demo plant atau rancangan
dan nilai tambah /rancang bangun/ formula
yang terimplementasikan
• Terwujudnya litbang unggulan • Jumlah makalah ilmiah yang
diterbitkan oleh media
terakreditasi
• Jumlah usulan paten, hak
cipta, dan litbang inovasi
• Jumlah peta/atlas potensi
minyak dan gas bumi

Tujuan Strategis Sasaran Strategis IKU

• Terwujudnya sentra teknologi • Jumlah pilotplant/prototipe/


di bidang minyak dan gas bumi demoplant atau rancangan
/rancang bangun/formula
• Terwujudnya penambahan • Sumber daya migas
sumber daya minyak dan gas
bumi
Meningkatkan • Terwujudnya peningkatan jasa • Pertumbuhan PNBP
pendapatan PNBP BLU teknologi • Indeks kepuasan pelanggan
melalui penyediaan atas layanan jasa teknologi
solusi teknologi yang
terintegrasi
Meningkatkan • Terwujudnya lingkungan dan • Persentase komposisi ideal
penguatan kelembagaan proses kerja yang kondusif pejabat fungsional,
dalam rangka persentase jumlah S2 dan S3
pelaksanaan kegiatan terhadap jumlah total
yang akuntabel, efektif, pegawai
dan efisien • Persentase otomatisasi
SAK, persentase deviasi
rencana anggaran, waktu
penyelesaian dokumen
keuangan
• Delivery time penyediaan
bahan, availability peralatan

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 53 -
laboratorium
• Persentase kesesuain
perencanaan dan resntra,
persentase otomatisasi
sistem pengelolaan kinerja,
persentase penilaian kinerja
• Jumlah konsorsium riset,
persentase sistem informasi
yang terintegrasi, persentase
jumlah data dan informasi
hasil litbang yang dikelola
secara terintegrasi
• Persentase pencemaran
lingkungan kerja dan jumlah
hilang hari kerja maksimum

D. Rencana Strategis Bisnis 2014 - 2018

Komponen perencnaan strategis merupakan perencanaan jangka menengah terdiri


atas pernyataan visi dan misi yang dijabarkan ke dalam tujuan, sasaran tahunan,
kebijakan, program, dan kegiatan serta dilengkapi tolak ukur keberhasilan sasaran dan
indikator kinerja sasaran yang diharapkan akan dicapai oleh LEMIGAS dalam periode
perencanaan tersebut.

Disamping dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan Renstra Bisnis


sebagaimana dijelaskan dalam Subbab I.B, penyusunan RSB ini juga menggunakan
metode BSC yang dimodifikasi untuk LEMIGAS. BSC merupakan metode yang
awalnya merupakan sistem pengukuran kinerja yang diperkenalkan oleh Kaplan dan
Norton, kemudian berkembang menjadi sistem manajemen strategis. Metode ini banyak
digunakan dalam mengukur kinerja organisasi dengan cara menyeimbangkan suatu
model kartu pencatatan skor (score card) bersifat multidimensial, yang meliputi empat
dimensi pokok yaitu stakeholders, keuangan, proses bisnis internal, dan pembelajaran
dan pertumbuhan. Dengan keempat perspektif ini dapat menunjukkan hasil kinerja secara
lebih tepat dan lengkap.

1. Strategi

Strategi didefinisikan sebagai siasat yang terkoordinasi, dengan siasat tersebut


sebuah organisasi meraih sasaran dan tujuannya8. Sehubungan dengan strategic
positioningnya LEMIGAS akan menerapkan strategi customer intimacy9 yaitu suatu
strategi yang fokus pada stakeholder dan pelanggan tertentu dengan hubungan yang

8
Hambrick D.C, and Fredrickson J.W., 2001, Are you sure you have a strategy, The Academy of
Management Executive, Vol. 15, No.4
9
Treacy,M. dan Wiersema, F., 1997, The Discipline of Market Leaders, Addison-Wesley Publishing
Company.
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 54 -
”dalam’, bermakna, dan jangka panjang serta menjadi mitra yang selalu berusaha
mencari solusi atas berbagai persoalan stakeholder dan pelanggan.

Strategi yang baik menurut Hambrick dan Fredrickson memiliki lima unsur yaitu
arenas, vehicles, differentiators, staging, dan economic logic. Arenas adalah area dimana
bisnis dilakukan. LEMIGAS melakukan bisnis jasa profesional perminyakan (hulu dan
hilir) pada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) migas tertentu yang beroperasi di
Indonesia. Arti tertentu dalam hal ini adalah KKKS yang memiliki komitmen dan
hubungan jangka panjang dengan LEMIGAS. Secara khusus LEMIGAS membagi
pelanggan menjadi 3 kelompok. Kelompok I adalah pelanggan yang paling loyal diikuti
dengan Kelompok II dan Kelompok III untuk yang sedang hingga kurang..

Vehicles adalah cara organisasi untuk berpartisipasi pada target arena. LEMIGAS
akan melaksanakan jasa profesionalnya dengan melibatkan dan mengembangkan
sumberdaya internal. Selain itu LEMIGAS juga berkolaborasi dengan mitra strategis
agar dapat memperkuat keunggulan kompetitifnya dengan melakukan aliansi strategis.
LEMIGAS bisa melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi dengan menyediakan
sarana laboratorium dan knowledge repositorynya bagi para kandidat master atau doktor
untuk melakukan riset yang berhubungan dengan persoalan pelanggan LEMIGAS. Hal
ini akan lebih bernilai bilamana kandidat yang dimaksud berasal dari kelompok
pelanggan LEMIGAS. Selain sarana laboratorium, kerjasama ini juga bisa dalam bentuk
berbagi pembiayaan riset. Pola kerjasama juga bisa dilakukan dengan maksud integrasi
vertikal atau horisontal dari tiga kapabilitas LEMIGAS.

Differentiator adalah atribut atau fitur produk/pelayanan bisnis yang dapat


membantu memenangkan persaingan pasar terhadap kompetitor. Dalam hal ini atribut
LEMIGAS yang diandalkan adalah proses integrasi dan sinergi tiga kapabilitasnya yaitu:
1) Jasa riset, 2) Jasa laboratorium, dan 3) knowledge repository untuk menghasilkan
solusi teknologi yang di ”kemas” sesuai dengan persoalan spesifik pelanggan
(customized solution). Salah satu kunci penting dari proses ini adalah kepiawaian
technology advisor, aspek teknis dan komunikasi pemasaran, yang menjembatani antara
pelanggan dan LEMIGAS. Aspek penting lain adalah terjalinnya proses manajemen
hubungan pelanggan, manajemen pengetahuan, manajemen inovasi, dan teknologi
informasi dan komunikasi yang saling memperkuat. Differentiator ini bisa dikatakan
sebagai keunggulan kompetitif (competitive advantage) LEMIGAS.

Staging adalah waktu, periode dan kecepatan dalam melakukan tindakan strategis.
LEMIGAS akan terlebih dahulu melakukan konsolidasi internal pada tiga tahun pertama
periode mana akan diawali dengan implementasi PK-BLU dan kemudian menekankan
kelancaran aspek operasional. Dengan tercapainya proses operasional yang prima baik
aspek keuangan maupun pelayanan maka LEMIGAS mulai membangun keunggulan
kompetitifnya. Pada periode 3 tahun pertama manajemen hubungan pelanggan lebih
difokuskan pada pelanggan kelompok pertama. Hal krusial lain yang akan dilaksanakan
adalah melakukan transformasi kultural dari yang selama ini agak birokratik menjadi
lebih entrepreneurial/inovatif dan berorientasi pada pelanggan. Transformasi kultur dan
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 55 -
penyiapan generasi muda untuk menjadi pemimpin di masa mendatang harus dimulai
secara sistimatis ditahun 2014 hingga 2018.

Economic logic adalah cara organisasi memperoleh pendapatan melalui penerapan


strategi. Sebagaimana telah disebutkan bahwa LEMIGAS akan ”menjual” solusi
teknologi pada pelanggan sesuai dengan persoalan yang tengah dihadapi pelanggan
sehingga harga yang ditawarkan diharapkan bukan merupakan sekedar penjumlahan dari
harga jasa laboratorium dan upah jam kerja tenaga ahli namun lebih dari itu pelanggan
diharapkan dapat membayar harga premium sesuai dengan benefit yang mereka peroleh.
Dalam terminologi Michael Porter LEMIGAS menerapkan strategi focused
differentiation dan needs-based positioning 10.

LEMIGAS akan berevolusi dari suatu lembaga jasa yang saat ini masih didominasi
oleh kegiatan pengukuran atau penentuan parameter-parameter analitik menjadi
LEMIGAS yang akan mengintegrasikan hasil temuan riset/laboratorium dan pengalaman
(lokal) konsultansi untuk memecahkan persoalan industri ataupun sebagai nilai masukan
untuk pemerintah. Dengan kelengkapan fasilitas laboratorium dan kekayaan pengalaman
(knowledge repository) yang dimiliki LEMIGAS di industri migas ditambah dengan
hubungan yang “dalam” dengan pelanggan maka LEMIGAS akan fokus menawarkan
lebih banyak jenis jasa dan solusi pada pelanggan utama.

2. Sasaran dan Target Kinerja

Periode 2014 – 2018 ke depan, LEMIGAS mentargetkan sejumlah capaian litbang


dan non litbang untuk mewujudkan tujuan dan sasaran startegis yang telah diuraikan di
atas. Capaian litbang dan layanan jasa teknologi hasil litbang akan diukur dengan 14
indikator kinerja. Tabel 13 menampilkan sasaran strategis, indikator kinerja, dan target
kinerja litbang dan jasa teknologi LEMIGAS 2014 – 2018.

Dibandingkan dengan periode 2009 – 2013, LEMIGAS pada periode lima tahun ke
depan akan fokus menghasilkan produk-produk teknologi sebagai jawaban atas persoalan
teknis yang dihadapi pelanggan dan juga untuk memberikan kontribusi maksimal dalam
mewujudkan ketahanan energi nasional dan peningkatan nilai tambah atau TKDN. Hal
ini tergambar dari rencana peningkatan rata-rata jumlah usulan paten, hak cipta, dan
litbang inovasi sebesar 40% per tahun. Demikian juga dengan target jumlah paten dan
pilot plant, prototipe, demoplant, rancangan, dan formula yang terimplementasikan
ditargetkan naik rata-rata 40% per tahun. Jumlah masukan/rekomendasi kepada
pemerintah dalam periode tersebut ditargetkan 83 buah. Keseluruhan produk-produk
tersebut akan dihasilkan dari sinergi tiga kekuatan LEMIGAS, yaitu: kapabilitas riset,
kapabilitas laboratorium, dan akumulasi pengalaman dan pengetahuan. Pelaksanaan
kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan target masing-masing indikator kinerja menjadi
domain KPPP namun tidak terlepas dari dukungan Bidang/Bagian yang ada di
LEMIGAS.
10
Porter, M.E, 1980, Competitive Strategy, The Free Press; Porter, M.E, 1996, What is Strategy?, Harvard
Business Review, Nov-Dec.
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 56 -
Tabel 13. Sasaran dan target kinerja kegiatan litbang dan jasa teknologi 2014 - 2018

Perbaikan dan penguatan sumber daya internal organisasi agar mampu


menjalankan proses bisnis utama organisasi untuk mendukung pencapaian target litbang
dan jasa teknologi tersebut di atas akan dilakukan melalui perbaikan proses kerja yang
berkesinambungan. Sasaran strategis, indikator kinerja, dan target dari perbaikan proses
kerja yang dilakukan oleh unit-unit satuan kerja pendukung litbang ditampilkan dalam
Tabel 14.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 57 -
Tabel 14. Sasaran dan target kinerja kegiatan non litbang 2014 – 2018

Sasaran Strategis Indikator Kinerja 2014 2015 2016 2017 2018 Total

Terwujudnya Persentase komposisi ideal Pejabat


50% 55% 60% 65% 70% +20%
lingkungan dan proses Fungsional
kerja yang kondusif Persentase jumlah S2 dan S3
20% 25% 30% 35% 40% +20%
terhadap total jumlah pegawai
Persentase otomatisasi sistem
70% 100% 100% 100% 100% +30%
akuntansi keuangan
Persentase deviasi realisasi terhadap
50% 30% 20% 10% 10% -40%
rencana anggaran
Waktu penyelesaian dokumen
5 5 5 5 5 0%
keuangan, hari kerja
Delivery time penyediaan bahan 70% 85% 95% 95% 95% +25%
Availability peralatan laboratorium
90% 95% 100% 100% 100% +10%
yang diperlukan
Persentase mutu hasil uji 50% 60% 70% 80% 90% +40%
Ketepatan waktu penyelesaian
75% 80% 85% 90% 95% +20%
pekerjaan jastek
Persentase kesesuaian perencanaan
80% 85% 90% 90% 90% +10%
dan Renstra
Persentase otomatisasi sistem
50% 75% 90% 100% 100% +50%
pengelolaan kinerja
Persentase penilaian kinerja
70% 80% 90% 90% 90% +20%
organisasi
Jam keterlibatan pembahasan Sistem
100 150 200 250 300 +200
Manajemen Strategis
Jumlah konsorsium riset 5 10 15 20 25 +20
Sistem informasi yang terintegrasi 25% 40% 55% 70% 85% +60%
Persentase jumlah data dan informasi
litbang yang dikelola secara 25% 40% 55% 70% 85% +60%
terintegrasi
Persentase pencemaran lingkungan
1% 1% 1% 1% 1% 1%
kerja
Jumlah hilang hari kerja maksimum,
25 20 20 15 15 -10
jam/tahun

Terdapat 15 (limabelas) indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan sasaran


strategis terwujudnya lingkungan dan proses kerja yang kondusif. Indikator Kinerja
1 sampai dengan 5 menjadi domain Bagian Tata Usaha. Kegiatan-kegiatan untuk
mendukung pencapaian Indikator Kinerja 6 dan 7 menjadi tanggung jawab Bidang
Penyelenggaraan dan Sarana Litbang. Indikator Kinerja 8 hingga 10 merupakan
lingkup Bidang Program. Realisasi Indikator Kinerja 11 sampai dengan 13 akan
dilakukan oleh Bidang Afiliasi dan Informasi. Sedangkan Indikator Kinerja 14 dan
15 merupakan ukuran kinerja Komite LK3.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 58 -
3. Program dan Kegiatan

Mengacu pada sasaran startegis periode 2014–2018 sebagai penjabaran visi dan
misi LEMIGAS, maka telah disusun kegiatan tahunan untuk mencapai target sasaran
yang sudah ditetapkan. Kegiatan-kegiatan tersebut dikelompokan ke dalam 7 (tujuh)
program utama litbang dan 1 (satu) program non litbang yang saling berinteraksi
sinergis. Ke delapan program tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penambahan sumber daya dan cadangan migas,
2. Pengembangan gas unconventional,

3. Peningkatan cadangan dan produksi migas,


4. Pengembangan teknologi pengolahan migas dan hasil olahannya,
5. Pengembangan teknologi bahan bakar alternatif,
6. Pengembangan teknologi penyimpanan, transportasi, dan pemanfaatan gas,
7. Pengembangan teknologi pengurangan, penyimpanan, dan pemanfaatan CO2
8. Peningkatan kapasitas kelembagaan

Program tersebut ditetapkan merupakan jawaban atas persoalan ketahanan energi


dan peningkatan nilai tambah atau TKDN dalam rantai kegiatan industri minyak dan gas
bumi. Penting ditekankan bahwa pencapaian target sasaran strategis litbang perlu
dukungan proses bisnis internal dan sumber daya oragnisasi yang baik yang akan
diwujudkan melalui program penguatan kapasitas kelembagaan. Pelaksanaan kegiatan di
masing-masing program dilakukan oleh KPPP, Bidang, dan Bagian yang merupakan
Unit Satuan Kerja LEMIGAS. Subbab berikut menguraikan detail kegiatan di masing-
masing program.

3.1 Peningkatan Sumberdaya dan Cadangan Migas

Peningkatan sumber daya dan cadangan migas menjadi program prioritas dan
mendesak dilakukan sebagai upaya mewujudkan ketahanan energi nasional. Terdapat 4
(empat) kegiatan yang direncanakan dalam program ini. Keempatnya merupakan
kegiatan utama dan barometer kinerja KPPP Teknologi Eksplorasi. Tabel 15
menampilkan rincian masing-masing kegiatan meliputi perkiraan biaya, kebutuhan
sumber daya manusia, output dan target yang akan dihasilkan kurun waktu 2014 – 2018.

Tabel 15. Program dan kegiatan peningkatan sumberdaya dan cadangan migas
Rencana/Target
Sasaran/Kegiatan/Input/Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
1 Penambahan Sumber Daya dan Cadangan Migas
i Kaji Ulang Data Geoscience untuk BAWEAN II, SITUBO NDO , SW TANJUNG AREA, SE SUNDA STRAIT III & IV, TO MINI RO TE I & II, ASEM-ASEM, BIRDS KARAENG SELAYAR, NIAS, E.
NO RTH BALI III, NO RTH BO NE, ANDAMAN, MO RO WALI, BAY I & II, SERTAMA, KUBU, HEAD, E . SIMENGGARIS, MANO KWARI, TARAKAN I,
Peningkatan Kualitas Informasi Wilayah BUTO N III, TARAKAN II. AMBO RIP IV & V, SUNDA ARU, PENAWARAN BLO K JAMPEA, PENAWARAN BLO K CENDRAWASIH BAY I,
Kerja Baru Migas TO MINI BAY III, TO MINI BAY STRAIT II, PENAWARAN BLO K TAHUN SEBLUMNYA TAHUN SEBLUMNYA PENAWARAN BLO K TAHUN
IV, TO MINI BAY V, DIGUL TAHUN SEBLUMNYA SEBLUMNYA

a Rencana Biaya, miliyar 3.2 3.5 3.3 3.6 3.9


b Pengembangan SDM 2 M.Sc. (Geophysic; 2 M.Sc. (Regional Geology);
Geochemistry); 1 PhD. 1 PhD. (Tectonic)
(Basin Dynamic)
c Kebutuhan alat
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1 1
e Jumlah Peta WK 10 10 10 10 10
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
f Jumlah Masukan Kebijakan 1 1 1 1 1
g Penambahan Sumber Daya, MMBOE 5000 2500 2500 2500 2500
ii Intensifikasi Eksplorasi Migas di Akusisi Seismik, Processing - 59 -
Studi G&G: Resource Direct Proposal dan WK Award - Drillable Prospect dan Drilling dan testing -
dan Interpretasi (Cekungan A) Assesssment; Prospect and Pendampingan (Cekungan A) Persiapan -Pendampingan Pendampingan (Cekungan A)
Kawasan Timur Indonesia
Lead ranking (Cekungan A) (Cekungan A)

FGD: Penentuan Lokasi Akusisi Seismik, Processing Studi G&G: Resource Direct Proposal dan WK Award - Drillable Prospect dan
Penelitian (Cekungan B) dan Interpretasi (Cekungan B) Assesssment; Prospect and Pendampingan (Cekungan B) Persiapan - Pendampingan
Lead ranking (Cekungan B) (Cekungan B)
2014 2015 2016 2017 2018
1 Penambahan Sumber Daya dan Cadangan Migas
i Kaji Ulang Data Geoscience untuk BAWEAN II, SITUBO NDO , SW TANJUNG AREA, SE SUNDA STRAIT III & IV, TO MINI RO TE I & II, ASEM-ASEM, BIRDS KARAENG SELAYAR, NIAS, E.
NO RTH BALI III, NO RTH BO NE, ANDAMAN, MO RO WALI, BAY I & II, SERTAMA, KUBU, HEAD, E . SIMENGGARIS, MANO KWARI, TARAKAN I,
Peningkatan Kualitas Informasi Wilayah BUTO N III, TARAKAN II. AMBO RIP IV & V, SUNDA ARU, PENAWARAN BLO K JAMPEA, PENAWARAN BLO K CENDRAWASIH BAY I,
Kerja Baru Migas TO MINI BAY III, TO MINI BAY STRAIT II, PENAWARAN BLO K TAHUN SEBLUMNYA TAHUN SEBLUMNYA PENAWARAN BLO K TAHUN
IV, TO MINI BAY V, DIGUL TAHUN SEBLUMNYA SEBLUMNYA

a Rencana Biaya, miliyar 3.2 3.5 3.3 3.6 3.9


b Pengembangan SDM 2 M.Sc. (Geophysic; 2 M.Sc. (Regional Geology);
Geochemistry); 1 PhD. 1 PhD. (Tectonic)
(Basin Dynamic)
c Kebutuhan alat
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1 1
e Jumlah Peta WK 10 10 10 10 10
f Jumlah Masukan Kebijakan 1 1 1 1 1
g Penambahan Sumber Daya, MMBOE 5000 2500 2500 2500 2500
ii Intensifikasi Eksplorasi Migas di Akusisi Seismik, Processing Studi G&G: Resource Direct Proposal dan WK Award - Drillable Prospect dan Drilling dan testing -
dan Interpretasi (Cekungan A) Assesssment; Prospect and Pendampingan (Cekungan A) Persiapan -Pendampingan Pendampingan (Cekungan A)
Kawasan Timur Indonesia
Lead ranking (Cekungan A) (Cekungan A)

FGD: Penentuan Lokasi Akusisi Seismik, Processing Studi G&G: Resource Direct Proposal dan WK Award - Drillable Prospect dan
Penelitian (Cekungan B) dan Interpretasi (Cekungan B) Assesssment; Prospect and Pendampingan (Cekungan B) Persiapan - Pendampingan
Lead ranking (Cekungan B) (Cekungan B)

a Rencana Biaya, miliyar 72.6 81.0 7.0 2.0 3.0


b Pengembangan SDM 2 M.Sc. (Structural 1 M.Sc. (Petroleum 1 M.Sc. (Geochemistry); 1 1 M.Sc. (regional Geology);
Geology; Geophysics) Geology); 2 PhD. (Pre- PhD. (regional Geology) 1 PhD. (regional Geology)
Tertiary Biostratigraphy,
Geochemistry)
c Kebutuhan Peralatan
d Jumlah Makalah Ilmiah 2 3 2 3 3
e Jumlah Data/Peta 3500 km seismic line 6 peta; 3500 km seismic line 6 6 6

f Jumlah Masukan Kebijakan 1 1 1 1


g Penambahan Sumber Daya, MMBOE 2500 2500 2500
iii Rekayasa Instrumentasi Perekayasaan Sistem Giroskop Pengembangan Springless Pengembangan Springless Pengembangan Sistem Mini Pengembangan instrumentasi
Gravitymeter Scientrex CG-5 Geophone dengan Metode Geophone array dengan sistem Recorder pada HR-MSDAS detektor dengan menggunakan
untuk Pengukuran Gravity di Multisensor seri-paralel gelombang elektromagnetik
Laut, Pengembangan Mini Air TAHAP - 1
Gun untuk komensialisasi

a Rencana Biaya, miliyar 1.8 0.7 0.6 0.7 0.6


b Pengembangan SDM 1 M.Sc. (Instrumen) 1 PhD. (Geophysic)
c Kebutuhan alat
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1 1
e Jumlah UsulanPatent 1 1 1
f Jumlah Masukan Kebijakan
iv Karakterisasi Reservoar Batupasir Studi Reservoir Batupasir Studi Reservoir Batupasir Studi Reservoir Batupasir Studi Reservoir Batupasir
Berpermeabilitas Rendah dan Berpermeabilitas Rendah dan Berpermeabilitas Rendah dan Berpermeabilitas Rendah dan
Permeabilitas Rendah
Penyebarannya Berdasarkan Penyebarannya Berdasarkan Penyebarannya Berdasarkan Penyebarannya Berdasarkan
Mikroanalisis di Cekungan Mikroanalisis di Cekungan Mikroanalisis di Cekungan Mikroanalisis di Cekungan
Sumatra Tengah Barito Barito Jambi
a Rencana Biaya, miliyar 1.8 2.0 2.0 2.0
b Pengembangan SDM 1 PhD atau 1 MSc 1 PhD atau 1 MSc 1 PhD atau 1 MSc 1 MSc. Sedimentology
c Kebutuhan alat (Sedimentology/ Petroleum (Sedimentology/ Petroleum (Sedimentology/ Petroleum
d Jumlah Makalah Ilmiah 2 2 2 2
e Jumlah Data Sumber Daya/Peta Prospect 1 1 1 1
and Lead
f Jumlah Masukan Kebijakan 1 1 1 1
g Penambahan Sumber Daya, MMBOE

3.2 Pengembangan Migas Unconventional

Program pengembangan migas unconventional yang terdiri dari coalbed methane


(CBM) dan shale gas merupakan upaya diversifikasi pasokan migas konvensional.
Indonesia diperkirakan memiliki sumberdaya CBM 453 triliun kubik feet tersebar di
11(sebelas) cekungan batubara. Sebaran terbesar ada di Sumatera Tengah dan Selatan
serta Kaimantan Timur dan Selatan. Sedangkan sumberdaya shale gas diperkirakan
sebesar 574 triliun kubik feet, namun angka ini masih merupakan sumberdaya spekulatif.
Kegiatan dalam program ini dimaksudkan untuk mendapatkan data potensi yang lebih
akurat melalui pemetaan lebih detil, yaitu pemetaan yang didukung oleh kelengkapan
data memadai dan pendekatan konsep yang benar. Potensi shale gas tersebar pada
cekungan mature di Sumatera dan Kalimantan. Terdapat 2 (dua) kegiatan dalam program
ini. Kegiatan pertama mendukung sasaran strategis terwujudnya kontribusi dalam
perumusan dan evaluasi kebijakan subsektor migas serta penambahan sumberdaya
migas. Kegiatan ini merupakan kegiatan KPPP Teknologi Eksplorasi. Kegiatan kedua
mendukung sasasran strategis terwujudnya litbang unggulan dan sentra teknologi di
bidang migas. Kegiatan kedua ini merupakan domain KPPP Teknologi Eksploitasi.
Penguasaan teknologi eksplorasi dan eksploitasi shale gas yang masih relatif baru di
Indonesia dapat menjadi jasa unggulan LEMIGAS ke depan. Detail kegiatan dalam
program ini diberikan dalam Tabel 16.
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 60 -
Tabel 16. Program dan kegiatan pengembangan migas unconventional

Rencana/Target
Sasaran/Kegiatan/Input/Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
2 Pengembangan Migas Unconventional
i Pengembangan Migas Studi Potensi Shale Gas Studi Potensi Shale Gas Studi Potensi Shale Gas Studi Potensi Shale Gas Studi Potensi Shale Gas
Cekungan Sumsel, Kondisi Cekungan Jawa Barat Cekungan Jawa Timur Cekungan Kutai, Cekungan Salawati
Unconventional
GGR Area Prospek & Utara, Pemboran, Utara, Monitoring Evaluasi kalimantan Timur
Perencanaan Pemboran Fracturing & Testing Produksi

a Rencana Biaya, miliyar 2.8 3.0 7.5 4.0 5.0


b Pengembangan SDM 2 M.Sc.(geophysic; 2 M.Sc. (Geophysic;
Geochemistry); 1 PhD. Geochemistry); 1 PhD.
(Geophysic) (Petrology)
c Kebutuhan alat
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1 1
e Jumlah Data Sumber Daya/Peta 1 1 1 1 1
Prospect and Lead
f Jumlah Masukan Kebijakan 1 1 1 1 1
g Penambahan Sumber Daya,
MMBOE
ii Metode Alternatif Penentuan Studi literatur, Penguasaan Studi literatur, Penguasaan Shale Gas
teknologi mikro CT (µCT) teknologi mikro CT (µCT)
Porositas Reservoar Shale Gas
dan ECTV, Rekonstruksi dan ECTV, Rekonstruksi
Menggunakan Teknologi alogaritme citra 3D pada alogaritme citra 3D pada
Microtomography dan Electrical ECVT, kuantifikasi nilai ECVT , kuantifikasi nilai
Capacitance Volume Tomography porositas permeabilitas, pembuatan
prototipe ECVT

a Rencana Biaya, Milyar 2,1 M 3,5 M

CT-Scan, Mikro CT, CT-Scan, Mikro CT,


b Kebutuhan Alat Porosimeter, MICP, ECVT Porosimeter, MICP, SonaxCT

c Pengembangan SDM 1 orang S2& S2 Perminyakan 1 orang S2& S2 Perminyakan

d Jumlah Makalah Ilmiah 2 2


e Jumlah Usulan Patent 1 1

f Jumlah formula/Pilot 1 1

3.3 Peningkatan Cadangan dan Produksi Migas

Ketergantungan kepada minyak bumi yang tinggi sementara pasokan dalam negeri
terus menurun menyebabkan porsi minyak impor semakin besar. Dengan tingkat
produksi minyak saat ini sekitar 800 ribu BOPD, sedangkan konsumsi BBM mencapai 1
juta 660 ribu BOPD, maka lebih dari 50% kebutuhan minyak dalam negeri berasal dari
impor. Ke depan, gap antara produksi dan kebutuhan minyak akan semakin lebar karena
kecenderungan produksi semakin turun sementara kebutuhan semakin bertambah.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan cadangan dan produksi migas dari lapangan-
lapangan existing melalui inovasi teknologi pengurasan, optimasi produksi, dan
pengurangan biaya produksi per barel minyak ekuivalen. Solusi teknologi terintegrasi
untuk menjawab tantangan peningkatan cadangan dan produksi migas merupakan salah
satu produk unggulan jasa LEMIGAS ke depan mengingat bahwa diperkirakan terdapat
62% atau setara dengan 42,8 miliar barel dari isi minyak mula-mula masih tersimpan di
dalam reservoar setelah tahap pengurasan primer dan sekunder. Akumulasi minyak ini
yang berasal dari sekitar 650 lapangan merupakan target enhanced oil recovery (EOR).
Kegiatan EOR ke depan akan semakin intens dengan aturan SKK Migas yang
mewajibkan KKKS produksi utnuk melaksanakan kegiatan EOR. LEMIGAS perlu
membangun keunggulan spesifik agar dapat mengambil pangsa pasar proyek EOR secara
siginifikan.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 61 -
Terdapat 7 (tujuh) kegiatan dalam program ini yang pelaksanaanya dilakukan oleh
KPPP teknologi Eksploitasi. Ke tujuh kegiatan tersebut diharapkan akan menunjang
pencapaian sasasarn strategis terwujudnya litbang unggulan, kontribusi dalam perumusan
dan evaluasi kebijakan, sentra teknologi, peningkatan jasa teknologi, dan pengurangan
biaya dan peningkatan efisiensi dan nilai tambah.

Tabel 17. Program dan kegiatan peningkatan cadangan dan produksi migas.
Rencana/Target
Sasaran/Kegiatan/Input/Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
3 Peningkatan Cadangan dan Produksi Migas
i Produksi Rig CBM Uji Coba lapangan, Optimasi Rancang Bangun Loading Ram Uji Coba Lapangan, Optimasi Rancang Bangun peralatan Uji Coba Lapangan, Optimasi
Desain dan Fungsi dan Unit Substructure Desain dan Fungsi danfasilitas Lumpur yang Desain dan Fungsi
moveble

Produksi Komersial Rig CBM Produksi Komersial Rig CBM


Generasi-1 dengan TKDN 45% Generasi-2 TKDN 65% ,
Teknologi / Industri
Pendukung
a Rencana Biaya, miliyar 3.8 5.5 6.0 6.0 2.0
b Pengembangan SDM 3 ATL 2 PhD (Perminyakan) 1 M.Sc. (Perminyakan) 1 PhD (Perminyakan)
c Kebutuhan alat Unit BOP dan drill pipe Loading Ram, substructure, Unit top drive Fasilitas pompa lumpur, Unit peralatan lab lapangan
power tong, dan slip tangki dan solid control dan portakemp

d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1 1


e Jumlah UsulanPatent 1
f Jumlah Prototype 1 1 1
g Jumlah Masukan Kebijakan 1 1 1 1 1
ii Pembuatan Surfaktan MES SP Desain Flooding Test Pilot proyek Pilot proyek Pilot proyek Komersialisasi

a Rencana Biaya, miliyar 1.4 7.0 7.0 5.0 15.0


b Pengembangan SDM 2 M.Sc. 2 Ph.D.
c Kebutuhan alat 2 Mobil Lapangan, DR Membrane Filter Tester, pH spare part brooke field,
2800 Portable Meter, Salinity Meter, spinning drop
Spectrophotometer, Dissolved Oxygen YSI
Mikrobiologi Analysis Kit, 550A
Mettler Toledo Titrator T90

d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1 1


e Jumlah UsulanPatent 1
f Jumlah Formula/Pilot 1 1 1 1
iii Pembuatan Surfaktan SUPEL - Optimasi SUPEL utk 3 sampel Studi uji Huff & Puff, Simulasi Studi uji Huff & Puff, Simulasi Pilot Proyek Pilot Proyek
minyak, teknologi produksi numerik, CEOR numerik, CEOR
Eksploitasi & Proses
a Rencana Biaya, miliyar 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9
b Pengembangan SDM 1 M.Sc. 1 PhD.
c Kebutuhan alat
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1 1
e Jumlah UsulanPatent 1 1 1
f Jumlah Formula/Pilot 1 1 1 1
iv Evaluasi Produksi Lapangan Eksisting Evaluasi Produksi Lapangan Evaluasi Produksi Lapangan Evaluasi Produksi Lapangan Evaluasi Produksi Lapangan Evaluasi Produksi Lapangan
Existing dan Inventarisasi Existing dan Inventarisasi Existing dan Inventarisasi Existing dan Inventarisasi Existing dan Inventarisasi
dan Inventarisasi Cadangan Migas
Cadangan Migas Indonesia Cadangan Migas Indonesia Cadangan Migas Indonesia Cadangan Migas Indonesia Cadangan Migas Indonesia
Indonesia

a Rencana Biaya, miliyar 1.3 1.4 1.5 1.5 2.0


b Pengembangan SDM 1 M.Sc. 1 M.Sc. 1 Ph.D.
c Kebutuhan alat
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1 1
e Jumlah Masukan Kebijakan 1 1 1 1 1
v Pengembangan Teknologi Perbaikan System dan
Uji Coba Lapangan , Optimasi dan komersialisasi dan
Ultrasonography Untuk Aplikasi Industri Penyempurnaan (desain Uji coba Lapangan ,
unjuk kinerja dan fungsi penambahan system penyempurnaan system
Migas dan fungsi) evaluasi system
skala lapangan pendukung pendukung
a Rencana Biaya, Milyar 1 1.2 1.5 1.3 0.8
Lubricator, tools penunjang
b Kebutuhan Alat Up grade Ecrin Software
operasi lapangan
c Pengembangan SDM 2 W/L Specialist 1 M.Sc 2 ATL 1 M. Sc.
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1
e Jumlah Usulan Patent 1 1
f Jumlah formula/Pilot 1 1
vi Studi Kombinasi Cairan Rumen dan
Batubara Untuk Memprediksi Kombinasi Cairan Rumen Up Scale Formula Kondisi Optimasi dan Komersialisasi dan
Uji coba lapangan dan
Peningkatan Volume Gas Metana Dalam dan Batubara kondisi Reservoir dan Uji Coba penambahan system penyempurnaan system
evaluasi
Batubara (GMB) reservoir pada skala Lab. Lapangan pendukung pendukung

a Rencana Biaya, Milyar 0.9 2.5 5.5 3.5 1.5


Permentor Besar, Pompa
b Kebutuhan Alat Permentor Stainless Steel
injektor
c Pengembangan SDM 1 M.Sc. 1 M.Sc.
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1 1
e Jumlah Usulan Patent 1 1
f Jumlah formula/Pilot 1 1
vii Kerekayasaan Peralatan Dan Pemodelan Kerekayasaan dan
Injection Falloff Test (IFO Test) Untuk Uji coba Peralatan Pada Uji coba Peralatan Pada Komersialisasi dan
Pemodelan Perangkat Kerekayasaan Rancang
Sekala Lapngan dan Sekala Lapngan dan penyempurnaan system
Aplikasi Dibidang Industri CBM lunak pendukung Bangun Inflatible Packer
Evaluasi Alat Evaluasi Alat pendukung
Peralatan IFO Test
a Rencana Biaya, Milyar 1.4 1.5 2.5 1.5 1.0
Unit mobil lab (carrier), Unit peralatan pompa
Connection-connection dan Connection-connection dan
b Kebutuhan Alat carane, selenoid valve, hidrolik, coiling tubing, dan
Flexible hose Flexible hose
computer dan sofeware peralatan coneksi
c Pengembangan SDM 2 ATL 2 Ph.D (Perminyakan) 1 M.Sc. (Perminyakan)
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1 1
e Jumlah Usulan Patent 1 1 1
f Jumlah formula/Pilot 1 1

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 62 -
3.4 Pengembangan Teknologi Pengolahan Migas dan Hasil Olahannya
Saat ini, industri berbasis hidrokarbon menghadapi masalah bahan baku meningkat
dan harga energi serta ketatnya peraturan lingkungan. Oleh karena itu, pemanfaatan
hidrokarbon secara optimum di industri kimia telah mendapat perhatian khusus Integrasi
produksi antara kilang minyak dan petrokimia adalah salah satu cara untuk
mengamankan suplai bahan baku industri petrokimia sekaligus memberikan kesempatan
untuk terus dapat mengembangkan nilai tambah dari produksi kilang selain bahan bakar.
Sehingga sebagai hasil akhirnya kedua pihak akan memperoleh benefit yang lebih besar
dari integrasi produksi tersebut. Dalam konteks yang lebih luas integrasi produksi ini
juga akan memberikan kesempatan pemanfaatan infrastruktur, energi, dan utilitas lain
termasuk pula tenaga kerja operasional.

Seiring teknologi kendaraan bermotor dan semakin ketatnya peraturan di bidang


lingkungan hidup membutuhkan teknologi bahan bakar minyak bermutu tinggi dan
ramah lingkungan. Penguasaan teknologi yang diperlukan untuk penyesuaian atau
modifikasi pengolahan minyak bumi di Indonesia agar mutu yang dihasilkan dapat
memenuhi kebutuhan konsumen menjadi kegiatan utama dari program ini.

Terdapat 6 (enam) kegiatan utama untuk mendukung program ini. Pelaksanaan


kegiatan tersebut oleh KPPP Teknologi Proses. Ke enam kegiatan tersebut ditargetkan
untuk menunjang pencapaian sasasarn strategis terwujudnya litbang unggulan, kontribusi
dalam perumusan dan evaluasi kebijakan, sentra teknologi, peningkatan jasa teknologi,
dan pengurangan biaya dan peningkatan efisiensi dan nilai tambah. Tabel 18
menunjukkan rincian ke enam kegiatan tersebut berikut target capaiannya.

Tabel 18. Program dan kegiatan pengembangan teknologi migas dan hasil olahannya
Rencana/Target
Sasaran/Kegiatan/Input/Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
4 Pengembagan teknologi pengolahan migas dan hasil olahannya
i Pengembangan Kilang BBM dan Kelayakan Insentif Pengembangan model optimasi Pengembangan Kilang Pengembangan Kilang
Pengembangan Kilang Baru produk BBM dan petrokimia Berorientasi Spek Global berorientasi Ekspor
Petrokimia
Kelayakan Pengembangan
Kilang Skala Kecil
a Rencana Biaya, miliyar 1.5 2.5 2.5 2.5
b Pengembangan SDM 2. S1 T-Kimia 1. Master TK - Kilang 1. Master TK - Kilang
c Kebutuhan alat Software dan Bank Data Software dan Bank Data Software dan Bank Data
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1
e Jumlah Rancangan 1 1 1
f Jumlah Masukan Kebijakan 1 1 1
ii Pengembangan Teknologi Desulfurisasi Sintesis Katalis Ti-MCM-41 Optimasi kinerja katalis hasil Optimalisasi Katalis dan proses Optimalisasi proses ODS Pada Pengembangan Prose ODS
dan Uji Coba pada Umpan Model sintesis pada Umpan Model ODS, Untuk mendapatkan Sistem Kontinu dUntu skala Mini Pilot Plant
Secara Oksidatif (ODS) pada Pembuatan
Solar (lanjutan) Solar(lanjutan) minak solar minimal spec mendpatkan solar spec EURO II
Minyak Solar Rendah Sulfur EURO II
a Rencana Biaya, miliyar 0.7 0.8 2.2 1.0 1.2
b Pengembangan SDM 1. M.Sc. Katalis-Kilang 1. M.Sc. Katalis-Kilang 1 Ph.D.
c Kebutuhan alat DSC Catalyst Testing Unit
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1 1
e Jumlah Usulan Patent 1 1 1
f Jumlah Rancangan 1 1
iii Pengembangan Katalis Hidrotreating Sintesis, karakterisasi, uji Sintesis modifikasi katalis Sintesis katalis hidrotreating Sintesis katalis terpilih ,
aktivasi katalis hidrotreating hidrotreating, karakterisasi terpilih, karakterisasi, optimasi karakterisasi, uji ketahanan
untuk Green Energy (Green diesel,
dan uji aktivitas kondisi operasi uji aktivitas katalis pada proses kontinyu
Biogasoline)
a Rencana Biaya, miliyar 1.0 1.3 1.5 1.8
b Pengembangan SDM 2 S1-Kimia/T. Kimia 1 M.Sc.
c Kebutuhan alat Surface area XRF SEM EDX Catalyst Testing Unit
d Jumlah Makalah Ilmiah - 1 1 1
e Jumlah Usulan Patent - - 1
f Jumlah Rancangan - - - -
iv Penguasaan Teknologi Uji Flow Kajian terhadap pembentukan Kajian pembentukan deposit Kajian terhadap Flow Assurance System aliran
deposit pada flow line dari pada pipa transportasi dari pencegahan/penanganan produksi minyak dan sistem
Assurance: Penanganan Waxy crude
sumur sampai kepala sumur tangki pengumpul sampai sale permasalahan flow assurance transportasi
dalam Produksi Crude Oil point

a Rencana Biaya, miliyar 6.0 5.4 6.0 5.0


Rencana Strategis
b Pengembangan SDM Bisnis LEMIGAS 1 M.Sc. 1 M.Sc, 1Ph.D.
c Kebutuhan alat Small sized wax flow loop Wax deposition flow loop Flow Assurance System Medium sized wax flow loop
- 63 -
for lie oil (wax-eval SS200), for stock tank oil (wax-eval (FLASS), software pipesim for live oil, software pipesim
Rheometer for live oil, A), software pipesim DBR DBR dan multiflash DBR dan multiflash
Software Pipesim DBR dan dan multiflash
multiflash
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 2 2 2
e Jumlah Usulan Patent 1
f Jumlah Masukan Kebijakan 1 1 1
ii Pengembangan Teknologi Desulfurisasi Sintesis Katalis Ti-MCM-41 Optimasi kinerja katalis hasil Optimalisasi Katalis dan proses Optimalisasi proses ODS Pada Pengembangan Prose ODS
dan Uji Coba pada Umpan Model sintesis pada Umpan Model ODS, Untuk mendapatkan Sistem Kontinu dUntu skala Mini Pilot Plant
Secara Oksidatif (ODS) pada Pembuatan
Solar (lanjutan) Solar(lanjutan) minak solar minimal spec mendpatkan solar spec EURO II
Minyak Solar Rendah Sulfur EURO II
a Rencana Biaya, miliyar 0.7 0.8 2.2 1.0 1.2
b Pengembangan SDM 1. M.Sc. Katalis-Kilang 1. M.Sc. Katalis-Kilang 1 Ph.D.
c Kebutuhan alat DSC Catalyst Testing Unit
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1 1
e Jumlah Usulan Patent 1 1 1
f Jumlah Rancangan 1 1
iii Pengembangan Katalis Hidrotreating Sintesis, karakterisasi, uji Sintesis modifikasi katalis Sintesis katalis hidrotreating Sintesis katalis terpilih ,
aktivasi katalis hidrotreating hidrotreating, karakterisasi terpilih, karakterisasi, optimasi karakterisasi, uji ketahanan
untuk Green Energy (Green diesel,
dan uji aktivitas kondisi operasi uji aktivitas katalis pada proses kontinyu
Biogasoline)
a Rencana Biaya, miliyar 1.0 1.3 1.5 1.8
b Pengembangan SDM 2 S1-Kimia/T. Kimia 1 M.Sc.
c Kebutuhan alat Surface area XRF SEM EDX Catalyst Testing Unit
d Jumlah Makalah Ilmiah - 1 1 1
e Jumlah Usulan Patent - - 1
f Jumlah Rancangan - - - -
iv Penguasaan Teknologi Uji Flow Kajian terhadap pembentukan Kajian pembentukan deposit Kajian terhadap Flow Assurance System aliran
deposit pada flow line dari pada pipa transportasi dari pencegahan/penanganan produksi minyak dan sistem
Assurance: Penanganan Waxy crude
sumur sampai kepala sumur tangki pengumpul sampai sale permasalahan flow assurance transportasi
dalam Produksi Crude Oil point

a Rencana Biaya, miliyar 6.0 5.4 6.0 5.0


b Pengembangan SDM 1 M.Sc. 1 M.Sc, 1Ph.D.
c Kebutuhan alat Small sized wax flow loop Wax deposition flow loop Flow Assurance System Medium sized wax flow loop
for lie oil (wax-eval SS200), for stock tank oil (wax-eval (FLASS), software pipesim for live oil, software pipesim
Rheometer for live oil, A), software pipesim DBR DBR dan multiflash DBR dan multiflash
Software Pipesim DBR dan dan multiflash
multiflash Rencana/Target
Sasaran/Kegiatan/Input/Indikator
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 2 2 2
2014 2015 2016 2017 2018
e Jumlah Usulan Patent 1
4 Pengembagan teknologi pengolahan migas dan hasil olahannya
f Jumlah Rancangan - 1 1 1
v
Pembuatan Minyak Solar Ramah Desain dan rekayasa reactor
Optimalisasi Proses pada Scale Up Desain Alat Reaktor
turbin Skala Lab; Sintesis dan Uji Kinerja Katalis Pada
Lingkungan dari Biomasa Secara Reaktor Turbin dan Uji Kinerja Turbin dan Pengembangan
Karakterisasi katalis Silika ReaktorTurbin Mini Pilot
Katalitik Menggunakan Reaktor Turbin Katalis Katalis
Alumina

a Rencana Biaya, miliyar 0,9 0,8 1,2 0,8


b Pengembangan SDM 1 S-1 Kimia; 1 S-1 Teknik
1 M.Sc,
Kimia
c Kebutuhan alat Reaktor Turbin Skala Mini
Reaktor Turbin Skala Lab
Pilot
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1
e Jumlah Usulan Patent - 1 - 1
f Jumlah Rancangan 1 - 1 -
vi Pembuatan Kopolimer Lateks Karet Pembuatan Kopolimer Lateks Optimalisasi Karakteristik Scale up pembuatan Kopolimer Optimalisasi Scale up
Karet Alam dan Stirena ; Produk Kopolimer Lateks Lateks Karet Alam dan Stirena pembuatan Kopolimer Lateks
Alam dan Stirena Sebagai Parafin
Karakterisasi Produk Karet Alam dan Stirena ; ; Karakterisasi Produk Karet Alam dan Stirena ;
Inhibitor Kopolimer LKA-Stirena ; Pengukuran Rheological Kopolimer LKA-Stirena ; Karakterisasi Produk
Karakterisasi Sifat Fisika- Produk Formulasi (apparent Karakterisasi Sifat Fisika- Kopolimer LKA-Stirena ;
Kimia Crude Oil ; Formulasi viscosity dll ), Efek Suhu dan Kimia Crude Oil ; Formulasi Karakterisasi Sifat Fisika-
kopolimer LKA-Stirena dengan Shear rate pada viskositas . kopolimer LKA-Stirena dengan Kimia Crude Oil ; Formulasi
Crude Oil ; Uji Pour Point Crude Oil ; Uji Pour Point kopolimer LKA-Stirena dengan
Produk Formulasi Produk Formulasi Crude Oil ; Uji Pour Point
Produk Formulasi

a Rencana Biaya, Milyar 0.8 0.8 1 0.8


b Pengembangan SDM - S2 - S2
c Kebutuhan alat Reaktor Sintesis skala lab Reaktor Sintesis skala lab Reaktor Sintesis skala scale Reaktor Sintesis skala scale
up up
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1
e Jumlah Usulan Patent - - - -
f Jumlah Rancangan 1 - 1 -
g Jumlah Masukan Kebijakan - - - -

3.5 Pengembangan Teknologi Bahan Bakar Alternatif

Sejalan dengan program Pemerintah untuk mengurangi subsidi bahan bakar


minyak, maka kebutuhan bahan bakar alternatif di masa mendatang akan terus
meningkat. Salah satu bahan bakar alternatif adalah LPG. Namun produksi LPG dari
kilang-kilang Pertamina yang terbatas, tidak dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri,
sehingga hal ini akan berakibat pada semakin besarnya impor LPG. Kondisi ini jelas
mengharuskan Indonesia untuk menutup kekurangan pasokan LPG dengan melakukan
impor dalam jumlah besar. Selain itu, tingginya konsumsi bahan bakar minyak untuk
sektor transportasi, terutama bensin 88 dan solar 48, dikarenakan harga kedua jenis
bahan bakar ini mendapatkan subsidi Pemerintah, juga telah memberi tekanan akan
pentingnya segera menggunakan bahan bakar alternatif secara masif. LEMIGAS telah
mengembangan penggunaan energi alternatif diantaranya bahan bakar nabati (BBN) dan
dimethyl ether (DME).

Penelitian dan pengembangan serta pelayanan jasa teknologi bahan bakar alternatif
dilakukan oleh KPPP Teknologi Aplikasi Produk. Ada 4 (empat) kegiatan utama yang
akan dilakukan dalam rangka mendukung pelaksanaan program ini. KPPP Teknologi

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 64 -
Aplikasi Produk juga memiliki sarana lube oil blending pant (LOBP) untuk
pengembangan minyak pelumas. Kegiatan litbang teknologi pelumas telah dimulai dari
formulasi skala laboratorium hingga skala pabrikasi pada LOBP yang tersedia. Hasil
pabrikasi pelumas LEMIGAS diharapkan dapat menjadi sumber penerimaan penting
bagi LEMIGAS ke depan. Tabel 19 menunjukan detail kegiatan KPPP Teknologi
Aplikasi Produk yang diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap pencapaian sasaran
strategis LEMIGAS.

Tabel 19. Program dan kegiatan pengembangan bahan bakar alternative


Rencana/Target
Sasaran/Kegiatan/Input/Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
5 Pengembangan Teknologi Bahan Bakar Alternatif
i Aplikasi BBN untuk Industri dan Studi Pengaruh Penggunaan Uji Kinerja B12.5, E2.5, Aditif Uji Kinerja B15, E5, dan Aditif Uji Kinerja B17.5, E7.5, dan Uji Kinerja B17.5, E10, dan
B20 terhadap Komponen Metal Dispersant melalui Uji Jalan, Dispersant melalui Uji Jalan Aditif Dispersant melalui Uji Aditif Dispersant melalui Uji
Transportasi
dan Non-Metal Saluran Bahan dan pengembangan lab Jalan Jalan
Bakar Mesin Diesel pengujian dan pengawasan mutu
BBN

a Rencana Biaya, miliyar 4.1 5.0 0.8 0.8 0.8


b Pengembangan SDM
c Kebutuhan alat kendaraan uji dan mesin uji pembaharuan lab. Uji chassi
dynamometer, dyno test
(bangku uji)

d Jumlah Makalah Ilmiah 1 2 2 2 2


e Jumlah Usulan Patent 1 1 1 1
f Jumlah Formula/Rancangan
g Jumlah Masukan Kebijakan 1 1 1 1 1
ii Pemanfaatan DME sebagai Bahan Bakar Kompatibilitas Sistem Optimasi Kinerja Sistem Optimasi Pembakaran DME mix Optimasi Pembakaran DME mix Pemanfaatan DME sebagai
konverter DME mix LPG pada konverter DME mix LPG pada LPG sebagai bahan bakar LPG sebagai bahan bakar bahan bakar Kendaraan
Kendaraan, kerja sama dengan Kendaraan dan Safety dalam Kendaraan Industri; Kompatibilitas DME Angkutan Barang dan Safety
badan usaha Sistem Konversi mix LPG pada Peralatan Sektor dalam Sistem Konversi
Sektor Industri

a Rencana Biaya, (Milyar) 0.6 1.0 0.8 0.9 1.2


b Kebutuhan Alat
c Pengembangan SDM 1 S2 1 S3 1 S3 1 S3
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 2 2 2 1
e Jumlah Usulan Patent 1 1 2 1
f Jumlah Formula/Rancangan 1 2 1 1
g Jumlah Masukan Kebijakan 1 1 1 1
iii Pengembangan Spesifikasi dan Kualitas Studi Penentuan Kebutuhan Pengurangan Kandungan Pengurangan Kadar Logam Studi Penentuan Spesifikasi
Angka Oktan Kendaraan Sulfur pada Solar dan Kinerja dalam Bensin dan Kinerja pada Bahan Bakar Bensin
Bahan Bakar
Bermotor di Indonesia pada Mesin Diesel Kendaraan Mesin Otto Kendaraan Kendaraan Bermotor di
Indonesia Standar Euro 4

a Rencana Biaya, (Milyar) 0.6 0.7 0.7 1.0


Pengembangan alat pengawasan Pengembangan alat pengawasan Pengembangan alat pengawasan
b Kebutuhan Alat mutu BBM, sesuai spesifikasi mutu BBM, sesuai spesifikasi mutu BBM, sesuai spesifikasi
bbm nasional dan internasional bbm nasional dan internasional bbm nasional dan internasional

c Pengembangan SDM 1 S2 2 S3
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1
e Jumlah Masukan Kebijakan 1 1 1 1
iv Bahan Bakar LPG/LGV dan DME Bahan Bakar Gas LPG mix Pilot Plan/Stage Commercial Plan/Stage Pilot Plan/Stage Pengembangan Infrastruktur
DME untuk Nelayan Bahan Bakar Gas LPG mix Bahan Bakar Gas LPG dan Bahan Bakar Gas DME untuk DME mix LPG dan
(Design/Rancangan); DME untuk Nelayan dan Safety DME untuk Nelayan; Mesin Kapal dan Safety dalam Infrastruktur DME pada sektor
Kompatibilitas Bahan Bakar dalam Sistem Konversi Kompatibilitas Bahan Bakar Sistem Konversi Transportasi Laut dan Pola
Gas DME pada Motor Tempel (Design/Rancangan); Kajian Gas DME pada Mesin Kapal (Design/Rancangan) Sistem Suplai - Distribusi
Perahu Nelayan Bahan Bakar Gas DME pada
(Design/Rancangan) Mesin Kapal
(Design/Rancangan)

a Rencana Biaya, (Milyar) 1.2 1.2 1.2 1.5 1.0


b Kebutuhan Alat
c Pengembangan SDM 1 S2 1 S3 1 S3 1 S3
d Jumlah Makalah Ilmiah 2 2 2 1 1
e Jumlah Usulan Patent 1 1 1
f Jumlah Formula/Rancangan 1 2 1 1
g Jumlah Masukan Kebijakan 1 1 1 1

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 65 -
Rencana/Target
Sasaran/Kegiatan/Input/Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
5 Pengembangan Teknologi Bahan Bakar Alternatif
v Pengembangan Teknologi Pelumas 1). Uji Jalan Formula Minyak 1). Pengembangan Base Oil 1). Studi Base Oil Berbasis 1). Studi Kompatibilitas Bahan 1). Studi Kompatibilitas Bahan
Lumas Sepeda Motor JASO Berbasis Nabati; 2). Nabati; 2). Studi Aditif Berbasis Nabati dalam Pembuatan Nabati dalam Pembuatan
Otomotif
MB/API SL dan Implementasi Pengembangan Aditif Berbasis Nabati; 3). Studi Karakteristik Pelumas Otomotif; 2). Studi Pelumas Otomotif; 2). Studi
Skala Produksi dan Optimasi Nabati; 3). Studi Karakteristik Fisika - Kimia Pelumas Karakteristik Fisika - Kimia Karakteristik Fisika - Kimia
Proses Pabrikasi Minyak Fisika - Kimia Pelumas Otomotif untuk Pengembangan Pelumas Otomotif untuk Pelumas Otomotif untuk
Lumas Pada Lube Oil Blending Otomotif untuk Pengembangan Spesifikasi Pengembangan Spesifikasi Pengembangan Spesifikasi
Plant. Spesifikasi

a Rencana Biaya, (Milyar) 1.3 3.0 2.5 2.3 1.7


Pengembangan Laboratorium
Pengujian Pelumas Otomotif
b Kebutuhan Alat
Sesuai Spesifikasi Nasional dan
Internasional
c Pengembangan SDM 1 S2; 1 S3 1 S2 1 S3
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 2 3 2 2
e Jumlah Usulan Patent 1
f Jumlah Formula/Rancangan 1
g Jumlah Masukan Kebijakan 1 1
vi Pengembangan Teknologi Pelumas 1). Pembuatan Asam 12- 1). Aplikasi Asam 12- 1). Studi Kompatibilitas Bahan 1). Studi Kompatibilitas Bahan 1). Aplikasi Bahan Nabati
Hydroksistearat Berbasis Hydroksistearat Berbasis Nabati dalam Pembuatan Nabati dalam Pembuatan sebagai Aditif dan Base Oil
Industri
Minyak Jarak Sebagai Minyak Jarak Sebagai Pelumas Industri; 2). Studi Pelumas Industri; 2). Teknologi pelumas Industri; 2). Teknologi
Thickener Gemuk Lumas dan Thickener Gemuk Lumas; 2). Karakteristik Fisika - Kimia Pelumas pada Industri Pelumas pada Industri
Studi Gemuk Lumas Studi Karakteristik Fisika - Pelumas Industri untuk Pengerjaan Logam (metal Pengerjaan Logam (metal
Temperatur Tinggi. Kimia Pelumas Industri untuk Pengembangan Spesifikasi working ); 3). Teknologi working); 3). Teknologi
Pengembangan Spesifikasi Pelumas sebagai Processing Pelumas sebagai Processing
Oil Oil

a Rencana Biaya, (Milyar) 0.7 2.5 2.5 2.2 2.4


Pengembangan Laboratorium
Pengujian Pelumas Industri
b Kebutuhan Alat Sesuai Spesifikasi Nasional dan
Internasional, serta Analisis
Used Oil.
c Pengembangan SDM 1 S2 1 S2
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 2 2 3 3
e Jumlah Usulan Patent 1
f Jumlah Formula/Rancangan 1 1
g Jumlah Masukan Kebijakan 1 1
vii Pengembangan Teknologi Minyak Rem 1). Studi Aditif Minyak Rem; 2). 1). Studi Aditif Minyak Rem; 2). 1). Studi Kompatibilitas Minyak 1). Penyusunan Produk Minyak
Studi Base untuk Minyak Rem Studi Base untuk Minyak Rem Rem Terhadap Komponen Metal Rem untuk Peralatan Otomotif;
dan non-Metal Sistem Rem 2). Penyusunan produk Minyak
Rem untuk Peralatan Otomotif

a Rencana Biaya, (Milyar) 2.4 2.4 1.0 1.7


Pengembangan Laboratorium Pengembangan Laboratorium
Pengujian Minyak Rem Sesuai Pengujian Minyak Rem Sesuai
b Kebutuhan Alat
Spesifikasi Nasional dan Spesifikasi Nasional dan
Internasional. Internasional.
c Pengembangan SDM 1 S2 1 S2
d Jumlah Makalah Ilmiah 2 2 1 1
e Jumlah Usulan Patent 1
f Jumlah Formula/Rancangan 1
g Jumlah Masukan Kebijakan
viii Implementasi dan Optimasi Produksi 1). Operasional LOBP dengan 1). Operasional LOBP dengan 1). Operasional LOBP dengan 1). Operasional LOBP dengan 1). Operasional LOBP dengan
Kapasitas Produksi 20% , Kapasitas Produksi 40% , Kapasitas Produksi 60% , Kapasitas Produksi 80% , Kapasitas Produksi 100% ,
Minyak Lumas Pada Lube Oil Blending
kerjasama dengan 1 Badan kerjasama dengan 2 Badan kerjasama dengan 3 Badan kerjasama dengan 4 Badan kerjasama dengan 5 Badan
Plant Usaha; 2). Pengembangan Usaha; 2). Pengembangan Usaha; 2). Pengembangan Usaha; 2). Pengembangan Usaha; 4). Pengembangan
Produk Produk Produk Produk Produk.

a Rencana Biaya, (Milyar) 1.2 2.5 2.5 1.2


Penambahan peralatan produksi
b Kebutuhan Alat automatis untuk meningkatkan
kinerja.
c Pengembangan SDM 2 Operator, 2 Analis QC 2 Operator, 1 Analis QC 2 S1-Spv, 1 Operator
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1
e Jumlah Usulan Patent 1 1 1

3.6 Pengembangan Teknologi Penyimpanan, Transportasi, dan Pemanfaatan Gas


Kebutuhan gas domestik memperlihatkan kecenderungan yang terus meningkat
sejak tahun 2005. Peningkatan ini diperkirakan akan terus terjadi di tahun-tahun
mendatang seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi dalam negeri. Pada 2012,
pertumbuhan permintaan gas mencapai 6,5 persen sedangkan pada 2013 diperkirakan
mencapai 7,5 persen dan pada 2014 mencapai 8 persen. Sektor yang paling banyak
membutuhkan gas bumi adalah pembangkit tenaga listrik dan industri manufaktur serta
industri petrokimia. Kebutuhan gas bumi untuk industri saat ini mencapai 2.130
MMscfd, terdiri dari kebutuhan untuk bahan baku sebesar 1.022 MMscfd dan untuk
energi sebesar 1.108 MMscfd.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 66 -
Di sektor transportasi, konversi BBM ke BBG sebagai program prioritas nasional
terus digalakan oleh Pemerintah karena akan memberi manfaat yang besar bagi
masyarakat dan pemerintah. Masyarakat akan memperoleh bahan bakar dengan harga
lebih murah, ramah lingkungan dan sesuai dengan tuntutan teknologi permesinan
kendaraan terkini. Bagi pemerintah, penggunaan BBG dapat menjamin ketahanan energi,
menghemat subsidi, meningkatkan jaminan pasokan energi dalam negeri dan
mensukseskan program langit biru. Penguasaan teknologi penyimpanan, transportasi,
dan pemanfaatan gas sangat strategis dalam memperkuat keunggulan kompetitif
LEMIGAS ke depan. Kegiatan-kegiatan yang mendukung program ini ditampilkan
dalam Tabel 20 dan akan dilaksanakan oleh KPPP Teknologi Gas.

Tabel 20. Program dan kegiatan pengembangan teknologi penyimpanan, transportasi, dan
pemanfaatan gas
Rencana/Target
Sasaran/Kegiatan/Input/Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
6 Pengembagan teknologi penyimpanan, transportasi, dan pemanfaatan gas
i Evaluasi bersama percepatan konversi Kalayakam Pengembangan Kalayakam Pengembangan Kalayakam Pengembangan Kalayakam Pengembangan Kalayakam Pengembangan
Infrastruktur BBG Jabodetabek Infrastruktur BBG Jawa dan Infrastruktur BBG Sumatera Infrastruktur BBG Sulawesi Infrastruktur BBG Maluku dan
BBM bersubsidi ke BBG
Bali dan Kalimantan dan NTB NTT

a Rencana Biaya, miliyar 2.8 3.0 4.0 4.0 2.5


b Pengembangan SDM 1 S2 1 S3 1 S3 1S3
c Kebutuhan alat
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1 1
e Jumlah Usulan Patent
f Jumlah Prototype
g Jumlah Masukan Kebijakan 1 1 1 1 1
ii Evaluasi bersama QA/QC Pembangunan SOP QA/QC monitoring SOP QA/QC monitoring SOP QA/QC monitoring SOP QA/QC monitoring SOP QA/QC monitoring
pelaksanaan pembangunan pipa pelaksanaan pembangunan pipa pelaksanaan pembangunan pipa pelaksanaan pembangunan pipa pelaksanaan pembangunan pipa
Pipa Jaringan Gas Kota
Jarkot Pekanbaru dan Jarkot Lampung dan Bali Jarkot Batam dan Kalimantan Jarkot Makassar Jarkot Papua
Palembang Timur
a Rencana Biaya, miliyar 0.9 1.2 1.5 1.0 1.0
b Pengembangan SDM 1 S2 1 S3 1 S2
c Kebutuhan alat
d Jumlah Makalah Ilmiah 2 2 2 2 2
e Jumlah Usulan Patent
f Jumlah Prototype
g Jumlah Masukan Kebijakan 1 1 1 1 1
iii ANG untuk Rumah Tangga dan RSNI Tabung ANG dan Rancangan adsorben dan tabung Uji kelaikan (pilot) dan RSNI Komersialisasi tabung ANG
komersialisasi tabung ANG ANG untuk sepeda motor tabung ANG untuk sepeda untuk sepeda motor
Transportasi
untuk rumah tangga motor
a Rencana Biaya, miliyar 0.4 1.0 1.5 0.5
b Pengembangan SDM 1 S2; 1 S3 1 S2
c Kebutuhan alat sepeda motor
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1
e Jumlah Usulan Patent 1 1
f Jumlah Prototype 1
iv Pengaruh Karakteristik Gas terhadap Rancangan spek, tabung, dan Rancangan spek, tabung, dan Uji kelaikan (pilot) dan RSNI Komersialisasi hasil rancangan
konverter kit sesuai BBG konverter kit sesuai BBG hasil rancangan tabung dan tabung dan konverter kit
Ketahanan Gas dan Konverter Kit untuk
domestik kendaraan bifuel domestik kendaraan dualfuel konverterkit kendaraan BBG
Kendaraan BBG
a Rencana Biaya, miliyar 1.2 1.2 1.5 0.8
b Pengembangan SDM 1 S3 1 S2.; 1 S3
c Kebutuhan alat
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1
e Jumlah Usulan Patent 2 2
f Jumlah Prototype 2 2
v Rancang Bangun Dryer Gas Bumi untuk
Rancang Bangun Dryer Gas
SPBG dan Industri Optimalisasi Dryer di SPBG Optimalisasi Dryer di Industri RSNI Dryer Gas Bumi
Bumi

a Rencana Biaya, miliyar 1.1 0.95 0.85 0.6


b Pengembangan SDM
c Kebutuhan alat 1 1 1
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1
e Jumlah Usulan Patent 1
f Jumlah Prototype
1 1 1
vi Kelayakan Pengembangan Kilang GTL Kelayakan Teknis & Ekonomis Pengembangan Kilang GTL Pengembangan Pilot Plant GTL
Pengembangan GTL Skala Skala Laboratorium
Skala Kecil Untuk Optimalisasi Lapangan-
Kecil
Lapangan Gas Migas Stranded
a Rencana Biaya, miliyar 0.9 3.5 6.0
b Pengembangan SDM 1 S2 1 S3
c Kebutuhan alat 1 1
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1
e Jumlah Usulan Patent 1
f Jumlah Prototype 1
g Jumlah Masukan Kebijakan 1 1 1

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 67 -
3.7 Pengembangan Teknologi Pengurangan, Penyimpanan, dan Pemanfaatan CO2
Emisi gas rumah kaca (GRK) dari penggunaan energi fosil telah menjadi konsen
global. Indonesia telah memiliki perangkat aturan untuk ikut serta bersama masyarakat
global dalam mencegah berlanjutnya pemanasan global. Peran serta ini salah satunya
dengan pengurangan emisi karbon dioksida (CO2) yang merupakan komponen utama gas
rumah kaca, penyebab utama terjadinya pemanasan global. Indonesia telah komitmen
menurunkan emisi GRK sebesar 26% dengan usaha sendiri dan mencapai 41% jika
mendapat bantuan internasional pada tahun 2020 dari kondisi tanpa adanya rencana aksi
(business as usual) sebagaimana dituangkan dalam Perpres No.61 tahun 2011. Untuk
mencapai target tersebut dalam periode relatif singkat diperlukan low carbon technology
dalam skala besar. Usaha-usaha yang telah dilakukan pemerintah sejauh ini seperti
konservasi energi, peralihan bahan bakar menuju less-intensive carbon, dan penggunaan
renewable energy dirasa masih kurang dan membutuhkan periode yang panjang agar
dapat mengurangi emisi GRK dalam jumlah besar.
Teknologi carbon capture and storage (CCS) diyakini mampu mengurangi emisi
GRK dalam skala besar dalam periode yang pendek sehingga dapat menjadi opsi
pemerintah untuk memenuhi komitmen tersebut. CCS merupakan serangkain aktivitas
dimana emisi gas rumah kaca berupa CO2 yang berasal dari aktvititas manusia
(anthropogenic) ditangkap, lalu ditransportasikan menuju lokasi penyimpanan untuk
kemudian diinjeksi dan disimpan dalam formasi geologi. Biaya yang dibutuhkan untuk
teknologi CCS ini tipikal 75% adalah berasal dari teknologi penangkapan CO2 (capture),
10% biaya untuk transport, dan 15% siasanya adalah untuk proses penyimpanan dalam
formasi geologis (storage). LEMIGAS sedang mengembangkan kemampuan dalam
penguasaan teknologi penangkapan dan penyimpanan CO2 dan membangun kolaborasi
nasional dan internasional sehingga dapat menjadi pusat keunggulan CCS di Indonesia.
Kegiatan terkait program ini ditampilkan dalam Tabel 21. Pelaksanaan kegiatan ini
memerlukan integrasi berbagai disiplin ilmu sehingga dalam pelaksanaannya melibatkan
semua KPPP.

Tabel 21. Program dan kegiatan pengembangan teknologi pengurangan, penyimpanan, dan
pemanfaatan CO2
Rencana/Target
Sasaran/Kegiatan/Input/Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
7 Pengembangan teknologi pengurangan, penyimpanan, dan pemanfaatan CO 2
i Teknologi Penangkapan CO2 Optimalisasi proses Manfaat dari aplikasi Desain alat penangkap Aplikasi teknologi di
absorbsi dan desorbsi; Uji teknologi; Desain CO2 skala pilot plant industri
coba alat penangkap CO 2 teknologi pada skala
secara kontinu. Demo Plant

a Rencana Biaya, miliyar 1.3 1.3 1.5 2.0


b Pengembangan SDM 1 S2; 1 S3
c Kebutuhan alat Alat Penangkap CO2 skala Alat Penangkap CO2 skala Alat Penangkap CO2 skala
Demo Plant Pilot Plant Comersial Plant
d Jumlah Makalah Ilmiah 2 1 1 1
e Jumlah Usulan Patent 1
f Jumlah Rancangan 1 1 1 1
ii CCS Pilot Project Injection Plan Pilot construction (Phase 1); Pilot construction (Phase 2) CO2 Injection;
(Cont./Intermitent/Batch, Injection Plan; Baseline Monitoring
Impurities); Storage Site Development Plan
Storage Site Dev.Plan (on-site
Infrastructure evaluation:
Wells, P Booster etc.)

a Rencana Biaya, miliyar 1.3 1.3 50 (External Funding) 50 (External Funding)


b Pengembangan SDM 1 PhD
c Kebutuhan alat
d Jumlah Makalah Ilmiah 1 1 1 1
e Jumlah Formula/Pilot 1
f Jumlah Masukan Kebijakan 1

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 68 -
3.8 Penguatan Kapasitas Kelembagaan
Program ini mencakup dua hal. Pertama, pengelolaan proses bisnis organisasi yang
dilakukan dalam rangka menciptakan produk/jasa untuk memenuhi keinginan
stakeholder. Kedua adalah pengeloaan modal dasar organisasi untuk penciptaan sumber
daya internal yang mampu menjalankan proses bisnis utama organisasi. Modal dasar
yang baik dan kuat menjadikan organisasi mampu menjalankan roda proses bisnis utama
dengan baik. Selanjutnya dengan proses bisnis yang baik, organisasi akan mampu
memenuhi keinginan stakeholder dengan baik. Kemampuan suatu organisasi menguatkan
eksitensinya dalam jangka panjang akan sangat dipengaruhi kegiatan-kegaitan yang
dilaksanakan dalam program ini. Pengelolaan proses bisnis dan modal dasar organisasi
dilakukan secara terukur dan terarah melalui beberapa indikator kinerja kegiatan yang
akan dinilai secara periodik.
Kegiatan yang mendukung program ini terdiri dari 11 (sebelas) kegiatan dengan 19
(sembilanbelas) indikator kinerja. Kesebelas kegiatan tersebut tersebar 3 (tiga) di Bagian
Tata Usaha, 3 (tiga) di Bidang Penyelenggaraan dan Sarana Litbang, 2 (dua) di Bidang
Program, 2 (dua) di Bidang Afiliasi dan Informasi, serta 1 (satu) di Komite LK3. Rincian
kegiatan, indikator kinerja, dan target 2014 – 2018 ditampilkan dalam Tabel 23.

Tabel 22. Program dan kegiatan peningkatan kapasita kelembagaan


Target
Sasaran/Kegiatan/Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
8 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
i Implementasi PPK BLU LEMIGAS
a Kelengkapan persyaratan PK BLU 80% 90% 100% 100% 100%
b % otomatisasi SAK 18% 18% 20% 20% 20%
ii Pengembangan SDM
a % komposisi ideal pejabat fungsional 50% 55% 60% 70% 80%
b % S2/S3 thdp total jumlah pegawai 20% 25% 30% 35% 40%
iii Pengelolaan Keuangan yang Efisien dan
Efektif
a % deviasi realisasi terhadap rencana 50% 30% 20% 10% 10%
anggaran
b Waktu penyelesaian dokumen keuangan, 30 25 20 15 10
hari
c Hasil audit keuangan WTP WTP WTP WTP WTP
iv Pelaksanaan Penyediaan Bahan Litbang
a Delivery time 70% 85% 95% 95% 95%
v Implementasi SMM
a Ketepatan waktu penyelesaian jastek 75% 80% 85% 90% 95%
vi Penyediaan Sistem Pengendalian
Peralatan Laboratorium, Dokumen,
Rekaman, dan Ketidak Sesuaian
a Availability peralatan laboratorium 90% 95% 100% 100% 100%
vii Perencanaan Kegiatan
a % kesesuaian perencanaan dan Renstra 80% 85% 90% 95% 95%
b % otomatisasi sistem pengelolaan kinerja 50% 75% 90% 100% 100%

viii Monitoring dan Evaluasi Kegiatan


a % penilaian kinerja organisasi 70% 80% 90% 90% 90%
ix Kerjasama Riset
a Jumlah konsorsium riset 5 10 15 20 25
x Pengembangan Sistem Informasi
a % sistem informasi yang terintegrasi 25% 40% 55% 70% 85%
b % jumlah data dan informasi hasil litbang 25% 40% 55% 70% 85%
yg dikelola secara terintegrasi
c Traffic pengguna per bulan 25 50 100 150 200
xi Pengelolaan Lingkungan, Keselamatan,
dan Kesehatan Kerja
a % pencemaran lingkungan kerja 1% 1% 1% 1% 1%
b Jumlah hilang hari kerja maksimum, 25 20 20 15 15
jam/tahun

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 69 -
4. Sistem Pengelolaan Kinerja
4.1 Balanced Scorecard LEMIGAS

LEMIGAS menggunakan balanced scorecard (BSC) dan pendekatan manajemen


strategis yang diusulkan oleh Kaplan dan Norton11 yang merupakan suatu perangkat
sistem manajemen strategis untuk mengelola kinerja organisasi pada tataran operasional
secara terukur, selaras dan koheren dengan visi, misi, dan strategi dengan menggunakan
Peta Strategi. BSC dan peta strategi merupakan perangkat yang memudahkan dalam
menerjemahkan strategi suatu organisasi menjadi sesuatu yang operasional. Tidak hanya
itu, sistem manajemen strategis Kaplan dan Norton merupakan kerangka yang juga
membantu dalam mengelola proses implementasi dan integrasi strategi. Sistem BSC
terdiri atas 4 perspektif, yaitu: 1) Keuangan, 2) Pelanggan, 3) Proses Internal, dan 4)
Learning and Growth yang merupakan konfigurasi yang saling terkait dengan visi, misi,
dan strategi. Proses penyusunan score cards dari masing-masing perspektif tersebut
dilakukan dengan mengacu pada kegiatan-kegiatan yang dibangun dengan matriks
tujuan-program dan kegiatan yang sudah dibangun sebelumnya.

Gambar 26 menunjukkan peta strategi LEMIGAS dengan 4 perspektif, yaitu


perspektif stakeholder dan perspektif keuangan di urutan pertama, dan berikutnya
berturut-turut persperktif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan (learning and growth). Masing-masing perspektif terdiri dari beberapa
sasaran strategis yang satu sama lain dapat memiliki hubungan sebab akibat. Sasaran
strategis masing-masing perspektif bersifat operasional sehingga dapat dikomunikasikan
dengan mudah kepada seluruh Pegawai. Relasi sasaran strategis masing-masing
perspektif dengan sasasran strategis Renstra yang telah diuraikan dalam Subbab V.C
diberikan dalam Tabel 24.

11
Kaplan, R.S, and Norton, N.P., 2001, The Strategy-Focused Organization, Harvard Business School
Press; Kaplan, R.S, and Norton, N.P., 2004, Strategy Map, Harvard Business School Press; Kaplan R.S,
and Norton, N.P., 2008, The Execution Premium, Harvard Business School Press
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 70 -
Stakeholder
Keuangan
L-1 L-2
Tersedianya Masukan L-3
Terciptanya Produk
untuk kebijakan Meningkatnya
Unggulan dan
Pemerintah PNBP
Andalan

Proses Bisnis Internal

L-5
Peningkatan Riset dan
Pengembangan yang
L-4 berkualitas L-7
L-6
Perencanaan yang Peningkatan loyalitas Membangun L-11
berkualitas dan dan kepuasan Kerja sama yang Monitoring dan
menjawab isu stakeholder solusif evaluasi yang
nasional dan akuntabel dan
industri L-9 tepat waktu
L-8
Peningkatan
Pengelolaan L-10
Jaminan Mutu
Keuangan yang Peningkatan
Efisien dan Utilisasi Aset
Efektif

Pembelajaran dan Pertumbuhan

L-14
L-12 L-13 Internalisasi visi, misi, L-15
Meningkatkan Sistem Informasi dan nilai nilai yang Meningkatkan
Kompetensi SDM yang Terintegrasi dibutuhkan dalam Excelence
melaksanakan strategi Infrastruktur

Gambar 26. Peta Strategi LEMIGAS

Tabel 23. Sasaran strategis dan IKU LEMIGAS berdasarkan BSC

Sasaran Strategis Sasaran Strategis


IKU
berdasarkan BSC berdasarkan Renstra
Tersedianya masukan untuk • Jumlah usulan • Terwujudnya kontribusi
Kebijakan Pemerintah (L-1) masukan/rekomendasi dalam perumusan dan
kebijakanregulasi (NSPK) dan evaluasi kebijakan subsektor
Rancangan Standar Nasional minyak dan gas bumi
Indonesia (RSNI)

Terciptanya produk unggulan • Jumlah paten yang • Terwujudnya pengurangan


dan andalan (L-2) terimplementasikan biaya, peningkatan efisiensi,
• Jumlah pilotplant/prototipe/ peningkatan nilai tambah atau
demoplant atau rancangan TKDN
/rancang bangun/ formula yang
terimplementasikan
Meningkatnya PNBP (L-3) • Persentase pertumbuhan PNBP • Terwujudnya peningkatan
jasa teknologi

Perencanaan yang berkualitas • Persentase kesesuain • Terwujudnya lingkungan dan


dan menjawab isu nasional perencanaan dengan Renstra proses kerja yang dkondusif
dan industri (L-4)
Peningkatan riset dan • Jumlah publikasi ilmiah • Terwujudnya litbang
pengembangan yang • Jumlah paten, hak cipta dan unggulan
berkualitas (L-5) litbang inovatif
• Jumlah peta/atlas potensi migas
• Jumlah pilotplant/prototipe/ • Terwujudnya sentra teknologi

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 71 -
demoplan/ Rancangan/Formula di bidang migas
• Jumlah sumberdaya, MMBOE • Terwujudnya penambahan
sumber daya migas
Peningkatan loyalitas dan • Indeks kepuasan pelanggan atas • Terwujudnya peningkatan
kepuasan stakeholder/ layanan jasa teknologi jasa teknologi
pelanggan (L-6)
Membangun kerjasama yang • Jumlah konsorsium riset
solusif (L-7)

Pengolahan keuangan yang • Persentase otomatisasi SAK


efisien dan efektif (L-8) • Persentase deviasi realisasi
terhadap rencana anggaran
• Waktu penyelesaian dokumen
keuangan, hari
Peningkatan jaminan mutu • Delivery time penyediaan
(L-9) barang
• % pencemaran lingkungan
• Jumlah hilang hari kerja
maksimum, jam/tahun
Peningkatan utilisasi aset (L- • Availability peralatan
10) laboratorium yang diperlukan

Monitoring dan evaluasi yang • Persentase otomotisasi sistem


akuntabel dan tepat waktu (L- pengelolaan kinerja • Terwujudnya lingkungan dan
11) • Persentase penilaian kinerja proses kerja yang kondusif
organisasi
Meningkatkan kompetensi • Persentase komposisi ideal
SDM (L-12) Pejabat Fungsional
• Persentase jumlah S2 dan S3
terhadap total jumlah pegawai
Sistem informasi yang • Persentase sistem informasi
terintegrasi (L-13) yang terintegrasi
• Persentase jumlah data dan
informasi litbang yang dikelola
terintegrasi
Internaslisasi visi, misi, dan • Jam keterlibatan pembahasan
nilai-nilai yang dibutuhkan Sistem Manajemen Strategis
dalam sistem manajemen
strategis (L-14)
Meningkatkan excellent • Persentase mutu hasil uji
infrastructure (L-15)

4.1.1 Perspektif Stakeholder

Perspektif ini merupakan sudut pandang dari sisi stakeholder mengenai apa yang
harus dicapai LEMIGAS agar memenuhi keinginan stakeholder. Dalam hal ini,
stakeholder LEMIGAS adalah pemeintah pusat dan daerah, industri migas, perguruan
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 72 -
tinggi, institusi litbang, dan unsur-unsur masyarakat lainnya. LEMIGAS diharapkan
memiliki posisi tawar yang baik terhadap stakeholder dengan menyajikan suatu nilai
spesifik (a specific value proposition) sehingga memberikan nilai beda berkelanjutan
(differentiated sustainable value). Nilai berbeda disebut sebagai strategi diferensiasi
LEMIGAS yaitu usulan kebijakan dan solusi teknologi terintegrasi yang dihasilkan dari
sinergi riset, laboratorium, dan pengalaman (knowledge repository). Selain itu
LEMIGAS membangun citranya sebagai lembaga dimana jasa pelayanan dan para
profesionalnya berpengalaman dan inovatif dalam mencari solusi persoalan stakeholder.
LEMIGAS menetapkan 2 sasaran strategik dari perspektif stakeholder: 1) Tersedianya
masukan untuk kebijakan pemerintah, 2) Terciptanya produk unggulan dan andalan.
Aktifitas yang ditujukan sebagai masukan pemerintah disebut sebagai kajian sedangkan
kegiatan yang mengarah pada penelitian dan pengembangan teknologi migas disebut
sebagai solusi teknologi.

Tabel 24 menunjukkan perspektif stakeholder dimana terlihat 2 (dua) sasaran


strategis yang ingin dicapai berikut targetnya. Selama periode 2014-2018 LEMIGAS
akan menghasilkan 68 kebijakan sebagai masukan kepada pemerintah. Hal ini
menggambarkan bahwa LEMIGAS ke depan ingin berkontribusi maksimal dalam
mendukung tersedianya kebijakan Pemerintah yang kondusif bagi industri migas.
Keunggulan kompetitif LEMIGAS akan dibangun paten dan pilotplant, prototipe,
demoplant, rancangan, dan formula yang terimplementasikan dengan target selama 5
tahun ke depan masing-masing 32 dan 47.

Tabel 24. Perspektif stakeholder

Kode Saat
Sasaran Strategis IKU 2014 2015 2016 2017 2018
SS Ini
L-1 Tersedianya masukan • Jumlah masukan/rekomendasin 10 12 14 14 14 14
untuk kebijakan kebijakan/Regulasi (NSPK) dan
pemerintah RSNI
L-2 Terciptanya produk • Jumlah paten yang 1 3 5 6 8 10
unggulan dan andalan terimplementasian
• Jumlah pilotplant/ - 3 11 11 11 11
prototype/rancangbangun/formula
yang terimplementasian

4.1.2 Perspektif Keuangan

Pendekatan BSC awalnya dimulai dengan mendefinisikan perspektif keuangan


sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai oleh shareholder dan menempatkan
perspektif keuangan pada hirarki yang paling atas di Peta Strategi (Gambar 26). Pada
organisasi publik/pemerintah hal tersebut dapat berupa tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai oleh masyarakat atau pemerintah dengan menempatkan perspektif keuangan pada
urutan yang berbeda. Indikator kinerja keuangan mengindikasikan apakah strategi
organisasi, termasuk implementasi dan eksekusinya berkontribusi pada perbaikan
mendasar. Pada dasarnya, strategi keuangan sederhana yaitu untuk memperoleh lebih
banyak uang dengan cara menjual lebih banyak dan/atau dengan mengurangi biaya.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 73 -
Apapun program yang diterapkan dapat memberikan nilai berwujud bila menghasilkan
lebih banyak penjualan dan/atau mengurangi pembiayaan. Dengan demikian, upaya
meningkatkan kinerja keuangan dapat dilakukan melalui dua pendekatan utama yaitu
peningkatan produktifitas dan pertumbuhan pendapatan.

Perspektif keuangan LEMIGAS mempunyai satu sasaran strategis, yaitu


meningkatkan pendapatan PNBP. LEMIGAS mentargetkan pertumbuhan mulai terjadi
pada tahun 2016 sebesar 2.5% dan konstan hingga 2018. Periode 2014 – 2015
merupakan fase konsolidasi proses bisnis BLU LEMIGAS. Dalam 2 (dua) tahun tersebut
diharapkan semua prasyarat pola pengelolaan keuangan BLU sudah dapat dijalankan
dengan baik. Indikator dan target kinerja dalam rangka mencapai sasaran meningkatnya
pendapatan PNBP dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Perspektif keuangan

Kode Saat
Sasaran Strategis IKU 2014 2015 2016 2017 2018
SS Ini
L-3 Meningkatnya PNBP • % pertumbuhan PNBP 0.0% 0.0% 0.0% 2.5% 2.5% 2.5%

Fase yang krusial adalah penetapan sistem remunerasi BLU LEMIGAS. Keluarnya
Peraturan Presiden Nomor 78 tahun 2013 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di
Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengharuskan LEMIGAS
untuk segera menyusun sistem remunerasi BLU agar bisa melanjutkan kegiatan
pelayanan jasa teknologi yang sudah berlangsung 46 tahun.

Sementara itu, agar utilisasi aset dan perbaikan struktur biaya tercapai dan optimal
akan diterapkan activity-based management (ABM). ABM adalah suatu sistem
manajemen yang memudahkan pengendalian biaya dan diagnosa kinerja manajemen
melalui sistem activity-based costing12 (ABC). Dengan ABM segala biaya dari tiap-tiap
aktifitas atau proses yang tidak efisien atau kurang memiliki nilai keterkaitan dengan
sasaran-sasaran strategis dapat dengan mudah dan cepat diidentifikasi dan dikuantifikasi.
Lebih dari itu, ABM dapat melacak sejauh mana efektifitas proses perbaikan. Dengan
demikian, sarana riset dan konsultansi yang dibeli LEMIGAS namun tidak terlihat jelas
kontribusinya terhadap pencapaian sasaran maka dengan mudah dievaluasi.

4.1.3 Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif ini adalah sudut pandang LEMIGAS yang berfokus pada proses bisnis
utama di dalam organisasi LEMIGAS. Proses bisnis adalah serangkaian aktivitas yang
saling berhubungan satu sama lain, yang dilakukan suatu organisasi dalam rangka
menciptakan produk/jasa untuk memenuhi keinginan stakeholder. Secara visual,

12
Kaplan, R.S. dan Cooper, R., 1998, Cost and Effect: Using Integrated Cost Systems to Drive
Profitability and Performance, Harvard Business School Press
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 74 -
perspektif internal ini diletakkan dibawah perspektif pelanggan (Gambar 26). Kinerja
yang luar biasa atas perspektif internal akan memberikan kesuksesan pada implementasi
strategi diferensiasi yang berakibat pada pencapaian nilai pada perspektif stakeholder
dan keuangan sehingga pada akhirnya akan menggapai visi organisasi yang dicita-
citakan.

Peta Strategi LEMIGAS membagi proses bisnis internal organisasi dalam 8


(delapan) sasaran strategis:
1. Perencanaan yang sistematis dan menjawab isu nasional dan industri
2. Peningkatan riset dan pengembangan yang berkualitas
3. Peningkatan loyalitas dan kepuasan stakeholder
4. Membangun kerja sama yang solusif

5. Pengelolaan Keuangan yang Efisien dan Efektif


6. Peningkatan Jaminan Mutu
7. Peningkatan Utilisasi Aset
8. Monitoring dan evaluasi yang akuntabel dan tepat waktu.

Tabel 26. Perspektif Bisnis Internal


BAU Target
Kode Saat 2019 2019
Sasaran Strategis IKU
SS Ini

L-4 Perencanaan yang • % kesesuaian perencanaan 50% 50% 90%


sistematis dan dengan Renstra Bisnis
menjawab isu nasional
dan industri

L-5 Peningkatan riset dan • Jumlah publikasi ilmiah 45 45 90


pengembangan yang • Jumlah HAKI/Litbang 4 25% 100%
berkualitas Inovatif 8 10% 50%
• Jumlah prototype/formula

L-6 Peningkatan loyalitas • Indeks kepuasan 80% 85% 90%


dan kepuasan pelanggan 0% 5% 10%
stakeholder • % pertumbuhan nilai
kontrak per pelanggan

L-7 Membangun kerja • Jumlah kerjasama strategis 0 15 25


sama yang solusif memperkuat keunggulan
kompetitif

L-8 Pengelolaan Keuangan • % otomatisasi SAK 10% 50% 100%


yang Efisien dan Efektif • % deviasi terhadap RO 50% 300% 10%
• Waktu penyelesaian
dokumen keuangan

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 75 -
L-9 Peningkatan Jaminan • Indeks kepuasan 80% 85% 95%
Mutu pelanggan 100% 100%
• % capaian sasaran SM-LK3

L-10 Peningkatan Utilisasi • Efisiensi (jam 12/7 24/7


Aset Pemanfaatan / 40)

L-11 Monitoring dan • % penilaian kinerja 70% 80% 90%


evaluasi yang
akuntabel dan tepat
waktu

Proses bisnis internal diawali dengan perencanaan yang sistematis dalam rangka
menjawab isu nasional dan industri. Perencanaan merupakan proses menentukan
tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan
sumber daya yang tersedia. Tindakan tersebut ditentukan atas dasar isu strategis
subsektor migas yaitu mengoptimalkan produksi migas nasional, menggairahkan
kegiatan eksplorasi migas, pengurangan volume konsumsi BBM, pembangungan
infrastruktur gas, pembangunan kilang BBM dan petrokimia, pengembangan bahan
bakar alternatif BBM, dan mengoptimalkan penggunaan TKDN dalam rantai kegiatan
industri migas. Analisis TOWS berdasarkan lingkungan internal dan ekspternal menjadi
acuan dalam penyusunan perencanaan jangka menengah 5 (lima) tahunan dan
perencanaan jangka pendek 1 (satu) tahunan LEMIGAS. Perencanaan strategis bersama
dengan pengukuran kinerja serta evaluasinya merupakan rangkaian sistem akuntabilitas
kinerja yang penting.

Sebagai lembaga yang tugas utamanya melakukan penelitian dan pengembangan


teknologi khususnya di bidang minyak dan gas bumi LEMIGAS dituntut untuk selalu
mempunyai hasil-hasil penelitian yang berkualitas melalui pengembangan teknologi dan
inovasi yang terus menerus sehingga tercapainya ketahanan energi bagi masyarakat.
Terus menurunnya cadangan migas nasional harus menjadi motivasi untuk terus
menggali teknologi-teknologi baru dan modern untuk meningkatkan cadangan dan
produksi migas. Pengembangan teknologi bahan bakar alternatif dan teknologi
penyimpanan, transportasi dan pemanfaatan gas semakin ditingkatkan untuk mencapai
target bauran energi di tahun 2025 diharapkan komposisi energi menjadi 33% batubara,
30% gas, 20% minyak bumi dan 17% energi baru terbarukan.

Sebagaimana diungkapkan oleh Kaplan dan Norton bahwa strategi tercermin pada
proses internal maka LEMIGAS menekankan pentingnya Proses Pelanggan dan Proses
Inovasi dan keduanya tidak bisa dipisahkan karena inilah yang menjadi sumberdaya
strategis LEMIGAS yang saling menguatkan. Isu-isu strategik yang muncul akibat
analisis TOWS sebelumnya menjadi acuan dalam membangun scorecard perspektif
internal yang dalam hal ini menjadi Tema Strategis pada Peta Strategi LEMIGAS
(Gambar 26). Scorecard yang dicanangkan pada Perspektif Internal sejumlah 2 tema
strategis pada Proses Manajemen Operasi, 2 tema strategis pada Proses Manajemen
Pelanggan, 2 tema strategis pada Proses Inovasi, dan 2 tema strategis pada Proses
kepedulian pengembangan iptek.
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 76 -
1). Proses Manajemen Operasi
Proses manajemen operasi adalah proses-proses yang dikerjakan sehari-hari oleh
organisasi dalam memproduksi produk-produk dan/atau jasa-jasa organisasi tersebut
untuk kemudian disajikan kepada pelanggan. LEMIGAS memiliki dua tema strategik
proses manajemen operasi 1) memperbaiki proses-proses operasi dan umum secara terus
menerus dan 2) meningkatkan kualitas produk/jasa. Adapun inisiatif yang dirancang
untuk mencapai sasaran-sasaran strategik tersebut adalah 1) mengembangkan dan
mengefektifkan sistem manajemen kinerja (Performance Management) terpadu 2)
Pengadaan peralatan dan perlengkapan gedung dan kendaraan, 3) Pengelolaan
Operasional Peralatan Laboratorium, 4) Kerja sama pelayanan dalam rangka teknologi
solusi, dan 5) Penerapan Sistem Manajemen Mutu. Tema strategis memperbaiki proses-
proses operasi dan umum secara terus menerus memiliki keterkaitan yang sangat erat
dengan kesepuluh isu strategis.

Walaupun penerapan sistem mutu telah berjalan di LEMIGAS, namun akan


dikembangkan Sistem Manajemen Kerja Terpadu (SMKT) dan lebih cocok dengan
kondisi dan strategi LEMIGAS dimana masing-masing sub-unit kerja dan individu bisa
terlihat sinergi dan kontribusinya satu sama lain serta selaras dalam kerangka strategi
bisnis dan akhirnya menghasilkan peningkatan kinerja bisnis. SMKT sejatinya tidak
hanya proses operasi tapi juga mengevaluasi proses-proses bisnis penting lainnya.
Setelah memperkenalkan BSC di tahun 1990 Kaplan dan Norton baru-baru ini
memperkenalkan sistem manajemen terpadu yang menghubungkan formulasi dan
perencanaan strategi dengan eksekusi operasional15. Vincent Gaspersz menyatakan
bahwa kegagalan implementasi sistem-sistem manajemen kinerja pada perusahaan-
perusahaan di Indonesia adalah karena kelemahan dalam pendekatan manajemen yang
tidak atau belum melakukan peningkatan kinerja secara sistematik melalui perencanaan,
implementasi, pengendalian, dan peningkatan kinerja dalam kerangka Master
Improvement Story16 perusahaan. Master Improvement Story sejatinya serupa dengan
Balanced Scorecard. Alternatif lain adalah Organizational Excellence Model yang
diusulkan oleh Vincent Gaspersz.

Kerjasama pelayanan dalam rangka teknologi solusi dimaksudkan agar LEMIGAS


menjalin kerjasama strategis dengan pihak ketiga demi memperkuat competitive
advantage-nya dalam melayani kebutuhan pelanggan. Namun, hal yang lebih ditekankan
bahwa mitra strategis tersebut sebaiknya menyepakati kondisi-kondisi yang diinginkan
LEMIGAS. Untuk meningkatkan kualitas jasa LEMIGAS menerapkan Manajemen
Mutu. Dari enam dimensi mutu, LEMIGAS menetapkan bobot lebih besar pada
perceived quality dan serviceability. Selain itu, kompetensi personil merupakan nilai
penting yang ditawarkan pada pelanggan.

Pelaksanaan sistem manajemen kerja terpadu dan sistem manajemen mutu


dilaksanakan dibawah koordinasi Wakil Manajemen untuk urusan Mutu dan LK3
15
Kaplan R.S, and Norton, N.P., 2008, The Execution Premium, Harvard Business School Press
16
Gaspersz, V., 2007, Organizational Excellence, Gramedia Pustaka Utama
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 77 -
sedangkan kegiatan pengadaan peralatan dan perlengkapan gedung dan kendaraan
menjadi tanggung jawab Bagian Tata Usaha. Sementara itu, kegiatan pengelolaan
operasional peralatan laboratorium merupakan tugas dari Bidang Sarana sedangkan
kegiatan kerja sama pelayanan berada dibawah koordinasi Bidang Afiliasi dengan
mempertimbangkan kajian dan analisis bisnis PJU Pemasaran.

2). Proses Manajemen Pelanggan


Proses manajemen pelanggan adalah proses dimana perusahaan/organisasi
memperluas dan mempererat hubungannya secara jangka panjang dengan pelanggan
yang menjadi targetnya. Hal ini penting mengingat kontraktor migas memiliki komitmen
jangka panjang dengan pemerintah Indonesia paling tidak 6 tahun eksplorasi dan 20
tahun produksi. Saat ini (per 31 Desember 2013) terdapat 318 Kontraktor Kontrak
Kerjasama (KKKS) (4 diantaranya merupakan kontraktor Coalbed Methane, 1
kontraktor Migas Non Konvensional) di Indonesia dimana sebanyak 184 KKKS pada
tahap eksplorasi dan 79 lainnya pada tahap produksi. Walaupun tiap-tiap kontraktor
memiliki wilayah kerja yang berbeda namun bisa saja kontraktor-kontraktor tersebut
dimiliki oleh satu perusahaan yang lebih besar. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan
Usaha Hulu Migas membagi wilayah kerja kedalam 3 region. Region 1 (Sumatera Utara
dan Sumatera Tengah), Region 2 (Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Timor), dan Region 3
(Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua). Penting untuk diketahui bahwa dari 80
pemboran eksplorasi di tahun 2012 51 sumur diantaranya discovery. Hal ini berarti
bahwa rasio sukses adalah 64% yang mana merupakan rasio sukses yang cukup tinggi
untuk eksplorasi migas.

Terdapat empat sasaran strategik dalam proses manajemen pelanggan LEMIGAS:


1) Fokus pada Pelanggan Utama, 2) Menjaring pelanggan baru, 3) Menciptakan kontrak
payung baru dan meneruskan yang ada, dan 4) Integrasi produk/jasa/pelayanan. Agar
sasaran-sasaran strategik tersebut tercapai maka LEMIGAS akan melaksanakan inisitif-
inisiatif sebagai berikut: 1) Membangun hubungan jangka panjang yang bermakna
dengan menerapkan Customer Relationship Management (CRM), 2) Promosi nilai yang
ditawarkan pada pelanggan (Customer Value Proposition) 3) Implementasi CRM &
solusi teknologi dan 4) Aktifitas Technology Advisor (TA) dalam cross-selling.

CRM dapat dilihat dari tiga aspek yakni aspek strategis, operasional, dan analitis17.
Pengertian CRM dari aspek strategis adalah pandangan ”top-down” tentang CRM
sebagai strategi bisnis yang mengutamakan konsumen dan bertujuan memikat dan
mempertahankan konsumen yang menguntungkan sedangkan aspek operasional
merupakan pandangan tentang CRM yang berfokus pada proyek-proyek otomatisasi
seperti otomatisasi layanan, otomatisasi armada penjualan, dan otomatisasi pemasaran.
Dilain pihak, pengertian analitis adalah pandangan ”bottom-up” tentang CRM yang
berfokus pada kegiatan penggalian data konsumen untuk tujuan-tujuan strategis dan
taktis. Kegiatan CRM ini dibawah koordinasi Komite Pengembangan Usaha.

17
Buttle, F., 2004, Customer Relationship Management, Elsevier
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 78 -
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa Technology Advisor (TA)
merupakan ”job family” penting dalam strategi bisnis LEMIGAS dan TA merupakan
salah unsur penting dalam model bisnis LEMIGAS. Oleh karena itu, LEMIGAS akan
meneruskan pelatihan dan ”sertifikasi” internal terhadap calon-calon TA di tahun 2014
dan diharapkan LEMIGAS bisa menyediakan 50 orang TA ditahun 2018. TA bekerja
dibawah koordinasi Bidang Afiliasi dan Informasi. Mereka adalah technical advisors
bagi masing-masing atau sekumpulan pelanggan. Semakin penting sebuah perusahaan
bagi LEMIGAS bisa saja akan ditangani lebih dari satu TA. Dengan demikian,
Pelanggan Utama bisa mendapatkan privilege untuk memperoleh masukan teknis tanpa
harus melalui proses-proses yang rumit. TA juga beperan penting bagi LEMIGAS
sebagai nara sumber dalam proses inovasi yaitu dalam proses identifikasi dan antisipasi
persoalan-persoalan teknologi pelanggan. TA bekerjasama erat dengan account manager
yang mengurusi bisnis dan hubungan khusus dengan masing-masing atau sekumpulan
pelanggan. Namun, idealnya seorang TA juga sekaligus sebagai account manager. Selain
itu TA juga bisa dirangkap oleh kepala Kelompok. Dengan hubungan jangka panjang
yang bermakna tersebut LEMIGAS akan cenderung melakukan transaksi melalui kontrak
payung dengan jangka waktu 3 hingga 5 tahun dan sedapat mungkin menghindari tender
atau dikenal sebagai Sole-source Partnership. Hal ini secara legal dimungkinkan dan
sudah berjalan seperti yang LEMIGAS lakukan dengan PERTAMINA EP dan
CHEVRON PACIFIC INDONESIA. Oleh karena itu LEMIGAS harus selalu melakukan
inovasi agar bisa melakukan lock-in terhadap Pelanggan Utama dan bisa menawarkan
lebih banyak nilai (cross-selling) pada Pelanggan Utama.

3) Proses Inovasi

Untuk memahami inovasi, berikut ini disampaikan pengertian istilah tersebut untuk
memahami perbedaan antara invention dan innovation. Invention adalah suatu ide baru
yang sering menjadi keluaran berwujud misalnya suatu produk atau sistem. Innovation
adalah konversi suatu ide baru menjadi revenue dan profit. Sebuah ide yang kelihatannya
cemerlang di laboratorium tetapi gagal di pasar bukanlah inovasi; hal tersebut hanyalah
suatu keingintahuan. Sebagai mana dikatakan oleh Jeff Immelt: “Inovasi tanpa pelanggan
bukan apa apa; hal tersebut bahkan bukan suatu inovasi”. Dengan kata lain inovasi
haruslah memperhatikan aspek pasar dan komersialisasi dan untuk itu inovasi dan
kewirausahaan tidak dapat dipisahkan18.

Inovasi mestinya dapat merubah ruang pasar, ruang pelanggan, ruang kompetisi
dan ruang sosial suatu bisnis. Inovasi merupakan ide penting yang dapat mengokohkan
masa depan korporat/organisasi, membantu para pemimpin menciptakan opsi strategi
yang tak terbayangkan sebelumnya. Cara terbaik untuk menang adalah dengan inovasi.
Akan tetapi, mencapai pertumbuhan melalui inovasi kelihatannya sangat sulit. Hampir
setiap perusahaan kesulitan untuk mencapai pengembalian positif atas investasi inovasi.
Sebagian dikarenakan lemahnya perangkat untuk menjadikan inovasi bagian dari praktek
sehari-hari. Sekedar mengikuti prinsip-prinsip manjemen yang baik tidak bisa begitu saja

18
Drucker, P.F. , 1985, Innovation and Entrepreneurship, HarperCollins, New York
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 79 -
membuat perusahaan sukses melakukan inovasi.19 Agar sukses, inovasi harus menjadi
bagian yang terintegrasi pada cara kita mengelola bisnis. Hal ini berarti menjadikan
inovasi inti dari sasaran, strategi, struktur, sistem, kultur, kepemimpinan, dan tujuan serta
nilai dari bisnis kita.20 Beberapa riset menyimpulkan bahwa proses inovasi bukanlah
sesuatu yang unik namun memiliki pola yang bisa dijadikan panduan dalam bentuk
kerangka, perangkat, dan templates yang bisa membantu para inovator untuk
menciptakan pertumbuhan bisnis baru dan menjadikannya sesuatu yang sistimatis.21

Banyak literatur menunjukkan berbagai karakteristik perusahan-perusahan jawara


inovasi, namun secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa mereka memiliki
kesamaan karakter yaitu dalam hal kreatifitas22. Kemampuan berpikir kreatif diyakini
berasal dari bagian otak kanan. Oleh karena itu inovasi akan berdaya saing bilamana
mengkombinasikan orang-orang dengan kemampuan otak kiri dan otak kanan. Para
eksekutif di berbagai jenis organisasi tidak dapat lagi mengabaikan inovasi. Inovasi
adalah alat keselamatan di pasar global sekarang. Secara umum pengelolaan inovasi
meliputi empat set proses23:
1). Identifikasi peluang-peluang produk dan/atau jasa baru
2). Pengelolaan portofolio penelitian dan pengembangan produk/jasa terpilih
3). Disain dan pengembangan produk dan jasa terpilih
4). Meluncurkan produk dan jasa terpilih ke pasar

Inovasi tidak lagi harus selalu berarti teknologi atau produk baru namun dapat
berupa inovasi proses, strategi, dan model bisnis. Inovasi kini diartikan juga sebagai cara
agar organisasi korporat efisien dan bisa kreatif serta tumbuh. Inovasi adalah bagaimana
memilih dan mengeksekusi ide tepat dan menggulirkannya ke pasar secara cepat. Namun
dalam konteks strategi LEMIGAS, proses inovasi dikaitkan dengan usaha pemecahan
persoalan atau solusi teknologi dari pelanggan khususnya Pelanggan Utama. Hal ini bisa
berupa incremental or sustaining innovation atau juga dapat radical innovation.
Walaupun persentase inovasi radikal atau disruptive innovation jauh lebih kecil (10 – 20
%), inovasi ini bisa memberikan nilai pertumbuhan bisnis yang jauh lebih besar
dibanding incremental innovation. Anthony et al. meyakini bahwa sustaining innovation
digunakan untuk influence dan shape pasar sedangkan disruptive innovation untuk
redefine pasar, create pasar baru, atau defends terhadap serangan dari lapis bawah24.

LEMIGAS menitikberatkan kegiatan risetnya lebih pada konsep jobs to be done


sebagimana yang diutarakan oleh Christensen dan Raynor. Pendekatan ini melihat
pekerjaan-pekerjaan (jobs) penting yang dilakukan oleh pelanggan namun mereka tidak

19
Christensen dan Raynor, 2003, The Innovator’s Solution, Harvard Business Press.
20
Lafley dan Charan, 2008, The Game-Changer, Crown Business.
21
e.g. Anthony et al., 2008, The Innovator’s Guide to Growth, Harvard Business Press; Skarzynski dan
Gibson, 2008, Innovation to the core, Harvard Business Press
22
Business Week, 2006, Perusahaan dunia paling inovatif, Mei, p.42-52
23
Kaplan, R.S, dan Norton, D.P., 2004, Strategy Maps: Converting Intangible Assets into Tangible
Outcomes. Harvard Business School Press, Boston
24
Anthony et al., 2008, The Innovator’s Guide to Growth, Harvard Business Press
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 80 -
puas atas solusi yang ada. LEMIGAS, dalam hal ini technical advisors, melihat
persoalan dari sisi kacamata pelanggan, dan memahaminya tidak hanya atas apa yang
mereka lakukan tapi mengapa mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Salah
satu pendekatan untuk ”memetakan pekerjaan” adalah dengan menggunakan
pendekatannya Bettencourt and Ulwick.25 Solusi atas persoalan pekerjaan adalah dengan
menjadikan pekerjaan-pekerjaan tersebut dengan cara yang lebih sederhana, lebih
mudah, lebih murah, atau lebih cepat.

Melalui proses inovasi segala persoalan penting Pelanggan Utama, dan relevan
dengan LEMIGAS, di identifikasi dan di evaluasi untuk kemudian diseleksi dan
selanjutnya dilakukan riset atau kajian untuk bisa memberikan solusi pada Pelanggan
Utama. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa TA, bersama dengan Scientific Board
(SB), berperan penting dalam proses-proses identikasi, evaluasi, dan seleksi persoalan
pekerjaan Pelanggan Utama. Walaupun demikian, setiap karyawan LEMIGAS memiliki
peluang untuk memberikan ide atas ”persoalan” pekerjaan-pekerjaan pelanggan dan
memberikan masukan solusi atas ”persoalan” tersebut.

Selanjutnya, riset atau kajian dilakukan terhadap persoalan terseleksi dimana SB


juga berperan penting dalam memonitor dan mengevaluasi proyek riset tersebut.
LEMIGAS secara strategis membangun kerja sama dengan pihak-pihak yang
berkompeten untuk mencari solusi pelanggan dengan konsep connect & develop.
Connect & develop adalah suatu istilah yang dikenalkan oleh Procter & Gamble Co
untuk program inovatif di perusahaan tersebut untuk memanfaatkan jaringan penemu,
ilmuwan, dan industri untuk mendapatkan ide teknologi baru yang dapat dikembangkan
sendiri. Setiap proyek riset dilakukan dengan pendekatan manajemen proyek dimana
anggota tim terdiri atas kombinasi ilmuan, technical advisor dan/atau pemasaran.
Komersialisasi hasil riset dilakukan dengan mengaitkan dan mensinergikan hasil-hasil
atau temuan-temuan riset atau laboratorium dengan pengalaman dalam bentuk aktifitas
konsultansi. Siklus inilah yang menjadi model bisnis LEMIGAS ke depan dalam
kerangka strategi bisnis yang mana menekankan proses-proses manajemen hubungan
pelanggan, manajemen inovasi, dan manajemen pengetahuan.

4) Proses Peduli atas Perkembangan Ilmu pengetahuan & Teknologi


Sebagai lembaga riset yang ingin memiliki citra para profesional yang
berpengalaman dan inovatif LEMIGAS menetapkan sasaran 1) berbagi pengetahuan
(knowledge sharing), dan 2) mempublikasikan hasil riset/kajian. Oleh karena itu
diperlukan kegiatan 1) membangun dan mengelola pengetahuan, dan 2) apresiasi
kegiatan publikasi hasil riset/kajian baik individu maupun sub unit atau tim kerja yang
terekam pada sistem manajemen kinerja terpadu. LEMIGAS ingin menjadikan kegiatan
dan sasaran tersebut sebagai key driver pencitraan LEMIGAS. Citra atau image dalam
pemasaran merupakan hal penting dan bisa memperkuat brand LEMIGAS. Melalui

25
Bettencourt, L.A dan Ulwick A.W., 2008, The customer-centered innovation map, Harvard Busines
Review, May,
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 81 -
komunikasi, dialog dan berbagi pengetahuan hasil riset/kajian dengan pelanggan dan
masyarakat migas yang memiliki makna yang dalam maka akan dapat membangun
partnership dan hal ini pada gilirannya akan melahirkan trust mereka terhadap
LEMIGAS. Saat ini brand akan dibangun dengan cara menghubungkannya langsung
dengan orang (people) yang disebut sebagai emotional branding. Proses emotional
branding didasarkan pada empat pilar: hubungan, sensorial experiences, imagination,
dan vision.26

4.1.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif keempat dari Peta Strategi dan BSC adalah Pembelajaran dan
Pertumbuhan (learning and growth) yakni aset-aset organisasi yang tak- tampak
(intangible assets) yaitu sumberdaya manusia, sumberdaya informasi, dan sumberdaya
organisasi. Aset-aset non-fisik ini merupakan aset penting dalam penciptaan nilai yang
berkelanjutan (sustainable value creation). Aset-aset tak tampak juga dikenal sebagai
modal intelektual dan diartikan sebagai kapabilitas-kapabilitas para karyawan suatu
organisasi/perusahaan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.27

Tabel 27. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

Kode Saat
Sasaran Strategis IKU 2014 2015 2016 2017 2018
SS Ini
L-12 Meningkatkan • % komposisi ideal Pejabat 41% 50% 55% 60% 65% 70%
Kompetensi SDM Fungsional
• % jumlah S2 danS3 terhadap 17% 20% 25% 30% 35% 40%
total jumlah pegawai
L-13 Sistem Informasi • % sistem informasi yang 10% 25% 40% 55% 70% 85%
yang Terintegrasi terintegrasi
• % jumlah data dan informasi 10% 25% 40% 55% 70% 85%
litbang yang dikelola
terintegrasi
L-14 Internalisasi visi, Jam keterlibatan pembahasan 50 100 150 200 250 300
misi, dan nilai nilai Sistem Manajemen Strategis
yang dibutuhkan
dalam melaksanakan
strategi
L-15 Meningkatkan % mutu hasil uji 50% 50% 60% 70% 80% 90%
Excelence
Infrastruktur

Sasaran-sasaran yang ditetapkan pada perspektif proses internal (Tabel 26) harus di
selaraskan (alignment) dengan sasaran-sasaran pada perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan (Tabel 27) dan masing-masing harus terintegrasi.28 Dengan kata lain aset-
aset tak tampak harus selaras dengan strategi organisasi/perusahaan (strategic alignment)
yang dioperasionalkan dalam tema-tema strategis (strategic themes) pada perspektif

26
Gobe, M., 2001, Emotional Branding, Allworth Press
27
Stewart, T.A., 1998, Intellectual Capital: The New Wealth of Organizations, Double Day
28
Kaplan, R.S. dan Norton, D.P. (2001) The Strategy-Focused Organization: How Balance Scorecard
Companies Thrive in the New Business Environment. Harvard Business School Press, Boston; Kaplan,
R.S. dan Norton, D.P. (2004) Strategy Maps: Converting Intangible Assets into Tangible Outcomes.
Harvard Business School Press, Boston
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 82 -
proses internal. Aset-aset tak tampak dibangun atas dasar kapabilitas yang diciptakan
pada aset-aset tak tampak dan aset tampak (tangible) lainnya yang saling bersinergi.

Contoh alignment diilustrasikan sebagai berikut: pilihan antara pelatihan Total


Quality Management (TQM) dan Customer Relationship Management (CRM) akan
bergantung pada pilihan strategi organisasi. Apabila strategi yang dipilih adalah total
customer solution maka pelatihan CRM merupakan prioritas yang akan dilaksanakan.
Sedangkan contoh integrasi (integration) antara lain: investasi pada Teknologi Informasi
(TI) akan tidak berarti kecuali dengan diikuti program-program pelatihan dan insentif
terhadap sumber daya manusia (SDM). Sebaliknya program pelatihan SDM kurang
memberikan nilai kecuali jika dilengkapi dengan peralatan teknologi moderen. Lebih
dari itu, kebijakan program-program TI dan SDM harus selaras dengan strategi
organisasi yang ada. Kaplan dan Norton menunjukkan tiga teknik alignment untuk
menjembatani antara aset-aset tak tampak dan peta strategi29:
 Rumpun pekerjaan strategik (strategic job families)
 Portofolio teknologi informasi strategik (strategic IT portfolio)
 Agenda perubahan organisasi (organization change agenda)

1) Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh LEMIGAS merupakan aset
berharga dalam terciptanya hasil pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan
dan pelayanan jasa teknologi yang unggul. Komposisi SDM saat ini berdasarkan
klasifikasi pendidikan ditunjukkan pada Tabel 28 dan 0. Upaya pengembangan
sumber daya manusia terus-menerus dilakukan dalam bentuk pendidikan dan
pelatihan berupa kursus dan mengikuti uji kompetensi dan profesi sesuai dengan
keahliannya. Sehingga semua tenaga ahli yang ada sudah memiliki sertifikat bidang
keahliannya dan diharapkan lebih cakap dan mampu bekerja secara profesional.

Peningkatan kualifikasi personil dilaksanakan pada lembaga sertifikasi personil


dan lembaga asosiasi profesi. Tenaga ahli yang ada juga menguasai bidang
Lingkungan, Kesehatan, dan Keselamatan kerja dalam melaksanakan fungsinya. 0
menggambarkan secara lengkap komposisi SDM berdasarkan pendidikan dan bidang
ilmu yang dikuasai.

LEMIGAS menetapkan dua sasaran strategik untuk sektor sumber daya manusia
(SDM). Kedua sasaran tersebut adalah 1) meningkatnya kompetensi strategis dan 2)
memiliki daya tarik dan kemampuan mempertahankan personil berkualitas.
Kompetensi strategis dimaksudkan untuk menyediakan ketrampilan, pengetahuan,
dan etika/tata nilai guna melaksanakan aktivitas yang diperlukan sesuai strategi yang
ada. Sebagai indikator kinerja atas sasaran ini adalah kesiapan aset SDM (Human
Capital Readiness). Sementara itu, daya tarik dan loyalitas personil ditetapkan demi

29
Kaplan, R.S. dan Norton, D.P. (2004) Strategy Maps: Converting Intangible Assets into Tangible
Outcomes. Harvard Business School Press, Boston
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 83 -
memperoleh personil dengan kualitas dan komitmen yang tinggi. Hasil ujian
penerimaan karyawan dan survei kepuasan karyawan dapat dijadikan indikator dalam
mengukur pencapaian sasaran.

Tabel 28. Komposisi SDM berdasarkan klasifikasi pekerjaan dan pendidikan


Personil Litbang Menurut Klasifikasi Pekerjaan dan
Jumlah
Tingkat Pendidikan
Kelompok Fungsional
a. S3 13
b. S2 63
c. S1 184
d. D3 28
e. <D3 115
Staf Pendukung Litbang Lainnya
a. S3 1
b. S2 11
c. S1 47
d. D3 12
e. <D3 140
TOTAL 614

Tabel 29. Komposisi SDM Berdasarkan Pendidikan dan Keahlian


(status: 1 Desember 2013)
Tingkat Jml Tingkat Jml
Pendidikan Keahlian /org Pendidikan Keahlian /org

Doktor Geofisika 1 Kedokteran Gigi 2


Geokimia Migas 1 Kesejahteraan Sosial 1
Kimia 6 Kimia 5
Teknik Geologi 3 Kimia Murni 9
Teknik Perminyakan 3 Manajemen 2
Total 14 Manajemen Industri 1
Pasca Basin Evaluation & Dynamics 1 Manajemen Informatika 7
Sarjana Bioteknologi 1 Manajemen Kearsipan 1
Corrosion & Engineering 1 Manajemen Keuangan 1
Corrosion & Protection 1 Manajemen Pembangunan Daerah 1
Manajemen Sumber Daya
Fisika 5 2
Manusia
Gas Engineering 1 MIPA Fisika 2
Gas Engineering & Management 1 MIPA Kimia 5
Geofisika 2 Pendidikan Kimia 1
Geofisika & Meteorologi 1 Perpustakaan 1
Geofisika Terapan 3 Statistika 1
Geologi/Geosaecicis 1 Teknik Elektro 5
Geothermal Engineering 1 Teknik Elektro Penerbangan 1
Hukum 1 Teknik Fisika 1
Ilmu Administrasi 1 Teknik Gas & Petrokimia 7
Ilmu Fisika 1 Teknik Geologi 42
Ilmu Hukum 1 Teknik Informatika 9
Ilmu Kimia 3 Teknik Kimia 23

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 84 -
Tingkat Jml Tingkat Jml
Pendidikan Keahlian /org Pendidikan Keahlian /org

Ilmu Komputer 2 Teknik Komputer 1


Ilmu Lingkungan 1 Teknik Lingkungan 6
Ilmu Material 2 Teknik Listrik 4
Kimia 7 Teknik Mesin 9
Kimia Perminyakan 1 Teknik Perminyakan 31
MIPA Kimia 1 Teknik Sipil 1
Manajemen Keuangan 1 Teknik Gas & Petrokimia 1
Manajemen Pemasaran 2 Total 231
Pengelolaan Sumberdaya Alam & Sarjana
2 Administrasi Kepegawaian 1
Lingk. Muda
Perencanaan Kebijakan Publik 1 Analisis Kimia 2
Remote Sensing 1 Akuntansi 1
Teknik Geologi 6 Hukum 2
Teknik Kimia 4 Ilmu Komputer 1
Teknik Mesin 3 Instrumentasi 1
Teknik Metalurgi 4 Instrumentasi dan Elektronika 1
Teknik Perminyakan 9 Komputer 1
Wellbore Stability 1 Logistik 1
Total 74 Manajemen Informatika 1
Sarjana Administrasi Negara 8 Pengolahan 2
Administrasi Niaga 2 Perbankan 1
Akuntansi 1 Produksi 1
Bahasa Inggris 1 Teknik Elektro 5
Biologi 12 Teknik Geologi 2
Ekonomi Manajemen 4 Teknik Kimia 4
Ekonomi Pembangunan 2 Teknik Komputer 2
Ekonomi Perusahaan 2 Teknik Listrik 1
Fisika 4 Teknik Mesin 5
Geofisika 2 Teknik Perminyakan 3
Geofisika & Meteorologi 2 Teknik Sipil 3
Geografi 3 Teknik Tambang 2
Hukum 3 Utilities 1
Ilmu Kelautan 2 Total 40

Penetapan kompetensi yang paling dibutuhkan harus diselaraskan dengan


sasaran pada perspektif proses internal agar strategi organisasi/perusahaan dapat
dieksekusi dengan efektif. Pendekatan ini membuat aktifitas organisasi lebih
fokus dan tepat sasaran sehingga akan mendorong peningkatan kinerja yang
pada gilirannya membuahkan nilai yang berkelanjutan bagi pelanggan dan
shareholder. Beberapa program yang mendapat perhatian adalah sebagai
berikut:
 Membuat peta/profil kompetensi pegawai dan beban kerja
 Peningkatan sertifikasi personil dan kursus-kursus
 Peningkatan kompetensi sesuai dengan Rumpun Pekerjaan Strategis
 Membangun perencanaan dan pengembangan SDM dan karir
 Program Pendidikan S2 dan S3
 Diklat struktural dan fungsional
 Pembinaan dan pengembangan technology advisors
 Membangun, menerapkan dan meningkatkan manajemen pengembangan
sumberdaya manusia

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 85 -
Pengembangan SDM juga dilakukan melalui jenjang pendidikan formal,
pada tahun 2013 sebanyak 11 orang mendapatkan beasiswa dari Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral c.q. Biro Kepegawaian dan Organisasi yaitu
melanjutkan pendidikan Pasca Sarjana dalam negeri (ITB, UI, dan UGM) dalam
bidang Teknik Perminyakan, Geologi, Teknik Mesin, Sistem Informasi
Geografi dan Manajemen Bisnis Energi.

Ukuran kesiapan SDM merupakan hasil rata-rata dari nilai kesiapan


masing-masing pekerjaan strategik dalam bentuk persentase kesiapan dimana
angka 100 % merupakan angka maksimum. LEMIGAS menargetkan kesiapan
SDM lebih besar dari 75 % pada tahun 2018. Gambar 3- berikut adalah
menunjukkan rencana pengembangan SDM di LEMIGAS.

Pengembangan SDM Puslitbangtek Minyak dan Gas Bumi 2015 - 2018


 1 S3 Geologi  1 S3 Geologi
 1 S3 T. Kimia  2 S3 Pertambangan/Perminyakan  2 S3 Pertambangan/Perminyakan
 1 S3 T. Metalurgi  2 S2 Geologi  1 S3 MIPA Kimia
 1 S3 Aplikasi Produk  2 S2 Geofisika  1 S3 T. Kimia
 1 S2 T. Gas  2 S2 T. Kimia  2 S2 Geologi
 1 S2 T. Material  2 S2 Pertambangan/Perminyakan  2 S2 Geofisika
 4 S2 Aplikasi Produk  1 S1 Geologi  2 S2 T. Kimia
 1 S2 Katalis Kilang  1 S1 Pertambangan/Perminyakan  2 S2 Pertambangan/Perminyakan
 2 S2 T. Perminyakan  1 S1 Geofisika  1 S1 Geologi
 1 S2 Geologi Struktur  1 S1 T. Kimia  1 S1 Pertambangan/Perminyakan
 1 S2 Geofisik  1 S1 MIPA Kimia  1 S1 MIPA Kimia
 5 Ahli Teknik Lapangan  1 S1 Adm Negara/Manajemen  2 D3 T. Listrik
 2 Analis QC  3 D3 Analis Kimia  3 D3 T. Laboratorium
 2 Operator  2 D3 T. Laboratorium

2014 2015 2016 2017 2018


 1 S3 Geologi  1 S3 Geologi
 2 S3 Pertambangan/Perminyakan  1 S3 Pertambangan/Perminyakan
 1 S3 T. Kimia  2 S3 T. Kimia
 2 S2 Geologi  2 S2 Geologi
 2 S2 Geofisika  1 S2 Geofisika
 2 S2 T. Kimia  2 S2 T. Kimia
 2 S2 Pertambangan/Perminyakan  3 S2 Pertambangan/Perminyakan
 1 S1 Geologi  2 S1 Geologi
 1 S1 Pertambangan/Perminyakan  2 S1 Pertambangan/Perminyakan
 1 S1 Geofisika  2 S1 MIPA Kimia
 1 S1 T. Kimia  3 D3 Analis Kimia
 2 S1 MIPA Kimia  2 D3 T. Laboratorium
 1 S1 Akuntansi
 2 D3 T. Listrik
 1 D3 T. Sipil
 1 D3 T. Mesin
 5 D3 Analis Kimia

Gambar 27. Usulan pengembangan SDM LEMIGAS

2) Sumber Daya Teknologi Informasi

Kesiapan Sumber Daya Teknologi Informasi (SDTI) di LEMIGAS terdiri


atas adanya infrastruktur teknologi dan aplikasi sumber daya informasi.
Infrastruktur teknologi terbagi menjadi dua aspek: teknologi (misalnya
mainframe sentral dan jaringan komunikasi) dan pengatur (misalnya standar,
keamanan, dan perencanaan situasi darurat). Aplikasi SDTI adalah suatu paket
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 86 -
informasi, pengetahuan, dan teknologi yang dibangun pada infrastruktur
teknologi guna mendukung kegiatan-kegiatan dari proses-proses internal
(manajemen operasi, manajemen pelanggan, inovasi, regulasi, dan sosial).
Aplikasi SDTI dibagi menjadi tiga jenis:
1) Aplikasi proses transaksi
2) Aplikasi transformasi
3) Aplikasi analitik

Aplikasi proses transaksi adalah sistem dimana transaksi utama


perusahaan yang berulang menjadi otomatis. Aplikasi transformasi adalah
sistem dan jaringan yang merubah model bisnis yang ada sedangkan aplikasi
analitik adalah sistem dan jaringan yang digunakan untuk analisis, interpretasi,
dan berbagi informasi/pengetahuan. Analog dengan indikator kinerja pada
sumber daya manusia, indikator kinerja pada SDTI juga menggunakan
persentase kesiapan atau disebut sebagai information capital readiness.

Gambar 28 menjelaskan skema integrasi sistem di LEMIGAS.


Mengintegrasikan teknologi informasi dalam semua proses bisnis adalah target
utama yang akan diukur kesiapannya sebesar 75 % pada tahun 2013.
Implementasi dimulai dari level paling bawah, yang bersifat Sistem Berbasis
Transaksi (Transaction Based System) pada setiap SBA. Sehubungan dengan
hal ini dilakukan implementasi pembuatan aplikasi Sistem Pegawai (SIPEG),
Laboratorium Information Management System (LIMS), Sistem Keuangan
(SIKEU), Sistem Dokumentasi Informasi (SIDOKIN) dan Sistem Procurement
(SIPROC). Kemudian data-data yang tersebar pada setiap transaksi mulai diolah
sesuai proses bisnis yang ada pada level Management Information System.
Informasi yang sudah diolah tersebut dikembangkan sehingga menjadi data-data
penting untuk pengambilan keputusan (Decision Support System). Pihak
manajemen dapat memanfaatkan summary dari berbagai sumber informasi ini
sebagai pegangan untuk mengambil keputusan strategis perusahaan (Executive
Information System).

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 87 -
Gambar 28. Sistem Integrasi di LEMIGAS

Secara umum perencanaan infrastruktur Information Technology (IT) di


LEMIGAS terdiri atas:
a. Infrastruktur fisik (aplikasi, manajemen komunikasi, manajemen data,
risiko dan keamanan, channel dan fasilitas)
b. Infrastruktur manajemen (manajemen IT, arsitektur dan standar, pendidikan
sistem informasi dan penelitian dan pengembangan).

3) Sumber Daya Organisasi


Sumber daya lain yang penting di samping sumber daya manusia dan
sumber daya informasi adalah sumber daya organisasi (SDO). SDO
didefinisikan sebagai kemampuan organisasi untuk memobilisasi dan
melestarikan proses perubahan yang diperlukan dalam mengeksekusi
strateginya. SDO tidak hanya menyelaraskan sumber daya tak tampak
(intangible assets) dan sumber daya tampak (tangible dan financial assets)
namun juga memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan secara bersama-
sama aset-aset tersebut untuk mencapai sasaran strategik organisasi. Sebuah
organisasi dengan SDO yang tinggi memiliki pemahaman bersama tentang visi,
misi, nilai-nilai, dan strategi yang mendorong kepada penciptaan kultur kinerja
penopang strategi dan berbagi pengetahuan ke atas, ke bawah, dan lintas
organisasi sedemikian rupa sehingga setiap orang bekerja sama dan pada arah
yang sama. Sebaliknya, organisasi dengan SDO yang rendah belum berhasil
dalam mengkomunikasikan prioritasnya dan menjalankan kultur barunya.
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 88 -
Kemampuan untuk membangun SDO yang efektif merupakan salah satu
prediktor terbaik untuk meraih sukses dalam mengeksekusi strategi.

Secara umum terdapat tiga hingga lima sasaran strategik SDO yang sering
dijumpai pada organisasi. Tapi penetapan sasaran-sasaran strategik tersebut
biasanya bukan sesuatu yang dirancang dengan baik dan intuitif. Para eksekutif
tidak memiliki kerangka umum untuk memfokuskan pemikiran mereka pada
kultur dan iklim organisasi, dan, pada khususnya, untuk menyelaraskannya
dengan strategi. Namun meskipun kerangkanya lemah dan beragamnya
pendekatan yang digunakan, ada empat hal penting yang sering dijumpai dalam
pendeskripsian dan pengukuran SDO:
a. Kultur: Menumbuhkembangkan kultur orientasi pelanggan, kewirausahaan
dan inofatif.
b. Kepemimpinan: Ketersediaan pemimpin yang berkualitas pada semua level
untuk memobilisasi organisasi kearah strateginya.
c. Keselarasan (alignment):. Kesadaran (awareness) dan internalisasi visi,
misi, dan tata nilai yang dibutuhkan untuk mengeksekusi strategi.
d. Kerjasama Tim: Berbagi pengetahuan strategik dalam seluruh aspek
organisasi.

5. Model Bisnis

Model bisnis yang efektif memiliki 4 elemen yang saling berkait dalam
menciptakan nilai: 1) nilai yang ditawarkan pada pelanggan, 2) formula laba, 3)
sumberdaya utama, dan 4) proses-proses utama.31 Nilai yang ditawarkan pada
pelanggan adalah solusi teknologi terintegrasi dari sinergi hasil riset, laboratorium,
konsultansi dan pengalaman melalui hubungan jangka panjang dengan pelanggan
yang bermakna. Sementara itu, formula laba adalah harga premium karena adanya
nilai tambah, jumlah jasa yang lebih banyak ditawarkan karena sifatnya integrasi
baik itu antar fungsi yang ada ataupun dengan pihak ketiga, dan hubungan jangka
panjang. Selain itu, sumberdaya atau kapabilitas penting LEMIGAS adalah sarana
laboratorium, pengalaman dan reputasi, dan sistem manajemen mutu dengan
sertifikasi internasional sedangkan proses-proses utama adalah pengelolaan
hubungan pelanggan, pengelolaan data/informasi/pengetahuan, dan pengelolaan
inovasi khususnya dalam rangka solusi persoalan pekerjaan penting pelanggan,
getting the jobs done.

31
Johnson, M.W., Christensen, C.M., dan Kagermann, H., 2008, Reinventing your business model,
Harvard Business Review, December.
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 89 -
Seperti terlihat pada Gambar 29 Model Bisnis LEMIGAS merupakan sinergi
tiga aktifitas: kapabilitas riset, kapabilitas laboratorium, dan akumulasi pengalaman
dan pengetahuan (knowledge repository) yang saling selaras, terintegrasi, dan
memperkuat dalam menghasilkan jasa profesional dalam bentuk solusi terhadap
persoalan teknis pelanggan (jasa solusi pelanggan), yang mana dalam hal ini
digambarkan pada lingkaran bagian tengah atau inti dari segitiga kapabilitas riset-
laboratorium-knowledge repository. Rantai nilai ini juga termasuk dalam melakukan
kerjasama strategis dengan pihak ketiga dalam rangka memperkuat competitive
advantage. Pada bagian luar terdapat lingkaran yang merupakan proses-proses dan
sumberdaya utama LEMIGAS: manajemen hubungan pelanggan, teknologi
informasi/komunikasi, manajemen pengetahuan, dan manajemen inovasi. Data,
informasi, dan pengetahuan (knowledge repository) merupakan intangible assets
LEMIGAS penting yang merupakan akumulasi pengalaman LEMIGAS selama 44
tahun dan hal ini digerakkan dengan kemampuan manajemen pengetahuan.

Gambar 29. Model Bisnis LEMIGAS

6. Proyeksi Keuangan Tahun 2014-2018

Pembahasan Proyeksi Keuangan Tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 meliputi
proyeksi keuangan lima tahunan dengan menerapkan PPK-BLU.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 90 -
A. Proyeksi Keuangan Lima Tahunan

Proyeksi keuangan lima tahunan jika menerapkan PPK-BLU meliputi proyeksi


pendapatan, proyeksi belanja, dan proyeksi surplus/defisit.
Proyeksi Pendapatan yang dikelola oleh LEMIGAS terdiri atas:
1. Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Pelayanan Riset dan Jasa Teknologi
(PNBP Jatek)
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak Dana Hasil Penjualan Batubara (PNBP
DHPB)
3. Rupiah Murni

PNBP Jatek LEMIGAS yang dilaksanakan oleh Kelompok Pelaksana


Penelitian dan Pengembangan (KPPP) Teknologi Eksplorasi, Teknologi
Eksploitasi, Teknologi Proses, Teknologi Aplikasi, dan Teknologi Gas bersumber
dari adanya permintaan pelayanan jasa teknologi dari pihak ketiga terutama dari
perusahaan-perusahan migas baik bidang hulu maupun hilir. Namun disamping itu
ada juga pihak-pihak diluar usaha migas yang membutuhkan jasa teknologi
LEMIGAS seperti Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, dan beberapa usaha
swasta lainnya.

PNBP DHPB bersumber dari hasil penjualan batubara yang dialokasikan


oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk pengembangan sarana
prasarana LEMIGAS disamping ada juga sebagian dana tersebut digunakan untuk
melaksanakan kegitan litbang. Sementara itu, Rupiah Murni bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Rupiah Murni selama 5 tahun ke depan diproyeksikan akan mengalami


kenaikan sebesar 5 %. Proyeksi tersebut diperkirakan karena adanya faktor-faktor
berikut:

a. Asumsi makro seperti tingkat inflasi, kenaikan BBM, nilai kurs rupiah, nilai
tingkat suku bunga yang mempengaruhi naiknya pembiayaan.

b. Meningkatnya biaya pemeliharaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh


LEMIGAS.

1) Proyeksi Pendapatan

Dengan adanya penerapan PPK – BLU, maka diharapkan pendapatan


PNBP Jatek LEMIGAS akan meningkat konservatif sebesar 10% (Tabel 30).
Peningkatan ini sebagai akibat dari penerapan PPK-BLU yang salah satu
karakteristiknya adalah pendapatan dan sumbangan dapat digunakan langsung
dan dikelola secara otonom dan fleksibel dibanding dengan PNBP. PPK-BLU
juga memiliki prinsip efisiensi dan produktivitas ala korporasi, yang salah satu
faktor pendukungnya adalah arus perputaran kas semakin baik. Dengan
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 91 -
sehatnya arus kas, maka pelayanan jatek dapat dikelola dengan lebih baik
termasuk dalam hal ini memungkinkan untuk melakukan perubahan kultur dari
gaya birokrat menjadi entrepreneur khususnya dibidang pengembangan usaha
yang dapat membantu menopang pengembangan kualitas layanan LEMIGAS
serta dapat memberikan pelayanan seoptimal mungkin kepada para pelanggan.
Selain itu, penerapan PPK-BLU sejalan dengan implementasi strategi bisnis
LEMIGAS mereposisi bisnisnya menjadi jasa solusi yang terintegrasi
sebagaimana didiskusikan pada bab 5.D.5. PNBP dengan PPK-BLU tersebut
dapat dikelola secara profesional sehingga mendorong peningkatan kualitas
pelayanan jatek sesuai dengan standar pelayanan minimum yang telah
ditetapkan dengan mengedepankan pengelolaan sumber daya yang ekonomis,
efisien, dan efektif sesuai dengan praktek bisnis yang sehat.

Akibat langsung yang dapat dirasakan setelah menerapkan PPK-BLU


dalam rangka meningkatkan pendapatan dari pelayanan jasa teknologi adalah
sebagai berikut:
 Cash flow menjadi lancar
 Terjadinya efisiensi dan efektivitas biaya
 Fleksibel dalam pengelolaan keuangan, investasi dan SDM
 Memicu peningkatan kinerja pelayanan

Tabel 30. Proyeksi Pendapatan Dengan Menerapkan PPK-BLU


No Jenis Pendapatan Anggaran (000 Rp.) Tahun
2014 2015 2016 2017 2018
1 PNBP Jatek (BLU) 85.338 85.500 85.500 87.400 89.500
2 PNBP-DHPB 20.000 19.000 18.050 17.148 16.290
3 Rupiah Murni 224.662 216.933 210.601 204.812 199.549
Total 330.000 325.538 322.736 320.749 319.568

Gambar 30 dalam bentuk bar warna hijau menunjukkan proyeksi


peningkatan pendapatan pelayanan jatek sebesar 2,5% setiap tahunnya mulai
tahun 2016, sehingga pada tahun 2018 terjadi pertumbuhan sebanyak 7,5%.

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 92 -
Grafik Proyeksi Pendapatan Dengan Menerapkan PK-BLU

Belanja Rupiah Murni


Belanja PNBP DHPB
Anggaran Belanja Indikatif ( milyar rupiah)

Belanja BLU

250 225 217 211 205 200


200
85 86 86 87 90
150

100
20 19 18 17 16
50

-
2014 2015 2016 2017 2018

Tahun Anggaran

Gambar 30. Proyeksi perbandingan pendapatan PNBP jasa teknologi, PNBP DHPB, dan
Rupiah Murni tahun 2014-2018

2). Proyeksi Belanja

Proyeksi belanja meliputi belanja operasi dan belanja modal dengan


penjelasan sebagai berikut:
1. Belanja operasi, dengan rincian belanja yang terdiri atas: belanja pegawai,
dan belanja barang
2. Belanja modal, dengan rincian biaya belanja yang terdiri atas: belanja aset
tetap, belanja aset lainnya

Belanja yang diproyeksikan disesuaikan dengan kebutuhan


pengembangan organisasi setelah menerapkan PPK-BLU yang mempunyai
karakteristik pengelolaan dana hasil pelayanan teknologi dengan prinsip
efisiensi dan produktivitas ala korporasi. Komposisi rata-rata antara belanja
operasi dengan belanja modal berturut-turut terhadap total belanja selama lima
tahun sebesar 59.62 % berbanding 40.38 %, dengan kenaikan rata-rata sebesar
10% (Tabel 31).

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 93 -
Tabel 31. Proyeksi Belanja Operasi dan Modal untuk Tahun 2014-2018
Anggaran Belanja Indikatif (000 Rp.)
No Jenis Belanja
2014 2015 2016 2017 2018
Belanja Operasi
1 Belanja Pegawai 43.000 45.150 47.408 49.778 52.267
2 Belanja Barang 175.000 166.250 157.938 150.041 142.539
Jumlah Belanja Operasi
Belanja Modal dan BLU
1 Belanja Aset Tetap 25.824 24.533 23.306 22.141 21.034
2 Belanja BLU 85.338 89.605 94.085 98.789 103.729
Jumlah Belanja Modal dan BLU
Total Belanja 325.538 322.736 320.749 319.568

Anggaran Belanja Indikatif dengan menerapkan PPK-BLU


Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Aset Tetap
Belanja BLU
Total Belanja

350

300

250

200

150

100

50

-
2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 31. Proyeksi Anggaran Belanja Indikatif tahun 2014-201

3). Proyeksi Surplus/Defisit sebelum depresiasi

Berdasarkan penentuan proyeksi pendapatan dan belanja jika LEMIGAS


menerapkan PPK-BLU selanjutnya dibuat proyeksi besaran surplus/defisit yang
dapat dihasilkan dari rencana pelaksanaan program dan kegiatan (Tabel 32).
Adapun perkiraan surplus/defisit ini bersumber dari penyerapan anggaran lebih
besar dari 90% untuk rupiah murni sedangkan untuk PNBP Jatek apabila PPK-
BLU sudah berjalan baik..

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 94 -
Tabel 32. Proyeksi surplus/defisit sebelum depresiasi dengan diterapkannya PK-BLU
Anggaran (000 Rp.)
Uraian
2014 2015 2016 2017 2018
Surplus/Defisit PK-BLU 54 56,7 59,5 62,5 65,6

Surplus Penerapan PK - BLU


70
65,6
62,5
60 59,5
56,7
54
Surplus (milyar rupiah)

50

40

30

20

10

0
2014 2015 2016 2017 2018
Series1 54 56,7 59,5 62,5 65,6

Gambar 32. Surplus Penerapan PPK - BLU

4) Proyeksi Keuangan

Pada bagian ini disajikan proyeksi pendapatan dan belanja, proyeksi neraca
dan proyeksi arus kas lima tahunan

1). Proyeksi Pendapatan dan Belanja


Proyeksi pendapatan dengan diterapkannya PK-BLU ditunjukkan pada
Tabel 30. Total kenaikan pendapatan dengan menerapkan PK-BLU pada tahun
2014 dan 2015 sebesar 5%. Hal serupa juga terjadi untuk tahun 2015 dan 2016
dimana pendapatan juga mengalami kenaikan sebesar 5%.

Tabel 33. Proyeksi pendapatan dengan menerapkan PPK- BLU


Anggaran (000 Rp.)Tahun
No PENDAPATAN
2014 2015 2016 2017 2018
1 PNBP Jatek PK-BLU 85.338 89.605 94.085 98.789 103.729
2 DHPB PK BLU 20.000 19.000 18.050 17.148 16.290
3 RM PK-BLU 224.662 216.933 210.601 204.812 199.549
Total PK-BLU 330.000 325.538 322.736 320.749 319.568

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 95 -
0 proyeksi perbandingan belanja LEMIGAS (PNBP Jatek, PNBP DHPB,
dan Rupiah Murni) yang diroyeksikan dengan diterapkannya PPK-BLU. Grafik
bentuk bar warna hijau menunjukkan proyeksi pendapatan PNBP Jatek.
Terdapat kecenderungan yang naik secara konsisten selama 5 (lima) tahun dari
tahun 2014 -2018. Untuk tahun 2018 diharapkan LEMIGAS sudah mampu
mencapai Pendapatan dengan nilai sebesar Rp. 90 milyar. Untuk PNBP-DHPB
diasumsikan dengan grafik berwarna merah. Terdapat kecenderungan
penurunan dari tahun 2014-2018 dengan diterapkannya PPK-BLU.
Diperkirakan pada tahun 2018 nilai PNBP-DHPB sebesar Rp. 16 milyar. Untuk
Rupiah Murni diproyeksikan mengalami penurunan secara konsisten secara
bertahap dari tahun 2014-2018 dan diperkirakan untuk tahun 2018 nilai Rupiah
Murni hanya sebesar Rp. 200 milyar.

2). Proyeksi Neraca


Proyeksi neraca jika menerapkan PPK-BLU dapat dilihat pada Tabel 34
Penilaian aset tetap jika menerapkan PPK-BLU penilaian dilakukan berdasarkan
rekapitalisasi, revaluasi, depresiasi dan realisasi belanja modal. Peningkatan
nilai aset tetap terjadi pada tahun ketiga setelah penerapan PPK-BLU (Gambar
34) sebesar 5%, 4.88%, dan 4.88% berturut-turut terhadap nilai aset. Untuk
piutang bukan pajak (Gambar 33) terjadi penurunan pada tahun kedua, ketiga
dan seterusnya jika menerapkan PK-BLU sebesar 5%.

Grafik Aset Lancar 2014-2018


30
Jumlah (Milyar Rupiah)

25

20

15

10

0
1 2 3 4 5
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018
Kas pada BLU 22.027.350. 23.128.717. 24.285.153. 25.499.411. 26.774.381.
Piutang Netto 13.832.515. 13.140.889. 12.483.845. 11.859.653. 11.266.670.
Persediaan 1.714.763.4 1.800.501.6 1.890.526.7 1.985.053.0 2.084.305.7

Gambar 33. Proyeksi Aset Lancar jika menerapkan PK-BLU

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 96 -
1.500
Grafik Aset Tetap 2014-2018

1.000

Jumlah (Milyar Rupiah)


500

(500)

(1.000)
2014 2015 2016 2017 2018
Tanah 1.031.642.510.739 1.083.224.636.276 1.137.385.868.090 1.194.255.161.495 1.253.967.919.569
Peralatan dan Mesin 708.901.132.936 744.346.189.582 781.563.499.062 820.641.674.015 861.673.757.715
Gedung dan Bangunan 352.122.992.376,1 369.729.141.994,9 388.215.599.094,6 407.626.379.049,4 428.007.698.001,8
Jalan, Irigasi dan Jaringan 16.925.683.707,77 17.771.967.893,15 18.660.566.287,81 19.593.594.602,20 20.573.274.332,31
Aset Tetap Lainnya 7.803.471.957,75 8.193.645.555,64 8.603.327.833,42 9.033.494.225,09 9.485.168.936,34
Konstruksi Dalam Pengerjaan 19.088.282.643 20.042.696.775 21.044.831.613 22.097.073.194 23.201.926.854
Akumulasi Penyusutan (686.457.692.538) (720.780.577.165) (756.819.606.023) (794.660.586.324) (834.393.615.640)

Gambar 34. Proyeksi Aset Tetap dengan diterapkannya PK-BLU

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 97 -
Tabel 34. Proyeksi Neraca dengan diterapkannya PK-BLU
Keterangan 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6
ASET
ASET LANCAR
Kas pada Badan Layanan Umum 22.027.350.241 23.128.717.753 24.285.153.641 25.499.411.323 26.774.381.889
Piutang Bukan Pajak 0
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Bukan Pajak 0
Piutang Bukan Pajak (Netto)
Piutang dari kegiatan Operasional Badan Layanan 19.274.773.674 18.311.034.991 17.395.483.241 16.525.709.079 15.699.423.625
Umum
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang dari (5.442.258.088) (5.170.145.184) (4.911.637.925) (4.666.056.029) (4.432.753.227)
Kegiatan Operasional BLU
Piutang dari Kegiatan Operasional BLU (Netto) 13.832.515.586 13.140.889.807 12.483.845.316 11.859.653.051 11.266.670.398
Persediaan 1.714.763.476 1.800.501.649 1.890.526.732 1.985.053.069 2.084.305.722
Beban dibayar di muka -
JUMLAH ASET LANCAR 37.574.629.303 38.070.109.209 38.659.525.689 39.344.117.442 40.125.358.009
ASET TETAP
Tanah 1.031.642.510.739 1.083.224.636.276 1.137.385.868.090 1.194.255.161.495 1.253.967.919.569
Peralatan dan Mesin 708.901.132.936 744.346.189.582 781.563.499.062 820.641.674.015 861.673.757.715
Gedung dan Bangunan 352.122.992.376,12 369.729.141.994,93 388.215.599.094,67 407.626.379.049,41 428.007.698.001,88
Jalan, Irigasi dan Jaringan 16.925.683.707,77 17.771.967.893,15 18.660.566.287,81 19.593.594.602,20 20.573.274.332,31
Aset Tetap Lainnya 7.803.471.957,75 8.193.645.555,64 8.603.327.833,42 9.033.494.225,09 9.485.168.936,34
Konstruksi Dalam Pengerjaan 19.088.282.643 20.042.696.775 21.044.831.613 22.097.073.194 23.201.926.854
Akumulasi Penyusutan (686.457.692.538) (720.780.577.165) (756.819.606.023) (794.660.586.324) (834.393.615.640)
JUMLAH ASET TETAP 1.450.026.381.821,54 1.522.527.700.913 1.598.654.085.958 1.678.586.790.256 1.762.516.129.769
ASET LAINNYA
Aset Tak Berwujud 32.223.106.969,13 30.611.951.620,67 29.081.354.039,64 27.627.286.337,65 26.245.922.020,77
Aset Lain-lainnya 2.945.394.491 2.798.124.767 2.658.218.528 2.525.307.602 2.399.042.222
Akumulasi Penyusutan (30.880.142.296) (29.336.135.181) (27.869.328.422) (26.475.862.001) (25.152.068.901)
JUMLAH ASET LAINNYA 4.288.359.163,96 4.073.941.205,76 3.870.244.145,47 3.676.731.938,20 3.492.895.341,29
JUMLAH ASET 1.491.889.370.288,34 1.564.671.751.327,75 1.641.183.855.792,88 1.721.607.639.636,34 1.806.134.383.119,27
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Hutang Lain-lain 822.397.665 781.277.782 742.213.893 705.103.198 669.848.038
Hutang Pajak 410.057.451 389.554.578 370.076.849 351.573.007 333.994.356
Utang kepada Pihak Ketiga (biaya yang masih harus dibayar) 291.778.255 277.189.342 263.329.875 250.163.381 237.655.212
Pendapatan Diterima Dimuka
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 1.524.233.370 1.448.021.702 1.375.620.616 1.306.839.586 1.241.497.606
EKUITAS DANA
EKUITAS TIDAK TERIKAT
Ekuitas Awal 1.219.551.579.748 1.219.551.579.748 1.219.551.579.748 1.219.551.579.748 1.219.551.579.748
Surplus Tahun Lalu 76.656.945.280 48.820.017.187 149.515.537.988 125.404.522.737 230.008.102.862
(Defisit) Surplus Tahun Berjalan 48.820.017.187 149.515.537.988 125.404.522.737 230.008.102.862 209.996.608.199
Ekuitas Terikat Temporer
Ekuitas Terikat Permanen 145.336.594.703 145.336.594.703 145.336.594.703 145.336.594.703 145.336.594.703

JUMLAH EKUITAS 1.490.365.136.918 1.563.223.729.626 1.639.808.235.176 1.720.300.800.050 1.804.892.885.512


JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1.491.889.370.288 1.564.671.751.328 1.641.183.855.792 1.721.607.639.636 1.806.134.383.118

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS - 98 -


3). Proyeksi Arus Kas dengan menerapkan PPK - BLU
Perbandingan proyeksi arus kas masuk dan keluar jika menerapkan PK-
BLU ditunjukkan pada Gambar 35. Total arus kas masuk meningkat rata-rata
sebesar 10 %. Kenaikan arus kas tersebut diprediksikan akan mengalami
kenaikan secara progressif sebesar 10 % setiap tahunnya berimbang dengan
kenaikan atas penerimaan pendapatan yang juga mengalami kenaikan progressif
berimbang setiap tahun.

Tabel 35. Arus Kas BLU


Anggaran (000 Rp.)
Uraian
2014 2015 2016 2017 2018
Arus Kas PK-BLU 20.000 22.000 24.200 26.620 29.282

Arus Kas Penerapan PK - BLU


35.000

30.000 29.282
Arus Kas (milyar rupiah)

26.620
25.000 24.200
22.000
20.000 20.000

15.000

10.000

5.000

-
2014 2015 2016 2017 2018
Arus Kas PK-BLU 20.000 22.000 24.200 26.620 29.282

Gambar 35. Proyeksi arus kas masuk dan keluar dengan menerapkan PK-BLU

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS - 99 -


Bab VI. Penutup

Semangat yang menjiwai Rencana Strategis (Renstra) Bisnis ini adalah perubahan
dan pembaruan agar tercapai kinerja yang lebih baik dengan meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pengelolaan keuangan negara, serta mendorong perbaikan kinerja pelayanan
instansi pemerintah kepada masyarakat. Oleh karena itu, dengan Renstra Bisnis ini
diharapkan LEMIGAS dapat melanjutkan transformasi menjadi institusi teknologi migas
yang efisien, handal, adaptif, dan berdaya saing tinggi melalui penerapan PPK-BLU
secara baik, sesuai dengan semangat perubahan yang diinginkan oleh Pemerintah dalam
reinventing goverment.

Renstra Bisnis ini merupakan “hipotesis” yang akan di “validasi” bersamaan


dengan proses implementasinya. Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa strategi
yang telah diterjemahkan ke dalam rencana strategis ini selanjutnya masuk pada tahapan
alignment yaitu suatu tahap dimana seluruh elemen organisasi diselaraskan dan
disinkronkan dengan rencana strategi ini. Bersamaan dengan proses tersebut jajaran
Manajemen LEMIGAS akan melakukan mobilisasi agar semangat perubahan
terinternalisasi pada seluruh elemen organisasi. Semua level dan elemen unit organisasi
harus saling memiliki keterkaitan dan keselarasan dengan strategi organisasi untuk
mewujudkan visi dan tujuan organisasi dengan efektif.

Implementasi Renstra Bisnis LEMIGAS akan dilaksanakan oleh seluruh unit


organisasi dengan menjabarkan Renstra Bisnis ke dalam Renstra Bisnis unit organisasi.
Sedangkan untuk operasionalisasi rencana strategis tersebut, LEMIGAS dan seluruh unit
organisasi akan menyusun rencana kerja tahunan yang terintegrasi dan penetapan
anggaran, selanjutnya akan dibuat rencana kerja operasional yang merupakan penjabaran
dari Renstra Bisnis. Hasil implementasi perencanaan tersebut akan dilakukan evaluasi
kinerja internal dan akan dilaporkan kepada publik dalam bentuk Laporan Akuntabilitas
Kinerja LEMIGAS sesuai dengan asas transparansi dan akuntabilitas.

Jakarta, Desember 2013


Kepala Pusat,

Dra. Yanni Kussuryani, M.Si.


NIP.19580722 198703 2 001

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS - 100 -


Lampiran
Lampiran 1. Sasaran Strategis LEMIGAS 2015 - 2019 ........................................................................... 102
Lampiran 2. Tarif Layanan LEMIGAS .................................................................................................... 103
Lampiran 3. Daftar Tarif Imbalan Jasa ..................................................................................................... 118
Lampiran 4. Daftar perusahaan yang memberikan kontribusi 80,25% pendapatan ................................. 121

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS - 101 -


Lampiran 1. Sasaran Strategis LEMIGAS 2015 - 2018

%/tahun
Sasaran Strategis Indikator Kerja 2014 2015 2016 2017 2018 Total
2014-2018
Terwujudnya program- Jumlah Laporan Ilmiah 35 35 35 35 35 175 0
program litbang unggulan Jumlah Makalah Ilmiah yang diterbitkan
oleh media yang terakreditasi 17 20 24 29 35 125 20
Jumlah Usulan Paten, Hak Cipta dan
6 8 12 16 24 67 40
Litbang Inovasi
a. Usulan Paten 3 4 6 8 12 33 40
b. Hak Cipta 0
c. Usulan Litbang Inovasi 3 4 6 8 12 33 40
Jumlah Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas
Bumi 12 17 17 17 17 80 0
Terwujudnya kontribusi Jumlah Usulan Masukan/Rekomendasi
dalam perumusan dan Kebijakan/Regulasi (NSPK) dan Rancangan
evaluasi kebijakan sektor Standar Nasional Indonesia (RSNI) 12 14 14 14 14 68 0
ESDM
Terwujudnya sentra Jumlah Pilotplant/Prototype/Demoplant atau
teknologi di bidang ESDM Rancangan/Rancangbangun/ Formula 10 10 10 10 10 50 0

Terwujudnya peningkatan Indeks Kepuasan Pelanggan atas Layanan


jasa teknologi Jasa Teknologi 95 95 95 95 95 95 0

Pertumbuhan PNBP 0% 0% 2,5% 2,5% 2,5% 2,5% 2,5%


Terwujudnya penambahan Sumber daya migas, MMBOE
sumber daya migas 2500 5000 5000 5000 5000 22500 0

Terwujudnya pengurangan Jumlah paten yang terimplementasikan 3 5 6 8 10 32 30


biaya, peningkatan Jumlah Pilotplant/Prototype/Demoplant atau
efisiensi, peningkatan nilai Rancangan/ Rancangbangun/ Formula
tambah atau TKDN 3 11 11 11 11 47 40
yang terimplementasikan

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS - 102 -


Lampiran 2. Tarif Layanan LEMIGAS

2012, No.886 6 LAMPIRAN


PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 142/PMK.05/2012
TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM PUSAT
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINYAK DAN
GAS BUMI “LEMIGAS” PADA KEMENTERIAN ENERGI DAN
SUMBER DAYA MINERAL

TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS


BUMI “LEMIGAS” PADA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL
No. Jenis Layanan Satuan Tarif (Rp)
A Jasa Layanan Laboratorium Eksplorasi
1. Paket Analisis Laboratorium Biostratigrafi
a. Preparasi Sampel Per sampel 636.500,-
b. Tarif Footage-Sampel Sumur (Berlaku
untuk ketebalan sedimen lebih dari 1500 Per foot 342.000,-
kaki atau 500 meter. Untuk ketebalan
sedimen kurang dari 1500 kaki, berlaku
tarif Spot Sampel)
c. Sampel Singkapan Terpilih, Sampel Sumur Per sampel 5.225.000
Terpilih
2. Paket Analisis Laboratorium Evaluasi Batuan
Induk
a. Preparasi sampel batuan induk Per sampel 1.672.000,-
b. Analisis Pengayakan Batuan Induk Per sampel 2.356.000,-
c. Analisis Lanjutan Batuan Induk Per sampel 37.287.500,-
3. Paket Analisis Laboratorium Evaluasi Minyak
dan Gas Bumi
a. Analisis Gas Bumi Per sampel 8.265.000,-
b. Analisis Minyak
Per sampel 23.246.500,-
4. Paket Interpretasi Analisis Rutin dan Laporan
Akhir Per paket 5.890.000,-
5. Paket Studi Korelasi
a. Korelasi Minyak-Minyak Per sampel 21.726.500,-
b. Korelasi Batuan Induk Minyak Per sampel 11.590.000,-
6. Klasifikasi Generik Minyak Per sampel 25.384.000,-
7. Paket Analisis Geokimia Reservoar Per sampel 9.452.500,-
8. Tindak Lanjut Analisis

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


7 2012, No.886
No. Jenis Layanan Satuan Tarif (Rp)
a. Sampel Batuan Induk Per sampel 15.580.000,-
b. Sampel Batuan Inti Per sampel 16.720.000,-
c. Sampel Minyak Per sampel 22.610.000,-
9. Paket Analisis Laboratorium Sedimentologi
dan Jasa Terkait
a. Petrografi batuan karbonat Per sampel 1.662.500,-
b. Petrografi batuan klastik Per sampel 1.662.500,-
c. Petrografi dari batuan beku dan metamorf Per sampel 5.913.750,-
d. Diffraksi Sinar-X Per sampel
2.850.000,-
e. Scanning Electron Mikroskop (SEM) Per sampel
5.225.000,-
f. Analisis Energi Dispersif dgn Sinar-X Per sampel 1.045.000,-
(Energy Dispersive X-ray)
g. Mikroskop Fluorescence Per sampel
4.132.500,-
h. Preparasi sayatan tipis Per sampel
3.367.750,-
10. Paket Jasa Laboratorium Pencitraan Bawah
Permukaan
a. Pengolahan Data Seismik 2D Standard Per kmsq 950.000,-
b. Pengolahan Data Seismik 3D Standard Per kmsq 4.750.000,-
c. Digitasi Data Log Sumuran Per sumur 1.425.000,-
11. Paket Jasa Pengukuran Geofisika Potensial
dan Topografi
a. Magnetik (Proton Magnetometer, Model Per hari 570.000,-
Geometri G-856X)
b. Gravitas (Gravitimeter Lacoste Romberg) Per hari 807.500,-
c. Resistivitas (Zonge GDP-16) Per hari 2.280.000,-
d. GPS Geodetic Leica 1200 Per hari 285.000,-
e. Total Station Leica 1205 Per hari 237.500,-
f. Total Station Topcon 601 Per hari 237.500,-
g. Digital Leveling
Per hari 190.000,-
h. Theodolite Wild T2
Per hari 142.500,-
i. Theodolite Wild T0
Per hari 95.000,-
B Jasa Layanan Laboratorium Eksploitasi
1. Paket Analisis Laboratorium Evaluasi
Formasi (Batuan Inti)
a. Analisis Rutin Batuan Inti Per sampel 28.200.750,-

b. Analisis Spesial Batuan Inti (Ukuran Plug) Per sampel 248.330.000,-

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


2012, No.886 8
No. Jenis Layanan Satuan Tarif (Rp)
c. Analisis Mekanika Batuan Per sampel 42.797.500,-
d. Pelayanan CT-Scan Per sampel 25.270.000,-
e. Analisis Model Core Per sampel 8.502.500,-
2. Paket Analisis Laboratorium Fluida Reservoar
a. Studi Fluida Reservoir Minyak Normal Per sampel 73.150.000,-
(Percontoh Bawah-permukaan)
b. Studi Fluida Reservoir Minyak Normal Per sampel 100.227.000,-
(Rekombinasi Minyak dan Gas Separator)
c. Studi Fluida Reservoir Gas-Kondensat Per sampel 82.652.500,-
(Rekombinasi Gas dan Liquid Separator)
d. Studi Fluida Reservoir Minyak Ringan Per shoot 105.450.000,-
e. Analisis kromatografi dari sampel 16.245.000,-
gas, termasuk penetapan nitrogen, Per foot
karbon dioksida dan hidrogen sulfida
f. Analisis Komposisi Minyak Atmosferik Per sampel 19.950.500,-
g. Analisis komposisi minyak bertekanan Per plug 16.150.000,-
h. Analisis air formasi Per plug 4.228.000,-
i. Pengambilan Sampel Fluida Reservoir Per plug 32.157.500,-
j. Biaya sewa botol sampel Per plug 182.590.000,-
3. Paket Analisis Laboratorium Peningkatan
Perolehan Minyak
a. Pengujian Injeksi Gas CO2
1) Uji Injeksi Gas CO2 (I) Per plug 194.750.000,-
2) Uji Injeksi Gas CO2 (II) Per plug 242.250.000,-
3) Uji Injeksi Gas CO2 (III) 299.250.000,-
Per plug
b. Pengujian Injeksi Kimia
1) Uji Injeksi Polimer (I) Per sampel 353.067.500,-
2) Uji Injeksi Polimer (II) Per sampel 380.380.000,-
3) Uji Injeksi Surfaktan (I) Per sampel 320.862.500,-
4) Uji Injeksi Surfaktan (II) Per sampel 348.175.000,-
5) Uji Injeksi ASP (I)
Per sampel 383.467.500,-
6) Uji Injeksi ASP (II) Per sampel 410.780.000,-
4. Paket Analisis Laboratorium Pemboran
a. Analisis Material Semen Pemboran
Per sampel 33.725.000,-
b. Analisis Material Fly Ash Pemboran
Per sampel 5.700.000,-

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


9 2012, No.886
No. Jenis Layanan Satuan Tarif (Rp)
c. Analisis Material Bentonit Per sampel 20.520.000,-
d. Analisis Fluida Pemboran Per sampel 66.794.500,-
e. Analisis Material Pemberat Per sampel 12.825.000,-
f. Analisis Pengontrol Filtrat API RP13I Per sampel 7.742.500,-
g. Analisis Performance Aditif dan Pasir Per sampel 47.500.000,-
Penyelesaian Sumur Pemboran
h. Material Aditif Pemboran Per sampel 15.722.500,-
i. Evaluasi Penstabil Lempung Per hari 19.000.000,-
j. Analisis Air dan Korosi Per sampel 61.845.000,-
k. Uji Unsur Individual pada Analisis Air Per hari 6.222.500,-
l. Analisis Jasa Pelayanan Lainnya Per hari 46.265.000,-
5. Paket Analisis Laboratorium Produksi
a. Jasa Bantuan Teknis
Per cut/foot 17.812.500,-
b. Analisis Hasil Uji Pressure Build LTp Per cut/foot 38.237.500,-
(PBU) (termasuk hasil uji dynagraph
dan perancangan pompa angguk)
c. Pengujian dengan alat Digital Well Analyzer Per cut/foot 44.887.500,-
(DWA)
d. Pengujian dengan alat Electric Per foot 116.375.000,-
Memory Recorder
e. Pengujian dengan alat Surface Read
Per foot 142.500.000,-
Out (Survei Tekanan dan Temperatur)
Pengujian Sumur dengan SRO
f. Pengujian dengan alat Production Per foot
Logging Tool (PLT) 137.750.000,-
g. Paket Pengukuran Alat
1) Uji Beban Mati portabel Per boks 7.125.000,-
2) Alat uji suhu dan tekanan bawah Per foot 42.750.000,-
permukaan dengan perekam
3) Alat uji suhu dan tekanan bawah Per boks 4.275.000,-
permukaan dengan perekam
4) Alat uji suhu dan tekanan bawah Per bulan/ 40.850.000,-
permukaan dan dapat dibaca seketika foot
di permukaan
5) Alat uji suhu dan tekanan bawah Per bulan/ 4.085.000,-
permukaan dan dapat dibaca seketika foot
di permukaan
6) Unit Slickline (dilengkapi dengan Per hari 95.000.000,-
paket peti alat, pencegah sembur liar
dan peralatan pelumasan)

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


2012, No.886 10
No. Jenis Layanan Satuan Tarif (Rp)
7) Unit Slickline (dilengkapi dengan Per hari 9.500.000,-
paket peti alat, pencegah sembur liar
dan peralatan pelumasan)
8) Wireline Unit (Kelos Ganda, Kawat dan Per lembar 237.500.000,-
Kabel monokonduktor dilengkapi
dengan paket peti alat, pompa injeksi
gemuk, pencegah sembur liar dan
peralatan pelumasan)
9) Wireline Unit (kelos ganda, kawat dan
kabel monokonduktor dilengkapi Per lembar 23.750.000,-
dengan paket peti alat, pompa injeksi
gemuk, pencegah sembur liar dan
peralatan pelumasan)
C Jasa Analisis Laboratorium Proses
1. Sifat-sifat Umum Minyak Bumi Per paket 14.045.750,-
2. Analisis Fraksi Ringan Minyak Bumi Per paket 15.228.500,-
(Mogas, Nafta, Pelarut dan Solar)
3. Analisis Fraksi Sedang (Medium) Per paket 13.566.000,-
(Kerosine, Avtur And Gasoil)
4. Metill Tersier Butil Etanol (MTBE) Per paket 2.303.750,-
5. Metanol Per paket 5.035.000,-
6. Bensin (RON 88) Per paket 7.338.750,-
7. Bensin (RON 91 & RON 95) Per paket 12.036.500,-
8. Minyak Solar 48 Per paket 12.487.750,-
9. Minyak Solar 51 Per paket 13.532.750,-
10. Pemeriksaan Spesifikasi Biodiesel Metil Alkil Per paket 8.322.000,-
(B100) SNI 04-7182-2006
11. Biofuel Cost Personel Per paket 6.652.375,-
12. Minyak Pelumas
Per paket 12.145.750,-
13. Gemuk Pelumas
Per paket 3.819.000,-
14. Lilin Parafin
Per paket 3.690.750,-
15. Uji Penekan Titik Tuang (Rheology, Restart Per paket 28.500.000,-
Pressure, Tube Blocking dan Pour
Point dengan Perlakuan)
16. Uji Demulsifier, Uji Botol
Per serap/ 665.000,-
dosage/
sampel
17. Bitumen dan Aspal Per paket 2.812.000,-

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


11 2012, No.886
No. Jenis Layanan Satuan Tarif (Rp)
18. Minyak Bakar Industri Per paket 2.327.500,-
19. Minyak Bakar Diesel Kecepatan Tinggi (High Per paket 5.738.475,-
Speed Diesel Fuel Oil / HSD
20. Analisis Air Per paket 17.850.500,-
21. Air Pegunungan Per paket 2.071.000,-
22. Air Lapangan Minyak Per paket 2.384.500,-
23. Air Limbah Per paket 7.657.000,-
24. Air dan Sedimen Per paket 2.964.000,-
25. Dispersan/Surfaktan/Deterjen Per paket 26.049.000,-
26. Lumpur Per paket 4.047.000,-
27. Semen Per paket 1.472.500,-
28. Katalis Per paket 11.951.000,-
29. Toxicity Characteristic Leaching Procedure
(TCLP) pada Mud, Sludge, Aspal, Katalis
Bekas, Limbah Padat, dsb.
a. Logam Dalam Sampel Asli (Metal in Original Per paket 1.425.000,-
Sample) (US EPA SW-846 Method 1311)
Per paket 1.425.000,-
b. Logam dalam Ekstrak, Toxicity
Characteristic Leaching Procedure (TCLP)
30. Barit Per paket 926.250,-
31. Bentonit Per paket 712.500,-
32. Evaluasi Mutu Minyak Bumi
a. Analisis Dasar Minyak Bumi (termasuk Per sampel 23.750.000,-
Karakteristik Umum, Distilasi Hempel dan
Klasifikasi)
b. Analisis Singkat Minyak Bumi Tipe A Per sampel 23.750.000,-
c. Analisis Sedang (Medium) Minyak Bumi Per sampel 55.100.000,-
Tipe B
d. Analisis Lengkap Minyak Bumi Tipe C Per sampel 237.500.000,-
e. Lain-lain
1) Distilasi TBP (True Boiling Point) Per sampel 11.400.000,-
2) Distilasi Hempel
Per sampel 5.700.000,-
3) Dehidrasi Minyak Bumi dengan
Per sampel 475.000,-
Distilasi Hetero-azeotropik
4) Dehidrasi Minyak Bumi dengan Per sampel 332.500,-
Perlakuan Demulsifier

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


2012, No.886 12
No. Jenis Layanan Satuan Tarif (Rp)

5) Pencampuran atau Blending Minyak Per blending 285.000,-


Bumi
6) Distilasi Vakum (ASTM D1160) Per sampel 570.000,-
33. Finger Prints Minyak Bumi Per paket 4.351.000,-
34. Analisis Komposisi Minyak Bumi dengan Gas Per paket 1.792.175,-
Kromatografi
35. Analisis Spektrometri Absorpsi Atom (AAS)
a. Preparasi Sampel dengan Ekstraksi dan Per unsur 171.000,-
Pengabuan (Seperti Fe, Co, Ni, Cu, Cr, Al,
Ba, V dalam minyak bumi atau padatan)
b. Preparasi Sampel dengan Ekstraksi Per unsur 142.500,-
(Seperti Fe, Co, Ni, Cu, Cr, Al, Ba, V
dalam larutan air/berair atau
minyak bumi ringan)
c. Preparasi Sampel dengan Ekstraksi Per sampel 513.000,-
(hanya untukr Pb dalam produk minyak
bumi ringan)
d. Tanpa preparasi atau sampel air Per sampel 104.500,-
36. Analisis Spektrometri Emisi Atom
a. Logam-logam alkali (seperti
Per sampel
85.500,-
Na,K,Li,dsb.) per Unsur
b. I.C.P.S.(Induced Couplet Plasma) (such as Per sampel
190.000,-
Ba, Li, Sr, etc.) per Unsur
37. Analisis kromatografi Cairan (Liquid
Chromatography Analysis)
a. Analisis Lengkap Hidrokarbon
Per sampel 1.282.500,-
b. Hanya Hidrokarbon Jenuh
Per sampel 950.000,-
c. Hanya Hidrokarbon Aromatik
Per sampel 1.187.500,-
d. Hanya Produk Berat Hidrokarbon
Per sampel 1.187.500,-
38. Analisis Spektrometri Infra Merah
a. Running (Spektrogram) Per sampel 285.000,-
b. Kandungan Minyak Per sampel 722.000,-
c. Etilen Oksida Per sampel 475.000,-
d. Parafin + Naftena + Aromat Per sampel 950.000,-
e. Analisis Volatile Organic Compound (VOC) Per sampel 722.000,-

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


13 2012, No.886
No. Jenis Layanan Satuan Tarif (Rp)
39. Analisis Spektrometri Ultraviolet/Visible Per paket 7.704.500,-
Kromatografi Fluida Super Kritis (Super
Critical Fluid Chomatography)
40. Kandungan Aromatik & Parafin Total dalam Per sampel 950.000,-
Solar/Avtur (Total of Aromatic & Parafic in
Diesel /Avtur), ASTM D-5186
41. Gas Chromatography–Mass Spectrometry
(GC-MS)
a. Senyawa Organik Menguap (Organic Per sampel 1.900.000,-
Volatile Compound), ASTM D-8270
b. Senyawa Organik Menguap (Organic Per sampel 1.900.000,-
Volatile Compound), ASTM D-8260
42. High-Performance Liquid Chromatography Per sampel 950.000,-
(HPLC)
43. Analisis Bioteknologi (Biotechnology Analysis)
a. SRB (Sulfate Reducing Bacteria) (ATCC- Per sampel 760.000,-
7757)
b. SOB (Sulfur Oxidizing Bacteria) (Plate Per sampel 760.000,-
Count)
c. Total Plate Count (Plate Count) Per sampel 190.000,-
d. Identifikasi dan Determinasi dari:
1) Bacteria (Microscopy & Biochemistry) Per sampel 380.000,-
2) Fungi (Microscopy & Visual)
Per sampel 237.500,-
e. Biodegradasi Minyak Bumi (Composition by Per sampel 950.000,-
Gas Chromatography)
f. Biodegradasi Surfaktan (Spectroscopy)
Per sampel 285.000,-
g. Coliform Group (Most Probable Number Per sampel 380.000,-
(MPN))
h. Salinity Shell Water Detector (Water Content Per sampel 380.000,-
Test)
i. Viskositas (Viscometer) Per sampel 190.000,-
j. Uji Biokorosi (Biocorrossion Test) Per sampel 3.800.000,-
(Corrosometer)
k. LC50 (Toksisitas) Per sampel 7.125.000,-
l. Salmonella (Inkubasi) Per sampel 213.750,-
m. Benthos (Mikroskop) Per sampel 213.750,-
n. Plankton (Mikroskop) Per sampel 213.750,-

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


2012, No.886 14
No. Jenis Layanan Satuan Tarif (Rp)
o. Salinitas (Titrimetri) Per sampel 142.500,-
Per sampel 1.710.000,-
p. Analisis Legionela (Legionella) (Populasi,
Identifikasi dan Determinasi)
q. Tegangan Antar Muka (Interfacial Tension) Per sampel 1.900.000,-
Per sampel 950.000,-
r. Tegangan Permukaan (Surface Tension)
Per sampel 1.187.500,-
s. Distribusi Ukuran Partikel (Partial Size
Distribution)
44. Sampling
Per hari 2.850.000,-
a. Personal Charge (One-Man-Job) di dalam
pulau Jawa (Tidak Termasuk Transportasi
dan Akomodasi)
Per hari
b. Personal Charge (One-Man-Job) di luar 3.800.000,-
pulau Jawa (Tidak Termasuk Transportasi
dan Akomodasi)
45. Sifat-sifat Lainnya
a. Padatan Total (Total Solids) Per sampel
261.250,-
b. Silika Per sampel 180.500,-
c. Residu (Uap Air/Air) Per sampel 237.500,-
d. Sifat-sifat Reologi Per sampel
807.500,-
e. Kandungan Aromat Per sampel
285.000,-
f. Kandungan Klorin (Titrimetri) Per sampel 427.500,-
g. Residue (API Spec.13A) Per sampel 285.000,-
h. Biodegradabilitas Per sampel
950.000,-
D Jasa Layanan Laboratorium Aplikasi Produk
1. Bensin (Pertamax & Pertamax Plus) Per paket 10.863.250,-
2. Bensin (Premium 88) Per paket 8.925.250,-
3. Minyak Solar (48 & 51) Per paket 11.257.500,-
4. Minyak Tanah Per paket 1.914.250,-
5. Minyak Bakar
Per paket 3.814.250,-
6. Uji Chassis Dynamometer
Per paket 4.275.000,-
7. Uji Multi Cylinder
Per paket 47.500.000,-
8. Minyak Lumas Motor Bensin 4 Langkah
(Kendaraan bermotor) (API SE, SF, SG, SH, Per paket 5.543.250,-
SJ ILSAC GF-2, SL & ILSAC GF-3, SM)
9. Minyak Lumas Motor Bensin 4 Langkah Per paket 5.543.250,-
(Sepeda motor) (API SE, SF, SG, SH)

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


15 2012, No.886
No. Jenis Layanan Satuan Tarif (Rp)
10. Minyak Lumas Motor Bensin 4 Langkah Per paket 5.923.250,-
(Sepeda motor)(API SJ, SL, JASO MA, JASO
MB)
11. Minyak Lumas Motor Bensin 2 Langkah Per paket 2.446.250,-
(Berpendingin Udara) (API TB, TC, JASO
FB/ISO EGB, JASO FC/ ISO EGC dan ISO
EGD)
12. Minyak Lumas Motor Bensin 2 Langkah Per paket 2.968.750,-
(Berpendingin Air) (NMMA/ TC-W dan
NMMA/ TC-W3)
13. Minyak Lumas Motor Diesel Putaran Tinggi Per paket 5.543.250,-
(API CC, CD, CD-II, CE, CF, CF-2, CF-4)
14. Minyak Lumas Motor Diesel Putaran Per paket
Tinggi (API CG-4, CH-4, dan CI-4)
8.773.250,-

15. Minyak Lumas Motor Diesel Putaran Per paket 3.253.750,-


Menengah untuk Industri dan Kapal (API
CC)
16. Minyak Lumas Silinder Motor Diesel Putaran Per paket 2.731.250,-
Rendah untuk Industri dan Kapal
17. Minyak Lumas Karter (System Oil) Motor
Per paket 3.253.750,-
Diesel Putaran Rendah untuk Industri dan
Kapal
18. Minyak Lumas Transmisi Manual dan Per paket 6.816.250,-
Gardan Tingkat Unjuk Kerja API GL-4
19. Minyak Lumas Transmisi Manual dan Per paket 2.850.000,-
Gardan Tingkat Unjuk Kerja API GL-5 dan
MT-5
20. Minyak Lumas Transmisi Otomatis Dexron Per paket 2.850.000,-
II dan IID
21. Minyak Lumas Transmisi Otomatis Dexron II Per paket 5.823.500,-
E dan III, MERCON
22. Minyak Lumas Transmisi Otomatis MERCON Per paket 6.469.500,-
V
23. Minyak Lumas Hidrolik Per paket 5.058.750,-
24. Minyak Lumas Roda Gigi Tertutup Per paket 2.208.750,-
25. Minyak Lumas Roda Gigi Terbuka Per paket 788.500,-
26. Minyak Lumas Transformator Per paket 1.581.750,-
27. Gemuk Lumas Kendaraan Bermotor Per paket 4.930.500,-
28. Gemuk Lumas Industri
Per paket 2.080.500,-
29. Uji Semi Unjuk Kerja Minyak Lumas
Kendaraan Bermotor
Per paket 151.525.000,-

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


2012, No.886 16
No. Jenis Layanan Satuan Tarif (Rp)
30. Uji Semi Unjuk Kerja Minyak Lumas Industri Per paket 20.947.500,-
31. Uji Semi Unjuk Kerja Gemuk Lumas Industri Per paket 5.700.000,-
32. Uji Monitoring Pelumas Bekas Per paket 5.567.000,-
33. Uji Kandungan Minyak Per paket 4.051.750,-
34. Minyak Rem (Brake Fluid) Per paket 9.723.250,-
E Jasa Layanan Laboratorium Teknologi Gas
1. Analisis Gas Bumi dan LPG (Paket Lengkap) Per sampel 31.112.500,-
2. Analisis Komposisi Gas dengan Gas
Chromatography (GC)
a. Gas Bumi dan Liquefied Petroleum Gas Per sampel 5.130.000,-
(LPG)
b. Senyawa Sulfur dalam Gas Per sampel 3.800.000,-
c. Syn Gas Per sampel 1.710.000,-
d. Kondensat
Per sampel 2.850.000,-
e. DME (Dimetil Eter) Per sampel 1.710.000,-
3. Evaluasi Mutu Gas Bumi
a. Analisis Gas Bumi Tipe A Per uji 46.455.000,-
b. Analisis Gas Bumi Tipe B Per uji 40.755.000,-
4. Analisis Karbon Isotop Per sampel 5.557.500,-
5. Sampling dan Analisis Gas di Lokasi Per hari 12.112.500,-
6. Petugas Sampling Gas
a. Tenaga Ahli Sampling Gas Per hari 4.275.000,-
b. Asisten Tenaga Ahli Sampling gas Per hari 2.850.000,-
c. Biaya Siaga Per hari 3.562.500,-
7. Analisis kuantitatif logam dan non logam Per sampel 4.845.000,-
dalam gas (dengan AAS atau instrumen lain)
8. Analisis kualitatif (dengan FTIR dan UV-VIS) Per sampel 950.000,-
9. Layanan Tabung Silinder dan Peralatan
Sampling
a. Bomb Cylinder Stainless Steel, Hook, per bulan 4.275.000,-
dengan volume 300cc, 500 cc and 700
cc, Untuk tekanan kerja 1800 psi
b. Biaya kehilangan/kerusakan untuk bomb per botol 14.250.000,-
cylinder stainless steel kapasitas 300 and
500cc

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


17 2012, No.886
No. Jenis Layanan Satuan Tarif (Rp)
c. Silico Steel, Hook, 300 cc dan 500 cc, 1800 per bulan 7.125.000,-
psi working pressure for Sour Gas Sample
(Contain H2S)
d. Biaya kehilangan / kerusakan untuk bomb per botol 23.750.000,-
cylinder silico steel kapasitas 300 dan
500cc
e. Bomb Cylinder 3000 cc untuk sampling per bulan 11.400.000,-
LPG
f. Biaya kehilangan / kerusakan untuk per botol 33.250.000,-
bomb cylinder LPG kapasitas 3000 cc
g. Portabel GC untuk analisis gas campuran per hari 2.375.000,-
hingga C6 beserta perlengkapannya
h. Dew Point Tester per hari 1.425.000,-
i. Onsite analysis equipment (sulfur and 712.500,-
metal content) per hari
j. Peralatan sampling untukgas bertekanan
per hari 475.000,-
tinggi lengkap dengan dudukan
bomb cylinder, koneksi, fitting, dan
perlengkapan lainnya
k. Kantung sampel (1 litre - 3 litre) untuk per buah 190.000,-
gas bertekanan rendah
10. Laboratorium Korosi
a. Evaluasi bahan coating dan lining dengan Per uji 42.085.000,-
uji celup menggunakan alat Carrocel.
NACE TM-0174, ASTM C-868, ASTM D-
4398 dan standar lain terkait, Paket
Lengkap
b. Uji Kinerja Coating, Lining dan Cat Per uji
menggunakan Sistem Autoclave. NACE 87.115.000,-
TM 0185 dan standar lain terkait , Paket
Lengkap
c. Jenis, Laju dan Karakteristik Korosi Per uji
menggunakan Kettle Test/Uji Celup
10.545.000,-
(Metoda Elektrokimia/LPR dengan CMS
DC 105), Paket Lengkap
d. Jenis, Laju dan Karakteristik Korosi
Menggunakan Kettle Test/Uji Celup Per uji 19.427.500,-
(Metoda kehilangan berat - 2 minggu
pemaparan), Paket Lengkap
e. Jenis, Laju dan Karakteristik Korosi Per uji 17.223.500,-
pada tekanan dan temperatur tinggi
menggunakan Sistem Autoclave (Metoda
Elektrokimia/LPR - CMS DC 105), Paket
Lengkap

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


2012, No.886 18
No. Jenis Layanan Satuan Tarif (Rp)
f. Jenis, laju dan Karakteristik Korosi pada Per uji 44.251.000,-
kondisi tekanan dan temperatur tinggi
menggunakan sistem Autoclave (Metoda
kehilangan berat - 2 minggu pemaparan),
Paket Lengkap
g. Korosi Retak tegang pada kondisi Per uji 76.095.000,-
atmosferik (30 hari), Paket Lengkap
h. Korosi Retak tegang pada kondisi tekanan Per uji 15.675.000,-
dan temperatur tinggi (30 hari), Paket
Lengkap
i. Uji Kinerja Kimia dan fisika Inhibitor Per uji 16.634.500,-
Korosi, Paket Lengkap
j. Efisiensi Inhibisi/Proteksi Korosi Inhibitor Per uji 42.940.000,-
menggunakan Uji Jet Impingement
(Metode Elektrokimia/LPR -CMS DC 105)
ASTM G0170-01a dan standar
lain terkait), Paket Lengkap
k. Efisiensi Inhibisi/Proteksi Korosi Inhibitor Per uji 26.410.000,-
menggunakan Kettle /Uji Celup (Metode
Elektrokimia/LPR - CMS DC105) ASTM
G0170-01a dan standar lain terkait),
Paket Lengkap
l. Efisiensi Inhibisi/Proteksi Korosi Inhibitor Per uji 43.035.000,-
pada Kondisi Tekanan Temperatur Tinggi
menggunakan Sistem Autoclave (Metode
Elektrokimia/LPR -CMS DC 105) ASTM
G0170-01a dan standar lain terkait),
Paket Lengkap
m. Efisiensi Inhibisi/Proteksi Korosi Inhibitor Per uji 11.276.500,-
pada Kondisi Tekanan Temperatur Tinggi
menggunakan Sistem Autoclave (Metode
Kehilangan Berat - waktu pemaparan 2
minggu) ASTM G0170-01a dan standar
lain terkait, Paket Lengkap
n. Efisiensi Inhibisi/Proteksi Korosi Inhibitor Per uji 66.880.000,-
pada Kondisi Tekanan Temperatur Tinggi
menggunakan Automated Inhibitor
Injection (A.I.I) ASTM G0170-01a dan
standar lain terkait, Paket Lengkap
o. NACE Bottle Test untuk Kinerja Scale Per uji 29.450.000,-
Inhibitor (ASTM G0374 dan standar
lain terkait), Paket Lengkap
p. Analisis Corrosion Coupon dari Lapangan Per Coupon 14.250.000,-
(termasuk penghitungan laju korosi,
analisis pitting visualisasi dengan foto)

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


19 2012, No.886
No. Jenis Layanan Satuan Tarif (Rp)
NACE RP0775, ASTM G 31, ASTM G
46 dan standar terkait
q. Inspeksi dan pengukuran ketebalan coating Per hari 70.775.000,-
pada permukaan logam dan non logam
(ASTM D 1186, NACE RP 188, RP 0274),
Paket lengkap
r. Inspeksi kondisi dinding
Per hari 11.428.500,-
tangki/vessel/pipa menggunakan (API
653), Paket Lengkap
s. Inspeksi dan monitoring periodik sistem Per hari 91.770.000,-
proteksi Katodik termasuk CPL dan
evaluasi interferensi (NACE RP 169, NCE
RP 0792, NACE RP 286), Paket Lengkap
t. Pengukuran lapangan kondisi tanah Per hari 94.335.000,-
yang meliputi resistivitas, pH, salinitas,
konductivitas dan potensial gradien
(ASTM G 57, ASTM G 51), Paket lengkap
11. Laboratorium Uji Tabung
a. Uji Tabung BBG 17 LSP, Tabung APAR: Per uji 38.000.000,-
Hidrostatik, Uji Pecah (AS 2337.1/AS
2030.1; ISO 11439, ISO 11440), Paket
Lengkap
b. Uji Tabung BBG 32 LSP: Hidrostatik (AS Per uji 14.250.000,-
2337.1/AS 2030.1; ISO 11439), Paket
Lengkap
c. Uji Tabung BBG 115 LSP: Hidrostatik (AS Per uji 19.000.000,-
2337.1/AS 2030.1; ISO 11439), Paket
Lengkap
d. Uji Tabung BBG 152 LSP: Hidrostatik (AS Per uji 23.750.000,-
2337.1/AS 2030.1; ISO 11439), Paket
Lengkap
e. Uji Tabung LGV 54 LSP: Hidrostatik dan Per uji 38.000.000,-
Uji Pecah UN ECE Reg. No.67, No. 68
f. Uji Tabung dan Katup LPG 3 - 50 kg: Per uji
Hidrostatik, Pneumatik, Uji Pecah, SNI, 42.750.000,-
AS 2337.1/AS 2030.1; ISO 11440
g. Analisis Emisi Gas Buang Per uji 1.900.000,-
h. VG Carman Scan Per uji 2.185.000,-
i. Video Probe (Borescope-The Everest XLG3) Per jam 9.500.000,-
12. Laboratorium Hidrat Gas

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


2012, No.886 20
No. Jenis Layanan Satuan Tarif (Rp)
Pembentukan Hidrat gas bumi Per uji 171.000.000,-
dengan inhibitor (paket komplit)
13. Laboratorium Uji Pipa
a. Thermoplastic/PE Material Test Per uji 17.071.500,-
b. Metal Material Test Per uji 4.360.500,-
F Jasa Layanan Laboratorium Kalibrasi
1. Volumetrik Gelas Per uji 1.450.000,-
2. Massa Per uji 9.550.000,-
3. Tekanan Per uji 1.100.000,-
4. Suhu Per uji 8.225.000,-
5. Flow Meter Per uji 1.500.000,-
G Jasa Layanan Laboratorium Coal Bed
Methane
1. MobilLab Per hari 6.840.000,-
2. Coal Sample Preparation Per sampel 589.000,-
3. Coal Gas Quality Analysis Per sampel 575.291.500,-
H Jasa Layanan Laboratorium Blending
Pelumas
1. Jasa Blending (Kapasitas Tangki Blending Per drum 190.000,-
30.000 liter) - minimum 150 drum
2. Kontrol Kualitas Produk - per Tangki Per paket 38.000,-
Blending
3. Pengisian Produk Dalam Kemasan Liter
dan Galon Per paket 19.000,-

I Jasa Layanan Perbantuan Tenaga Ahli


1. Ahli Kepala Per orang/jam 950.000,-
2. Ahli Madya Per orang/jam 855.000,-
3. A h li Per orang/jam 760.000,-
4. Ahli Muda Per orang/jam 665.000,-
5. Teknisi Per orang/jam 522.500,-

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK


INDONESIA,

AGUS D.W. MARTOWARDOJO

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 117 -
Lampiran 3. Daftar Tarif Imbalan Jasa

GOL. MASA KERJA (TAHUN) IJT


KEAHLIAN
PROF.
S2/S3 S1 SM/D3 SLTA (RP./JAM)
A-9 16 20 - - 160.000,00
A-8 15 19 - - 155.000,00
A-7 14 18 - - 150.000,00
A-6 13 17 - - 130.000,00
AHLI KEPALA
A-5 12 16 20 - 122.500,00
A-4 11 15 19 - 115.000,00
A-3 10 14 18 - 105.000,00
A-2 9 13 17 - 100.000,00
A-1 8 12 16 20 92.500,00
B-4 7 11 15 19 87.500,00
AHLI UTAMA
B-3 6 10 14 18 80.000,00
B-2 5 9 13 17 77.500,00
B-1 4 8 12 16 72.500,00
C-4 3 7 11 15 70.000,00
AHLI C-3 2 6 10 14 65.000,00
C-2 1 5 9 13 62.500,00
C-1 0 4 8 12 60.000,00
D-4 - 3 7 11 45.000,00
D-3 - 2 6 10 42.500,00
AHLI MUDA
D-2 - 1 5 9 40.000,00
D-1 - 0 4 8 32.500,00
E-5 - - 3 7 30.000,00
E-4 - - 2 6 25.000,00
TEKNISI E-3 - - 1 5 20.000,00
E-2 - - 0 4 15.000,00
E-1 - - - 3 12.500,00

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 118 -
Lampiran 4. Daftar perusahaan yang memberikan kontribusi 80,25% pendapatan

Persentase
No. Pelanggan Bidang
Kontribusi
1 PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA 14,31% Hulu
2 PT. PERTAMINA EP 12,01% Hulu
3 PT. MEDCO E & P RIMAU 5,96% Hulu
4 EXXONMOBIL INDONESIA, INC. 4,50% Hulu
5 BPMIGAS 3,86% Hulu
6 PT. PERTAMINA EP REGION KTI 3,37% Hulu
7 BOB PT. BUMI SIAK PUSAKO-PERTAMINA HULU 2,57% Hulu
8 PT. DIMAS UTAMA 2,37% Hilir
9 PT. PERTAMINA EP REGION SUMATERA 2,36% Hulu
10 CONOCOPHILLIPS (GRISSIK) LTD. 2,24% Hulu
11 KOREA INSTITUTE OF GEOSCIENCE AND 2,11% Hulu
y
12 NATIONS PETROLEUM ( ROMBEBAI ) B . 2,06% Hulu
13 PT. GIYAD PRIMA SINERGI 2,00% Hilir
14 PT. TROPIK ENERGI PANDAN 1,73% Hilir
15 PT. PERTAMINA EP PMT.PDT REG.JAWA 1,43% Hulu
16 TATELY N.V 1,33% Hulu
17 BUT MEDCO SIMENGGARIS PTY.LTD 1,26% Hulu
18 BP WEST JAVA LTD. 1,18% Hulu
19 PT. PERTAMINA (PERSERO) . 1,17% Hulu
20 PT. ODIRA ENERGY KARANG AGUNG. 1,17% Hulu
21 TOTAL E & P INDONESIE 1,10% Hulu
22 PT. MEDCO E & P INDONESIA 1,10% Hulu
23 PT. SANTIKA PENDOPO ENERGY 1,02% Hulu
24 BUT. VIRGINIA INDONESIA COMPANY LLC ( VI 0,97% Hulu
25 PT. MEDCO E & P TOMORI SULAWESI 0,88% Hulu
26 KODECO ENERGY CO, LTD. 0,70% Hulu
27 CNOOC S.E.S LTD. 0,70% Hulu
28 RANHILL ENERGY 0,68% Hulu
29 JOB PERTAMINA-LEKOM MARAS QQ PT. 0,54% Hulu
30 PT. TOPINDO ATLAS ASIA 0,54% Hilir
31 GULF WELLS CORP.FOR OIL AND GAS 0,54% Hulu
32 ENERGY EQUITY EPIC (SENGKANG) PTY,LTD 0,52% Hulu
33 BUT.CHEVRON INDONESIA COMPANY 0,50% Hulu
34 CITIC SERAM ENERGY LIMITED 0,49% Hulu
35 BUT. HESS (INDONESIA-PANGKAH) LTD. 0,49% Hulu
36 BUT. JOB PERTAMINA - PETROCHINA EAST 0,49% Hulu
Jumlah 80,25%

Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS


- 119 -
Rencana Strategis Bisnis LEMIGAS
- 120 -

Anda mungkin juga menyukai