Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PROYEK

Teori Proyek Pembangunan Food Court & Sport Center

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis

Anggota :

Claudya Rengganis ( 120020158)

Fina Idamatusilmi (120020179)

3E MANAJEMEN

Prodi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI 2022

Jl. Pemuda No. 32 Telp. (0231) 206558 Fax. (0231) 236742 – Cirebon 45132

Email : ugj@ugj.ac.id
ANALISIS FOOD COURT & SPORT CENTER

Objek studi penelitian ini adalah Proyek Pembangunan Pusat Jajanan atau Foodcurt
Cafe dan Resto Container Park yang akan menjadi daya tarik dari berbagai kalangan dan
tentunya tempat yang sangat instagramable. Tak hanya itu konsep Cafe & Resto didalamnya
terdapat Sport Center berupa Lapangan Basket yang berlokasi di Jl. Pemuda Raya No.32,
Sunyaragi, Kec. Kesambi Kota Cirebon, Jawa Barat 45132. Proyek ini merupakan proyek
lapak pusat jajanan bersubsidi yang dilaksanakan oleh PT. Anugerah Sejati Persada selaku
kontraktor dan pengembangnya. Pada proyek ini akan dibangun kios – kios dengan luas
bangunan 36 m² sebanyak 25 unit di atas tanah seluas 17930 m². Dari objek studi ini akan
diteliti apakah Proyek Pembangunan Pusat Jajanan atau Food Court & Sport Center ini layak
atau tidak dalam aspek teknis dan manajemen, pasar dan pemasaran, dan aspek sosial.
Metode Analisis Data dalam penelitian ini, dilakukan dengan cara mengumpulkan
data-data yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi. Dari data yang
dikumpulkan dilakukan pengelompokan meliputi analisis kelayakan aspek teknis dan
manajemen, pasar dan pemasaran, dan aspek sosial. Pada Proyek Pembangunan Pusat Jajanan
atau Food Court & Sport Center memiliki beberapa aspek salah satu nya yaitu aspek teknis
dan manajemen, aspek teknis yang dilakukan meliputi analisis tinggi bangunan, Koefisien
Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), dan aksesibilitas lokasi.
Sedangkan aspek manajemen mengukur kesiapan dan kemampuan sumber daya manusia
yang akan menjalankan usaha tersebut dan membentuk organisasi yang sesuai dengan usaha
yang akan diajalankan. Dalam meninjau aspek teknis digunakan peraturan daerah rencana
tata ruang wilayah Kota Cirebon tahun 2012-2032 dan peraturan daerah Kota Cirebon Nomor
3 Tahun 2004 Tentang Bangunan sebagai kriteria penilaiannya. Analisis aspek pasar yang
dilakukan meliputi analisis penawaran dan permintaan ruko. Hasil analisis aspek pasar
menunjukkan permintaan ruko sebanyak 25 kios, lebih besar dari penawaran yaitu sebanyak
15 kios, sehingga aspek pasar Pembangunan Food Court & Sport Center layak. Peramalan
data aspek pasar menggunakan metode time series trend yang menghasilkan nilai MAPE dan
MAD terkecil. Dan yang terakhir Aspek sosial bertujuan menilai manfaat ekonomi secara
sosial bagi masyarakat dengan adanya usaha tersebut.
 Aspek Teknis dan Manajemen
Berdasarkan aspek teknis menunjukkan hasil layak, yaitu lokasi pembangunan
memenuhi Peraturan Walikota Cirebon Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Penataan dan
Pembinaan Pusat Jajanan, dan Sports Center yaitu pada Nomor 1 Pasal 3, yaitu Lokasi
pendirian Pusat Jajanan dan Sports center wajib mengacu pada Rencana Tata Ruang
Wilayah, dan Rencana Detail Tata Ruang, termasuk Peraturan Zonasinya; Nomor 3 Pasal
6, yaitu berlokasi pada akses sistem jaringan jalan arteri atau kolektor dan tidak berada
pada kawasan pelayanan lokal atau lingkungan dalam kota/perkotaan. Gambaran
pembangunan yang jelas dan skema kerjasama dilakukan dengan skema Bangun Guna
Serah atau Bangun Serah Guna Barang. Pelaksanaan investasi dengan Bangun Guna Serah
atau Bangun Serah Guna (Build Operate Transfer/Build Transfer Operate (BOT/BTO)),
setelah masa kontrak BOT/BTO, aset dalam bentuk bangunan diatas objek kerjasama
menjadi hak milik pemerintah. BOT merupakan metode yang baik karena memiliki aturan
yang spesifik serta meminimalisir adanya risiko divisi dan koordinasi pada jenis proyek
eksekutif (Ahmadi et al, 2012). Berdasarkan aspek manajemen menunjukkan hasil yang
layak, hal ini dilihat dari pengurus PD Pemerintah Kota Cirebon yang telah memiliki
pengalaman membawahi 15 kios, yang ada di Wilayah Cirebon dan memiliki 30 karyawan
pada seluruh kios, serta struktur organisasi yang memadai sesuai kebutuhan sangat
membantu dalam mendukung operasional perusahaan.
Data aspek teknis yang dianalisis adalah data tinggi bangunan, Koefisien Dasar
Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), dan Aksesabilitas lokasi. Penilaian
aspek teknis ini menggunakan Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Cirebon Tahun 2012-2032 dan Peraturan Daerah Nomor 3 Kota Cirebon Tahun 2004
Tentang Bangunan. Adapun ketentuan dari peraturan tersebut yaitu :
a) Tinggi bangunan maksimal 15 m
b) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) untuk bangunan perumahan maksimum 75%
bangunan dan 25% lahan terbuka.
c) Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimum 4 kali KDB. Jika teknis proyek
memenuhi ketentuan peraturan tersebut maka proyek dinyatakan layak dalam aspek
teknis. Sebaliknya jika teknis proyek tidak sesuai dengan peraturan tersebut maka
proyek tidak layak dalam aspek teknis

 Aspek Pasar dan Pemasaran


Meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk yang bermata pencaharian di sektor
berdagang dari tahun ke tahun menunjukkan semakin luasnya pusat jajanan. Karena pusat
makanan tersebut sebelumnya adalah pedagang kaki lima, maka pusat jajanan adalah pusat
utama ini kedepan, dan mampu memberi added value dalam persaingan saat ini, seperti
lokasi yang strategis, tempat yang memadai, dan aman. Bagian penting dari aspek pasar
yang memberikan masukan mengenai kondisi pusat jajanan, kondisi persaingan dan
kondisi perusahaan adalah strategi pasar, yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan
keputusan oleh pihak manajemen perusahaan. Tahapan pembentukan strategi ada tiga
tahap yaitu tahap pengumpulan data melalui analisis SWOT. Untuk tahap analisis
menggunakan Matrik IE (Internal-Eksternal), Matrik Space, Matrik SWOT dan Matrik
Grand Strategy. Dan tahap pengambilan keputusan menggunakan model QSPM
(Quantitative Strategy Planning Matrix). Matrik IE (Internal-Eksternal) melihat hasil dari
matrik strategi faktor eksternal dan matrik strategi faktor internal dimana nilai dari
keduanya menunjukkan posisi strategi perusahaan pada kuadran I, yaitu fase growth atau
fase pertumbuhan, yang menandakan perusahaan dalam kondisi yang baik.
 Aspek Sosial
Keberadaan Pusat jajanan ini berdasarkan Aspek Sosial Ekonomi, dilihat dari jumlah
pegawai/karyawan yang dapat menyerap lebih kurang 30 orang, sehingga keberadaannya
dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Serta adanya fasilitas yang dibangun pada Pusat
jajanan menjadi sarana yang layak untuk memenuhi kebutuhan UMKM dalam
mengembangkan usaha, lokasi yang strategis membuat pertumbuhan usaha UMKM
semakin berkembang baik, kontribusi tidak hanya untuk meningkat pendapatan daerah tapi
juga mampu meningkatkan kesejahteraan UMKM, sehingga pembangunan Pusat jajanan
layak untuk dilaksanakan.
Menurut sumbernya, data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan
peneliti sendiri dengan cara mengadakan survei, percobaan (experiment), dan wawancara,
sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh orang lain. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
hasil survei. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari pihak
pengembang yaitu PT. Anugerah Sejati Persada, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa
Barat, dan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kota
Cirebon.
Latar Belakang

Food court berbeda dengan restoran atau jenis cafetaria lainnya yang hanya memiliki
satu provider pada proses bisnisnya. Secara umum, pada foodcourt terdapat lebih dari satu
provider makanan dan minuman dengan proses pembayaran yang dilakukan terpusat disatu
kasir.Hal yang sama juga berlangsung pada food court Politeknik Telkom. Jika proses bisnis
seperti ini dijalankan secara manual maka besar kemungkinan untuk terjadinya masalahyang
dapat menghambat kelancaran proses bisnis, seperti kehilangan rekap nota pemesanan, redudansi
data pemesanan yang membuat nota semakin bertumpuk dan data pemesanan yang tidak
terstruktur.

Food court yang dikelola oleh Koperasi Politeknik Telkomini diharapkan dapat memberi
kenyamanan kepada setiap pelangga nmelalui pelayanan yang cepat dan tepat.Untuk kelancaran
kegiatan food courtdengan harapan seperti ini dibutuhkan suatu sistem yang dapat
mempermudah berjalannya proses bisnis. Hal ini menjadi dasar utama pembangunansistem
aplikasi client-serveronline ordering pada food court Politeknik Telkom.

Permasalahan yang perlu diperhatikan dalam hal operasional food court ini adalah
sistem pemesanan yang ter integrasi ke setiap counter, integrasi data pemesanan ke kasir dan
komputer server admin serta kalkulasi total pendapatan setiap counter. Dengan dibangunnya
aplikasi ini, proses bisnis yang berlangsung pada food court Politeknik Telkom akan menjadi
lebih mudah dan efisien bagi pelanggan, counter dan kasir. Selain itu, dari sisi dan pemilik food
court pun akan semakin mudah dalam hal monitoring pendapatan.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari proyek akhir ini yaitu mengetahui sejauh mana proses pembangunan Food
Court & Sport dan membangun aplikasi client-server online ordering berbasis Android dan Java
untuk mempermudah proses bisnis yang berlangsung pada food court Pemuda Raya.

E – Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6.2 (2017): 789-818 ISSN : 2337-3067

Haming, Murdifin dan Basalamah, Salim. 2010. Studi Kelayakan Investasi Proyek dan Bisnis. Jakarta:
Bumi Aksara.

Husnan, S. dan Suwarsono, M. 2000.Studi Kelayakan Proyek. Edisi ke-4. Yogyakarta: Unit Penerbit
dan Percetakan.

Kasmir, 2012. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi. Jakarta: Kencana.

Umar, H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Aspek ekonomi

Adanya wisata Tanjung Papuma dapat memberikan dampak dalam aspek ekonomi :

 Dapat memberikan lapangan pekerjaan

Manajer mempekerjakan warga disekitar Wisata Tanjung Papuma sehingga dapat membantu
memberikan pekerjaan dan penghasilan. Seperti contohnya dengan membuka kios cinderamata khas
Jember.

 Dapat memberikan pengalaman pekerjaan

Manajer juga memiliki kriteria dalam pemilihan karyawan sehingga karyawan tersebut memiliki sikap
yang sopan dan ramah terhadap setiap pengunjung.

 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Dengan adanya Wisata Tanjung Papuma, warga sekitar yang menjadi karyawan dapat memiliki
pendapatan atau penghasilan. Dengan demikian, warga dapat memaksimalkan hasil  pendapatannya
dengan lebih baik sehingga kegiatan perekonomian disekitar Wisata Tanjung Papuma dapat berjalan
dengan lancer

Konsep Proyek

Konsep yang akan kami gunakan dalam pembangunan Pusat Jajanan atau Foodcurt dan Sport Center
adalah pengembangan pusat jajanan menjadi lebih baik yang akan menjadi daya tarik dari berbagai
kalangan dan tentunya tempat yang sangat instagramable sehingga dapat dikenal oleh pengunjung
dari luar domestik maupun para mahasiswa atau mahasiswi. Pusat Jajanan yang terdiri dari
beberapa pedagang kaki lima ini yang sudah tertata apik dan tempat nan bersih sehingga kami akan
kembangkan beberapa kios – kios yang menunjang para pengunjung untuk berkunjung dan
menikmati suasana food court pada malam hari. Tidak hanya itu, kami juga membangun lapangan
basket bagi para pengunjung untuk bisa berolahraga bahkan dibuka untuk umum. Perbaikan
fasilitas – fasilitas yang sudah ada seperti kamar mandi serta area bermain akan kami buat lebih
layak dan bersih. Dan akan memperkerjakan beberapa karyawan untuk menjaga kebersihan kamar
mandi di area Pusat Jajanan atau Food Court & Sport Center. Untuk anak – anak tidak lupa kami
memperbaiki area bermain yang sudah ada dengan menambah beberapa mainan anak – anak dan
beberapa kursi bagi para orang tua yang menunggu anak –  anaknya bermain.

Anda mungkin juga menyukai