Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Teori Globalisasi dan Etika Bisnis

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis

Anggota :

Ahmad Al Ghiffari (120020162)

Anita Putri Lianie (120020173)

Fina Idamatusilmi (120020179)

3E MANAJEMEN

Prodi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI 2022

Jl. Pemuda No. 32 Telp. (0231) 206558 Fax. (0231) 236742 – Cirebon 45132

Email : ugj@ugj.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan
salawat kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan
kita suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Globalisasi dan Etika Bisnis” ini
dengan lancar. Dengan menyelesaikan karya tulis ini, tidak jarang penulis
menemui kesulitan.

Namun penulis sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikannya,


oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang
membaca yang sifatnya membangun untuk dijadikan bahan masukan guna
penulisan yang akan datang sehingga menjadi lebih baik lagi. Semoga karya tulis
ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Cirebon, 31 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan....................................................................................................1
C. Manfaat Penulisan..................................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................................2
A. Pengertian Era Globalisasi Menurut Para Ahli.......................................................2
B. Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli............................................................3
C. Contoh Dalam Era Globalisasi...............................................................................4
D. Contoh Dalam Etika Bisnis....................................................................................4
E. Persaingan Bisnis...................................................................................................6
F. Jenis Persaingan.....................................................................................................7
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................8
A. Hubungan Etika Bisnis dan Globalisasi..................................................................8
B. Praktek Etika Bisnis Dalam Pasar Internasional.....................................................9
C. Manfaat Etika Bisnis di Era Globalisasi...............................................................10
D. Peran Etika Bisnis di Era Global..........................................................................11
E. Kode Etik dalam Etika Bisnis...............................................................................12
BAB III PENUTUP........................................................................................................15
A. KESIMPULAN....................................................................................................15
B. SARAN................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini kondisi penegakan etika bisnis di Indonesia semakin berat karena
banyaknya pelanggaran terhadap etika bisnis oleh para pelaku bisnis sendiri.
Sedangkan pelanggaran etika bisnis tersebut, tidak dapat diselesaikan karena
sifatnya yang tidak terikat oleh hukum. Mekanisme pasar akan terancam tanpa
adanya kepastian hukum. Dengan adanya kepastian hukum ketertiban akan
terpelihara dan transparansi akan terjamin. Sehingga hak-hak para pengusaha
dan konsumen akan terlindungi.

Oleh karena itu, masalah etika dan kepatuhan hukum menjadi salah satu
pondasi yang harus dibangun oleh setiap pelaku bisnis. Begitu besar pengaruh
etika dalam kegiatan  bisnis dan pihak yang berkepentingan. Maka dengan
mengetahui keterkaitan antara etika bisnis dengan kondisi global akan lebih
memudahkan untuk bertahan dan  berkembang dengan segala kondisi yang
akan terjadi di masa mendatang. Globalisasi ini menyebabkan mudahnya arus
pertukaran informasi, terknologi,  pertukaran barang dan jasa pada masyarakat.
Kemajuan teknologi juga banyak mendatangkan manfaat namun tetap harus
memiliki filter terhadap  perkembangan dunia luar yang tidak pantas dijadikan
panutan.

B. Tujuan Penulisan
 Untuk mengetahui relevansi etika bisnis pada era globalisasi
 Untuk menyelaraskan etika dalam berbisnis
 Untuk dapat mengambil manfaat globalisasi dalam etika bisnis

C. Manfaat Penulisan
 Menambah wawasan mengenai etika dalam berbisnis  
 Sebagai media pembelajaran untuk menyikapi era globalisasi dengan
baik

1
 Meningkatkan kepekaan terhadap bisnis

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Era Globalisasi Menurut Para Ahli


Istilah 'globalisasi' diambil dari kata globalize yang merujuk pada
kemunculan jaringan sistem sosial dan ekonomi berskala internasional.

Globalisasi merupakan suatu realitas sosial yang secara khusus


berkembang dalam peradaban manusia secara global. Seluruh aspek
fundamental di dunia sedang terkontaminasi dengan globalisasi. Mulai dari
hukum, sosial, ekonomi, hingga budaya, semua merasakan efek dari
globalisasi. Globalisasi semacam menjadi instrumen yang merusak sekat-sekat
pembatas interaksi manusia di seluruh belahan dunia.

Di mana hal ini tentu sangat berimplikasi terhadap jaringan sosial,


interaksi sosial, teknologi, maupun jaringan simetris antara setiap manusia di
dunia. Masyarakat - kumpulan dari manusia - dapat membentuk jejaring karena
globalisasi yang sudah secara eksplisit hadir di tengah-tengah kehidupan sosial.
Kajian ilmiah mengenai globalisasi dibahas secara dialektis oleh berbagai
akademisi di dunia - utamanya akademisi ilmu sosial. Yang mana diskusi
akademis mengenai globalisasi banyak dibedah dalam spektrum ilmu
Sosiologi, ilmu Politik, maupun Hubungan Internasional.

Dibawah ini merupakan pengertian menurut para ahli :

Menurut Malcom Waters, profesor Sosiologi dari Universitas Tasmania,


globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat pembatasan geografis
pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting yang terjelma di dalam
kesadaran orang.

Menurut Selo Soemardjan, Sosiolog asli Indonesia, ini turut serta


mengawali kajian mengenai globalisasi di Indonesia. Selo menuliskan dalam
beberapa literasinya bahwa globalisasi adalah terbentuknya organisasi dan

2
komunikasi antara masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan
kaidah yang sama.

Menurut Princenton N Lyman, Ahli diplomasi asal Amerika Serikat,


memiliki gagasan mengenai globalisasi. Menurutnya, globalisasi adalah
pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan
antara Negara-negara di dunia dalam hal perdagangan dan keuangan.

B. Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli


Pengertian Etika Bisnis ini merupakan sebuah cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berhubungan dengan
individu, perusahaan serta masyarakat. Etika Bisnis di dalam sebuah
perusahaan itu dapat/bisa membentuk nilai, norma serta juga perilaku
karyawan dan juga pimpinan di dalam membangun hubungan yang adil, sehat,
dan baik dengan pelanggan (mitra kerja), pemegang saham serta juga
masyarakat.

Menurut Bertens (2000) Etika bisnis ini lebih luas dari adanya suatu
ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan ini merupakan standar yang lebih
tinggi apabiladibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena di
dalamnya kegiatan atauaktivitas bisnis itu seringkali kita temukan wilayah abu-
abu yang mana hal tersebut tidak diatur oleh ketentuan hukum.

Menurut Hill dan Jones Etika Bisnis ini ialah suatu ajaran dalam
membedakan antara salah & benar dalam memberikan pembekalan kepada
tiap-tiap pemimpin dari sebuah perusahaan pada saat mempertimbangkan
dalam mengambil keputusan strategis yang terkait dengan adanya masalah
moral yang kompleks.

Menurut Velasques Etika Bisnis ini merupakan studi yang dikhususkan


mengenai moral yang benar serta salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar
moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi serta perilaku bisnis.

3
C. Contoh Dalam Era Globalisasi
Salah satu contoh globalisasi di bidang ekonomi adalah terjadinya praktik
ekspor dan impor. Ekspor-impor dapat meningkatkan devisa suatu negara dan
memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Globalisasi yang terjadi di bidang
ekonomi ini sangat berpengaruh terhadap perdagangan antar beberapa negara
yang sifatnya bebas. Karena memang pada dasarnya globalisasi ini bertujuan
untuk menghilangkan hambatan-hambatan yang menjadi permasalahan.
Dimana hambatan yang menjadi masalah ini terjadi pada perdagangan
internasional.

Pembiayaan adalah salah satu bentuk contoh globalisasi dalam bidang


bisnis atau ekonomi, Bentuk dari pembiayaan untuk globalisasi dalam bidang
ekonomi ini lebih mengacu pada saat melakukan pinjaman atau investasi.
Dimana pinjaman atau investasi ini bisa terjadi di seluruh negara yang ada di
dunia ini. Perusahaan yang dapat dijadikan sebagai contoh globalisasi di
bidang ekonomi adalah PT Telkom. Dimana PT Telkom ini ingin memperluas
satuan sambungan telepon di berbagai negara sehingga membutuhkan investasi
dari negara lain.

D. Contoh Dalam Etika Bisnis


Misalnya ada yang memiliki bisnis yang sedang trend saat ini seperti
‘thai tea’, kemudian ada perusahaan lain yang mengikutinya dengan melakukan
inovasi entah itu dari varian rasa yang lebih banyak atau topping yang lebih
beragam. Seperti itu tidak termasuk melanggar etika bisnis yang baik, ini
merupakan sebuah inovasi dalam berbisnis, kecuali jika menjiplak sama persis
dari segi rasa, nama bahkan brand, pengemasan dll. Jika masih melakukan
seperti itu berarti perusahaan atau pihak yang tidak bertanggung jawab tidak
memiliki etika bisnis yang baik.

Etika bisnis yang baik dilakukan sebuah pengusaha adalah:

 Bersikap jujur

4
Jujur adalah salah satu nilai paling dasar yang harus dimiliki dalam
berbisnis, jika Anda sampai ketahuan dalam menjalankan bisnis tidak
jujur maka reputasi bisnis Anda akan hancur dalam waktu yang singkat.
Dan perlu diketahui untuk mengembalikan sebuah kepercayaan dalam
bisnis itu sangat sulit serta membutuhkan waktu yang lama. Oleh sebab
itu selalu berperilaku jujur kepada siapa saja, karena manfaat perilaku
jujur sangat besar sekali manfaatnya, termasuk untuk bisnis.

 Sabar
Tidak ada seorang pengusaha yang tidak sabar. Dibalik kesuksesan
yang dia miliki, harus ada sikap sabar yang dimiliki oleh seorang
pengusaha.

 Berperilaku baik
Bertingkah laku menjadi salah satu etika yang paling diperhatikan,
soalnya ini yang paling terlihat dalam berinteraksi dengan rekan bisnis
Anda. Bersikaplah baik kepada semua orang yang Anda temui dan
jagalah sikap baik tersebut secara konsisten.

 Memakai pakaian yang sopan


Sering terjadi bila kita melihat pengusaha yang sudah sukses dan
dipandang sebagai tamu kehormatan memakai pakaian yang tidak
pantas atau tidak sopan ketika bertemu salah satu partner usahanya, di
Indonesia ini, pakaian adalah salah satu faktor yang bisa memengaruhi
kesan dan etika dalam melakukan bisnis usaha.

 Menggunakan bahasa yang baik


Dalam pemilihan bahasa juga perlu diperhatikan, hindari menggunakan
bahasa yang kasar, mengandung unsur sara, dan obrolan-obrolan yang
bersifat pribadi. Menyinggung atau menyindir sedikit saja, maka kesan
yang diberikan akan menjadi negatif walaupun kita berniat baik.

5
E. Persaingan Bisnis
Persaingan yang tidak sehat ini, yang ditandai dengan pemusatan
kekuatan ekonomi pada seseorang atau beberapa orang adalah tidak sehat, dan
ditinjau dari berbagai sudut mempunyai sisi negative, karena itu harus dicegah
supaya tidak merusak system perekonomian dan system hukum nasional.
Persaingan hanya terjadi pada system dunia yang bebas. Hal ini merupakan
faktor yang paling penting dalam memajukan perekonomian. Dalam Bahasa
Inggris persaingan disebut “competition” , Marshaal Howard berpendapat
bahwa persaingan merupakan istilah umum yamg dapat digunakan untuk
segala sumber daya yang ada. Persaingan adalah jantungnya perekonomian
pasar bebas.

Menurut Marshall, manfaat umum dari proses persaingan ekonomi


adalah terbentuknya harga yang semurah mungkin bagi barang dan jasa yang
disertai adanya bentuk pilihan maupun kualitas barang dan jasa yang
diinginkan. Dalam hal demikian, banyak produsen yang member kontribusi
pada perdagangan atau pasar. Dan harga-harga yang bersaing ditentukan oleh
permintaan dan penawaran pasar. Jika sejumlah penjual yang mau menjual
sama dengan jumlah pembeli yang mau membeli, maka disini adalah sisi
positif dari persaingan bisnis. Sedangkan sisi negatifnya adalah ketika terjadi
persaingan yang mutlak, dimana masing-masing perusahaan hanya
menginginkan keuntungan sebesarnya-sebesarnya.

Dalam keadaan seperti itu, akan timbul ketidakmerataan keuntungan dan


hasil pendapatan. Pengusaha dengan modal kecil akan tersisih dengan
sendirinya. Dalam hal ini para pelaku ekonomi berhasrat menguasai  berbagai
sector industry sekaligus, mulai dari industri hulu sampai industri hilir. Iklim
persaingan yang demikian akan menyebabkan persaingan yang tidak sehat.
Disini persaingan sesama usaha akan semakin ketat dan cenderung tidak jujur,
ditambah dengan tidak adanya paranata hukum yang membatasi kegiatan

6
bisnis. Sehubungan dengan berlangsungnya era globalisasi, maka  persaingan
harus transparan dan mengandalkan profesionalisme

F. Jenis Persaingan
1. Persaingan sehat
Persaingan sehat dalam arti positif, adalah sarana atau motivasi dalam
bidang industry untuk menumbuhkan gairah, untuk menciptakan kualitas
dan barang dari segi mutunya. Persaingan sehat bertujuan untuk
meningkatkan daya saing dengan menggunakan cara-cara efisien,
meningkatkan produktivitas, mutu dan pelayanan maksimal kepada
masyarakat. Para pengusaha diisyaratkan bersikap kesatria dalam
menghadapi persaingan sehat. Ini dilakukan dalam praktik bisnis dengan
tidak melanggar etika bisnis. Dalam struktur persaingan sempurna ada ciri-
ciri khusus, yaitu:

a. Terdapat banyak pembeli dan penjual  

b. Produk yang ditawarkan banyak dan homogeny

c. Tidak ada larangan masuk pasar.

d. Perolehan yang cukup terhadap informasi pasar.

2. Persaingan tidak sehat


Sekarang masih banyak perusahaan yang melakukan praktik kartel,
monopoli, pengendalian harga dan praktik bisnis tidak sehat lainnya. Upaya
pemerintah untuk mewujudkan persaingan sehat belum terlaksana karena
banyaknya hambatan dalam praktik persaingan bisnis di Indonesia.

7
BAB III

PEMBAHASAN

A. Hubungan Etika Bisnis dan Globalisasi


Seorang pengusaha bisnis yang cekatan dan aware terhadap lingkungan
umumnya memasukkan unsur perubahan (politik, sosial, dan ekonomi) sebagai
keadaan yang tidak diabaikan. Setiap pelaku bisnis tidak bisa berpangku tangan
tetapi harus memantau dan mengikuti perubahan dan perkembangan zaman.
Ketajaman dalam membaca tanda zaman danmenempuh langkah strategis yang
cepat umumnya bisa menyelamatkan bisnis yang dijalankan. Tanpa kejelian
membaca perubahan pebisnis akan ketinggalan zaman dan tidak memiliki
wawasan baru. Menurut Marshall, manfaat umum dari proses persaingan
ekonomi adalah terbentuknya harga yang semurah mungkin bagi barang dan
jasa yangdisertai adanya bentuk pilihan maupun kualitas barang dan jasa yang
diinginkan. Dalam hal demikian, banyak produsen yang member kontribusi
pada perdagangan atau pasar. Dan harga-harga yang bersaing ditentukan oleh
permintaan dan penawaran pasar. Jika sejumlah penjual yang mau menjual
sama dengan jumlah pembeli yang mau membeli, maka disini adalah sisi
positif dari persaingan bisnis. Sedangkan sisi negatifnya adalah ketika terjadi
persaingan yang mutlak, dimana masing-masing perusahaanhanya
menginginkan keuntungan sebesarnya-sebesarnya.

Dalam keadaan seperti itu, akan timbul ketidakmerataan keuntungan


danhasil pendapatan. Pengusaha dengan modal kecil akan tersisih dengan
sendirinya. Dalam hal ini para pelaku ekonomi berhasrat menguasai berbagai
sector industry sekaligus, mulai dari industri hulu sampai industri hilir.Iklim
persaingan yang demikian akan menyebabkan persaingan yang tidak sehat.
Disini persaingan sesama usaha akan semakin ketat dan cenderung tidak jujur,
ditambah dengan tidak adanya paranata hukum yang membatasi kegiatan

8
bisnis. Sehubungan dengan berlangsungnya era globalisasi, maka persaingan
harus transparan dan mengandalkan profesionalisme.

B. Praktek Etika Bisnis Dalam Pasar Internasional


Saat ini realitas menunjukkan, banyak pemilik modal atau investor
bahkan pelaku bisnis dari negara lain yang menempatkan dananya dan
menjalankan aktivitas bisnisnya di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan
suatu saat mereka akan menguasai dan mengendalikan perekonomian, sebagai
konsekuensi berlakunya pasar bebas dunia.Ibarat telah menelan makanan yang
dipilih, dan belum tahu reaksi apayang bakal terjadi di dalam perut, atau
dengan suatu pribahasa nasi sudah menjadi bubur. Banyaknya pelaku bisnis
dan pemilik modal dari luar.

Indonesia yang mau tidak mau menjadi kompetitor bagi pemilik modal
dan pelaku bisnis lokal. Persaingan telah dimulai dan tidak ada yang dapat
mengetahui siapa yang bakal menjadi pemenang. Masing-masing pihakakan
berusaha mempertahankan eksistensinya, dengan berbagai macam strategi dan
politik bisnis yang menjadi andalannya. Bahkan tidak menutup kemungkinan
melakukan segala cara demi untuk menjadi yang terdepan dan
pemenang.Setiap Negara terus mengeksplorasi bisnis ke luar negeri selain
untuk mendapatkan yang mereka inginkan, juga menaikkan tingkat ekonomi
yangada. Tidak dapat dipungkiri bahwa Bisnis multinasional merupakan
kesempatan untuk meraih pundi-pundi uang demi meningkatkan tingkatan
ekonomi, terutama negara berkembang yang rata-rata memiliki nilai tukar mata
uang yang rendah. Developing country mendapat keuntungan dengan
kemudahan untuk mengekspor barang domestiknya ke luar dan kemudahan
untuk mendapatkan investor asing bagi usaha-usaha dalam negeri. Sedangkan
developed country lebih mudah dalam mendapatkan barang/jasa yang mereka
inginkan. Namun tidak semua kesempatan bisnis global dapat langsung
digunakan. Terdapat beberapa halangan yang dapat menghadang perdagangan
internasional seperti perbedaan sosial dan budaya, perbedaan ekonomi dan
perebedaan hukum dan politik. Perusahaan harus mampu menyikapi hal

9
tersebut. Selain situ perusahaan harus memperhatikan EtikaBisnis. Contohnya
Indonesia memiliki keunggulan karena memiliki kekayaan alam yang
berlimpah seperti minyak. Sehingga Indonesia dapat menjual minyak lebih
murah.

C. Manfaat Etika Bisnis di Era Globalisasi


Bisnis adalah suatu kegiatan yang telah mengglobal. Pengaruh globalisasi
menjadi faktor pendorong terciptanya perdagangan internasional yang lebih
luas. Disini etika menjadi titik sentral dalam setiap kegiatan bisnis yang
berskala global karena bisnis tidak cukup hanya dijalankan berdasarkan
transaksi yang diikat oleh kontrak-kontrak formal dan legal saja, tetapi juga
perlu dilandasi oleh rasa saling percaya di antara pihak penjual maupun pihak
pembeli. Dengan berkembangnya kegiatan bisnis di masyarakat dan diiringi
dengan globalisasi ekonomi, maka etika bisnis adalah bagian penting kegiatan
bisnis itu sendiri.

Pelaku bisnis yang ingin eksis dan mampu bersaing di era globalisasi
harus mematuhi etika maupun norma serta aturan dan hukum yang berlaku.
Masalah etika dan kepatuhan terhadap hukum adalah suatu hal yang harus
ditimbulkan dan dimiliki oleh setiap pelaku bisnis, karena pada pelaksanaannya
bisnis yang beretika akan memberikan manfaat bagi perusahaan dan
masyarakat. Begitu sangat pentingnya etika dalam dunia bisnis, maka masalah
etika akan berpengaruh besar dengan kegiatan bisnisnya dengan pihak-pihak
berkepentingan. Maka dari itu, sehebat-hebatnya prestasi dan produktivitas,
bila tidak bersamaan dengan sikap dan etika yang relevan, dampak negatifnya
akan dirasakan pada kemudian hari.

Dalam hal ini, kasus pelanggaran etika bisnis merupakan hal yang biasa
dan wajar pada masa kini. Secara tidak sadar, kita sebenarnya telah melihat
banyaknya pelanggaran etika bisnis dalam kegiatan berbisnis di Indonesia.

Banyak hal yang berhubungan dengan pelanggaran etika bisnis yang


sering dilakukan oleh para pebisnis yang tidak bertanggung jawab di Indonesia.
Berbagai hal tersebut adalah bentuk dari persaingan yang tidak sehat oleh para

10
pebisnis yang ingin menguasai pasar. Selain untuk menguasai pasar, terdapat
faktor lain yang juga mempengaruhi para pebisnis untuk melakukan
pelanggaran etika bisnis, antara lain untuk memperluas pangsa pasar, serta
mendapatkan banyak keuntungan.

Pada faktor tersebut merupakan alasan yang umum untuk para pebisnis
melakukan pelanggaran etika dengan berbagai cara. Maka dari itu pentingnya
etika dalam bisnis terutama dalam era globalisasi ini. Karena etika membantu
seseorang, sekelompok orang atau masyarakat untuk mencari orientasi.

Tujuannya agar seseorang, sekelompok orang atau masyarakat tersebut


tidak hidup dengan cara ikut-ikutan saja terhadap berbagai pihak yang mau
menetapkan bagaimana seharusnya hidup, melainkan agar dapat mengerti dan
memahami mengapa harus bersikap sesuai kepribadiannya.

D. Peran Etika Bisnis di Era Global


Era globalisasi adalah situasi dan keadaan yang seolah-olah tanpa batas
antar orang, tugas, tempat, ruang atau dengan kata lain "mendunia." Sehingga
dalam menjalankan bisnis dalam era globalisasi ini para pelaku bisnis
menghadapi tantangan utama, yakni:

1. Pelanggan lebih menuntut kecepatan waktu, dan budaya instant sudah


menjadi trend masa kini. Hal ini menjadikan waralaba yang laris
adalah yang dapat menyediakan makanan cepat saji.
2. Etika-etika dalam bisnis kurang diperhatikan oleh pelaku bisnis yang
memang hanya mengandalkan kekuatan dan kekuasaan saja, sehingga
terjadilah pengkotak-kotakan kepada pelaku bisnis menurut suku,
etnis ataupun agama.
3. Pelanggan kini lebih cerdas dan kritis, dalam arti mereka tidak hanya
melihat harga tetapi juga membandingkan dengan mutu atau kualitas
produk dan pasti akan mengklaim jika kecewa terhadap suatu produk
yang dibelinya.

11
4. Ditentukan adanya standar mutu tertentu yang diputuskan secara
bersama-sama oleh suatu komite yang ditunjuk, misalnya ISO.
5. Tingkat ekspansi dan persaingan bisnis sangat tinggi, baik secara
domestic maupun internasional, begitu suatu produk muncul di
pasaran dan 'booming, pasti dalam sekejap ada produk lain yang
meniru, entah halal maupun tidak.
6. Perubahan yang sangat cepat kadang-kadang tak terduga atau memang
sulit diduga, misalnya setelah terjadi pemboman gedung WTC di AS
oleh teroris, pasar modal dunia menjadi lesu dan bergejolak tak
menentu, yang pasti dampaknya ke aspek bisnis yang sangat
mengejutkan bagi setiap pelaku bisnis.
7. Muncul ketidak pastian di sekitar hal-hal yang berkaitan dengan
sumberdaya manusia, misalnya bagaimana memotivasi karyawan
dengan bermacam-macam latar belakang pendidikannya, bagaimana
mendapatkan karyawan yang berkualitas, cerdas, berwawasan luas
dalam lingkup domestic dan internasional.

Tidak dapat dipungkiri dunia bisnis dalam era global ini dihadapkan pada
proses perubahan yang begitu cepat dan rumit. Untuk itu kebutuhan akan
perubahan yang dinamis dalam berbagai hal seperti visi, misi, tujuan dan
sistem berpikir menjadi hal pokok yang harus dimiliki perusahaan. Dalam
konteks organisasi belajar, setiap individu organisasi bisnis harus memiliki
komitmen dan kapasitas untuk belajar pada setiap tingkat apapun dalam
perusahaannya. Dengan kata lain setiap pekerjaan harus mengandung unsur
pembelajaran yang semakin aktif.

Membawa perusahaan ke arah sukses adalah impian dan harapan setiap


pemimpin bisnis, sepertinya memang mudah jika hanya berupa teori, namun
akan menjadi sulit jika harus diterapkan menjadi suatu rancangan strategi yang
menghasilkan program masa depan dan mampu menjawab tantangan.

12
E. Kode Etik dalam Etika Bisnis
Pengertian kode etik menurut Drs. Sidi Gajabla yaitu salah satu teori
yang berkenaan dengan tingkah laku atau perbuatan manusia yang dilihat dari
sisi baik dan sisi buruknya sejauh mana bisa ditetapkan oleh akal sehat
manusia. Begitupun menurut Soergarda Poerbakawatja, kode etik ialah
berbagai ilmu yang memberikan arahan atau petunjuk, acuan, serta pijakan
kepada tindakan manusia. Disini kita sudah ada gambaran bahwa kode etik
dalam bisnis merupakan sesuatu hal yang penting dalam regulasi perusahaan.

Dalam kode etik, didalamnya menjelaskan standar-standar yang perlu


kita patuhi dalam menjalankan nilai-nilai Perusahaan, begitu juga dengan
undang-undang, peraturan, dan kebijakan tertentu yang terkait. Semua
karyawan tetap, atau karyawan kontrak memiliki kewajiban untuk mengikuti
kode etik dan mematuhi semua kebijakan dan prosedur perusahaan, serta
semua undang-undang, aturan dan peraturan yang berlaku di negara . Kode etik
juga berlaku bagi dewan komisaris dan direksi, sehubungan dengan semua
kegiatan yang mengatasnamakan Perusahaan. Setiap konsultan, kontraktor, dan
mitra bisnis lainnya yang bekerja atas nama perusahaan diharapkan untuk
menjunjung tinggi prinsip-prinsip dalam kode etik ini.

Selain itu social budaya, ekonomi dan hukum-politik, yang perlu


diperhatikan oleh perusahaan adalah Etika Bisnis. Etika bisnis adalah perilaku
baik atau buruk berdasarkan kepercayaan perseorangan dan norma sosial
dengan membedakan antara yang baik dan yang buruk. Kode Etik yang ada
bersumber dari pandangan anak-anak ke perilaku orang dewasa, pengalaman,
perkembangan nilai serta moral, dan pengaruh kawan.

Contohnya yaitu Bank DKI, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang


industri perbankan dan jasa keuangan yang merupakan industri yang
berbasiskan kepada kepercayaan pemegang saham dan para nasabahnya, Bank
DKI memandang perlu menerapkan etika bisnis pada setiap tingkatan/level
organisasi dan pada setiap aktivitas operasional perusahaan.

Bank DKI telah memiliki panduan berupa kode etik atau Code of
Conduct (COC) sebagai pedoman etika yang menjadi prinsip dan dasar yang

13
memandu hubungan di antara manajemen dan karyawan Bank DKI dan
hubungan dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) dalam berbisnis,
diharapkan dapat mendukung implementasi Tata Kelola Perusahaan serta
menumbuhkan budaya kerja Bank DKI yang menekankan perilaku profesional,
keterbukaan, tanggung jawab, akuntabilitas dan kewajaran.

Kode Etik Bank DKI sebagai pedoman internal Bank DKI berisikan
sistem nilai, etika bisnis, etika kerja, komitmen, serta penegakan terhadap
peraturan- peraturan Bank DKI bagi karyawan dalam menjalankan bisnis dan
aktivitas lainnya, serta dalam berinteraksi dengan para pemangku kepentingan.

Pada intinya Code of Conduct Bank DKI mengatur pokok-pokok hal-hal


sebagai berikut:

a) Visi Misi
b) Tata Nilai PIC
c) Prinsip GCG (TARIF)
d) Kode Etik Bankir
e) Ketentuan Mengenai
f) Informasi Rahasia
g) Perusahaan dan Benturan Kepentingan
h) Peraturan dan Ketentuan Yang Berlaku di Bank DKI

Tujuan diciptakanya kode etik adalah:

1. Meningkatkan kepercayaan publik pada bisnis.


2. Berkurangnya potensial regulasi pemerintah yang dikeluarkan sebagai
aktivitas kontrol.
3. Menyediakan pegangan untuk dapat diterima sebagai pedoman.
4. Menyediakan tanggungjawab atas prilaku yang tak ber-etika.

Tanggung jawab sosial juga merupakan juga hal yang penting. Tanggung
jawab sosial adalah sebuah konsep dimana sebuah perusahaan terhubung
dengan sosial dan lingkungan sekitar dalam hal proses bisnis dan interaksi
perusahaan dengan stakeholdernya. Tanggung jawab sosial dunia bisnis tidak
saja berorientasi pada komitmen sosial yang menekankan pada pendekatan

14
kemanusiaan, belas kasihan, dan semacamnya, tetapi menjadi kewajiban yang
sepantasnya dilaksanakan oleh para pelaku bisnis dalam ikut serta mengatasi
permasalahan sosial yang menimpa masyarakat.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam kehidupan masyarakat, dikenal nilai – nilai dan norma – norma
etis. Begitu juga pada dunia bisnis pada umumnya. Bisnis perlu mengenal dan
memperhatikan etika. Dalam dunia persaingan yang ketat, bisnis yang berhasil
adalah bisnis yang memprhatikan nilai-nilai moral. Jadi, antara etika dan bisnis
ada relevasinya. Dengan begitu, adanya persaingan yang ketat antara pelaku
usaha dan adanya prinsip ekonomi untuk memperoleh kaentungan sebesar-
besarnya, membuat para pelaku bisnis bertindak tidak jujur.

Upaya perlindungan konsumen masih terdapat kendala – kendala antara


lain karena rendahnya kesadaran konsumen akan hak-haknya. Guna
melindungi konsumen dan produsen terhadap perdagangan dalam dan luar
negeri, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen.

B. SARAN
 Perlu adanya pendidikan atau penyuluhan tentang etika bisnis kapada
para pelaku bisnis. Demikian pula penyuluhan tentang kehidupan
berbisnis yang berlandaskan etika yang merupakan keadilan ekonomi,
serta hasil dari penerapan keadilan, yaitu terwujudnya keadilan sosial.
 Pemerintah perlu mengembangkan dan menumbuhkan apparat yang
mempunyai kemampuan, kepekaan, serta kewibawaan untuk

15
melaksanakan pengawasan serta pembinaan kepada pelaku bisnis, agar
praktek-praktek yang meninggalkan etika bisnis tidak dilakukan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, William. 2016. Etika dan Etiket Bisnis. Kanisius PT. ISBN 978-979-
21-4870-1.

Anonim, 2012. Ekonomi Global. http://wikipedia.org.com. Diakses pada


tanggal 15 desember 2012, Makassar.
Rindjin, Ketut. 2008. Etika Bisnis dan Implementasinya. Cetakan kedua,
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Aufa, Rafi. (08 Juni 2022). Globalisasi: Pengertian Menurut Para Ahli dan
Dampaknya di Indonesia. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2022 melalui
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6116402/globalisasi-pengertian-
menurut-para-ahli-dan-dampaknya-di-indonesia/amp
Ibeng, Parta. (15 Oktober 2022). Pengertian Etika Bisnis, Tujuan, Manfaat,
Prinsip dan Menurut Ahli. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2022 melalui
https://pendidikan.co.id/pengertian-etika-bisnis-tujuan-manfaat-prinsip-
dan-menurut-ahli/
Obeit, Eril. (16 Agustus 2022). Penting! Ini 10 Etika dalam Berbisnis yang
Wajib Diketahui. Qwords . Diakses pada tanggal 31 Oktober 2022
melalui https://qwords.com/blog/etika-dalam-bisnis/
Mekari. (2016). Contoh Globalisasi yang Terjadi di Bidang Ekonomi. jurnal
enterpreneur . Diakses pada tanggal 31 Oktober 2022 melalui
https://www.jurnal.id/id/blog/contoh-globalisasi-yang-terjadi-di-bidang-
ekonomi/
Lina, Wella Rosa., dan Chandra Laksmanan (12 Januari 2022). Pentingnya
Etika Bisnis Dalam Era Globalisasi. Diakses pada tanggal 31 Oktober
2022 melalui https://kabarlah.com/inspirasi/2022/01/11/pentingnya-etika-
bisnis-dalam-era-globalisasi/

16

Anda mungkin juga menyukai