Anda di halaman 1dari 2

Usulan Standar Honorarium/ Imbalan Jasa Arsitek Tahun 2012 Wilayah DKI Jakarta

September 26,2012 16:04:35 Salam Sejawat, Menindaklanjuti pertemuan pada Kamis, 17 April 2012 di Bimasena - Hotel Dharmawangsa Jakarta dan Selasa, 11 September 2012 di Jakarta Design Center. Pengurus Daerah IAI Jakarta telah mendapatkan masukan dan mencapai kesepahaman untuk mengusulkan sebagai berikut : Perubahan Standar Honorarium/Imbalan Jasa Arsitek untuk wilayah DKI Jakarta. Memperhatikan : 1. Bahwa meningkatnya volume Jasa Konstruksi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia khususnya bidang properti yang meningkat pesat pada periode tahun 2011-2012. 2. Bahwa kompetisi antara pelaku jasa konstruksi menjadi semakin ketat dan berimbas adanya persaingan honorarium/ imbalan jasa yang mengarah kepada kondisi yang tidak sehat. 3. Bahwa Ikatan Arsitek Indonesia sebagai asosiasi profesi arsitek di Indonesia telah memiliki Standar besaran Imbalan Jasa/Honorarium Arsitek yang diatur pada Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dan Penguna Jasa tahun 2007. 4. Bahwa dalam pertemuan hari Kamis, 17 April 2012 di Bimasena - Hotel Dharmawangsa Jakarta dan Selasa 11 September 2012 di Jakarta Design Center, para pimpinan/prinsipal biro Arsitek telah memberikan pandangan dan masukan terkait situasi terkini perkembangan konstruksi di Jakarta. 5. Bahwa untuk menetapkan standar besaran Honorarium/Imbalan Jasa Arsitek, antara lain memperhatikan UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 17 tahun 2005 tentang Komponen dan Pentahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak (KHL). 6. Bahwa Standar KHL terdiri dari beberapa komponen yaitu : Makanan & Minuman, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, transportasi dan rekreasi & tabungan. Mengusulkan : 1. Bahwa Standar Besaran Honorarium/Imbalan Jasa Arsitek setiap daerah di Indonesia memiliki perhitungan khusus berdasarkan komponen utama Kebutuhan Hidup Layak (KHL) didaerah tersebut. 2. Bahwa pekerjaan rumah tinggal dikategorikan sebagai pekerjaan dengan tingkat kompleksitas tinggi, maka nilai Honorarium/Imbalan Jasa Arsitek dihitung minimum sebesar 200 ribu per meter persegi atau 7% dari nilai fisik bangunan/konstruksi. 3. Bahwa pekerjaan Konservasi/Renovasi/Rekonstruksi/Restorasi/Rehabilitasi/Revitalisasi digunakan metode biaya langsung personil/remunerasi dan atau jasa layanan tambahan/khusus. 4. Bahwa besaran Honorarium/Imbalan Jasa Arsitek untuk pekerjaan bukan rumah tinggal merujuk pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No. 45 tahun 2007. Nilai Honorarium/Imbalan Jasa Arsitek minimum sebesar 60% dari nilai yang tercantum dalam tabel tersebut. 5. Bahwa dalam setiap kontrak kerja Jasa Arsitek mensyaratkan adanya pembayaran Uang Muka. 6. Bahwa besaran uang muka untuk pekerjaan dengan Honorarium/Imbalan Jasa Arsitek sebesar s/d Rp 1 milyar, maka ditetapkan minimum sebesar 20% dari Honorarium/Imbalan Jasa Arsitek yang disepakati. 7. Bahwa besaran uang muka untuk pekerjaan dengan Honorarium/Imbalan Jasa Arsitek sebesar diatas Rp 1 milyar, maka ditetapkan maksimum sebesar 20% dari Honorarium/Imbalan Jasa Arsitek yang

disepakati. 8. Bahwa diperlukan sosialisasi usulan perubahan besaran Honorarium/Imbalan Jasa Arsitek kepada seluruh anggota IAI Jakarta untuk ditetapkan dalam rapat Anggota IAI Jakarta. 9. Bahwa setelah ditetapkan pada Rapat Anggota IAI Jakarta maka selanjutnya disosialisasikan melalui media cetak maupun media elektronil serta pertemuan yang mengundang para stakes holder (Pemerintah, Developer, Swasta dan masyarakat) Demikian usulan standar Honorarium/Imbalan Jasa Arsitek yang kami disusun. Selanjutnya dibawah ini kami melampirkan formulir isian untuk saran/masukan untuk dikirimkan selambat-lambatnya Jumat 28 September 2012 pukul 12.00 WIB, melalui email program@iai-jakarta.org Atas perhatian yang diberikan, kami mengucapkan terima kasih. Jakarta 26 September 2012 Pengurus Daerah IAI Jakarta Djohan Pahlawan Ketua Program Pengembangan Biro Arsitek Her Pramtama, IAI Ketua

Anda mungkin juga menyukai