Makalah IPLT
Makalah IPLT
Instalasi Pengolah Limbah Tinja (IPLT) Keputih yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya sejak tahun 1990 merupakan suatu teknologi intermediate yang digunakan untuk menyempurnakan sistem pembuangan limbah tinja yang pernah dioperasikan sebelumnya, dimana sistem yang lama belum berorientasi pada lingkungan. IPLT ini menggunakan sistem biologi dengan parit oksidasi ( oxidation ditch) yang dilengkapi rotor dan mempunyai kapasitas maksimum sebesar 100 m3/hari. Bangunan pengolahan ini telah beberapa kali mengalami perbaikan, dan bangunan penunjang pengolahan yang ada yaitu: 1. Bak Pemisah Lumpur (Solid Separation Chamber) 2. Bak Pengumpul Filtrat (Sump Well) 3. Balancing Tank / Equalization Tank 4. Parit Oksidasi (Oxidation Ditch) 5. Bak Distribusi (Distribution Box) 6. Bak Pengendap Akhir (Clarifier) 7. Bak Pengering Lumpur (Sludge Drying Bed) 8. Kolam Pengering Lumpur (Sludge Drying Area)
Retribusi IPLT Biaya pengolahan lumpur tinja ditetapkan dalam Peraturan Daerah no. 6 tahun 1986 jo Peraturan Daerah no. 2 tahun 1990 jo Peraturan Daerah no. 16 tahun 1993 jo Peraturan Daerah no. 4 tahun 2000 sebesar Rp 3.750,00 /m 3. Biaya tersebut ditarik melalui Dinas Pendapatan Daerah. Namun pada tahun 2005 ini biaya tersebut telah dinakkan menjadi sebesar Rp 7000,00 /m3. Berikut adalah gambar diagram pelayanan retribusi IPLT :
PENGUSAHA
Perijinan Rekomendasi
WALIKOTA BAGIAN PEMERINTAHAN
PENGUSAHA
Collection
Potensi Pemakai Jasa IPLT Kurang lebih 80% warga Kota Surabaya, termasuk fasilitas umum, sosial, perumahan, niaga, industri, pasar dan lain-lain. IPLT Keputih melayani seluruh wilayah Surabaya. Untuk operasional lima tahun mendatang hanya akan melayani Surabaya Timur yaitu wilayah sebelah Timur Kalimas, sedangkan wilayah Surabaya Barat akan dilayani unit IPLT yang akan dibangun di wilayah Surabaya Barat.
Berikut ini adalah diagram alir dari proses yang terjadi pada Instalasi Pengolah Limbah Tinja (IPLT) Keputih Surabaya:
Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan IPLT Keterangan: 1. Limbah tinja dari rumah tangga ataupun tempat-tempat lain masuk ke dalam bak Pemisah Lumpur (Solid Separation Chamber, SSC). Bak ini dilengkapi oleh screen. Di dasar bak terdapat media berupa kerikil dan pasir untuk menyaring filtrat yang meresap ke dalam, untuk kemudian ditampung pada sumur filtrat. Sehingga proses yang berlangsung pada bak
Gambar 5. Clarifier
BOD = 60 mg/l
Solid Separation Chamber (SSC) SSC ini berfungsi sebagai bak pengendap pertama. Dimana memiliki efisiensi (berdasarkan data pengamatan di lapangan dari keterangan petugas): TSS BOD Kedalaman Panjang Lebar Perhitungan : Q = 400 m3/hari (untuk 2 SSC) Maka untuk 1 bak Q = 200 m3/hari = 60% = 35% = 2,5 m =8m =5m
= 0,5 hari Removal BOD BOD eff (S) TSS TSS eff = 35% x 2800 mg/L = 2800 mg/L - 980 mg/L = 60% x 3700 mg/L = 3700 mg/L - 2220 mg/L = 980 mg/L = 1820 mg/L = 2220 mg/L = 1480 mg/L
= 14,4m 3 / hari
= Q influen Q lumpur yang dihasilkan = 400 m3/hari 14,4 m3/hari = 385,6 m3/hari
Oxidation Ditch Diketahui data sebagai berikut : Q influen BOD in OD TSS in OD BOD TSS = Q effluen SSC = BOD ef SSC = TSS ef SSC = 92 % = 95 % = 385,6 m3/hari = 1820 mg/l = 1480 mg/l
Digunakan data tipikal sebagai berikut : Y kd = 0,5 kg VSS / kg BOD = 0,05 /hari
Perhitungan : Vr = =
Q Y c ( So S ) X (1 + kd c )
385,6m 3 / hari 0,5kg.VSS / kg.BOD 10hari (1820 60 ) mg / l 2000mg / l (1 + 0,05 / hari 10hari )
= 1131,09 m3 Volume OD existing 1196,25 m3 Volume existing > Volume OD hasil perhitungan (Vr) Removal BOD BOD efluen = 92 % x 1820 mg/l = (1820 1683,5) mg/l = 1683,5 mg/l = 136,5 mg/l..not OK
(melebihi baku mutu yang berlaku) Removal TSS TSS efluen = 95 % x 1480 mg/l = (1480 1406) mg/l = 1406 mg/l = 74 mg/l..OK (di bawah
baku mutu yang berlaku) Dari hasil perhitungan sesuai dengan kondisi di lapangan ternyata efluen dari sistem pengolahan pada IPLT Keputih ini tidak memenuhi untuk parameter BOD, hal ini kemungkinan besar karena ketidak-akuratan data yang diberikan oleh petugas di lapangan. Untuk memperkirakan % removal yang sesungguhnya pada unitunit yang ada dilakukan perhitungan mundur sehingga efluen sesuai dengan baku mutu yang berlaku. Perhitungan mundur ini dilakukan pada unit SSC karena pada kondisi di lapangan efluen SSC ini sudah mengalami penurunan BOD cukup besar, ini dapat
Perhitungan : Pada SSC BODin pada SSC = 2800 mg/L % removal BOD = u Removal BOD = u x 2800 = 2800 u ( b) Efluen BOD = 2800 b = 2800 2800 u ( c) Pada Oxidation Ditch BODin pada OD = Efluen BOD SSC ( c) = 2800 2800 u Removal BOD = 92% x (2800 2800 u ) = 2576 2576 u ( d) Efluen BOD =cd = (2800 2800 u) (2576 2576 u) 60 60 = (2800 2800 u) (2576 2576 u) = 224 224 u
224 u = 224 60
= 0,732 = 73%
Jadi perkiraan % removal BOD pada SSC sebesar 73%, hal ini karena limbah yang diolah disini adalah air limbah dari WC saja dimana prosentase BOD terbesar terkandung dalam lumpurnya, sehingga apabila terjadi removal TSS pada air limbah secara langsung terjadi removal pula pada BOD air limbah.
Kebutuhan oksigen : Y obs = 1 + kd .c = 1 + 0,05.10 Px = Yobs. Q (So-S) = 0,33 x 385,6 m3/hr x (1820-136,5) x 10-3 kg/m3 = 214,22 kg /hr Kg O2 / hari = = 487,5 kg O2 /hari Jadi kebutuhan oksigen pada Oxidation Ditch sebesar 487,5 kg O2 /hari. Berdasarkan data di lapangan, jumlah rotor tiap oxidation ditch sebanyak 2 buah dan transfer O2 tiap rotor sebesar 10 kg O2/jam. Jadi untuk kondisi lapangan, kebutuhan O2 pada oxidation ditch sebesar: Kg O2 / hari = 2 rotor * 10 kg O2/jam/rotor * 24 jam/hari = 480 kg O2/hari Kebutuhan O2 di lapangan < Kebutuhan O2 hasil perhitungan.
Q(So S) 385,6(1,820 0,1365) 1,42 Px = 1,42.(214,22) f 0,82
0,5
= 0,33 g/g
Kesimpulan Dari evaluasi yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Volume existing > Volume OD hasil perhitungan (Vr). 2. Kebutuhan O2 di lapangan < Kebutuhan O2 hasil perhitungan. adalah sebesar 73%. 4. BODef eksisting > BODef hasil perhitungan, hal tersebut kemungkinan terjadi karena kurangnya suplai oksigen yang ditransfer ke dalam oxidation ditch, sehingga kerja mikroorganisme kurang maksimal. Saran Dari hasil analisa yang telah dilakukan, saran atau masukan yang dapat diberikan agar diperoleh kualitas efluen yang lebih baik yaitu : 1. Memperbanyak suplai oksigen di tiap ditch. 2. Menambahkan mikroorganisme. nutrient di tiap ditch untuk memaksimalkan kerja 3. Removal sesungguhnya pada SSC berdasarkan hasil perhitungan, kurang lebih