Anda di halaman 1dari 4

Penatalaksanaan Artritis Gout 1. Edukasi, pengaturan diet, istirahat sendi 2.

Pengobatan : bertujuan untuk menghilangkan keluhan nyeri sendi dan peradangan dengan obatobatan.

Kolkisin : 0,5-0,6mg/hr selama 3-4x/hari, dosis max 6mg OAINS > indometasin 150-200mg/hr selama 2-3 hari; dilanjutkan 75-100mg/hr sampai minggu berikutnya, atau sampai nyeri berkurang. Obat alopurinol dan urikosurik tidak boleh diberikan pada stadium akut, karena penurunan kadar asam urat yang mendadak akan membuat pasien semakin nyeri. Tapi jika pasien telah rutin memakan obat penurun asam urat, sebaiknya tetap diberikan. Kortikosteroid dan ACTH diberikan apabila kolkisin dan OAINS tidak efektif atau merupakan kontra indikasi. Dapat diberikan secara oral maupun parenteral.

FARMAKO Gout tidak dapat disembuhkan, namun dapat diobati dan dikontrol. Gejala-gejala dalam 24 jam biasanya akan hilang setelah mulai pengobatan. Gout secara umum diobati dengan obat anti inflamasi. Yang termasuk di dalamnya adalah : NSAID: Obat antiinflamasi (anti radang) non steroid, atau yang lebih dikenal dengan sebutan NSAID (Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs) adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan antiinflamasi (anti radang). Istilah "non steroid" digunakan untuk membedakan jenis obat-obatan ini dengan steroid, yang juga memiliki khasiat serupa. NSAID bukan tergolong obat-obatan jenis narkotika. Farmakokinetik : Mekanisme kerja NSAID didasarkan atas penghambatan isoenzim COX-1 (cyclooxygenase-1) dan COX-2 (cyclooxygenase-2). Enzim cyclooxygenase ini berperan dalam memacu pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari arachidonic acid. Prostaglandin merupakan molekul pembawa pesan pada proses inflamasi (radang). NSAID dibagi lagi menjadi beberapa golongan, yaitu: golongan salisilat (diantaranya aspirin/asam asetilsalisilat, metil salisilat, magnesium salisilat, salisil salisilat, dan salisilamid),

golongan asam arilalkanoat (diantaranya diklofenak, indometasin, proglumetasin, dan oksametasin), golongan profen/asam 2-arilpropionat (diantaranya ibuprofen, alminoprofen, fenbufen, indoprofen, naproxen, dan ketorolac), golongan asam fenamat/asam N-arilantranilat (diantaranya asam mefenamat, asam flufenamat, dan asam tolfenamat), golongan turunan pirazolidin (diantaranya fenilbutazon, ampiron, metamizol, dan fenazon), golongan oksikam (diantaranya piroksikam, dan meloksikam), golongan penghambat COX-2 (celecoxib, lumiracoxib), golongan sulfonanilida (nimesulide), serta golongan lain (licofelone dan asam lemak omega 3). Indikasi : Secara umum, NSAID diindikasikan untuk merawat gejala penyakit berikut: rheumatoid arthritis, osteoarthritis, encok akut, nyeri haid, migrain dan sakit kepala, nyeri setelah operasi, nyeri ringan hingga sedang pada luka jaringan, demam, ileus, dan renal colic Sebagian besar NSAID adalah asam lemah, dengan pKa 3-5, diserap baik pada lambung dan usus halus. NSAID juga terikat dengan baik pada protein plasma (lebih dari 95%), pada umumnya dengan albumin. Hal ini menyebabkan volume distribusinya bergantung pada volume plasma. NSAID termetabolisme di hati oleh proses oksidasi dan konjugasi sehingga menjadi zat metabolit yang tidak aktif, dan dikeluarkan melalui urin atau cairan empedu. Efek samping : NSAID merupakan golongan obat yang relatif aman, namun ada 2 macam efek samping utama yang ditimbulkannya, yaitu efek samping pada saluran pencernaan (mual, muntah, diare, pendarahan lambung, dan dispepsia) serta efek samping pada ginjal (penahanan garam dan cairan, dan hipertensi). Efek samping ini tergantung pada dosis yang digunakan. Obat ini tidak disarankan untuk digunakan oleh wanita hamil, terutama pada trimester ketiga. Namun parasetamol dianggap aman digunakan oleh wanita hamil, namun harus diminum sesuai aturan karena dosis tinggi dapat menyebabkan keracunan hati.

kolkisin Farmakodinamik :

Lebih berperan untuk penyakit pirai dan artritis, untuk antiradang umum kurang efektif. Berikatan dengan protein mikrotubular yang menyebabkan depolimerisasi dan menghilangnya mikrotubul fibidar granulosit. Sehingga menyebabkan penghambatan migrasi granulosit ketempat radang sehingga pelepasan mediator inflamasi juga dihambat dengan respon inflamasi ditekan. Selain itu kolkisin mencegah pelepasan glikoprotein dari leukosit yang pada pasien gout menyebabkan nyeri dan radang sendi.

Farmakokinetik : Absorbsi baik, distribusi luas, kadar tinggi terdapat di ginjal, hati, limpa dan saluran cerna. Dieksresi melalui tinja sebagian besar, dan sebagian kecil diurin. Indikasi : Pemberian obat harus diberikan pada awal serangan sampai geala hilang. Dapat berguna sebagai profilaktik serangan penyakit pirai. Dosisnya 0,5-0,6 mg/jam. Efek samping : muntah, mual, diare nekrosis kulit depresi sumsum tulang, purpra

Alopurinol Menurunkan kadar asam urat, mengobati penyakit pirai kronik dan sekunder, menghambat pembentukan tofi, mengurasi frekuensi seramgam. Bekerja menghambat xantin oxidase. Memiliki masa paruh yang pendek. Efek samping : reaksi kulit (merah) alergi Gagguan saluran cerna

Urikosurik Obat-obat urikosurik dapat meningkatkan ekskresi asam urat dengan menghambat reabsorpsi asam urat oleh tubulus ginjal. Supaya agen-agen urikosurik bekerja dengan efektif, maka dibutuhkan fungsi ginjal yang memadai. Pada keadaan ini perlu dilakukan test fungsi ginjal (Clearence creatinin test). Pada ginjal normal nilai clearence crealinin test adalah 115-120 ml/mt.

Probenesid dan Sulfinpirazan adalah dua jenis agen urikosurik yang sering digunakan. Jika seorang pasien menggunakan agen urikosurik, maka ia memerlukan masukan cairan sekurang-kurangnya 1500 ml/hari agar dapat meningkatkan ekskresi asam urat. Semua produk aspirin harus di hindari, karena menghambat kerja urikosurik dari obat-obatan itu.. Obat urikosurik adalah obat yang dapat mempengaruhi kadar asam urat misalnya probenesid, alupurinol dan sulfinipirazon. Obat yang mempengaruhi kadar asam urat tidak berguna mengatasi serangan klinis malah kadang-kadang meningkatkan frekuensi serangan pada awal terapi. Obat ini dapat meningkatkan eksresi asam urat dengan menghambat reabsorpsi asam urat oleh tubulus ginjal. Supaya agen-agen urikosurik bekerja dengan efektif, maka dibutuhkan fungsi ginjal yang memadai. Pada keadaan ini perlu dilakukan test fungsi ginjal (creatinin test). Pada ginjal normal nilai clearance crealinin test adalah 115-120 ml/mt. Efek samping Probenesid : Efek samping probenesid yang paling sering ialah gangguan saluran cerna, nyeri kepala dan reaksi alergi : gangguan cerna. Agranulositosis. Sulfunipirazon tidak boleh diberikan pada pasien dengan riwayat ulkus peptic.

Sulfinipirazon

Anda mungkin juga menyukai