Anda di halaman 1dari 5

Teori Biji Kelor Menurut ungkapan peneliti Michael Lea ahli dari institusi riset Clearing House yang

berbasis di Kanada menyebutkan pohon Moringa Oleifera yang di Indonesia dikenal dengan nama biji kelor terbukti dapat dijadikan media pemurnian air dengan memanfaatkan bubuk bijinya. Pusat-pusat pengolahan air perkotaan atau municipal water treatment dengan skala besar menjernihkan air dengan cara menambahkan senyawa kimia penggumpal (koagulan) ke dalam air kotor yang akan diolah. Dengan cara tersebut, partikel-partikel yang berada di dalam air akan menjadi suatu gumpalan yang lebih besar lalu mengendap. Namun, salah satu alternatif yang tersedia secara lokal adalah penggunaan koagulan alami dari tanaman. Penelitian dari The Environmental Engineering Group di Universitas Leicester, Inggris, telah lama mempelajari potensi penggunaan berbagai koagulan alami dalam proses pengolahan air skala kecil, menengah dan besar. Penelitian dipusatkan terhadap potensi koagulan dari tepung biji tanaman Moringa oleiferadan terbukti dapat digunakan untuk perjernihan air. Selain itu, kandungan senyawa yang terdapat pada serbuk biji kelor pun memiliki sifat antimikroba sehingga dapat mereduksi bakteri Coli dan juga dapat menghilangkan kandungan logam berat seperti besi (Fe) yang ada di dalam air. Untuk dosis yang digunakan, apabila akan menjernihkan air sebanyak 20 liter (1 jerigen), kira-kira diperlukan jumlah bubuk biji kelor sebanyak 2 gram. Pembuatan biji kelor untuk penjernihan air, sebagai berikut: 1. Kupas biji kelor dan bersihkan kulitnya. 2. Biji yang sudah bersih dibungkus dengan kain, kemudian ditumbuk sampai halus betul. Penumbukan yang kurang halus dapat menyebabkan kurang sempurnanya proses penggumpalan. 3. Campur tumbukkan biji kelor dengan air keruh dengan perbandingan 1 biji : 1 lt air keruh.

4. Campur tumbukkan biji kelor dengan sedikit air sampai berbentuk pasta. Masukkan pasta biji kelor ke dalam air kemudian diaduk. 5. Aduklah secara cepat 30 detik, dengan kecepatan 55-60 putaran/menit. 6. Kemudian aduk lagi secara berlahan dan beraturan selama 5 menit dengan kecepatan 15-20 putaran/menit. 7. Setelah dilakukan pengadukan, air diendapkan selama 1-2 jam. Makin lama waktu pengendapan makin jernih air yang diperoleh. 8. Pisahkan air yang jernih dari endapan. Pemisahan harus dilakukan dengan hati-hati agar endapan tidak naik lagi. 9. Pada dasar bak pengendapan diberi kran yang dapat dibuka, sehingga endapan dapat dikeluarkan bersama-sama dengan air kotor.

Gambar 1. Diagram Proses Sumber : www.iptek.net.id (Penjernihan Air dengan Biji Kelor (Moringa Oleifera) (Kalau dilihat dari ini berarti kita butuh penyaring lagi ga sih tian ?)

Teori Kulit Pisang Menurut sebuah penelitian di jurnal Industrial & Engineering Chemistry Research, kulit pisang bisa menyaring logam berat terutama timbal (Pb) dan tembaga (Cu). Dalam penelitian tersebut, kulit pisang yang digunakan tidak dimodifikasi melainkan hanya dicincang kecil-kecil lalu dimasukkan ke dalam air yang tercemar. Cincangan kulit pisang bisa dugunakan hingga 11 kali tanpa kehilangan kemampuannya untuk menyerap logam berat. Kulit pisang terdiri dari atom nitrogen, sulfur dan bahan-bahan organik seperti asam carboxylic. Asam ini bisa mengikat logam yang ada di air, menurut Gustavo Castro, peneliti dari Universitas Sao Paulo. Oleh karena itu, kulit pisang dapat menghilangkan logam berat yang ada pada air.

Anda mungkin juga menyukai