Anda di halaman 1dari 3

www.surabaya.go.

id - Situs Resmi Pemerintah Kota Surabaya

10/2/2013

Transportasi
Angkutan Kota
Transportasi kota yang juga selalu siap mengantar warga kota hingga ke tujuannya antara lain bus kota, angkutan kota (angkot), angguna (angkutan serba guna), bahkan becak. Angkutan kota dan angguna merupakan transportasi publik yang paling banyak dijumpai karena paling ekonomis dan rute yang dilalui cukup banyak (57 rute) serta bisa mencapai ke jalan-jalan yang kecil. Bus kota (patas dan ekonomi) yang melayani transportasi publik kota surabaya memiliki 19 rute pada jalan-jalan utama dan di dukung oleh terminal-terminal yang representatif antara lain : Terminal Purabaya Meskipun lokasi Terminal Purabaya berada di Bungurasih Kabupaten Sidoarjo, namun pengelolaannya oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya. Dalam skala kota Surabaya, letak terminal Purabaya berada di sisi Selatan kota Surabaya. Terminal Purabaya merupakan terminal tipe A dengan luas lahan 120.000 m2 , melayani angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), dan Angkutan Kota. Jaringan trayek angkutan kota yang dilayani Terminal Purabaya adalah bus kota. Terminal Tambak Oso Wilangun Lokasi terminal ini terletak di sebelah Barat Laut Surabaya, berada dekat dengan perbatasan Kabupaten Gresik. Terminal Tambak Oso Wilangun merupakan terminal tipe A, dengan luas lahan 50.000 m2 . Jaringan trayek angkutan kota yang dilayani Terminal Tambak Oso Wilangun adalah bus kota dan angkutan (lyn). Terminal Joyoboyo Lokasi terminal ini terletak di sebelah selatan. Terminal Joyoboyo merupakan terminal tipe B dengan luas lahan 11.134 m2 , dimana melayani angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), dan angkutan kota. Jaringan trayek angkutan kota yang dilayani Terminal Joyoboyo ini yakni bus kota, dan angkutan kota (lyn). Terminal Bratang Lokasi terminal ini terletak di sebelah timur. Terminal Bratang merupakan terminal tipe C dengan luas lahan 2.575 m2 , melayani angkutan kota saja. Jaringan trayek angkutan kota yang dilayani Terminal Bratang ini yakni bus kota dan angkutan kota (lyn). Sub Terminal Sub-sub terminal yang dikelola oleh Pemerintah Kota antara lain yaitu : -Sub Terminal Menanggal -Sub Terminal Benowo -Sub Terminal Petekan -Sub Terminal Manukan Kulon -Sub Terminal Darmo Permai -Pangkalan Angkutan Kota (Lyn) Selain terminal dan sub terminal, fasilitas transportasi kota yang klasifikasinya lebih kecil yaitu pangkalan angkutan kota (lyn) yang pada umumnya dikelola oleh Paguyuban angkutan kota. Lokasi pangkalan angkot ini biasanya merupakan simpul akhir trayek angkot dari terminal. Untuk pelayanan penumpang di sepanjang rute, tersedia fasilitas tempat pemberhentian berupa Halte atau Shelter, dan berupa Rambu (tanpa ada bangunan). Jumlah Halte atau Shelter sekitar 53 buah, sedangkan rambu sejumlah 29 buah. RUTE BIS KOTA Rute Purabaya - Darmo - Indrapura - Demak E Purabaya - Damo - Tambak Oso Wilangun E1 Purabaya - Joyoboyo F Purabaya - Kupang - Raden Saleh - Indrapura - Tambak Oso Wilangun L Ujung Baru - Rajawali - Tambak Oso Wilangun P1 Purabaya - Darmo - Indrapura - Perak / Patas P2 Purabaya - Darmo - Indrapura - Tambak Oso Wilangun / Patas P3 Sidoarjo - Dupak - Rajawali - Semut Patas P4 Purabaya - Dupak - Perak / Patas P6 Purabaya - Tambak Oso Wilangun / Patas P7 Purabaya - Dupak - Tambak Oso Wilangun / Patas P8 Purabaya - Dupak - Tambak Oso Wilangun / Patas KAMAL Kamal - Bangkalan - Burneh CAD Cadangan JND Juanda Bungurasih / Mini AC PAC 1 Purabaya - Darmo - Indrapura - Perak / Patas AC PAC 2 Purabaya - Darmo - Indrapura - Tambak Oso Wilangun / Patas AC PAC 4 Purabaya - Dupak - Perak / Patas AC PAC 8 Purabaya - Dupak - Tambak Oso Wilangun / Patas AC
C

Kode

RUTE MPU/MIKROLET

http://www.surabaya.go.id/infokota/index.php?id=7

1/3

www.surabaya.go.id - Situs Resmi Pemerintah Kota Surabaya

10/2/2013

Kode

Rute

C Pasar Loak - Sedayu - Karang Menjangan PP D Joyoboyo - Pasar Turi - Sidorame PP E Petojo - Tanjungsari - Balongsari PP F Joyoboyo - Pegirian - Endrosono PP G Joyoboyo - Karang Menjangan / Lakarsantri / Karang Pilang PP H2 Pasar Wonokromo - Pagesangan PP H2P Pasar Wonokromo - Terminal Menanggal PP I Kupang - Benowo PP K Ujung Baru - Kalimas Barat / Pasar Loak PP L2 Ujung Baru - Sasak - Petojo PP M Joyoboyo - Dinoyo - Kayun - Kalimas Barat PP N Kalimas Barat - Menur - Bratang PP O Tambak Wedi - Petojo - Keputih PP O1 Kalimas Barat - Keputih PP O2 (WK) Tambak Oso Wilangun (Depan SPBU) - Petojo PP / Tambak Wedi - Keputih - Bratang PP P Joyoboyo - Gebang Putih - Kenjeran / Petojo - Ketintang / Joyoboyo - Karang Menjangan - Kenjeran PP Q Kalimas Barat - Bratang PP R Kalimas Barat - Kapasan - Kenjeran PP S Joyoboyo - Bratang - Kenjeran PP T1 Margorejo - Joyoboyo - Sawahan - Pasar Loak PP T2 Joyoboyo - Mulyosari - Kenjeran PP U Joyoboyo - Rungkut - Wonorejo / Joyobekti PP V Joyoboyo - Tambakrejo PP W Dukuh Kupang - Kapas Krampung - Kenjeran PP Y Joyoboyo - Demak PP Z Kalimas Barat - Benowo PP TV Joyoboyo - Citra Raya / Manukan Kulon / Banjar Sugihan DP Kalimas Barat / Petekan - Manukan Kulon PP Z1 Benowo - Ujung Baru PP J Joyoboyo - Kalianak PP BK Bangkingan - Karang Pilang PP DA Kalimas Barat - Citra Raya JTK Joyoboyo - Tambak Klanggri PP JTK2 Joyoboyo - Medokan Ayu PP R1 Kalimas Barat - Nambangan - Kenjeran PP WLD Wonoarum - Pasar Loak - Dukuh Kupang PP WLD2 Bulak Banteng - Dukuh Kupang PP RT Rungkut - Pasar Turi PP LMJ Lakarsantri - Manukan Kulon - Kalimas Barat PP BM Bratang - Perumnas Menanggal PP JBMN Joyoboyo - Gunung Anyar PP LK Manukan Kulon - Pasar Loak - Kenjeran PP GL Pasar Loak - Gadung PP JK Joyoboyo - Kalijudan - Kenjeran PP IM Benowo - Simokerto WB Wonosari - Bratang PP DKM Dukuh Kupang - Menanggal PP DKB Dukuh Kupang - Benowo PP BJ Benowo - Kalimas Barat PP RDK Dukuh Kupang - Benowo PP UBB Ujung Baru - Bratang PP UBK Ujung Baru - Kenjeran PP JMK Kenjeran - Kalimas Barat PP KIP1 Kutisari Indah - Petojo PP (Lewat Tengah) PP KIP2 Kutisari Indah - Petojo PP (Lewat Timur) PP GS Gunung Anyar - Sidorame PP RBK Rungkut Barata - Kenjeran PP DWM Balongsari - Pangkalan Karah PP

Kereta
Transportasi kota Surabaya juga dihubungkan oleh kereta api dan komuter Surabaya Sidoarjo. Jaringan jalan kereta api di wilayah Surabaya yang dikelola Daerah Operasi VIII merupakan pusat dari jaringan kereta api wilayah Timur Jawa. Dari stasiun-stasiun di Surabaya yaitu Stasiun Kota , Stasiun Pasar Turi , Stasiun Gubeng dan Stasiun Wonokromo menyebar jaringan jalan kereta api ke seluruh wilayah Jawa Timur, jaringan Surabaya Jakarta lewat Pantura dan Selatan; jaringan Surabaya Bandung. Selain itu juga merupakan bagian jaringan angkutan barang menggunakan kereta api Banyuwangi Surabaya Jakarta Cilegon.

http://www.surabaya.go.id/infokota/index.php?id=7

2/3

www.surabaya.go.id - Situs Resmi Pemerintah Kota Surabaya

10/2/2013

Di wilayah kota Surabaya terdapat 7 stasiun kereta api yaitu : a) Pasar Turi, b) Tandes, c) Kandangan, d) Benowo, e) Surabaya Kota/Semut, f) Gubeng, dan g) Wonokromo Untuk mendukung pengoperasian kereta api komuter yang melayani Surabaya Sidoarjo, maka di wilayah Kota Surabaya telah dibangun 4 buah shelter antara lain : 1) Ngagel, 2) Margosari, 3)Jemursari, dan 4) Menanggal.

Pelabuhan
Transportasi laut didukung fasilitas kapal penumpang dengan rute ke seluruh kawasan Indonesia dari kawasan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Tanjung Perak merupakan salah satu pelabuhan pintu gerbang di Indonesia. Tanjung Perak telah menjadi pusat kolektor dan distributor barang ke Kawasan Timur Indonesia, khususnya untuk Propinsi Jawa Timur. Karena letaknya yang strategis dan didukung oleh daerah hinterland Jawa Timur yang potensial, pelabuhan Tanjung Perak juga merupakan pusat pelayaran intersulair kawasan Timur Indonesia. Dahulu, Kapal-kapal samudera membongkar dan memuat barangbarangnya melalui tongkangtongkang dan perahu-perahu yang dapat mencapai Jembatan Merah (pelabuhan pertama pada waktu itu) yang berada di jantung kota Surabaya melalui sungai Kalimas. Karena perkembangan lalu lintas perdagangan dan peningkatan arus barang serta bertambahnya arus transportasi maka fasilitas dermaga di Jembatan Merah itu akhimya tidak mencukupi. Kemudian pada tahun 1975, Ir.W. de Jongth menyusun suatu rencana pembangunan pelabuhan Tanjung Perak agar dapat memberikan kesempatan hepada kapal-kapal samudera membongkar dan memuat secara langsung tanpa bantuan tongkangtongkang dan perahuperahu. Akan tetapi rencana ini kemudian ditolak karena biayanya yang sangat tinggi. Baru pada sepuluh tahun pertama abad ke-20, Ir. WB. Van Goor membuat suatu rencana yang lebih realistik yang menekankan suatu keharusan bagi kapal-kapal samudera untuk merapatkan kapalnya pada kade. Dua orang ahli di datangkan dari Belanda yaitu Prof.DR.J Kraus dan G.J. de Jongth untuk memberikan suatu saran mengenai pelaksanaan rencana pembangunan pelabuhan Tanjung Perak. Setelah tahun 1910, maka pembangunan pelabuhan Tanjung Perak dimulai. Selama dilaksanakan pembangunan, ternyata banyak sekali permintaan untuk menggunakan kade yang belum seluruhnya selesai itu. Dengan demikian, maka dilaksanakanlah perluasannya. Sejak saat itulah, Pelabuhan Tanjung Perak telah memberikan suatu kontribusi yang cukup besar hagi perkembangan ekonomi dan memiliki peranan yang penting tidak hanya bagi peningkatan Lalu lintas perdagangan di Jawa Timur tetapi jugadiseluruh Kawasan Timur Indonesia.

Penerbangan Domestik
Sesuai dengan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dan untuk memungkinkan berkembang lebih pesat, dengan Keputusan Menteri/Kepala Staf Angkatan Udara No. 488, 1 Agustus 1960 dibentuk Lembaga Persiapan Industri Penerbangan/LAPIP. Lembaga yang diresmikan pada 16 Desember 1961 ini bertugas menyiapkan pembangunan industri penerbangan yang mampu memberikan dukungan bagi penerbangan di Indonesia. Tanggal 28 April 1976 berdasar Akte Notaris No. 15, di Jakarta didirikan PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dengan Dr, BJ. Habibie selaku Direktur Utama. Selesai pembangunan fisik yang diperlukan untuk berjalannya program yang telah dipersiapkan, pada 23 Agustus 1976 Presiden Soeharto meresmikan industri pesawat terbang ini. Dalam perjalanannya kemudian, pada 11 Oktober 1985, PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio berubah menjadi PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara atau IPTN. Dari tahun 1976 cakrawala baru tumbuhnya industri pesawat terbang modern dan lengkap di Indonesia di mulai. Di periode inilah semua aspek prasarana, sarana, SDM, hukum dan regulasi serta aspek lainnya yang berkaitan dan mendukung keberadaan industri pesawat terbang berusaha ditata. Selain itu melalui industri ini dikembangkan suatu konsep alih/transformasi teknologi dan industri progresif yang ternyata memberikan hasil optimal dalam penguasaan teknologi kedirgantaraan dalam waktu relatif singkat, 24 tahun.

T our & T ravel

http://www.surabaya.go.id/infokota/index.php?id=7

3/3

Anda mungkin juga menyukai