Anda di halaman 1dari 34

Ciri-ciri ekosistem 1.

EKOSISTEM AIR TAWAR jenis makhluk hidupnya :


Flora ekosistem air tawar: Hampir semua golongan tumbuhan terdapat pada ekosistem air tawar, tumbuhan tingkat tinggi (Dikotil dan Monokotil), tumbuhan tingkat rendah (jamur, ganggang biru, ganggang hijau). Fauna ekosistem air tawar:

Hampir semua filum dari dunia hewan terdapat pada ekosistem air tawar, misalnya protozoa, spans, cacing, molluska, serangga, ikan, amfibi, reptilia, burung, mamalia. Ada yang selalu hidup di air, ada pula yang ke air bila mencari makanan saja. cara memperoleh makanan: cara makhluk hidup pada ekosistem air tawar memperoleh makanan berbeda-beda, berikut pembagian makhluk hidup pada air tawar berdasarkan cara memperoleh makanan/energy : a.Organisme autotrof: organisme yang dapat mensintesis makanannya sendiri. Tumbuhan hijau tergolong organisme autotrof, peranannya sebagai produsen dalam ekosistem air tawar. b. Fagotrof dan Saprotrof: merupakan konsumen dalam ekosistem air tawar. Fogotrof adalah pemakan organisme lain, sedang Saprotrof adalah pemakan sampah atau sisa organisme lain. bagan rantai makanan:

ciri-ciri khusus: Pada ikan dimana kadar garam protoplasmanya lebih tinggi daripada air, mempunyai cara beradaptasi sebagai berikut: - Sedikit minum, sebab air masuk ke dalam tubah secara terus-menerusmelalui proses osmosis.

- Garam dari dalam air diabsorbsi melalui insang secara aktif - Air diekskresikan melalui ginjal secara berlebihan, juga diekskresikan melalui insang dan saluran pencernaan.

2. EKOSISTEM AIR LAUT jenis makhluk hidupnya Flora ekosistem air laut: alga, rumput laut, dan karang yang didominasi oleh koral Fauna ekosistem air laut: ikan-ikan laut yang kecil hingga besar dan kuat seperti hiu dan paus, banyak ikan-ikan hias dan berbagai makhluk sejenis ikan yang mengerikan. ada pula reptile seperti penyu namun dia lebih sering ke laut dibandingkan pantai. selain ikan dan reptile juga terdapat burung-burung yang mencari makan di laut yaitu pelikan dan elang. cara memperoleh makanan
Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi makanan bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. prinsipnya tidak jauh beda dengan ekosistem air tawar.

bagan rantai makanan

gambar : rantai makanan pada ekosistem air laut ciri-ciri khusus memiliki kedalaman luar biasa dan tidak dapat ditembus oleh matahari seutuhnya. ekosistem tidak dipengaruhi oleh cuaca atau iklim. hewan dan tumbuhannya pada tingkat rendah
memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.

EKOSISTEM PANTAI

jenis makhluk hidupnya : flora ekosistem pantai : rumput angin, pandan, bakung, babakoan, butun, nayamplung, waru laut, ketapang, ganggang, rumput laut. tumbuhan memiliki akar napas sebagai adaptasinya, di daerah pasang surung air laut yang berlumpur guna mengambil oksigen (hutan mangrove/bakau) jenis-jenisnya yaitu : nypa,
acathus, rhizophora, dan cerbera, dan ganggang rumput rawa garam, dan ganggang (estuari/muara) fauna ekosistem pantai :

udang, kepiting, burung laut seperti haron, moluska dan remis atau kerang-kerangan, bintang laut, siput, keong, landak laut, ikan, dan beragam invertebrata. ular (hutan mangrove) cacing dan serangga air (estuary/muara) cara memperoleh makanan : cara mendapatkan makanan yaitu dengan memanfaatkan cahaya matahari yang diserap produsen (tumbuhan), sehingga konsumen I dapat berkembang biak dan menjadi makanan bagi konsumen II dan begitu selanjutnya untuk konsumen tingkat III. bagan rantai makanan :

gambar : rantai makanan pada ekosistem pantai ciri-ciri khusus : Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. terdapat hutan di ekosistem pantai yang disebut hutan pantai, hal ini juga karena ekosistem pantai bukanlah air laut, atau air seutuhnya sehingga terdapat flora-flora yang banyak di hutan tersebut. terdapat hutan di atas air laut yaitu hutan bakau, yang memiliki dasaran lumpur dan banyaknya akar,

sehingga sulit ditempuh manusia. memiliki kadar garam yang bertahap dari air sungai hingga bertemu pada air laut, dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut.

Daftar nama tumbuhan endemik


1. Aglaia ceramic (sejenis mahoni); Endemik Maluku dengan status Redlist IUCN Vulnerable. 2. Amorphophallus titanium (Bunga bangkai); Tanaman endemik Sumateradan belum terdaftar dalam IUCN Redlist.

Bunga bangkai (Amorphophallus titanum) 3. Amorphophallus gigas (Bunga bangkai raksasa sumatera, Sumatra Giant Amorphophallus); Endemik Sumatera. 4. Anaphalis javanica (edelweiss jawa); Tumbuhan endemik Jawa, Sumatera bagian selatan, Sulawesi bagian selatan, dan Lombok. 5. Aralia javanica (Spikenard); Endemik Jawa dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 6. Canarium kipella; Tumbuhan endemik Jawa dengan status IUCN Redlist Endangered. 7. Casearia flavovirens (hulu tulang, badung); Endemik Jawa (bagian timur) dan Bali dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 8. Cassine koordersii; Endemik Jawa dengan status IUCN Redlist Critically Endangered. 9. Ceratolobus glaucescens (palem jawa); Endemik Jawa Barat. 10. Clethra javanica; Endemik Jawa dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 11. Coelogyne pandurata (Anggrek hitam); Endemik Kalimantan.

Anggrek Hitam tumbuhan endemik Kalimantan 12. Cycas javana (sejenis pakis haji); Endemik Jawa dan Nusa Tenggara dengan status IUCN Redlist Endangered. 13. Dehaasia pugerensis; Endemik Jawa dengan status IUCN Redlist Critically Endangered. 14. Diospyros celebica (kayu hitam sulawesi atau kayu eboni); Endemik Sulawesi dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 15. Elaeocarpus simaluensis; Endemik pulau Simeulue (Sumatera) dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 16. Eugeissona utilis (bertan, wild bornean sago palm); Palem endemik Kalimantan 17. Gigantochloa manggong (Bambu manggong); Endemik Jawa. 18. Goniothalamus majestatis; Endemik Sulawesi dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 19. Gonystylus glaucescens; Endemik Kalimantan dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 20. Guioa asquamosa; Endemik Flores dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 21. Guioa malukuensis; Endemik Maluku dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 22. Guioa multijuga; Endemik Papua dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 23. Guioa patentinervis; Endemik Maluku (Ambon, Buru, Seram, dan Obi) dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 24. Guioa waigeoensis; Endemik pulau Waigeo (Papua) dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 25. Halophila sulawesii (lamun atau seagrass); Endemik Sulawesi dengan status IUCN Redlist Data Deficient. 26. Hopea bancana (sejenis merawan atau takian); Endemik Sumatera dengan status IUCN Redlist Critically Endangered. 27. Hopea celebica (sejenis merawan atau takian); Endemik Sulawesi dengan status IUCN Redlist Endangerd. 28. Hopea gregaria (sejenis merawan atau takian); Endemik pulau Buru dengan status IUCN Redlist Endangerd.

29. Hopea nigra (sejenis merawan atau takian); Endemik Sumatera dengan status IUCN Redlist Critically Endangered. 30. Hopea ovoidea (sejenis merawan atau takian); Endemik Kalimantan dengan status IUCN Redlist Critically Endangered. 31. Horsfieldia atjehensis (sejenis penarahan); Endemik Sumatera (bagian utara) dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 32. Horsfieldia coriacea (sejenis penarahan); Endemik Sulawesi (bagian tengah) dengan status IUCN Redlist Near Threatened. 33. Horsfieldia decalvata (sejenis penarahan); Endemik Maluku (pulau Seram, Ambon, Morotai, dan Halmahera) dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 34. Horsfieldia lancifolia (sejenis penarahan); Endemik Sulawesi (bagian tengah dan selatan) dengan status IUCN Redlist Near Threatened. 35. Horsfieldia macrothyrsa (sejenis penarahan); Endemik Sumatera (bagian tengah dan utara) dengan status IUCN Redlist Near Threatened. 36. Horsfieldia talaudensis (sejenis penarahan); Endemik pulau Talaud, Sulawesi dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 37. Horsfieldia triandra (sejenis penarahan); Endemik Sumatera (bagian tengah dan selatan) dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 38. Horsfieldia valida (sejenis penarahan); Endemik Kalimantan dan Sumatera dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 39. Kalappia celebica (kalapi atau kalapia); Endemik Sulawesi dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 40. Kibatalia wigmani (kibatalia); Endemik Sulawesi dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 41. Knema celebica (knema); Endemik Sulawesi dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 42. Knema krusemaniana (knema); Endemik Kalimantan dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 43. Knema lampongensis (knema); Endemik Sumatera (Kep. Riau) dan Kalimantan (Pulau Anambas) dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 44. Knema losirensis (knema); Endemik Sumatera dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 45. Knema mamillata (knema); Endemik Kalimanatan (bagian selatan) dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 46. Knema steenisii (knema); Endemik Flores dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 47. Licuala orbicularis (sejenis palem); Endemik Kalimantan. 48. Limnocitrus littoralis (klemohan, jeruk swing atau jeruk jepara); Endemik Jawa Tengah dengan status IUCN Redlist Endangered. 49. Lithocarpus crassinervius (sejenis oak); Endemik Jawa dengan status IUCN Redlist Endangered. 50. Lithocarpus indutus (sejenis oak); Endemik Jawa dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 51. Lithocarpus kostermansii (sejenis oak); Endemik Jawa dengan status IUCN Redlist Endangered. 52. Lithocarpus platycarpus (sejenis oak); Endemik Jawa dan Nusa Kambangan dengan status IUCN Redlist Endangered. 53. Macropanax concinnus; Endemik Jawa dengan status IUCN Redlist Vulnerable.

54. Mammea timorensis (mammea); Endemik Nusa Tenggara Timur dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 55. Mangifera campnospermoides (sejenis mangga); Endemik Kalimantan dengan status IUCN Redlist Critically Endangered. 56. Mangifera casturi (mangga kasturi atau kalimantan mango); Endemik Kalimantan dengan status IUCN Redlist Extinct in the Wild. 57. Mangifera dewildei (sejenis mangga); Endemik Sumatera Utara dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 58. Mangifera lalijiwa (Mangga lalijiwa); Endemik Jawa dan Bali dengan status IUCN Redlist Data Deficient. 59. Mangifera sumbawaensis; Endemik Sumbawa dan Flores dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 60. Mangifera transversalis (sejenis mangga); Endemik Maluku dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 61. Myristica fragrans (pala); Endemik Maluku dan Sumatera dengan status IUCN Redlist Data Deficient. 62. Myristica pubicarpa (sejenis pala); Endemik Halmahera dan Obi dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 63. Myristica robusta (sejenis pala); Endemik Maluku dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 64. Myristica sangowoensis (sejenis pala); Endemik pulau Morotai, Halmahera, dan Bacan dengan status IUCN Redlist Least Concern. 65. Myristica succadanea (sejenis pala); Endemik pulau Ternate, Tidore, dan Bacan dengan status IUCN Redlist Near Threatened. 66. Myristica tamrauensis (sejenis pala); Endemik Papua dengan status IUCN Redlist Vulnerable. 67. Myristica teijsmannii (sejenis pala); Endemik Jawa Timur dengan status IUCN Redlist Endangered. 68. Myristica ultrabasica (sejenis pala); Endemik Sulawesi dengan status IUCN Redlist Vulnerable. Daftar hewan yang endemik Part1

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Komodo (Varanaus komodoensis) terdapat di pulau komodo Badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) terdapat di Ujung kulon Tapir (Tapirus indicus) terdapat di Sumatera Orang utan Sumatera (Pongo abelli) terdapat di Sumatera Orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus) terdapat di Kalimantan Siamang (Hylobates syndactylus) terdapat di sumatera Macan tutul jawa ( Panthera pardus) di Jawa Penyu Hijau (Chelonia mydas) terdapat di pulau jawa, bali, dan sulawesi

9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.

Banteng (Bos javanicus) di Jawa Anoa (Bubalus depressicornis) di Sulawesi Babirusa (Babyrousa babyrussa) di Sulawesi Binturung (artictis binturong) Ikan pesut Mahakam (Orcaella brevirostus) terdapat di Mahakam Burung maleo (Macrocephalon maleo) di Sulawesi Burung cenderawasih (Paradisea sp.) di Papua Jalak bali putih (Leucopsar rothschild) di Bali Tarsius (Tarsius bancanus) di Sulawesi Utara Surili/lutung (Trachypithecus auratus) di Jawa

Part2
1. Siamang (Hylobates syndactylus) di Sumatera 2. Orang utan sumatera (Pongo abelli) di Sumatera 3. Orang utan kalimantan (Pongo pygmaeus) di Kalimantan 4. Kera belanda (Nasalis larvatus) di Kalimantan 5. Burung rangkong (Buceros rhinoceros) di Kalimantan 6. Macan tutul jawa (Panthera pardus) di Jawa 7. Badak bercula satu/badak jawa (Rhinoceros sondaicus) di Jawa 8. Banteng (Bos javanicus) di Jawa 9. Anoa (Bubalus depressicornis) di Sulawesi 10. Babirusa (Babyrousa babyrussa) di Sulawesi 11. Burung maleo (Macrocephalon maleo) di Sulawesi 12. Komodo (Varanus komodoensis) di Nusa Tenggara Timur (P. Komodo) 13. Burung cenderawasih (Paradisea sp.) di Papua 14. Jalak bali putih (Leucopsar rothschild) di Bali 15. Tarsius (Tarsius bancanus) di Sulawesi Utara 16. Surili/lutung (Trachypithecus auratus) di Jawa

17. Pesut di Kalimantan Timur 18. kucing bakau (Prionailurus bengalensis javanensis) di Jawa 19. penyu lekang (Lepidochelys olivacea) di Jawa 20. penyu belimbing (Dermochelys coriacea) di Jawa 21. penyu sisik (Eretmochelys imbricata) di Jawa 22. penyu hijau (Chelonia mydas) di Jawa

Hewan Dan Tumbuhan Langka di Dunia


ARWANA ASIA

2006/14 Arwana Asia (Scleropages formosus), adalah salah satuspesies ikan air tawar dari Asia Tenggara. Ikan ini memiliki badan yang panjang; sirip dubur terletak jauh di belakang badan. Arwana Asia umumnya memiliki warna keperak-perakan. Arwana Asia juga disebut "Ikan Naga" karena sering dihubunghubungkan dengan naga dari Mitologi Tionghoa. Spesies ini termasuk jenis spesies langka yang masuk red list IUCN tahun 2004.
ST. BERNARD

2006/25 St. Bernard adalah tipeanjing yang awalnya ditujukan untuk anjing pekerja dan untuk pertolongan. Jantannya dapat tumbuh sampai seberat 68 sampai dengan 90 kg. St. Bernard dikenal karena kesetiaannya, ketajamannya dan toleran terhadap anak-anak dan hewan lainnya sehingga anjing St. Bernard sering dijadikan anjing keluarga. St. Bernard juga merupakan anjing penjaga yang baik karena ukurannya yang besar.
BANGKONG SERASAH

2006/33

Bangkong serasah(leptobrachium hasseltii) adalah sejenis kodok dari suku Megophryidae. Bangkong ini bertubuh sedang, antara 50-70 mm. Jantannya umumnya lebih kecil daripada yang betina. Gendut pendek dengan kepala bulat dan besar, lebih besar daripada tubuhnya; mata besar dan melotot. Bangkong ini hanya didapati di hutan, kebanyakan di pegunungan, terutama di tempat yang tidak jauh dari sungai. Aktif di malam hari (nokturnal), bangkong serasah tidur di siang hari atau bersembunyi di balik serasah hutan. Dengan kaki yang pendek, kodok ini melompat pendek-pendek dan sering pula merayap perlahan-lahan di kayu atau batu dengan tubuh diangkat.
HARIMAU SIBERIA

2006/43

Harimau Siberia adalah subspesies langka harimau yang merupakan hewan alami terbesar dalam suku Felidae. Jenis harimau ini juga dikenal dengan nama Harimau Amur, Korea,Manchuria,

atau Tiongkok Utara. Harimau Siberia saat ini terancam punah. Kini subspesies ini telah hampir punah total dari Korea Selatan dan sebagian kecil hidup di Rusia, Manchuria danKorea Utara.
LUMBA-LUMBA HIDUNG BOTOL

2006/48

Lumba-lumba hidung botol(Tursiops truncatus) adalah spesies lumba-lumba yang paling umum dan paling dikenal orang. Habitatnya berada di perairan hangat di seluruh dunia dan dapat ditemui di hampir seluruh perairan kecuali Samudra Arktikdan Samudra Selatan. Lumba-lumba hidung botol berwarna abu-abu yang bervariasi dari abu-abu gelap di bagian atas dekat sirip punggung ke abu-abu muda keputih-putihan di bagian bawah. Corak warna ini membuat mereka sulit dilihat dari atas dan bawah. Lumba-lumba hidung botol dewasa memiliki panjang antara 2 sampai 4 meter dan berat dari 150 sampai 650 kilo

Jerapah

2006/52, 2007/1

Jerapah (Giraffa camelopardalis) adalah mamalia yang merupakan hewan tertinggi yang hidup di darat. Jerapah jantan dapat mencapai tinggi 4,8 sampai 5,5 meter dan memiliki berat yang dapat mencapai 1.360 kilogram. Jerapah betina biasanya sedikit lebih pendek dan lebih ringan. Jerapah berkerabat dengan rusa dan sapi, tetapi dimasukkan dalamsuku berbeda, yaitu Giraffidae, yang terdiri dari jerapah dan kerabat terdekatnya, okapi. Habitatnya membentang dari Chad sampai dengan Afrika Selatan.

Diposkan oleh Andre's Blog di 02.41 Dibawah ini ada beberapa spesies hewan langka di Indonesia antara lain :

1. Binturung
Binturung (Arctictis binturong) adalah sejenis musang bertubuh besar, anggota suku Viverridae. Binturung diburu untuk diambil kulitnya yang berbulu tebal, dan untuk dimanfaatkan bagian-bagian tubuhnya sebagai bahan obat tradisional (jamu). Akibat kegiatan tersebut , Binturung terancam punah. Kita warga Indonesia harus menjaga dan melestarikan Binturung yang sekarang hampir punah. Dengan cara mencegah adanya perburuan Binturung, membuat Undang Undang perlindungan untuk hewan yang hampir punah.

2. Anoa
Anoa adalah hewan khas Sulawesi. Ada 2 jenis Anoa yaitu Anoa Pegunungan dan Anoa Dataran rendah. Anoa juga termasuk hewan di Indonesia yang sekarang ini juga terncam punah. Anoa sering diburu untuk diambil tanduknya dan dagingnya. Bila, perburuan anoa terus dibiarkan cepat atau lambat anoa akan punah. Oleh karena itu harus ada upaya pelestarian anoa agar tidak punah dengan cara, pencegahan perburuan dan UU perlindungan hewan langka.

3. Babirusa
B Babirusa dapat ditemukan di sekitar Sulawesi, Pulau Togian, Malenge, Sula, Buru dan Maluku. Habitat babirusa banyak ditemukan di hutan hujan tropis. Sejak tahun 1996 hewan ini telah masuk dalam kategori langka dan dilindungi oleh IUCN dan CITES. Namun masih sering dijumpai perdagangan daging babirusa di daerah Sulawesi Utara. Karena itu, pusat penelitian dan pengembangan biologi LIPI bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat beserta Departemen Kehutanan dan Universitas Sam Ratulangi mengadakan program perlindungan terhadap hewan langka ini. Perlindungan tersebut meliputi pengawasan habitat babirusa dan membuat taman perlindungan babirusa di atas tanah seluas 800 hektar.

4. Biawak Komodo
Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis[1]), adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi mereka.

5. Elang Jawa

Elang jawa termasuk salah satu hewan langka di Indonesia. Kelangkaan hewan ini dikarenakan menyusutnya Hutan Primer di Jawa. Dalam pada itu, elang ini juga terus diburu orang untuk diperjual belikan di pasar gelap sebagai satwa peliharaan. Karena kelangkaannya, memelihara burung ini seolah menjadi kebanggaan tersendiri, dan pada gilirannya menjadikan harga burung ini melambung tinggi.Mempertimbangkan kecilnya populasi, wilayah agihannya yang terbatas dan tekanan tinggi yang dihadapi itu, organisasi konservasi dunia IUCN memasukkan elang Jawa ke dalam status EN (Endangered, terancam kepunahan). [7] Demikian pula, Pemerintah Indonesia menetapkannya sebagai hewan yang dilindungi oleh undangundang.[8]

6. Harimau Sumatra
Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) hanya ditemukan di Pulau Sumatra di Indonesia, merupakan satu dari enam sub-spesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered) dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN. Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di Taman-taman nasional di Sumatra. Penghancuran habitat adalah ancaman terbesar terhadap populasi saat ini. Pembalakan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66 ekor harimau Perdagangan bagian tubuh harimau di Indonesia saat ini semakin memprihatinkan. Pada tanggal 7 Agustus 2009 Satuan Polhut Reaksi Cepat dan Satuan Sumdaling Polda Metro Jaya berhasil menggulung sindikat perdagangan kulit harimau di Jakarta.Terungkapnyasindikat perdagangan harimau dan satwa langka lainnya di Jakarta tersebut membuktikan bahwa laporan Profauna tentang perdagangan harimau adalah sebuah fakta. Fakta tersebut seperti fenomena gunung es, hanya tampak di permukaannya saja. Fakta sebenarnya diyakini jauh lebih besar dari yang sudah terdektesi. Perdagangan bagian tubuh Harimau adalah perbuatan kriminal, karena melanggar Undang-undang (UU)nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Berdasarkan pasal 21 dalam Undang-undang No 5 Tahun 1990 poin (d) bahwa "setiap orang dilarang untuk memperniagakan, menyimpan atau memiliki, kulit, tubuh atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian satwa tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ketempat lain di dalam atau diluar Indonesia". Pelanggar dari ketentuan tersebut dapat dikenakan sanksi pidana berupa hukuman penjara maksimal 5 tahun dan denda maksimum 100 juta.

7. Kura Kura Pipi Putih


Kura-kura pipi-putih (Siebenrockiella crassicollis) adalah sejenis kura-kura air tawar anggota suku Geoemydidae. Kura-kura ini banyak dipelihara sebagai hewan timangan; oleh karenanya memiliki banyak nama dalam perdagangan (Ingg.): Malaysian Black Mud Turtle, Black (Mud) Terrapin, dan juga Smiling Terrapin. Perubahan dan kehilangan habitat diduga telah mengancam kelestarian jenis ini, ditambah lagi dengan tekanan penangkapannya di alam untuk diperdagangkan. Uni Konservasi Dunia (IUCN), telah memasukkan kura-kura pipi-putih ke dalam kategori Rentan (VU, vulnerable)[2]

8. Lutung Budeng
Lutung Budeng atau dalam nama ilmiahnya Trachypithecus auratus adalah sejenis lutung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 55cm. Lutung Budeng memiliki

rambut tubuh berwarna hitam. Dan seperti jenis lutung lainnya, lutung ini memiliki ekor yang panjang, sekitar 87cm. Lutung Budeng hidup berkelompok, yang dalam satu kelompoknya terdiri dari sekitar tujuh ekor lutung, termasuk satu atau dua ekor lutung jantan dewasa. Lutung betina biasanya hanya mempunyai satu anak setiap melahirkan dan saling bantu membesarkan anak-anak lutung. Namun lutung betina juga bersifat sangat agresif terhadap lutung betina dari kelompok lain. Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut, serta populasi lutung yang terus menyusut, Lutung Budeng dievaluasikan sebagai terancam punah di dalam IUCN Red List. Maka dari itu kita harus dapat melestarikan dan menjaga lutung budeng tersebut agar tidak punah seperti dibuatnya penangkaran lutung budeng atau UU perlindungan.

9. Orang Utan
Orangutan (atau orang utan, nama lainnya adalah mawas) adalah sejenis kera besar dengan lengan panjang dan berbulu kemerahan atau cokelat, yang hidup di hutan tropis Indonesia dan Malaysia terutama di pulau Kalimantan dan Sumatra. Populasi orangutan liar di Sumatra diperkirakan sejumlah 7.300[8]. Di DAS Batang Toru 380 ekor dengan kepadatan pupulasi sekitar 0,47 sampai 0,82 ekor per kilometer persegi. Populasi orangutan Sumatra (Pongo abelii lesson) kini diperkirakan 7.500 ekor. Padahal pada era 1990 an, diperkirakan 200.000 ekor. Populasi mereka terdapat di 13 daerah terpisah secara geografis. Kondisi ini menyebabkan kelangsungan hidup mereka semakin terancam punah. [1] Saat ini hampir semua Orangutan Sumatra hanya ditemukan di Provinsi Sumatra Utara dan Provinsi Aceh, dengan Danau Toba sebagai batas paling selatan sebarannya. Maka dari itu kita harus menjaga Orang utan Orang utan itu agar tidak punah dengan membuat penangkaran Orang utan atau UU atau mencegah adanya perburuan liar Orang utan.

10. Owa Jawa


Owa jawa (Hylobates moloch) adalah sejenis primata anggota suku Hylobatidae. Dengan populasi tersisa antara 1.000 2.000 ekor saja, kera ini adalah spesies owa yang paling langka di dunia. Owa jawa menyebar terbatas (endemik) di Jawa bagian barat.Owa jawa tidak memiliki ekor, dan tangannya relatif panjang dibandingkan dengan besar tubuhnya. Tangan yang panjang ini diperlukannya untuk berayun dan berpindah di antara dahan-dahan dan ranting di tajuk pohon yang tinggi, tempatnya beraktifitas sehari-hari. Warna tubuhnya keabu-abuan, dengan sisi atas kepala lebih gelap dan wajah kehitaman. Kera ini hidup dalam kelompok-kelompok kecil semacam keluarga inti, terdiri dari pasangan hewan jantan dan betina, dengan satu atau dua anak-anaknya yang masih belum dewasa. Owa jawa merupakan pasangan yang setia, monogami. Rata-rata owa betina melahirkan sekali setiap tiga tahun, dengan masa mengandung selama 7 bulan. Anak-anaknya disusui hingga usia 18 bulan, dan terus bersama keluarganya

sampai dewasa, yang dicapainya pada umur sekitar 8 tahun. Owa muda kemudian akan memisahkan diri dan mencari pasangannya sendiri. Owa jawa adalah hewan diurnal dan arboreal, sepenuhnya hidup di atas tajuk pepohonan. Terutama memakan buah-buahan, daun dan bunga-bungaan, kelompok kecil owa jawa menjelajahi kanopi hutan dengan cara memanjat dan berayun dari satu pohon ke lain pohon dengan mengandalkan kelincahan dan kekuatan lengannya. Berat tubuhnya rata-rata mencapai 8 kg.Kelompok ini akan berupaya mempertahankan teritorinya, biasanya luasnya mencapai 17 hektare, dari kehadiran kelompok lain. Pagipagi sekali, dan juga di waktu-waktu tertentu di siang dan sore hari, owa betina akan memperdengarkan suaranya untuk mengumumkan wilayah teritorial keluarganya. Dari suara yang bersahut-sahutan antar kelompok, dan terdengar hingga jarak yang jauh ini, para peneliti dapat memperkirakan jumlah kelompok owa yang ada, dan selanjutnya menduga jumlah individunya.

11. Kakapo
Kakapo (Mori: kkp, berarti bayan malam), Strigops habroptilus (dari Yunani strix, genitif strigos: burung hantu dan ops: wajah; dan habros: halus, dan ptilon: bulu), juga disebut betet burung hantu, adalah spesies bayan nokturnal dengan bintik-bintik wajah sempurna berbulu hijau-kuning yang endemik dari Selandia Baru.[2] Hewan ini memiliki wajah bundar datar bersensor yang berbeda, bulu seperti vibrissa, paruh abuabu lebar, lengan pendek, kaki lebar, dengan sayap dan ekor relatif pendek. Kombinasi fisik dan perilaku ini menjadikan hewan ini unik dari jenis-jenis lain: ia merupakan satu-satunya bayan di dunia yang tidak dapat terbang, bayan terberat, nokturnal, herbivora, memiliki dimorfisme seksual dalam ukuran tubuh, memiliki tingkat metabolisme dasar rendah, induk jantan tidak mengasuh anak, dan merupakan satusatunya bayan yang memiliki perpaduan sistem perkembangbiakan lek. Hewan ini juga kemungkinan satu-satunya burung yang hidup paling lama di dunia.[3] Anatominya mencirikan kecenderungan evolusi burung di kepulauan terpencil samudra yang memiliki sedikit pemangsa dan makanan yang berlimpah: pencapaian termodinamik yang efisien atas kemampuan terbang, kurangnya otot sayap, lunas susut pada tulang dada, merupakan bentuk badan sempurna.[3] Kakapo dimasukkan sebagai spesies yang kritis; hanya 86 individu hidup yang diketahui, seluruhnya telah diberi nama.[4] Nenek moyang Kakapo bermigrasi ke kepulauan Selandia Baru saat zaman prasejarah; tidak adalanya mamalia pemangsa, hewan ini kehilangan kemampuan terbang. Akibat kolonisasi orang Polinesia dan Eropa, dan masuknya pemangsa baru seperti kucing, tikus, dan cerpelai, banyak kakapo yang dimangsa. Usaha konservasi dimulai tahun 1890-an, namun hewan ini tidak berhasil hingga implementasi Rencana Pemulihan Kakapo tahun 1980-an. Saat November 2005, Kakapo diselamatkan dari empat predator bebas pulau, di pulau Maud, Chalky (Te Kakahu), Codfish (Whenua Hou) dan Anchor, Kakapo dimonitor secara dekat.[3] Dua pulau Fiordland besar, Resolution dan Secretary, telah menjadi subyek aktivitas restorasi ekologi skala besar untuk mempersiapkan ekosistem penopang sendiri dengan habitat yang pantas untuk Kakapo.

Konservasi Kakapo telah membuat spesies ini dikenal. Banyak buku dan dokumenter yang mendetail tentang Kakapo diproduksi dalam tahun-tahun berdekatan, satu yang paling awal berjudul Two in the Bush, karya Gerald Durrell untuk BBC tahun 1962.[5] Dua dokumenter sangat signifikan, hasil buatan NHNZ, adalah Kakapo - Night Parrot (1982) dan To Save the Kakapo (1997). Satuan Sejarah Alam BBC juga membahas Kakapo, meliputi rangkaian dengan Sir David Attenborough dalam The Life of Birds. Kakapo juga merupakan salah satu hewan yang terancam hingga Douglas Adams dan Mark Carwardine mengatur pencarian untuk serial radio dan buku Last Chance to See.Kakapo, seperti banyak spesies burung lain, memiliki sejarah penting terhadap Mori, orang pribumi Selandia Baru, sehingga muncul dalam banyak legenda dan cerita rakyat tradisional.

12. Merbah cerucuk


Merbah cerukcuk adalah sejenis burung pengicau dari suku Pycnonotidae. Orang Sunda menyebutnya cerukcuk atau jogjog, orang Jawa menyebut terucuk atau cerocokan, mengikuti bunyi suaranya yang khas. Dalam bahasa Inggris disebut Yellowvented Bulbul.Burung yang berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 20 cm.Sisi atas tubuh (punggung, ekor) berwarna coklat kelabu gelap, sisi bawah (tenggorokan, dada dan perut) putih kusam. Mahkota kehitaman, alis dan sekitar mata putih, dengan kekang (garis di depan mata) hitam. Sisi lambung dengan coretan-coretan coklat, dan penutup pantat berwarna kuning. Iris mata berwarna coklat, paruh hitam dan kaki abu-abu merah jambu.

13. Mentok rimba


Mentok Rimba atau dalam nama ilmiahnya Cairina scutulata adalah sejenis burung dari keluarga bebek (suku Anatidae). Spesies ini termasuk salah satu burung air yang paling langka dan terancam punah di dunia. Mentok Rimba juga dikenal dengan beberapa nama seperti Serati, Mentok Hutan, Bebek Hutan atau Angsa Hutan. Dalam bahasa Inggris spesies ini dikenal sebagai White-winged Wood Duck.Seperti namanya, Mentok Rimba terutama menghuni hutan-hutan rawa dengan kolam-kolam yang dangkal.Mentok Rimba adalah omnivora, memangsa aneka macam termasuk tumbuhan air seperti Hydrilla, siput, ikan-ikan kecil, cacing, serangga dan laba-laba air. Pada masa lalu, Mentok Rimba hidup tersebar luas mulai dari India timur laut, Bangladesh, Asia Tenggara, Sumatra hingga Jawa. Pada tahun 2002 populasinya di seluruh dunia tinggal lagi 800 ekor; dengan sekitar 200 ekor menyebar di Laos, Thailand,

B . Tumbuh tumbuhan langka

1, Rafflesia
Ditemukan oleh rombongan Sir Stamfort (gubernur East Indi Company di Sumatera dan Jawa) Dr.Joseph Arnord, seorang naturalis yang mengadakan ekspedisi di Bengkulu pada tanggal 20 Mei 1818. Kedua nama tersebut diabadikan menjadi nama latin bungan ini oleh Robert Brown. Tumbuhan ini tidak mempunyai klorofil, tumbuhan ini termasuk tumbuhan parasit yang hidup pada akar tumbuhan lain. Lebar bunga ini mencapai 91 cm dan 7 kg. Tumbuhan ini mempunyai bau yang tidak sedap, yang bertujuan untuk menarik lalat untuk membantu penyerbukan.

1. Anggrek Pensil (Vanda Hookeriana)


Angger pensil (Vanda hookeriana) asal Sumatra adalah jenis anggrek yang langka. Anggrek yang banyak diminati para pencinta bunga itu hidup menumpang pada bunga bakung (Crinum asiaticum). Langkanya anggrek ini, dikarenakan habitat anggrek yang ada di Cagar Alam Dusun Besar (CADB), Bengkulu sudah rusak oleh tangan manusia. Kerusakan tersebut juga menyebabkan bunga bakung mati. Untuk mencegah kepunahan anggrek pensil, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu telah mencoba mengembangbiakkan anggrek ini. Uji coba pengembangbiakan anggrek langka itu di Danau Dendam Tak Sudah (DDTS), Bengkulu. Pada Februari 2005 ditanam sebanyak 20 batang, dan April 2006 sebanyak 7 batang. Ternyata anggrek tersebut dapat tumbuh subur di DDTS. Pada bulan Juni ini BKSDA akan menanam kembali 20 batang anggrek hasil penangkaran yang dilakukan oleh BKSDA. Demikian dikatakan Kepala BKSDA Bengkulu.Yohanes Sudarto, Rabu(6/6).Anggrek pensil memiliki keindahan yang khas. Kesegaran bunga ini dapat mencapai 22 hari. Pada tahun 1882 anggrek ini dinobatkan sebagai Ratu Anggrek dan mendapat hadiah First Class Certificatedari pemerintah Inggris. Kata sulitHabitat: tempat tinggal khas untuk hewan dan tumbuhan.Penangkaran: usaha pengembangbiakan hewan atau tumbuhan.

3.Bunga Edelweis Anaphalis Javanic


Edelweis Anaphalis Javanica adalah tumbuhan gunung yang terkenal, tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 m dan memiliki batang sebesar kaki manusia, tetapi tumbuhan yang cantik ini sekarang sangat langka. Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan dan lebah terlihat mengunjunginya.

Jika tumbuhan ini cabang-cabangnya dibiarkan tumbuh cukup kokoh, edelweis dapat menjadi tempat bersarang bagi burung tiung batu licik Myophonus glaucinus. Bagian-bagian edelweis sering dipetik dan dibawa turun dari gunung untuk alasanalasan estetis dan spiritual, atau sekedar kenang-kenangan oleh para pendaki. Pada bulan Februari hingga Oktober 1988, terdapat 636 batang yang tercatat telah diambil dari Gunung Gede-Pangrango. Dalam batas tertentu dan sepanjang hanya potonganpotongan kecil yang dipetik, tekanan ini dapat dihadapi. Sayangnya keserakahan serta harapan-harapan yang salah telah mengorbankan banyak populasi, terutama populasi yang terletak di jalan-jalan setapak. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa edelweis dapat diperbanyak dengan mudah melalui pemotongan cabang-cabangnya. Oleh karena itu potongan-potongan itu mungkin dapat dijual kepada pengunjung untuk mengurangi tekanan terhadap populasi liar.

4.Tanaman Pakis Ekor Monyet


Tanaman ini terbilang langka, sinonimnya cukup banyak yaitu pakis hanoman, pakis sun go kong, dll. Nama yang banyak disandangnya tidak lain disebabkan karena penampilan luar dari tanaman pakis ini sendiri. Tidak seperti tanaman lain yang berdaun, tanaman ini justru berbulu/berambut seperti monyet. Perawatan tanaman ini berdsarkan sumber sumber yang saya baca tidak sulit, yang sulit budi-dayanya menjadikan tanaman ini langka dan banyak diburu oleh para kolektor tanaman langka.

5. Bunga Bangkai
Bunga bangkai atau suweg raksasa atau batang krebuit (nama lokal untuk fase vegetatif), Amorphophallus titanum Becc., merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae) endemik dari Sumatera, Indonesia, yang dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga (majemuk) terbesar di dunia, meskipun catatan menyebutkan bahwa kerabatnya, A. gigas (juga endemik dari Sumatera) dapat menghasilkan bunga setinggi 5m. [1] Namanya berasal dari bunganya yang mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksudkan sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat penyerbuk bagi bunganya. Bunga bangkai juga sering digunakan sebagai julukan bagi patma raksasa Rafflesia arnoldii. Di alam tumbuhan ini hidup di daerah hutan hujan basah. Bunga bangkai adalah bunga resmi bagi Provinsi Bengkulu.Tumbuhan ini memiliki dua fase dalam kehidupannya yang muncul secara bergantian, fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semunya. Tingginya dapat mencapai 6m. Setelah beberapa waktu (tahun), organ vegetatif ini layu dan umbinya dorman. Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, bunga majemuknya akan muncul. Apabila cadangan makanan kurang tumbuh kembali daunnya. Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga (sebenarnya adalah tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan protogini: bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri. Hingga tahun 2005, rekor bunga tertinggi di penangkaran

dipegang oleh Kebun Raya Bonn, Jerman yang menghasilkan bunga setinggi 2,74m pada tahun 2003. Pada tanggal 20 Oktober 2005, mekar bunga dengan ketinggian 2,91m di Kebun Botani dan Hewan Wilhelma, Stuttgart, juga di Jerman. Namun demikian, Kebun Raya Cibodas, Indonesia mengklaim bahwa bunga yang mekar di sana mencapai ketinggian 3,17m pada dini hari tanggal 11 Maret 2004 [2]. Bunga mekar untuk waktu sekitar seminggu, kemudian layu. Apabila pembuahan terjadi, akan terbentuk buah-buah berwarna merah dengan biji di pada bagian bekas pangkal bunga. biji-biji ini dapat ditanam. Setelah bunga masak, seluruh bagian generatif layu. Pada saat itu umbi mengempis dan dorman. Apabila mendapat cukup air, akan tumbuh tunas daun dan dimulailah fase vegetatif kembali.karena keunikan bunga ini, bunga ini sering diperjual belikan oleh manusia, itulah faktor utama bunga ini langka.

6. Jati
Tectona grandis
Linn. f.

Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh di musim kemarau. Jati dikenal dunia dengan nama teak (bahasa Inggris). Nama ini berasal dari kata thekku dalam bahasa Malayalam, bahasa di negara bagian Kerala di India selatan. Nama ilmiah jati adalah Tectona grandis L.f. Jati dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 1 500 2 000 mm/tahun dan suhu 27 36C baik di dataran rendah maupun dataran tinggi.[1] Tempat yang paling baik untuk pertumbuhan jati adalah tanah dengan pH 4.5 7 dan tidak dibanjiri dengan air.[2] Jati memiliki daun berbentuk elips yang lebar dan dapat mencapai 30 60 cm saat dewasa.[1] Jati memiliki pertumbuhan yang lambat dengan germinasi rendah (biasanya kurang dari 50%) yang membuat proses propagasi secara alami menjadi sulit sehingga tidak cukup untuk menutupi permintaan atas kayu jati.[3] Jati biasanya diproduksi secara konvensional dengan menggunakan biji. Akan tetapi produksi bibit dengan jumlah besar dalam waktu tertentu menjadi terbatas karena adanya lapisan luar biji yang keras.[3] Beberapa alternatif telah dilakukan untuk mengatasi lapisan ini seperti merendam biji dalam air, memanaskan biji dengan api kecil atau pasir panas, serta menambahkan asam, basa, atau bakteri.[4] Akan tetapi alternatif tersebut masih belum optimal untuk menghasilkan jati dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak.[4] Umumnya, Jati yang sedang dalam proses pembibitan rentan terhadap beberapa penyakit antara lain leaf spot disease yang disebabkan oleh Phomopsis sp., Colletotrichum gloeosporioides, Alternaria sp., dan Curvularia sp., leaf rust yang disebabkan oleh Olivea tectonea, dan powdery mildew yang disebabkan oleh Uncinula tectonae.[5] Phomopsis sp. merupakan penginfeksi paling banyak, tercatat 95% bibit terkena infeksi pada tahun 1993-1994.[5] Infeksi tersebut terjadi pada bibit yang berumur 2 8 bulan.[5] Karakterisasi

dari infeksi ini adalah adanya necrosis berwarna coklat muda pada pinggir daun yang kemudian secara bertahap menyebar ke pelepah, infeksi kemudian menyebar ke bagian atas daun, petiol, dan ujung batang yang mengakibatkan bagian daun dari batang tersebut mengalami kekeringan.[5] Jika tidak disadari dan tidak dikontrol, infeksi dari Phomopsis sp. akan menyebar sampai ke seluruh bibit sehingga proses penanaman jati tidak bisa dilakukan. [5]

A Hewan yang Terancam Punah' '


Indonesia memiliki banyak jenis hewan yang hanya ada di Indonesia. Contohnya, orangutan, komodo, dan anoa. Kini hewan tersebut terancam punah. Dapatkah kamu menyebutkan contoh hewan lainnya? Ancaman kepunahan hewan tersebut sangat memprihatinkan.

Jika satu jenis hewan punah, tidak akan ada jenis hewan lain yang dapat menggantikannya. Berikut ini contoh beberapa hewan yang dilindungi dan terancam punah. 1. Orangutan Adakah yang pernah melihat orangutan? Orangutan hidup di hutan-hutan yang terdapat diPulau Sumatra dan Kalimantan (Gambar 4.2). Keberadaannya mulai terancam akibat aktivitas manusia. Aktivitas seperti apakah yang mengancam keberadaan orangutan? Orangutan banyak diburu dan dirusak tempat hidupnya. 2. KomodoKomodo adalah kadal terbesar di dunia (Gambar 4.3). Komodo hanya hidup di Kepulauan Flores terutama hidup di Pulau Komodo. Komodo membutuhkan 5 tahun untuk tumbuh sampai ukuran 2 meter. Komodo dapat hidup sampai 30 tahun. Komodo dewasa dapat menyerang manusia. Tahukah kamu, apa yang mengancam keberadaan komodo?

3. AnoaAnoa merupakan binatang khas dari Pulau Sulawesi (Gambar 4.4). Hewan tersebut hanya hidup di Pulau Sulawesi. Jumlah hewan itu terus berkurang karena tempat hidupnya terus dirusak.

4. Harimau SumatraHarimau Sumatra (Gambar 4.5) merupakan jenis harimau terakhir yang masih hidup di Indonesia. Harimau Sumatra terus diburu karena meningkatnya permintaan bagian tubuhnya. Kulit harimau banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti tas, sepatu, ataupun bahan pakaian. Harimau Sumatra akan punah jika terus diburu.

5. Badak JawaBadak Jawa terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten (Gambar 4.6). Hewan tersebut terancam punah. Badak Jawa disebut juga badak bercula satu. 6. Kura-kura Berleher Ular Meskipun jenis kura-kura itu baru ditemukan, tetapi hewan tersebut sudah terancam punah (Gambar 4.7). Hewan itu hanya terdapat di Pulau Roti, Indonesia. Hewan itu banyak diburu untuk dijual ke luar negeri.

' 7. Penyu HijauGambar 4.8 menunjukkan penyu hijau. Jumlahnya semakin berkurang dan terancam punah. Penyebabnya adalah pantai-pantai rusak dan perburuan liar. Hewan itu dapat ditemukan di Pantai Pangumbahan dan Suaka Margasatwa Cikepuh, Sukabumi, Jawa Barat.

8. Ikan Pari HiuIkan pari hiu ditemukan di Lautan Indonesia Timur (Gambar 4.9). Hewan itu ditangkap untuk memenuhi permintaan rumah makan. Jumlahnya sekarang semakin berkurang. '

9. Ikan Gergaji Bergigi BesarSama seperti ikan pari hiu, ikan gergaji bergigi besar ditemukan di Lautan Indonesia Timur (Gambar 4.10). Kondisinya pun sama, keberadaannya semakin berkurang.

Hewan ini dimanfaakan untuk makanan. 10. Burung Cendrawasih Burung cendrawasih (Gambar 4.11) terancam punah karena terus diburu. Burung itu diburu karena memiliki bulu yang indah. Padahal burung itu hanya ditemukan di Papua.

11. Burung Jalak BaliJalak Bali memiliki penampilan yang indah dan elok (Gambar 4.12). Karena keindahannya, banyak orang yang menginginkannya untuk dijadikan koleksi. Jumlahnya semakin berkurang. Sesuai dengan namanya, burung ini hanya ditemukan di Pulau Bali. 12. Burung Caerulean paradiseBurung itu (Gambar 4.13) sekarang jumlahnya tidak lebih dari 100 ekor. Kerusakan tempat hidupnya di Sangihe, Sulawesi, menjadi penyebab burung ini terancam punah.

13.

Burung

Kakatua

Jambul

Kuning

' Burung itu banyak diperdagangkan di Jawa, Bali,bahkan di Singapura. Jumlahnya semakin hari semakin berkurang. Burung itu memiliki jambul yang khas sehingga banyak dicari (Gambar 4.14). ' 14. Burung MaleoMaleo hanya ditemukan di hutan Sulawesi (Gambar 4.15). Telur burung itu lima kali lebih besar daripada telur ayam. Burung itu terancam punah karena berbagai faktor. Hutan yang rusak dan tingkat kematian anak burung yang tinggi mengancam keberadaan burung ini.

B Tumbuhan yang Terancam Punah


' Sebelumnya kamu telah mempelajari mengenai hewan yang terancam punah. Bagaimana dengan tumbuhan? Dapatkah kamu menyebutkan tumbuhan apa saja yang terancam punah? Perhatikan barang-barang di rumahmu, adakah yang terbuat dari kayu? Tanyakan kepada orangtuamu, berasal dari jenis kayu apakah barang tersebut? '

tangga, seperti meja, kursi, dan lemari banyak yang terbuat dari jati (Gambar 4.16Perabotan rumah ).

Jati banyak digunakan karena sifatnya yang kuat dan awet. Selain jati, terdapat beberapa tumbuhan lain yang terancam punah. 1. Amorphophallus titanumAmorphophallus titanum (Gambar 4.17) merupakan tumbuhan dengan bunga terbesar di dunia. Bunganya mengeluarkan bau seperti bangkai sehingga dinamakan bunga bangkai. Bunga itu termasuk bunga langka dan dilindungi oleh pemerintah. Tempat hidupnya secara alami di Sumatra. 2. Raflesia arnoldiiGambar 4.18 memperlihatkan bunga Raflesia arnoldii. Bunga itu juga mengeluarkan bau seperti bangkai dan berukuran besar. Bunga merupakan satu-satunya organ tumbuhan yang dapat dilihat. Kuncup bunga itu dapat dijadikan obat sehingga sering dijarah. Keberadaan bunga itu mulai berkurang. Apalagi teknik budi daya yang tepat untuk menjaga kelestariannya belum ditemukan.

' 3. Kantong SemarApakah ada yang pernah melihat kantong semar? Tumbuhan kantong semar seperti pada Gambar 4.19 jarang ditemukan. Tumbuhan itu tumbuh di daerah yang kekurangan unsur nitrogen. Hutan di Tangkuban Perahu, Jawa Barat, merupakan salah satu tempat hidup kantong semar.

4. CendanaTumbuhan cendana (Gambar 4.20) banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur. Tumbuhan digunakan sebagai rempah-rempah dan sebagai pengharum. Keberadaannya kini langka dan harganya mahal.

' ' ' ' 5. Aquilaria sp.Aquilaria sp. (Gambar 4.21) merupakan tumbuhan penghasil kayu gaharu. Gaharu memiliki kandungan kadar damar yang wangi sehingga dijuluki emas beraroma dari hutan. Tempat hidupnya di hutan pedalaman Kalimantan. Harga jual tumbuhan itu mahal sehingga banyak diburu orang. Keberadaannya sekarang mengkhawatirkan, nyaris punah. 6. MerantiMeranti seperti pada Gambar 4.22 merupakan salah satu jenis tumbuhan yang sulit dicari di pasaran. Perkembangbiakan tumbuhan jenis itu sangat lama. Oleh karena itu, tumbuhan ini terancam punah. Namun, sekarang banyak ahli yang mencoba berbagaiteknik pengadaan bibit. Salah satu teknik yang berhasildigunakan adalah sistem pendingin kabut. Pertumbuhan bibit asal setek lebih baik daripada pertumbuhan bibit yang terjadi secara alami.Pengembangan jenis tumbuhan tersebut menguntungkan dari segi ekonomi. Apalagi dari segi lingkungan. Tumbuhan tersebut dapat menyerap unsur karbon di hutan. Tidak heran jika meranti sangat cocok untuk dikembangkan menjadi produk hutan tanaman industri.

tugas biologi

materi: 1.ciri-ciri masing-masing ekosistem 2.hewan dan tumbuhan yang endemik 3.hewan dan tumbuhan yang punah Hwean dan tumbuhan yang hampir punah

Yang disusun O L E H

Nama: noni indira okvita daulay Kelas x.3 Sman 4 pekan baru Tahun ajaran 2012/2013

Tanda tangan orang tua

Anda mungkin juga menyukai