Pendahuluan
Risiko terjadi malnutrisi sering dijumpai pasien bedah morbiditas & mortalitas post operatif, LOS & cost
TERAPI GIZI PRA OPERASI mencegah perburukan status gizi mencapai status gizi normal memperbaiki keadaan klinis
hipermetabolik
Kebutuhan energi
Tidak terpenuhi
malnutrisi
TERAPI GIZI
Memahami indikasi
Mencegah kekurangan zat gizi dan vitamin
mengurangi komplikasi pemberian nutrisi enteral & parenteral.
waktu yang tepat , jenis, jumlah dan komposisi yang tepat. Cara pemberian seaman mungkin.
Labeda I. Nutritional Support In Surgical
3 KRITERIA UTAMA APAKAH PASIEN HARUS MENERIMA TERAPI GIZI PRA OPERASI :
malnutrisi berat
Terapi gizi pra operasi terbukti outcome pasca operasi (operasi bedah thorax-abdomen)
Salvino R,et al. Perioperative Nutrition Support: Who and how. Cleveland Clinic Journal Of
Menurut ESPEN (European Society for Parenteral and Enteral Nutition) Malnutrisi: - ringan : 5-10% BB normal ; albumin 2,8-3,5 - sedang: 10-20% BB normal; albumin 2,1-2,7 - berat : >20% BB normal ; albumin <2,1
menekan respon hipermetabolik, membantu mencegah terjadinya stress ulcer, fungsi sekresi, absorbs, imun, endokrin, & barier TGI komplikasi < nutrisi parenteral.
outcome pasca operasi. Sebaliknya, pada pasien dg gizi baik atau malnutrisi tidak berat keuntungan (-) atau morbiditas
Kebutuhan Energi Kebutuhan total energi pasien / total energy expenditure (TEE) TEE = Basal Energy Exp (BEE) x faktor aktivitas (FA) x faktor injuri (FI). - Rumus persamaan Harris-Benedict BEE
rumus persamaan ireton-jones penyakit berat
;dirawat di RS, memperhitungkan pernapasan pasien (spontan / respirator) & ada/tidaknya trauma, luka bakar, & obesitas - EEE (v) = 1784 11A + 5W + 244S + 239T + 804B - EEE (s) = 629 11A + 25W 609O
- obesitas Adjusted body weight (ABW) Rumus Adjusted body weight = BBI + 0.25 (BB aktual BBI) 25 kkal / kg ABW - Pemberian 25 kkal / kg BBI untuk underweight underestimate, - Pemantauan terhadap tanda vital dan BB menilai respon pasien - Jika memungkinkan pemberian kalori & protein di bertahap mencegah sindrom refeeding. stres berat: kebutuhan energi 30 kkal / kg BBI.
KEBUTUHAN KARBOHIDRAT
50-60% dari jumlah kebutuhan energi. tidak boleh >6 g/kgBB/hari.
KEBUTUHAN PROTEIN
Kebutuhan Protein ESPEN stress kebutuhan protein me hingga 1,5
g/kgBB/hari ( 20% kebutuhan energi total). 0,16 -0,25 g nitrogen/kgBB/hari atau 1,2-1,5 g protein/kgBB/hari * efektif untuk membatasi kehilangan nitrogen. * tidak kalori nonprotein harus diberikan dalam jumlah cukup mencegah penggunaan protein sebagai sumber energi. overfeeding protein azotemia, gagal ginjal akut, & pe kreatinin.
L-arginin AA non-esensial semi-esensial bila ada stres Defisiensi arginin imunosupresi risiko infeksi dan sespsis. meta-analisis : arginin komplikasi infeksi & LOS
Glutamin AA esensial ; penting dalam proses katabolik glutamin dosis tinggi terutama mll parenteral komplikasi infeksi dan LOS. Hasil studi: arginin me kadar glutamin plasma
KEBUTUHAN LEMAK
sumber kalori & sumber asam lemak esensial Rasio pemberian protein : lemak : KH = 20:30:50 diutamakan lemak tak jenuh (MUFA dan PUFA) omega-3 imunonutrien memodulasi respon imun + anti inflamasi me outcome pasca operasi LOS omega-3 aterosklerosis, infark miokard, hipertensi. Studi prospektif: tingkat penggunaan ventilator dan LOS di ICU <
sintesis kolagen, imunitas, antioksidan defisiensi (-) Suplementasi rutin (-) tidak akan mempercepat WH (wound Healing) Dosis: 500-1000 mg/ hari ; terbagi dua. Trauma berat dosis 1 - 2 g / hari. Nathens et al. trauma ganda :1000mg/hari; terbagi tiga
VITAMIN C
VITAMIN A
Peran: -proses diferensiasi & fs jrg epitel -kofaktor sintesis kolagen, glikoprotein & proteoglikan -merangsang fibroplasia & keratinisasi -Respon inflamasi pada WH kecukupan vit A. -Diduga defisiensi malnutrisi, trauma, luka yang lama, & luka bakar. -Koreksi defisiensi supl. enteral harian; 10.000-25.000 IU me WH pd gizi buruk, malabsorpsi, cedera parah, yg menerima steroid.
VITAMIN E
Peran: -antioksidan sel membrane WH -me respon imun, proses peradangan/inflamasi -agregasi trombosit -transportasi lipoprotein -metabolisme protein & as. Nukleat Dosis tinggi harus dihindari,max> 670 mg/hari
SENG (ZINC)
Peran: - proliferasi sel dan sintesis protein
- penyembuhan luka - fungsi kekebalan tubuh - anti oksidan. Terdapat pada semua jaringan tubuh, di kulit 56x Diberikan jika ada dugaan defisiensi ; ZnSO4 220 mg (50 mg elemental zinc) ; max 2-3 minggu. Penggunaan rutin zinc untuk mempercepat WH Ev.base (-) Dosis tinggiberakibat buruk keberadaan tembaga (copper) & mineral lain yang penting pd
elektrolit penting fungsi ginjal mengatur mekanisme asam basa dan ekskresi metabolit obat-obatan anastesi Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit : - Kondisi penyakit yang telah ada sebelumnya (DM, peny.hepar, insufisiensi renal). - Prosedur diagnostik Arteriogram / pyelogram - steroid dan diuretik - Pemberian laksatif - Restriksi cairan pra operasi selama dipuasakan
- gangguan SSP (ggmental, disorientasi, iritabilitas, kejang, letargi, & koma - gangguan sistem kardiovaskular. Balance cairan: input dan output cairan pra operasi harus diperkirakan menentukan terapi cairan agar tidak defisit /overhidrasi erat kaitannya dengan tindakan anestesi dan bedah.
berdasarkan: (1) kebutuhan kalori 1 kal = 1 ml cairan. (2) BB & usia sesuai tabel 2
jumlah output cairan abnormal & kebutuhan cairan selama puasa preoperative
dan asam basa & metabolisme sel. Kadar elektrolit serum harus berada dalam rentang normal. Gg keseimbangan elektrolit: - gg SSP , gg sistem CV, dan gg asam basa (asidosis dan alkalosis).
NUTRISI PARENTERAL
diberikan bila :
- tidak dapat menerima NE (TGI tidak berfungsi atau tidak boleh difungsikan untuk sementara - oral/enteral tidak adekuat - ada kontra indikasi NE - malnutrisi berat . Komplikasi pemberian NP perlu diwaspadai Komplikasi mekanik & metabolik
Fungsi Traktus GI
BAIK
ORAL Tidak adekuat Makanan biasa Kombinasi N.Parenteral Adekuat Makanan khusus ENTERAL PARENTERAL
TIDAK BAIK
>7 hari
Toleransi nutrien
<7 hari
PERIFER
SENTRAL
Tidak Adekuat Kombinasi N.Parenteral
Recovery After Surgery) kapan waktu memulai puasa pra operasi dilakukan. Bukti saat ini: perubahan waktu memulai puasa pra operasi memperpendek lamanya waktu puasa. 22 percobaan ; metode RCT - puasa 2 jam pra operasi tidak me risiko komplikasi. Perhimpunan Anestesiologi Amerika pemberian cairan bening sampai 2 jam dan makanan padat sampai 6 jam sebelum anestesi. mengurangi kelaparan, rasa haus, & kecemasan & me
SIMPULAN
Terapi gizi pra operasi pada saat yang tepat dg
jenis, jumlah & komposisi nutrisi yang tepat serta cara pemberian seaman mungkin outcome baik pasca operasi. Malnutrisi berat Terapi gizi pra operasi. Nutrisi melalui oral atau enteral lebih dianjurkan Kebutuhan energi, protein, lemak, vitamin, mineral, cairan dan elektrolit sesuai pedoman atau konsensus yang telah disepakati Pemilihan jalur pemberian nutrisi indikasi, kontra indikasi,& komplikasi Waktu memulai puasa : cairan bening sampai 2 jam dan makanan padat sampai 6 jam sebelum anestesi. .
TOGETHER WE CAN
SURGEON + CLINICAL NUTRITION