.':-
Pendahuluan
ini adalah
pakan
rp$i;[ari
DEPPERtt\TDA6
ini disusun
konsinsus dan terakhir dalam rapat konsinsun pada bulan Maret 1997 di Jakarta dihadiri oleh wakil-wakil produsen. konsumen, serta instansi pemerintah yang terkait.
Daftar isi
Halaman
Pendahuluan
ii
I
1
l.
Ruang lingkup
2. Acuan 3. Definisi 4. Syarat m utu 5. Cara pengambilan 6. Cara uji 7. Cara pengemasan 8. Syarat penandaan
I
2
contoh
2 2
16 16
1.
Ruang lingkup
Standar
ini meliputi ruang lingkup acuan, definisi, syarat mutu, pengambilan contoh, cara
2. -
Acuan
Guenther, E.1949. Essential Oils. Vol. I,IIJV. Van Nostrand, New York.
SNI 01-0429-1989, Petunjuk pengambilan contoh cairan dan semi padat. sP-sMP-24-197s sP-sMP-t8-197slISO/Rs92-1967 (E).
SP-SMP-21-197511SOiR1241-1971 (E) lBS2073 : 1962. sP-sMP-17 -r97 slrso/R1279-1962 (E).
3.
sP-sMP-16-te7slrsoru80-1962 (E)
sP-sN,{P-26-197 slISOl1242-1973 (E)
sP-sMP-27-te7strso/R70e-9-1968 (E)
Definisi
Minyak jahe adalah minyak atsiri dari rimpang jahe (Zingiber fficinale, ROSCOE) yang diperoleh dengan cara penyulingan uap atau cara lain.
dari
16
sNI 06-1312-1998
4.
Syarat mutu
Jenis uji
Persyaratan
l.
0,8720
1,4853
-320)
- 0.8890
- 1,4920
I
Maks.2
Minyak lemah
Sidik iari (khromato
Sesuai datar
5.
Pengambilan contoh
Pen-eambilan conroh sesuai dengan SNI 19-0429-1989. Petunjuk pengambilan contoh cairan dan semi padat.
6.
Cara uji
6l
6
Bobot jenis
II
Prinsip
Bobot jenis adalah perbandingan antara bobot cairan terhada bobot air pada volume dan grhu van.I sama
2 dari
16
sNI 06-1312-1998
6.1.2
Bahan
6.1.2.1 Es.
6.1
Peralatan
613 I Neracaanalitik
6.1.3.2 Penangas air yang dipertahankan pada Z50C + 0,ZoC
6.1.4
Cara kerja
6'1'4 1 Cuci dan bersihkan piknometer, kemudian basuh dengan etanol dan dietil
eter.
dan
6.1.4.3 Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 30 menit dan timbanglah (m)
dan
+ 0,20C selama 30
.j dari
16
sNI 06-1312-1998 6 1 4 6 Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 30 menit, kemudian
timbang dengan isinya (m1).
6.1 4.7 Kosongkan piknometer tersebut, cuci dengan etanol dan dietil eter, kemudian keringkan dengan arus udara kering.
6 I 4 S Istilah piknometer dengan contoh minyak dan hindarilah adanya gelembunggelembung udara.
6.1.4.9 Celupkan kembali piknometer ke dalam penangas air pada suhu 250C
0,20C
selama 30 menit dan atur permukaan air suling sampai ke garis tanda. Sisipkan tutupnya dan keringkan piknometer tersebut.
6.1.4.10 Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 30 menit dan timbang
(mz)
6.1.5
Penutup
Bobot jenis
15fii2-m
d
:5ffr2-m
Keterangan
:
m
rn1
adalair bobot piknometer kosong adalah bobot piknometer berisi air pada suhu 250C adalah bobor piknometer berisi minyak jahe pada suhu 250C
nt2
dari
16
sNI 06_1312_1998
6.2
6
Indeks biasa
2.1
Prinsip
Metoda ini didasarkan pada pengukuran langsung sudut sinar yang dibiaskan minyak jahe
pada suhu 250C.
2.2
Bahan kimia
6.2.2.1 Aseton
6.2.3
Peralatan
6.2.3.1 Refraktometer
2.4
Cara kerja
6.2.4.1 Alirkan air melalui refraktometer agar alat ini berada pada suhu pembacaan akan
dilakukan
6.2.4 3 Sebelum minyak tersebut ditaruh di dalam alat, minyak harus berada pada suhu yang sama den_ean suhu dimana pengukuran akan dilakukan.
-i dari l6
sNI06_1312_1998
6
2.5
Perhitungan
Jika pembacaan dilakukan pada suhu lain maka gunakan faktor koreksi : +
A t x 0,0003
jika suhu pembacaan < 25oc dan - A t x 0,0003 jika suhu pembacaan > 25oc.
6.3
6 3. I
Putaran optik
Prinsip
Metoda
didasarkan pada pengukuran sudut sinar terpolarisasi yang diputar oleh contoh minyak jahe sepanjang 10 cm.
ini
6.3.2
6 3.2
1
Peralatan
63-32 Sumber cahaya, digunakan lampu uap natrium atau alat lain yang menghasilkan
sinar monokhromatik dengan panjang gelombang 589,3 + 0,3 nm.
6.3
.4
Cara kerja
63 42 Tentukan titik nol pembacaan skala dengan tabung berisi air suling pada suhu
250C
(r dari
16
sNI 06_1312_1998
634
6.3.4.4 Letakkan tabung yang telah berisi contoh ke dalam alat polarimeter. Baca putaran
6.3.5
Perhitungan
Putaran optik harus dinyatakan dalam derajat lingkar sampai mendekati 0,010. putaran
optik dekstro harus diberi tanda positif (+; dan putaran levo harus diberi tanda negatif (-). Bila tabung yang digunakan berukuran panjang 200 mm, maka hasil pembacaan
adalah separuh dari angka yang dibaca. Bagian dari satu derajat dinyatakan dengan desimal (30 menit:0,5 derajat ; 30 detik:O,5 menit).
6.3
6
Bilangan asam
4.1
Prinsip
Netralisasi asam-asam bebas dengan menggunakan larutan standar basa secara volumetri.
642
Bahankimia
6422Benzena.
6.4.2 3 Larutan
sebelumnva
ja,
7 dari
16
6.4.3
6 4.3
Peralatan
I Labu berdasar bulat kapasitas 250 ml yang dilengkapi dengan pendingin reflux
6.4.4
Cara kerja
(l:1).
6.4.4.3 Titar dengan larutan KOH alkohol 0,2 N sampai cairan berwarna merah muda.
6.4.5
Perhitungan
56.1xVxN
Bilangan asam =
m
Keterangan
V N m
6.5
6.5
adalah volume
Bilangan esrer
Prinsip
ti dari l6
sNI
kelebihan basa tersebut dengan asam standar.
06_13 12_1998
Hidrolis ester-ester dengan larutan basa standar berlebihan, lalu menitar kembali
5.2
Pereaksi/reagen
6.5.2.1 Cairan etanol 95Yo yang telah dinetralkan dengan larutan NaOH encer dengan pp
sebagai indikatornya.
65
Peralatan
6.5.i 6 Penangas
air.
6.5.4
Cara keria
9 dari 16
sNI 06-1312_1998
6 5.4 I Timbang dengan teliti 2 + 0,0005 gram contoh kedalam labu penyabunan 250 ml.
65.4.2 Larutkan dengan 8 ml etanol benzena NaOH 0.1 N dengan indikator pp.
l:l
6.5.4.4 Tambahkan 25 ml larutan kalium hidroksida alkohol 0,5 batu didih serta 5 tetes indikator PP.
sampai cairan
6.5.5
Perhitungan
(Vz-V') x 0,25 x
Bilangan ester:
m
56,1
Keterangan:
VZ v1 m
56.I
adalah volume
(ml) larutan
adalah volume (ml) larutan HzSo+ yang diperlukan untuk contoh adalah masaa (gram) contoh yang diuji
asam sult'at
6.6
l0 dari
16
sNI 06_1312_1998
6.6.1
Prinsip
Hidrolisis minyak atsiri yang sebelumnya telah diasetilasi dengan asam asetat anhidrida
dengan basa standar berlebihan, lalu menitar kembali kelebihan basa tersebut dengan larutan asam standar.
6.6.2
Bahan
6.6.2 2 Natrium asetat anhidrat yang baru dilebur dan telah dihaluskan kembali
100/o
6 6.2 I
6.6.3
Peralatan
I I dari 16
sM
6.6.3-1 sepanjang 30 cm atau pendingin udara sepanjang 100 cm yang berdiameter
06_1312_1998
cm.
6.6.3.3 Pemanas
1500c.
6.6.4
Cara kerja
dan 2
gram natrium asetat anhidrat dalam labu asetilasi. Tambahkan potongan-potongan kecil batu apung atau porselin dan lengkapilah labu tersebut dengan pendingin refluks.
6-6 4 2 Panaskan
alat labu dengan alat pemanas dan refluks cairan dengan hati-hati
1350C), dinginkan, tambah 50 ml air suling dan biarkan
selama
setelah diaaduk.
6.6.4.3 Tuangkan kedalam corong pemisah 250 ml dan keluarkan lapisan airnya.
6.6.4 4 Netralkan dengan 10 ml larutan soda l0o% sampai tidak berbusa. Bilas dengan 50
ml larutan
10o%
kali
12
dari
16
sNI 06_1312_1998
6.6.4.5 Masukkan kedalam tabung reaksi 20 ml dan keringkan dengan
atau Na2SO4 anhidrat dan biarkan 12 jam.
gram MgSOa
2 ml alkohol
indikator PP dan netralkan dengan larutan KOH alkohol 0,2 N tambahkan 25 ml larutan KOH alkohol 0.5 N dan beberapa butir batu didih.
6.6.4.7 Didihkan diatas pemanas dengan pendinginan refluks selama tepat 1,5 jam,
dinginkan dibawah air kran dan titar kelebihan basa dengan larutan HzSOq 0,25 N. Kerjakan juga blanko sperti diatas.
6.6.5
Perhitungan (Vz
Vr) xA,25 x
56,1
Keterangan
adalah ml asam sulfat untuk penitaran blanko adalah ml asam sulfat untuk penitaran contoh adalah bobot setara KOH adalah titar asam sulfat
Minyak lemak
7.1
Prinsip
Mini'sp-n'tlnyak lemak tidak larut dalam alkohol 90Yo d,an minyak yang tersaponifikasi
menghasilkan busa, karena terbentuk sabun.
7.2
Bahan kirnia
I.l dari
16
sNI 06-t3t2-1998
6.7 .2.1
Larutan etanol
90o/o
6.7.3
Peralatan
volume 1 ml.
6.7.4
Cara kerja
6.7.4.1 Tambahkan
6.7.4.2 Masukkan tabung reaksi kedalam campuran es dan garam dengan perbanding 3.1 selama
l5 menit.
(Jika terdapat minyak-minvak lemak, seperti minyak kelapa, minyak kacang dan minyak-
minyak lainnya, kecuali minyak jarak, akan terjadi kekeruhan karena lemak yang
memadat).
6.7.4 3 Ke dalant 5 ml minyak atsiri dalam tabung reaksi yang lain, tambahkan larutan
tersabunkan dan
7.5
Perhitun-ean
Adanva minyak-nrinyak lernak dinyatakan dengan positif jika terbentuk busa dan negatif
jika tidak
terbentr-rk busa.
ll
dari t6
sNI
06_13 L2_1998
6.8
6
8.1
Prinsip
Minyak atsiri terdiri dari senyawa-senyawa organik yang mudah menguap dan khas bagi setiap jenisnya. Komponen-komponen tersebut akan membentuk puncak-puncak
khromotogram yang khas jika di khormotografi gaskan.
Hasil analisa dengan alat khormotografi gas digunakan sebagai sidik jari minyak atsiri tersebut . Jika dijumpai kelainan maka dicurigai minyak atsiri tercamour dengan bahan
asing yang dapat menguap.
6.8.2
Bahan kimia
6.8.3
Peralatn
6.8 3.1Seperangkat alat khormotografi gas yang dilengkapi dengan detektor dan kolom
yang sesuai serta dengan kepekaan yang cukup. Perangkat tersebut dapat dilengkapi
dengan sistim isotermal atau dengan sushu terprogram dan sebuah recorder.
6.8.4
Cara kerja
6.8.4.1 Lakukan pra kondisi sampai tercapai kesetabilan pada suhu yang diperlukan untuk analisa minyak atsiri sesuai petunjuk penggunaan alat.
6.8.4.2 Suntikkan contoh sesuai dengan kepekaan yang sudah disiapkan sementara recorder pun sudah dijalankan.
l5 dari l6
6.8.5
Perhitungan
Uji kualitatif dilakukan dengan membandingkan khromotogram minyak jahe standar. Uji
kuantitatif dihitung berdasarkan luas puncak dodekanol terhadap luas puncak komponen
minyak jahe yang dikehendaki.
Luas puncak x Kadar kon-rponen x (o%) =
Luas puncak dodekanol
Lakukan uji respon detektor terhadap komponen dan terhadap dodekanol, rasio respon
detektor antara komponen dan dodekanol adalah faktor koreksi F.
7.
Cara pengemasan
Produk dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, tidak dipengaruhu atau mempengaruhi isi, tahan terhadap penyimpanan atau pengangkutan.
8.
Syarat Penandaan
RI no. 23 Tahun
1992 tentang
I6 dari l6