Anda di halaman 1dari 2

Kejati Tinjau Proyek Jalan Bermasalah di Selayar

Penyidik pidana khusus Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat mengagendakan peninjauan lokasi proyek jalan lingkar timur yang dibangun Dinas Perhubungan Kepulauan Selayar terkait dugaan terjadi tindak korupsi. Setelah mendengarkan keterangan dari pak bupati, kami kemudian ingin membuktikan kebenaran dari keterangan itu dengan cara melakukan peninjauan ke proyek yang dikelola Dishub itu, kata Asisten Pidana Khusus Kejati Sulselbar Chaerul Amir di Makassar, Sabtu, (16/3) dikutip dari Antara. Ia mengatakan, keterangan bupati Selayar Syahrir Wahab ketika didengarkan kesaksiannya yang justru membantah semua tudingan itu akan dibuktikan dengan melakukan peninjauan langsung bersama tim ahli konstruksi jalan. Bahkan bupati menyebutkan jika jalan yang dikerjakan oleh Dinas Perhubungan itu tidak pernah diusulkan oleh tim pelaksana anggaran daerah (TPAD) Selayar dan malah dimunculkan dalam rapat badan anggaran DPRD Kabupaten Selayar dan telah disetujui. Saya tidak tahu itu karena TPAD sendiri tidak pernah mengusulkannya dan saya herannya kenapa dalam pembahasan di badan anggaran DPRD bisa dimunculkan dan disetujui, ujarnya. Ia mengatakan, proyek jalan lingkar timur yang dikelola oleh Dinas Perhubungan itu baru diketahuinya bermasalah setelah adanya panggilan dari penyidik kejaksaan yang meminta dirinya untuk memberikan kesaksian. Dihadapan penyidik, dirinya mengaku jika proyek jalan lingkar timur itu harusnya dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum, tetapi pekerjaan itu malah dikerjakan oleh Dinas Perhubungan. Saya juga heran kenapa bisa proyek jalan dikerjakan oleh Dinas Perhubungan, setahu saya itu kan yang kerja Dinas PU dan memang biasanya PU yang selalu kerja jalan bukan Dishub, katanya. Bukan cuma itu, bupati dua periode ini juga membantah jika trase jalan (rancangan pradesain) itu dikerjakan setelah jalan lingkar tersebut diselesaikan dan dari permasalahan itulah yang menjadi temuan dari kejaksaan. Ah, itu tidak benar. Trase jalan itu sudah ada sebelum jalannya dikerjakan, tidak mungkin kami melaksanakan proyek tanpa adanya gambar pradesain, tegasnya. Sebelumnya, dalam kasus dengan anggaran sebesar Rp6 miliar ini, Kejati Sulselbar telah menetapkan dua orang tersangka yakni Muh Romlah yang ketika proyek ini dilaksanakan menjabat Kepala Dinas Pekerjaan Umum Selayar sedangkan seorang lainnya rekanan berinisial IM.

Proyek pembangunan jalan lingkar timur Kabupaten Selayar ini dikerja pada 2010. Total anggaran yang dikucurkan mencapai Rp6 miliar lebih yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2010. Penyidik Kejati menemukan adanya sejumlah kejanggalan dalam pelaksanaan proyek pembangunan jalan lingkar timur tersebut. Salah satu kejanggalan yang ditemukan adalah pembangunan jalan lingkar yang sudah rampung. Akan tetapi desain pembangunannya senilai Rp600 juta dikerjakan setelah proyek tersebut selesai. Bahkan disinyalir desainnya hanya hasil plagiat yang diambil dari Provinsi Gorontalo. Kejanggalan yang kami temukan itu karena proyek tersebut sudah rampung, tetapi desain dari jalan lingkar itu baru dikerjakan setelah pembangunan. Makanya kami menduga adanya penganggaran yang tidak sesuai, kata Asisten Pidana Khsusus Kejati Sulselbar Chaerul Amir.

Anda mungkin juga menyukai