0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
139 tayangan15 halaman
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN
PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KABUPATEN JAYAPURA
Santje Magdalena Iriyanto
Staf Pengajar Teknik Sipil USTJ Jayapura
ABSTRAK
Pada pekerjaan proyek konstruksi jalan biasanya terjadi kendala pada pekerjaan proyek
tersebut baik kendala yang memang sudah diperhitungkan maupun kendala yang di luar
perhitungan perencana. Kendala tersebut menjadi penyebab terlambatnya penyelesaian proyek,
sehingga proyek tersebut tidak berlangsung sesuai dengan rencana.
Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan atau mengetahui faktor-faktor
yang sangat mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi jalan. Penelitian ini
dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner dengan responden
(
proyek konstruksi jalan di
Kabupaten Jayapura
)
. Pengolahan data kuisioner menggunakan alat bantu pemprograman
komputer yaitu Microsoft exel.
Dari hasil penelitian didapat 50 faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek
konstruksi jalan. Dari ke-50 faktor tersebut didapat 39 faktor utama yang sangat berpengaruh dan
menjadi penyebab utama terlambatnya proyek konstruksi. Faktor tertinggi yang menjadi penyebab
keterlambatan yaitu kekurangan bahan konstruksi dan ketersediaan keuangan selama
pelaksanaan dan faktor terendah yang menjadi penyebab keterlambatan yaitu kesukuan atau
nasionalisme atau kultur tenaga kerja dan tanda-tanda pengontrolan paktisi pada pekerjaan dalam
lokasi proyek.
Faktor utama yang sangat berpengaruh yaitu kekurangan bahan konstruksi, faktor ini
disebabkan karena pemesanan bahan kontruksi yang tidak sesuai kebutuhan, pemakaian yang
berlebihan, cara mengatasinya yaitu sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan proyek disarankan
untuk membuat jadwal pengadaan dan penggunaan bahan agar bahan konstruksi datang sesuai
jadwal dan digunakan sesuai kebutuhan. Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan, faktor ini
disebabkan oleh kurang terampilnya bagian keuangan dalam mengatur keuangan proyek, cara
mengatasinya sebaiknya kontraktor mancari tenaga keuangan yang pandai dalam mengatur
keuangan di proyek.
Kata Kunci : Konstruksi Jalan, Keterlambatan, Kontraktor.
A. Pedahuluan
1. Latar belakang
Di Kabupaten Jayapura, perkembangan
perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi
tidak menunjukkan angka penurunan. Hal ini
menunjukkan bahwa pembangunan di
Kabupaten Jayapura tidak terpengaruh oleh
adanya situasi perekonomian nasional yang
sedang mengalami krisis
(
krisis moneter
)
. Pada
kenyataannya pelaksanaan pekerjaan proyek
fisik selalu mendapatkan kendala, baik kendala
yang sudah diperhitungkan, maupun yang di
luar perhitungan Perencana. Kendala itu
menjadi penyebab terhambatnya pekerjaan
proyek, sehingga pekerjaan proyek tersebut
tidak berlangsung sesuai dengan rencana. Oleh
karena itu, dalam pelaksanaan suatu proyek
konstruksi selalu ada kemungkinan, bahwa
waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek, akan melebihi waktu
yang telah ditentukan dalam dokumen
kontrak pekerjaan, dengan kata lain bahwa
waktu penyelesaian proyek menjadi terhambat.
Bermacam-macam masalah penyebab
keterlambatan proyek, antara lain masalah
bahan, tenaga kerja, peralatan, keuangan,
lingkungan, dan masalah manajemen yang
kurang baik.
Kontraktor yang mengerjakan proyek tepat
waktu, tentu akan
menguntungkan kedua
belah pihak. Dalam rangka mendapatkan
posisi
sebagai perusahaan yang baik dan selalu
tepat waktu dalam penyelesaian proyek, selalu
diupayakan suatu metode untuk menghindari
keterlambatan yang terjadi di dunia usaha
konstruksi. Berbagai cara telah dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan konstruksi untuk
menghindari keterlambatan penyelesaian proyek
konstruksi, misalnya mengerjakan keseluruhan
pekerjaan konstruksi
(
tanpa dikerjakan oleh subkontraktor
)
,
maupun memberdayakan sumber
daya manusia.
Keterlambatan proyek disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya keterlambatan
yang disebabkan oleh kontraktor yaitu
terlam
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN
PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KABUPATEN JAYAPURA
Santje Magdalena Iriyanto
Staf Pengajar Teknik Sipil USTJ Jayapura
ABSTRAK
Pada pekerjaan proyek konstruksi jalan biasanya terjadi kendala pada pekerjaan proyek
tersebut baik kendala yang memang sudah diperhitungkan maupun kendala yang di luar
perhitungan perencana. Kendala tersebut menjadi penyebab terlambatnya penyelesaian proyek,
sehingga proyek tersebut tidak berlangsung sesuai dengan rencana.
Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan atau mengetahui faktor-faktor
yang sangat mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi jalan. Penelitian ini
dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner dengan responden
(
proyek konstruksi jalan di
Kabupaten Jayapura
)
. Pengolahan data kuisioner menggunakan alat bantu pemprograman
komputer yaitu Microsoft exel.
Dari hasil penelitian didapat 50 faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek
konstruksi jalan. Dari ke-50 faktor tersebut didapat 39 faktor utama yang sangat berpengaruh dan
menjadi penyebab utama terlambatnya proyek konstruksi. Faktor tertinggi yang menjadi penyebab
keterlambatan yaitu kekurangan bahan konstruksi dan ketersediaan keuangan selama
pelaksanaan dan faktor terendah yang menjadi penyebab keterlambatan yaitu kesukuan atau
nasionalisme atau kultur tenaga kerja dan tanda-tanda pengontrolan paktisi pada pekerjaan dalam
lokasi proyek.
Faktor utama yang sangat berpengaruh yaitu kekurangan bahan konstruksi, faktor ini
disebabkan karena pemesanan bahan kontruksi yang tidak sesuai kebutuhan, pemakaian yang
berlebihan, cara mengatasinya yaitu sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan proyek disarankan
untuk membuat jadwal pengadaan dan penggunaan bahan agar bahan konstruksi datang sesuai
jadwal dan digunakan sesuai kebutuhan. Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan, faktor ini
disebabkan oleh kurang terampilnya bagian keuangan dalam mengatur keuangan proyek, cara
mengatasinya sebaiknya kontraktor mancari tenaga keuangan yang pandai dalam mengatur
keuangan di proyek.
Kata Kunci : Konstruksi Jalan, Keterlambatan, Kontraktor.
A. Pedahuluan
1. Latar belakang
Di Kabupaten Jayapura, perkembangan
perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi
tidak menunjukkan angka penurunan. Hal ini
menunjukkan bahwa pembangunan di
Kabupaten Jayapura tidak terpengaruh oleh
adanya situasi perekonomian nasional yang
sedang mengalami krisis
(
krisis moneter
)
. Pada
kenyataannya pelaksanaan pekerjaan proyek
fisik selalu mendapatkan kendala, baik kendala
yang sudah diperhitungkan, maupun yang di
luar perhitungan Perencana. Kendala itu
menjadi penyebab terhambatnya pekerjaan
proyek, sehingga pekerjaan proyek tersebut
tidak berlangsung sesuai dengan rencana. Oleh
karena itu, dalam pelaksanaan suatu proyek
konstruksi selalu ada kemungkinan, bahwa
waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek, akan melebihi waktu
yang telah ditentukan dalam dokumen
kontrak pekerjaan, dengan kata lain bahwa
waktu penyelesaian proyek menjadi terhambat.
Bermacam-macam masalah penyebab
keterlambatan proyek, antara lain masalah
bahan, tenaga kerja, peralatan, keuangan,
lingkungan, dan masalah manajemen yang
kurang baik.
Kontraktor yang mengerjakan proyek tepat
waktu, tentu akan
menguntungkan kedua
belah pihak. Dalam rangka mendapatkan
posisi
sebagai perusahaan yang baik dan selalu
tepat waktu dalam penyelesaian proyek, selalu
diupayakan suatu metode untuk menghindari
keterlambatan yang terjadi di dunia usaha
konstruksi. Berbagai cara telah dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan konstruksi untuk
menghindari keterlambatan penyelesaian proyek
konstruksi, misalnya mengerjakan keseluruhan
pekerjaan konstruksi
(
tanpa dikerjakan oleh subkontraktor
)
,
maupun memberdayakan sumber
daya manusia.
Keterlambatan proyek disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya keterlambatan
yang disebabkan oleh kontraktor yaitu
terlam
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN
PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KABUPATEN JAYAPURA
Santje Magdalena Iriyanto
Staf Pengajar Teknik Sipil USTJ Jayapura
ABSTRAK
Pada pekerjaan proyek konstruksi jalan biasanya terjadi kendala pada pekerjaan proyek
tersebut baik kendala yang memang sudah diperhitungkan maupun kendala yang di luar
perhitungan perencana. Kendala tersebut menjadi penyebab terlambatnya penyelesaian proyek,
sehingga proyek tersebut tidak berlangsung sesuai dengan rencana.
Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan atau mengetahui faktor-faktor
yang sangat mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi jalan. Penelitian ini
dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner dengan responden
(
proyek konstruksi jalan di
Kabupaten Jayapura
)
. Pengolahan data kuisioner menggunakan alat bantu pemprograman
komputer yaitu Microsoft exel.
Dari hasil penelitian didapat 50 faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek
konstruksi jalan. Dari ke-50 faktor tersebut didapat 39 faktor utama yang sangat berpengaruh dan
menjadi penyebab utama terlambatnya proyek konstruksi. Faktor tertinggi yang menjadi penyebab
keterlambatan yaitu kekurangan bahan konstruksi dan ketersediaan keuangan selama
pelaksanaan dan faktor terendah yang menjadi penyebab keterlambatan yaitu kesukuan atau
nasionalisme atau kultur tenaga kerja dan tanda-tanda pengontrolan paktisi pada pekerjaan dalam
lokasi proyek.
Faktor utama yang sangat berpengaruh yaitu kekurangan bahan konstruksi, faktor ini
disebabkan karena pemesanan bahan kontruksi yang tidak sesuai kebutuhan, pemakaian yang
berlebihan, cara mengatasinya yaitu sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan proyek disarankan
untuk membuat jadwal pengadaan dan penggunaan bahan agar bahan konstruksi datang sesuai
jadwal dan digunakan sesuai kebutuhan. Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan, faktor ini
disebabkan oleh kurang terampilnya bagian keuangan dalam mengatur keuangan proyek, cara
mengatasinya sebaiknya kontraktor mancari tenaga keuangan yang pandai dalam mengatur
keuangan di proyek.
Kata Kunci : Konstruksi Jalan, Keterlambatan, Kontraktor.
A. Pedahuluan
1. Latar belakang
Di Kabupaten Jayapura, perkembangan
perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi
tidak menunjukkan angka penurunan. Hal ini
menunjukkan bahwa pembangunan di
Kabupaten Jayapura tidak terpengaruh oleh
adanya situasi perekonomian nasional yang
sedang mengalami krisis
(
krisis moneter
)
. Pada
kenyataannya pelaksanaan pekerjaan proyek
fisik selalu mendapatkan kendala, baik kendala
yang sudah diperhitungkan, maupun yang di
luar perhitungan Perencana. Kendala itu
menjadi penyebab terhambatnya pekerjaan
proyek, sehingga pekerjaan proyek tersebut
tidak berlangsung sesuai dengan rencana. Oleh
karena itu, dalam pelaksanaan suatu proyek
konstruksi selalu ada kemungkinan, bahwa
waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek, akan melebihi waktu
yang telah ditentukan dalam dokumen
kontrak pekerjaan, dengan kata lain bahwa
waktu penyelesaian proyek menjadi terhambat.
Bermacam-macam masalah penyebab
keterlambatan proyek, antara lain masalah
bahan, tenaga kerja, peralatan, keuangan,
lingkungan, dan masalah manajemen yang
kurang baik.
Kontraktor yang mengerjakan proyek tepat
waktu, tentu akan
menguntungkan kedua
belah pihak. Dalam rangka mendapatkan
posisi
sebagai perusahaan yang baik dan selalu
tepat waktu dalam penyelesaian proyek, selalu
diupayakan suatu metode untuk menghindari
keterlambatan yang terjadi di dunia usaha
konstruksi. Berbagai cara telah dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan konstruksi untuk
menghindari keterlambatan penyelesaian proyek
konstruksi, misalnya mengerjakan keseluruhan
pekerjaan konstruksi
(
tanpa dikerjakan oleh subkontraktor
)
,
maupun memberdayakan sumber
daya manusia.
Keterlambatan proyek disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya keterlambatan
yang disebabkan oleh kontraktor yaitu
terlam
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Santje Magdalena Iriyanto Staf Pengajar Teknik Sipil USTJ Jayapura ABSTRAK Pada pekerjaan proyek konstruksi jalan biasanya terjadi kendala pada pekerjaan proyek tersebut baik kendala yang memang sudah diperhitungkan maupun kendala yang di luar perhitungan perencana. Kendala tersebut menjadi penyebab terlambatnya penyelesaian proyek, sehingga proyek tersebut tidak berlangsung sesuai dengan rencana. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan atau mengetahui faktor-faktor yang sangat mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi jalan. Penelitian ini dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner dengan responden (proyek konstruksi jalan di Kabupaten Jayapura). Pengolahan data kuisioner menggunakan alat bantu pemprograman komputer yaitu Microsoft exel. Dari hasil penelitian didapat 50 faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi jalan. Dari ke-50 faktor tersebut didapat 39 faktor utama yang sangat berpengaruh dan menjadi penyebab utama terlambatnya proyek konstruksi. Faktor tertinggi yang menjadi penyebab keterlambatan yaitu kekurangan bahan konstruksi dan ketersediaan keuangan selama pelaksanaan dan faktor terendah yang menjadi penyebab keterlambatan yaitu kesukuan atau nasionalisme atau kultur tenaga kerja dan tanda-tanda pengontrolan paktisi pada pekerjaan dalam lokasi proyek. Faktor utama yang sangat berpengaruh yaitu kekurangan bahan konstruksi, faktor ini disebabkan karena pemesanan bahan kontruksi yang tidak sesuai kebutuhan, pemakaian yang berlebihan, cara mengatasinya yaitu sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan proyek disarankan untuk membuat jadwal pengadaan dan penggunaan bahan agar bahan konstruksi datang sesuai jadwal dan digunakan sesuai kebutuhan. Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan, faktor ini disebabkan oleh kurang terampilnya bagian keuangan dalam mengatur keuangan proyek, cara mengatasinya sebaiknya kontraktor mancari tenaga keuangan yang pandai dalam mengatur keuangan di proyek. Kata Kunci : Konstruksi Jalan, Keterlambatan, Kontraktor. A. Pedahuluan 1. Latar belakang Di Kabupaten Jayapura, perkembangan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi tidak menunjukkan angka penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di Kabupaten Jayapura tidak terpengaruh oleh adanya situasi perekonomian nasional yang sedang mengalami krisis (krisis moneter). Pada kenyataannya pelaksanaan pekerjaan proyek fisik selalu mendapatkan kendala, baik kendala yang sudah diperhitungkan, maupun yang di luar perhitungan Perencana. Kendala itu menjadi penyebab terhambatnya pekerjaan proyek, sehingga pekerjaan proyek tersebut tidak berlangsung sesuai dengan rencana. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi selalu ada kemungkinan, bahwa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek, akan melebihi waktu yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak pekerjaan, dengan kata lain bahwa waktu penyelesaian proyek menjadi terhambat. Bermacam-macam masalah penyebab keterlambatan proyek, antara lain masalah bahan, tenaga kerja, peralatan, keuangan, lingkungan, dan masalah manajemen yang kurang baik. Kontraktor yang mengerjakan proyek tepat waktu, tentu akan menguntungkan kedua belah pihak. Dalam rangka mendapatkan posisi sebagai perusahaan yang baik dan selalu tepat waktu dalam penyelesaian proyek, selalu diupayakan suatu metode untuk menghindari keterlambatan yang terjadi di dunia usaha konstruksi. Berbagai cara telah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan konstruksi untuk menghindari keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi, misalnya mengerjakan keseluruhan pekerjaan konstruksi (tanpa dikerjakan oleh sub- kontraktor), maupun memberdayakan sumber daya manusia. Keterlambatan proyek disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya keterlambatan yang disebabkan oleh kontraktor yaitu terlambatnya memulai pekerjaaan, pekerja dan pelaksana kurang berpengalaman, terlambat mendatangkan peralatan, mandor yang kurang aktif, dan rencana kerja yang kurang baik. Keterlambatan yang diakibatkan kesalahan owner yaitu terlambatnya angsuran pembayaran oleh kontraktor, terlambatnya penyediaan lahan, mengadakan perubahan pekerjaan yang besar, pemilik menugaskan kontraktor lain untuk mengerjakan proyek tersebut. Keterlambatan yang diakibatkan oleh kedua belah pihak yaitu akibat kebakaran yang bukan kesalahan kontraktor, konsultan, owner ; akibat perang, gemapa, banjir, ataupun bencana lainnya dan perubahan moneter. Dari kasus tersebut di atas, maka penelitian ini difokuskan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab keterlambatan proyek di Kabupaten dari pihak Kontraktor. 2. Permasalahan Permasalahan yang akan diteliti yaitu : a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan pekerjaan proyek konstruksi jalan di Kabupaten Jayapura. b. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang sangat mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi jalan di Kabupaten Jayapura. 3. Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : a. Mendapatkan faktor-faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi jalan di Kabupaten Jayapura. b. Mencari faktor utama yang mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi jalan pada Kabupaten Jayapura. 4. Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan gambaran yang jelas tentang penyebab keterlambatan yang dialami oleh para kontraktor konstruksi dan factor-faktor penyebabnya, sehingga bisa dipakai acuan para kontraktor di wilayah Kabupaten Jayapura. PRO0RAMS1UI 1FKNIKSIPII B. Tinjauan Pustaka Di dalam suatu proyek konstruksi terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang- orang yang terlibat di dalam proyek itu sendiri. Menurut Soeharto (1995), kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber dana tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan tegas. Banyak kegiatan dan pihak-pihak yang terlibat di dalam pelaksanaan proyek konstruksi menimbulkan banyak permasalahan yang bersifat kompleks. Kompleksitas proyek tergantung dari : Jumlah macam kegiatan di dalam proyek. Macam dan jumlah hubungan antar kelompok (organisasi) di dalam proyek itu sendiri. Macam dan jumlah hubungan antar kegiatan (organisasi) di dalam proyek dengan pihak luar. Kompleksitas ini tergantung pada besar kecilnya ukuran suatu proyek. Proyek kecil dapat saja bersifat lebih kompleks dari pada proyek dengan ukuran yang lebih besar. Kompleksitas memerlukan pengaturan dan pengendalian yang sedemikian rupa sehingga tidak terjadi benturan- benturan dalam pelaksanaan proyek dan perlu juga adanya manajemen proyek yang handal dan tangguh untuk menopang pelaksanaan proyek. 1. Manajemen Konstruksi Untuk melaksanakan suatu proyek selalu diinginkan agar efisiensi dan efektifitas harus terpenuhi, dengan hal tersebut tentunya sangat diperlukan suatu manajemen yang baik, maka dalam hal ini sangat diperlukan suatu manajemen proyek yang mengatur jalannya proyek tersebut. Menurut James AF Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya, agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut George R. Terry, manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri dari tindakan perencana (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan atau pelaksana (actuating), dan pengawasan (controlling), yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui sumber daya manusia dan sumber daya lain. Keberhasilan dalam pengendalian proyek antara lain ditentukan oleh ketersediaan pihak manajemen puncak (top management) untuk mengerahkan orang dan sumber daya lain dalam perencanaan dan pengendalian proyek. Manajemen konstruksi memiliki ruang lingkup yang cukup luas, karena mencakup tahap kegiatan sejak awal pelaksanaan pekerjaan sampai dengan akhir pelaksanaan yang berupa hasil pembangunan. Tahap kegiatan tersebut pada umumnya dibagi menjadi empat tahap yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). 2. Pengertian Keterlambatan Proyek Menurut R. Amperawan Kusjadmikahadi (1999) bahwa, keterlambatan proyek konstruksi berarti bertambahnya waktu pelaksanaan penyelesaian proyek yang telah direncanakan dan tercantum dalam dokumen kontrak. Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu adalah merupakan kekurangan dari tingkat produktifitas dan sudah barang tentu kesemuanya ini akan mengakibatkan pemborosan dalam pembiayaan, baik berupa pembiayaan langsung yang dibelanjakan untuk proyek-proyek Pemerintah, maupun berwujud pembengkakan investasi dan kerugian- kerugian pada proyek-proyek swasta. Peran aktif manajemen merupakan salah satu kunci utama keberhasilan pengelolaan proyek. Pengkajian jadwal proyek diperlukan untuk menentukan langkah perubahan mendasar agar keterlambatan penyelesaian proyek dapat dihindari atau dikurangi. 3. Dampak Keterlambatan Keterlambatan proyek akan menimbulkan kerugian pada pihak Kontraktor, Konsultan, dan Owner, yaitu : a. Pihak Kontraktor b. Keterlambatan penyelesaian proyek berakibat naiknya overhead karena bertambah panjangnya waktu pelaksanaan. Biaya overhead meliputi biaya untuk perusahaan secara keseluruhan, terlepas ada tidaknya kontrak yang sedang ditangani. c. Pihak Konsultan Konsultan akan mengalami kerugian waktu, serta akan terlambat dalam mengerjakan proyek yang lainnya, jika pelaksanan proyek mengalami keterlambatan penyelesaian. d. Pihak Owner Keterlambatan proyek pada pihak pemilik/Owner, berarti kehilangan penghasilan dari bangunan yang seharusnya sudah dapat digunakan atau disewakan. Apabila pemilik adalah pemerintah, untuk fasilitas umum misalnya rumah sakit tentunya keterlambatan akan merugikan pelayanan kesehatan masyarakat, atau merugikan program pelayanan yang telah disusun. Kerugian ini tidak dapat dinilai dengan uang tidak dapat dibayar kembali. Sedangkan apabila pihak pemilik adalah non pemerintah, misalnya pembangunan gedung, pertokoan, atau hotel, tentu jadwal pemakaian gedung tersebut akan mundur dari waktu yang direncanakan, sehingga ada waktu kosong tanpa mendapatkan uang 4. Penyebab Keterlambatan Menurut Antill (1989), bahwa keterlambatan proyek disebabkan oleh beberapa faktor yang berasal dari Kontraktor, Owner, dan selain dari kedua belah pihak. a. Keterlambatan akibat kesalahan Kontraktor, antara lain: Terlambatnya memulai pelaksanaan proyek Pekerja dan Pelaksana kurang berpengalaman. c.Terlambat mendatangkan peralatan. Mandor yang kurang aktif. Rencana kerja yang kurang baik b. .Keterlambatan akibat kesalahan Owner Terlambatnya angsuran pembayaran oleh Kontraktor. Terlambatnya penyediaan lahan. Mengadakan perubahan pekerjaan yang besar. PRO0RAMS1UI 1FKNIKSIPII Pemilik menugaskan Kontraktor lain untuk mengerjakan proyek tersebut. c. Keterlambatan yang diakibatkan selain kedua belah pihak diatas, antara lain: Akibat kebakaran yang bukan kesalahn Kontraktor, Konsultan, Owner. Akibat perang, gempa, banjir, ataupun bencana lainnya. Perubahan moneter. C. Metode Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, sampel diperoleh dari perusahaan konstruksi yang bekerja dan menyelesaikan proyek konstruksi di Kabupaten Jayapura. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan data primer, yaitu suatu cara mengumpulkan data yang langsung berhubungan dengan responden, tanpa melalui perantara atau pihak lain, misalnya dari suatu badan satistik atau referensi data lainnya. Kuisioner digunakan sebagai alat pengumpul data. Nama-nama Kontraktor dan jenis proyek yang diperoleh melalui daftar rekanan dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jayapura. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan sistem random sampling yaitu setiap individu dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Pada umumnya penelitian atau studi tentang masalah hubungan faktor-faktor keterlambatan pelaksanaan proyek dari persepsi Kontraktor pada proyek pembangunan daerah Jayapura. Selain itu, data pada penelitian ini merupakan data kuantitaif, yaitu suatu data yang dikumpulkan dan diolah untuk mencari atau mendapatkan berapa besar faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pekerjaan dan kerugian yang diderita perusahaan konstruksi dalam pelaksanaan proyek tersebut. 2. Data Perencanaan Sebelum menyusun kuisioner peneliti melakukan analisis dahulu dengan mempelajari teori-teori sebagai dasar pembahasan dan pemecahan masalah yang berupa buku dan bacaan-bacaan lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Daftar pertanyaan atau kuisioner ini telah disusun sedemikian sehingga diharapkan dapat memudahkan responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Daftar pertanyaan atau kuisioner tersebut dibagikan kepada responden untuk diisi dengan jalan mendatangi langsung ke kantor Dinas PU Kabupaten Jayapura. Karena jawaban masih bersifat kualitaif maka perlu dikuantitatifkan dengan jalan memberi nilai/skor masing-masing variabel, adapun nilai/skor sebagai berikut: a. Untuk jawaban tidak berpengaruh diberi skor 1 b. Untuk jawaban agak berpengaruh diberi skor 2 c. Untuk jawaban berpengaruh diberi skor 3 d. Untuk jawaban sangat berpengaruh diberi skor 4. Bersdasarkan uraian diatas data perencanaan penelitian ini diperoleh secara langsung, dengan cara memberikan pertanyaan dalam bentuk kuisioner kepada kontraktor yang sedang menyelesaikan suatu proyek konstruksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 1. Flowchart alur perencanaan penelitian dibawah ini. Gambar 1. Flowchart Perencanaan Penelitian D. Hasil dan Pembahasan Dari hasil pengolahan dan analisis yang sesuai dengan tahapan penelitian maka didapat hasil sebagai berikut: 1. Faktor Bahan Untuk melihat urutan bahan yang menyebabkan keterlambatan dapat dilihat pada tabel 1 sbbi: Tabel 1. Urutan Rangking Dari Variabel Faktor Bahan Kode Faktor Keterlambatan Nilai Rata- rata Rangking FB1 Kekurangan bahan konstruksi 3.7333 1 FB3 Keterlambatan pengiriman bahan 3.4333 2 FB2 Perubahan material pada bentuk, funsi dan spesifikasi 3.2667 3 FB7 Ketidaktepatan waktu pemesanan 3.2333 4 FB5 Keterlambatan pabrikasi khusus bahan bangunan 3.1667 5 FB6 Kelangkaan karena kekhususan 3.1667 6 FB4 Kerusakan bahan di tempat penyimpanan 2.9667 7 Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang menjadi penyebab keterlambatan tertinggi adalah faktor kekurangan bahan konstruksi sebesar 3.7333 dan yang p aling rendah yaitu faktor kerusakan bahan di tempat penyimpanan dengan nilai rata-rata sebesar 2.9667. 2. Faktor Tenaga Kerja Tabel 2. Urutan Rangking Dari Variabel Faktor Tenaga Kerja Kode Faktor Keterlambatan Nilai rata-rata Rangking FTk2 Kemampuan tenaga kerja 3.7000 1 FTk1 Kesukuan atau nasionalisme atau kultur tenaga kerja 3.5000 2 FTk3 Kekurangan tenaga kerja 2.5667 3 Sumber : Hasil Analisis Data Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang menjadi peneyebab keterlambatan tertinggi adalah faktor Kemapuan Tenaga Kerja sebesar 3.7000 dan yang paling rendah yaitu faktor ketidaktepatan waktu pemesanan dengan nilai rata-rata sebesar 2.5667. 3. Faktor Peralatan Tabel 3. Urutan Rangking Dari Variabel Faktor Peralatan Kode Faktor Keterlambatan Nilai Rata- rata Rangking FP1 Kerusakan peralatan 3.6333 1 FP5 Produktifitas peralatan 3.4667 2 FP4 Keterlambatan pengiriman peralatan 3.4333 3 FP2 Kekurangan peralatan 3.3667 4 FP6 Kesalahan manajemen peralatan 3.3000 5 FP3 Kemampuan Mandor atau opertator yang Kurang 3.2000 6 Sumber : Hasil Analisis Data Studi Pustaka : 1. Sasaran Proyek 2. Penyebab Keterlambatan Pengumpulan Data : 1. Survey Lapangan 2. Kuisioner Rekapitulasi data Data pengolahan mrnggunakan alat bantu Microsoft exel Analisa dan Pembahasan Kesimpulan selesai Kode Faktor Keterlambatan Nilai Rata- rata Rang king FK1 Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan 3.7333 1 FK2 Keterlambatan proses pembayaran oleh owner 3.6667 2 FK3 Tidak adanya uang intensif untuk kontraktor, apabila waktu penyelesaian lebih cepat dari jadwal 3.1000 3 FK4 Situasi perekonomian nasional (krisis moneter) 2.9333 4 FK5 Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar 2.8333 5 Kode Faktor Keterlambatan Nilai Rata-rata Rang king FL3 Pengaruh hujan pada aktifitas konstruksi 3.4333 1 FL4 Pengaruh keamanan lingkungan terhadap pembangunan 3.3000 2 FL2 Pengaruh udara panas pada aktifitas konstruksi 3.1333 3 FL1 Faktor sosial dan budaya 2.6667 4 Kode Faktor Keterlambtan Nilai Rata- rata Rangking FPrb1 Terjadi perubahan desain oleh owner 3.7000 1 FPrb2 Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana 3.7000 1 FPrb3 Kesalahan penyelidikan tanah 3.3667 2 FPrb4 Kondisi permukaan air dibawah tanah lapangan 3.0000 3 FPrb5 Masalah geologi di lokasi 2.8000 4 Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang menjadi penyebab keterlambatan tertinggi adalah faktor kerusakan peralatan sebesar 3.6333 dan yang paling rendah yaitu faktor kemampuan mandor atau operator yang kurang sebesar 3.200. 4. Faktor Keuangan Tabel 4. Urutan Rangking Dari Variabel Faktor Keuangan Sumber : Hasil Analisis Data Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang menjadi penyebab keterlmbatan tertinggi adalah faktor ketersediaan keuangan selama pelaksanaan sebesar 3.7333 dan yang paling rendah yaitu faktor fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar sebesar 2.8333. 5. Faktor Lingkungan Tabel 5. Urutan Rangking Dari Variabel Faktor Lingkungan Sumber : Hasil Analisis Data Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang menjadi penyebab keterlambatan tertinggi adalah faktor pengaruh hujan pada aktifitas kontruksi pelaksanaan sebesar 3.4333 dan yang paling rendah yaitu faktor faktor social dan budaya sebesar 2.6667. 6. Faktor Perubahan Tabel 6. Urutan Rangking Dari Variabel Faktor Perubahan Sumber : Hasil Analisis Data Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang menjadi penyebab keterlambatan tertinggi adalah faktor terjadi perubahan desain oleh owner sebesar 3.7000 dan yang paling rendah yaitu masalah geologi sebesar 2.8000. Perubahan pekerjaan yang terjadi selama pelaksanaan proyek konstruksi dapat menyulitkan pihak Kontraktor, sehingga kadang menyebabkan waktu pelaksanaan proyek menjadi terganggu. Dampak perubahan yang terjadi karena perubahan desain yang dibuat oleh Owner, masalah geologi di lokasi, kesalahan desain oleh Perencana, kesalahan dalam penyelidikan tanah dan kondisi permukaan air bawah tanah di lapangan akan berpengaruh terhadap perintah pekerjaan. Perubahan perintah pekerjaan dapat menyebabkan perubahan biaya, baik itu Kode Faktor Keterlambatan Nilai Rata- rata Rang king FHP1 Perolehan ijin dari Pemerintah 3.6000 1 FHP2 Perolehan ijin tenaga kerja 3.2258 2 FHP3 Birokrasi yang berbelit-belit dalam operasi proyek 3.2333 3 Kode Faktor Keterlambatan Nilai Rata- rata Rang king FKr2 Tidak adanya kerjasama antara kontraktor dengan owner 3.6000 1 FKr3 Keterlambatan owner dalam pembuatan keputusan 3.5667 2 FKr6 Komunikasi yang kurang antar owner dengan perencana pada perencanaan 3.4333 3 FKr8 Organisasi yang jelek pada kontraktor dan konsultan 3.4333 4 FKr1 Konflik antara kontraktor dan konsultan 3.3667 5 FKr4 Negosiasi dan perijinan pada kontrak 3.3333 6 FKr7 Perbedaan jadwal sub kontraktor dalam pelaksanaan proyek 3.1667 7 FKr9 Kontrol kontraktor utama terhadap sub kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan 3.1333 8 FKr5 Perselisihan pekerjaan antara bagian- bagian yang berbeda dalam proyek 2.9667 9 terhadap biaya langsung akibat waktu yang terlambat, dan biaya-biaya dampak yang besarnya tidak terdeteksi.. 7. Faktor Hubugan Dengan pemerintah Tabel 6 Urutan Rangking Dari Variabel Faktor Hubungan dengan Pemerintah Sumber : Hasil Analisis Data Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang menjadi penyebab ketrlambatan tertinggi adalah faktor perolehan ijin dari pemerintah sebesar 3.6000 dan yang paling rendah yaitu birokrasi yang berbelit-belit dalam operasi proyek sebesar 2.8000. 8. Faktor Kontrak Tabel 7 Urutan Rangking Dari Variabel Faktor Kontrak Sumber : Hasil Analisis Data Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang menjadi penyebab keterlambatan tertinggi adalah faktor tidak adanya kerjanya antara kontraktor dengan owner sebesar 3.6000 dan yang paling rendah yaitu faktor perselisihan pekerja antara bagian-bagian yang berbeda dalam proyek sebesar 2,9667 9. Faktor Waktu dan Kontrol Tabel 8 Urutan Rangking Dari Variabel Faktor Waktu dan Kontrol Kode Faktor Keterlambatan Nilai Rata-rata Rang king FKW4 Kekurangan tenaga kerja manajeman terlatih untuk mendukung pelaksanaan konstruksi 3.5000 1 FKW5 Masalah yang terjadi selama pelaksanaan 3.3667 2 FKW6 Tidak memenuhi perencanaan awal proyek 3.3333 3 FKW1 Persiapan jadwal kerja dan revisi oleh konsultan ketika konstruksi sedang berjalan 3.2333 4 FKW7 Persiapan dan ijin shop drawing 3.2000 5 FKW2 Prosedur pemeriksaan dan pengetesan dalam proyek 3.0000 6 FKW8 Menunggu ijin untuk kontrol 2.9000 7 FKW3 Tanda-tanda pengontrolan praktisi pada pekerjaan dalam lokasi proyek 2.5862 8 Sumber : Hasil Analisis Data Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang menjadi penyebab keterlambatan tertinggi adalah kekurangan tenaga kerja manajeman terlatih untuk mendukung pelaksanaan konstruksi sebesar 3.5000 dan yang paling rendah yaitu faktor Tanda-tanda pengontrolan praktisi pada pekerjaan dalam lokasi proyek sebesar 2,5862 Dari table analisis diatas maka dapat disimpulkan Faktor-faktor Penyebab Keterlambatan Yang Sangat Berpengaruh dan Rekomendasinya dapat dilihat pada table 9 dan table 10 dibawah ini. Tabel 9. Faktor-faktor Penyebab Keterlambatan Yang Sangat Berpengaruh dan Rekomendasinya. Ran king Nilai Rata- rata Faktor Keterlam batan Penyebab Rekomendasi (1) (2) (3) (4) (5) 1 3.7333 Kekurangan bahan Konstruksi Bahan konstruksi yang di pesan tidak sesuai dengan kebutuhan, pemakaian bahan yang berlebihan, bahan yang datang terlambat sehingga stok di lapangan kurang atau habis. Sebelum melaksanakan proyek disarankan untuk membuat jadwal pengadaan dan penggunaan bahan agar barang konstruksi datang sesuai jadwal yang telah dibuat. 3.7333 Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan Keterampilan dari bagian keuangan proyek dalam mengatur keungan. Untuk meminimalkan faktor tersebut diperluakan tenaga yang ahli dalam mengatur keuangan proyek. 2 3.7000 Kemampuan tenaga Kerja Pemilihan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan sehingga tenaga kerja yang direkrut tidak dapat digunakan secara maksimal. Sebaiknya kontraktor memilih tenga kerja yang dibutuhkan berdasarkan kebuthan dilapangan. 3.7000 Terjadi perubahan desain oleh owner Perencanaan yang tidak tepat sehingga menyebabkan perubahan desain. Untuk meminimalkan faktor tersebut sebaiknya pihak- pihak yang akan terlibat mulai dari owner, perencana, dan pelaksana melakuakan rapat kordinasi untuk membahas perubahan- perubahan desain. 3.7000 Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana Data perencanaan yang kurang akurat sehingga perencanaan yang dibuat oleh perencana tidak tepat, sehingga menyebabkan terhambatnya pelaksanaan pekerjaan. Sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan diadakan rapat kordinasi oleh owner untuk membahas msalah perencanaan. Apakah perencanaan yang telah dibuat telah sesuai dengan standart perencanaan. 3 3.6667 Keterlambatan proses pembayaran oleh owner Peryaratan yang dibutuhkan untuk penagihan kurang lengkap. Birokrasi yang berbelit-belit dalam pengurusan proses pembayaran. Meminta kejelasan dari pihak owner tentang persyaratan yang dibutuhkan untuk penagihan. 4 3.6333 Kerusakan peralatan Peralatan yang digunakan tidak terawat dengan baik. Sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan proyek, kontraktor memeriksa kembali peralatan yang akan digunakan. 5 3.6000 Perolehan ijin dari Pemerintah Persyaratan yang dilengkapi untuk perolehan ijin kurang lengkap, kontraktor yang mengurus bagian perijinan kurang handal dalam mengurus perijinan tersebut. Meminta kejelasan dari pihak owner tentang persyaratan yang dibutuhkan untuk perolehan perijinan. 3.6000 Tidak adanya kerjasama antara kontraktor dengan owner Komunikasi yang kurang antar kontraktor dan owner. Perlunya dilakukan rapat koordinasi agar terjalin kerja sama antar unsur-unsur proyek yang terkaik dalam pelaksanaan pekerjaan. 6 3.5667 Keterlambatan owner dalam pembuatan keputusan Kurang jelasnya pembahasan atau perencanaan sehingga membuat owner lambat dala pengambilan keputusan. Perlunya dilakukan rapat koordinasi guna membahas tentang permasalahan proyek, agar dalam pengambilan keputusan oleh owner tidak menagalami keterlambatan. 7 3.5000 Kekurangan tenaga Kerja Tidak tersedianya tenaga kerja, kurangnya tenaga kerja yang terampil. Untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja, kontraktor utama memberikan tanggung jawab pekerjaan kepada sub kontraktor (pemborong) menjamin ketersediaan tenaga kerja. 3.5000 Kekurangan tenaga kerja manajeman terlatih untuk mendukung pelaksanaan konstruksi Perekrutan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Mencari tenaga terampil yang benar-benar mampu mendukung pelaksaaan konstruksi, dengan cara mencari tenaga yang sudah berpengalaman dalam bidang konstruksi. 8 3.4667 Produktifitas peralatan Kemampuan dari operator yang kurang, pengalaman dari operator sehingga produktifitas peralatan tidak mencapai maksimal. Mencari operator yang bertanggung jawab dan mempunyai pengalaman serta kemampuan untuk memaksimalkan produktifitas. 9 3.4333 Keterlambatan pengiriman bahan Sulitnya medan untuk mencapai lokasi proyek dan tidak mempunyai jadwal pengadaan bahan. Sebelum melaksanakan proyek disarankan untuk membuat jadwal pengadaan bahan agar barang konstruksi datang sesuai jadwal yang telah dibuat. 3.4333 Keterlambatan pengiriman peralatan Sulitnya medan untuk mencapai lokasi proyek dan tidak mempunyai jadwal mobilisasi perlatan Kontraktor membuat jadwal mobilisasi peralatan, agar tidak terjadi kerterlambatan pengiriman peralatan. 3.4333 Pengaruh hujan pada aktifitas konstruksi Pembuatan jadwal kerja yang tidak sesuai dengan kondisi cuaca daerah setempat. Sebaiknya membuat jadwal kerja berdasarkan data cuaca dari BMG 3.4333 Komunikasi yang kurang antar owner dengan perencana pada perencanaan Tidak adanya kerja sama antar perencana dengan owner. Perlunya dilakukan rapat koordinasi agar terjalin kerja sama antar unsur-unsur proyek yang terkaik dalam pelaksanaan pekerjaan. 3.4333 Organisasi yang jelek pada kontraktor dan konsultan Pembagian tugas dan tanggung jawab yang kurang baik, sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terkontrol. Tenaga kerja yang tidak memiliki keahlian yang dibutuhkan. Sebainya sebelum memulai perkerjaan kontraktor dan konsultan membuat organisasi yang bagus, dan membuat pembagian pekerjaan, agar tiap-tiap orang yang didalam perusahaan mempunyai tanggung jawab masing-masing sesuai dengan kemampuan yang dimilki 10 3.3667 Kekurangan peralatan Sulitnya mobilisasi peralatan ke lokasi proyek, sulitnya mendapatkan peralatan. Sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan kontraktor membuat daftar pelaratan yang akan digunakan, kemudian meakukan loby kepada supplier yang mampu menyediakan perlatan yang dibutuhkan. (1) (2) (3) (4) (5) 3.3667 Kesalahan penyelidikan tanah Kurang ahlinya tenaga surveyor lapangan dalam penelitian tentang struktur tanah, peralatan yang kurang memadai dalam penyelidikan tanah. Sebaiknya kontraktor yang akan melaksanakan pekerjaan mempunyai tenaga ahli yang berkompeten, dan berkoordinasi dengan orang yang mempunyai peralatan yang lengkap untuk melkukan penyelidikan tana. 3.3667 Konflik antara kontraktor dan konsultan Komunikasi atau kerjasama antar keduanya sehingga menyebabkan terhambatnya pelaksanaan pekerjaan. Perlunya dilakukan rapat koordinasi agar terjalin kerjasama antar unsur-unsur proyek yang terkaik dalam pelaksanaan pekerjaan. 3.3667 Masalah yang terjadi selama pelaksanaan Kurangnya kerjasama dan koordinasi antara seluruh komponen yang terlibat dalam pelaksanaan proyek. Perlunya dilakukan rapat koordinasi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan. 11 3.3333 Negosiasi dan perijinan pada kontrak Nilai kontrak yang terlalu rendah. Perlunya dilakukan rapat dengan pemilik proyek untuk membahas tentang nilai kontrak dan insentif bila pekerjaan tersebut diselesaikan tepat waktu. 3.3333 Tidak memenuhi perencanaan awal proyek Perubahan struktur tanah pada lokasi proyek, pelaksanaan pekerjaan yang tidak mengikuti RKS. Perlu dilakukan rapat dengan pemilik proyek untuk mencari solusi permasalahan tersebut. 12 3.3000 Kesalahan manajemen peralatan Tenaga yang tidak ahli dalam manajemen peralatan. Sebaiknya kontraktor memilki tenaga yang benar- benar ahli dalam manajemen peralatan. 3.3000 Pengaruh keamanan lingkungan terhadap pembangunan proyek Kurangnya sosialisasi tentang proyek kepada warga sekitar, tidak dilibatkannya warga sekitar dalam pelaksanaan pekerjaan. Sebaiknya kontraktor melakukan sosialisasi kepada warga sekitar tentang proye yang akan dilaksanakan, melibatkan warga sekitar dalam proses pelaksanaan pekerjaan. 3.3000 Perolehan ijin tenaga kerja Tidak lengkapnya peryaratan untuk pengurusan ijin tenaga kerja. Perlunya dilakukan kerjasama antara pemerintah dan kontraktor pelaksana pekerjaan agar perolehan ijin tenaga kerja bisa cepat ditindak lanjuti guna lancarnya penyelesaian. 13 3.2667 Perubahan material pada bentuk, fungsi dan spesifikasi Pemakaian material yang tidak sesuai dengan fungsinya. Sebelum melaksanakan proyek disarankan untuk membuat jadwal pengadaan bahan serta kegunaannya telah dibuat. 14 3.2333 Ketidaktepatan waktu pemesanan Tidak memiliki jadwal pengadaan bahan. Membuat jadwal pengadaan bahan. 3.2333 Birokrasi yang berbelit-belit dalam operasi proyek Tidak terampilnya tenaga kerja yang diberi tugas untuk mengurus operasi proyek. Sebaiknya kontraktor menugaskan tenaga kerja yang benar- benar paham dalam operasional proyek. 3.2333 Persiapan jadwal kerja dan revisi oleh konsultan ketika konstruksi sedang berjalan Tidak sigapnya tenaga kerja yang ditugaskan melakukan revisi penjadwalan. Sebaiknya tenaga kerja ditugaskan untuk melakukan revisi jadwal sesuai dengan konstruksi yang sedang berjalan. 15 3.2000 Kemampuan mandor atau opertator yang kurang Perekrutan mandor atau operator yang asal- asalan. Memilih mandor atau operator yang telah berpengalaman melaksanakan pekerjaan konstruksi bila perlu yang sudah memiliki sertifikat.. 3.2000 Persiapan dan ijin shop drawing Belum jelasnya gambar yang direncanakan. Sebaiknya sebelum memulai pelakasanaan pekerjaan dilakukan rapat kordinasi untuk membahas tentang persiapan dan perijinan shop drawing. 16 3.1667 Keterlambatan pabrikasi khusus bahan bangunan Lambatnya pemesanan untuk pabrikasi bahan konstrusi yang sulit didapatkan. Membuat jadwal penggunaan bahan agar pabrikasi dapat dilakukan sebelum bahan tersebut akan digunakan. 3.1667 Kelangkaan karena kekhususan Sulitnya mencari bahan yang langka (khusus) karena tidak mempunyai supplier yang memasok bahan konstrusi. Membuat daftar bahan yang akan digunakan, agar mengetahui bahan/barang mana saja yang sulit di cari, sehingga bahan/barang yang sulit di dapatkan di beri prioritas 3.1667 Perbedaan jadwal sub kontraktor dalam pelaksanaan Tidak ada kerjasama dan komunikasi antara sub kontraktor dalam pelaksanaan sehingga pelasanaan pekerjaan tidak terkontrol dengan baik. Sebaiknya melakuakan rapat kordinasi untuk membahas perbedaan jadwal subkontraktor dalam pelaksanaan, agar kegiatan didalam proyek dapat terkontrol dengan baik. 17 3.1333 Pengaruh udara panas pada aktifitas konstruk si Pembuatan jadwal yang berdasarkan data cuaca dari BMG. Sebaiknya membuat jadwal kerja berdasarkan data cuaca dari BMG 3.1333 Kontrol kontraktor utama terhadap sub kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan Tenaga ahli yang ditugaskan untuk mengawas pekerjaan yang dilaksanakan oleh sub kontraktor tidak dijalan dengan baik. Kontraktor utama harus menugaskan tenaga yang benar- benar melakukan kontrol, agar pekerjaan tersebut cepat selesai sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. 18 3.1000 Tidak adanya uang insentif untuk kontraktor, apabila waktu penyelesaian lebih cepat dari jadwal Kurangnya loby ke pemilik proyek untuk membicarakan tentang bonus bila pekerjaan yang dilaksanakan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan. Perlu dilakukan pembicaraan antara owner dengan kontraktor untuk membahas uang insentif apabila kontraktor tersebut dapat menyelesaikan proyek tersebut sesuai jadwal atau lebih cepat dari jadwal yang direncanakan. Tabel 10. Faktor-faktor Penyebab Keterlambatan Yang Berpengaruh dan Rekomendasinya. Ran king Nilai Rata- rata Faktor Keterlam batan Penyebab Rekomendasi (1) (2) (3) (4) (5) 19 3.000 Prosedur pemeriksaan dan pengetesan dalam proyek Terlambatnya peralatan dan tenaga yang akan dipakai dan ditugaskan untuk melakukan pengetesan. Sebaiknya disarankan kepada kontraktor apabila melaksanakan pekerjaan sebaiknya berkoordinasi dengan pemerintah khususnya dinas PU yang memiliki peralatan dan tenaga ahli yang memadai untuk melakukan pengetesan. 20 2.9667 Kerusakan bahan di tempat penyimpanan Gudang penyimpanan yang tidak terlindungi dengan baik, penataan barang didalam gudang yang kurang baik. Disarankan kepada kontraktor agar membuat gudang yang terlindungi dengan baik serta terlindungi cuaca. 2.9667 Perselisihan pekerjaan antara bagian- bagian yang berbeda dalam proyek. Perkelahian antara para pekerja sehingga menghambat pekerjaan. Sebaiknya kontraktor membuat aturan yang tegas, apabila terjadi perkelahian dalam proyek langsung dikeluarkan dari proyek. 21 2.9333 Situasi perekonomian nasional (krisis moneter) Lemahnya nilai Rupiah terhadap dollar, sehingga membuat naiknya harga bahan bangunan. Kontraktor harus berkoordinasi dengan pemilik proyek, guna membahas serta mengantisipasi bila pada saat pelaksanaan pekerjaan terjadi perubahan harga bahan dan material. 22 2.9000 Menunggu ijin kontrol Tenaga yang ditugaskan untuk melaksanakan kontrol bekerja kurang maksimal, sehingga terlambatnya pengontrolan. Kontraktor harus mempunyai tenaga yang benar- benar ahli dalam mengurus perijinan kontrol. 23 2.8333 Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar. Lemahnya mata uang rupiah terhadap mata uang asing. Sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan kontraktor sudah harus memperhitungkan biaya tak terduga untuk mengantisipasi bila terjadi perubahan harga bahan dan material. 24 2.8000 Masalah geologi di lokasi Akses menuju tempat pelaksanaan pekerjaan yang kurang memadai. Sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus melakukan survey lokasi untuk mengetahui masalah geologi di lokasi. 25 2.6667 Faktor sosial dan budaya Adanya pembeda social antara pekerja yang satu dengan yang lain serta budaya yang dimiliki oleh pekerja dengan warga daerah sekitar lokasi proyek. Perlunya dilakukan sosialisasi oleh kontraktor kepada warga sekitar dan kepada para pekerja. 26 2.5667 Kesukuan atau nasionalisme atau kultur tenaga kerja. Perbedaan bahasa antara tenaga kerja yang dimiliki, tidak saling bekerja sama antara tenaga kerja yang berbeda daerah. Sebaiknya sebelum memulai pekerjaan kontraktor harus mencari tenaga kerja yang benar-benar siap bekerja sama dengan siapa saja. 2.566 Tanda-tanda pengontrolan praktisi pada pekerjaan dalam lokasi proyek Tenaga kerja yang ditugaskan untuk melakukan pengontrolan kurang berpengalaman sehingga terjadi keterlambatan. Kontraktor harus menugaskan tenaga yang benar- benar paham terhadap tugas dan tanggug jawab yang diberikan. (Sumber : Hasil Analisis Data) Dari Tabel 9 dan 10 diatas didapatkan urutan rangking dari 50 faktor penyebab keterlambatan. Dari Ke -50 faktor tersebut didapatkan 39 faktor penyebab utama yang sangat berpengaruh dalam keterlambatan penyelesaian proyek yang diurutkan dari rangking 1 sampai dengan rangking 18 dan didapatkan juga 11 faktor penyebab yang berpengaruh dalam keterlambatan penyelesaian proyek yang diurutkan dari rangking 19 sampai dengan rangking 26. E. Penutup 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap 30 responden, maka dapat disimpulkan sebgai berikut: a. Faktor-faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi didentifikasi terdapat 50 faktor keterlambatan yang dibagi dalam 9 jens faktor penyebab keterlambatan. Ke-50 faktor tersebut didapatkan dari hasil wawancara pertama dengan responden, kemudian disimpulkan menjadi 50 faktor yang dibagi dalam 9 jenis faktor keterlambatan. b. Dari hasil analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan tersebut diatas didapatkan 39 fakor utama yang sangat berpengaruh dalam penyelesaian proyek konstruksi pada Kabupaten Jayapura 2. Saran Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dan kesimpulan, maka dapat disarankan sebagai berikut : a. Faktor-faktor yang sangat berpengaruh merupakan faktor utama paling berpengaruh dalam pelaksanaan konstruksi, tetapi tidak menutup kemungkinan faktor-faktor yang dikategorikan berpengaruh tidak mengakibatkan keterlambatan, maka dari itu perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jika faktor-faktor yang masuk dalam kategori tingkat berpengaruh terjadi. b. Dalam penelitian ini objek penelitian dikhususkan pada proyek konstruksi jalan di Kabupaten Jayapura, dengan tidak memperhitungkan panjang dan lebar jalan. Maka perlu dilakukan penelitian lanjutan yang memperhitungkan panjang serta lebar jalan. F. Daftar Pustaka Ervianto, W. I (2002), Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta. Leonda, Gesti (2008). Studi Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi Pada Tahun 2007 di Daerah Belitung. Tugas Akhir Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Project Management Body of Knowledge (PMBOK), Third Edition, 2004 Sjawal, Mansur (2009). Analisa Risiko Pada Proyek Konstruksi Jembatan di Provinsi Papua, Tesis Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya. Soeharto, Imam (2001). Manajemen Proyek. Jilid 1. Edisi Kedua. Penerbit Erlangga, Jakarta. Sugiono (2006), Statistik Untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung. Soeharto, Imam (2001). Manajemen Proyek. Jilid 2. Edisi Kedua. Penerbit Erlangga, Jakarta. Zainuddin, Masyhuri, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif, Refika Aditima.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional