Sejarah WP OPPT
KMK 84/KMK.03/2002
Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu (WP OPPT) adalah Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha di bidang perdagangan grosir dan atau eceran barang-barang konsumsi melalui tempat usaha/gerai (outlet) yang tersebar di beberapa lokasi, tidak termasuk perdagangan kendaraan bermotor dan restoran.
Dengan tarif 2% (dua persen) dari jumlah peredaran bruto berdasarkan pembukuan atau pencatatan setiap bulan. Dibayarkan atas nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak masing-masing tempat usaha/gerai (outlet).
Batasan pengertian ini memang masih belum jelas, dan menimbulkan banyak tafsir. Bisa dibayangkan, bahwa semua Wajib Pajak orang pribadi yang mempunyai 1 (satu) atau lebih tempat usaha, termasuk WP OPPT.
Batasan ini terlalu luas, karena dapat diartikan semua Wajib Pajak orang pribadi termasuk dalam pengertian WP OPPT, kecuali yang tidak memiliki tempat usaha.
WP OPPT adalah Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha di bidang perdagangan yang mempunyai tempat usaha lebih dari satu, atau mempunyai tempat usaha yang berbeda alamat dengan domisili. Besarnya angsuran PPh Pasal 25, ditetapkan sebesar 0,75% (nol koma tujuh lima persen) dari jumlah peredaran bruto setiap bulan dari masing-masing tempat usaha tersebut. Batasan ini lebih sempit dengan UU PPh, yaitu hanya Wajib Pajak Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha di bidang perdagangan, tetapi melenceng dari peraturan di atasnya, yaitu dalam hal jumlah tempat usaha.
1.
2.
Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu adalah Wajib Pajak Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha sebagai pedagang pengecer yang mempunyai 1 (satu) atau lebih tempat usaha.
Semula : Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha di bidang perdagangan. Menjadi : Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha sebagai pedagang pengecer.
Semula : Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha di bidang perdagangan yang mempunyai tempat usaha lebih dari satu, atau mempunyai tempat usaha yang berbeda alamat dengan domisili. Menjadi : Wajib Pajak Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha sebagai pedagang pengecer yang mempunyai 1 (satu) atau lebih tempat usaha.
Dengan demikian, dapat ditarik suatu simpulan bahwa mulai tanggal 10 Desember 2009 semua Wajib Pajak Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha sebagai pedagang pengecer (pedagang eceran) adalah termasuk dalam pengertian WP OPPT.
Sedangkan pengertian pedagang pengecer (pedagang eceran) yang baku adalah berdasarkan PP Nomor 143 Tahun 2000, yaitu :
1.
2.
Pedagang Eceran adalah Pengusaha yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya melakukan usaha perdagangan dengan cara sebagai berikut: Menyerahkan Barang Kena Pajak melalui suatu tempat penjualan eceran seperti toko, kios, atau dengan cara penjualan yang dilakukan langsung kepada konsumen akhir, atau dengan cara penjualan yang dilakukan dari rumah ke rumah; dan Menyediakan Barang Kena Pajak yang diserahkan di tempat penjualan secara eceran tersebut; dan
3.
Melakukan transaksi jual beli secara spontan tanpa didahului dengan penawaran tertulis, pemesanan tertulis, kontrak atau lelang dan pada umumnya bersifat tunai, dan pembeli pada umumnya datang ke tempat penjualan tersebut langsung membawa sendiri Barang Kena Pajak yang dibelinya.
Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu adalah Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha sebagai Pedagang Pengecer yang mempunyai 1 (satu) atau lebih tempat usaha. Sedangkan Pedagang Pengecer adalah orang pribadi yang melakukan: a. penjualan barang baik secara grosir maupun eceran; dan/atau b. penyerahan jasa, melalui suatu tempat usaha Batasan ini nampaknya dikembalikan sebagaimana amanat UU PPh, namun memang masih dipersempit sedikit
Besarnya angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk WP OPPT, ditetapkan sebesar 0,75% dari jumlah peredaran bruto setiap bulan dari masing-masing tempat usaha. Dan pembayaran angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 ini merupakan kredit pajak atas Pajak Penghasilan yang terutang untuk Tahun Pajak yang bersangkutan.