Anda di halaman 1dari 36

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan berjudul Termokimia yang bertujuan untuk menentukan kalor reaksi atau kalor pelarutan dengan kalorimeter. Termokimia merupakan kajian tentang kalor yang dihasilkan atau dibutuhkan oleh suatu reaksi kimia. Prinsip dari percobaan adalah Asas Black dimana Asas Black merupakan hukum yang mempelajari tentang perubahan kalor dari sistem ke lingkungan maupun sebaliknya. Kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diserap !" lepas # "terima$. %etode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode kalorimetri yaitu metode yang digunakan untuk menentukan nilai kalor berdasarkan pengamatan perubahan suhu dalam sistem adiabatik dengan menggunakan alat yang dinamakan kalorimeter. &ari hasil percobaan diperoleh kapasitas kalorimeter sebesar '() '*+) ).' '/'+ ,.
,K

dan kalor netralisasi sebesar

P0R12BAA3 4

T0R%2K4%4A

4.

T5,5A3 P0R12BAA3 %enentukan kalor reaksi atau kalor pelarutan dengan kalorimeter.

44. T43,A5A3 P5STAKA '.6 Termokimia Kajian tentang kalor yang dihasilkan atau dibutuhkan oleh reaksi kimia disebut termokimia. Termokimia merupakan cabang dari termodinamika karena tabung reaksi dan isinya membentuk sistem. ,adi kita dapat mengukur !secara langsung dengan cara mengukur kerja atau kenaikan temperatur$ energi yang dihasilkan oleh reaksi sebagai kalor dan dikenal sebagai ,oule. Berganti dengan kondisinya apakah dengan perubahan energi dalam atau perubahan entalpi. Sebaliknya jika tahu 1 atau 7 suatu reaksi kita dapat meramalkan jumlah energi yang dihasilkannya sebagai kalor. !Atkins 6**/$

Kimia termo mempelajari perubahan panas yang mengikuti reaksi kimia dan perubahan8perubahan 9isika !pelarutan peleburan dan sebagainya$. Satuan tenaga panas biasanya dinyatakan dengan kalori joule atau kilo kalori. 6 ,oule 6 kal # 6(8: erg # ( '/ kal # / 6)/ joule

5ntuk menentukan perubahan panas yang terjadi pada reaksi kimia dipakai kalorimeter. Besarnya panas reaksi kimia dapat dinyatakan pada ; Tekanan tetap <olume tetap !Sukardjo 6*)*$ Sebagian besar reaksi kimia yang terjadi disertai dengan penyerapan atau perubahan energi. 0nergi merupakan kemampuan untuk melakukan kerja. Ketika sistem bekerja - melepaskan kalor kemampuan untuk melakukan kerja berkurang dengan kata lain energinya berkurang. !1hang 6**=$ '.' Kalor Reaksi - Panas Reaksi Kalor reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan energi produk dan reaktan pada >olume konstan !0$ atau pada tekanan konstan !7$ sebagai contoh adalah reaksi ; Reaktan !T$ ? Produk !T$ 0 # 0produk @ 0reaktan Pada temperatur konstan dan >olume konstan. 7 # 7produk @ 7reaktan Pada temperatur konstan dan tekanan konstan. Satuan S4 untuk 0 dan 7 adalah joule yaitu satuan energi tetapi satuan umum yang lain adalah kalori. 5mumnya harga 0 atau 7 untuk tiap reaktan dan produk

dinyatakan sebagai ,oule mol86 atau k, mol86 pada temperatur konstan tertentu biasanya '*) K. ,ika 0 atau 7 positi9 reaksi dinyatakan endotermis dan jika 0 atau 7 negati9 reaksi disebut eksotermis. !Atkins 6**/$ Proses pelepasan energi sebagai kalor disebut eksoterm. Semua reaksi pembakaran adalah eksoterm. Proses yang menyerap energi sebagai kalor disebut endoterm contohnya adalah penguapan air. Proses endoterm dalam sebuah Aadah adiabatik menghasilkan penurunan temperatur sistem proses eksoterm menghasilkan kenaikan temperatur. Proses endoterm yang berlangsung dalam Aadah diatermik pada kondisi eksoterm dalam Aadah diatermik menghasilkan aliran energi ke dalam sistem sebagai kalor. Proses eksoterm dalam Aadah diatermik menghasilkan pembebasan energi sebagai kalor dalam lingkungan. !&ogra 6**($ '.. Pengukuran Panas Reaksi Proses reaksi diukur dengan bantuan kalorimetri. 7arga 0 diperoleh apabila reaksi dilakukan dalam kalorimeter bom yaitu pada >olume konstan dan 7 adalah proses reaksi yang diukur dengan tekanan konstan dalam gelas piala atau labu yang diisolasi botol termos labu deAar dan lain8lain. Karena diperinci dengan baik maka panas yang dikeluarkan atau diabsorpsi hanyalan 9ungsi89ungsi keadaan yaitu "p # 7 atau "> # 0 adalah 9ungsi keadaan. Besaran8besaran ini dapat diukur oleh persamaan ; " # 0 atau 7 # !produk kalorimeter$ dT

&imana 16 dapat berupa 1> untuk pengukuran 0 dan 1 p untuk 7. &alam banyak percobaan 16 untuk kalorimetri dijaga tetap konstan. !&ogra 6**($ './ Penetapan Panas Reaksi

'./.6 Panas Pembentukan %erupakan panas reaksi pada pembentukan 6 mol suatu Bat dari unsur8unsurnya. ,ika akti>itas pereaksinya 6 hal ini disebut panas pembentukan standar 7. !Sukardjo 6*)*$ './.' Panas Pembakaran %erupakan panas yang timbul pada pembakaran 6 mol suatu Bat. Biasanya panas pembakaran ditentukan secara eksperimen pada < tetap dalam bomb8kalorimeter. Sehingga dapat dicari 7 ; 7 # 0 C P . < !Sukardjo 6*)*$ './.. 7ukum Thermonetral Pada pencampuran larutan encer dua buah garam dari asam dan basa kuat perubahan panasnya nol bila tidak terjadi reaksi antara keduanya. %isal ;

K32.!aD$

3aBr !aD$

KBr!aD$

3a32.!aD$

7 # (

K!aD$ 32.!aD$ 3a!aD$ Br !aD$

K!aD$ Br !aD$ 3a!aD$ 32.!aD$


7 # (

&isini ternyata bahAa pereaksi dan hasil reaksi sama sehingga 7 # (. Bila pada pencampuran tersebut terjadi reaksi kimia hukum di atas tidak berlaku lagi. !Sukardjo 6*)*$ '././ 7ukum Ketetapan Panas 3etralisasi

Panas yang timbul pada penetralan asam kuat dan basa kuat tetap untuk tiap8tiap mol 7'2 yang terbentuk. Bila asam atau basanya lemah panas netralisasi tidak lagi tetap sebab ada panas yang diperlukan untuk ionisasi. !Sukardjo 6*)*$ Panas reaksi yang mengakibatkan dan melibatkan netralisasi asam oleh basa dikenal sebagai panas netralisasi. Panas netralisasi asam kuat dan basa kuat adalah konstan yaitu 8== *( k,mol86. Tetapi panas netralisasi asam lemah dan basa lemah kurang dari 8== *( k,mol86 karena asam atau basa menjadi ion8ion kation dan anion sedangkan asam kuat dan basa kuat terdisosiasi sempurna dan reaksinya hanyalah ; 7C !dalam air$ C 278 !dalam air$ # 7'2 Sehingga ; 7 # 7 ionisasi C 7 netralisasi !&ogra 6**($ './.= './.=.6 Panas Pelarutan Panas Pelarutan 4ntegral

Sebagai perubahan entalpi jika 6 mol Bat dilarutkan dalam n mol pelarut panas integral ini besarnya panas pelarutan tergantung jumlah mol Bat pelarut dan Bat terlarut. !&ogra 6**($ './.=.' Panas Pelarutan &i9erensial

Sebagai perubahan entalpi jika 6 mol Bat terlarut dilarutkan dalam jumlah larutan yang tidak terhingga sehingga konsentrasinya tidak berubah dengan penambahan 6

mol Bat terlarut. Secara matematik dide9inisikan

yaitu perubahan panas

diplot sebagai jumlah mol Bat terlarut dan panas pelarutan dide9erensial dapat

diperoleh dengan mendapatkan kemiringan kur>a pada setiap konsentrasi. ,adi panas pelarutan de9erensial tergantung pada konsentrasi larutan. !&ogra 6**($ './.+ Panas Pembentukan 4on

Pengertian ini diadakan untuk mengadakan perhitungan panas reaksi untuk larutan8larutan elektrolit. !Sukardjo 6*)*$ './.: Panas 7idrasi

%erupakan panas yang timbul atau diperlukan pada pembentukan hidrat8hidrat seperti ;

1a1l'!s$

'7'2!l$

1a1l' 7'2!s$ 7 # 8:*+( kal

Besarnya panas hidrasi dapat dicari dari panas pelarutan integral. !Sukardjo 6*)*$ '.= Perubahan 0ntalpi Standar Perubahan entalpi pada saat sistem mengalami perubahan 9isika - kimia biasanya dilaporkan untuk proses yang terjadi pada sekumpulan kondisi standar. &alam banyak pembahasan kita akan memperhatikan perubahan entalpi standar 7 yaitu perubahan entalpi untuk proses yang Bat aAal dan akhirnya ada dalam keadaan standar. !Atkins 6**/$ '.=.6 0ntalpi Perubahan Eisik Perubahan entalpi standar yang menyertai perubahan keadaan 9isik disebut entalpi transisi standar dan diberi notasi 7tas. 1ontohnya adalah entalpi penguapan. !Atkins 6**/$

2.5.1.1

0ntalpi Penguapan Standar !7uap$

%erupakan penguapan entalpi permol jika cairan murni pada tekanan 6 bar menguap menjadi gas pada tekanan 6 bar seperti dalam ; 7'2!l$ 7'2!g$ 7uap !.:. K$ # /( ++ k,mol86

7uap merupakan perubahan entalpi ketika reaktan dalam keadaan standar berubah menjadi produk dalam keadaan standar. !Atkins 6**/$ 2.5.1.2 0ntalpi Sublimasi Standar !7sub$

0ntalpi standar untuk proses dimana padatan menguap tidak bergantung pada jalan antara ' keadaan yang berarti nilai 7 yang sama diperoleh bagaimana pun perubahan yang dihasilkan. 1ontohnya dapat membayangkan sublimasi Bat A terjadi secara langsung. A!s$ A!g$ 7sub !T$

Falaupun demikian hasil keseluruhan yang sama akan diperoleh jika padatan dianggap meleleh pada temperatur T dan kemudian menguap pada temperatur tersebut. A!s$ A!l$ A!l$ A!g$ 79us !T$ 7uap !T$ A!g$ 79us !T$ C 7uap !T$ !Atkins 6**/$ 2.5.1.3 0ntalpi Peleburan Standar !79us$ molekul menjadi cair pada tekanan 6 bar.

Keseluruhan A!s$

&imana es pada tekanan 6 bar 1ontohnya 79us seperti dalam ; 7'2!s$ 7'2!l$

79us !':.$ # C + (6 k,mol86

Karena keseluruhan hasilnya sama perubahan entalpi keseluruhan juga sama dalam kedua kasus tersebut dan seperti disimpulkan bahAa ; 7sub !T$ # 79us !T$ C 7uap !T$ Kesimpulan bahAa entalpi peleburan selalu positi9 maka entalpi simulasi suatu Bat selalu lebih besar dari pada entalpi penguapannya. !Atkins 6**/$ 2.5.1.4 0ntalpi Pelarutan Standar !7sel$

Perubahan entalpi standar jika Bat itu melarut dalam pelarut dengan jumlah tertentu. 0ntalpi pembatas adalah perubahan entalpi standar jika Bat melarut dalam pelarut dengan sejumlah tak hingga sehingga interaksi antara dua ion !atau molekul terlarut$ untuk Bat bukan elektrolit dapat diabaikan. !Atkins 6**/$ '.=.6.= 0ntalpi Pengionan

&ua perubahan entalpi yang sangat penting adalah perubahan entalpi yang menyertai pembentukan kation dan anion dari atom8atom dan molekul8molekul 9ase gas. 0ntalpi pengionan 7 adalah perubahan entalpi standar untuk penghilangan satu elektron. A. 0ntalpi Pengionan 6 %erupakan perubahan energi dalam untuk proses yang sama pada T # (. B. 0ntalpi Perolehan 0lektron Pengaruh entalpi standar yang menyertai pelekatan elektron pada suatu atom ion atau molekul dalam 9ase gas adalah entalpi peroleh elektron 7ea. 0!g$ C e8!g$ 08 7ea !Atkins 6**/$

'.=.6.+

0ntalpi Pembentukan dan &isosiasi 4katan

%erupakan entalpi standar untuk proses dimana ikatan A8B dipatahkan. A8B!g$ A!g$ C B!g$ 7 # !A8B$

A dan B dapat berupa atom atau kelompok atom seperti dalam ; 17.27!g$ 17.!g$ C 27!g$ 7!17.27$ # C .)( k,mol86

A. 0ntalpi 4katan Rata8rata !A8B$ %erupakan nilai entalpi disosiasi ikatan dari ikatan A8B yang dirata8ratakan dari suatu senyaAa serumpun. B. 0ntalpi Pengatoman Perubahan entalpi standar yang menyertai pemisahan semua atom dalam suatu Bat !dapat berupa unsur atau senyaAa$ !Atkins 6**/$ '.=.' 2.5.2.1 0ntalpi Perubahan Kimia 0ntalpi Pembakaran Standar !7c$

%erupakan entalpi reaksi standar untuk oksidasi Bat organik menjadi 12 ' dan 7'2 bagi semua yang mengandung 1 7 2 dan & menjadi 3 ' bagi senyaAa yang mengandung 3. !Atkins 6**/$ '.=.'.' 0ntalpi 7idrogenasi Standar

0ntalpi reaksi standar untuk hidrogenasi senyaAa organik tak penuh. &ua hal yang sangat penting adalah hidrogenasi etana dan benBena. !Atkins 6**/$ '.=.. 0ntalpi Pembentukan

0ntalpi pembentukan standar !79$ adalah suatu Bat dimana entalpi reaksi standar untuk pembentukan Bat itu dari unsur8unsurnya dalam keadaan re9erensinya. Keadaan re9erensinya suatu unsur adalah keadaan yang paling stabil pada temperatur tertentu atau tekanan 6 bar. 0ntalpi pembentukan standar unsur8unsur dalam keadaan re9erensinya adalah nol pada semua temperatur karena entalpi tersebut adalah entalpi dari reaksi nol. 7 '*) # 79 !produk$ 8 79 !reaktan$

!Atkins 6**/$

'.+

<ariasi 0ntalpi dengan Temperatur 0ntalpi suatu Bat bertambah jika Bat tersebut dipanaskan oleh karena itu entalpi

reaksi berubah dengan perubahan temperatur. Karena entalpi setiap Bat dalam suatu reaksi ber>ariasi dengan cara yang khas. !Atkins 6**/$ '.: Kapasitas Kalor Gat

'.:.6 Kapasitas kalor pada >olume tetap Kapasitas kalor suatu Bat bergantung pada kondisinya misalnya sistem itu terpaksa mempunyai >olume tetap dan tidak dapat melakukan kerja. ,enis apapun kalor yang diperlukan agar mengubah temperatur dT adalah dD < # 1> dT dengan 1> sebagai kapasitas kalor pada >olume tetap. Falaupun demikian karena du # dD>

dapat dituliskan d> # 1> dT pada >olume tetap dan menyatakan 1> #

dengan

>olume tetap. ,ika suatu >ariabel atau lebih dijaga agar tetap selama perubahan >ariabel yang lain maka turunan disebut turunan parsial terhadap >ariabel yang berubah. 3otasi d digantikan dengan dalam >ariabel yang dibuat tetap ditambahkan subskrip.

1> #

!Atkins 6**/$ '.:.' Kapasitas kalor pada tekanan tetap Kalor yang diperlukan agar menghasilkan perubahan temperatur yang sama adalah dD & # 1p dT dengan 1p menyatakan kapasitas kalor pada tekanan tetap. &alam hal ini sistem mengubah >olumenya sebagai energi yang diberikan sebagai kalor dapat ditambahkan ke lingkungan sebagai kerja dan tidak khusus digunakan untuk menaikkan temperatur sistem. 2leh karena itu secara umum 1> berbeda dengan 1p karena dDp # d7 maka ;

1p #

!Atkins 6**/$ '.) Ketergantungan reaksi terhadap temperatur ,ika perubahan temperatur ! T$ sangat kecil maka perubahan entalpi Bat tersebut adalah 1p dT oleh karena itu untuk perubahan temperatur dari T 6 ke T' entalpi Bat berubah 7!T6$ menjadi ;

7!T'$ # 7!T6$ C

dengan 1p # @

dengan 1p!j$ sebagai kapasitas kalor molar Bat j. !&ogra 6**($

'.*

Ketergantungan perubahan entalpi reaksi pada suhu Bila perubahan entalpi reaksi pada suhu diketahui maka perubahan entalpi reaksi

pada suhu lain dapat dihitung bila kapasitas kalor pereaksi dan hasil diketahui untuk daerah suhu di antaranya ; 5ntuk reaksi kimia secara umum seperti yang diberikan pada persamaan ; 71l!g$ C =7'2!g$ # 71l in =7'2 Perubahan entalpi diberikan persamaan ; 7 # <i7i HH.. !'.6(.6$ Iaju perubahan 7 dengan suhu didapat dengan mendi9erensiasi persamaan '.6(.6 terhadap suhu pada tekanan tetap. 7!'*)K$ # 8+/ (+ k,

# >i

HHHH !'.6(.'$

%engingat bahAa

n # 1p dapat dilihat bahAa ;

# >i 1pt # 1p HHHH !'.6(..$

!Robert 6*)6$ '.6( Kalorimetri

Kalorimetri didasarkan kenaikan suhu yang teramat dalam beberapa medium. Kalor spesi9ik dari Bat adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu dari 6 gram Bat pada 6 1. Besaran lain yang berhubungan adalah kapasitas kalor yang merupakan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu Bat bermassa pada 61. Banyaknya kalor yang keluar maupun masuk dari Bat adalah ;

D # 1 . t t adalah perubahan suhu yang diperoleh dari temperatur 9inal dan ti adalah temperatur initial. D # 1 !t9 @ ti$ Sehingga persamaan kalor spesi9ik ; D # m . . t &imana m merupakan massa dalam gram dari Bat yang menyerap kalor dan c # m. !1hang 6**=$ t9 @ ti dimana t9 merupakan

Alat paling penting untuk mengukur kalor adalah kalorimeter bom adiabatik. Perubahan keadaan yang dapat berupa reaksi kimia beraAal dalam Aadah ber>olume tetap yang disebut bom. Perubahan temperatur T dari kalorimeter yang dihasilkan dari reaksi sebanding dengan energi yang dibebaskan - diserap sebagai kalor. 2leh karena itu dengan mengukur T kita dapat menentukan D>. Sehingga kita dapat mengetahui < kon>ensi dari T menjadi D> tidak bisa lepas dari kapasitas kalor 1 dari kalorimeter. 1 adalah koe9isien perbandingan antara energi yang diberikan sehingga kalor dan kenaikan temperaturnya disebabkan ; D # 1 . T 5ntuk mengukur 1 kita alirkan arus listrik melalui pemanas dalam kalorimeter dan kita tentukan kerja listrik yang kita lakukan padanya. !Atkins 6**/$ '.66 7ukum 7ess

Penerapan hukum pertama disebut hukum 7ess ; 0ntalpi reaksi secara keseluruhan adalah jumlah entalpi reaksi dari reaksi8reaksi indi>idual yang merupakan bagian dari suatu reaksi. !Atkins 6**/$ Suatu reaksi kimia yang diinginkan dapat ditulis sebagai rangkaian dari banyak reaksi kimia. ,ika seseorang mengetahui panas reaksi dari masing8masing tahap di atas maka panas reaksi yang diinginkan dapat dihitung dengan menambahkan atau mengurangi panas reaksi dari masing8masing tahap. Prinsip ini dimana panas reaksi ditambahkan atau dikurangi secara aljabar penjumlahan panas konstan. &asar dari hukum ini adalah entalpi atau energi internal merupakan suatu besaran yang tidak tergantung pada jalannya reaksi yaitu ; 7 # 76 C 7' C 7. HHH Dp # Dp C Dp C Dp HHH... !&ogra 6**($ '.6' Asas Black atau disebut hukum 7ess mengenai

Asas Black menyatakan jumlah kalor yang masuk sama dengan jumlah kalor yang dilepaskan pada suatu sistem. !%ulyono '((6$ '.6. Reaksi 0ndoterm dan 0ksoterm

Reaksi endoterm merupakan reaksi kimia yang berlangsung dengan penyerapan kalor. Sedangkan reaksi eksoterm merupakan reaksi kimia yang berlangsung dengan pelepasan kalor. !Petrucci 6*):$ '.6/ 0ntropi

Bila suatu sistem mengalami perubahan isotermal dan re>ersible maka besarnya perubahan entropi S ditunjukkan oleh ;

Sistem

T Ds

Sistem

S # S' @ S6

S #

atau

dS #

Suatu entropi # kalori per derajat per jumlah Bat yang bersangkutan misalnya ; kal per derajat per mole. Kalori per derajat dianggap sebagai e . u !entropy unit$. Bila panas dilakukan untuk sistem terisolasi maka untuk proses intermal re>ersible.

S gas #

Sekeliling ;

r # re>ersible

S keliling #

Total S # S total # S gas C S keliling S total # ( 5ntuk proses isotermal dan re>ersible perubahan entropi total dan sekelilingnya # (. &emikian pula perubahan entropi untuk proses siklus - cycle # (. 5ntuk proses isotermal tetapi re>ersible

Sistem 4 S6

DT

Sistem 44 S'

Karena S # S' @ S6 maka perubahan entropi tetap sama dengan proses isotermal dan re>ersible.

S #

Dr # panas yang diserap pada proses re>ersible dan isotermal.

!Sukardjo 6*)*$

'.6=

Analisa Bahan

'.6=.6 3a27 Si9at Eisik ; berupa padatan putih bersi9at higroskopis merupakan senyaAa basa mudah menguap bersi9at korosi9 d # ' 6 titik leleh # .6)1 titik didih # 6=*1

Si9at Kimia ; bersi9at korosi9 mudah menguap digunakan dalam pembuatan kertas sabun detergen dll. !%ulyono '((6$ '.6=.' ADuades

Si9at Eisik ; Bat cair bening tidak berbau tidak berAarna titik didih 6((1 titik beku (1 indeks bias # 6 ..'

Si9at Kimia ; bersi9at polar pelarut yang baik untuk berbagai macam Bat. !Basri 6**+$ '.6=.. 17.1227 Si9at Eisik ; cairan kental jernih berbau menyengat densitas # 6 (/* titik leleh 6+ :1 titik didih 66) =1

Si9at Kimia ; asam lemah dihasilkan melalui 9ermentasi alkohol oleh bakteri acetobakter !&aintith 6**($

444. %0T2&0 P0R12BAA3 ..6 ..6.6 Alat dan Bahan Alat

a. Kalorimeter b. 0rlenmeyer c. Termometer ..6.' Bahan

d. Jelas ukur e. Pipet tetes

a. 3a27 ( (= 3 b. 17.1227 ( (= 3 ..' ..'.6 Skema Kerja Pengamatan Temperatur =( ml aDuades

c. ADuades

=( ml aDuades

Pemanasan hingga suhu :=1

Pendinginan hingga suhu 6(1

Pengukuran suhu aAal kalorimeter Pengukuran suhu aAal kalorimeter Pencelupan Termometer Pembacaan skala pada menit 6 Pembacaan skala pada menit . Pembacaan skala pada menit = Pembacaan skala pada menit : Pembacaan skala pada menit * Pencelupan Termometer Pembacaan skala pada menit ' Pembacaan skala pada menit / Pembacaan skala pada menit + Pembacaan skala pada menit ) Pembacaan skala pada menit6(

air panas C air dingin

Pencampuran Pemasukkan dalam kalorimeter Pembacaan skala dari menit 66 ke menit 6= Pengeluaran larutan dari kalorimeter Pengukuran suhu akhir kalorimeter 7asil Penentuan Kalor 3etralisasi =(mI 17.1227 ( =3 =(mI 3a27 ( =3

..'.'

Pencatatan suhu aAal

Pencatatan suhu aAal

Pengukuran suhu aAal kalorimeter Pencampuran Pengadukkan 17.1227 C 3a27 Kalorimeter Pembacaan temperatur tiap menit sampai 6( menit Pengukuran suhu akhir kalorimeter 7asil

4<. &ATA P03JA%ATA3

/.6

Tabel Pengamatan Temperatur Air

4.1.1 Pengamatan temperatur air pada suhu :=1 Suhu aAal kalorimeter .'1 Suhu akhir kalorimeter .61 3o. 6. '. .. /. =. Perlakuan Pengamatan temperatur pada ; menit ke86 menit ke8. menit ke8= menit ke8: menit ke8* 7asil Pengamatan =:1 =+1 ==1 ='1 =61

4.1.2 Pengamatan temperatur air pada suhu 6(1 3o. 6. '. .. /. =. Perlakuan Pengamatan temperatur pada ; menit ke8' menit ke8/ menit ke8+ menit ke8) menit ke86( 7asil Pengamatan 6)1 6*1 '(1 ''1 ''1

/.6..

Pengamatan temperatur air pada suhu campuran 3o. 6. '. .. /. =. Perlakuan Pengamatan temperatur pada ; menit ke866 menit ke86' menit ke86. menit ke86/ menit ke86= 7asil Pengamatan ./1 ./1 .+1 .+1

.+1

/.' Tabel Pengamatan Temperatur 1ampuran 17.1227 C 3a27 Suhu aAal kalorimeter '*1 Suhu akhir kalorimeter .(1 Suhu 3a27 .(1 Suhu 17.1227 '*1 3o. Perlakuan Pengamatan temperatur campuran 17.1227 C 3a27 pada ; 6. '. .. /. =. +. :. ). *. 6(. menit ke86 menit ke8' menit ke8. menit ke8/ menit ke8= menit ke8+ menit ke8: menit ke8) menit ke8* menit ke86( .=1 .=1 .=1 ./1 ./1 ./1 ./1 ./1 ./1 7asil Pengamatan

<4.

P0%BA7ASA3

Pada percobaan berjudul Termokimia yang bertujuan untuk menentukan kalor reaksi atau kalor pelarutan dengan kalorimeter. Termokimia merupakan kajian tentang kalor yang dihasilkan atau dibutuhkan oleh suatu reaksi kimia. Prinsip dari percobaan ini adalah Asas Black dimana Asas Black merupakan

hukum yang mempelajari tentang perubahan kalor dari sistem ke lingkungan maupun sebaliknya. Kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diserap !"lepas # "terima$. %etode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode kalorimetri yaitu metode yang digunakan untuk menentukan nilai kalor berdasarkan pengamatan perubahan suhu dalam sistem adiabatik dengan menggunakan alat yang dinamakan kalorimeter. Tahap8tahap percobaan meliputi penentuan kapasitas kalor kalorimeter dan penentuan kalor netralisasi. Percobaan ini diaAali dengan mengukur suhu aAal masing8masing larutan dan kalorimeter pencampuran. +.6 Penentuan Kapasitas Kalor Kapasitas kalor merupakan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu Bat bermassa sebesar 6o1 sedangkan kalorimeter adalah alat untuk menentukan nilai kalor. !Atkins 6**/$ Pada percobaan ini digunakan 7'2 untuk menentukan kapasitas kalor kalorimeter. =( mI 7'2 di masukkan ke dalam erlemeyer 4 lalu suhunya dipanaskan sampai :=o1 sedangkan pada erlenmeyer 44 juga diisi =( mI 7'2 tetapi didinginkan hingga 6(o1. &igunakan 7'2 mempunyai tujuan dengan perbedaan suhu yaitu untuk memenuhi prinsip Asas Black. 7'2 suhu :=o1 akan melepaskan kalor dan nilai kapasitas kalor dapat dihitung. Ketika kedua larutan 7'2 dilakukan pemanasan dan pendinginan dilakukan pula pengukuran suhu aAal kalorimeter kosong !To kalorimeter$. Setelah pemanasan dan pendinginan kedua larutan tersebut di masukkan secara bersama8 sama ke dalam kalorimeter kosong. %asing8masing erlenmeyer di masukkan termometer kemudian diukur suhunya secara bergantian selang 6 menit sampai menit ke86(. lalu larutan diletakkan di dalam kalorimeter serta diukur kembali suhunya tiap menit setelah dilakukan

5ntuk air suhu :=o1 dilakukan pengukuran pada menit ganjil dan untuk suhu 6(o1 dilakukan pengukuran pada menit genap. Tujuan pengukuran suhu secara bergantian dengan selang Aaktu 6 menit adalah untuk mengetahui kebenaran Asas Black yaitu dalam suatu sistem !kalorimeter$ air panas akan melepas kalor dan suhu turun karena kalor yang dilepas disebut kalor serap oleh air dingin pada kalorimeter sehingga suhu air dingin akan naik. Suhu akhir masing8masing air sebelum dicampurkan pada menit ke866 merupakan T akhir air panas dan T akhir air dingin. Pada menit ke866 kedua air yang berbeda suhu di campurkan dan dilakukan pengukuran suhu tiap 6( menit. Pencampuran dan pengukuran ini bertujuan untuk membuktikan 9ungsi kalorimeter selain sebagai penyerap kalor juga ber9ungsi untuk menjaga atau mempertahankan temperatur !suhu$. Setelah pengukuran suhu air tersebut selesai lalu dikeluarkan dari kalorimeter. Kemudian suhu dari kalorimeter diukur kembali sebagai suhu akhir kalorimeter kosong. Tidak dilakukan pengadukan karena jika dilakukan pengadukan pada campuran air panas dan air dingin tersebut maka saat diukur penurunan suhunya akan diperoleh penurunan suhu yang drastis tanpa di aduk pun air panas dan air dingin akan homogen. &ari percobaan ternyata suhu aAal dan suhu akhir kalorimeter tidak sama yaitu .6o1 menjadi .'o1. 4ni membuktikan bahAa 9ungsi kalorimeter adalah untuk menyerap panas yang mengakibatkan terjadinya kenaikkan suhu pada kalorimeter itu sendiri. Pengukuran suhu air panas dalam kalorimeter mengalami penurunan yaitu ==o1 =+o1 ==o1 ='o1 =6o1 dan pada suhu air dingin mengalami kenaikkan yaitu 6:o1 6*o1 '(o1 ''o1 ''o1.

Reaksi ; 7'2!td$ C7'2!tp$


'7'2!tc$

!Atkins 6**/$

7al ini membuktikan bahAa kalor lepas dari air panas yang ditandai dengan penurunan suhu sedangkan air dingin menyerap kalor yang ditandai dengan kenaikkan suhu. 7asil dari percobaan pencampuran air panas dan air dingin juga membuktikan bahAa kalorimeter ber9ungsi untuk menjaga atau mempertahankan temperatur. 7al ini dapat dilihat dari penurunan suhu yang signi9ikan dan berlangsung dalam suhu yang agak lama. 3ilai kapasitas kalor kalorimeter dapat dihitung dengan persamaan "lepas # "terima. &an hasil perhitungan didapatkan nilai kapasitas kalor kalorimeter adalah '() '*+) ,-K Kapasitas kalor juga dapat ditentukan secara teoritis dengan menggunakan termodinamika. Kapasitas kalor adalah koe9isien perbandingan antara energi yang diberikan sebagai kalor dan kenaikan temperature yang disebabkannya. D # 1.T +.' Penentuan Kalor 3etralisasi Prinsip pada percobaan ini adalah ABas Black yang menyatakan bahAa kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima. Sedangkan metode yang digunakan adalah kalorimetri yang berdasarkan pada hal penyeimbangan suhu dua larutan dalam suatu sistem adiabatik. Kalor netralisasi adalah panas yang timbul pada penetralan asam atau basa kuat tetap untuk tiap8tiap mol 7 '2 yang terbentuk. Bila asam lemah kalor netralisasi tidak tetap karena ada kalor untuk ionisasi. !Sukardjo 6*)*$ Pada penentuan kalor netralisasi ini digunakan asam lemah dan basa kuat karena adanya hokum ketetapan kalor netralisasi yaitu kalor netralisasi untuk asam atau basa kuat bernilai tetap. Pada percobaan ini digunakan 17 .1227 sebagai asam lemah dan 3a27 sebagai basa kuat. =( mI 17 .1227 (.= 3 di masukkan ke dalam erlenmeyer 4 dan =( mI 3a27 ( = 3 di masukkan ke dalam

erlenmeyer 44. %asing8masing 0rlenmeyer diberi termometer dan di ukur suhu aAal dari asam dan basa tersebut. Setelah di dapat suhu aAal kedua larutan dicampur diaduk kemudian dimasukkan ke dalam kalorimeter dan dilakukan pengukuran suhu tiap menit selama 6( menit. Pencampuran dilakukan agar larutan asam dan basa ternetralisasi sehingga bisa didapat kalor netralisasinya. Sedangkan pengadukan bertujuan untuk mempercepat adanya trans9er elektron dari ion8ion yang ada didalam larutan. 3ilai kalor netralisasi dipengaruhi oleh beberapa 9aktor seperti massa asam dan basa perubahan kalorimeter dan Bat8Bat yang ber9ungsi sebagai penyerap kalor dalam sistem kalorimeter. Eaktor89aktor tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan 7ukum Black yaitu "lepas # "terima. &alam sistem ini campuran asam dan basa akan melepas kalor saat ionisasi asam lemah maupun basa kuat. Secara rinci dapat dituliskan ; "lepas # "terima !m asam C m basa$.c netralisasi.T netralisasi # c kalorimeter.T kalorimeter C m air.c air.T air
3ilai kalor campurandari asam dan basa juga dapat dihitung dengan ; " campuran # m campuran !asamCbasa$.c netralisasi.T campuran!asamCbasa$ Berdasarkan hasil percobaan pengukuran suhu campuran mengalami penurunan suhu. 7al ini membuktikan bahAa campuran asam dan basa tersebut melepas kalor !terjadi penurunan suhu sistem$ adalah benar. Suhu aAal larutan sebelum dicampur adalah .(o1 untuk 3a27 dan '*o1 untuk 17.1227. Suhu akhir campuran adalah ./o1. Suhu akhir yang konstan menunjukkan bahAa telah tercapai kesetimbangan pada sistem hal ini sesuai dengan ABas Black. Reaksi ; 17.1227 !aD$ C 3a27 !aD$ 17.1228 3aC !aD$ C 7'2 !l$

!1hang 6**6$ &alam reaksi ini 17.1227 terdisosiasi sebagian dalam air membentuk 17 .1228 dan 7C sedangkan 3a27 terdisosiasi sempurna dalam air membentuk 3a C dan 278. &ari suhu aAal sistem ke suhu akhir sistem mengalami penurunan sebesar 6 K berarti reaksi bersi9at endoterm. %aka campuran 17 .1227 dan 3a27 merupakan sistem yang menerima kalor dan kalorimeter ber9ungsi sebagai pelepas kalor. %ekanisme reaksi ; a. &isosiasi asam asetat 17.1227 17.1228 C 7C

b. &isosiasi natrium hidroksida 3a27 3aC C 278

c. Reaksi netralisasi 17.1227 C 3a27 17.1228 3aC C 7'2 !1hang 6**6$ Jaram 17.1228 3aC yang terbentuk bersi9at basa. 4ni dikarenakan reaksi antara basa kuat dengan asam lemah dimana basa kuat terdisosiasi sempurna dalam air sedangkan asam lemah terdisosiasi sebagian dalam air sehingga p7 menjadi lebih basa. &ari perhitungan didapatkan kalor jenis netralisasi !c n$ sebesar '() '*+) ,-gK dan kalor netralisasi !"$ sebesar ).' '/'+ ,.

<44. <44.6

K0S4%P5IA3 &A3 SARA3 Kesimpulan

6. Penentuan kapasitas kalorimeter dan kalor netralisasi dapat dilakukan dengan menggunakan kalorimeter adiabatik. '. 3ilai kapasitas kalorimeter sebesar '() '*+) ,-K. .. 3ilai kalor netralisasi sebesar ).' '/'+ ,.

<44.'

Saran

6. Teliti dalam pembacaan skala termometer. '. ,aga kebersihan alat dan laboratorium.

<444.

&AETAR P5STAKA

Atkins PF. 6**/. Kimia Fisik II. 0rlangga; ,akarta Basri S. 6**+. Kamus Kimia. Rineka 1ipta; ,akarta 1hang R. 6**=. Chemistry. Random 7ouse; 5SA &aintith ,. 6**(. Kamus Lengkap Kimia. 0rlangga; ,akarta &ogra SK. 6**(. Kimia Fisik dan Soal-soal. 54 Press; ,akarta %ulyono %. '((6. Kamus Kimia. Janesindo; Bandung Petrucci R. 6*):. Kimia Dasar. 0rlangga; ,akarta Robert and 1aselo %c. 6*)6. Basic Prinsiples of Org Chemistry. 1S; 3eA Kork Sukardjo. 6*)*. Kimia norganik. Bina Aksara; Kogyakarta

I0%BAR P03J0SA7A3

T0R%2K4%4A
Tujuan ; %enentukan kalor reaksi atau kalor pekarutan dengan kalorimeter Semarang 6+ &esember '((* %engetahui %enyetujui AS4ST03

322R BAS4& %.Sc 34P. PRAKT4KA3

14PT2 7AR,232 34%. ,'1+(+((/

TKAS AK5 0. 34%. ,'1(()(:.

34%. ,'1(()6((

5IKA S2E4K7A7 34%. ,'1(()(:/

K034 S0TKA343JS47 34%. ,'1(()(:+

F4I&A K75%A4R27 34%. ,'1(()(**

K2JA PRA&A3A 34%. ,'1(()(::

F5IA3 K5I4ART4 34%. ,'1(()(:= K5ST43A S5P034 34%. ,'1(()(:)

K5ST4T4A EA,AR A. KAG4& %5RTA&I2 34%. ,'1(()(:*

<.

74P2T0S4S

Pada percobaan berjudul Termokimia yang bertujuan untuk menentukan kalor reaksi atau kalor pelarutan dengan kalorimeter. Pada percobaan ini akan diperoleh temperatur aAal e9ekti9 !T ( e9ekti9$ dan nilai akhir kalorimeter yaitu berupa kapasitas akhir kalorimeter dan tetapan kalorimeter. Temperatur aAal e9ekti9 dapat diperoleh dengan menggunakan Asas Black.

4L. *.6

IA%P4RA3 Perhitungan a. Penentuan Kapasitas Kalor pada Kalorimeter Suhu aAal kalorimeter !T2$ # .61 C ':. # .(/ K Suhu akhir kalorimeter !T6$ # ..1 C ':. # .(+ K <olume air panas # =( mI <olume air dingin # =( mI Td # / K Tp # + K 1a # / ' ,-g K

air

panas # ( **(** g-mI dingin # ( **(=/ g-mI

air

&itanya ; 1k # HHHHHM ,aAab ;

#
m # .< mp # ( **(** g-mI . =( mI # /* =/*= gram Tk # T6 @ T( # .(+ K @ .(/ K #'K md # ( **(=/ g-m . =( mI # /* =':( gram

"lepas # "terima mp.ca.Tp # ck.Tk C md.ca.Td /* =/=* gram./ ' ,-gK.+ K # ck . 'K C /* =': gram . / ' ,-gK . /K 6'/) +/:/ , # 'K. ck C ).' (=.+ , 'K.ck # 6'/) +/:/ , 8 ).' (=.+ , 'K.ck # /6+ =*.+ ,

ck # ck # '() '*+) ,-K b. Penentuan Kalor 3etralisasi 3 3a27 # (.= 3 3 17.1227 #(=3

B% 3a27 g -mol < 3a27 mI

# /( g-mol # =( mI

B% 17.1227 < 17.1227 T 17.1227 Tcamp!pCd$ Tcamp!asCbs$

# #

+( =(

T 3a27 # .(o1 C ':. # .(. K C ':. #.(' K To T6 &itanya ,aAab # '*o1 C ':. # .(' K # .(o1 C ':. # .(. K ; "n # HHM ;

# '*o1 #'K #6K

m 3a27 #

# # 6 gram

m 17.1227 #

# 6 = gram

Anda mungkin juga menyukai