Anda di halaman 1dari 9

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA Telp. 022-2500989 2500989 Faks. 022.

2501438

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA

REFRIGERASI

I. Pendahuluan Refrigerasi mulai muncul pada awal abad ke ke-19 19 tertulis dalam London Practical Mechanics Journal oleh penulis anonim. Paten pertama mesin refrigerasi tercatat atas nama Thomas Harris dan John Long yang dipublikasikan di Great Britain pada tahun 1790. Siklus refrigerasi merupakan kebalikan dari siklus carnot yang membutuhkan kerja untuk memindahkan kalor dari sistem bertemperatur rendah ke lingkungan yang memiliki i temperatur lebih tinggi.

Gambar I.1 Perbedaan Siklus Refrigerasi dan Siklus Carnot Sistem refrigerasi ini sering dimanfaatkan untuk mengkondisikan keadaan udara dalam suatu ruang tertentu, seperti ruang kantor, atau ruang penyimpanan barang. Selain Selai berfungsi sebagai pengkondisi udara manfaat lain bisa dirasakan selama bertahun tahun pada berbagai bidang industri seperti industri manufaktur, industri perminyakan, industri kimia, dan industri pangan. Contoh aplikasi sistem refrigerasi untuk industri industr manufaktur adalah dalam proses pendinginan baja. Aplikasi sistem refrigerasi utama pada industri kimia yaitu proses pencairan atau likuefaksi gas alam sedangkan refrigerasi dalam bidang pangan antara lain untuk pengawetan makanan (food preserving) seperti daging, telur, es krim, atau pengawetan makanan di dalam storage maupun pengawetan makanan
1

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA Telp. 022-2500989 Faks. 022.2501438

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA

ketika makanan didistribusi atau ditransportasikan di dalam sebuah truk atau trailer. Banyaknya aplikasi sistem refrigerasi di dunia industri ini menjadikan sistem refrigerasi sebagai topik yang sangat penting untuk dibahas. Pemahaman dan pengamatan lebih jauh mengenai prinsip kerja refrigerasi dan parameter yang mempengaruhi kinerja dari sistem refrigerasi juga sangat diperlukan. II. Tujuan Tujuan praktikan melakukan percobaan Refrigerasi adalah sebagai berikut: a. Mempelajari siklus refrigerasi mekanik khususnya siklus kompresi uap. b. Mengetahui unjuk kerja alat refrigerasi berdasasarkan beban di evaporator dan kondensor

III. Sasaran a. Mengukur kinerja peralatan refrigerasi, dinyatakan dengan COP (Coefficient of Performance) evaporator dan kondensor. b. Menghitung kebutuhan listrik kompresor.

IV. Tinjauan Pustaka a. Refrigerasi Refrigerasi adalah proses pemindahan panas dari temperatur rendah ke temperatur tinggi dengan menjaga temperatur tetap berada di bawah temperatur lingkungan. Siklus refrigerasi ini pada dasarnya adalah kebalikan dari siklus mesin panas (siklus Carnot). Efek dari siklus seperti itu adalah adanya absorbsi energi kerja dan transfer energi panas dari heat reservoir temperatur rendah ke heat reservoir temperatur tinggi. Kerja dari suatu kompresor refrigerator ini didefinisikan sebagai selisih antara panas yang dilepas refrigeran di kondensor (QH) dengan panas yang diterima refrigeran di evaporator (QL), dapat dilihat pada persamaan berikut : Win = QH - QL (II.1)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA Telp. 022-2500989 Faks. 022.2501438

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA

Perpindahan panas

pada sistem refrigerasi

ini mengikuti hukum kedua

termodinamika, yang menurut Clausius, menyatakan bahwa tidak mungkin suatu self-acting machine, tanpa adanya kerja luar, untuk mentransfer panas dari satu tempat ke temperatur yang lebih tinggi. Siklus refrigerasi ini dapat dilihat pada gambar II.1 berikut.

P T E K A N A N QH QL D A Win

H ENTALPI

Gambar IV.1 Siklus Refrigerasi

Keterangan Proses : Proses A B : Refrigeran dikompresi secara isentropik dan fasa berubah dari saturated vapor menjadi superheated vapor. Proses B C : Energi panas dikeluarkan dari siklus dengan mengkondensasi refrigerant. Fasa berubah menjadi saturated liquid. Proses C D : Ekspansi isentalpi pada refrigerant yang menyebabkan fasa berubah menjadi campuran liquid vapor. Proses D A: Pemasukan energi panas ke dalam siklus dengan mengevaporasi refrigerant. Fasa berubah menjadi saturated vapor.

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA Telp. 022-2500989 Faks. 022.2501438

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA

Fasa superheated vapor dikehendaki dalam praktek karena fasa ini menampilkan vaporisasi yang sempurna dari cairan refrigeran sebelum masuk ke kompresor. Salah satu efek dari superheated vapor ini adalah meningkatkan volume spesifik dari suction vapor. Efek lainnya adalah meningkatnya entalpi fasa uap yang meningkatkan kegunaan dari refrigerasi. Kedua efek ini saling mempengaruhi dan memberikan pengaruh pada kapasitas sistem yang berbeda untuk tiap refrigeran.

Penyerapan panas terjadi di evaporator, sedangkan pengeluaran panas terjadi di kondensor. Energi panas ini didapatkan dengan mengalikan massa refrigeran dengan perubahan entalpi yang terjadi, menurut persamaan :

QL = mref (HA-HD)

(II.2)

QH = mref (HB-HC)

(II.3)

Massa refrigeran dapat diperoleh dengan mengalikan laju alir refrigeran dengan massa jenis refrigeran (ref). b. Coefficient of Performance Suatu pengukuran keefektifan dari sebuah refrigerator adalah koefisien prestasi (COP Coeficient of Performance) didefenisikan sebagai energi yang dibuang dari sumber dibagi dengan kerja yang diperlukan untuk membuang sejumlah energi, yang diekspresikan pada persamaan berikut :

panas yang diserap COP = panas ekivalen dari suplai kerja neto

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA Telp. 022-2500989 Faks. 022.2501438

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA

Coefficient of Performance ini serupa dengan efisiensi pada mesin panas Carnot, sehingga terkadang dapat digunakan sebagai rasio dari efek yang diinginkan dalam Btu per pound dengan energi neto yang disuplai dalam Btu per pound. Bagian terpenting dalam suatu refrigerasi adalah evaporatornya sehingga COP dapat dihitung menggunakan panas yang diserap oleh evaporator, yaitu :
COPevaporator = Qevaporator Wkompresor = QL Win

(II.4)

c. Refrigeran Efisiensi mesin Carnot bergantung pada kerja dari medium mesin. Serupa dengan hal itu, Coefficient of Performance dari refrigerator Carnot bergantung pada refrigerannya. Refrigeran yang diinginkan adalah yang memiliki sifat kimia, fisik, dan termodinamik yang dapat memberikan aplikasi yang efisien dan servis dalam praktek desain peralatan refrigerasi. Karakteristik refrigeran seperti toksisitas, kemudahan terbakar, harga, sifat korosi, ataupun tekanan uapnya sangat penting dalam pemilihan refrigeran. Namun belum ada satu pun refrigeran yang terbukti memberikan kinerja yang ideal dibawah berbagai kondisi operasi. Refrigeran yang sering dipakai untuk suatu percobaan sederhana tentang refrigerasi adalah refrigeran 22, selain itu adalah udara, amonia, karbon dioksida, metil klorida, sulfur dioksida, hidrokarbon, dan lain-lain. Refrigeran-22 (R-22) atau CHClF2 atau Chlorodifluoromethane tidak mudah terbakar pada temperatur ruang dan tekanan atmosferik. Walaupun refrigeran ini akan mudah terbakar saat bercampur dengan udara bertekanan rendah dan saat berada didekat sumber api. Refrigeran-22 memiliki sifat fisik dan sifat kimia yang khusus, yang memberikan kelebihan dan kekurangan pada penggunaannya. Selain sifat-sifat yang telah disebut sebelumnya, sifat fisik dan kimia R-22 lainnya adalah : Tampilan : Jernih, cairan dan uap yang tak berwarna Kondisi fisik : Gas pada temperatur ruang Formula kimia : CHClF2
5

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA Telp. 022-2500989 Faks. 022.2501438

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA

Spesifik gravity (air=1.0) : 1.21 @ 21.1C (70F) Kelarutan dalam air (%-berat) : 0.3 wt% @ 25C dan 1 atmosfer pH : Netral Titik didih : -40.8C (-41.40F) Titik beku : -160C (-256F) Tekanan uap : 136.1 psia @ 70F dan 311.4 psia @ 130F Densitas uap (udara=1.0) : 3.0 Laju evaporasi : lebih besar dari 1 (>1) dibandingkan CCl4 (=1) Persen Volatilitas : 100

V. Rancangan Percobaan a. Alat dan Bahan Dalam percobaan refrigerasi ini bahan yang digunakan adalah refrigerant-22 yang formula kimianya CHClF2 atau Chlorodifluoromethane. Peralatan yang digunakan antara lain kompresor, kondensor, penampung uap, rotameter, sightglass, filter drier, thermal expantion valve, kerangan ekspansi kapiler, evaporator, high-low pressurestat, dan manometer. Skema alat yang digunakan dalam percobaan dapat dilihat pada gambar V.1 berikut.

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA Telp. 022-2500989 Faks. 022.2501438

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA

6
E-3

11

7 12 Expansion valve 9 12

KETERANGAN : 1. Kompresor 2. Kondensor 3. Recevier 4. Flowmeter 5. Sightglass 6. Filter Drier 7. Katup Manual 8. Ekspansi kapiler 9. TXV (Thermal expansion Valve) 10. Evaporator 11. High Low Pressurestat 12. Manometer

10 Evaporator Kompresor 1 2 kondensor 3

Gambar V.1 Skema alat percobaan refrigerasi

b. Prosedur Kerja Hal yang pertama kali dilakukan adalah memasang alat percobaan pada sumber listrik yang sesuai, dan memulai start up peralatan dengan membuka kerangan ekspansi. Kemudian mengalirkan refrigerant dengan membuka katupnya hingga tidak terdapat aliran udara dalam alat. Hal ini dapat diketahui dengan melihat melalui sightglass, karena bila terdapat uap yang lolos dari receiver cairan dalam sightglass akan terlihat memiliki gelembung-gelembung. Ini terus dilakukan hingga gelembung tidak ada dan hingga peralatan mencapai keadaan steady state, yang ditandai dengan nilai tekanan (P) dan temperature (T) yang konstan. Setelah keadaan steady state tercapai dilakukan variasi. Variasi ini dilakukan pada beberapa titik laju alir pada flowmeter (dalam alat berupa rotameter) dan mengukur tekanan discharge dan tekanan suction serta temperatur pada tiga titik yaitu sebelum masuk kondensor, sebelum masuk kerangan ekspansi, dan sebelum masuk evaporator. Hal ini dilakukan pada tiap variasi kerangan ekspansi. Variasi juga dapat dilakukan dalam bentuk gangguan eksternal pada kedua penukar kalor yaitu

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA Telp. 022-2500989 Faks. 022.2501438

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA

evaporator maupun kondensor. Gangguan yang diberikan dapat berupa pemanasan maupun pendinginan. Diagram alir percobaan dapat dilihat pada gambar V.2 berikut.
Start up peralatan (keran ekspansi dibuka)

Refrigeran dialirkan (perhatikan sightglass)

Peralatan mencapai steady state ( P dan T konstan)

Lakukan variasi

Ukur P dan T untuk tiap variasi

Gambar V.2 Diagram alir percobaan c. Perhitungan Laju alir massa refrigeran m=Qxr Perpindahan panas qcond = m x (hB hC) qevap = m x (hA hD) Kerja kompresor Wkomp = qcond qevap COP (Coefficient of Performance) COPevap,teoretik = q evap W

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA Telp. 022-2500989 Faks. 022.2501438

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA

COPcond, teoretik =

q cond W

Daya Listrik Wlistrik = V.I.cos (cos = 0,8)

VI. Daftar Pustaka

Daubert, T.E., (1985), Chemical Engineering Thermodynamics, International Edition, Singapore : Mc-Graw Hill, Inc. Http://www.refrigerants.com/MSDS/r22.pdf, (2004), Material Safety Data Sheet, Internet Edition, New Jersey : National Refrigerants, Inc. Jordan, R.C. dan Priester, G.B., 1956, Refrigeration and Air Conditioning, Second Edition, Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall, Inc. Smith, J. M.,. Van Ness, H. C dan Abbot, MM, (1996), Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics, Fifth Edition, New York : Mc-Graw Hill, Inc.

Anda mungkin juga menyukai