Anda di halaman 1dari 65

JURNAL BIOSISTEMATIKA PENYUSUNAN KLADOGRAM TERHADAP 41566_101554916572614_3043_n.

jpg KELOMPOK TUMBUHAN DENGAN METODE WAGNER

Dosen pembimbing : Dra. Thin Soedarti, CESA Drs. Bambang Irawan, M.Sc., Ph.D

Disusun oleh: Marisa Atmasari Putri 081014040

DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012

ANALISIS FILOGENETIK KELOMPOK TUMBUHAN DARI REGNUM PROTOCTISTA, THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTA

Oleh: MARISA ATMASARI PUTRI Program studi S1 Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains Teknologi Universitas Airlangga

ABSTRAK Salah satu mahkluk hidup di alam semesta ini adalah tumbuhan. Tumbuhan ini berma cammacam jenisnya dan terbagi dalam beberapa kelompok. Antara kelompok yang satu de ngan kelompok yang lain sangatlah bervariasi dan beragam. Dari keaneragaman tersebut, maka diperlukan pengelompokkan beberapa individu menjadi satu kelompok atau mengelompokkan ke dalam kelompok-kelompok yang memilki hubungan kekerabatan. Ilm u atau studi yang membahas tentang keaneragaman organisme dan hubungan kekerabatan (Filogeni) adalah Biosistematika. Di dalam Biosistematika ini terdapat dua metod e yang membahas tentang hubungan kekerabatan. Metode tersebut di antaranya metode fenet ik dan metode kladistik. Metode fenetik menjelaskan hubungan kekerabatan yang berhubung an dengan kesamaan fenotip, sedangkan metode kladistik menjelaskan hubungan kekerab atan yang memilki kesamaan dengan tetuanya (nenek moyang).

PENGANTAR Dalam pengklasifikasian dan pengelompokkan suatu kelompok tumbuhan atau mahkluk hidup lainnya dapat ditentukan dalam berbagai macam klasifikasi. Pembagian kelom pok tumbuhan ini ada yang dikelompokkan menjadi satu kelompok, namun ada juga yang dikelompokkan ke dalam kelompok yang lain. Dalam pengelompokkan tersebut dapat dilakukan berdasarkan ke samaan dan perbedaan yang dimiliki oleh masing-masing tumbuhan. Pembeda dan kesamaan antar individu ini tentu menjadi hal yang penting dalam mengelompokkan organisme. Dalam menentukan hubungan kekerabatan suatu mahluk hidup, biasanya digunakan dua metode yaitu metode fenetik yang dilanjutkan dengan pembuatan fenogram. Feno gram dibuat berdasarkan kesamaan fenotip. Dan metode kladistik yang dilanjutkan denga n pembuatan kladogram. Kladistik dibuat berdasar kesamaan sifat-sifat apomorfi.

BAHAN DAN CARA KERJA Bahan atau tumbuhan yang digunakan dalam uji ini adalah kelompok tumbuhan yang berasal dari tiga regnum yang berbeda. Regnum tersebut meliputi protoctista, tha llophyta, dan regnum tracheophyta. Di dalam masing-masing regnum terbagi menjadi beberapa spes ies. Regnum Protoctista meliputi spesies Amoeba sp. , Paramaecium sp. , Volvox sp. , Corallina

sp. (Rhodoprotista), dan Sargassum sp. (Phaeoprotista). Regnum Thallophyta melip uti Bryophyta dan Marchantia. Sedangkan regnum Tracheophyta meliputi Adiantum sp. (Pteridohyta), Pinus merkusii dan Gnetum gnemon (Gnetophyta) serta Canna hybrida . Dalam menyusun hubungan filogeni antara tumbuhan satu dengan tumbuhan yang lain, perlu adanya cara atau langkah-langkah dalam penyusunn tersebut. Langkahlangkah tersebut ialah : . Menyusun tabel karakter apomorfi dari semua kelompok tumbuhan yang akan dibuat filogeninya. . Membuat tabel karakter numerik. . Membuat tabel transformasi. . Pembuatan kladogram yang disusun berdasarkan tabel kesamaan karakter apomorfi. Berdasarkan tabel kesamaan apomorfi tersebut maka akan terlihat hubungan filogeni anatar suatu tumbuhan yang kemudian digambarkan melalui kladogram, lalu dipermudah dengan metode wagner . Setelah penyusunan kladogram, langkah selanjutnya yaitu mengevaluasi hasil kladogram terasebut. Evaluasi dilakukan dengan menghitung CI (Consistency index) dan RI (Retention Index).

HASIL PENGAMATAN Membuat tabel dan menyusun kladogram 1. Tabel karakter apomorfi no Karakter Atribut Takson A B C D E F G H I

J K 1 Struktur tubuh Uniseluler v v

Koloni

Thallus

v v v v

Kormus

v v v v 2 Sel penyusun tubuh tidak berdiferensiasi v v v v v

ada diferensiasi

v v v v v v 3 Alat gerak Pseudopodia v

Silia

Flagela

tidak ada

v v v v v v v v 4 Posisi tubuh semua di atas permukaan tanah v v v v v v v

ada yang di bawah permukaan tanah

v v v v 5 Jaringan pengangkut tidak ada v v v v v v v

Ada

v v v v

6 Alat penyebaran Tidak ada bentuk khusus v v v

Spora

v v v v v

Biji

v v v 7 Alat pelekat tidak ada v v v

Discus

v v

Rhizoid

v v

Akar serabut

v akar tunggang

v v

8 Gametofit Tidak memiliki v v v v v

Bebas

v v

Bergantung

v v v v 9 Jenis daun Tidak ada v v v v v

Mikrofil

v v

Megafil

v v v v 10 Variasi daun Tidak ada v

v v v v

Tunggal

v v

Bercabang

v v v v 11 Organ reproduksi tidak ada organ khusus v v v v v v v

Sporofil

Strobilus

Bunga sejati

v v 12 Ovum Tidak dibentuk v v v

tidak dilapisi selapis sel steril

v v

diselubungi selapis sel steril

v v v v

v v 13 Zigot tidak memiliki v v v

Memiliki

v v v v v v v v 14 Fertilisasi

tidak ada v v v

Tunggal

v v v v v v v

Ganda

v 15 Endosperm tidak ada v v v v v v v v

2n

3n

2. Tabel Karakter Numerik no Karakter Atribut Num Takson A B C D E F G

H I J K 1 Struktur tubuh Uniseluler 0 v v

Koloni 1

Thallus 2

v v v v

Kormus 3

v v v v

2 Sel penyusun tubuh tidak berdiferensiasi 0 v v v v v

ada diferensiasi 1

v v v v v v 3

Alat gerak Pseudopodia 0 v

Silia 1

Flagela 2

tidak ada 3

v v v v v v v v 4 Posisi tubuh semua di atas permukaan tanah 0 v v v

v v v v

ada yang di bawah permukaan tanah 1

v v v v 5 Jaringan pengangkut tidak ada 0 v v v v

v v v

Ada 1

v v v v 6 Alat penyebaran Tidak ada bentuk khusus 0 v v v

Spora 1

v v v v v

Biji 2

v v 7 Alat pelekat tidak ada 0 v v v

Discus 1

v v

Rhizoid 2

v v

Akar serabut 3

v akar tunggang 4

v v

8 Gametofit Tidak memiliki 0 v v v v v

Bebas 1

v v

Bergantung 2

v v v v 9 Jenis daun Tidak ada 0 v v v v v

Mikrofil 1

v v

Megafil 2

v v v

v 10 Variasi daun Tidak ada 0 v v v v v

Tunggal 1

v v

Bercabang

v v v v 11 Organ reproduksi tidak ada organ khusus 0 v v v v v v v

Sporofil 1

Strobilus 2

Bunga sejati 3

v v 12 Ovum Tidak dibentuk 0 v v v

tidak dilapisi selapis sel steril 1

v v

diselubungi selapis sel steril 2

v v v v v v 13 Zigot tidak memiliki 0 v v v

Memiliki 1

v v v v v v v v 14 Fertilisasi tidak ada 0 v v v

Tunggal 1

v v v v v v v

Ganda 2

v 15 Endosperm tidak ada 0 v v v v v v v v

2n 1

v v

3n 2

3. Tabel Transformasi TAKSON KARAKTER Jumlah

Apormofi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 B 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 C 1 0 2 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 3 D 2 0 3 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 10 E 2 0 3 0 0

1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 11 F 2 0 3 0 0 1 2 1 2 1 0 2 1 1 0 16 G 2

1 3 0 0 1 2 1 2 1 0 2 1 1 0 17 H 3 1 3 1 1 1 3 2 3 2 1 2 1 1

0 25 I 3 1 3 1 1 2 4 2 3 2 2 2 1 1 1 29 J 3 1 3 1 1 2 4 2 3 2

3 2 1 1 1 30 K 3 1 3 1 1 2 3 2 3 2 3 2 1 2 2 31 JUMLAH M 3 1 3 1 1 2

4 2 3 2 3 2 1 2 2 32

Keteangan: A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K. Amoeba sp Paramaecium sp Volvox sp Corallina sp Sargassum sp Marchantia sp Bryophyta Adiantum sp Pinus merkusii Gnetum gnemon Canna hybrida

KLADOGRAM BELUM PARSIMONI

Keterangan : A = Amoeba sp B = Paramecium C = Volvox D = Coralina E = Sargasum F = Marchantia G = brophyta H = Suplir I = Pinus J = Belinjo K = Kana 1. 1(2), 3(3), 6(1), 12(1), 13(1), 14(1) 2. 8(1), 9(2), 10(1), 12(2) 3. 2(1) 4. 1(3), 4(1), 5(1), 8(2), 9(3), 10(2), 1(2)

5. 6(2), 7(4), 15(1), -6(1) 6. 11(3)

a = 1(1) b = 3(2) c = 7(1) d = 7(1) e = 9(1) f = 7(2) g = 7(3), 11(1) h = 15(2) i = 14(2) j = 7(3) k = 11(2) l = 7(2)

METODE WAGNER

Keterangan : A = Amoeba sp B = Paramecium C = Volvox D = Coralina E = Sargasum F = Marchantia G = brophyta H = Suplir I = Pinus J = Belinjo K = Kana

PEMBAHASAN Pada praktikum ini menggunakan 11 sampel uji dalam pembuatan kladogram. Sampel tersebut antara lain : : Amoeba ; Paramaecium sp. ; Volvox sp. ; Sargassum sp. ; Corallina sp. ;Hepatohyta ; Bryophyta ; Adiantum sp. ; Pinus merkusii ; Gnetum gnemon ; Ca nna hybrida. Dalam pembuatan atau menggambar suatu kladogram dapat menggunakan berba gai cara, salah satunya ialah mendeskripsikan kladogram secara statistik. Walaupun t erdapat berbagai macam metode statistik dalam mendeskripsikan suatu kladogram, tetapi pa da umumnya dan yang sering digunakan adalah deskripsi yang dapat menggambarkan ting kat homoplasi yang ada pada kladogram tersebut. Beberapa cara yang digunakan untuk mendeskripsikan suatu kladogram yang akan di bahas disini ialah Consistency Inde x (CI) dan Retention index (RI). 1. Consistency index (CI) Bila hasil analisis kladistik menunjukkan homoplasi yang banyak maka datanya dap at dianggap kurang memenuhi syarat. Salah satu cara menentukan banyaknya peristiwa homoplasi secara relative dalam suatu kladogram adalah menghitung suatu index ya ng disebut Consistency index (CI). CI berfungsi untuk mengukur jumlah relatif homop lasy dalam sebuah cladogram. Ini menilai tingkat kesulitan dalam fitting data yang di berikan diatur ke pohon yang diberikan. CI dihitung dengan rumus berikut. m = jumlah total minimum banyaknya perubahan yang diharapkan dari data s = banyaknya perubahan yang ada di struktur kladigram Nilai CI berkisar antara 0 sampai1, atau ada pula yang menggunakan presentase se hingga nilainya antara 0 sampai 100. Bila nilai CI mendekati atau sama dengan 1 berarti dalam kladogram tersebut homoplasinya sangat rendah atau tidak ada sama sekali, dan bi la mendekati atau sama dengan 0 berarti homoplasinya sangat banyak. Perhitungan nil ai Ci dari data sampel yang diperoleh adalah sebagai berikut: Diketauhi : m = 32 s = 33 Ditanya : CI = ....? Jawab : 0,96 Karena didapatkan CI = 0,96 hampir mendekati 1 berarti dalam kladogram ini homoplasinya rendah

2. Retention index (RI) Ukuran terakhir yang ditinjau oleh proyek ini adalah indeks retensi. Indeks ini mengukur proporsi synapomorphy diharapkan dari suatu kumpulan data yang disimpan sebagai synapomorphy pada sebuah pohon. Dengan kata lain, indeks retensi adalah ukuran p roporsi kesamaan pada sebuah pohon. Farris (1988) memperkenalkan indeks retensi sebagai pengganti CI, karena ia menganggap bahwa CI telah dibesar-besarkan oleh autapomo rphies, yang tidak memberikan kontribusi pada ekstraksi pohon filogenetik dari kumpulan data (Leseure, 1998). Indeks retensi dihitung dengan menggunakan rumus berikut. Pada Retention index atau RI perhitungan menggunakan jumlah sinapomorfi. Rumusny a adalah sebagai berikut : n adalah jumlah maksimum perubahan pada pohon filogeni atau kladogram, sedangkan m dan s seperti pada rumus CI. Besarnya nilai n ditentukan dari banyaknya tahap se tiap karakter, dapat dalam kondisi 0 ataupun 1 dipilih yang tersedikit. Perhitungan n ilai RI dari data sampel yang diperoleh adalah sebagai berikut: Diketauhi : n = 33 s = 33 m = 32 Ditanya : RI = .......? Jawab : 0 Karena didapatkan RI = 0 hampir mendekati 1 berarti dalam kladogram ini homoplas inya rendah

DAFTAR PUSTAKA

Ubaidillah dan Sutrisno, 2009. Biosistematik. LIPI Simpon, M.G. 2010. Plant Systematics, 2nd ed. Elsevier. Mayr,E. 1982. Principles of Systematic Zoology. Tata McGraw_Hill Publishing Comp any, New Delhi http://evolution.berkeley.edu/evolibrary/article/phylogenetics_01.akses 19 april 2011, (pukul 21.00 WIB) Panchen, A.L. 1992. Classification, Evolution, and the Nature of Biology. Cambri de University Press.

Anda mungkin juga menyukai