Anda di halaman 1dari 1

Nama Kelompok: Ida Ayu Ratih Dwi Nugraha Putri Anabel Dewanta Surachmat (1208505001) (1208505008)

I Dewa Gede Panca Yoga Subratha (1208505048)

Laju Eliminasi Obat pada Lansia (Lanjut Usia)

Ginjal merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam eliminasi obat. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju eliminasi obat pada ginjal adalah laju filtrasi glomerulus (GFR) dan reabsorbsi pada tubulus ginjal. Laju filtrasi glomerulus adalah laju rata-rata penyaringan darah yang terjadi di glomerulus yang biasanya digunakan sebagai salah satu indikator menilai fungsi ginjal. Pada lansia, keefektifan filtrasi glomeruler akan berkurang. Keadaan ini sebagian terkait dengan hilangnya sekitar 35% nefron dan 30% jumlah glomeruli yang berfungsi, serta sebagian karena berkurangnya alir darah-ginjal sekitar 45 53%. Keadaan tersebut akan menurunkan GFR sekitar 6% tiap 10 tahun setelah usia 20 tahun, Akibatnya, keefektifan filtrasi glomeruler obat apa pun yang takterikat dengan proteinplasma, akan berkurang pada lansia. Pada proses penuaan juga terjadi pengurangan masa sel dan jumlah tubulus sehingga menyebabkan terjadinya penurunan reabsorpsi ke dalam plasma. Selain itu, juga terjadi penurunan daya tampung pemekatan dan pengasaman air kencing yang dapat mempengaruhi laju dan besar reabsorpsi obat yang bersifat asam lemah (pKa 3 7,5) atau basa lemah (pKa 7,5 10). Maka kemunduran dalam fungsi tubulus pada lansia terbuksi menurunkan keefektifan ekskresi obat seperti penisilin dan prokainamida. Penurunan efektifitas ekskresi obat tersebut mengakibatkan waktu paruh eliminasi obat atau metabolitnya diperpanjang. Hal ini memungkinkan terjadinya perpanjangan kinerja farmakologi atau toksikologi obat di dalam tubuh yang akan membahayakan jika metabolit atau obat yang bersifat toksik terakumulasi di dalam tubuh dalam waktu lama. Penderita lansia juga mudah terkena gangguan ginjal karena dehidrasi, gagal jantung kongestif hipotensi, atau karena patologi ginjal-intrinsik seperti nefropati-diabetik atau pielonefritis, yang kesemuanya dapat mengubah keefektifan ekskresi obat melalui ginjal. Adanya komplikasi penyakit pada lansia maka pemilihan obat maupun dosis dan aturan pemberiaanya harus diperhatikan lebih seksama. Lansia lebih baik diberi dosis yang lebih rendah daripada penderita dewasa, utamanya untuk aneka obat yang semata-mata diekskresi lewat ginjal.

Anda mungkin juga menyukai