Anda di halaman 1dari 4

Oleh: Nurul Febrian Tugas Keperawatan Dewasa II-FIK UI Kasus ASMA Seorang mahasiswa laki-laki yang tinggal di rumah

kos, sedang sibuk mengumpulkan tugas akhir dan mempersiapkan diri untuk ujian akhir semester. Tiga hari yang lalu Ia kehujanan saat pulang kuliah. Hari ini ia pergi ke PKM dengna keluahan batuk-batuk (berdahak, kental) disertai demam memnggigil dan sesak napas. Iya sudah coba minum obat warung tetapi gejala tidak berkurang. Ia mengeluh batuk semakin parah bila menghirup asap rokok ataupun kendaraan bermotor. Beberapa waktu terakhir memang masa pancaroba, dan beberapa temannya menalami batuk-pilek. Ia juga memiliki riwayat asma.

nurul f. 2013

Skema Terjadinya ASMA

ETIOLOGI Riwayat ASMA PANCAROBA

PATOFLOW: Terjadinya sakit pada Mahasiswa X


Polusi kendaraan & asap rokok Wheezing Stimulus cedera seluler

Pencetus: 1) Exercise 2) stimulasi 3) stimulasi vegal 4) perubahan lingkungan 5) infeksi dan iritasi 6) antigen Pelindung komoglibat Antibodi IgE aktif Antigen menyebabkan pembesaran antibodi Merangsang pengeluaran pirogen endogen, sebagai anti infeksi

Respon Imun Aktif

Daya tahan tubuh - Stress - Asupan nutrisi

Lingkungan sakit: Batuk dan Pilek

mengaktifkan Sel Mast

Degranulasi sel mast

Pembesaran media Humoral: Histamine SRS-A Serotonin Kinin Zat anafilasis Bradicomin Eosinosilik

Bronkospasma Edema mukosa Sekresi meningkat Inflamasi SESAK

*Bronkospasma & Mukus kental

Iritasi saluran & organ napas BATUK

Hipersekresi

Batuk berdahak terjadi sebagai reaksi pertahanan tubuh Fagositosis (leukosit, makrofag, limfosit) Merangsang sel-sel endotel hipotalamus Pirogen Eksogen Asam arachidonat Infeksi Di efektor (otot laring, trakea, bronkus, diagfragma, otot-otot interkostal), timbul rangsang batuk un tuk mengeluarkan benda asing yang mengiritasi saluran napas Rangsang dibawa oleh serabut eferen n. vagus, n. frenikus, n. interkostal, n. trigeminus, n. fasialis, dan n. hipoglosus menuju efektor Rangsangan dibawa oleh serabut eferen ke pusat batuk di medulla oblongata Merangsang reseptor batuk

Kompensasi meningkat titik patok suhu diatas normal

Mempengaruhi thermostat hipotalamus

Prostaglandin enzym

Respon dongin dan menggigil untuk menghasilkan panas tubuh

Mekanisme DEMAM

Mekanisme Batuk Berdahak

Peningkatan sekresi sel gobet di saluran napas kecil, bronkie, dan bronkiole Hipertropi kelenjar sub mukosa pada trakea dan bronki

Produksi mucus berlebih

Produksi sputum kental berlebihan

Hiper sekresi mucus pada saluran napas Infeksi atau iritan pada saluran napas

Sumber: Gayton & Hall, 2008; Davey, 2006; Tabrani, 2010

nurul f. 2013

A. Pembahasan Kasus Musim pancaroba merupakan musim peralihan antara musim kemarau dan musim hujan atau sebaliknya. Keadaan yang disebut musim kemareng ini memiliki ciri umum seperti udara terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat (Handoyo & Sudibyo, 2011). Melihat ekstrimnya perubahan cuaca yang terjadi di lingkungan sekitar kita menyebabkan tubuh membutuhkan adaptasi lebih untuk tetap pada keadaan seimbang dalam kondisi lingkungan yang terus mengalami perubahan. Daya tahan tubuh menjadi senjata yang sangat rentan. Sakit ringan seperti batuk dan pilek menjadi hal umum di musim ini karena keterkaitannya dengan media penyebaran udara yang ekstrim pada musim ini. Di dalam kasus, seorang mahasiswa X mendapati hal-hal diatas, dimana mahasiswa X mengalami musim pancaroba dan teman-temannya yang sakit batuk pilek. Yang pada akhirnya, mahasiswa X ikut sakit dengan asumsi bahwa mahasiswa X mengalami penurunan daya tahan tubuh karena penyebab lainnya yaitu stress karena tugas dan ujian semester di kampus dan asupan nutrisi kurang terpenuhi. Selain itu, riwayat asma menjadi salah satu penyebab utama terkait berbagai sakit yang dideritanya. Yang dimaksud dengan asma atau asma bronkiale adalah penyempitan bronkus yang bersifat reversible yang terjadi oleh karena bronkus yang hiperaktif mengalami kontaminasi dengan antigen. Asma ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya, alergi, infeksi dan iritasi, ketidakseimbangan saraf otonom, dan perubahan lingkungan dan suhu. Reaksi alergi yang terjadi pada asma bronkiale disebut pula dengan reaksi atopic atau ekstrinsik oleh karena terdapat zat-zat antigen. Oleh karena asma dianggap sebagai suatu reaksi atopic, maka timbulnya asma dapat merupakan immediate reaction allergi dimana IgE memegang peranan penting. (Tabrani, 2010) Pada sistem imun, IgE merupakan salah satu bentuk antibody yang dihasilkan oleh limfosit B yang dibantu Limfosit T dan makrofag yang dirangsang oleh antigen asing. IgE berkaitan dengan permukaan sel mast dan basofil. IgE yang terikat berfungsi sebagai reseptor antigen (alergen) dan kompleks antigen-antibodinya memicu terjadinya repons alergi melalui pelepasan mediator. (Wahab & Julia, 2002) Berbagai mediator yang berperan penting pada asma antara lain histamine, leukotrin, prostaglandin, tromboksan bradikinin, dan sitokinase. (Tabrani, 2010)

nurul f. 2013

Saat respon imun aktif, mediator mengalami pembesaran yang menyebabkan terjadinya bronkospasma, edema mukosa, hipersekresi, dan inflamasi pada saluran pernapasan bawah atau pada bronkie. dari penyebab yang di timbulkan oleh asma itu juga memacu sakit lainnya pada mahasiswa X. Bronkospasma, edema mukosa dan hipersekresi merupakan penyebab Mahasiswa X merasa Sesak, karena saluran udara pada bronkie terhambat. Selain itu, hipersekresi degnan mucus yang kental dan bronkospasma mengakibatkan wheezing atau mengi. Tubuh akan menganggpap mucus di dalam tubuh sebagai benda asing, oleh karena itu mahasiswa batuk sebagai respon untuk pertahanan tubuh. Polusi kendaraan akan mengakibatkan batuk mahasiswa X semakin parah karena partikel asap rokok dan polusi kendaraan menjadi stimumus yang mengakibatkan cedera seluler di saluran napas sehingga mengakibatkan iritasi saluran dan organ napas. Seperti yang telah kita ketahui, mekanisme batuk khususnya batuk berdakah dapat dimulai karena adanya infeksi atau iritasi pada saluran napas. Dimana akan berakibat pada produksi mucus berlebih dan kental. Peningkatan terjadi di beberapa organ seperti saluran napas kecil, bronkie, dan bronkiole sehingga merangsang reseptor batuk yang sinyalnya akan dibawa serabut eferen naso fagus, naso fernikus, naso interkostal, naso trigeminus, naso fasialis, dan naso hipoglosus menuju efektor seperti otot laring, trakea, bronkus, diagfragma, dan otototot interkostal sehingga timbul rangsang batuk untuk mengeluarkan benda asing yang mengiritasi saluran napas. Kemudian, demam yang terjadi pada mahasiswa X disebabkan oleh infeksi. Sebagian besar protein hasil pemecahan protein dan beberapa zat tertentu lainnya terutama toksin liposakarida yang dilepas dari membrane sel bakteri dapat menyebabkan peningkatan setpoint pada thermostat hipotalamu. Zat ini disebut pirogen. Pirogen dapat bekerja secara langsung pata pusat pengaturan suhu hipotalamus untuk meningkatkan set pointnya. Apabila bakteri atau hasil pemecahanbakteri terdapat di dalam jaringan atau dalam darah, keduanya difagositosis oleh leukosit darah, makrofag jaringn, dan limfosit pembuluh darah. Pirogen dirangsang keluar sebagai anti infeksi, namun memberikan efek lain terhadap hipotalamus membangkitkan reaksi demam. Sedangkan menggigil merupakan respon lain tubuh untuk meningkatkan suhu tubuh.

nurul f. 2013

Anda mungkin juga menyukai