Anda di halaman 1dari 228

Disusun oleh :

1. Risqi Setiani 2. Fakhrizal Aji Pratama

( 20110430032) (20110430044)

Di Susun oleh: 1. Risqi Setiani (20110430032) 2. .Fakhrial Aji pratama (20110430044)

2 .1 Keseimbangan Permintaan dan Penawaran


P

Keseimbangan pada titik E menentukan harga P* dan jumlah Q* di mana penawaran dan permintaan mengalami keseimbangan.

D Kurva penawaran
P

Harga (S/Q)

Equilibrium
E P* P

Kurva permintaan
D Q

Qd

Qs

Q* Qd

Qs

Kuantitas

Keterangan gambar 2.1


Kurva permintaan DD menunjukkan, bagi setiap harga

P, jumlah yang dipilih pembeli untuk diambil dari pasaran. kemiringan (slope ) yang negatif dari kurva permintaan mencerminkan fakta bahwa pembeli akan ingin membeli lebih sebagai penurunan harga. kemiringan positif dari kurva penawaran menunjukkan bahwa penjual akan menawarkan lebih banyak dengan semakin tinggi harganya. Perpotongan antara kurva-kurva permintaan dan penawaran menentukan nilai-nilai keseimbangan dari harga dan jumlah yang dipertukarkan.

2.2 Peningkatan permintaan


D2 S Kurva penawaran D1 P*2 Harga (S/Q) E2

Bila prreferensi konsumen berubah sedemikian rupa sehingga mereka ingin membeli lebih banyak pada setiap tingkat harga, kurva permintaan bergeser ke kanan dari D1D1 ke D2D2. Harga keseimbangan dan jumlah keseimbngan naik semuanya

E1 P*1 Kurva Permintaan permulaan

Kurva permintaan baru

Q*1

Q*2

Qd

Pada gambar 2.2. kurva permintaan mengalami pergeseran dari D1 D1 to D2 D2 begitu pula pegeseran darti tiitk keseimbngan P* dan Q* menjadi di titik kesimbangan P2* dan Q2*. Pada gambar 2.2. kurva permintaan dimana konsumen ingin membeli kuatintas barang di Qd namun membli dengan harga P1*. namun Produsen hanya ingin menjual di titik Q1* . Sehingga menimbulkan tekanan ke atas terhadap harga di pasar bebas sehingg harga pun akan merespon tekanan ini sehingga meningkat menjadi di titik P2*.

2.3 Peningkatan penawaran


P

Kurva Penawaran permulaan D E1

S1 S2

Bila suatu perubahan keadaan mendorong penjual untuk menawarkan jumlah yang lebih banyak pada setiap harga, kurva penawaran bergeser ke kanan dari S1S1 ke S2S2. Jumlah keseimbangan naik, tetapi harga keseimbangan turun.

P*1 E2

P*2

Kurva penawaran baru D Kurva permintaan

Q*1

Q Q*2

Kuantitas

Peningkatan pasokan ditunjukkan sebagai pergeseran kurva penawaran ke kanan (S1 ke S2) karena pada setiap pemasok harga akan menjual lebih banyak dari pada sebelumnya.

Permintaan dan penawaran sebagai pergeseran kurva yang sesuai, hal tersebut benar untuk kurva permintaan tapi tidak dengan kurva penawaran. Untuk menghindari kesalahan menafsirkan peningkatan sebagai pergeseran kurva ke kanan. Keseimbangan baru di E, dengn harga P dan kuantitas Q. Peningkatan pasokan menyebabkan peningkatan kuantitas kesetimbangan

2 . 4 Linier Penawaran dan Kurva Permintaan


10

Kurva permintaan
Harga (S/Q)

4
1/2

Kurva penawaran 1 1 1 Q

6 Kuantitas

A Harga (S/Q)

Kurva permintaan

gambar (a)

P*

E D B 1

Kurva penawaran

Q*
Kuantitas

Di panel (a) keseimbangan adalah pada kuantitas harga 6 dan 4, di mana kurva penawaran garis lurus P = 1 + Q / 2. Panel (b) sesuai dengan persamaan yang lebih umum staright-line permintaan P = ABQ dan persamaan penawaran P = C + DQ pada titik ekuilibrium E, jumlah yang diminta dan ditawarkan adalah eq Persamaan permintaan umum (dengan asumsi itu adalah garis lurus) dapat ditulis = a-BQd. di mana Qd adalah kuantitas yang diminta A dan B adalah konstanta positif geometris. A adalah intersep dari kurva permintaan dengan sumbu harga vertikal (harga begitu tinggi bahwa pembelian adalah nol ): -B adalah kemiringan kurva kurva permintaan penawaran memiliki persamaan P = C + DQ. di mana Q adalah pemasok dengan kuantitas positif konstanta C adalah intersep dari kurva penawaran pada sumbu vertikal (harga sangat rendah sehingga tidak ada yang sama untuk di berikan ) konstanta positif D mewakili kemiringan kurva penawaran

P D

2 . 5 Pemasukan Suatu Penawaran


Kurva permintaan

SI
Kurva Penawaran impor

Sn
Kurva penawaran dalam negeri

E0 P*0 P*1 F

S
Kurva penawaran keseluruhan

E1

C Q1 Qn1 Q*0 Q*1


Kuantitas

Keterangan gambar 2.5


Dengan tidak adanya impor keseimbangan E0 adalah

perpotongan kurva permintaan D dengan kurva penwaran dalam negeri Sh. Bila suplai dari impor Si juga tersedia, keseimbangan yang baru adalah E1. Kurva penawaran keseluruhan S menggambarkan penjumlahan mendatar dari Sh dengan Si dalam daerahh yang positif dari setiap kurva penawran .

2.6 Pajak penjualan


P 10 D 8 6 4 D P D P+
Gross demand (sebelum pajak) Harga (S/Q)

S T E E

D
T

P*
P-

Net demand (sesudah pajak)

2
0 D
Kuantitas gambar (a)

S
D Q 0 Q

D
Kuantitas gambar (b)

Q*

Pajak penjualan sebesar $ T per unit

menggeser kurva permintaan (setelah dikurangi pajak) ke bawah ke D 'D' adalah kurva permintaan kotor. seperti yang ditunjukkan pada panel (b), pajak menyebabkan penurunan dalam kuantitas keseimbangan dari Q* untuk Q. pajak meningkatkan harga keseimbangan bruto (termasuk pajak) yang dibayar oleh konsumen dari P* ke P harga bersih yang diterima oleh penjual menolak untuk P

Pengaruh pajak terhadap Transaksi


Suatu pajak atas transaksi menurunkan jumlah

keseimbangan yang dijuual belikan di pasaran. Harga kotor bruto yang baru termasuk pajak (harga permintaan yang dibayarkan oleh para pembelilebih besar dari sebelumnya); harag yang bersih dari oajak (harga penawaran yang diterima oleh penjual) lebih kecil daripada sebelumnya.

2.7 Price Ceiling


Price Ceiling atau harga eceran tertinggi yakni pemerintah menetapkan harga maksimum untuk sebuah barang dan penjual tidak diperbolehkan menetapkan harga di atas atau melebihi harga eceran tertinggi yang telah ditentukan oleh pemerintah. Price Ceiling bertujuan untuk mencapai tingkat harga yang tidak merugikan konsumen

Gambar 2.7
P D

S
Kurva penawaran

Harga ($/Q)

P* P

C ceiling
S surplus

Kurva permintaan

D Qs Q* Qd kuantitas Q

Keterangan Gambar 2.7


Dengan menggambarkan harga lebih rendah dari harga keseimbangan P*. dengan harga tertinggi dengan kuantitas yang diminta Qd. sehingga ada tekanan ke atas pada harga. ditunjukkan oleh kenaikan-menunjuk panah. Namun, panah diblokir oleh harga tertinggi tetap di P. (Kami tidak menganggap di sini kemungkinan perdagangan ilegal di harga yang lebih tinggi-pasar hitam.)

Bagaimana dengan jumlah yang sebenarnya diperdagangkan? ada epatah fundamental pasar, "Dibutuhkan dua untuk tango", yaitu pertukaran membutuhkan pembeli bersedia dan penjual bersedia. langit-langit harga P 'pembeli ingin Q'd tetapi penjual hanya menawarkan Q' jadi 'Q adalah jumlah yang akan diperdagangkan. (perhatikan bahwa jumlah yang diperdagangkan tidak beberapa kompromi antara pembelian yang diinginkan dan penawaran yang diinginkan, melainkan selalu lebih kecil dari dua.) sehingga hasil akhir adalah pada titik C dalam diagram. CH jarak merupakan kekurangan-kelebihan jumlah permintaan terhadap jumlah pasokan dengan harga langit-langit hukum.

2.8 Price Floor atau harga eceran terendah


Price Floor atau harga eceran terendah adalah campur tangan pemerintah dalam menetapkan harga minimum untuk sebuah barang. Tujuan diadakannya Price Floor oleh pemerintah yakni untuk melindungi para produsen. Dengan adanya penetapan harga eceran terendah atau Price Floor akan mengakibatkan kelebihan penawaran

Gambar 2.8
P D floor P Harga ($/Q) P* E Kurva permintaan S surplus Kurva penawaran

S Qd Q* Qs kuantitas

D Q

Lantai harga yang efektif p > P * mengurangi kuantitas yang diperdagangkan dari Q* ke Q"d,

namun, jika lantai yang "didukung" oleh belanja pemerintah, jumlah Q sebenarnya akan diberikan. pemerintah harus menyerap kelebihan tersebut, perbedaan antara Q"s dan Q"d

Kurva permintaan dan pendapatan rata-rata


P 10 8

Harga ($/Q)

6 4 2 Q

5 6 7 kuantitas

9 10

kurva permintaan, yang menunjukkan harga sebagai fungsi dari kuantitas, juga dapat dianggap sebagai kurva pendapatan rata-rata karena P = R / Q = AR

Table; jumlah, Rata-Rata, dan Pendapatan marginal


Kuantitas (Q)
0 1 2 3 4 5 6

H8arga atau pendapatan ratarata (P=AR)


10 9 8 7 6 5 4

Jumlah Pendapatan pendapatan Marginal (MR) (R=PQ)


0 9 16 21 24 25 24 9-0=9 16-9=7 21-16=5 24-21=3 25-24=1 24-25=-1 21-24=-3

7 8
9 10

3 2
1 0

21 16
9 0

16-21=-5 9-16=-7
0-9=-9

Derivasi dari besaran Rata-rata dan Marjinal dari fungsi total; Pendapatan
S 24 Total pendapatan (R) 25 24 21 16 Kurva Total pendapatan

21
16

5 6 7 8 kuantitas

10

$/Q Pendapatan per unit (AR or MR) 10

2 MR 1 2 3 4 5 6 7 kuantitas 8 AR 9 10

Derivasi dari Rata-rata dan Marginal dari fungsi total; Cost


$/Q C

Total biaya (C)

L K garis kemiringan terkecil dari asal ke kurva C

Q kuantitas

$/Q

MC Biaya per unit (AC or MC)

AC

L
Titik terendah AC
Titik terendah MC

K Q kuantitas

TERIMA KASIH

Disusun oleh :
Risqi Setiani (20110430032) Fakhrizal Aji Pratama (20110430044)

A. Masalah Pengambilan Keputusan oleh Individu


Dengan meghadapi pasar faktor produksi sebagai seorang penyedia (supplier), setiap orang harus memutuskan untuk apakah faktor-faktor produksi yang dimilikinya (tenaga kerja, harta yang disewakan dan sebagainya) akan digunakan. Penghasilan yang diperoleh dengan mempekerjakan faktor-faktor itu menjadi pendapatan konsumen untuk membuat pilihan barang konsumsi.Dengan menghadapi pasar produk sebagai peminta, seseorang harus memutuskan bagaimana ia akan mempergunakan pendapatannya atas barang-barang dan jasa konsumsi.

b. HUKUM PREFERENSI ( LAWS OF PREFERENCE ) Preferensi adalah suatu analisa ilmiah mengenai pembentukan teori-teori dan model sebaik mungkin dengan menyederhanakan gambaran yang ada (nyata) atau suatu idealisasi dalam hal-hal yg istimewa (penting) dan hal-hal yang tidak penting di buang agar lebih fokus terhadap hal-hal yang menjadi tujuan kita.

Dua Hukum preferensi individu


1. Aksioma Perbandingan Merupakan suatu idealisasi (gambaran ideal) dari keadaan yang sebenarnya.
2. Aksioma transivitas misalkan ada duya Keranjang A,B,C. apabila A lebih di sukai dari pada C,dan B lebih disukai daripada C, mak atentulah A lebih disukai daripada C. begitu pula , apaabila A tidak berbeda dengan B , B dengan C maka A tidak berbeda dengan C.

Bila Aksioma Perbandingan dan Aksioma

Transitifitas di gabungkan maka akan


membentuk Proposi Pengurutan Preferensi

. Proposi pengurutan preferensi : seluruh


barang yang ada secara konsisten dapat di urutkan menurut ukuran preferensi oleh seseorang . pengurutan ini di sebut fungsi preferensi

Gambar B.1 Alternatif Kombinasi Konsumsi.

C
D

X
Kuantitas X

Gambar B.1

Titik A,B,C dan D menyatakan suatu kombinassi atau kerangjang yang berisi sejumlah barang X dan barang Y. bila X dan Y keduanya merpakan barang baik (good), maka A lebih disukai daripad atitik lain manapun. Lebih banyak dari pada kombinasi dari titik-titik yang lain.

Kuantitas Y

Pada gambar B.1 Empat kemungkinan kombinasi barang X dan Y dipertimbangkan oleh konsumen itu : keranjang-keranjang yang dihasilkan dalam gambarkan oleh titik A, B, C, dan D dalam gambar tsb. A menggambarkan lebih banyak kedua barang-barang itu dari pada B, A juga membuat barang y yang sama banyaknya dengan B, dan lebih banyak dari X; dibanding dengan C, A memiliki X yang sama banyaknya dan barang Y yang lebih banyak. Mengenai hal ini hukum preferensi mengatakan dua hal yaitu (1) bahwa rang itu mampu mengurutkan keempat kombinasi seluruhnya. (2) bahwa, misalnya jika A lebih disukai dari B dan B lebih disukain daripada D, maka (dengan transitivitas) A pastil lebih disukai dari pada D

Kewajaran ini kadang dinyatakan dengan azas yang di kenal sebagai: Jumlah yang lebih banyak lebih di sukai daripada sedikit (more is preferred to less). Tetapi jumlah yang lebih banyak lebih di sukai daripada julmah yang sedikit bukanlah hukum preferensi yang tidak dapat di langgar, justru dapat di anggap sebagai sifat yang menentukan dari sub-klas komoditi yan g di sebut barang-barang(goods) .

C. Kegunaan, Preferensi, dan Pilihan yang Rasional


Maksimisasi kegunaan merupakan suatu azas

psikologis-bahwa orang menghindarkan diri dari derita dan mencari kesenangan atau kebahagiaan. Hukum preferensi merupakan suatu taksiran yang baik mengenai tingkah laku yang sebenarnya yang terlihat di dunia nyata.
Kesimpulan: Kegunaan merupakan variabel yang

ukuran relatifnya menunjukkan arah dari preferensi: Dalam menemukan posisi yang paling diinginkan, seseorang memaksimalkan kegunaan tersebut.

D. Kegunaan: Ukuran Kardinal atau Ordinal


Kegunaan seseorang diperlihatkan sebagai suatu fungsi dari jumlah/kuantitas yang diambil dari suatu barang konsumsi umum.

Gambar D.1
U 6 5 Guna per unit konsumsi U/c

Guna

4 3

Fungsi guna marginal

2
1 0 1000 2000 3000 4000 Kuantitas konsumsi Fungsi guna total c

MU 0 1000 2000 3000 4000 Kuantitas konsumsi c

Keterangan Gambar D.1


Gambar 1.2 Kegunaan Kardinal: Total dan Marjinal. Apabila kegunaan secara kardinal dapat diukur, Kegunaan U secara kuantitatif dapat digambarkan seperti bagan diatas. Kegunaan Marginal dalam bagan dapat diperoleh dari kegunaan total. Karena kegunaan total naik tetapi dengan tingkat kenaikan yang semakin mengecil dengan naiknya konsumsi, maka kegunaan Marginal positif tetapi semakin mengecil.

D.D1 UKURAN KARDINAL


Kita tidak bisa menyimpulkan hanya terdapat satu cara pengukuran saja untuk mengukurnya. Suhu misalnya dapat di ukur menurut celcius atau farenheit kedua ukuran itu berbeda tetapi hanya pada titik nol dan interval satuan. Begitupula tinggi tempat dapat di ukur dari permukaan laut atau dari pusat bumi. Baik suhu maupun tinggi tempat sebagai variabel yang secara kuantitatif dapat di ukur secara teknis disebut ukuranukuran kardinal, yaitu variabel-variabel yang memiliki sifat bahwa tidak peduli bahwa pergeseran titik nol atau interval satuan, ukuran relatif dari perbedaan itu tetap sama.

D.D2 KEGUNAAN DAN KOMBINASI BARANG


Dalam ilmu ekonomi kita mempelajari mengenai kegunaan sebagai suatu fungsi dari beberapa variabel, terganrung jumlah yang di konsumsi dari barang yang

berbeda. Misalnya kita untuk sederhananya


mengambilk dua barang X dan Y yang jumlahnya sangat besar. Disini apabila sekala kegunaan U(x.y) adalah kardinal, jumlah seluruhnya utility akan sangat tergantung pada jumlah X dan Y yang di konsumsi.

Gambar D.2 adalah ganbar kurva y


C D E F

Arah preferensi

indeferent dan arah preferensi


kegunaan ordinal. Disini pengukuran saeacara kardinal mengenai kegunaan di hilangkan, dan bagi kita tinggal

Kuantitas Y

kurva-kurva indiferent saja. KurvaF E D

kurva indiferent ini, bersama dengan arajh pereferensi, memberikan kepada

C
0 Kuantitas X x

kita seluruh informasi yang di perlukan


untuk membandingkan (mengurutkan sesuai daengan tingkatannya ) kerangjan-kerangjang konsumsi

Gambar D.2

alternatif menurut kegunaan ordinal.

E. SIFAT-SIFAT KURVA INDIFEREN UNTUK BARANG-BARANG BAIK


1. Kemiringan kurva-kurva indiveren :
y Kuantitas Y
S T + A
Arah Preferensi

R Q

U2

U1

0 Kuantitas X

GAMBAR E.1 Sifat-sifat kurva indiferen. Arah preferensi menunjukkan bahwa setiap titik pada daerah + lebih disukai daripada A, sedangkan A lebih disukai daripada setiap titik pada daerah Maka setiap kurva indiferen yang melalui A pasti memiliki kemiringan yang negatif. Hanya ada satu kurva indiferen yang dapat melalui A, karena kurva-kurva indiferen yang saling berpotongan melanggar dalil transtivitas dari preferensi.

2. Kurva-kurva indiferen tidak saling berpotongan.


Tidak saling berpotongan ini merupakan syarat logis dalam suatu ruang barang yang baik. Pada gambar E.1, dengan transitivitas, Q dan R pastilah indiferen. Tetapi R terletak disebelah timur laut Q, dan jumlah yang lebih disukai daripada sedikit, maka R dan Q tidak mungkin indiferen.

3. Lingkup Kurva Indiferen. Proposisi bahwa satu kurva indiferen melalui setiap titik dalam ruang barang dinyatakan dalam bahasa yang ringkas sebagai Kurva-kurva indiferen melingkupi ruang itu y. y
Kuantitas Y Kuantitas Y

Kurva indiferen cembung

Kurva indiferen cekung

x Kuantitas X Panel (a) Cembung terhadap 0 o Kuantitas X Panel (b) Cekung terhadap 0

GAMBAR E.2

GAMBAR E.2 Cembung dan Cekung. Antra dua barang, antara dua barang kurva-kurva indiferen pasti memiliki kemiringan yang negatif. Lukisan/bentuk itu mungkin cembung terhadap titik awal (0) seprti pada panel (a), atau cekung terhadap titik awal (0) seperti pada panel (b). Perihal yang cembung ini merupakan keadaan yang sering/umum ditemui, meskipun bentuk yang cekung tidak harus melanggar aksioma pilihan yang rasional.

4. Kurva indiferen cembung terhadap titik awal : Pada gambar E.2 bentuk-bentuk yang terlukis yang masingmasing didefinisikan sebagai cembung dan cekung terhadap titik 0 (awal). Kurva cembung pada gambar (a) menyatakan anggapan standar yang dapat diterapkan terhadap kurva-kurva indiferen antara dua barang. Sedangkan penafsiran umum dapat diberikan atas sifat berlawanan dengan ketiga sifat yang terdahulu (kemiringan yang negatif, tidak saling memotong dan lingkupan) bentuk cembung itu tidak dapat dibuktikan dari dalil pilihan yang rasional.

F. Barang Baik, Buruk, dan Netral


Suatu barang yang memiliki arti ekonomis pasti

barang baik, artinya barang yang diinginkan. Dalam membahas barang yang baik, arah preferensi menunjukkan bahwa kegunaan akan naik dengan naiknya jumlah barang. Bagi barang buru, kegunaan menurun dengan jumlah yang dikonsumsi. Bagi yang netrl, kegunaan itu tidak terpengaruh oleh jumlah yang dikonsumsi.

M u4 Rata-rata Imbalan u3 u2 u1

Arah preferensi

S Risiko Imbalan

Gambar F.1

Gambar 3.8. Barang baik dan Buruk Pada gambar ini menggambarkan bahwa arah preferensi adalah ke utara dan barat. Bagi barang M yang baik, seperti biasa jumlah yang lebih banyak yang lebih banyak disukai dari pada jumlah barang yang sedikit. Tetapi bagi barang S yang buruk, jumlah yang sedikitlah yang disukai dari pada jumlah yang banyak. Arah preferensi ini secara tidak langsung menyatakan bahwa kurva-kurva indefferen memiliki kemiringan yang positif, seperti yang terlihat dalam gambar.

y
Arah preferensi

u4 Kuantitas Y u2 u3 u1 0 Kuantitas X

Gambar F.2

Gambar 3.10. Pada gambar disamping x adalah barang netral; tidak peduli jumlah Y, konsumen tidak akan peduli apakah dia memiliki banyak atau sedikit x, karena barang lain y adalah barang baik, arah preferensinya hanyalah ke utara. Maka kurva-kurva indefferen berbentuk horizontal

F.F1 Suatu Penerapan: Ekonomi dari Perbuatan Amal


Menurut pengamatan: 1. Tidak semua orang memberikan sumbangan amal, 2. Tetapi ada juga yang membrikan amal itu, 3. Mereka yang beramal hampir selalu memberikannya kepada orang-orang yang lebih miskin daripada mereka sendiri.

Gambar 3.11
Panel (a) Preferensi Netral
Arah Preferens i 1000 F U1 U2 U3 U4 Garis 45o 1000 F

Panel (b) Preferensi Kebajikan


Arah Preferens i Daerah II U1 U2 U3 U4

Garis 45o Arah Preferens i

Pendapatannya

Pendapatannya

M C* E 1000 Pendapatan saya

Daerah I

500 Pendapatan saya

E 1000

G. Sumber dan Isi Preferensi


Suatu unsur yang sangat penting dalam masyarakat manusia adalah tingkat bantuan yang seseorang bersedia memberikan kepada orang lain. Satu penelitian tela dilakukan mengenai sifat selera untuk menyediakan jenis bantuan itu, bahwa orang biasanya akan memberikan amal kepada mereka yang lebih miskin daripada diri mereka sendiri, dan jarang kepada mereka yang lebih kaya dari mereka sendiri. Orang cenderung untuk membantu anak-anak mereka sendiri dibandingkan orang lain.

Di Susun Oleh : Risqi Setiani ( 20110430032 ) Fakhrizal Aji Pratama ( 20110430044 )

A. Optimum Konsumen
Penerapan yang pertama dari teknik optimasi adalah

terhadap pilihan konsumsi seseorang dalam pasar produk. Kelas perilaku yang disebut rasional dicirikan oleh suatu hubungan antara dua pasang data yang mendasari keputusan-keputusan seseorang: preferensi dan kesempatannya. Orang yang rasional akan memilih, dari antara kesempatannya, satu susunan konsumsi atau kombinasi konsumsi yang memaksimalkan kegunaannya. Proses pemilihan ini disebut optimasi konsumtif ; posisi yang dicapai (atau kombinasi susunan yang dipilih) adalah optimum konsumen.

I/Py

S U3 U2 U1

X*

I/Px
Kuantitas X

Optimum konsumen. Daerah gelap OKL merupakan kesempatan pasar konsumen, di batasi oleh sumbu-sumbu horizontal dan vertikal serta oleh garis anggaran KL. Posisi garis anggaran di tentukan oleh pendapatan orang itu/ dan harga-harga pasar Px dan Py. Optimum di sini adalah titik dimana garis KL menyentuh kurva indeferen tertinggi yang dapat dicapai (titik c* X pada kurva indiferen U2) ini merupakan keranjang konsumsi yang menghasilkan guna terbesar yang dapat dicapai.

Kuantitas Y

Optimum konsumsi- Geometri Preferensi berlaku bagi seluruh kombinasi X dan Y. Tetapi daerah (range) kesempatan orang itu atau susunan kesempatannya(opportunity set),hanya merupakan suatu bagian terbatas dari kuadran positif itu. Jumlah pendapatan I,yang tersedia untuk digunakan bagi konsumsi merupakan satu penentu(determinan) dari pasangan kesempatan pasar seseorang. Konsumen biasanya telah mendapatkan keuntungan dengan menjual jasa produksi ke prusahaan.

Kesimpulan: Optimum dari konsumen terdapat pada persinggungan antara garis anggaran dengan sutu kurva indeferen yang cembung(bila persinggungan seperti itu ada)

C**

Kuantitas Y

Jika kurva-kurva indeferen memiliki kemiringan negatif tetapi cekung terhadap titik 0, posisi terbaik yang dapat dicapai pada garis anggaran KL pasti berupa suatu penyelesaian sudut (corner solution), yang terletak pada salah satu sumbu. Dalam hal ini penyelesaian sudut itu adalah pada c** pada sumbu y.
U3 U4
X

U1

U2

L kuantitas X

Azas optimum Geometri : Optimum konsumen, yaitu posisi dimana dia memaksimalkan kegunaan atau kepuasannya sesuai dengan pendapatannya yang terbatas ,adalah titik pada garis anggaran yang menyentuh kurva indiferen tertinggi yang dapat dicapai.

Azas Optimum Analitik : Optimum konsumen, yaitu titik dimana konsumen memaksimalkan kegunaan atau kepuasan dengan batasan pendapatannya, ditandai dengan kesamaan antara tingkat subtitusi marjinal dalam konsumsi (MRSc) dengan tingkat subtitusi marjinal dalam pertukaran (MRSE).

B. Komplementer dan Substitusi


Pasangan barang-barang yang dikonsumsi secara

bersama-sama dan dengan memiliki lebih banyak barang yang satu akan meningkatkan keinginan barang yang lain disebut komplementer (saling melengkapi) Pasangan barang yang tidak dapat berjalan bersamasama dan cenderung untuk dipakai dengan menghapuskan (tidak memakai) barang yang lain disebut dengan barang substitusi (pengganti) atau antikomplementer Pasangan-pasangan barang yang tidak ada hubungannya dalam pola preferensi orang dikatakan bebas (independent) dalam konsumsi, atau menunjukkan komplementaris nol.

C. Bagaimana Optimum Konsumen Bervariasi Sebagai Reaksi atas Kesempatan yang Berubah
Dengan data mengenai preferensi dianggap tidak

berubah, optimum konsumen dapat berubah ubah hanya sebagai reaksi atas perubahan-perubahan dalam kesempatan (opportunities). Susunan kesempatan pasar konsumen tergantung pada dua unsur : (1) pendapatan dan (2) harga barang-barang.

4.C.1 Jalur Ekspansi Pendapatan dan Kurva Engel


y I/Py K

Gambar 4.8

Kuantitas Y

I/Py K y2 I/Py K y1 Q R

IEP

S U2
U1 L x2 L I/Px L x I/Px

y0
0 x0

U0 x1 I/Px

Kuantitas X

Keterangan gambar 4.8


Dengan naiknya pendapata dari I ke I ke I, tetapi

dengn hrg harga Px dan Py yang tetap, garis anggaran bergeser keluar sejajar dari KL ke KL ke KL. Oleh karena itu titik singgung yang membatasi optimum konsumen bergesr dari Q ke R ke S. Jalur Ekspansi Pendapatan (IEP) menunjukkan seluruh posisi optimum konsumen yang dicapai dengan berubahubah, dengan harga yang sama. Kemiringan garis anggaran hanya tergantung pada rasio harga Px/Py dan dengan demikian suatu perubahan dalam susunan kesempatan yang tidak mempengaruhi seluruh harga pasti tetap menjaga kemiringan garis anggaran itu tetap seperti sebelumnya.

Bentuk-bentuk yang mungkin bagi Jalur Ekspansi Pendpatan


y
K

IEP
Kuantitas Y K R Q U1 U0 0 L Kuantitas X L

Kuantitas Y

GAMBA R 4.9
x y
K

y
K K

IEP

Q U1 U0 0 L L

Kuantitas X

Panel (a) X dan Y normal


Kuantitas Y

Panel (b) X bermutu rendah, Y sangat bermutu


U0 Q U1 R

IEP
0 L L Kuantitas X

Panel (c) X sangat bermutu, Y bermutu rendah

Keterangan Gambar 4.9


Pada panel (a), titik singgung R pada kurva indefferen U1

terletak dalm kuadran timur-laut yang dibentuk oleh garis terputus-putus vertikal dan horizontal melalui Q. Artinya jumlah-jumlah X dan Y yang dibeli meningkat semua dengan naiknya pendapatan; dalam hal ini disebut barang-barang normal (normal goods). Pada panel (b), titik singgung baru R berada terletak diebelah barat-laut dari Q, diluar kuadran yang normal; paa pendapatan yang tinggi, jumlah Y yang dibeli naik tetapi jumlah Y turun. Dalam panel (b) IEP-nya meiliki kemiringan yang negatif melalui posisi-posisi optimum konsumsi Q dan R. Disini disebut barang inferior (buruk, urang bermutu). Pada panel (c) merupakan kebalikan, dimana arah ke aas dari jalur Ekspansi Pendapatan adalah tenggara, di sini Y merupakan brang inferior dan X adalah ultra-superior.

Gambar 4.11 Kurva Engel


x

Kurva Engel (Engel Curve) menunjukkan jumlah suatu barang X yang dibeli sebagai suatu fungsi pendapatan I. Bagi suatu barang inferior, kurva engel naik bersama pendapatan.
I Pendapatan

Kuantitas X 0

Kurva Pengeluaran Engel


Pxx
Pengeluaran atas bagian X

PxX
Pengeluaran atas bagian X

Garis 45o

GAMBAR 4.12

Garis 45o

I Pendapatan

PxX
Pengeluaran atas bagian X

I Pendapatan

Panel (a)

Panel (b)
Garis 45o

I I Pendapatan

Panel (c)

Keterangan gambar 4.12


Suatu kurva Engel menujukkan Pxx, jumlah yang dipergunakan

atas barang X, sebagai suat fungsi dari pendapatan / (dimana Px konstan). Bila kurva menyentuh garis 45o, pada titik itu seluruh pendapatan akan dipergunakan bagi x. Pada panel (a), pengeluaran PxX naik bersamaan dengan pendapatan tetapi menyimpang dari garis 45o , menujukkan bahwa lebih banyak juga digunakan bagi barang-barang lain, dengan naiknya I, Pada panel (b) lebih sedikit dipergunakan bagi X dengan naiknya pendapatan, sehingga X patilah barang inferior. Pada panel (c) lebih banyak dari pendapatan dipergunakan bagi X dan kurva itu mendekati garis 45o ; ini berarti bahwa lebih sedikit dari bagian pendapatan itudipergunakan bagi barang-barang lain itu pastilah secara keseluruhan inferior.

Jalur Ekspansif Harga dan Kurva Permintaan


Perubahan-perubahan harga akan mempunyai bentuk tertentu. Perubahan dalam data kembali mempengaruhi bentuk kemungkinan kombinasi/ kesempatan. Suatu kenaikan pendapatan menyebabkan pemindahan yang keluar sejajar dari garis anggaran yang menggambarkan batas timur laut dari kemungkinan kombinasi.

I/Py PEP kuantitas Y Q R U0 S U2 U1 X

X0

L X1 X2 L
kuantitas X

Asal mula jalur ekspansi harga (PEP = price expansion parth). Dengan turunnya Px dengan pendapatan l dan harga barang lain Py tetap, garis anggaran menjadi miring keluar (dari KL ke KL KL). Posisi optimum konsumsi sesuai dengan itu berubah dari Q ke R ke S. Jalur ekspansif harga (PEP) menggabungkan seluruh posisi-posisi optimum konsumsi semavam itu dengan berubah-ubahnya Px arah panah pada kurva PEP menunjukkan arah perbaikan/ peningkatan kegunaan. Biasanya, kurva PEP bergerak ke arah timur dan kurva itu tidak pernah dapat memotong garis horizontal yang di tarik melalui titik K, (K adalah penyelesaian sudut di mnana , dengan harga Px yang cukup tinggi, tidak ada barang X yang akan di beli).

Aspek jalur ekspansif harga


1.

2.

3.

4.

Dengan turunnya harga Px , kurva jalur ekspansif harga memasuki daerah tingkat-tingkat guna yang semakin tinggi. Tingkat kepuasan meningkat karena suatu penurunan harga Px adalah sama dengan suatu kenaikan pendapatan riel- dalam arti kemampuan-kemampuan untuk membeli barang yang diinginkan dalam ukuran numeraire dipertahankan tetap. Bila kurva-kurva jalur ekspansif harga mengarah ke bawah seperti dalam gambar di atas pada harga Px yang lebih rendah konsumen akan membeli X lebih banyak tetapi membeli Y lebih sedikit. Bila terdapat suatu harga Px yang sedemikian tingginya sehingga tidak ada X yang terbeli, dengan harga optimum maka konsumen merupakan suatu penyelesaian sudut pada sumbu Y Turunnya Px maka jumlah x yang di konsumsi juga turun. Apabila kondisi ini berlaku , barang itu disebut barang giffen bagi konsumen.

Px

P d d

Harga x

Harga x

X1
kuantitas X

X2

X
kuantitas X panel (b) kasus griffen

panel (a) hukum permintaan

Dari kurva di atas kurva permintaan-hukum permintaan lawan kasus giffen. Panel (a) melukiskan sebuah kurva permintaanindividu yang berkemiringan negatif, yang memenuhi hukum permintaan dengan turunnya harga, lebih banyak X yang dibeli. Dalam panel (b) kurva permintaan memiliki sifat giffen yang sangat menonjol, semakin banyak barang dibeli dengan naiknya harga, dalm daerah kecil yang dilingkari (sesuai dengan daerah yang di lingkari pada gambar di atas). Sifat giffen hanya dapat berlaku pada suatu daerah harga tertentu yang terbatas.

Px d d d Pengaruh pergeseran pendapatan atas kurva permintaan. Bila X barang yang superior (baik normal ataupun ultra-superior), suatu kenaikan pendapatan berarti pembelian yang lebih banyak atas barang x pada suatu harga Px, pergeseran kurva permintaan ke kanan (posisi dd). Tapi bila x merupakan barang inferior, dengan naiknya pendapatan semakin sedikitlah barang yang di beli pada suatu harga Px kurva permintan bergeser ke kiri (posisi dd). pendapatan lebih tinggi x barang superior

Harga x

Pendapata n lbh tinggi x brg inferior


0

d d d x

kuantitas x

Pengaruh (efek) Pendapatan dan Subtitusi dari Suatu Perubahan Harga


Perubahan-perubahan yang terjadi dalam kedua faktor yang menentukan pasangan kesempatan, pendapatan dan harga-harga, akan mempengaruhi keadaan optimum konsumen. Akan tetapi dalam klasifikasi ini tidak memberikan pemisahan yang jelas mengenai pengaruh perubahan harga lawan perubahan pendapatan atas kesempatan seseorang.

y k Q

Kuantitas y

k R Q Uo 0 Xo L xo x1 L L x U1

Suatu penurunan dalam harga Px akan menimbulkan kenaikan dalam jumlah X yang diambil. Karena penurunan dalam harga Px akan meratakan garis anggaran .

kuantitas x

Dari permintaan individu ke permintaan pasar


Perjalanan dari permintaan individu ke permintaan agregat di pasar sebagai keseluruhan merupakan hal yang sederhana. Fungsi permintaan individu di tunjukkan dalam gambar di bawah ini:
Px D

Px

dj

xj

Xj

permintaan individu dan kaseluruhan. Di sebelah kiri patahan pada sumbu horizontal, kurva djdj menunjukkan kurva permintaan individu j. Setiap pembeli potensial di pasar akan memiliki kurva permintaan individu semacam itu. Di sebelah kanan patahan itu kurva keseluruhan DD, yang menunjukkan keseluruhan jumlah x yang di beli pada suatu harga Px, merupakan penjumlahan horizontal dari keseluruhan kurvakurva permintaaan individu seperti djdj.( patahan itu menunjukkan suatu jarak yang cukup besar pada sumbu horizontal yang di hilangkan dalam pembuatannya). x,X

Subsidi lawan Bon (Voucher)


z z K
semua barang lain K

R U1 U0

semua barang lain

U1

U0

e0

e1 L

e0

BBM
* Panel (a) : Akibat Subsidi * Panel (b) : Akibat Voucher

Pada panel (a), suatu subsidi yang diberikan pada konsumsi

pendidikan (E) bertindak sebagai pengurangan pada harga Pe; garis anggaran bergeser dari KL ke KL. Pada optimum konsumsi yang baru, jumlah yang di beli dari barang E akan lebih besar (kecuali bila E merupakan suatu barang giffen, yang sangat tidak mungkin). Pada panel (b), voucher yang dilukiskan adalah suatu hadiah pendapatan dalam jumlah KK, tetapi hanya dapat dipergunakan bagi barang E. Garis anggaran bergeser ke kanan , dari KL ke KL kecuali bila si konsumen tidak diperbolehkan untuk memilih suatu optimum pada daerah antara K dan K (karena jumlah seluruh voucher itu dengan begitu tidak akan dipergunakan seluruhnya bagi pembelian E ). Optimum konsumsi yang baru pada S akan meliputi pembelian yang semakin besar atau E selama E bukan merupakan barang inferior.

Di sini mungkin nampak bahwa terdapat perbedaan besar antara subsidi dan voucher. Subsidi berjalan dengan melalui suatu perubahan harga, voucher melalui suatu perubahan pendapatan. Tetapi progam voucher melalui suatu perubahan pendapatan. Tetapi program voucher memiliki kekuatan khusus dalam hal seorang konsumen yang sebaliknyajustru akan membeli sedikit atau tidak sama sekali barang yang konsumsi atasnya dimaksud untuk di tingkatkan.

TERIMA KASIH

Disusun oleh Kelompok 9 : Fakhrizal Aji Pratama (20110430044) Risqi Setiani (20110430032)

A. KURVA ENGEL DAN ELASTISITAS PENDAPATAN PERMINTAAN


Ukuran yang paling langsung mengenai kepekaan

pembelian seorang konsumen atas suatu barang X terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di dalam pendapatan I adalah rasio x/I. Bagi perubahanperubahan kecil x dan y, rasio itu dapat ditafsirkan sebagai kemiringan (slope) kurva Engel.

Gambar A.1
x

III I II IV

I1 I2 Pendapatan

Gambar 1.1 Kurva-kurva engel dan elastisitas Pendapatan Permintaan. Empat alternatif kurva Engel, yang menunjukkan konsumsi atas X bila pendapatan I berubah-ubah. Elastisitas pendapatan adalah rasio dari kemiringan sepanjang sebuah kurva dengan kemiringan sebuah garis yang ditarik dari titik awal ke kurva itu. Kurva I memiliki elastisitas pendapatan yang sama dengan satu (unity), II kurang dari satu, dan III lebih besar dari satu, Kurva IV memiliki elastisitas pendapatan yang negatif.

Kuantitas x

Dari kurva A.1 diperoleh Kurva Engel I terletak pada garis

yang melewati titik 0 dan dengan demikian menggambarkan elastisitas pendapatan satu. Kurva Engel II memiliki kemiringan yang positif, tetapi lebih datar dari kurva I yang artinya x naik dengan perbandingan (proporsi) yang lebih kecil daripada I sewaktu I itu naik, yaitu < 1 Kurva Engel III yang lebih curam menyatakan suatu elastisitas pendapatan > 1 Kurva Engel IV memiliki kemiringan yang negatif, disini x turun dengan naiknya I, sehingga X pasti merupakan barang inferior. Elastis pendapatannya negatif yaitu < 0

Elastisitas adalah suatu ukuran perbandingan dalam mana perubahan-perubahan baik dalam pembilang maupun penyebut dinyatakan dalam bentuk perbandingan (proportionate) atau presentase.

Dalam hal ini kita menaruh perhatian pada reaksi yang sebanding mengenai jumlah yang dibeli terhadap suatu perubahan yang sebanding dalam pendapatan. Konsepsi ini disebut elastisitas pendapatan (dari) permintaan (income elasticity of demand).
Elastisitas Pendapatan (dari) permintaan adalah

perubahan proporsional yang terjadi pada jumlah yang diminta dibagi dengan perubahan proporsional yang terjadi pada pendapatan.

Dengan menggambarkan elastisitas pendapatan barang X

dengan simbol x, definisi ini dinyatakan oleh rasio pertama dalam persamaan (1.1). x = Untuk melukiskan arti geometrik dari elastisitas pendapatan permintaan, garis ADB pada gambar 1.2 memiliki kemiringan yang positif . Ini adalah sebuah kurva engel yang ditandai dengan Elastisitas Pendapatan permintaan uniter (unitary) yaitu = 1

Gambar 1.2 kurva engel dan elastisitas


x

E
Kuantitas x

x2
C x1 D

I1 pendapatan

I2

pendapatan satu (unitary). Kurva engel garis lurus ADB memiliki elastisitas pendapatan satu, karena kemiringan sepanjang kurva itu adalah sama seperti kemiringan sebuah garis dari titik 0 ke sesuatu titik di kurva itu. Kurva engel CDE non-linier, yang bertitik singgung D pada garis ADB, oleh kareanya juga memiliki elastisitas pendapatan satu untuk perubahan-perubahan kecil disekitar titik D. Pada daerah CD kemiringan sepanjang kurva CDE lebih I kecil daripada kemiringan garis-garis dari titik 0 ke kurva itu, sehingga elastisitas pendapatan kurang dari satu. Sesuai dengan x > 1 di daerah CDE antara D dan E.

Elastisitas pendapatan lebih besar dari, sama dengan, atau

lebih kecil dari satu (unity) tergantung pada apakah kemiringan sepanjang kurva Engel itu lebih besar, sama atau lebih kecil dari kemiringan suatu garis yang ditarik dari 0 ke kurva itu. Bila elastisitas pendapatan negatif, Kurva Engel memiliki kemiringan negatif.

Elastisitas busur merupakan sejenis rata-rata dari

elastisitas-elastisitas titik (point) pada kurva itu dalam daerah (range) busur yang dibicarakan. Bila interval dan menyusut mendekati 0, rasio mereka mendekati suatu nilai batas (limiting value) (kemiringan kurva Engel itu) yang digunakan dalam rumus 1.1 untuk menentukan elastisitas titik bagi suatu kombinasi x, I tertentu pada kurva itu. Rata-rata atas semua barang elastisitas pendapatan pasti satu

Misalnya bila terdapat kenaikan sebesar 10% dalam

pendapatan, maka konsumsi atas beberapa barang mungkin turun dan barang lain mungkin naik, dengan presentase yang lebih besar atau lebih kecil. Tetapi karena seluruh kenaikan dalam pendapatan itu harus dibelanjakan, maka barang-barang yang dikonsumsinya naik kurang dari 10% pasti diimbangi dengan barang lain yang konsumsinya naik lebih dari 10%. Secara rata-rata konsumsi pasti naik dengan bagian (proporsi) yang sama seperti pendapatan. Bila hanya terdapat dua barang X dan Y.Persamaan berikut pasti berlaku:

rumus 5.2 Di sini Kx xPx/I adalah bagian (proporsi) anggaran si konsumen yang dibelanjakan bagi barang X. Begitu pula Ky yPy/I. Ini merupakan bobot (weights) dalam membuat rata-rata x dan y yang menuju diperolehnya angka satu.

B. KURVA PERMINTAAN DAN ELASTISITAS HARGA PERMINTAAN


Kepekaan konsumsi terhadap perubahan-perubahan

yang terjadi dalam harga. Kembali ukuran yang paling nyata berupa rasio dari perbedaan-perbedaan .Kurva permintaan menyatakan perbandingan fungsional antara harga Px dan jumlah x yang diminta. Oleh karena itu, bagi perubahan-perubahan kecil x dan Px rasio x/Px sama dengan kebalikan (reciprocal) kemiringan dari kurva permintaan.

Seperti dalam hal pendapatan, suatu ukuran kemiringan

seperti x/Px akan terpengaruh oleh perubahanperubahan dalam satuan ukuran konvensional dalam pembilang (misalnya perubahan-perubahan dari pon ke ton) atau dalam penyebut (misalnya perubahan-perubahan dari dollar per ton ke sen per ton). Dengan konsep elastisitas kita dapat memperbandingkan sensitivitas antara barang-barang yang sama sekali berbeda. Karena kemiringan tergantung pada satuan ukuran yang dipergunakan, maka tidak akan ada artinya sama sekali untuk menyatakan, misalnyam bahwa kurva permintaan yang pertama kurang peka terhadap perubahan-perubahan harga.

Px I Harga ($/x) II

Gambar 1.3 Alternatif Kemiringan

III

IV 0 x

Kuantitas x

Kurva Permintaan. Empat kurva permintaan, yang dilukis sebagai garis lurus menggambarkan reaksi yang berbeda-beda terhadap perubahan harga. Karena kurva-kurva permintaan digambar secara konvensional dengan harga pada sumbu vertikal, maka reaksi yang lebih besar digambarkan dengan kurva permintaan yang lebi datar. Kemiringan kurva permintaan adalah negatif (hukum permintaan), selain dari kasus Giffen yang merupakan kekecualian (kurva IV)

Elastisitas harga dari permintaan adalah perubahan

proporsional dalam jumlah yang dibeli dibagi dengan perubahan proporsional yang terjadi dalam harganya. Dalam kasus ini dengan memakai x sebagai simbol bagi elastisitas harga, batasan secara matematis dinyatakan oleh rasio pertama dalam lambang dibawah ini

Bila kurva permintaan memiliki kemiringan yang negatif

(hukum permintaan), perubahan perubahan x dan Px memiliki tanda yang berlawanan. Jadi, elastisitas harga dari permintaan x umumnya negatif. Namun kalau kita mengatakan bahwa elastisitas tinggi kita berarti mengatakan besar dalam nilai mutlak, dan elastisitas rendah berarti kecil dalam nilai mutlak. Lebih khusus lagi, istilah permintaan yang elastis berarti suatu nilai mutlak suatu elastisitas, yang diberi simbol x, lebih besar dari sayu (unity) sementara permintaan inelastis berarti x< 1. Suatu penurunan dalam harga Px akan menaikkan, tetap tidak berubah, atau menurunkan pengeluaran konsumen PxX bagi barang X tergantung pada apakah permintaan atas barang x itu elastis, elastisitas uniter, atau inelastis.

Permintaan atas suatu barang XPERMINTAAN umumnya akan C. ELASTISITAS SILANG DARI

tergantung bukan hanya pada harganya sendiri Px tetapi pada harga barang-barang lain seperti Py.

xy
Elastisitas silang dapat negatif ataupun positif. Bila positif,

kedua barang itu disebut substitusi (saling mengganti); suatu kenaikan dalam harga Y akan menaikkan konsumsi atas barang X. Bila elastisitas silang itu negatif, kedua barang itu disebut komplementer (saling melengkapi); disini kenaikan dalam harga Y akan menurunkan konsumsi atas X

D. SUATU PENERAPAN: MENYUSUN SUATU FUNGSI PERMINTAAN D.1. fungsi dengan kemiringan yang konstan lawan Fungsi dengan elastisitas konstan
Px
Px

Harga ($/X)

X 0 Kuantitas X

Harga ($/X)

X Kuantitas X

Panel a Kurva permintaan linier

Panel b Kurva permintaan elastisitas konstan

D.2 Permintaan sebagai sebuah fungsi dengan beberapa variabel. Suatu kurva permintaan yang memiliki kemiringan yang konstan tentulah sebuah garis lurus, dan dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan: X = A + BPx A dan B merupakan konstanta; B biasanya negatif menurut Hukum Permintaan. Bila memperhitungkan variabel-variabel lain yang menentukan , seperti pendapatan I dan harga dari barang yang ada hubungannya Y, maka fungsi permintaan dalam bentuk linier sbb: X = A + BPx +CI + Dpy Disini; A, B, C dan D semuanya adalah konstanta. B biasanya kembali negatif. Cadalah kemiringan dari kurva engel, dan hanya negatif bila X adalah barang inferior. Tanda dari D akan sama seperti tanda dari elastisitas silang; positif bila X dan Y merupakan barang-barang sunstitusi, dan negatif bila barang komplementer.

Sebuah kurva permintaan yang memiliki elastisitas konstan juga

memiliki bentuk matematik sendiri yang khusus. Bentuk ini melibatkan logaritma-logaritma.

merupakan sebuah bilangan konstan, artinya bahwa perubahan proporsional dalam jumlah (X/Y) merupakan suatu kelipatan yang tetap dari perubahan dalam harga (Px/Px) sepanjang kurva permintaan itu. Maka dapat dituliskan:

Disini b adalah kelipatan tetap yang dimaksud, yang pasti sama dengan x.

5.E Hal-hal yang menentukan tanggapan permintaan terhadap harga


Faktor-faktor yang menentukan elastisitas permintaan individual: 1. Keeratan sifat pengganti 2. Barang mewah lawan kebutuhan 3. Pentingnya barang 4. Barang yang mahal lawan barang yang murah.

5.F Contoh: Barang Giffen


Ada dua unsur yang cenderung menaikkan kemungkinan barang-barang giffen: 1. Semakin besar bagian anggaran konsumen yang dimaksudkan bagi sesuatu barang inferior(misalnya beras sebagai makanan pokok di Indonesia), semakin besar efek pendapatan yang merupakan kelainan itu relatif terhadap efek substitusi. Bila sebaliknya sesuatu barang hanya merupakan bagian yang kecil saja dari anggaran, efek pendapatan karena adanya perubahan dalam harga tidak akan ada artinya. 2. Barang Giffen mungkin memiliki pengganti yang mutunya lebih tinggi (dan lebih mahal), sehingga kedua barang itu dipandang sebagai barang-barang ekuivalen yang lebih dekat pada pendapatan rendah daripada pendapatan tinggi.

5.G Kendala Ganda


Garis anggaran merupakan kendalan yang mengikat

seseorang. Kendala ini adalah karena pendapatan I yang terbatas yang tersedia bagi pengeluaran atas barangbarang konsumsi. Persamaan umum dari garis anggaran adalah: PxX + PyY = I

Gambar 5.9 Susunan Kesempatan pasar


Susunan kesempatan pasar yang normal dibatasi hanya oleh pendapatan dan pertimbangan-pertimbangan ketidaknegatifan. Ia digambarkan sebagai daerah yang dibatasi oleh garis anggaran PxX + PyY = I dan sumbu-sumbu vertikal dan horizontal.
x

y I/Py

C
U 0 I/Px

Penjatahan (Rationning)
Tetapi terkadang terjadi bahwa konsumen menghadapi kendala-kendala atas keputusan pasarnya selain dari pendapatannya yang terbatas. Batas-batas penjatahan tidak begitu mengikat bagi orang yang miskin, yaitu orang-orang yang pendapatannya sendiri telah merupakan kendala yang berat. *contoh grafik gambar di papan tulis

Waktu Sebagai Kendala


Sesuatu yang penting dalam teori dan praktek mengenai permintaan adalah pertimbangan yang eksplisit atas kendala waktu maupun pendapatan atas konsumsi. Sebagaian besar kegiatan konsumsi membutuhkan masukan waktu maupun pengorbanan.

5.H Teori Baru Dari Konsumsi


Kunci utama dari teori itu adalah pembedaan antara barang pasar (market goods) dan mutu guna relevan (utility relevan qualities) atau atribut. Aspek yang menarik dari pendekatan ini adalah suatu pengakuan bahwa seringkali, kalau tidak selalu, barang pasar itu tidak menghasilkan atributatributnya yang memuaskan dengan tanpa dibantu. Konsumen biasanya memperoleh kepuasan dari barang barang dengan menggabungkan waktu serta usahanya sendiri dengan barang pasar itu.

Angka Indeks
Angka indeks ada 2 macam : 1. Angka indeks jumlah 2. Angka indeks harga Penerapan keduanya ini selalu dikaitkan dengan persoalan persoalan yang melibatkan inflasi atau deflasi yaitu keseluruhan perubahan dalam harga harga barang yang diukur menurut pengertian uang.

5.J Kurva Permintaan yang Dikompensasi Pendapatan


Dekomposisi ini ada hubungannya dengan ekonom rusia bernama Slutsky, yang mana dekomposisi ini memungkinkan suatu ukuran sederhana dari perubahan dalam pendapatan riel. Perubahan ini dapat diukur dengan rasio dari pengeluaran pengeluaran yang berhubungan dengan garis anggaran tahun tertentu KL* dengan pengeluaran pengeluaran yang berhubungan dengan garis anggaran semu KL

Beberapa aspek yang menarik perhatian dari Kurva Permintaan yang Dikompensasi Pendapatan
Kurva permintaan biasa memasukkan suatu efek pendapatan dari perubahan harga yang tidak dimasukkan dalam kurva permintaan yang dikompensasi itu 2. Dalam suatu dunia yang terdiri atas berbagai barang, akan bersifat bebas mengambil suatu baran lain yang harganya akan bertindak sebagai dasar rasio harga 3. Arti penting Kurva Permintaan yang Dikompensasi Pendapatan merupakan perbandingan yang sesungguhnya diperoleh dari penelitian statistik mengenai kendala kuantitas harga historis
1.

4. Terkadang diperkirakan perbadaan pokok Kurva Permintaan yang Dikompensasi Pendapatan dengan kurva permintaan biasa karena uang 5. Tidak benar juga Kurva Permintaan yang Dikompensasi Pendapatan secara intrinsik adalah superior atau lebih tepat dari kurva permintaan biasa

SEKIAN DAN MATUR TENGKYU

Oleh kelompok 9: Risqi Setiani 201110430032 Fakhrizal Aji Pratama 20110430044


ILMU EKONOMI A 2011

A. Pendahuluan
Suatu perusahaan dikatakan monopoli jika

perusahaan tersebut adalah satu-satunya penjual suatu barang dan jika barang tersebut tidak ada substitusinya. Monopoli bisa juga terjadi karena pemerintah memberikan hak ekslusufif kepada seseorang atau perusahaan untuk menjual barang atau jasa, Monopoli alamiah terjadi jika suatu perusahaan dapat menyediakan barang atau jasa pada seluruh pasar yang membutuhkan biaya yang lebih rendah daripada dua atau tiga perusahaan sekaligus.

B. Optimum maksimasi keuntungan pemegang monopoli


Solusi (Pemecahan) Harga-Kuantitas
S $/Q MC
Dollr per kuantitas unit
Dollar

R*
*

C R

P* AC

C* 0 Q*
Keluaran monopoli

AR = D 0 Q* Q MR

Q
Keluaran monopoli

Gambar B.1

Gambar B.1. Solusi maksimisasi Keuntungan

pemegang monopoli. Keuntungan maksimal * terjadi pada keluaran Q*, dimana selisih vertikal antara kurva pendapatan total R dengan kurva biaya total C pada panel atas adalah yang terbesar. Pada keluaran ini kurvakurva R dan C sejajar (garis singgung yang putus-putus). Pada panel bawah, itu artinya bahwa kurva-kurva penghasilan marjinal MR dan biaya marjinal MC berpotongan pada Q*. Keuntungan pada panel bawah digambarkan oleh bidang yang gelap, sama dengan Q* kali selisih antara harga P* dengan biaya rata-rata AC* pada keluaran itu : Q* (P*- AC).

Perusahaan yang bersaingan dalam monopoli dianggap merupakan

seorang pengikut harga bukan hanya dalam hubungannya dengan pasar produk tetapi juga dalam hubungannya dengan haga-harga faktor (factor price). Akibatnya, fungsi biaya perusahaan dalam persaingan tidak memungkinkan adanya pengaruh adnya hargaharga faktor. Secara formal masalah optimasi pemegang monopoli dapat dinyatakan sebagai: Maks R(Q) C(Q) P(Q)Q C(Q) Disini R, C, dan P semuanya merupakan fungsi keluaran dari Q. Syarat bagi optimal maksimum keuntungan sutu minimum kerugian adalah kesamaan Biaya Marjinal dengan Pendapatan Marjinal. P Syarat maksimum keuntungan perusahaan monopoli adalah sbb: Q MC = MR P + Q Perusahaan pemegang monopoli yang memaksimalkan keuntungan akan selalu beroperasi (yaitu akan selalu memilih suatu solusi kuantitas-harga) dalam daerah permintaan elastis sepanjang kurva permintaan pasar.

B.a. Pemegang Monopoli lawan solusi persaingan


Pemegang monopoli memiliki kekuatan untuk

bertingkah laku seperti perusahaa dalam persaingan. Tetapi demi usaha maksimasi keuntungan ia akan mengusahakan MC = MR < P. Solusi keluaran monopoli terjadi dimana MC = MR < P, karena perusahaan-perusahaan yang bersaing memproduksi sampai MC = P, suatu industri yang dimonopoli mencapai hrga yang lebih tinggi dan memproduksi keluaran yan lebih sedikit daripada sebuah indusrti yang bersaing.

B.c. Suatu penerapan : Penulis lawan penebit


C

$
R p *

Dollar

Rp = 0,9 R
Ra= 0,1 R a*

Q*p

Q Q*a

Keluran

Gambar B.2

Keterangan gambar B.2 Dari penerimaan yang berasal dari penjualan yang ditunjukkan oleh kurva pendapatan Total R, 10% untuk penulis (Kurva Ra) dan 90% untuk penerbit (kurva Rp). Karena si Penulis tidak menanggung biaya produksi, dari sudut pandangannya keluaran yang optimum adalah Qa* pada maksimum kurva Ra (di mana pendapatannya adalah a*). Keuntungan maksimum si penerbit p* terjadi pada keluaran Qp* dimana kurva Rp memiliki selisih vertikal yang terbesar atas kurva Biaya Total C. Penerbit akan lebih kecil daripada ideal dari sudut pandangannya. Maka dari analisa tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa menjadi kepentingan penerbit untuk menetapkan suatu harga yang lebih tinggi (yang berarti jumlah buku yang lebih sedikit) daripada yang akan lebih disukai oleh penulis.

C. Monopoli Daya Guna Ekonomis


$/Q MC atau S Dollar Kuantitas Unit Pm

Pc D MR

Qm Keluaran

Qc

Gambar C.1

Keterangan gambar C.1 monopoli dan kerugian daya guna Bila tidak terdapat kerugian atau keuntungan produksi dari
pembentukan industri menjadi suatu perusahaan yang besar lawan perusahaan kecil yang bersaingan, kurva penawaran S dari industri yang bersaingan adalah identik dengan kurva Biaya Marjinal MC dari pemegang monopoli. Keseimbangan persaingan akan terjadi pada harga Pc dan Kuantitas Qc, optimum monopoli pada harga Pm yang lebih tinggi dan Kuantitas Qm kecil. Dibandingkan dengan akibat persaingan, bidang yang gelap merupakan suatu pemindahan (transfer) dari para konsumen ke pensuplai monopoli (sama besar dengan selisih harga kali kuantitas yang masih diproduksi).

D. Undang-undang monopoli

Keterangan : Pengaturan Monopoli(Biaya yang Semakin Naik)


Solusi pengaturan, menetapkan harga sehingga perusahaan mencapai keuntungan ekonomis nol, adalah kombinasi keluaran harga Pr, Q2 di mana kurva AC dan AR berpotongan. Bila ini terjadi di daerah di mana biaya rata-rata AC sedang naik, keluaran Q2 yang diatur akan lebih besar daripada keluaran keseimbangan persaingan Qc. Dibandingkan dengan solusi persaingan, segiempat yang gelap merupakan suatu transfer dari penyuplai ke para konsumen. Bidang yang bertitik-titik merupakan suatu kerugian dayaguna karena keluaran yang berlebihan.

Lanjutan
$/Q Pm D=AR AC Pr

Pc

MC

MR 0 Qm Keluaran Qr Qc Q

Pengaturan Monopoli (Yang Menurunkan Biaya)


Di sini solusi pengaturan Pr, Qr pada perpotongan kurva AC dan AR (keuntungan ekonomis nol) terjadi pada daerah di mana biaya rata-rata sedang turun. Dalam situasi monopoli alamiah ini keluaran Qr yang diatur, meskipun lebih besar daripada keluaran monopoli Qm yang menghasilkan keuntungan yang maksimal, masih lebih kecil daripada keluaran Qc yang secara ideal efisien di mana MC = P. Dibandingkan dengan akibat/hasil yang efisien, bidang bertitik-titik menggambarkan kerugian Surplus Konsumen dan Surplus Produsen karena keluaran yang tidak cukup.

Diskriminasi Harga Monopolistik


Monopoli adalah pembuat harga (price-maker) bukan penerima harga (price-taker). Monopoli hanya menawarkan satu harga dan meraka bebas untuk menentukan jumlah barang yang akan ditawarkan. Terkadang monopoli mampu melakukan penawaran harga yang lebih kompleks. Dengan menawarkan syarat yang berbeda-beda kepada pembeli yang berbeda.

$/Q P2 ar2 MC P1 ar1 U S T W

mr mr2 mr1 0 q1 q2 Q Q

Gambar 8.7 Pembagian pasar. Pasar dibagi menjadi segmen 1 dan 2, yang kurva permintaannya yang bebas adalah ar1 dan ar2. solusi yang menghasilkan keuntungan maksimal bagi perusahaan adalah memproduksi dimana MC=mr1=mr2. secara geometris, keluaran optimal Q berada pada perpotongan antara MC dengan kurva mr yang menggambarkan penjumlahan horisontal dari kurva-kurva penghasilan marjinal mr1 dan mr 2 yang terpisah. Dari keluaran total ini jumlah q1 (yang sama besar dengan ST) terjual pada sektor yang pertama dengan harga P1, sedang q2 (SU, yang sama besar dengan TW) terjual pada sektor kedua dengan harga P2.

Penetapan harga yang berbeda-beda (multi-part Pricing)


$/Q Harga Blok Perumahan P1

Harga Blok kedua


P2=P*

q1 0 B

q2 q* Q

(bagan itu hanya betul biala pembelian konsumen dalam blok kedua tidak terpengaruh oleh pengeluaran yang lebih besar bagi blok yang pertama. Biasanya, efek pendapatan itu akan menhasilkan suatu penurunan pada penjualan blok yang kedua, sehingga pemegang monopoli yang mengadakan penetapan harga dua bagian itu tidak dapat melakukannya sebaik seperti yang ditunjukkan).

Gambar 8.8 penetapan Harga Duabagian. Disini P* dianggap sebagai harga sederhana yang menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi seorang pemegang monopoli. Bila d adalah kurva permintaan seorang konsumen, lukisan itu menunjukkan bahwa pemegang monopoli dapat berbuat lebih baik dengan mengenakan suatu harga P1 yang lebih tinggi atas blok kuantitas B yang pertama, dan P2=P* untuk jumlah sesudahnya. Program penetapan harga dua-bagian ini memungkinkan pemegang monopoli untuk mendapatkan bagian dari Surplus konsumen yang digambarkan oleh segiempat yang terletak dalam bidang yang gelap.

$/Q

Harga Blok Perumahan P1 P2=P* Harga Blok kedua

q1

q*

Gambar 8.9 Penetapan Harga Dua-bagian yang tidak berhasil. Disini kita lihat suatu program penetapan harga dua-bagian yang tidak tepat bagi konsumen tertentu ini. Tidak ada penjualan yang dilakukan pada harga blok kedua, dan maka suatu harga P1 yang sederhana dikenakan.

Diskriminasi Sempurna (Perfect Discrimination)

menggabungkan diskriminasi pembagian pasar antar-pribadi (interpersonal) dan diskriminasi yang inter-pribadi (intrapersonal) dari penetapan harga berbeda-beda. Setiap konsumen yang terpisah dibebani dengan skedul harga yang direncanakan dan jumlah yang berbeda yang harus dibayar setiap unit yang berturut-turut dibelinya sampai ke jumlah yang tidak terbatas.
$/Q

P1 P2

P3
P4=P*

q1 0

q2

q3

q4 q

Gambar 8.10 Penetapan Harga Empat-bagian (Four-part Pricing). Berlawanan dengan harga dua blok pada bagan yang lalu, disini terdapat empat blok. Ukuran blok dan harga blok-blok itu, dalam kasus yang dilukiskan ini, hanya menyisakan bidangbidang yang gelap sebagai Surplus Konsumen.

Kartel
Sekelompok perusahaan bebas (independent) yang

berusaha, lewat perjanjian persengkongkolan (collusive), untuk bertindak sebagai pemegang monopoli secara kolektif.

$/q

P Po

d do

qo

Gambar 8.11 Dorongan untuk Menipu (Chisel) dalam suatu Kartel. Bila harga keseimbangan persaingan adalah Po, perusahaan yang bertindak sebagai pengikut-harga ini akan memproduksi keluaran qo (pada perpotongan kurva MC-nya dengan kurva permintaannya yang diperkirakan berbentu datar do) bila suatu kartel dibentuk, ia dapat mendorong harga naik hanya dengan memaksa anggota-anggotanya untuk memotong produksi. Bila kuota produksi yang dibebankan kepada perusahaan ini adalah q, dan kartel berhasil mendorong naik harga ke P, keuntungan potensial dari perusahaan dengan melakukan penyusupan/penipuan (chiselling) (kenaikan keuntungan karena melampaui kuotanya) akan sebesar bidang yang gelap. Perhatikan bahwa, pada P yang tinggi, perusahaan akan mendapatkan kenyataan bahwa menguntungkan baginya untuk memproduksi keluaran q, lebih besar daripada keluaran persaingannya sebesar qo.

Contoh Soal
Misalkan terdapat 100 perusahaan yang identik dalam

suatu pasar yang semula bersifat persaingan. Permintaan pasar dinyatakan oleh P = 10 Q/200 dan penawaran oleh P = 1 + Q/200. (a) carilah harga keseimbangan persaingan P, keluaran industri Q dan keluaran perusahaan q. (b) jika ke 100 buah perusahaan itu membentuk sebuah kartel yang efektif, bagaimana solusi harga kuantitas bagi keuntungan agregat maksimum? (misalkan bahwa kurva penawaran industri hanyalah merupakan penjumlahan horisontal dari kurva-kurva Biaya Marjinal perusahaan). (c) pada harga ini, pada keluaran manakah sesuatu perusahaan akan dibatasi? Berapa yang akan diproduksi perusahaan itu?

jawab: (a) Qs = Qd 10 Q/200 = 1 + Q/200 10.200 Q = 1.200 + Q 2000-200 = 2Q 1800 = 2Q 900 =Q P = 10 Q/200 P = 10 900/200 P = 100 4 P=5 q= 9

(b) Karena kurva permintaan itu linear, MR=10-Q/100. biaya marjinal bagi keluaran industri sebagai suatu keseluruhan adalah MC = 1 + Q/200. solusi yang menghasilkan keuntungan maksimum adalah Q = 600, P=7. (c) Pada harga ini sesuatu perusahaan akan harus terbatas pada keluaran q=6. tetapi ia ingin menetapkan MC = 1 + q/2 sama dengan P = 7, yang berarti suatu keluaran yang dikehendaki sebesar q = 12

Kesimpulan
Kartel hanya dapat menaikkan harga dengan menurunkan output perusahaan. Tetapi pada harga yang lebih tinggi, perusahaan-perusahaan yang menjadi anggota didorong untuk memproduksi lebih banyak daripada keseimbangan persaingan. Maka semakin berhasil kartel itu, semakin besar dorongan untuk melakukan penipuan.

Daftar Pustaka
Hirshleifer, Jack, Teori Harga dan Penerapannya, Erlangga, edisi ketiga, Jakarta

TERIMA KASIH

Oleh : Risqi Setiani Fakhrizal Aji Pratama

(20110430032) (20110430044)

Pendahuluan
Oligopoli adalah persaingan diantara sedikit pihak

yang terlibat Dalam hal oligopoli, berbagai akibat mungkin tejadi tergantung pada sampai seberapa jauh perusahaanperusahaan itu bertindak sebagai saingan ataukah sebagai pihak yang bekerja sama.

A. Oligopoli dan tingkah laku strategis


Suatu keadaan yang strategis timbul bila sejumlah badan-badan ekonomi,

dengan paling sedikit terdapat pertentangan kepentingan kecil sekalipun, secara bersama-sama menyadari akan interaksi (saling pengaruhmempengaruhi) dari keputusan-keputusan mereka. Dalam seluruh interaksi pasar terdapat unsur-unsur persamaaan atau kebersamaan kepentingan diantara para penjual sebagai suatu kelompok, di antara para pembeli sebagai suatu kelompok, dan di antara para penjual dan para pembeli. Para penjual selalu memiliki kepentingan kelompok bersama untuk mempertahankan harga tetap tinggi, tetapi dalam kelompok tsb ada suatu pertentangan kepentingan mengenai pensuplai mana yang harus mendapatkan sebagian besar penjualan yang menguntungkan. Teori permainan memberikan suatu cara yang sistematisunuk menyelidiki campuran antara kepentingan-kepentingan yang bertentangan lawan yang sejajar dalam interaksi sosial.

B. Produk-produk yang homogen


Seorang pemegang monopoli biasanya dipandang

sebagai penentu harga, dan jumlah keluaran ditentukan oleh pasar, namun dalam hal oligopoli baik harga ataupun jumlah yang menjadi keputusan variable menjadi penting bagi interaksi pihak-pihak yng terlibat. Akibatnya hasil akhirnya mungkin terpengaruh.

Gambar B.1 Kurva-kurva reaksi duopoli


q2

q*2

RC2 RC1 0 q1 q*1 Keluaran perusahaan pertama

Dengan suatu keluaran q2 dari perusahaan yang kedua, perusahaan yang pertama dapat menentukan keluarannya yang menghasilkan keuntungan maksimum q1 di mana dimana ia menggunakan kekuasaan monopolinya atas sisa dari pasar itu dengan mempertimbangkan seluruh tingkat q2 yang mungkin, suatu kurva reaksi RC1 bagi perusahaan yang pertama dengan begitu maka dapat ditentukan. Alasan yang sama (didasarkan pada anggapan bahwa q1 sudah tertentu) menjurus pada pembentukan RC2, kurva reaksi perusahaan yang kedua. Perpotongan antara kedua kurva reaksi tsb merupakan suatu keseimbangan, karena setiap perusahaandengan begitu berada pada optimumnyamasing-masing dengan adanya keputusan pihak yang lain.

Keluaran perusahaan kedua

C. Produk-produk yang heterogen


Sejumlah konsep solusi bagi oligopoli dengan

produk yang homogen dan solusi yag berbedabeda itu memiliki syarat yang umum yaitu produk-produk yang identik dari perusahaanperusahaan itu harus terjual dipasar dengan satu harga yang umum. Tetapi bila oligopolis memproduksi produk-produk yang berbeda atau heterogen, harga-harga itu secara umum tidak akan identik. Tetapi, kekuatan-kekuatan yang mendasarinya yang sama tetap berfungsi.

C.1 Kurva permintaan yang patah-Oligopoli heterogen


Kurva permintaan bagi satu oligopolis memiliki suatu patahan pada titik keseimbangan. Pada gambar disamping melukiskan bagi para oligopolis yang memproduksi produk-produk yang heterogen (tidak identik), dianggap bahwa suatu keseimbangan mulamula terdapat di mana perusahaan yang digambarkan itu memproduksi keluaran q1* pda harga p1=p*. Bila perusahhan akan menurunkan harganya, para oligopolis lain memenuhi penurunan harga itu sehingga hasil keuntungan penjualan pihak yang menurunkan harga itu kecil saja. Anggapan ini menentukan suatu patahan (kink) pada kurva permintaan D1 dari perusahaan itu yang berkaitan dengan suatu kesenjangan vertikal dalam kurva penghasilan Marjinal MR1. Persyaratan MC1=MR1 bagi maksimasii keuntungan oleh karenanya terpenuhi pada keseimbangan mula-mula itu. Harga keseimbangan P* relatif stabil, karena kondisi permintaan dan biaya dapat bergeser tanpa mempengaruhi kenyataan bahwa kurva MC1 memotong kesenjangan vertikal dari MR1 itu

$/q

Dollar per kuantitas satuan

MC1 p*

D1

MR1 0 q1*

q1

Keluaran perusahaan

C.2 Variasi produk


Gambar C.2 Harga pada pembeli (Delivered Price)
P+ts

Harga pada pembeli

M Lokasi

Keterangan gambar C.2


Gambar c.2 menjelaskan bahwa konsumen dianggap

terbagi merata pada suatu bagian garis yang berskala dari 0 ke 1, dengan titik tengah M=. Terdapat suatu biaya transpor satuan t yang tetap dari tempat produksi ke konsumen. Bila p adalah harga f.o.b pada daerah tempat produksi R, garis yang tidak terputus-putus menunjukkan beberapa harga P+ts pada suatu tempat sejauh s dari titik R; garis putus-putus menunjukkan harga bila tempat produksi itu berada pada titik-tengah M

1. Kartel
Kartel adalah gabungan (organisasi resmi) dari para produsen dalam suatu industri tertentu.organisasi ini dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan perusahannperusahaan anggotanya dengan jalan menentukan kebijaksanaan-kebijaksanan yang berlaku untuk seluruh perusahaan dalam kartel. Kartel pada umumnya dibentuk untuk mengatasi ketidakpastian perilaku perusahaanperusahaan pesaing dengan mengadakan cullusive agreement (perjanjian penggabungan).Dengan penggabungan seperti ini produsen-produsen secara bersama akan berperilaku seperti halnya monopolis. Kartel didalam pakteknya dibagi menjadi dua bentk, yaitu Kartel dengan tujuan memaksimumkan keuntungan pasar dan kartel dengan tujuan membagi pasar.

a. Kartel dengan tujuan memaksimumkan keuntungan


Dalam kasus ini masalah yang dihadapi oleh kartel adalah

tidak hanya menentukan harga jumlah output yang harus dipoduksi agar keuntungan pasar maksimum tetapi juga penentuan jatah output yang harus diproduksi oleh masing-masing produsen anggota dan juga pembagian keuntungan tersebut antar mereka. Kartel dalam hal ini mempunyai wewenang yang mutlak dalam menentukan maslah-masalah tersebut.

Lanjutan..
Kartel mempunyai kurva-kurva ongkos produksi (kurva-kurva in hanya bersifat khayal) yang sama degan kurva-kurva yang dimiliki oligopolist. Dari penjumlahan kurva-kurva MC yang dimiliki oleh masing-masing oligopolist di pasar diperoleh kurva MC kartel. Untuk menentukan tingkat output

optimal bagi kartel kurva MC tersebut harus digabungkan dengan kurva MR yang ada di pasar. Output optimal terjadi pada waktu kurva MC tepat berpotongan dengan kurva MR dan memotong dari bawah.

Gambar 1.a. Output keseimbangan dalam model kartel dengan tujuan maksimasi keuntungan
P C p a C b e1 MC1 AC1 p g h f e2 Q (b)
MC = MC1 + MC2

P C

MC2

AC2

Q1 (a)

P C

Q2

P e

D
MR

Q = Q1 + Q2 (c)

Penjelasan gambar 1.a


Dlam gambar tsb, dimisalkan di pasar hanya ada dua

oligopolist, yang masing-masing mempunyai struktur ongkos seperti yang digambarkan dalam panel a dan b. Kurva-kurva MC yang ada dalam gambar tersebut jika dijumlahkan secara horizontal dapat diperoleh kurva MC yang ada pada panel c, inilah kurva MC kartel. Dengan kurva permintaan pasar yang tertentu (misal kurva DD) maka output optimal, yaitu output yang menghasilkan keuntugan pasar maksimum. Dan output optimal terjadi pada tingkat output Q = Q1 + Q2, yaitu pada waktu kurva MR berpotongan dengan kurva MC kartel (pada panel c dititik e).

Sebab mengapa keuntungan pasar dalam kenyataanya sulit untuk dicapai


1. Adanya kesalahan di dalam memperkirakan 2. 3. 4. 5.

permintaan pasar. Adanya kesalahan di dalam memperkirakan MC. Proses penggabungan perusahaan yang ada pada umumnya berjalan lamban. Adanya kekakuan (stickeness) mengenai tingkat harga yang telah disetujui kartel. Adanya rasa keengganan terhadap campur tangan pemerintah.

2. Kartel dengan tujuan membagi pasar


Dalam pebentukan kartel model yang kedua ini

perusahaan-perusahaan anggota sepakat untuk membagi pasar, tetapi mereka masing-masing sampai batas tertentu masih mempunyai kebebasan untuk menentukan bentuk output menentukan bentuk outut dan berbagai kegiatan penjualan yang lain. Dalam model ini ada dua konsep dasar yang dapat digunakan untuk pembagian pasar, yaitu:
Melalui kesepakatan tingkat harga jual (non-price competition). b) Melalui penetapan kuota (determination of quotas).
a)

a. Pembagian pasar melali perjanjian kesepakatan tingkat harga jual


Dalam bentuk pengabungan ini perusahaan anggota kartel

yang posisinya lemah akan setuju untuk menerima harga umum yang berlaku dipasar sebagi tingkat harga jualnya. Harga yang betul-betul di diterima oleh masing-masing perusahaan anggota kartel di tetapkan melalui proses tawar menawar dan harga yang telah disepakati jelas harus mendatangkan tingkat keuntungan tertentu kepada semua anggota kartel. Perusahaan-perusahaan anggota kartel, dimungkinkan untuk masih saling bersaing tetapi bukan dalam bentuk tingkat harga melainkan bersaing melalui kualitas dan penampilan produk, advertensi dan berbagai macam kebijaksanaan pemasaran. Semua itu dimaksudkan untuk lebih memperbesar bagian pasar mereka.

Gambar 1.b. Output keseimbangan dalam model kartel dengan tujuan pembagian pasar melalui kesepakatan harga jual

P C

MCA

P C

PM

PM

PM

PB

MC B
e MR
Q 0

MRA
0 Q

MRB 0 QM

Perusahaan A

Perusahaan B

Perusahaan C

Penjelasan gambar 1.b.


Dalam gambar ini diandaikan perusahaan B mempunyai

struktur ongkos yang lebih rendah dibanding A. Dengan demikian perusahaan B mempunyai dorongan untuk menetapkan harga yang lebih rendah dari harga yang ditetapkan monopolist dan perusahaan B akan mendorong A keluar dari pasar. Oleh sebab itu bentuk kartek kedua ini sering disebut dengan bentuk penggabungan yang tidak stabil.

b. Pembagian pasar melalui perjanjian penetapan kuota


Yaitu suatu perjanjian yang berisi kesepakatan mengenai jumlah yang dapat dijual oleh masingmasing perusahaan anggota kartel pada tingkat harga yang telah ditetapkan. Apabila semua perusahaan anggota memiliki

struktur ongkos yang sama maka pemecahan pasar akan berupa pemecahan ala monopoli dan pasar akan terbagi sama rata kepada semua perusahaan anggota kartel.

Gambar 1.c Output keseimbanagn dalam model kartel dengan tujuan pembagian pasar melalui penetapan kuota

P C MC1 PM

P C MC2 PM

P C MC=MC1+MC2

PM
D =D1+D2

D1 MR1 O q1 Q1 O Q2 MR2

D2 O

q1

q2 QM

MR

Q2

Penjelasan gambar 1.c


Pada gambar a.3, harga monopolist adalah PM. Dan

kuota yang disepakati oleh masing-masing perusahaan adalah Q1 = Q2 = QM. Jika seandainya struktur ongkos produksi untuk masing-masing perusahaan berbeda maka kuota dan bagian pasar masing-masing perusahaan akan berbeda. Pembagian pasar untuk perusahaan-perusahaan ditentukan berdasarkan kekuatan tawar-menawar. Kuota yang akhirnya benarbenar diterima oleh masing-masing perusahaan ditentukan oleh dua hal, yaitu struktur ongkos produksi dan kemampuan tawar-menawar pada waktu membentuk kartel,

2. Kepemimpinan harga
Penggabungan perusahaan model kepemimpinan harga

lebih banyak disenangi dibandingkan kartel, hal ini disebabkan karena dalam model kepemimpinan harga, semua perusahaan anggota mempunyai kebebasan penuh didalam melakukan kegiatan penjualannya dan begitu juga menegnai kegiatan produksi. Dalam model penggabungan kepemimpinan harga apabila produk yang dihasilkan produsen anggota bersifat homogen dalam perusahaan-perusahaan tersebut trepusat pada satu daerah tertentumaka ada kecenderungan harga akan sama. Namun apabila produk yang dihasilkan bersifat beda-beda maka ada kecenderungan harga juga tidak akan sama.

Lanjutan..
Dalam model kepemimpinan harga ada beberapa

bentuk penggabungan antara lain:


Kepemimpinan harga oleh perusahaan yang mempunyai struktur ongkos yang rendah. b) Kepemimpinan harga oleh perusahaan yang terbesar. c) Kepemimpinan harga yang bersifat barometris.
a)

a). Kepemimpinan harga oleh perusahaan yang mempunyai struktur ongkos terendah Dalam model ini kepemimpinan harga ini ditekankan bahwa perusahaan yang kuat bertindak sebagai penentu harga, sedangkan perusahaan yang relatif lemah hanya bertindak sebagai penerima harga. Namun hal ini juga harus diikuti dengan kesepakatan mengenai pembagian pasar, dalam arti ketentuan mengenai berapa jumlah output yang harus dihasilkan oleh masing-masing perusahaan. Sebab kalau tidak, perusahaan pengikut tersebut ada tendensi untuk menghasilkan output dalam jumlah yang lebih sedikit dari seharusnya. Hal itu akan mendorong keuntungan yang diterima perusahaan penentu harga tidak akan pada tingkat maksimum lagi.

b). Kepemimpinan harga oleh perusahaan yang terbesar (dominan)


P D S1 P C

D1 P1
Penawaran prusahaan pengikut B Penawaran perusahaan pimpinan

P1

MC c
b AC

P
P2 P3 0

P
D2 D3 D Q 0 P2 a P3

dL Q1 Q2 MR Q3 Q

(a)

(b)

Gambar a.3 Output keseimbangan dalam model kepemimpinan harga perusahaan dominan

Penjelasan gambar a.3


Perusahaan dominan dalam hal ini memperoleh

keuntungan maksimum yaitu dengan jalan menyamakan MC dan MR-nya, tetapi perusahaanperusahaan kecil pengikutnya hanyalah menerima tingkat harga yang berlaku dipasar yang telah ditetapkan oleh perusahaan dominan, dan perusahaan-perusahaan pengikut tsb mungkin dapat menerima keuntungan maksimum tetapi mungkin juga tidak, tergantung pada struktur ongkos yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan.

c). Kepemimpinan harga yang bersifat barometris


Dalam model ini dianggap bahwa semua perusahaan yang

ada di pasar (baik resmi maupun tidak) untuk selalu mengikuti perubahan tingkat harga yang dilakukan oleh perusahaan yang dianggap lebih mengenal keadaan pasar untuk masa-masa yang akan datang. Perusahaan-perusahaan yang ada dipasar akan memperlakukan satu perusahaan yang hebat sebagai barometer; perusahaan tersebut dalam teori ekonomi sering disebut dengan perusahaan barometris. Dalam model ini perusahaan yang menjadi pimpinan dipasar, adalah perusahaan yang memiliki reputasi baik, bukan perusahaan yang terbesar atau perusahaan yang mempunyai struktur ongkos terendah.

Kelompok 9 : Fakhrizal Aji Pratama (20110430044) Risqi Setiani (20110430032)

11.A Permintaan Perusahaan Akan Faktor Produksi Variabel Tunggal


Fungsi Produksi

Ada sebuah hubungan teknologi yang terkenal antara masukan faktor variabel pada satu pihak, dengan jumlah keluaran di pihak lain. Ini dikenal sebagai Hukum Hasil yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns).

Hukum Hasil Yang Berkurang


Kurva disamping menunjukkan fungsi produksi total (tpa). Bagi fungsi yang digambarkan disini, hasil marjinal yang semakin menurun terhadap pemakaian faktor A pertama kali terjadi (kurva mpa mencapai puncaknya), kemudian terjadi hasil rata-rata yang semakin menurun (kurva apa mencapai puncaknya) dan akhirnya terjadilah hasil total yang semakin menurun (kurva tpa mencapai puncaknya, pada keluaran q yang dapat diproduksikan maksimum)

Dari Fungsi Produksii Ke Fungsi Biaya

Ini dimaksudkan untuk menunjukkan bagaimana fungsi produksi dipergunakan sebagai pondasi bagi bentuk berbagai fungsi biaya (biaya total, biaya rata-rata, biaya marjinal)

Fungsi produksi yang terbalik (invert) dinyatakan

secara matematis sebagai : a = (q) maka fungsi biaya, bagi suatu faktor variabel A adalah : C = F + h (q) hubungan antara biaya dan keluaran ini selengkapnya ditentukan dengan dimaksudkannya biaya tetap F dan harga sewa h

Dari Fungsi Produksi Sampai Fungsi Biaya


Geometri, jika kita mengalikan sumbu horisontal diagram sebelumnya dengan harga sewa konstan h, maka dimensionalitas bergeser dari unit-unit keluaran (a) ke unit-unit biaya variabel (ha). Diputar 180 dan terbalik, kurva tp . Gambar di samping sebenarnya menjadi kurva biaya variabel total V. dengan pertimbangan yang sama kurva mp diagram sebelumnya dapat diubah menjadi kurva biaya marjinal MC di samping, dan kurva apc menjadi kurva biaya variabel rata-rata AVC disamping

Permintaan Perusahaan Akan Jasa Faktor Produksi

Untuk menentukan penggunaan faktor produksi A yang optimum, perusahaan harus menyeimbangkan hasil dari penggunaan A terhadap harga sewa h.

Dua unsur yang terlibat dalam menghitung hasil ini :

Produktivitas fisik A sebagai suatu masukan terhadap produksi, dan 2. Pendapatan yang diperoleh dari satuan-satuan barang yang diproduksi
1.

Dalam pembahasan unsur pendapatan hanya

pendapatan marjinal yang paling penting tapi jika perusahaan merupakan pengikut harga bukan hanya di dalam pasar faktor produksi tapi juga dalam pasar produk, tambahan terhadap pendapatan dari penjualan satu satuan produk lagi adalah harga produk P itu.

11.B Permintaan Perusahaan Akan Beberapa Faktor Variabel


Fungsi Produksi

Piliha perusahaan untuk menyewa faktor-faktor adalah analog dengan keputusan konsumen mengenai pembelian barang-barang konsumsi. Tepat seperti barang-barang konsumsi dapat dipandang sebagai guna (utility), maka faktor-faktor masukan sebagai produk. Hubungan antara masukan dan keluaran adalah fungsi produksi dari perusahaan.

Keluaran Sebagai Fungsi Suatu Masukan


Keluaran q, yang diukur secara tegak, diperlihatkan sebagai suatu fungsi dari jumlah-jumlah masukan a dan b, CC, DD, EE adalah garisgaris tinggi yang tingginya (keluaran) sama pada permukaan tiga dimensi itu. Kurva-kurva C C, D D, dan E E merupakan proyeksi proyeksi dari garis-garis ini pada bidang dasar.

Keputusan Pengerjaan Faktor Produksi : Geometri

Keputusan penggunaan faktor dari sebuah perusahaan yang menggunakan dua faktor variabel memiliki dua aspek, yaitu : 1. Penentuan proprsi (perbandingan) faktor produksi relatif yang optimum 2. Penentuan skala yang paling menguntungkan.

Keseimbangan Faktor Produksi Optimum


Pada suatu tingkat biaya tertentu C = ha + hb, pengerjaan faktor produksi yang terbaik adalah a dan b pada titik Q titik singgung antara garis biaya sama (iso cost) C dengan garis keluaran tertinggi yang dapat dicapai q

Jalur Ekspansi Skala Pada suatu garis biaya sama (isocost) bersinggungan dengan suatu isokuan keluaran menggambarkan keluaran terbesar yang dapat tercapai pada biaya itu. Setiap persinggungan (titik singgung) semacam itu menunjukkan proporsi faktor produksi yang terbaik untuk tingkat biaya dan keluaran itu. Jalur ekspansi skala SEP menghubungkan seluruh titik singgung itu.

Pergeseran Dalam Harga Faktor Produksi

Harga suatu faktor produksi memiliki efek (pengaruh) substitusi dan efek skala atas pengerjaan faktor produksi itu. Efek substitusi yang terjadi dari perubahan pada proporsi faktor produksi karena pergeseran dalam harga-harga relatif faktor produksi h / hb ; efek skala terjadi dari efek atas keluaran optimal karena perubahan pada biaya marjinal MC.

Perubahan dalam harga faktor produksi memiliki efek

substitusi dan efek skala atas penggunaan keluarannya yang selalu pada arah normal. Relatif semakin akan lebih banyak digunakan faktor produksi yang kini menjadi semakin murah. Efek skala dari suatu penurunan pada harga faktor produksi biasanya menaikkan keluaran dan sebaliknya.

Permintaan Perusahaan Akan Faktor Produksi

Dalam keadaan satu faktor tunggal,kurva permintaan perusahaan akan faktor produksi variabel ditentukan oleh kurva produk penghasilan marjinal mrp-nya. kurva permintaan perusahaan atas faktor variabel yang manapun masih tergantung pada produk pendapatan marjinal faktor produksi itu.

$/a

ha*

G K

ha

mrpa(b=b) mrpa(b=b)

a 0 a a^ a

Kurva Permintaan Perusahaan Akan Faktor Produksi

11.C Permintaan Industri Akan Faktor Produksi


Kurva permintaan industri akan suatu faktor produksi

A cenderung lebih curam (kurang elastis) daripada kurva-kurva penjumlahan horisontal yang merupakan keseluruhan dari kurva-kurva permintaan faktor produksi perusahaan akan A : i. Bila kurva permintaan konsumen akan produk industri itu sangat inelastis ii. Bila kurva-kurva penawaran dari faktor-faktor produksi lain yang komplementer terhadap A sangat inelastis

11. D. Monopsoni Dalam Pasar Faktor Produksi


Merupakan analisa seoarang pembeli yang hanya satu

atau monopsoni pada sisi permintaan dari pasar faktor produksi.

Monopsoni Dalam Pasar Faktor Produksi


Kurva penawaran atas A yang naik bagi perusahaan, S juga merupakan kurva biaya faktor produksi rata-rata afca. Kurva biaya faktor produksi marjinal mfca dengan begitu terletak diatas afca. Pengerjaan faktor yang optimum bagi perusahaan adalah a*, dimana kurva mfca dan mrpa berpotongan (titk M), harga sewa ha* yang ada kaitannya adalah harga pada kurva Sa pada tingkat pengerjaan ini.

11. E. Suatu Penerapan : Hukum Upah Minimum


Dua model ekonomi bersaing untuk menjelaskan atau

meramalkan akibat-akibat peraturan mengenai upah minimum: model pasar persaingan (competitive-market model) lawan model pasar monopsoni (monopsony market model).

Upah minimum,model persaingan


w
kesenjangan pengangguran B s

C
F wc Efek Disemployment E

Ld

Lc

Ls

Cont
Keseimbangan persaingan pada titik E berkaitan

dengan upah wc dan pengerjaan Lc. Bila suatu upah dasar atau upah minimum diberlakukan pada tingkat w, kesempatan akan turun ke Ld. Jumlah FE merupakan Disemployment Effect. Pada upah yang lebih tinggi akan terdapat Ls unit tenaga kerja yang mencari pekerjaan, sehingga kesenjangan pengangguran yang dirasakan akan berupa jumlah BC yang lebih besar.

Model pasar persaingan jelas menyangkut baik disemployment

(lebih sedikit L yang dipekerjakan) dan pengangguran (suatu kesenjagan penawaran-permintaan) sebagai akibat ditetapkannya upah minimum yang lebih tinggi daripada keseimbangan yang tidak dikendalikan. Model pasar monopsoni memiliki tiga akibat yang mungkin terjadi: 1) Pada suatu upah minimum w yang relatif rendah,kesempatan kerja naik dan tidak ada pengangguran yang terasa. 2) Pada upah minimum w yang merupakan pertengahan ,kesempatan kerja naik tetapi juga terdapat pengangguran. 3) Pada upah minimum w yang relatif tinggi. Terdapat baik disemployment maupun pengangguran yang cukup besar.

TERIMA KASIH

Oleh : Risqi Setiani Fakhrizal Aji Pratama

(20110430032) (20110430044)

A. Optimum dari pemilik sumber daya


Gambar A.1 Optimum pemilik sumber produksi
Arah preferensi
U2 U1

K
Pendapatan

U0

I+ 0

G*

E
R+ Waktu luang

Keterangan gambar A.1


Pada gambar A.1 memperlihatkan peta preferensi seseorang

dalam bentuk kurva-kurva indefferen U0, U1, U2, antra pendapatan I dan waktu luang R. Anak-anak panah yang menunjukan arah preferensi menunjukan bahwa pendapatan dan waktu luang keduanya merupakan barang baik. Sebelum berlangsung suatu pertukaran. Orang yang berada pada posisi awal E memiliki R* unit waktu luang (misal 24 jam) dan I* unit pendapatan bukan tenaga kerja yang disumbangkan.Batas kanan pada R* kurva tersebut menyatakan bahwa, apapaun juga, orang itu tidak dapat membeli lebih dari 24 jam waktu luang setiap hari; batas pada sebelah kiri pada nol menyatakan bahwa orang itu tidak dapat menjual lebih dari 24 jam waktu kerja setiap harinya.

Lanjutan.. Susunan kemungkinan (opportunity set) adalah daerah yang


gelap yang terletak di bawah garis EK. Mulai dari E, dengan terjualnya satu jam kerja (dengan dikorbankannya satu jam waktu bersantai/luang), orang itu menerima tarip hL satu jam sebagai penukarannya. Dimana hL merupakan hargasewa tenaga kerja. Garis anggaran memiliki kemiringan yang konstan I/R = hL. Optimum pengerjaan sumber orang (keseimbangan antara penggunaan pasar dengan penggunaan cadangan dari sumber waktu kerja) adalah posisi titik singgung G* pada gambar A.1. Jadi G* adalah titik pada kurva indefferen yang tertinggi yang dapat dicapai dalam susunan kemungkinan itu.

C. Penawaran sumber produktif ke pasar dan keseimbangan faktor produksi-pasar


Gambar C.1.1 Kurva penawaran tenaga kerja melengkung ke

belakang
hL sL Tingkat upah hL hL ho L

Kurva penawaran tenaga kerja yang terlihat disini memiliki kemiringan positif yang normal untuk tarip upah sampai hL tetapi akan melengkung kebelakang di atas upah itu.

0 Tenaga kerja

Gambar C.2 Keseimbangan dalam pasar faktor produksi


hL Tingkat upah sL

h*L DL

L*

Perpotongan antara kurva permintaan agregat (keseluruhan) akan tenaga kerja DL dengan kurva penawaran keseluruhan akan tenaga kerja sL menentukan tarip upah keseimbangan h*L dan tingkat pengerjaan (kesempatan kerja) pasar L*.

Tenaga kerja

1.

Beberapa pengaruh penting yang menggeser fungsi penawaran faktor produksi

2.

3.

4.

Kekayaan: Semakin besar potensi kekayaan yang dimiliki semakin meningkatkan kemampuan pemilik sumber produktif untuk membeli guna cadangan dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya, dengan begitu cenderung mengurangi penawaran yang ditawarkan dipasar. Trend sosial dan masalah hukum: Kekuatan-kekuatan sosial dan hukum kadang-kadang mendorong ataupun menghambat tersedianya faktor-faktor produksi di pasar. Investasi dan akumulasi: pada abad-abad terakhir didunia Barat, penumpukan sumber-sumber produktif yang diproduksi manusia semakin besar, setiap generasi juga telah menyusun/mengatur kegiatannya untuk mewarisi generasi penerusnya. Demografi: Pertumbuhan jumlah manusia sejajar dengan akumulasi barang.

D. Monopoli dan kartel dalam penawaran faktor produksi


Karena produk setiap perusahaan pada suatu segi

bersifat unik, setiap perusahaan memiliki kekuatan monopoli sampai tingkat tertentu pada sisi penawaran dari pasar produk itu. Kekeuatan monopoli atas penawaran sumbersumber produktif mungkin hanya pentig dalam kasus yang sangat tidak bisa seperti bintan film, juara atletik, tetapi kartel-kartel dari para penyedia sumber produksti( mislnya serikat buruh) sangat umum terdapat.

D.1 Optimum pemilik sumber produktif yang memegang monopoli


Solusi formal bagi para pemegang monopoli

atas sumber produktif sangat sederhana dalam masalah yang istimewa di mana pemilik tidak memiliki guna cadangan bagi faktor produksi itu, maka mereka akan berusaha memaksimalkan pendapatan total yang biasa disebut dengan Faktor Produksi Total (Total Factor Income=TFI)

Gambar D.1.1 Monopoli Faktor Produksi-Tanpa kegunaan Cadangan


$

$/L TFI
Dollar per tenaga kerja unit

Dollar

h*L

MFI 0 L* Tenaga kerja


R

AFI DL

L* Tenaga kerja

Keterangan gambar D.1.1


Pada panel atas , kurva pendapatan faktor produksi Total

TFI menggambarkan penghasilan total seorang penjualpemegang monopoli atas suatu jasa sumber produktif. Pada panel bawah, kurva yan sama dari pendapatan faktor produksi rata-rata AFI juga merupakan kurva permintaan DL akan faktor produksi itu. Garis yang putus-putus adalah pendapatan faktor produksi marjinal MFI yang berkaitan. Pada pengerjaan L*, TFI berada pada puncaknya, sementara MFI nol. L* merupakan tawaran pengerjaan yang leih disukai dari seorang pemegang monopoli faktor produksi yang tidak memiliki kegunaan cadangan atas sumber produktif itu.

Bila ada penggunaan cadangan dari faktor produksi itu,

pemegang monopoli harus menyeimbangkan kegunaankegunaan itu terhadap penghasilan faktor produksi yang semakin meningkat di pasar. Seperti yang dijelaskan dalam gambar D.2 berikut:

Gambar D.1.2 Pemegang monopoli faktor produksi dengan kegunaan cadangan I


I U K I* G*

I+

E R R* L* R+ Kegunaan cadangan

D.2 Kartel Sumber Produktif


Serikat buruh sering disebut sebagai monopoli tenaga

kerja. Secara teknis serikat buruh merupakan kartel, kerjasama antar penyedia sumber produktif dan mungkin mereka dapat mempengaruhi akibat kuantitas-harga di pasar. Pada umumnya, kartel-kartel penyedia sumber-sumber produktif yang tidak terikat ketat organisasinya mendapatkan kenyataan bahwa lebih mudah untuk mencapai tujuan mereka dengan membatasi pemasukan anggota ke bidang usaha mereka daripada memperoleh dan mengadakan perjanjian (persetujuan) mengenai harga.

E.Pembagian Pendapatan Fungsional


Masalah Klasifikasi

Faktor-faktor produksi secara tradisional dibagi menjadi 3 kelompok :


Tenaga Kerja Tanah Modal

Disesuaikan dari 3 hasil faktor produksi fungsional, yaitu : upah bagi tenaga kerja, sewa tanah, dan bunga untuk modal

Dalam masyarakat modern seorang buruh tidak perlu

menjual tenaga kerja mentah, tetapi kemampuannya yang telah terlatih dan berpendidikan untuk melakukan usaha. Latihan merupakan bagian dari modal pekerja, tepat seperti sebuah alat yang dimiliki seorang pekerja sebagai modal. Kurva penawaran tanah untuk semua kegunaan akan berbentuk garis tegak lurus yang tidak tergantung pada harga

Suatu Penerapan : Investasi Dalam Modal

Manusia Ada suatu interaksi yang menarik antara hasil dari investasi dalam modal manusia dan pilihan antara pendapatan-lawan bersantai (keputusan pengerjaan sumber produktif )

Imbalan Pendidikan
Orang disini tidak peduli akan membuat atau tidak melakukan suatu investasi dalam pendidikan. Dengan kekayaan pada E, garis anggaran mula-mula EK memungkinkan pencapaian G* pada kurva indiferen U. dengan mengeluarkan biaya pendidikan, yang digambarkan oleh jarak vertikal EE, menaikkan upah pasar, dan memungkinkan orang itu bergerak pada garis anggaran EK yang lebih curam. Tetapi optimum titik singgung D* dengan G* menunjukkan bahwa orang yang melakukan investasi pendidikan kemudian akan memilih lebih sedikit santai (waktu luang) dengan itu pendapatan yang lebih besar.

Modal Lawan Pendapatan - Sumber-sumber Produktif

dan Jasa Tingkat Bunga. Kunci untuk mengerti sifat modal yakni terletak pada perbedaan (kontras) antara modal dan pendapatan. Kontras ini berdasar pada perbedaan antara sumber suatu sumber jasa-jasa produktif dengan jasa-jasa produktif itu sendiri.

Sumber-sumber jasa faktor produksi merupakan

modal seseorang atau suatu bangsa.. Tanah adalah modal, mesin dan gedung adalah modal, dan latihan, kekuatan, ketrampilan manusia sebagai sumber tenaga kerja adalah modal.

Dua arti penting dari kata modal yakni modal-nyata

(modal riel = riel capital) lawan nilai-modal (capital value). Modal riel berarti sumber-sumber produktif itu sendiri, gedung, tanah, tenaga kerja, dan lain-lain. Nilai modal adalah penilaian pasar atas sumbersumber produktif itu.

Bunga bukanlah hasil (imbalan) terhadap suatu faktor

produksi tertentu yang disebut modal. Sesuatu pendapatan faktor produksi merupakan hasil bunga atas nilai modal dari sumtu dengan nilai dari sumber jasa-jasa faktor produksi.ber produktif yang ada hubungannya. Dalam kata lain, tingkat bunga, bagi sesuatu faktor produksi, adalah rasio antara harga sewa antara faktor produksi i

12. F Rente Ekonomis dan Surplus Produsen


Rente ekonomis yaitu bagian dari hasil faktor produksi

yang berlebih atas jumlah minimum yang diperlukan untuk mendorongnya dipekerjakan.

Rente Ekonomis, I
Bila kurva penawaran Sa faktor produksi A berbentuk vertikal, seluruh peneria pasar bagi penyedia (segi empat yang tingginya merupakan harga sewa ha* dan dasarnya adalah pengerjaan A*) merupakan rente ekonomis suatu kelebihan atas pembayaran minimum yang diperlukan untuk menarik satuansatuan faktor produksi itu ke pengerjaan.

Rente Ekonomis, II
Bila Sa memiliki kemiringan keatas, rente ekonomis merupakan daerah yang terletak diatas kurva penawaran tetapi di bawah harga sewa keseimbangan pasar ha*.

G Modal Pilihan Antar Waktu dan Aliran Arus Kegiatan


Ada dua aspek dalam pengambilan keputusan, sebagai

konsumen dan sebagai pemilik sumber produktif. Tetapi selalu masih terdapat dimensi pilihan yang ketiga : antara konsumsi dengan pemilikan sumber produktif yang semakin meningkat.

Lingkaran Arus Kegiatan Ekonomi: Konsumsi dan Investasi

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai