Anda di halaman 1dari 6

UJI VICKERS PADA KOMPOSIT SIC-Al

Tofan Tri Oktara, Ali Maschur, Anis Nur Laili, Irwan B., Khusnul Umaroh, Rohadiana DN. Mahasiswa !asca "ar#ana $isika $MI!A IT".

Abstrak
Eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui struktur mikro komposit SiC-Al dan mengetahui sifat mekanik (kekerasan) komposit SiC-Al. Uji kekerasan Vickers pada komposit SiC-Al ang telah disintering pada suhu !"" oC dan ditahan selama #" menit. $emudian suhu dinaikkan sampai %%"oC dengan &aktu penahan # jam. Untuk mengetahui kekerasan sampel dilakukan dengan beban %" g terhadap tiga titik ang berbeda dan masing-masing ditekan selama ' sekon( dan dengan fraksi )olume SiC *"+-Al ,"+ diperoleh struktur mikro komposit .V/ ang distribusin a (filler) kurang merata dan nilai kekerasan material komposit SiC-Al sebesar #*(-

Keywords : Uji Vickers

PE!DA"U#UA! Seiring dengan ang ang adalah kemajuan ilmu dengan salah aitu

disc (rem cakram) dan komponen produk otomotif ang lainn a. Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui stuktur mikro komposit SiC-Al dan mengetahui

pengetahuan dan teknologi( dilakukan penelitian 0enelitian satun a disesuaikan dikembangkan ilmu bahan( kebutuhan manusia ang makin kompleks.

sifat

mekanik (kekerasan) komposit SiC-Al.

komposit. $omposit merupakan kombinasi dua bahan atau lebih ang memiliki sifat berbeda dari bahan pembentukn a( misaln a komposit SiC-Al. $omposit ini
mempun ai keunggulan dalam kekuatan dan ketahanan terhadap aus. 0enggunaan komposit ini adalah sebagai material dasar komponen produk otomotif seperti gear( piston( brake

TI!JAUA! PUSTAKA

$ 1 SI#IKO! KAR%IDA
Silikat karbida (SiC) merupakan

sen a&a kristalin

ang mempun ai sifat aitu sekitar

mekanik dengan kekerasan paling tinggi dan mempun ai titik leleh tinggi
o

#1*, C. SiC ang memiliki kemurnian paling tinggi. 2emiliki berat atom !"(3 gram( terdiri

atas ,"("!+ Si dan *-("'+ C. Sifat lainn a adalah tidak larut dalam air dan pelarut lainn a( lebih dikenal dengan nama carborundum dan moissanite.

2aterial sifatn a berbeda

komposit dari

merupakan ang masing-masing

kombinasi dua bahan atau lebih

bahan pembentukn a. $ombinasi bahan ang baru diharapkan memiliki sifat ang lebih baik sesuai dengan tujuan

$ $ A#UMI!IUM Aluminium mempun ai struktur

pembuatann a. 0en usun material komposit antara lain7 logam dengan logam( logam dengan polimer( logam dengan keramik( keramik dengan polimer( dll. Ada beberapa hal ang perlu diperhatikan dalam pembuatan komposit( aitu7 Adan a ikatan antar permukaan kuat antara matriks dengan penguat. 4iller harus memiliki modulus ang

kristal kubus pusat sisi (4CC) dengan jarijari atom sebesar "(3!*3 nm. 5eberapa diantara sifat fisis aluminium adalah mempun ai nomor atom 3*( massa jenis #(, gr6cm*(dan modulus elastisitas #*1'(', /6mm. menjadi Aluminium kelabu ber&arna jika perak terjadi mengkilap serta akan berubah &arna muda pembentukan oksida saat di udara. Aluminium dalam keadaan murni memiliki titik leleh ''""C sedangkan paduann a antara %%""C sampai ''""C.
Aluminium termasuk logam dengan densitas ang relatif rendah aitu sekitar #('-- gr6cm .
*

elastisitas matriksn a..

ang lebih tinggi daripada

Aluminium merupakan logam ang ringan dengan sifat mekanik berupa keuletan ang lebih besar dari baja. Sifat listrik aluminium berupa kondukti)itas panas ang baik. Aluminium juga memiliki massa jenis rendah reflektifitasn a tinggi terhadap panas dan caha a serta ketahanan terhadap korosi ang baik dan non toksin. $ & MATERIA# KOMPOSIT

$ ' META#UR(I SER%UK 0roses metalurgi serbuk terdiri dari berbagai pengujian. 5eberapa metalurgi( aitu7 $ecepatan produk tinggi 2emiliki presisi tinggi keuntungan proses macam tahapan aitu7 pen usunan( penekanan( pemanasan dan

0roses dilakukan pada suhu rendah Sedangkan keterbatasan metalurgi serbuk adalah sebagai berikut7 Serbuk mudah terkontaminasi jika

dan floating die bila pendorong ba&ah tetap sedangkan die dan pendorong atas bergerak. 0enekanan merupakan salah satu cara untuk memadatkan serbuk. 8erdapat dua cara penekanan panas (hot compaction). aitu penekanan dingin (cold compaction) dan penekanan

proses pen impanan kurang benar Sulit mendapatkan padatan ang merata 0ada metalurgi serbuk( kualitas

bahan ang dihasilkan sangat dipengaruhi saat pencampuran ang ditentukan oleh aitu kehomogenan serbuk pen usunn a. Ada dua macam proses pencampuran proses kering (dry mixing) dan proses basah (wet mixing). Cara pencampuran basah lebih sering digunakan dengan menambahkan media pelarut organik (alkohol6etanol6/-butanol).

Selama

penekanan(

terdapat

pergeseran antar pertikel maupun partikeldinding cetakan( maka dari itu distribusi tekanan tidak merata keseluruh padatan sampel. Akibat hasil pada dari ang itu akan mempengaruhi ditemukan umumn a diperoleh pada

setelah dikeluarkan dari cetakan. Sering cacat cacat pellet( tersebut berbentuk

laminasi( tutup diujung (end cap) dan tutup cincin (ring cap). $ ) PRESSI!( 0enekanan kompaksi (pressing) adalah $ * SI!TERI!( Sintering adalah suatu proses temperatur tinggi) menurunkan energi ang

ang secara simultan dengan

pencetakan dari bubuk atau granular dalam cetakan die atau mold. 8ahapan 9 tahapan pencetakan dalam die adalah (3) pengisian die dengan bubuk( (#) kompaksi dan pembentukan( dan (*) mengeluarkan dari cetakan. :ikenal beberapa metoda penekanan( single action7 bila pendorong atas saja ang bergerak( double action 7 bila kedua pendorong bergerak( die tetap;

meliputi pembakaran (pemanasan pada ang secara global bebas disertai

perubahan dimensional. :alam proses ini terjadi kenaikan kohesi antara partikelpartikel pen usun benda dan pemadatan melalui proses eliminasi porositas. Selama proses diperlukan energi agar sistem dapat

berubah( terjadi perubahan ukuran butir (grain). 0roses ini adalah proses untuk termodinamika irre)ersible & METODO#O(I PE!E#ITIA!

mengubah kumpulan-kumpulan partikel ang tidak stabil menjadi lebih stabil. :alam teknik metalurgi serbuk( sintering merupakan tahapan ang penting.

& 1 A#AT DA! %A"A! 0eralatan sebagai berikut7 3) 8imbangan digital ang digunakan adalah

8erdapat sintering( intermedier aitu dan

tiga tahap pada susunan

tahapan a&al( akhir. keadaan partikel

dalam tahap Secara a&al !) 0ompa penekan hidrolik %) 0eralatan o)en6 furnace ') <erinda dan pengampelas ,) 2ikroskop optik 5ahan ang digunakan sebagai pen usun komposit adalah7 3) Serbuk logam aluminium (Al) #) Serbuk silikon karbida (SiC) *) =arutan alkohol -'+ !) >inc stearat tidak #) 2agnetik stearer *) Cetakan sampel die (mold)

tahap

mikrostruktural sintering ke atau satu dan

terdapat pemuaian( belum terjadi proses berubah. Selama sintering( pada tahapan terjadi pen usunan kembali untuk (rearrangement)( rotasi aitu sedikit gerakan partikel-partikel

mempertinggi jumlah kontak antarpartikel dan pembentukan kaitan antarbutir (neck). :alam tahapan intermedier (kedua)( ukuran kaitan antar butir tumbuh dan porositasn a menurun dikarenakan gerakan mendekat partikel-partikel. 0ada tahapan ini mulai terjadi pertumbuhan butir (grain growth). :alam tahap akhir( terjadi eliminasi porositas melalui difusi batas butir dan pertumbuhan butir. 0arameter sintering( sintering diantaran a dan

& $ PROSEDUR PE!E#ITIA! 0rosedur penelitian adalah sebagai berikut7 ang dilakukan

adalah temperatur( &aktu( lingkungan kecepatan pemanasan( kecepatan pendinginan.

3.

0enimbangan serbuk silikon karbida dan aluminium dengan prosentase SiC *"+ dan Al ,"+ (mSiC ? 3(1,! g dan mAl ? !(3,, g).

Untuk

mengetahui

kekerasan %" g

sampel dilakukan dengan beban terhadap tiga titik

ang berbeda dan

masing-masing ditekan selam ' sekon. kedua bahan dan dengan ' A!A#ISA DATA DA! PEM%A"ASA! 5erdasarkan uji metalografi dengan menggunakan mikroskop optik diperoleh gambar sebagai berikut7 ke dalam

#.

2encampur kemudian

melarutkann a

alkohol -'+ dalam magnetic stearer kurang lebih *" menit. 3. Campuran kedua serbuk Al dan SiC kemudian dimasukkan cetakan die ang telah diolesi dengan @inc stearat pada dinding cetakan kemudian di lakukan penekanan (compaksi) dengan tekanan *" k/ dalam &aktu kurang lebih #" menit. #. Sampel6produk hasil penekanan di sintering dalam ruang )akum dengan suhu presintering !""oC dan ditahan selama #" menit. $emudian suhu dinaikkan sampai %%"oC dengan &aktu penahan # jam. & & UJI META#O(RA+I Struktur mikro dari sampel diketahui uji metalografi dengan mikroskop optik. Sebelumn a sampel di amplas sehingga diperoleh permukaan sampel dan mengkilap. & ' UJI KEKERASA! VICKERS ang halus

<ambar 3. 2ikro sampel komposit SiC-Al (2 !%" A) B3?matriC( #?fillerD

5erdasarkan gambar 3 diperoleh hasil pengamatan stuktur mikro pada sampel setelah dipres dan disinter( tampak distribusi filler (Al) dalam matriks (SiC) dengan perbesaran !%"C. 0ada sampel menunjukkan distribusi ang kurang merata. .al ini disebabkan karena tekanan kompaksi padat. ang dilakukan kurang besar akibatn a sampel ang terbentuk kurang

5erdasarkanSedangkan uji kekerasan )ickers diperoleh nilai sebagai berikut7 8abel data hasil uji kekerasan Vickers /o 3 # * :3 (Em) '3(,' '"(%* '*('! :# (Em) '*(#3 '#(*" '#(3* .V/ (kg6mm#) #*(, #!(' #*(!

5erdasarkan

dari

hasil

uji

)ickers

diperoleh nilai kekerasan sampel komposit SiC-Al sebesar #*(- .V/.

KESIMPU#A! DA! SARA!

) 1 KESIMPU#A! :ari hasil pembahasan diatas( dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut7 3. :engan fraksi )olume SiC *"+-Al ,"+ diperoleh struktur mikro komposit #. .V/ ) $ SARA! 0erlu sintering dicoba ang )ariasi lebih komposisi( untuk penekanan serta &aktu dan temperatur lebar mendapatkan hasil ang optimal. ang distribusin a kekerasan (filler) kurang merata. /ilai material komposit SiC-Al sebesar #*(-

Anda mungkin juga menyukai