Anda di halaman 1dari 12

BAB II Radang Pengertian Radang Radang merupakan respons fisiologi lokal terhadap cedera jaringan.

Radang bukan suatu penyakit. Radang dapat mempunyai pengaruh yang menguntungkan, seperti penghancuran mikroorganisme yang masuk dan pembuatan dinding pada rongga abses, sehingga akan mencegah penyebaran infeksi. Secara seimbang, radang juga memproduksi penyakit, misalnya abses otak akan bertindak sebagai lesi ruangan yang menekan bangunan vital sekitarnya, atau fibrosis akibat radang kronis dapat mengakibatkan terjadinya distorsi jaringan yang permanen dan menyebabkan gangguan fungsinya. Radang berdasarkan akt kejadiannya, sebagai! Radang akut Radang akut merupakan reaksi segera jaringan terhadap berbagai macam penyebab yang merugikan, dan dapat berakhir dalam beberapa jam sampai beberapa hari. "roses tersebut biasanya diterangkan dengan akhiran #-itis#, yang didahukui dengan nama organ atau jaringan yang terkena. $arena itu, radang akut meningen disebut meningitis. Rspons radang akut adalah sama, apa pun yang menjadi agen penyebabnya. "enyebab radang akut ! %. infeksi microbial, misalnya bakteri piogenik, virus. &. Reaksi hipersensitivitas, misalnya parasit, basil tuberculosis. '. Agen fisik, misalnya trauma, radiasi pengion, panas dingin. (. $imia i, misalnya korosif, asam, basa, agen pengurang, toksin bakteri ). *aringan nekrosis, misalnya infark iskemik. +acam , macam radang akut ! %. Inflamasi serosa Inflamasi yang diakibatkan karena adanya akumulasi cairan di jaringan dan menunjukkan sedikit peningkatan permeabilitas vaskuler. *ika pada peritoneum, pleura dan pericardium hal ini disebut dengan efusi. -amun juga dapat ditemukan di tempat lain, misalnya ! lepuh karena luka bakar. &. Inflamasi fibrinosa $eadaan dimana meningkatnya permeabilitas vaskuler lebih nyata disertai dengan eksudat dengan mengandung fibrinogen dalam jumlah yang besar. .ibrinogen ini akan diubah menjadi fibrin dengan aktivasi sistem koagulasi. *ika hal ini melibatkan permukaan serosa, misalnya ! pleura atau pericardium disebut dengan pericarditis fibrinosa atau pleuritis fibrinosa. '. Radang kataral

Bila terjadi hipersekresi mukus menyertai radang akut membrane mukus, gambaran ini dikenal sebagai kataral. (. Radang supuratif /purulenta0 Radang ini terdiri dari pus dan beberapa organisme penyebab infeksi yang telah mati dan mengalami degenerasi serta jaringan yang telah mengalami pencairan. "us tersebut dibatasi oleh jaringan bergranulasi atau jaringan fibrosa dan terbentuklah abses. Apabila suatu rongga atau lekuk pada tubuh berisi nanah disebut dengan empiema. +isalnya ! empiema kantong empedu dan empiema appendiks. ). Radang membranosa "ada radang membranosa akut, epithelium dilapisi oleh fibrin. Sel epitel yang mengalami deskuamasi dan sel radang. 1ontoh ! membrane abu , abu yang ditemukan pada faringitis dan laryngitis akibat corynebacterium diphteriae. 2fek radang akut yang bermanfaat ! %. +engenceran toksin. "engenceran to3in yang diproduksi oleh bacteria, pembuangannya akan memungkinkan melalui saluran limfatik. &. +asuknya antibody. Akibat dari meningkatnya permeabilitas vaskuler akan memungkinkan masuknya antibodi ke dalam rongga ekstravaskuler. +asuknya antibodi akan berfungsi untuk penetralan to3in. Antibodi berperan dalam penglisisan mikro-organisme dengan menggunakan komplemen atau mengakibatkan fagositosis dengan opsonisasi. '. 4ransport obat (. "embentukan fibrin ). +engirim nutrisi dan oksigen, yang sangat penting untuk sel seperti neutrofil yang mempunyai aktivitas metabolisme tinggi, yang dibantu menaikkan aliran cairan melalui daerah tersebut. 5. +erangsang respons imun dengan cara menyalurkan ciran eksudat ke dalam saluran limfatik yang memungkinkan partikel dari larutan antigen mencapai limfonodus regionalnya, dimana partikel dapat merangsang respons imun.

Radang kronis istilah #kronis#digunakan untuk menjelaskan suatu proses yang telah berlangsung dalam aktu yang lama. 6al ini biasanya dipaki pada kasus radang kronis7 batasan #kronis#memunyai arti yang lebih spesifik. "ada keadaan tersebut, jenis reaksi seluler yang terlihat berbeda dengan yang terlihat pada radang akut. Radang kronis mungkin dapat didefinisikan seagai proses radang dimana limfosit, sel plasma dan makrofag lebih banyak ditemkan, dan biasanya disertai pula dengan pembentukan jaringan granulasi, yang menghasilkan fibrosis. Radang kronis pada umumnya primer, kadangkadang disebut radang kronis ab anitio, tapi adakalanya sebagai kelanjutan radang akut.

2fek sistemik radang -eutrofil polimorf menghilang, dan sel mononukleus seperti limfosit dan makrofag hadir lebih banyak. Beberapa limfosit khusus seperti sel plasma hadir7 yang memproduksi imunoglobin. Beberapa makrofag menjadi sel datia berinti banyak. .ibroblast datang pada daerah ini dan meletakkan kolagen. "enyebab radang kronis a. "enyebab radang kronis primer "enyakit tuberculosis, lepra dan infeksi virus disebabkan oleh agen infeksi yang resisten terhadap fagositosis dan penghancuran intraceluler Radang akibat reaksi benda asing yaitu material endogenosa, seperti jaringan adipose yang nekrotik, $ristal asam urat dan tulang. Sedangkan material eksogenosa, seperti serabut asbes, sikka dan protesa yang ditanam Beberapa penyakit autoimun, seperti penyakit organ spesifik /gastritis kronis pada anemia pemisiosa0 dan penyakit non organ spesifik /arthritis reumatoid0 "enyakit spesifik yang etiologinya tidak diketahui, seperti penyakit radang kronis usus /colitis ulseratif0 "enyakit granulomatosa primer, contohnya penyakit crohn dan sarkoidosis.

b.

Radang kronis yang timbul akibat dari radang akut

$ebanyakan kasus radang akut tidak berkembang menjadi bentuk kronis, tetapi mengalami perbaikan secara sempurna. *enis radang akut yang sering berkembang menjadi radang kronis adalah radang supuratif atau purulenta. Apabila pus membentuk rongga abses yang letaknya didalam dan pembuangannya berlangsung lama atau tidak lancer, se aktu proses pembuangan berlangsung, terbentuk pula penebalan dinding abses yang terdiri dari jaringan granulasi dan jaringan ikat fibrosa. 8leh karena itu, dinding abses yang kaku menyebabkan tidak terjadinya penyatuan se aktu pembuangan berlangsung dan sisa pus didalam rongga abses mengalami organisasi dengan tumbuhnya jaringan granulasi, yang pada akhirnya akan diganti dengan jaringan pariut fibrosa. 1ontoh abses kronis adalah abses yang terjadi dalam sumsum tulang pada osteomielitis yang sangat sulit diobati9dibersihkan.

Semua ini diambil dari! Sarjadi. %:::. "atologi ;mum dan Sistematik. <ol. % 29&

Arthritis

Arthritis adalah istilah umum untuk peradangan /inflamasi0 dan pembengkakan di daerah persendian. 4erdapat lebih dari %== macam penyakit yang mempengaruhi daerah sekitar sendi. >ang paling banyak adalah 8steoarthritis /8A0, arthritis gout /pirai0, arthritis rheumatoid /AR0, dan fibromialgia. ?ejala klinis yang sering adalah rasa sakit, ngilu, kaku, atau bengkak di sekitar sendi. Arthritis dapat mempengaruhi bagian lain dari tubuh7 menyebabkan rasa sakit, kehilangan kemampuan bergerak dan kadang bengkak. Beberapa tipe arthritis! Osteoarthritis (OA) +erupakan penyakit sendi degeneratif yang progresif dimana ra an kartilago yang melindungi ujung tulang mulai rusak, disertai perubahan reaktif pada tepi sendi dan tulang subkhondral yang menimbulkan rasa sakit dan hilangnya kemampuan gerak. Insidensi dan prevalensi 8A berbeda-beda antar negara. "enyakit ini merupakan jenis arthritis yang paling sering terjadi yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia de asa. Arthritis gout (pirai) Arthritis jenis ini lebih sering menyerang laki-laki. Biasanya sebagai akibat dari kerusakan sistem kimia tubuh. $ondisi ini paling sering menyerang sendi kecil, terutama ibu jari kaki. Arthritis gout hampir selalu dapat dikendalikan oleh obat dan pengelolaan diet. Arthritis Rheumatoid (AR) +erupakan penyakit autoimun, dimana pelapis sendi mengalami peradangan sebagai bagian dari aktivitas sistem imun tubuh. Arthritis rheumatoid adalah tipe arthritis yang paling parah dan dapat menyebabkan cacat, kebanyakan menyerang perempuan hingga tiga sampai empat kali daripada laki-laki.@ Ankylosing spondilitis 4ipe arthritis yang menyerang tulang belakang. Sebagai akibat peradangan, ruas tulang punggung tampak tumbuh menyatu. Juvenile arthritis (arthritis pada anak-anak) Istilah umum bagi semua tipe arthritis yang menyerang anak-anak. Anak-anak dapat terkena *uvenile Rheumatoid Osteoarthritis atau lupus anak, ankylosing spondylitis atau tipe lain dari arthritis. Systemic Lupus Erythematosus (lupus) "enyakit yang dapat menyebabkan radang dan merusak sendi serta jaringan penyambung /connective tissue) seluruh tubuh secara serius. Schleroderma "enyakit yang menyerang jaringan penyambung pada seluruh tubuh yang menyebabkan penebalan dan pengerasan kulit

Fibromyalgia Rasa sakit yang menyebar pada otot-otot dan menjalar ke tulang. $ebanyakan menyerang perempuan.

OST OART!R"T"S P"# $"OLO%" Insidensi dan prevalensi 8steoarthritis /8A0 bervariasi pada masing-masing negara, tetapi data pada berbagai negara menunjukkan, bah a arthritis jenis ini adalah yang paling banyak ditemui, terutama pada kelompok usia de asa dan usia lanjut. "revalensinya meningkat sesuai pertambahan usia. Aata radiografi menunjukkan bah a 8A terjadi pada sebagian besar usia lebih dari 5) tahun, dan pada hampir setiap orang pada usia B) tahun. 8A ditandai dengan nyeri dan kaku pada sendi, serta adanya hendaya keterbatasan gerakan. Prevalensi Berdasarkan data prevalensi dari National Centers for Health Statistics , diperkirakan %).C juta /%&D0 orang de asa antara &)-B( tahun mempunyai keluhan sesuai 8A. "revalensi dan tingkat keparahan 8A berbeda-beda antara rentang usia de asa dan usia lanjut. Sebagai gambaran, &=D pasien diba ah () tahun mengalami 8A tangan dan hanya C,)D terjadi pada usia B)-B: tahun. Sebaliknya, 8A lutut terjadi E=.%D pada kelompok usia &)-'( tahun, tetapi terjadi %=-&=D pada kelompok 5)-B( tahun. 8A lutut moderat sampai berat dialami ''D pasien usia 5)B( tahun dan 8A panggul moderat sampai berat dialami oleh )=D pasien dengan rentang usia yang sama. 4he -ational Arthritis Aata Fork ?roup dengan menggunakan 4he .irst -ational 6ealth and -utritional 23amination Survey /6A-2S I0 dan data lain meramalkan, bah a pada tahun &=&= diperkirakan %C,&D masyarakat Amerika akan menderita 8A. "erempuan di Amerika ternyata lebih sering terkena 8A7 perempuan tua mempunyai kemungkinan terkena 8A lutut dan tangan dua kali lipat daripada laki-laki. 8A lutut menyerang perempuan kulit hitam dua kali lipat dibanding kulit putih. 8A panggul lebih sering menyerang $aukasia dibanding ras 1hina, 2ast Indian, dan Indian. Aata di Indonesia, diketahui sekitar )5,BD pasien di poliklinik Rheumatologi RS;"Ar. 1ipto +angunkusumo, *akarta didiagnosis menderita salah satu jenis 8A. "nsidensi Insidensi 8A panggul dan lutut mendekati &== per %==.=== orang per tahun. Insidensi 8A panggul lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki-laki, sedangkan insidensi 8A lutut antara perempuan dan laki-laki sama. "ada lakilaki insidensi 8A lutut dan panggul meningkat sesuai dengan pertambahan umur, tetapi pada perempuan tidak berubah. Berdasarkan data tersebut, diramalkan tiap tahun di Amerika akan terjadi insidensi setengah juta kasus gejala 8A idiopatik pada populasi kulit putih. T"OLO%" 4erdapat beberapa teori tentang etiologi penyakit 8A, akan tetapi masih tetap menjadi perdebatan. Beberapa faktor risiko yang berperan dalam kejadian 8A diantaranya adalah kadar estrogen rendah, kadar insulin-like growth factor /I?.-%0 rendah, usia, obesitas, jenis kelamin anita, ras, genetik, aktifitas fisik yang melibatkan sendi yang bersangkutan, trauma, tindakan bedah orthopedik seperti menisektomi, kepadatan massa tulang, merokok, endothelial cell stimulating factor dan diabetes mellitus.

;sia dan jenis kelamin anita merupakan faktor risiko utama terjadinya 8A, terutama pada lutut. !he "irst National Health and Nutritional #$amination Survey /6A-2S I0 di Inggris memperlihatkan, bah a obesitas, ras, dan pekerjaan mempunyai korelasi terhadap terjadinya 8A lutut. .ramingham dan ka an-ka an secara tidak sengaja menemukan efek protektif merokok terhadap kejadian 8A lutut. 4emuan tersebut ternyata tetap konsisten meskipun telah dilakukan penyesuaian terhadap usia, jenis kelamin, berat badan, derajat keparahan penyakit, ri ayat trauma atau operasi lutut, olah raga, tingkat aktifitas fisik, konsumsi alkohol ataupun kopi. Sedangkan penelitian 1ooper 1 memperlihatkan, bah a aktifitas fisik yang berulangulang atau beberapa jenis pekerjaan tertentu akan menimbulkan proses 8A pada lutut. Secara garis besar terdapat dua hal yang berperan dalam proses patogenesis 8A, yaitu %iomechanical dan %iochemical insults& $edua proses tersebut mengakibatkan terpicunya berbagai proses reaksi enGimatik seperti dikeluarkannya enGim proteolitik atau kolagenolitik oleh khondrosit yang dapat menghancurkan matriks ra an sendi. Aengan perkataan lain, etiopatogenesis 8A masih belum jelas apakah karena keausan sendi akibat proses penuaan ataupun proses degeneratif, atau peran faktor lain seperti proses inflamasi kronik H +eski berlainan proses kejadian 8A pada sendi penumpu berat badan atau bukan, nyatanya ada kesamaan akibat yang ditimbulkannya, yakni kerusakan ra an sendi.

Aasar utama konsep degenerasi pada patogenesis 8A adalah proses wear and tear, yaitu kerusakan sendi yang diikuti perbaikan sebagai respons tulang subkhondral yang tampak berupa pembentukan osteofit atau spur. $onsep ini umumnya dikaitkan dengan faktor risiko usia dan beban biomekanik pada sendi tanpa mengabaikan proses inflamasi yang terjadi secara bersamaan. 4eoritis, proses perbaikan tersebut dapat dideteksi melalui pengukuran &,5-dimethyldifuro- Cpyrone /AA"0 yang merupakan petanda mutakhir degradasi ra an sendi. Selain itu, tampak peningkatan granulocyte macrophage-colony stimulating factor /?+1S.0 yang berperan pada metabolisme khondrosit. Sedangkan efusi yang terjadi pada beberapa kasus 8A berkaitan dengan peran sinovium yang berfungsi dalam sintesis cairan sendi. "erbedaan lain yang ditunjukkan konsep degenerasi adalah dalam hal mengatasi nyeri pada 8A. Baik terapi non-farmakologik seperti terapi fisik dengan pemanasan atau terapi latihan, maupun pemberian obat-obatan /analgetik atau -SAIAs0 secara sendiri-sendiri ataupun kombinasi seringkali sudah mencukupi untuk mengatasi rasa nyeri. Sebaliknya, apabila proses inflamasi menjadi dasar patogenesis 8A, tentu respons terhadap analgetik seperti paracetamol tidak akan sebaik -SAIAs. -yatanya meski tanda-tanda inflamasi jelas terlihat, tetapi tidak semua -SAIAs memberikan respons yang baik dalam mengatasi rasa nyeri pada 8A tersebut. Ai sisi lain, konsep inflamasi pada patogenesis 8A didasari oleh banyaknya bukti respons inflamatif baik akut ataupun kronik. Salah satu petanda respons inflamasi akut adalah peningkatan 1-reactive protein /1R"0. "eningkatan jumlah lekosit dalam cairan sendi, kadar protein rendah dan buruknya viskositas, serta adanya sebukan sel radang pada sinovium merupakan bukti kuat yang menunjang teori inflamasi pada patogenesis 8A. Selanjutnya, inflamasi akan memicu rangkaian enGimatik seperti peningkatan enGim metaloproteinase /++"0, kolagenase yang diinduksi interleukin-% /II-%0 yang kelak mengakibatkan kerusakan ra an sendi. "roduksi II-% dipicu oleh tumor necrotiGing factor-J /4-.-J0 yang dapat merusak matriks dan menghambat sintesis matriks.

Beberapa tipe 8A antara lain ! O'esitas 8A panggul, lutut, dan tangan sering dihubungkan dengan peningkatan berat badan. 8besitas merupakan penyebab yang menga ali 8A, bukan sebaliknya bah a obesitas disebabkan immobilitas akibat rasa sakit karena 8A. "embebanan lutut dan panggul dapat menyebabkan kerusakan kartilago, kegagalan ligamen dan dukungan struktural lain. Setiap penambahan berat KL kg, tekanan total pada satu lutut meningkat sebesar K%,%L kg. Setiap penambahan % kg meningkatkan risiko terjadinya 8A sebesar %=D. Bagi orang yang obes, setiap penurunan berat alau hanya ) kg akan mengurangi fakor risiko 8A di kemudian hari sebesar )=D . Okupasi( olahraga( trauma 6ubungan antara okupasi dengan risiko terserang 8A tergantung dari tipe dan intensitas aktivitas fisiknya. Aktivitas dengan gerakan berulang atau cedera akan meningkatkan risiko terjadinya 8A. Aktivitas fisik dengan tekanan berulang pada tangan atau tubuh bagian ba ah akan meningkatkan risiko 8A pada sendi yang terkena tekanan. >ang menarik adalah pada pelari jarak jauh mempunyai risiko terjadinya 8A tidak lebih besar. ;mur pada saat cedera akan mempengaruhi peningkatan risiko 8A. 1edera ligamen pada manula cenderung menyebabkan 8A berkembang lebih cepat dibanding orang muda dengan cedera yang sama. %enetik .aktor keturunan mempunyai peran terhadap terjadinya 8A. Sinovitis yang terjadi acapkali dihubungkan dengan adanya mutasi genetik, yaitu gen 'nk. ?en tersebut berkaitan dengan peningkatan pirofosfat intraselular dua kali lipat, dimana deposit pirofosfat diyakini dapat menyebabkan sinovitis. "engaruh faktor genetik mempunyai kontribusi sekitar )=D terhadap risiko terjadinya 8A tangan dan panggul, dan sebagian kecil 8A lutut. )utrisi .akta menunjukkan bah a paparan terhadap oksidan bebas secara terus menerus dalam jangka aktu lama berkontribusi terhadap berkembangnya penyakit yang berkaitan dengan penuaan /penyakit degeneratif0, termasuk 8A. $arena antioksidan dapat memberikan perlindungan terhadap kerusakan jaringan, maka asupan tinggi dari antioksidan dipostulasikan dapat melindungi pasien terhadap 8A.( +etabolisme normal dari tulang tergantung pada adanya vitamin A. $adar vitamin A yang rendah di jaringan dapat mengganggu kemampuan tulang untuk merespons secara optimal proses terjadinya 8A dan akan mempengaruhi perkembangannya. $emungkinan <itamin A mempunyai efek langsung terhadap kondrosit di kartilago yang mengalami 8A, yang terbukti membentuk kembali reseptor vitamin A. ( 8A inflamatif7 mempunyai manifestasi inflamasi yang sangat menonjol, seringkali dijumpai efusi sendi. 8A nodal7 yaitu suatu bentuk 8A yang disertai nodus-nodus. AIS6 /diffuse idiopathic skeletal hyperosthosis 07 varians

&aktor Risiko

!ormonal "ada kartilago terdapat reseptor estrogen, dan estrogen mempengaruhi banyak penyakit inflamasi dengan merubah pergantian sel, metabolisme, dan pelepasan sitokin & "erempuan perimenopause rupanya lebih cenderung menderita arthritis inflamatorik. Ini memberi kesan bah a estrogen berperan dalam osteoarthritis. 4ampaknya perempuan yang mendapat estrogen replacement therapy mempunyai kemungkinan menderita osteoarhtritis lebih kecil daripada yang tidak, tetapi studi estrogen dan osteoarthritis pada binatang memberikan hasil yang bertentangan. Berdasarkan "anel on 23ercise and 8steoarthritis, #$ercise (rescription for Older 'dults with Osteoarthritis (ain) 4he American ?eriatrics Society. :

4abeeeeel *+,+,+ !u'ungan antara Osteoarthritis dengan Osteoporosis 4erdapat hubungan terbalik antara osteoarthritis dan osteoporosis. "ada penderita 8A, perempuan maupun laki-laki mengalami peningkatan kepadatan mineral tulang pada beberapa tempat di tulang kerangka. 6ubungan tersebut timbul karena kondisi kedua penyakit diatas samasama dipengaruhi oleh berat badan. 8rang gemuk mempunyai densitas tulang yang lebih tinggi, tetapi juga meningkatkan risiko terjadinya 8A. Falaupun pasien 8A umumnya berisiko rendah terhadap osteoporosis, mereka tidak terlindungi dari retak tulang. "asien 8A tubuhnya tidak stabil dan cenderung mudah jatuh. Aengan demikian meskipun kepadatan tulangnya cukup tinggi, risiko terjadinya fraktur sama dengan pasien osteoporosis.

*+*+ PATO&"S"OLO%" 8steoarthritis adalah penyakit sendi yang paling sering mengenai ra an kartilago. $artilago merupakan jaringan licin yang membungkus ujung-ujung tulang persendian. $artilago yang sehat memungkinkan tulang-tulang menggelincir sempurna satu sama lain. Selain itu kartilago dapat menyerap renjatan / shock) dari gerakan fisik. >ang terjadi pada penderita 8A ialah sobek dan ausnya lapisan permukaan kartilago. Akibatnya tulang,tulang saling bergesekan, menyebabkan rasa sakit, bengkak, dan sendi dapat kehilangan kemampuan bergerak. Iama kelamaan sendi akan kehilangan bentuk normalnya, dan osteofit dapat tumbuh di ujung persendian.' Sedikit dari tulang atau kartilago dapat pecah dan mengapung di dalam ruang persendian. Akibatnya rasa sakit bertambah, bahkan dapat memperburuk keadaan. ' +anifestasi klinik yang timbul adalah penderita osteoarthritis akan merasakan sakit di persendian dan memiliki keterbatasan gerak. 4idak seperti arthritis yang lain, 8A hanya mempengaruhi persendian dan tidak mempengaruhi organ lain. Sebagai contoh Arthritis Rheumatoid dapat mempengaruhi organ lain selain sendi'. $urangnya aktifitas fisik dikenal sebagai faktor risiko untuk banyak penyakit pada populasi manula dan peningkatan aktifitas fisik pada pasien 8A akan menurunkan morbiditas dan mortalitas. : Bukti klinik menunjukkan bah a kelemahan otot kuadrisep merupakan faktor risiko terjadinya 8A lutut yang dapat berakibat inaktivitas. Aan inaktivitas meningkatkan morbiditas yang berkaitan dengan beberapa penyakit kronis seperti diabetes melitus, penyakit cerebrovascular, penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, depresi, osteoporosis dan juga obesitas. : "enatalaksanaan komprehensif pada 8A harus melibatkan intervensi nonfarmakologik yang dikombinasi dengan obat-obat analgesik dan -SAIAs. +eskipun tersedia obat-obat yang cukup, tetapi sebaiknya tidak digunakan tersendiri sebagai terapi primer melainkan dipakai bersama dengan tindakan nonfarmakologik. :

*+*+-+ .lasi/ikasi OA 4abel $lasifikasi 8A &


4abeeeeel

+emahami fisiologi artikular kartilago melampaui teori wear-and-tear*& 4eoriteori terdahulu terkesan bah a pada sendi yang mengalami 8A, kartilago tererosi secara pasif. "adahal kenyataannya adalah terjadi peningkatan aktivitas metabolik yang tampak sebagai suatu respons perbaikan akibat perusakan sendi yang sedang berlangsung.& "erubahan pada sendi 8A merefleksikan proses kompensasi untuk memelihara fungsi sendi dalam menghadapi perusakan. "atogenesis 8A tidak hanya melibatkan faktor-faktor gaya biomekanis, tetapi juga inflamasi, biokimia, dan imunologi. ;ntuk memahami patofisiologi 8A, perlu mengenali sendi yang normal.&

*+*+,+ #asar Osteoarthritis0 Persendian dan 1agiannya &ungsi Sendi2


%am''''aaaarrr

Sendi adalah bagian dari tubuh di mana dua tulang atau lebih bersatu dalam suatu koordinasi antara otot, tendon, ligamen, cartilage + 8tot diikat pada tulang dengan tendon /jaringan yang fleksibel, seperti tali berserabut0. 8tot menciptakan gerakan pada sendi, dan juga membantu menstabilkan sendi. 1artilage artikular yang licin menyelubungi tulang di sendi dan membantu gerakan yang bebas gesekan, sedangkan penutup kartilago membantu meredam hentakan. Seluruh sendi dikelilingi oleh sarung yang kuat dari bahan berserat dinamakan kapsul sendi. Iapisan sinovial dari kapsul sendi mengeluarkan cairan sangat sedikit, yang berfungsi sebagai lubrikan sendi. Selain itu beberapa sendi /seperti bahu dan lutut0 mempunyai kantong bursa /bursae0, kantung kecil berisi cairan yang berfungsi sebagai bantalan sendi dan mengurangi gesekan. 2 4ubuh manusia mempunyai berbagai macam sendi, dari MengselM yang sederhana seperti siku sampai yang sangat kompleks seperti panggul dan bahu, yang dapat digerakkan ke segala arah. Selain itu beberapa sendi harus mampu menahan beban dan tekanan yang besar, seperti sendi lutut yang harus menopang berat seluruh tubuh. Selanjutnya, tekanan pada lutut berlipat ganda saat kita berlari, naik tangga, atau berjalan pada permukaan yang tidak rata. C

Sendi terdiri dari! N .artilago: o Iapisan yang keras tetapi licin, terdapat pada ujung setiap tulang. ' o $artilago mempunyai sifat viskoelastis yang memberikan lubrikasi pada gerakan, meredam hentakan pada gerakan cepat dan pendukung beban. .ungsi utama kartilago ! O +emungkinkan bergerak dalam rentang gerakan yang dibutuhkan

O +endistribusikan beban ke semua jaringan sendi, dengan demikian dapat mencegah kerusakan sendi. O +enstabilkan sendi selama digunakan. & o $artilago merupakan jaringan avaskular, aneural, dan alimpatik. $arena kartilago avaskular, maka kondrosit diberi nutrisi oleh cairan sinovial. Aengan adanya gerakan siklis dan pembebanan sendi, nutrisi mengalir ke dalam kartilago , sedangkan imobiliasi, akan mengurangi suplai nutrisi. $artilago mudah dikompresi, dan akan kehilangan tinggi normal sebanyak (=D apabila diberi beban. $ompresi meningkat pada area kontak dan meneruskan tekanan lebih merata ke tulang, tendon, ligamen dan otot. & o $artilago terdiri dari 5)-C=D air. $omponen lain yang membangun jaringan kartilago adalah ! kolagen, proteoglikan, dan kondrosit.' N .olagen "rotein berserabut. $olagen juga merupakan unsur dari kulit, tendon, tulang dan jaringan penyambung lainnya'. N Proteoglikan $ombinasi dari protein dan gula. ;ntaian proteoglikan dan kolagen membentuk anyaman seperti jala. Ini memungkinkan kartilago melentur dan menyerap hentakan fisik. '. "roteoglikan berkombinasi dengan molekul hialuronat di dalam agregat yang hidrofilik dan anionik, yang menjaga kandungan air agar tetap tinggi di dalam kartilago. & N .ondrosit Sel yang ada di seluruh kartilago& +emelihara kartilago tetap sehat dan tumbuh. ' $ondrosit mengendalikan kartilago terus menerus dengan me-remodel secara biokimia dan struktur. ' $adang kondrosit melepaskan enGim yang dapat merusak kolagen dan protein lain. ' N .apsul Sendi $antung membran yang liat yang mengikat semua tulang dan bagian persendian lainnya menjadi satu.' N Sinovium +embran tipis di dalam kapsul sendi' N 3airan Sinovial 1airan lubrikasi sendi yang menjaga agar kartilago tetap licin dan sehat. N Ligamen, tendon, dan otot ' o *aringan yang menjaga tulang agar stabil, dan memungkinkanpersendian menekuk dan bergerak. o Iigamen sifatnya liat, jaringan seperti tali yang menghubungkan tulang satu dengan lainnya. o 4endon liat, seperti tali berserabut yang menghubungkan otot dengan tulang. o 8tot adalah ikatan dari sel-sel khusus yang bila distimulasi saraf akan berkontraksi menghasilkan gerakan. *+*+*+ Peru'ahan Patologi $artilago sendi biasanya licin, mengkilat, dan basah7 pada sendi sehat, kartilago melindungi permukaan yang bergerak satu sama lain dengan gesekan sekecil mungkin, seperti Pgelas dengan gelasM. $artilago biasanya menyerap nutrisi dan cairan seperti spons, dan ini dapat
'

mempertahankan kartilago tetap sehat dan licin. "ada 8A, kartilago tidak mendapatkan nutrisi dan cairan yang dibutuhkan. Iama-kelamaan kartilago dapat mengering dan retak, bukannya membuat gerakan halus sepeti Pgelas pada gelas P, kartilago yang kasar bergerak seperti kertas amplas dengan kertas amplas lain. "ada kasus yang ekstrim habisnya kartilago menyebabkkan terjadinya kontak antara tulang dengan tulang. C Rasa sakit pada 8A tidak ada hubungannya dengan rusaknya kartilago tetapi timbul karena aktivasi dari nosiseptif ujung-ujung saraf di dalam sendi oleh iritan mekanis ataupun kimia i. -yeri pada 8A dapat karena penggelembungan dari kapsul sinovial oleh peningkatan cairan sendi, mikrofaktur, iritasi periosteal, atau kerusakan ligamen, sinovium, atau meniskus.

*+*+4+ 1agian tu'uh yang sering terkena OA * (Predileksi) %aaam''aaarrr 8steoArthritis sering terjadi di ujung jari tangan, ibu jari, leher, punggung ba ah, lutut dan panggul

Ini sampe halaman '=

Anda mungkin juga menyukai