Treatment :
o Long term :
Pakai Disease-Modifying Rheumatic Medication (DMARDs) contoh :
Methrotrexate, hydrochloroquine, sulfasasine (yang bisa menekan
inflamasinya)
Biologics Response Modifiers = Abatacept (supress T cells), Rituximab
(supress B cell), dan Adalimumab/etanercept/infliximob (untuk blok
tumor necrosis factor) serta Anakinra (untuk blok Interleukin 1),
Tocilisumab (blok interleukin 6)
Kalo pasien ada acute flares, itu bisa pakai anti inflamatory medication =
NSAIDs atau kalo untuk shorterm bisa pakai glucocorticoids
(ini dari kating) :
Stages :
Stage 1 – pre-clinical, permulaan, ESR naik, CRP
dan RF detected bahkan sebelum ada nya
diagnosis (years)
Stage 2 – synovitis, vascular congestion dengan
new blood vessels formation, proliferasi
synoviocytes dan inflitrasi subsynovial layers
dengan polymorphs lymphocytes dan plasma cells, thickening pada capsular
structures, villous formation synovium, cell rich effusion pada joints dan tendon
sheaths, painful, swollen, tender, structure masi intact dan mobile dan
potentially reversible
Stage 3 – destruction, persistent inflammation menyebabkan joint dan tendon
destruction, articular cartilage eroded (bisa karena proteolytic enzymes, vascular
tissue di folds synovial reflection, direct invasion cartilage oleh panus granulation
tissue merambat ke articular surface), di margin joints akan ada bone yang
eroded karena granulation tissue invasion dan osteoclastic resorption, changes
mirip terjadi juga pada tendon sheaths (yang menyebabkan tenosynovitis, invasi
collagen bundles, partial atau complete rupture tendons), synovial effusion
biasanya ada fibrinoid material yang menyebabkan swelling (joints tendon
bursae)
Stage 4 – deformity, gabungan (articular destruction, capsular stretching, tendon
rupture) menuju ke progressive instability dan deformitas joints, proses
inflammatory biasanya masih lanjut, mechanical dan functional effects pada joint
dan tendon distruption jadi vital