Anda di halaman 1dari 54

BAB I LENTURAN BATANG ELASTIS 1.1.

Pendahuluan Dalam perencanaan suatu bagian mesin atau struktur selain perhitungan tegangan (stress) yang terjadi akibat beban yang bekerja, besarnya lenturan seringkali harus diperhitungkan. Hal ini disebabkan walaupun tegangan yang terjadi masih lebih kecil daripada tegangan yang diijinkan oleh kekuatan bahan, bisa terjadi besar lenturan akibat beban yang bekerja melebihi batas yang diijinkan. Keadaan demikian dapat menyebabkan kerusakan yang serius pada bagian mesin seperti : a. Keretakan pada bahan b. Bantalan pada poros yang berputar cepat rusak. c. Bidang kontak antara roda roda gigi menjadi tidak sempurna. Besarnya lenturan yang terjadi pada suatu bagian mesin terutama tergantung kepada beberapa !aktor sbb. a. "i!at kekakuan bahan (modulus elastisitas) b. #osisi batang terhadap beban dan dimensi batang, yang biasanya ditunjukkan dalam besaran momen inertia batang. c. Besarnya beban yang diterima $enturan pada suatu batang dapat terjadi akibat adanya beban gaya geser atau momen lentur. $enturan akibat beban gaser umumnya sangat kecil dibandingkan dengan lenturan akibat beban momen. $enturan akibat beban geser biasanya hanya diperhitungkan untuk batang yang sangat pendek, sehingga proporsi terhadap lenturan yang terjadi karena beban momen menjadi cukup berarti. Dalam bahasan buku ini hanya lenturan karena beban momen saja yang diperhitungkan, karena struktur yang dibahas memakai batang relati! panjang. Besarnya lenturan akibat beban momen dapat dihitung dengan memakai salah satu dari empat metode berikut: a. %etode analitis (cara integrasi) b. %etode luas bidang momen c. %etode penjumlahan (superposisi) d. %etode energi strain atau metode &astigliano. %etode integrasi dilakukan dengan cara mencari persamaan di!erensial momen yang terjadi sepanjang batang. Dari persamaan momen kemudian diselesaikan dengan cara integrasi dua kali, untuk mendapatkan persamaan lenturan. Dua konstanta yang timbul akibat proses integrasi dapat dihitung dari kondisi batas (boundary conditions), yang ada pada struktur yang bersangkutan. Hasilnya adalah sebuah persamaan !ungsi besar lenturan yang terjadi terhadap panjang batang, dari titik koordinat awal yang ditentukan. %etode luas bidang momen adalah metode semigra!is, dengan meman!aatkan si!at si!at dari persamaan matematis lenturan. $uas bidang momen tidak dicari dengan menurunkan persamaannya, tetapi dengan cara menghitung luasan yang terjadi secara geometri. %etode ini lebih sederhana dan lebih cepat dibandingkan dengan metode integrasi terutama untuk struktur yang menerima banyak beban sepanjang batangnya. %etode penjumlahan (superposisi) dilakukan dengan meman!aatkan besar lenturan yang telah dihitung sebelumnya (biasanya ditabelkan), pada struktur yang sederhana. "uatu

struktur yang kompleks dibagi menjadi beberapa bagian berupa struktur yang lebih sederhana, yang besar lenturannya masing masing telah diketahui. Besar lenturan pada struktur keseluruhan adalah jumlah dari semua lenturan yang terjadi pada masing masing bagian struktur tersebut. %etode energi strain biasa disebut dengan nama penemunya yaitu seorang insinyur 'talia bernama (lberto &astigliano, pada tahun )*+,. -eori &astigliano menyatakan bahwa lenturan yang terjadi pada suatu titik pada suatu batang adalah merupakan turunan parsial dari persamaan energi yang tersimpan didalam batang akibat beban yang bekerja, terhadap gaya yang bekerja pada titik tersebut. (pabila pada titik yang dicari lenturannya tidak ada gaya yang bekerja, maka biasanya diberikan gaya nol (dummy load) pada titik tersebut. #enentuan metode mana yang terbaik atau seharusnya dipakai untuk memecahkan masalah lenturan suatu struktur, tergantung kepada jenis pembebanan dan kompleksitas strukturnya dan sedikit banyak juga tergantung kepada pengalaman perencana yaitu metode mana yang paling dikuasai. -ingkat ketelitian perhitungan yang diperlukan juga menentukan pemilihan metode yang dipakai, karena metode pada semigra!is misalnya sering memerlukan pendekatan untuk dapat menghitung luas bidang momen. %etode &astigliano adalah metode yang banyak dipakai, karena prosedur perhitungannnya sederhana walaupun dipakai pada batang dengan banyak beban dan struktur yang kompleks, dan derajad ketelitian perhitungannya tinggi. Keempat metode pemecahan masalah lenturan tersebut diatas dapat digunakan pada batang dengan struktur statis tertentu maupun statis tak tentu. #enggunaan keempat metode perhitungan tersebut mempunyai kelebihan karena dapat sekaligus menghitung besarnya reaksi yang terjadi pada tumpuan pada batang dengan struktur statis tak tentu, yang tidak dapat dihitung apabila menggunakan teori keseimbangan statis. "esudah gaya atau momen reaksi tumpuan dapat dihitung, maka prosedur perhitungan lenturan pada struktur tak tentu adalah sama dengan perhitungan pada struktur statis tertentu. 1.2. Teori Dasar Lenturan. .ntuk dapat menurunkan persamaan matematis lenturan yang terjadi pada suatu batang struktur, diambil beberapa persyaratan dan asumsi sbb. a. Bahan dari batang masih dalam kondisi elastis selama pembebanan b. Besarnya lenturan akibat gaya geser kecil sekali dibanding dengan lenturan yang terjadi akibat beban momen (hanya untuk batang yang relati! panjang). c. Besarnya modulus elastisitas (/) dan momen inertia (') konstan sepanjang batang yang ditinjau. (pabila besaran / atau ' tidak konstan, !ungsi matematis kedua besaran tersebut terhadap panjang batang harus diketahui. d. "truktur bahan sepanjang batang dianggap homogin, sehingga de!ormasi yang terjadi akibat beban selalu kontinyu. Dengan demikian bentuk lenturan yang terjadi berupa suatu cur0a yang kontinyu dan terdapat bidang netral ditengah tengah batang pada waktu terjadi lenturan. e. Besarnya lenturan yang terjadi kecil sekali dibanding panjang batang, sehingga kwadrat dari besaran sudut lenturannya dapat diabaikan. 1.2.1. Jari- ari lenturan. (pabila bentuk lenturan yang terjadi pada suatu batang terbebani merupakan segmen lingkaran, maka besarnya jari jari lenturan tersebut dapat dihitung. Bentuk segmen lingkaran hanya didapat dengan persyaratan bahwa beban yang bekerja pada batang adalah berupa
1

momen lentur yang besarnya tetap sepanjang batang, disamping lima persyaratan yang telah disebutkan dimuka. Dalam praktek beban momen yang besarnya konstan sepanjang batang jarang sekali terjadi. .ntuk keperluan bahasan ini ditinjau hanya sebagian dari panjang batang yang menerima beban momen konstan, yaitu bagian &D pada gambar ).). Bentuk lenturan pada segmen batang &D adalah segmen lingkaran, karena seperti terlihat pada gambar ).) beban momen yang bekerja pada bagian ini konstan. Ditinjau segmen kecil dari bagian batang &D seperti ditunjukkan pada gambar ).1. -erlihat bahwa bagian batang pada bagian dalam garis netral $ menerima beban tekan, sedang bagian luarnya menerima beban tarik. 2aris $ sendiri tidak mengalami de!ormasi, sehingga disebut garis netral. Ditinjau elemen kecil luasan abcd dibawah garis netral, dan dengan kon!igurasi sumbu koordinat 3 dan y pada seperti pada gambar ).1. dan garis dd4 sejajar sumbu y maka.

2ambar ).).

2ambar ).1. d 5 d36 dan dd4 5 y d sedang segitiga bdd4 sebangun dengan segitiga oab maka, dd46bd 5 ab6 karena bd 5 y dan ab 5 d3 , dd46y 5 d36 , atau dd46d3 5 y6 perbandingan dd46d3 adalah strain yang terjadi 5 , sehingga, 5 y6 Keadaan batang yang melentur masih dalam kondisi elastis, sehingga berlaku persamaan linier tegangan regangan (hukum Hooks): 5 ./, sehingga persamaan diatas menjadi, 5 / y6 ().7) ().,) ().1) ().))

%omen yang terjadi terhadap garis netral $ akibat tegangan yang bekerja pada luasan abcd adalah, gaya pada luasan abcd akibat adanya tegangan (s.d() 3 jaraknya terhadap garis netral, sehingga, d% 5 y. d( atau d% 5 6y . y1 d( sedang y1.d( 5 d' ( ' 5 momen inertia) sehingga, d% 5 6y d', atau % 5 6y '

().8)

substitusi harga tegangan dari persamaan ().7) kedalam persamaan diatas didapatkan persamaan besar jari jari lenturan yang terjadi () karena beban momen %, % 5 /'6 atau, )6 5 %6/' 1.2.2. Lenturan !arena "o"en tida! !onstan

().9)

(pabila besar beban momen yang bekerja suatu batang merupakan !ungsi matematis dari panjang batang, maka jari jari lenturan yang terjadi juga merupakan !ungsi panjang batang. :ari jari lenturan disini adalah jari jari dari segmen segmen kecil panjang batang, yang lenturannya dapat dianggap berbentuk segmen lingkaran. Karena besar lenturan yang terjadi tergantung kepada jari jari lenturannya, maka besar lenturan yang terjadi juga merupakan !ungsi dari panjang batang. ;umus umum besarnya jari jari pada titik sepanjang lengkungan suatu cur0a sebarang adalah, ) 6 5 d1y6d31 6 < ) = (dy6d3)1> ().+)

Dalam persamaan ini y adalah besar lenturan yang terjadi (searah sumbu y), dan 3 adalah jarak sepanjang batang (searah sumbu 3). "alah satu persyaratan dalam bahasan ini telah ditentukan bahwa kwadrad besaran sudut lenturan dapat diabaikan atau, (dy6d3)1 5 ?, sehingga persamaan diatas menjadi, )6 5 d1y6d31

().*)

Harga jari jari diatas kemudian disubstitusikan kedalam persamaan ().9), sehingga didapatkan rumus6persamaan umum besar lenturan elastis karena beban momen sbb., /'.d1y6d31 5 % ().@)

Dapat diperhatikan dalam persamaan diatas bahwa arah lenturan (y) selalu searah dengan arah momen, karena besaran modulus elastisitas / dan momen inertia ' selalu positip. .ntuk memecahkan persamaan di!!erensial diatas diperlukan persamaan momen terhadap sumbu 3. #emecahan dapat dilakukan secara analitis, yaitu dengan cara mengintegrasikan dua kali sehingga didapatkan besaran lenturannya (y). #arameter parameter lenturan dapat ditunjukkan dalam bentuk turunan secara berurutan dimulai dengan besaran lenturan y sampai kepada gaya yang bekerja (A) sbb., $enturan "udut lenturan () %omen (%) Beban geser (C) Beban gaya (A) 5 5 5 5 5 y dy6d3 dB6d3 5 d1y6d31 d%6d3, atau d,y6d3, dC6d3, atau d7y6d37

Berdasarkan persamaan umum turunan diatas, dapat ditunjukkan bahwa besarnya sudut lenturan didapat dengan mengintegrasikan persamaan umum lenturan akibat momen pada persamaan ().@) sbb. y 5 d6d3 5 d1y6d31 5 %6/' atau, 5 %6/'. 3 ().)?)

BAB II LENTURAN PADA BATANG STATIS TERTENTU 2.1. #etode Inte$rasi Analitis. (pabila besar momen yang bekerja pada suatu struktur batang dapat ditunjukkan dalam !ungsi matematis terhadap panjang batang (sumbu 3), maka persamaan umum lenturan ().@) dapat diaplikasikan secara langsung untuk menghitung besar momen yang terjadi dengan cara mengintegrasikannya dua kali. .ntuk mendapatkan persamaan momen yang terjadi diperlukan besar reaksi tumpuan akibat beban yang bekerja padanya. #ada struktur batang statis tertentu, reaksi tumpuan dapat dihitung dengan mengaplikasikan persyaratan persyaratan keseimbangan statis, yaitu jumlah momen dan gaya sepanjang batang 5 ?. Konstanta yang timbul akibat integrasi, dapat dihitung dari kondisi batas (boundary
9

conditions), yang ada pada struktur batang yang bersangkutan. #aling sedikit diperlukan 1 kondisi batas karena adanya 1 konstanta yang tidak diketahui dari 1 kali proses integrasi yang dilakukan. Komplikasi yang timbul pada metode ini adalah apabila momen yang bekerja tidak dapat ditunjukkan dalam satu persamaan yang kontinyu, karena perubahan pembebanan yang mendadak. .ntuk mengatasi hal ini biasanya batang dibagi dalam beberapa inter0al dengan satu persamaan momen untuk setiap inter0al. Dalaupun terjadi perubahan momen pada batas diantara masing masing inter0al, tetapi bentuk lengkungan lenturan masih tetap kontinyu karena si!at elastis batang masih dipertahankan. Keadaan ini dapat dipakai untuk menentukkan kondisi batas dari masing masing inter0al, dimana harga lenturan dan sudut lenturan pada suatu titik batas berlaku untuk kedua inter0al yang berdekatan. "ecara garis besar langkah langkah yang ditempuh pada penyelesaian masalah lenturan dengan metode integrasi adalah sbb., ). Hitunglah reaksi yang timbul pada tumpuan, dengan menggunakan rumus keseimbangan statis, yaitu keseimbangan gaya dan momen. 1. -entukan letak sumbu koordinat pada batang, dengan sumbu 3 searah panjang batang. ,. -entukan inter0al berlakunya satu persamaan momen terhadap sumbu 3 beserta koordinat batas dari masing masing inter0al (apabila diperlukan beberapa inter0al). 7. -entukan kondisi batas untuk masing masing inter0al. "etiap inter0al memerlukan 1 kondisi untuk menghitung 1 konstanta integrasi yang timbul. 8. -entukan persamaan momen untuk masing masing inter0al, dan masukkan kedalam persamaan di!erensial lenturan. 9. "elesaikan persamaan di!erensial lenturan pada masing masing inter0al, terhadap lenturannya. Kemudian hitung semua konstanta integrasi yang timbul berdasarkan kondisi batas masing masing. Besar lenturan sepanjang batang dapat dihitung berdasarkan persamaan lenturan yang didapat.

%ontoh soal. ). "uatu batang struktur dengan tumpuan dan pembebanan berupa beban momen dan beban merata seperti ditunjukan pada gambar 1.). Hitunglah posisi dan besarnya lenturan terbesar diantara kedua tumpuan.

2ambar 1.). Pen&elesaian. 2aya gaya reaksi pada kedua tumpuan dihitung dengan persamaan keseimbangan statis sbb. 2aya 5 ?, maka : w$ ;( ;B 5 ? %omen pada tumpuan B 5 ?, maka : w.$1 6 )1 = ;(.$ w.$161 5?, sehingga ;( 5 + w.$6)1, dan ;B 5 8 w.$6)1 Dalam diagram gambar 1.) (b) ditujukkan sumbu koordinat ditentukan melalui tumpuan (, dan inter0al yang ditinjau adalah diantara tumpuan ( dan B. Dua !ondisi 'atas &an$ di(erlu!an adalah 'esarn&a lenturan &an$ ter adi (ada "asin$-"asin$ tu"(uan adalah nol, yaitu : y 5 ? untuk 3 5 ?, dan y 5 ? untuk 3 5 $ #ersamaan momen yang terjadi dalam inter0al diantara kedua tumpuan (antara 35? dan 35$) dapat ditentukan dari gambar 1.)(b) yaitu, /'. d1y6d31 5 % 5 + w.$.3 6 )1 w.$1 6 )1 w.3.(361) sehingga persamaan di!erensial lenturan diantara kedua tumpuan adalah , /'. d1y6d31 5 + w.$.3 6 )1 w.$1 6 )1 w.3.(361) 'ntegrasi 1 kali dari persamaan diatas untuk mendapatkan persamaan lenturannya, /'. dy6d3 5 + w.$.316+1 w.$1.36)1 w.3,69 = &) /'. y 5 + w.$.3,6+1 w.$1.31617 w.37617 = &).3 = &1 Dengan memasukkan kondisi batas pertama yaitu pada : 3 5 ? lenturan y 5 ?, didapatkan : &1 5 ?. Kondisi batas kedua yaitu, pada : 3 5 $ lenturan 5 ? didapatkan : & ) 5 w.$,6+1, sehingga didapatkan persamaan lenturannya sbb. /'. y 5 + w.$.3,6+1 w.$1.31617 w.37617 w.$,.36+1
*

#osisi lenturan maksimum adalah pada titik dimana sudut lenturan sama dengan nol (dy6d3 5 ?), sehingga, ? 5 + w.$. 3,6+1 w.$1.31617 w.37617 = w. $,. 3 6 +1 Dari persamaan pangkat , ini dapat dihitung harga 3 5 ?,87) $, yaitu posisi dimana terjadi lenturan terbesar. (&ara menghitung yang sederhana dapat dilakukan dengan trial and error). Besar lenturan terbesar dihitung dengan memasukkan harga 3 diatas kedalam persamaan lenturannya. y 5 +,** w.$76()?,. /') -anda minus menunjukkan arah lenturan kebawah.

2. "ebuah batang dijepit pada salah satu ujung, dan dikenai beban merata pada ujung yang lain seperti ditunjukkan dalam gambar 1.1. Hitunglah besar lenturan pada ujung kanan batang.

2ambar 1.1. Pen&elesaian. Dengan persamaan keseimbangan statis dapat dihitung besarnya reaksi pada tumpuan jepit yaitu gaya geser dan momen (C( dan %() sbb., 2aya 5 ?, maka : C( w.$6, 5 ? %omen pada tumpuan 5 ?, maka : %( = w.$6,.(1$6,=$69) 5 ? "ehingga didapatkan : C( 5 w.$6,, dan %( 5 8 w.$16)*. "umbu koordinat dipilih pada titik tumpuan jepit. Batang dibagi dalam 1 inter0al karena terdapat perubahan momen yang terjadi diantara bagian batang yang terkena beban merata dan yang tidak. Bagian batang yang tidak terkena beban merata harus diperhitungkan karena kondisi ujung bagian kanan batang dipakai sebagai kondisi batas bagian yang tidak terkena beban. Batas dari kedua inter0al tersebut adalah, 'nter0al ) antara : ? E 3 E 1$6,, 'nter0al 1 antara : 1$6, E 3 E $. "edang kondisi batas masing masing inter0al adalah. 'nter0al ) : #ada 3 5 ?, maka y 5 ? dan dy6d3 5 ? 'nter0al 1 : #ada 3 5 1$6,, y 5 y pada inter0al ). pada 35 1$6,, dy6d3 5 dy6d3 pada inter0al ). #ersamaan momen terhadap sumbu 3 untuk masing masing inter0al dapat ditentukan dengan melihat batang yang dipotong seperti gambar 1.1 (c) dan (d). "ehingga didapatkan persamaan di!erential lenturan yang terjadi pada inter0al ) dan 1 berturut turut sbb,
)?

/'. d1y6d31 5 %()) 5 w.$.36, 8w.$16)*, dan /'. d1y6d31 5 %()) 5 w.$.36, 8w.$16)* w(3 1$6,)161 'ntegrasi pertama menghasilkan sudut lenturan pada inter0al ), /'. dy6d3 5 w.$.3169 8w.$36)* = &) dengan kondisi batas pada 3 5 ?, dy6d3 5 ?F sehingga: &) 5 ?. "udut lenturan pada inter0al 1, /'. dy6d3 5 w.$.3169 8w.$36)* w(3 1$6,),69 = &1 dengan kondisi batas pada 3 5 1$6,, maka dy6d3(inter0al )) 5 dy6d3(inter0al 1), dan didapat : &1 5 ?. 'ntegrasi kedua menghasilkan besar lenturan pada inter0al ), /'. y 5 w.$.3,6)* 8w.$16,9 = &,, dengan kondisi batas pada 3 5 ?, lenturan y 5 ?F sehingga & , 5 ?. Besar lenturan pada inter0al 1, /'. y 5 w.$.3,6)* 8w.$16,9 w(3 1l6,)7617 = &7 dengan kondisi batas pada 351$6,, maka y(inter0al )) 5 y(inter0al 1), sehingga didapat : & 7 5 ?. Besarnya lenturan pada ujung kanan batang didapat dengan memasukkan harga 3 5 $, pada persamaan lenturan untuk inter0al 1 sehingga, /'. y 5 w.$76)* w.$76,9 w($ 1$6,)7617 atau, y 5 )9,w.$76()@77./'), arah lenturan kebawah. Soal-soal Latihan. 1.). #ada batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar 1.,, hitunglah besar lenturan pada ujung kiri batang. 1.1. #ada batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar 1.7, hitunglah besar lenturan pada bagian tengah batang.

2ambar 1., 2ambar 1.7 1.,. #ada batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar 1.8, hitunglah besar lenturan pada ujung yang tidak ditumpu. (+.)8)
))

1.7. #ada batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar 1.9, hitunglah besar lenturan yang terbesar. (+.1,)

2ambar 1.8

2ambar 1.9

2.2. #etode Luas Bidan$ #o"en. %etode ini adalah metode semigra!is. #emecahannya dilakukan dengan meman!aatkan si!at si!at turunan dari persamaan lenturan, dan diagram bidang momen yang terjadi sepanjang batang karena beban yang bekerja. #ada batang dengan banyak beban, metode ini lebih
)1

praktis dan lebih cepat proses perhitungannya dibandingkan dengan metode integrasi. %etode luas bidang momen dikembangkan berdasarkan si!at sudut yang dibentuk oleh garis singgung pada 1 titik pada cur0e batang yang melentur, dan jarak 0ertikal sebuah titik pada batang terhadap garis singgung pada titik yang lain. #ada sebarang lengkungan batang elastis seperti gambar 1.+, untuk elemen batang d$ maka besar elemen sudut d yang dibentuk adalah : d 5 d$6r (1.))

substitusi harga jari jari lengkungan dari persamaan ().9) kedalam persamaan diatas, d 5 %6/'. d$ (1.1)

2ambar 1.+. .ntuk batang sesungguhnya, elemen panjang d$ yang mempunyai jari jari sama adalah pendek sekali dan dapat dianggap : d$ 5 d3, sehingga, d 5 %6/'. d3 (1.,)

(plikasi dari persamaan (1.,) ditunjukkan dalam gambar 1.*, untuk menghitung besarnya sudut yang dibentuk oleh 1 garis singgung pada titik ( dan B pada lengkungan batang. Hal ini dapat dilakukan dengan mengintegrasikan persamaan (1.,) dari ( ke B, karena seperti terlihat pada gambar 1.* sudut dB adalah sama dengan sudut yang terbentuk oleh garis singgung pada kedua ujung elemen panjang d$. d 5 B ( 5 (B 5 %6/'.d3 atau, (1.7)

)6/'. %.d3

Dari persamaan (1.7) dapat disimpulkan bahwa besarnya integral ruas kanan adalah luas bidang momen yang terjadi dibagi dengan besaran /.'. Kalau besaran / atau ' tidak konstan sepanjang batang (misalnya poros bertingkat), maka diagram momen ditunjukkan dengan besaran (%6/') pada inter0al dimana besarnya / dan ' sama. #ada proses penjumlahannya, luas bidang momen dianggap positip apabila momen yang bekerja positip, dan sebaliknya.

),

2ambar 1.*. :arak 0ertikal dari titik ( terhadap garis singgung dari titik B ditunjukkan sebagai garis (B4 pada gambar 1.*. Dari batasan semula bahwa besar lenturan yang terjadi dianggap kecil, maka elemen jarak dt dapat dianggap sebagai, dt 5 3. d 5 %6/'.3.d3 'ntegrasi diantara titik ( dan B menghasilkan jarak 0ertikal t (6B sbb, dt 5 t (6B 5 %6/'.3.d3 (1.8) :arak 0ertikal t(6B biasa pula disebut de0iasi tangensial, dan besarnya berbeda dengan besar lenturan batang pada titik (. Kalau persamaan (1.8) diperhatikan, integral bagian kanan adalah merupakan momen terhadap titik ( dari luasan bidang momen diantara ( dan B. $uasan bidang momen dapat dianggap sebagai beban merata, sehingga posisi besaran luasan adalah pada titik berat dari bidang momen yang ditinjau. Kesederhanaan metode ini tergantung dari cara menghitung luas bidang momen dari bagian yang ditinjau. #enghitungannya dilakukan dengan cara semigra!is, yaitu dengan rumus goneometri, setelah dikenali bentuk geometri dari bidang momen yang ditinjau dan panjang sisi sisinya. Bentuk bidang momen yang terjadi biasanya berupa bentuk bentuk geometri sederhana seperti, persegi panjang, segitiga, atau segitiga parabolik. &ara integrasi dapat pula dilakukan untuk menghitung luas bidang momen, tetapi cara ini akhirnya akan sama saja dengan metode integrasi analitis, sehingga tidak menyederhanakan proses perhitungannya. .ntuk menyederhanakan cara semigra!is, biasanya dilakukan dengan memisahkan bidang momen dari masing masing gaya yang bekerja. $uas masing masing bidang momen kemudian dijumlahkan dengan memperhatikan tanda positip atau negatip dari masing masing luasan. -eori tentang sudut antara garis singgung dan de0iasi tangensial diantara 1 titik diatas, dipakai sebagai dasar pada perhitungan lenturan dengan metode luas bidang momen. -eori de0iasi tangensial yang lebih sering dipakai, karena langsung dapat menentukan besarnya lenturan. -eori sudut diantara garis singgung biasanya dipakai untuk menghitung sudut lenturan, misalnya untuk menentukan posisi lenturan terbesar. Hal yang penting pada metode ini adalah penentuan luas bidang momen, titik berat masing masing bidang, dan penggambaran diagram yang menunjukkan bentuk lenturan yang terjadi akibat pembebanannya. #rosedur untuk menerapkan metode ini ditunjukkan dalam beberapa langkah sbb.

)7

). 2ambarkan diagram bidang momen (%6/' apabila / dan ' sepanjang batang tidak konstan) yang terjadi akibat masing masing beban, dan gambarkan pula perkiraan bentuk lenturan yang akan terjadi. 1. -entukan de0iasi tangensial yang dapat dipakai secara langsung untuk menghitung besar lenturan yang dibutuhkan. Biasanya de0iasi tangensial dihitung antara titik terjadinya lenturan yang ditanyakan dengan sebarang titik sebagai re!erensi (tumpuan, ujung batang dll.). ,. "esudah luas bidang momen dan titik beratnya diketahui, maka jarak de0iasi tangensial dapat dihitung dengan memakai teori de0iasi tangensial. 7. Besar lenturan ditentukan berdasarkan hubungannya secara geometris dengan de0iasi tangensial ini. Dalam perhitungan lenturan pada suatu struktur batang, seringkali perlu dihitung lenturan terbesar yang terjadi. .ntuk struktur dengan pembebanan dan tumpuan yang simetris, posisi lenturan terbesar dapat ditentukan secara langsung dari bentuk diagram bidang momennya. -etapi apabila posisi dimana terjadi lenturan terbesar tidak diketahui, maka persamaan sudut lenturan dan de0iasi tangensial keduanya harus dipakai. #rosedur perhitungan lenturan terbesar, ditunjukkan pada gambar 1.@.

2ambar 1.@. %isalkan 3 adalah jarak dari ( terhadap posisi lenturan terbesar, yaitu pada titik B. Dengan menghitung t&6( dapat dihitung besar sudut lenturan di ( ( (). "udut ( dapat juga dihitung dengan menghitung (B karena garis singgung pada B adalah horiGontal. Hasil perhitungan dengan cara kedua masih mengandung 0ariabel 3, sehingga dengan menyamakan ( dari hasil perhitungan pertama, maka 3 dapat dihitung. %ontoh soal. ). Hitunglah besar lenturan pada ujung bebas dari batang dengan pembebanan dan tumpuan seperti gambar 1.)?. %odulus elastisitas dan momen inertia konstan sepanjang batang. Pen&elesaian. #ada soal ini reaksi tumpuan tidak perlu dihitung, karena bidang momen dapat digambarkan hanya dari beban gaya yang bekerja. Karena / dan ' konstan maka yang digambarkan adalah diagram bidang momen seperti gambar 1.)? (b). 2ambar 1.)?(c) menunjukkan perkiraan bentuk cur0a lenturan elastis yang terjadi, dengan skala yang sangat
)8

dibesarkan. 'nter0al yang dipilih untuk menghitung de0iasi tangensial adalah jarak dari titik ( terhadap garis singgung cur0a lenturan pada B. Karena B adalah tumpuan jepit, maka garis singgung pada B merupakan garis horisontal. -erlihat bahwa de0iasi tangensial pada ( terhadap garis singgung pada B adalah sama dengan besar lenturan pada ( yang akan dihitung.

2ambar 1.)?. Bidang momen yang terjadi dibagi menjadi , bentuk geometri sederhana, yaitu persegi panjang, segitiga dan segitiga parabolis seperti ditunjukkan gambar 1.)?(b) untuk memudahkan penghitungan luasnya. $uas dan posisi titik berat bentuk bentuk tersebut dapat langsung dihitung, sesudah diketahui ukuran dari sisi sisinya. #anjang sisi bidang momen di B adalah sama dengan momen terhadap B dari beban merata, yaitu : w$ ($=$61) 5 ,w.$ 161. $etak titik beratnya dan panjang sisi sisi yang diperlukan untuk menghitung luas ke , bentuk geometri dapat dilihat pada gambar 1.)?(b). %enurut de!inisi de0iasi tangensial dari ( terhadap B (t (6B), adalah jumlah momen terhadap ( dari , luas bidang momen yang terbentuk apabila luasan luasan bidang momen dianggap beban merata yaitu, /'. t(6B 5 w$,69 (8$67) w$,61 (1$) w$,61(),$69), atau t(6B 5 88w$76(17/') Besar lenturan yang terjadi pada ( (y() adalah sama dengan besar de0iasi tangensial diatas (t(6B).

)9

1. Hitunglah lenturan yang terjadi pada ujung kiri batang dengan pembebanan dan tumpuan seperti gambar 1.)). / dan ' batang dianggap konstan sepanjang batang.

2ambar 1.)). Pen&elesaian. .ntuk membuat diagram bidang momen besar reaksi yang terjadi pada tumpuan harus dihitung terlebih dahulu. # ;( ;B 5 ? %omen terhadap B 5 ? maka: #.(7$) = ;(.(,$) 5 ? sehingga didapatkan di B dan &, ;B 5 7#6, (keatas), ;& 5 #6, (kebawah) Bidang momen yang terjadi dibagi menjadi dua buah segitiga, seperti terlihat pada gambar 1.))(b). #anjang sisi kedua segitiga pada B didapat dengan menghitung momen pada titik B yang besarnya 5 #$. #osis titik berat kedua segitiga dapat dilihat juga pada gambar 1.))(b). #erkiraan bentuk cur0a lenturan elastis batang ditunjukkan pada gambar 1.))(c). Dapat dilihat bahwa de0iasi tangensial pada ( terhadap & bukan merupakan besar lenturan pada (. -etapi kalau diperhatikan lebih lanjut akan terlihat bahwa besar lenturan pada ( (y() adalah sama dengan de0iasi tangensial pada ( (t (6&) dikurangi dengan 76, kali de0iasi tangensial pada B (tB6&). /'. t(6& 5 #$161. (1$6,) ,#$161. (1$) 5 )? #$,6, /'. tB6& 5 ,#$161. ($) 5 ,#$,61 "ehingga besar lenturan pada ( adalah, y( 5 t(6& tB6& 5 )?6(,/'). #$, 76,. ( ,6(1/').#$,) 5 5 76, #$,
)+

2aya 5 ? maka:

,. #ada batang dengan pembebanan dan tumpuan seperti gambar 1.)1 hitunglah posisi dan besar lenturan terbesar yang terjadi. / dan ' batang dianggap konstan sepanjang batang.

2ambar 1.)1 Pen&elesaian. 2aya gaya reaksi yang terjadi pada tumpuan dihitung dengan mengaplikasikan persamaan persamaan keseimbangan statis sbb. " 2aya 5 ? maka, # ;( = w$ ;& 5 ? " %omen terhadap & 5 ? maka ;(.,$ #.1$ w$161 5 ? sehingga, ;( 5 1#6, = w$69 5 D$61 ;B 5 w$ .ntuk mempermudah dalam menghitung luas bidang momen yang terjadi, bidang momen digambarkan untuk masing masing gaya seperti terlihat gambar 1.)1(b d) termasuk posisi titik beratnya. "edang bentuk lengkungan elastis batang ditunjukkan pada gambar 1.)1(e). Besarnya de0iasi tangensial t &6( adalah, /'. t&6( 5 @w$,67. $ w$,. 1$6, w$,69. $67 5 5 ,+617.w$7 "udut yang dibentuk oleh garis singgung pada B ( adalah sama dengan harga tangen nya, karena sudut lenturannya kecil sekali,

)*

( 5 tan ( 5 t&6(6,$ 5 ,+ w$,6+1/' %isalkan posisi lenturan terbesar terjadi pada titik B, yaitu dengan jarak 3 dari (. Dengan demikian sudut ( dapat juga dihitung dengan menghitung sudut diantara garis singgung yang ditarik dari tituk ( dan B((B) sehingga, /'. ( 5 /'. (B 5 w$61.3.361 w$61(3 $)161 5 5 w$(1$.3 $1) Dengan menyamakan harga ( dari dua perhitungan diatas didapatkan harga 3, yaitu posisi lenturan terbesar yang dicari, w$6/' (1$.3 $1) 5 ,+w$,6+1/' sehinggaF 3 5 88$6,9 Besar lenturan terbesar (yB) adalah sama dengan de0iasi tangensial dari titik ( terhadap garis singgung pada B (t(6B), karena garis singgung pada B arahnya horisontal. t(6B 5)6/'<(136,).(w$361).(361) H$=16,(3 $)Iwl61.(3 $)161> sesudah harga 3 disubstitusikan kedalam persamaan diatas maka didapatkan besar lenturan terbesar (yB), yB 5 w$761H)6,(886,9), )61()@6,9)1 )6,()@6,9),I 5 5 ?.8? w$76/' (rahnya lenturan kebawah walaupun tandanya positip, karena titik B masih berada diatas garis tangennya. Soal Soal Latihan. 1.8. #ada batang dengan pembebanan dan tumpuan seperti pada gambar 1.),, hitunglah dengan metode luas bidang momen besar lenturan pada titik pada gaya ,# bekerja. 1.9. #ada batang dengan pembebanan dan tumpuan seperti pada gambar 1.)7, hitunglah dengan metode luas bidang momen besar lenturan pada ujung kanan batang.

2ambar 1.),. 2ambar 1.)7. 1.+. #ada batang dengan pembebanan dan tumpuan seperti pada gambar 1.)8, hitunglah dengan metode luas bidang momen besar lenturan pada titik tengah batang.
)@

1.*. #ada batang dengan pembebanan dan tumpuan seperti pada gambar 1.)9, hitunglah dengan metode luas bidang momen besar lenturan pada titik tengah batang.

2ambar 1.)8.

2ambar 1.)9.

1.@. #ada batang dengan pembebanan dan tumpuan seperti pada gambar 1.)+, hitunglah dengan metode luas bidang momen besar terbesar yang terjadi 1.)?. #ada batang dengan pembebanan dan tumpuan seperti pada gambar 1.)*, hitunglah dengan metode luas bidang momen besar terbesar yang terjadi

2ambar 1.)+ 2.). #etode Su(er(osisi.

2ambar 1.)*

%etode ini dikembangkan berdasarkan teori bahwa lenturan yang terjadi pada suatu batang yang dikenai beberapa beban, adalah sama dengan jumlah dari lenturan yang terjadi akibat masing masing beban. Dengan demikian apabila besar lenturan akibat masing masing beban (pada struktur batang yang sama) telah diketahui, maka permasalahan dalam metode ini adalah tinggal mejumlahkan semua lenturan akibat masing masing beban tersebut. Besar lenturan pada batang dengan pembebanan dan tumpuan yang sederhana yang telah dihitung sebelumnya biasanya ditabelkan -abel 1.) adalah contoh tabel besar lenturan yang terjadi pada beberapa struktur batang sederhana. 2ambar 1.)@ menunjukkan sebuah batang dengan tumpuan jepit dan dikenai beberapa beban. -elah diperlihatkan pada kedua metode yang telah dibahas sebelumnya, bahwa momen yang menyebabkan terjadinya lenturan adalah jumlah dari semua momen akibat masing masing beban yang bekerja. #ada metode integrasi diperlihatkan bahwa sesudah dilakukan proses dua kali integrasi, besar lenturan yang terjadi adalah merupakan penjumlahan dari lenturan akibat masing masing momen. Karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa lenturan akibat beberapa beban yang bekerja pada suatu batang struktur, adalah sama dengan jumlah dari lenturan akibat masing masing beban yang bekerja padanya.

1?

2ambar 1.)@. -abel 1.). Besar lenturan untuk batang dengan tumpuan dan pembebanan sederhana.
&ase ) $oad and "uppot ($ength $) "lope at /nd ( =) %a3imum De!le3tion ( = .pward )

=
=
=

PL1 1 EI at x = L

PL, y ma3 = ,EI at x =L


WL7 y ma3 = * EI at x =L

WL, 9 EI at x = L

WL, 17 EI at x = L ML = EI at x = L

) =

Pb L1 b 1 9 LEI at x =? Pb L1 a 1 9 LEI at x = L
1

WL7 y ma3 = ,? EI at x =L ML y ma3 = 1 EI at x =L

y ma3 = at x = y center
1

Pb( L1 b 1 ) @ ,LEI
1

1 =

(L

not ma3

Pb(,L1 7b 1 ) 7* EI

b 1 ) 6 ,

) =

PL )9 EI at x = ?

PL )9 EI at x =L

1 =+

y ma3 = at x = L

PL, 7* EI

) =

wL 17 EI at x = ?

) =+

wL 17 EI at x =L

wL7 y ma3 = 8*7 EI at x = L 1

y ma3 = @ ,EI at x = L , ML1 y center = )9 EI not ma3 Dua kesulitan yang timbul dalam menerapkan metode superposisi untuk menghitung besar lenturan yang terjadi dalam suatu struktur adalah:
). %endapatkan kumpulan hasil perhitungan besar lenturan pada batang dengan tumpuan dan pembebanan yang berbeda dalam jumlah yang cukup banyak. Dalam buku buku teks
1)

) =

ML 9 EI at x = ?

1 =+

ML 9 EI at x =L

ML1

%ekanika -eknik atau (nalisa -egangan biasanya terdapat tabel kumpulan hasil perhitungan lenturan tersebut. %akin banyak kumpulan yang didapat, makin luas permasalahan lenturan yang dapat diselesaikan dengan metode superposisi. -abel 1.) memuat besar lenturan yang terjadi pada * jenis tumpuan dan pembebanan pada struktur batang sederhana. :umlah tersebut tentu saja belum cukup untuk menyelesaikan permasalahan lenturan pada struktur yang cukup kompleks. 1. #ada batang dengan tumpuan dan pembebanan yang kompleks, diperlukan pembagian menjadi beberapa batang yang besar lenturan masing masing dapat dilihat pada tabel yang tersedia. Kesulitannya biasanya adalah pada cara pembagiannya sehingga dapat dipakai untuk menghitung besar lenturan yang dipertanyakan. &ontoh contoh soal berikut akan menjelaskan secara langsung prosedur penyelesaian lenturan dengan metode superposisi. %ontoh soal. ). #ada batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar 1.1?, hitunglah lenturan terbesar yang terjadi. %odulus elastisitas batang / 5 )1.)? 9 psi, dan momen inersia ' 5 *) inch7. Pen&elesaian. Dari keadaan simetri pada tumpuan dan pembebanan, dapat ditentukan gaya reaksi masing masing tumpuan yaitu : ;( 5 ;B 5 78?? lb. Karena keadaan simetri pula, maka lenturan terbesar akan terjadi dibagian tengah batang. Batang kemudian dibagi menjadi dua dengan tumpuan dan pembebanan yang sama, yaitu masing masing dengan tumpuan jepit (sebagai pengganti potongan ditengah batang) dengan kedua tumpuannya dihilangkan dan digantikan dengan reaksi tumpuan yang ber!ungsi sebagai beban gaya. Beban yang lain adalah setengah dari beban merata, karena terpotong ditengahnya seperti ditunjukkan pada gambar 1.1?(b). Bagian batang sebelah kanan saja yang kemudian ditinjau, karena kedua potongan mempunyai struktur dan pembebanan yang sama. Bagian ini dibagi lagi menjadi 1 batang, masing masing dengan satu beban seperti ditunjukkan dalam gambar 1.1?(c) dan (d). #enyelesaian lenturan batang pada gambar 1.1?(c) masih belum ada pada -abel 1.), sehingga harus dibagi lagi yaitu lenturan akibat beban merata (y)) dan tambahan lenturan akibat panjang batang tanpa beban (y1). #enyelesaian besar lenturan pada batang gambar 1.1?(d) yaitu y,, terdapat pada -abel 1.). y) 5 w$76*/' 5 ?,?@)) inch .ntuk dapat menghitung y1 harus diketahui dahulu sudut lenturan diujung beban merata, ) 5 w$,69/' 5 ?,??118 rad., sehingga y1 5 ,9. ( ?,??118) 5 ?,?*) inch $enturan batang gambar 1.1?(c) 5 ( ?,?@)) ?,?*)) inch 5 ?,)+1 inch (arah kebawah)

11

2ambar 1.1? Besarnya lenturan y,, y, 5 #$,6,/' 5 ),)18 inch (keatas) -otal lenturan yang terjadi pada ujung batang adalah jumlah dari ketiga lenturan diatas 5 ?,@8, inch (keatas). $enturan ini adalah sama dengan lenturan terbesar yang terjadi ditengah batang, dengan arah lenturan kebawah karena ujung kanan batang pada kenyataannya adalah tumpuan, yang tentu saja tidak berubah letaknya. 1. Hitunglah lenturan pada bagian tengah batang yang mempunyai tumpuan dan pembebanan seperti gambar 1.1).

2ambar 1.1). Pen&elesaian. Batang dengan 1 jenis beban tersebut dibagi menjadi 1 bagian, masing masing dengan salah satu dari kedua beban tersebut dengan struktur batang tetap seperti terlihat pada gambar 1.1)(b). #enyelesaian lenturan yang terjadi pada titik tengah dari kedua batang bagian tersebut ada pada -abel 1.). $enturan pada titik tengah batang bagian ()), y) 5 8w.$76,*7/' 5 ?,)9,* inch $enturan pada titik tengah batang bagian (1), y1 5 #.b($1 7b1)67*/' 5 ?,7@@ inch.

1,

$enturan yang terjadi pada titik tengah batang akibat kedua beban tersebut adalah jumlah dari kedua lenturan akibat masing masing beban, y 5 y) = y1 5 ?,1)7 inch (kebawah) Soal-soal latihan. 1.)). #ada batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar 1.11, hitunglah besar lenturan pada ujung kiri batang. Besar elemen beban merata w 5 )??? lb6!t, $ 5 , !t, / 5 )9?.)?9 psi, dan ' 5 8?? inch7. 1.)1. #ada batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar 1.1,, hitunglah besar lenturan pada bagian tengah batang. dengan w 5 1??? J6m, $ 5 7 m, / 5 1??.)? 9 k#a, dan ' 5 ,8?? mm7.

2ambar 1.11.

2ambar 1.1,.

1.),. #ada batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar 1.17, hitunglah besar lenturan pada ujung kiri batang. Harga w 5 )1?? lb6!t, $ 5 1 !t, / 5 71?.)? 9 psi, dan ' 5 18? inch7. 1.)7. #ada batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar 1.18, hitunglah besar lenturan pada ujung kanan batang.

2ambar 1.17. 2.*. #etode %asti$liano.

2ambar 1.18.

%etode ini merupakan metode yang paling banyak dipakai untuk pemecahan masalah lenturan yang terjadi pada suatu struktur atau batang. %etode ini dikembangkan oleh seorang insinyur 'talia bernama (lberto &astigliano pada tahun )*+,. -eori dasar metode ini dikembangkan berdasarkan perhitungan besar energi yang tersimpan didalam suatu batang akibat beban yang bekerja padanya. #rinsip kekekalan energi dapat dipakai sebagai dasar pembahasan metode ini, yaitu energi input harus selalu sama dengan output ditambah energi yang hilang dan lain lain. #ada suatu batang yang terbebani energi inputnya adalah kerja yang dilakukan oleh beban, sedang outputnya adalah energi yang tersimpan didalam batang karena batang tidak melakukan kerja.

17

2ambar 1.19. %isalkan batang seperti pada gambar 1.19, dibebani secara bersamaan oleh gaya #) dan #1 secara perlahan lahan mulai dari nol sampai mencapai harga terbesar masing masing beban. #ada akhir pembebanan, lenturan yang terjadi pada titik bekerjanya gaya #) dan #1 berturut turut adalah y) dan y1. Bentuk energi yang tersimpan didalam batang karena kedua beban adalah energi strain yang besarnya dapat dihitung dari energi inputnya, yaitu jumlah usaha yang dilakukan oleh masing masing gaya tsb. . 5 )61.#).y) = )61.#1.y1 (1.9)

2aya yang bekerja dianggap setengahnya, karena pembebanan selalu dimulai awal (#)5?, dan #15?) kemudian secara perlahan bertambah sampai mencapai beban penuh, sehingga besar gaya yang bekerja selama proses de!ormasi dapat didekati dengan harga rata ratanya. "etelah tercapai beban penuh kemudian gaya #) ditambah dengan elemen beban kecil #), sehingga mengakibatkan pertambahan besar lenturan pada posisi kedua gaya tersebut masing masing y) dan y1. #ertambahan energi strain karena pertambahan gaya adalah, . 5 )61 #).y) = #).y) = #1.y1 (1.+)

(pabila kemudian dilakukan percobaan yang sama tetapi urutan pembebanan dirubah, yaitu gaya #) dikenakan terlebih dahulu kemudian baru disusul dengan gaya #) dan #1, maka jumlah energi yang tersimpan didalam batang menjadi, . = . 5)61.#).y) = #).y) = )61.#).y) = )61.#1.y1 (1.*)

Dalaupun urutan pembebanan berbeda, tetapi energi yang tersimpan pada batang (. = .) akibat kedua urutan pembebanan tersebut seharusnya sama, berdasarkan prinsip kekekalan energi. Dengan mengkombinasikan persamaan (1.9) (1.*) didapatkan , #).y) 5 #).y) = #1.y1 Kombinasi antara persamaan (1.+) dan (1.@) menghasilkan, .)6#) 5 y) = )61 y) (1.)?) (1.@)

(pabila besar beban #) mendekati limit nol, maka besar lenturan y) yang terjadi juga mendekati limit nol sehingga,

18

.6#) 5 y)

(1.)))

;umus diatas adalah teori dasar dari metode &astigliano, yang secara umum dapat dijabarkan dalam bentuk teori yaitu: KA(a'ila ener$i strain &an$ tersi"(an didala" 'atan$ da(at din&ata!an dala" +un$si $a&a-$a&a &an$ 'e!er a (adan&a, turunan (artial +un$si ts'. terhada( salah satu $a&a adalah sa"a den$an lenturan &an$ ter adi (ada titi! 'e!er an&a $a&a terse'ut.K Dalam pengembangannya, teori &astigliano juga berlaku untuk turunan partial energi yang tersimpan terhadap momen yang bekerja, yanga akan menghasilkan besar sudut lenturan sbb. .6%) 5 i (1.)1)

(pabila pada posisi besar lenturan yang akan dihitung tidak terdapat gaya yang bekerja, maka gaya nol dapat dikenakan pada posisi tersebut. "esudah didapatkan persamaan energi terhadap gaya nol, maka lenturan yang terjadi dihitung berdasarkan turunan terhadap gaya kosong tersebut. Kemudian limit nol dikenakan pada semua besaran yang mengandung gaya tersebut, sehingga akhirnya didapat besar lenturan yang terjadi. #rosedur ini berlaku pula pada perhitungan sudut lenturan pada persamaan (1.)1). /nergi yang tersimpan didalam batang adalah berupa tegangan antar molekul didalam batang, sebagai reaksi terhadap adanya gaya luar yang bekerja. (kibat !isik dari adanya tegangan didalam bahan berupa de!ormasi yang terjadi pada batang yang terkena beban. (pabila suatu batang menerima beban aksial #, yang mengakibatkan pertambahan panjang d maka usaha yang dilakukan oleh gaya # adalah: .5 # d (1.),)

Besar tegangan yang terjadi akibat gaya # dide!inisikan sebagai : 5 #6(, atau, # 5 .(, sedangkan strain () menurut de!inisinya adalah : 5 6$F sehingga persamaan (1.),) menjadi, .5 .(.$. d 5 ($ .d (1.)7)

Karena batang melentur dalam kondisi elastis maka Hukum Hooke berlaku, sehingga 5 6/, atau d 5 d 6/F sehingga persamaan (1.)7) menjadi, . 5 ($6/ d, atau, (1.)8)

. 5 ($ 161/, atau .6($ 5 161/ dimana, ( 5 luas penampang batang $ 5 panjang batang / 5 modulus elastisitas batang . 5 energi strain yang tersimpan 5 tegangan yang terjadi.

19

#ersamaan (1.)8) menunjukkan hubungan antara besarnya energi strain yang tersimpan setiap unit 0olume batang dengan tegangan yang ditimbulkan. Dengan demikian besarnya total energi strain akibat tegangan didalam 0olume batang adalah: . 5 0ol 161/.dC (1.)9)

(pabila beban yang bekerja adalah momen (%), maka tegangan yang terjadi pada batang adalah (%.y6/') sehingga energi strain akibat beban momen tersebut menjadi, . 5 )61/ 0ol(%.y6')1.dC /lemen 0olume : dC 5 d(.d3, sehingga persamaan energi diatas menjadi, . 5 )61/. <%16'1. area(y1.d()>.d3 Besaran 1 area(y .d() adalah momen inertia ' sehingga, (1.)*) (1.)+)

. 5 )61/ %16'.d3

#ersamaan (1.)*) menunjukkan besarnya energi strain yang terjadi akibat adanya beban momen saja. -elah dinyatakan dalam permulaan bahasan bahwa untuk pemakaian pada batang struktur, besar lenturan yang terjadi akibat beban gaya dan gaya geser kecil sekali dibandingkan dengan besar lenturan akibat beban momen. Dengan demikian berdasarkan teori &astigliano pada persamaan (1.))), maka besar lenturan (yi) yang terjadi pada suatu titik dimana bekerja gaya #i adalah, yi 5 .6 #i 5 )6/' %. %6#i. d3 %ontoh Soal. ). Hitunglah besar lenturan yang terjadi pada ujung bebas suatu batang yang dijepit diujung yang lain. Beban yang bekerja adalah gaya # pada ujung bebas dan beban merata berbentuk segitiga yang titik nolnya pada gaya #, seperti ditunjukkan pada 2ambar 1.1+. #anjang batang $ dengan / dan ' konstan sepanjang batang. (1.)@)

2ambar 1.1+. Pen&elesaian.

1+

"umbu koordinat diambil pada ujung bebas (gambar 1.1+), sehingga momen yang bekerja pada jarak 3 adalah, % 5 #3 w3,69$ Dengan memakai rumus (1.)@) maka besar lenturan pada # dapat dihitung. -urunan partial !ungsi momen terhadap gaya # adalah %6#5 3, sehingga: /'.y 5 (#31 wL769$) d3 5 #l,6, = w$76,? "ehingga lenturan yang terjadi pada # adalah, y 5 #l,6,/' = w$76,?/' 1. "uatu batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar 1.1*, dengan panjang $ dan ' konstan sepanjang batang. Hitunglah besar lenturan yang terjadi ditengah batang.

2ambar 1.1* Pen&elesaian. Karena ditengah batang tidak ada gaya yang bekerja, maka dikenakan gaya nol # pada titik tersebut. 2aya reaksi pada kedua tumpuan dengan memperhitungkan gaya nol # adalah, ; 5 w$61 = #61 %omen yang terjadi dengan mengambil ujung kiri sebagai sumbu koordinat, % 5 w$361 w3161 = #361 # <3 $61> %omen akibat gaya nol (# <3 $61>) hanya berlaku untuk inter0al $61 E 3 E$. Diluar ini besar momen ini adalah nol. -urunan partial !ungsi momen terhadap gaya # adalah, %6# 5 361 <3 $61> (pabila harga gaya nol # mendekati limit nol (# titik bekerjanya # adalah, /'.y 5 ?), maka besar lenturan yang terjadi pada

(w$361 w3161) (361 <3 $61>) d3, sehingga

/'.y 5 w67 ($.31 31)d3 = w67 ($13 ,$31 = 13,)d3 5 5 8w.$7 6 ,*7 "ehingga lenturan pada titik tengah batang adalah y 5 8w.$76,*7/' (kebawah)
1*

Soal-soal latihan. 1.)8. #ada batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar 1.1@, hitunglah besar lenturan yang terjadi pada tempat gaya # bekerja. 1.)9. #ada batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar 1.,?, hitunglah besar lenturan yang terjadi pada tempat gaya # bekerja.

2ambar 1.1@

2ambar 1.,?

1.)+. #ada batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar 1.,), hitunglah besar lenturan yang terjadi pada ujung kiri batang. 1.)*. #ada batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar 1.,1, hitunglah besar lenturan yang terjadi pada ujung kiri batang.

2ambar 1.,)

2ambar 1.,1.

BAB III. LENTURAN PADA BATANG STATIS TA- TENTU. Mang dimaksud dengan struktur batang statis tak tentu adalah suatu struktur dengan jumlah gaya reaksi pada tumpuan lebih dari jumlah persamaan keseimbangan yang ada pada struktur seimbang statis. Dengan demikian apabila besarnya semua reaksi tumpuan tersebut tidak diketahui, maka secara matematis besarnya gaya reaksi yang terjadi pada tumpuan tidak dapat dihitung. (danya kelebihan jumlah reaksi tumpuan pada struktur statis tak tentu, karena jumlah tumpuan yang dipasang melebihi yang persyaratan minimal jumlah tumpuan pada struktur dengan keseimbangan statis (statis tertentu). "uatu struktur batang statis tak tentu biasanya dibuat bertujuan bukan untuk memeperbaiki stabilitas struktur, karena
1@

persyaratan stabilitas telah dipenuhi dengan adanya keseimbangan statis. -ujuan penambahan tumpuan biasanya diperlukan untuk tujuan lain, misalnya untuk mengurangi besar lenturan terbesar yang terjadi karena batang terlalu panjang, mengurangi besar gaya reaksi pada satu tumpuan, dan lain lain. .ntuk dapat menyelesaikan permasalahan lenturan pada struktur batang statis tak tentu, besarnya reaksi tumpuan harus dihitung terlebih dahulu. #enyelesaian lenturan pada struktur batang statis tak tentu pada prinsipnya adalah sama dengan pada struktur statis tertentu. #erbedaannya, pada struktur statis tak tentu diperlukan tambahan persamaan terhadap 1 persamaan keseimbangan statis yang telah ada, sehingga besarnya reaksi tumpuan dapat dihitung. -ambahan persamaan yang diperlukan dapat diperoleh dari adanya kelebihan tumpuan itu sendiri, karena setiap tambahan tumpuan akan memberikan tambahan in!ormasi tentang besarnya lenturan dan6atau sudut lenturan yang terjadi padanya. Dengan meman!aatkan teori dasar lenturan yang sudah dibahas pada Bab ', dari setiap tambahan in!ormasi tersebut akan didapatkan tambahan persamaan yang mengandung parameter reaksi tumpuan, sehingga jumlah persamaan yang didapat (termasuk persamaan keseimbangan statis) akan mencukupi untuk menghitung besarnya semua reaksi tumpuan. "emua metode yang dipakai untuk menyelesaikan masalah lenturan pada batang statis tertentu, dapat digunakan pada batang statis tak tentu. -ambahan persamaan terhadap persamaan keseimbangan statis, didapatkan dengan memasukkan in!ormasi tambahan dari adanya kelebihan tumpuan kedalam persamaan dan6atau sudut lenturan yang ada pada masing masing metode penyelesaian yang dipakai. ).1. #etode Inte$rasi Analitis. #rinsip penyelesaian lenturan dengan metode integrasi analitis pada struktur batang statis tak tentu pada prinsipnya sama dengan pada struktur statis tertentu. #ada struktur statis tertentu, in!ormasi tentang besar lenturan dan6atau sudut lenturan yang sudah diketahui, dipakai untuk menentukan kondisi batas integrasi yang diperlukan untuk menghitung konstanta integrasinya. Hal yang sama juga dilakukan pada struktur statis tak tentu. #erbedaannya adalah pada struktur statis tak tentu, persamaan momen yang didapat dari penyelesaian seperti diatas masih akan mengandung parameter reaksi tumpuan yang tidak dapat dihitung dengan persamaan keseimbangan statis. Dengan demikian diperlukan tambahan kondisi batas, sehingga semua reaksi tumpuan dapat dihitung besarnya. :umlah tambahan kondisi batas yang diperlukan harus sama dengan jumlah kelebihan reaksi tumpuan yang tidak dapat dihitung. (pabila suatu batang statis tak tentu mempunyai 7 jenis reaksi tumpuan, maka diperlukan 1 tambahan kondisi batas karena keadaan keseimbangan statis hanya menyediakan 1 persamaan dari keseimbangan gaya dan momen. "esudah besarnya semua reaksi tumpuan dapat dihitung, maka prosedur selanjutnya untuk menghitung besar lenturan adalah sama dengan pada batang statis tertentu. &ontoh soal berikut ini akan menunjukkan prosedur penyelesaian lenturan pada struktur batang statis tak tentu dengan metode integrasi. %ontoh soal ). #ada struktur batang dengan pembebanan dan tumpuan seperti gambar ,.), hitunglah besarnya reaksi pada tumpuan jepit dan tumpuan rol, dan besar lenturan pada titik tengah diantara kedua tumpuan.

,?

Pen&elesaian. Dari pertimbangan stabilitas struktur, sebenarnya tidak diperlukan adanya tumpuan rol pada struktur batang gambar ,.). -umpuan rol mungkin diperlukan untuk mengurangi besar lenturan yang terjadi pada ujung batang. -erlihat bahwa jumlah reaksi tumpuan yang tidak diketahui adalah ,, yaitu 1 reaksi pada tumpuan jepit dan satu pada tumpuan rol. Karena itu dibutuhkan tambahan ) persamaan, karena kondisi keseimbangan statis hanya menyediakan 1 persamaan yaitu persamaan keseimbangan gaya dan momen. -ambahan persamaan ini didapat dari adanya , kondisi batas integrasi, karena yang dibutuhkan hanya 1 kondisi batas (untuk menghitung besarnya 1 konstanta integrasi). Ketiga kondisi batas tersebut tersedia pada inter0al diantara kedua tumpuan, yaitu besar lenturan dan sudut lenturan sama dengan nol pada tumpuan jepit, dan besar lenturan sama dengan nol pada tumpuan rol.

2ambar ,.). "umbu koordinat ditentukan pada tumpuan jepit seperti ditunjukkan pada gambar ,.)(b), sehingga kondisi batas integrasinya adalah: #ada 35 ?, y 5 ? dan B 5 ? #ada 3 5 $, y 5 ?. Dari gambar ,.)(c) dapat ditentukan persamaan momen dan lenturan dengan mengikutkan semua reaksi tumpuannya, /'. d1y6d31 5 % 5 C3 = % w3161 'ntegrasi persamaan ini memberikan, /'. dy6d3 5 )61 C31 = %3 w3,69 = &) #ada 3 5 ?, dy6d3 5 ?F sehingga &) 5 ?. 'ntegrasi kedua memberikan besar lenturan sbb, /'. y 5 C.3,69 = %3161 w37617 = &1
,)

#ada 3 5 ?, y 5 ?F sehingga &1 5 ?. Kondisi batas yang ketiga memberikan persamaan sbb., ? 5 C.$,69 = %$161 w$7617 , sehingga, 7 C.$ = )1% 5 w$1 Dua persamaan berikutnya didapat dari kondisi keseimbangan statis, " %omen terhadap tumpuan rol 5 ?F maka, C$ = % 5 w (8$67)($ 8$6*) 5 )8 w$16,1 " 2aya 5 ?F maka, C = ; 5 8w$67 #enyelesaian tiga persamaan diatas menghasilkan besar reaksi tumpuan yang terjadi pada kedua tumpuan sbb., % 5 + w$1697 kJ.mF C 5 ,+w$697 kJF dan ; 5 7, w$697 Dengan memasukkan besarnya C dan % kedalam persamaan lenturan dan sudut lenturan diatas, didapatkan persamaan lenturan dan sudut lenturan yang terjadi sepanjang batang. #ersamaan lenturannya adalah sbb., /'. y 5 ,+ w$.3,6,*7 = +w$1316)1* w37617 Besarnya lenturan yang terjadi ditengah batang diantara kedua tumpuan didapat dengan memasukkan 3 5 $61, /'.y 5 ,+ w$76,?+1 = +w$768)1 = w$7617, sehingga, y 5 1?+./'.w$76,?+1 5 /'.w$76)7.*

Soal soal latihan. ,.). Beban kopel (N) dikenakan pada batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar ,.1, sehingga lenturan pada ujung kiri batang 5 ?. Hitunglah besarnya kopel tersebut.

,.1. Beban gaya (#) dikenakan pada batang dengan tumpuan seperti gambar ,.,, sehingga lenturan terbesar terjadi pada titik (. Hitunglah besarnya gaya # dan lenturan terbesar.

2ambar ,.1.
,1

2ambar ,.,.

,.,. #ada struktur batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar ,.7, hitunglah besar reaksi pada tumpuan sebelah kiri dan besarnya besar lenturan terbesar yang terjadi. ,.7. #ada struktur batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar ,.8, sudut lenturan yang terjadi pada ujung kanan adalah w$,6(,9/') dengan arah keatas. Hitunglah besar reaksi pada tumpuan sebelah kiri dan besarnya besar lenturan terbesar yang terjadi.

2ambar ,.7 ).2. #etode Luas Bidan$ #o"en.

2ambar ,.8.

#ada batang statis tertentu, titik titik dengan lenturan dan sudut lenturan yang diketahui dijadikan re!erensi untuk diaplikasikan pada teori sudut garis singgung dan de0iasi tangensial yang dipakai dalam metode luas bidang momen. #ada batang statis tak tentu, setiap tambahan tumpuan akan memberikan tambahan in!ormasi berupa besar lenturan atau sudut lenturan yang terjadi padanya. Dengan tambahan in!ormasi tersebut, dimungkinkan adanya tambahan persamaan luas bidang momen untuk menambah 1 persamaan yang didapat dari kondisi keseimbangan statis. #rosedur penyelesaian untuk menghitung besar lenturan pada struktur batang statis tak tentu, ditunjukkan pada contoh soal berikut ini.

%ontoh Soal. ). #ada struktur batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar ,.9, hitunglah besar reaksi yang terjadi pada tumpuan. Pen&elesaian. #ada gambar ,.9 diperlihatkan terdapat 7 reaksi tumpuan yang tidak diketahui dari adanya 1 tumpuan jepit, sehingga diperlukan 1 persamaan tambahan disamping 1 persamaan yang didapat dari kondisi keseimbangan statis. 2ambar ,.9(c) menunjukkan bahwa sudut lenturan pada kedua tumpuan besarnya nol, karena keduanya tegangan jepit.

,,

2ambar ,.9. Dengan demikian dua persamaan tambahan yang didapat adalah de0iasi tangensial dan sudut diantara 1 garis singgung dari ( ke B (dan sebaliknya) sama dengan nol, yaitu : (B 5 ?, dan t B6( 5 ?. /'. (B 5 ?, atau, @61 C($1 = ,%($ 76,w$, 5? sehingga didapat persamaan, 1+ C(.$ = )* %( 5 *w.$1 dan /'.t B6(5 ?, atau @61C(.$1($) = ,%(.$(,$61) 7w$,6,($61)5? sehingga didapat persamaan, 1+ C(.$ = 1+%( 5 7w.$1 Dua persamaan diatas mempunyai dua besaran tak diketahui (C ( dan %(), sehingga keduanya dapat dihitung sbb., %( 5 7D.$16@ J.m, dan C( 5 )9 w$61+ J Dua reaksi tumpuan lainnya dihitung dengan kondisi keseimbangan statis sbb., %B 5 1w$16, J.m, dan CB 5 ,* w$61+ J "esudah semua reaksi tumpuan diketahui, maka prosedur perhitungan lenturan maupun sudut lenturan sama dengan pada batang statis tertentu. Soal soal latihan. ,.8. #ada struktur batang statis tak tentu dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar ,.+, hitunglah gaya reaksi pada tumpuan rol dan besar lenturan yang terjadi pada ujung kiri batang. ,.9. #ada struktur batang statis tak tentu dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar ,.*, hitunglah gaya reaksi pada tumpuan rol dan besar lenturan yang terjadi pada ujung kanan batang.
,7

2ambar ,.+.

2ambar ,.*.

,.+. #ada struktur batang statis tak tentu dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar ,.@, hitunglah gaya reaksi pada tumpuan rol dan besar lenturan maksimum yang terjadi. ,.*. #ada struktur batang statis tak tentu dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar ,.)?, hitunglah gaya reaksi pada tumpuan rol dan besar lenturan yang terjadi pada ujung kiri batang.

2ambar ,.@ ).). #etode Su(er(osisi.

2ambar ,.)?.

Konsep tentang besarnya lenturan dan sudut lenturan pada suatu struktur batang statis tertentu dengan beberapa beban merupakan jumlah dari lenturan dan sudut lenturan akibat masing masing beban, juga berlaku pada struktur batang statis tak tentu. #erbedaannya, pada statis tak tentu konsep ini juga dipakai untuk mendapatkan persamaan tambahan terhadap persamaan keseimbangan statis, untuk dapat menghitung besar reaksi tumpuannya. #ersamaan tambahan didapat dengan mengganti salah satu atau lebih tumpuan dengan reaksi tumpuannya, sehingga didapat kondisi statis tertentu. #rosedur selanjutnya adalah sama dengan pada struktur statis tertentu, yaitu membagi pembebanan menjadi bagian bagian sederhana yang besar lenturannya dapat dicari pada tabel lenturan. Besar lenturan total kemudian didapat dengan menjumlahkan besar lenturan akibat masing masing beban diatas. Besar lenturan yang terjadi pada tumpuan yang diganti dengan beban, dipakai untuk menghitung reaksi tumpuannya. #rosedur untuk menghitung besar lenturan pada struktur batang statis tak tentu, ditunjukkan pada contoh soal sbb., %ontoh soal. ). "uatu batang baja dengan panjang 1? !t, mempunyai 1 tumpuan dikedua ujung dan ) tumpuan ditengah, seperti ditunjukkan dalam gambar ,.)). Beban merata dengan w 5 7?? lb6!t bekerja sepanjang batang. -umpuan yang ditengah dipasang ?.)1 in lebih tinggi dari

,8

kedua tumpuan lainnya. Hitunglah gaya reaksi tumpuan, apabila momen inertia batang tetap 5)?? in7. Pen&elesaian. 2aya reaksi tumpuan yang tidak diketahui ada ,, yaitu yang terjadi pada masing masing tumpuan. -umpuan tengah kemudian dihilangkan dan digantikan dengan gaya reaksi padanya (yang belum diketahui), seperti terlihat pada gambar ,.)).

2ambar ,.)). "truktur batang sekarang menjadi struktur statis tertentu dengan 1 beban dan 1 tumpuan. $enturan yang terjadi pada bagian tengah batang adalah jumlah dari lenturan akibat beban merata (yw) dan lenturan keatas akibat gaya pengganti tumpuan (y;). :umlah kedua lenturan ini adalah sama dengan posisi ketinggian tumpuan tengah sebelum digantikan dengan gaya reaksinya, yw = y; 5 ?,)1 in Besarnya yw dan y; dapat dilihat pada -abel 1.), yw58w$76,*7/'58.(7??.1?)(1?.)1?)76H,*7.(,?.)?9.)??)I5 5 ?,7* in (kebawah) , y; 5 ;c.$ 6(7*/') 5 ;c.(1?.)1),6H7*.(,?.)?9.)??)I 5 5 @9 ;c6)?9 in Dengan demikian, ?,7* = @9 ;c6)?9 5 ?,)1, sehingga ;c 5 918? lb Karena keadaan tumpuan simetris maka reaksi tumpuan diujung batang keduanya sama, sehingga dapat dihitung dengan keseimbangan gaya, ;$ 5 ;; 5 H(7??.1?) 918?I 6 1 lb 5 *+8 lb. 1. #ada struktur batang statis tak tentu dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar ,.)1, hitunglah reaksi yang terjadi pada semua tumpuan dan besar lenturan pada ujung kiri batang. Pen&elesaian.

,9

:umlah reaksi tumpuan adalah 7, sehingga dua tambahan persamaan diperlukan. .ntuk itu tumpuan sebelah kanan dihilangkan dan diganti dengan reaksi tumpuan padanya, yaitu C; dan %; seperti terlihat pada gambar ,.)1.

2ambar ,.)1. Dengan demikian batang menjadi statis tertentu dengan , beban, termasuk beban pengganti tumpuan. Batang kemudian digantikan dengan , batang, masing masing dengan satu beban seperti ditunjukkan pada gambar ,.)1. $enturan akibat masing masing gaya dapat ditentukan dari data -abel 1.), sehingga total lenturan dapat dihitung dengan menjumlahkan lenturan akibat masing masing beban. Kondisi semula dari ujung kanan batang adalah besarnya lenturan dan sudut lenturan sama dengan nol, sehingga didapat tambahan 1 persamaan yang diperlukan. Besarnya lenturan dan sudut lenturan pada titik bekerjanya gaya # didapat dari -abel 1.)., y#) 5 #a,6(,/')F dan B# 5 #.a161/', Besar lenturan akibat gaya # diujung kanan batang terdiri dari lenturan pada # dan tambahan lenturan akibat sudut lenturan pada # sehingga, y# 5 y#) = y1 5 #.a,6(,/') = ($ a) B# 5 5 #.a,6(,/') = ($ a)( #.a161/') 5 5 #.a,68/' #.a1.$61/' $enturan dan sudut lenturan pada ujung kanan akibat gaya geser C; adalah, C 5 C;.$161/', dan yC 5 %;.$,6,/' $enturan dan sudut lenturan pada ujung kanan akibat momen %; adalah, % 5 %;.$6/', dan y; 5 %;.$161/'
,+

Berdasarkan kondisi semula bahwa sudut lenturan dan lenturan diujung kanan batang adalah sama dengan nol, # = C = % 5 ? atau, #.a161/' C;.$161/' = %;.$6/' 5 ? y# = y; = y% 5 ? atau, #.a,69/' #.a1.$61/' C;.$,6/'= %;.$161/' 5 ? #enyelesaian 1 persamaan ini menghasilkan C; dan %; sbb., %; 5 #.a1 ($ a)6$1, dan C; 5 #.a1(,$ 1a) Dua reaksi tumpuan lainnya dihitung dengan 1 persamaan dari keadaan keseimbangan statis, sehingga didapatkan %$ dan C$ sbb, %$ 5 #a ($ a)16$1, Soal soal latihan. ,.@. "ebuah struktur batang ditumpu dan dibebani seperti gambar ,.),. Hitunglah besar reaksi tumpuan pada bagian tengah batang. ,.)?. "ebuah struktur batang ditumpu dan dibebani seperti gambar ,.)7. Hitunglah besar reaksi tumpuan pada bagian kiri batang. dan C$ 5 #($, ,a1$ = 1a,)6$,

2ambar ,.),.

2ambar ,.)7.

,.)). "ebuah struktur batang ditumpu dan dibebani seperti gambar ,.)8. Hitunglah besar reaksi tumpuan pada ujung kanan batang. ,.)1. "ebuah struktur batang ditumpu dan dibebani seperti gambar ,.)9. Hitunglah besar reaksi tumpuan pada bagian tengah batang.

2ambar ,.)8.

2ambar ,.)9.

,*

).*. #etode %asti$liano. %etode &astigliano merupakan metode yang paling e!isien untuk penyelesaian masalah lenturan pada batang statis tak tentu, dibanding ketiga metode lainnya. Kekurangan persamaan untuk menghitung besarnya semua reaksi tumpuan didapat dengan mengaplikasikan teori &astigliano pada titik sepanjang batang struktur, dimana lenturan atau sudut lenturannya diketahui. (pabila pada titik tersebut tidak ada gaya yang bekerja, maka gaya nol dapat dikenakan seperti pada prosedur penyelesaian untuk struktur statis tertentu. Beberapa petunjuk berikut dapat membantu dalam mengaplikasikan metode ini. ). .ntuk setiap struktur batang dengan tumpuan dan pembebanan tertentu, teori &astigliano dapat menghasilkan persamaan energi yang sama banyaknya dengan reaksi tumpuan yang tidak diketahui. 1. (pabila hanya didapat ) persamaan energi, sedangkan pada persamaan momen yang terjadi terdapat 1 besaran tidak diketahui maka salah satu besaran harus dinyatakan dalam besaran yang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan meman!aatkakan hubungan antar 0ariabel yang didapat dengan meman!aatkan persamaan keseimbangan statis. ,. (pabila pembebanan berubah sepanjang batang, persamaan momen yang terjadi pada batang dapat dinyatakan dalam satu persamaan dengan memperhatikan inter0al bekerjanya setiap bagian momen. #roses integrasi dilakukan pada masing masing inter0al, dan dijumlahkan untuk mendapatkan hasil perhitungan yang berlaku sepanjang batang. %ontoh soal. ). Kerjakanlah contoh soal pada sub bab ,.) (metode integrasi analitis), dengan metode &astigliano. Pen&elesaian -umpuan dan pembebanan batang pada soal diatas ditunjukkan pada gambar ,.)+. 2ambar ,.)+(c) adalah potongan batang bagian kanan dengan gaya geser dan momen dikenakan untuk menggantikan bagian kiri. Dengan memperhatikan posisi sumbu koordinat yang ditentukan yaitu pada tumpuan B, maka persamaan momen yang terjadi sepanjang batang adalah, % 5 ;3 w61(3 = $67)1 5 ;3 w3161 w$367 w$16,1 Dengan menggunakan teori &astigliano untuk menghitung besar lenturan pada bekerjanya gaya reaksi ;, y; 5 .6; 5 )6/' % d%6d; d3 -urunan partial dari persamaan momen terhadap gaya ; adalah 3, sehingga besar lenturan pada ; adalah,

,@

2ambar ,.)+. y; 5 )6/' (;31 w3,61 w$3167 w$136,1)d3 sehingga y; 5 )6/'.(;$,6, w$76* w$76)1 w$7697) #ada keadaan sebenarnya, besar lenturan pada tumpuan B adalah nol, sehingga y; 5 ?. Dengan demikian dengan memasukkan y; 5 ? kedalam persamaan diatas, besarnya gaya reaksi ; dapat dihitung, ; 5 7, w$697 (keatas)

"elanjutnya besar reaksi pada tumpuan jepit dapat dihitung dari kondisi keseimbangan statis, yaitu "%( 5 ? dan " 2aya 5 ?, sehingga didapatkan, %( 5 + w$1697, dan C( 5 ,+ w$697 "esudah semua reaksi tumpuan diketahui, maka prosedur perhitungan besar lenturan yang terjadi sama dengan pada batang statis tertentu. 1. Batang B & pada gambar ,.)* adalah pro!il baja D 1?,3,1 (("-%), dengan luas area pada penampang melintang 1?.)?9 mm7. Batang dijepit pada B dan ditopang oleh batang aluminium dengan penampang )?? mm7, pada &. Hitunglah gaya yang bekerja pada batang aluminium, akibat beban merata )1 kJ6m pada B&. %odulus elastisitas baja 1?? 2#a dan aluminium +? 2pa. Pen&elesaian. "umbu koordinat ditentukan pada ujung atas batang aluminium, dengan kondisi batas: 3 5?, y5?. Dari diagram gambar ,.)* dapat ditentukan energi strain yang tersimpan pada sistem (pada batang baja dan aluminium). . 5 (161/a).(' = %16(1/s') d3 5 5 #1'6(1(/a) = %161/s'.d3

7?

2ambar ,.)*. Besarnya lenturan pada D adalah, yo 5 ? 5 .6# 5 #l6(/a = )6/s' % %6 # d3 %omen pada batang baja adalah : % 5 #3 w3161 sehingga, %6# 5 3 sehingga, #l6(/a = )6/s' (#31 w3,61 )d3 5 ? atau, #l6(/a = #$,6,/s' w$76*/s' 5 ? Dengan memasukkan harga masing masing besaran maka dapat dihitung gaya #, sebagai berikut, # 5 @)78 J. Soal soal latihan. ,.),. "ebuah batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar ,.)@, hitunglah gaya reaksi pada tumpuan (, dan lenturan pada B. ,.)7. "ebuah batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar ,.1?, hitunglah gaya reaksi pada tumpuan jepit (, dan lenturan di &.

2ambar ,.)@
7)

2ambar ,.1?.

,.)8. "ebuah batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar ,.1), hitunglah besar gaya reaksi pada tumpuan tumpuan tengah dan lenturan ditengah antara tumpuanB dan D. ,.)9. "ebuah batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar ,.11, hitunglah gaya reaksi pada tumpuan B, dan lenturan lenturan ditengah antara tumpuan B dan &.

2ambar ,.1)

2ambar ,.11.

71

BAB I. TE/RI -/L/#. *.1. Pendahuluan. "uatu kolom dapat dide!inisikan sebagai batang prismatik lurus dan panjang, dan menerima beban kompresi aksial. #ada waktu pembebanan, selama batang masih dalam keadaan lurus, maka dalam analisa kekuatan bahan dapat menggunakan analisa tegangan yang terjadi akibat beban kompresi yang bekerja. -etapi apabila beban aksial yang bekerja menyebabkan lenturan kearah lateral, maka lenturan ini dapat menyebabkan kerusakan serius pada bahan sebelum tegangan yang terjadi melampaui batas kekuatan bahannya. Keadaan ini disebut lenturan tekuk (buckling), dimana arah lenturannya melintang terhadap arah beban yang bekerja. "esudah mulai terjadi lenturan tekuk, biasanya besarnya lenturan bertambah dengan cepat sekali walaupun penambahan bebannya kecil. Hal ini dapat ditujukkan apabila kita menekan sebatang lidi yang ditancapkan tegak lurus kedalam tanah. .jung atas lidi kemudian ditekan dengan gaya tekan ditambah sedikit demi sedikit. #ada suatu gaya tekan tertentu, kita akan dapat merasakan adanya lenturan melintang. Kemudian apabila gaya ditambah sedikit saja, maka sapu lidi akan secara tiba tiba tertekuk dengan kecepatan yang besar dan lidi akan patah. Aenomena ini adalah !enomena lenturan tekuk, dan dapat terjadi pada semua bahan yang elastis. Beban gaya dimana mulai terjadi lenturan tekuk disebut beban tekuk kritis (critical buckling load), yang besarnya tergantung kepada kekakuan bahan, kekuatan tarik, panjang dan penampang melintang batang, dan kesempurnaan arah pembebanannya. Kerusakan bahan yang terjadi pada lenturan tekuk tidak disebabkan oleh tegangan yang terjadi melebihi yang diijinkan, tetapi oleh perubahan keseimbangan sistem dari keadaan stabil menjadi tidak stabil. #ada waktu batang menerima beban kompresi dari nol dan kemudian bertambah besar, pada permulaannya sistem masih dalam keadaan stabil. Kemudian apabila beban terus ditambah sampai mencapai kondisi kritis, keseimbangan sistem kemudian menjadi tidak stabil dan menyebabkan batang mulai mengalami lenturan lateral atau lenturan tekuk. $enturan tekuk juga menyebabkan tegangan setempat melewati kondisi elastis, sehingga kalau beban dilepaskan batang tidak kembali kepada keadaan semula. .ntuk batang yang panjang seperti pada umumnya kolom, tegangan yang terjadi akibat beban tekuk kritis dapat berada jauh dibawah tegangan yang diijinkan. Karena itu pada struktur kolom, peninjauan terhadap lenturan tekuk harus dilakukan pada waktu proses perencanaannya. *.2. Teori Lenturan Te!u! Pada -olo" Pan an$. (nalisa lenturan tekuk pada kolom, pertama kali ditemukan oleh seorang matematikawan "wiss bernama /uler pada tahun )+8+. Dalaupun teori /uler hanya berlaku pada kolom lurus yang panjang, tetapi dasar pemikirannya membantu dalam pemecahan masalah lenturan tekuk secara umum. -ujuan analisa /uler adalah untuk menentukan besarnya beban kompresi aksial minimum, yang menyebabkan terjadinya lenturan arah melintang. %isalkan ada sebuah kolom yang mendapat beban gaya aksial # seperti ditunjukkan dalam gambar 7.). Besarnya beban # dibuat sedemikian sehingga terjadi lenturan melintang sebesar ditengah batang. -umpuan pada kedua ujung batang dibuat sedemikian sehingga posisi lurus dari kedua ujung batang selalu dipertahankan selama pembebanan.

7,

2ambar 7.). (pabila sumbu koordinat ditentukan berada ditengah batang, dan ditinjau potongan pada jarak 3 seperti gambar 7.)(b c), maka dua gaya tekan # menyebabkan momen kopel sebesar #( y). %omen kopel ini adalah momen tahanan yang menyebabkan terjadinya lenturan, sehingga menurut persamaan lenturan elastis, /'. d1y6d31 5 % 5 #( y) atau, d1y6d31 = #6/'.y 5 # 6/' (7.))

#ersamaan diatas adalah bentuk umum persamaan di!erensial derajat dua, dan penyelesaiannya biasanya berbentuk sbb. y 5 ( sinp3 = B cosp3 = & (7.1)

dengan (, B, & dan p adalah konstanta. #ersamaan (7.1) kemudian diturunkan dua kali dan dijabarkan untuk menghitung konstanta konstanta tersebut sbb., dy6d3 5 p((cosp3 = Bsinp3) d1y6d31 5 p1(( sin p3 = B cos p3) substitusi harga d1y6d31 diatas kedalam persamaan (7.)) didapat, p1((sin p3 = B cosp3) 5 #6/'.y = # 6/' p1(( sinp3 = B cosp3) #6/'.y = # 6/' 5 ? Cariabel y pada persamaan diatas disubstitusi dengan y pada persamaan (7.1), p1((sinp3=Bcosp3) #6/'((sinp3=Bcosp3=&)= #6/' 5 ? atau, ( p1 =#6/')((sinp3 =Bcosp3) = (#6/')& #6/' 5 ? karena harga (sin=cos) tidak pernah nol, maka persamaan diatas berlaku hanya pada keadaan sbb., p1 5 #6/' dan & 5

77

"elanjutnya konstanta ( dan B dihitung dari kondisi batas pada struktur batang (2ambar 7.)) yaitu : pada 3 5 ?, maka y5? dan dy6d3 5?F dan kondisi batas ketiga adalah bahwa pada : 3 5$61, maka y 5 ?. Kondisi batas pertama dan kedua dimasukkan pada persamaan (7.1) menghasilkan, ? 5 B = & dan ? 5 (p sehingga, ( 5? dan B 5 & 5 "ehingga penyelesaian persamaan di!erensial (7.)) menjadi, y 5 () cos #6/' 3) (7.,)

.ntuk memenuhi kondisi batas ketiga, yaitu bahwa pada 3 5 $61, harga y 5 , maka harga cosinus pada persamaan (7.,) harus sama dengan nol sehingga, (#6/').$61 5 61, ,61, 861 . . . dst Karena yang dicari adalah beban kritis terkecil, maka besar sudut terkecil yang dipakai sehingga harga beban tekuk kritisnya adalah, #cr 5 1./'6$1 (7.7)

Beban kritis dalam rumus diatas biasa disebut beban kritis /uler, dan persamaannya disebut persamaan /uler. %omen inertia ' pada persamaan /uler diperhitungkan relati! terhadap sumbu netral batang, sehingga : ' 5 (.r1 dengan r 5 adalah radius girasi terhadap sumbu netral batang sehingga, #cr6( 5 1./6($6r)1 (7.8)

Besaran ($6r) disebut perbandingan ketegaran (slenderness ratio), yang menyatakan perbandingan antara panjang batang dengan radius girasi. %enurut penelitian, persamaan /uler berlaku untuk harga ketegaran sekitar $6r O )7? untuk bahan baja. #ada batang yang relati! pendek peninjauan kekuatan bahan harus dilakukan dengan perhitungan tegangan yang terjadi pada bahan akibat beban kompresi. -etapi dalam pemakaian, banyak kolom yang panjangnya berada diantara kondisi perbandingan ketegaran /uler dan kondisi peninjauan analisa tegangan (pada batang pendek). Kondisi perbandingan ketegaran transisi tersebut menjadi menjadi bahan penelitian dengan tujuan praktis, dan biasanya menghasilkan rumus rumus empiris tegangan tekuk. #engaruh beban kompresi yang tidak sentris karena struktur yang tidak sempurna, juga menjadi bahan penelitian penting dalam aplikasi teori kolom. %ontoh Soal. ). "uatu kolom empat persegi panjang dengan ukuran penampang melintang 8? 3 )?? mm, dan panjang 1,8 m. %odulus elastisitas bahan kolom 5 ), 2#a. 0itun$lah 1 a. ;atio ketegaran kolom
78

b. Beban tekuk kritis /uler. c. Beban kompresi terbesar yang dapat dikenakan pada kolom, apabila !aktor keamanan 1,8. Pen&elesaian. a. ;adius girasi kolom : r 5 '6( 5 (bh,6)1) 3 ()6bh) 5 h61 , , ;adius girasi minimum diperhitungkan pada ukuran h 5 8? mm dan b 5 )?? mm, sehingga, r 5 h61 , 5 8?61 , 5 )7,7,7 mm. b. Besar beban kritis dihitung dengan ;umus /uler, #cr 5 1./(6($6r)1 5 1(),)()?@)(?,?8?)(?,)?)()+,,1)1 5 1),7 kJ. c. Beban maksimum yang dapat dikenakan pada kolom, #ma3 5 #cr61,8 5 1),761,8 kJ 5 *,88 kJ. Soal-soal Latihan. 7.). "uatu batang baja berbentuk pipa silindris (diameter dalam , in, luar 7 in), panjang )8 !t, dengan modulus elastisitas / 5 ,?.??? ksi. Hitunglah: a. ;atio ketegaran batang. b. Beban kritis tekuk /uler. c. -egangan yang terjadi akibat beban /uler. 7.1. "uatu kolom kayu (/5), 2#a) panjang , m, dengan bentuk penampang seperti 2ambar 7.1 dibawah. Hitunglah. a. ;atio ketegaran batang. b. Beban kritis /uler c. Besar tegangan yang terjadi, pada beban kritis diatas. 7.,. "uatu kolom aluminium (/5+? 2#a), panjang ,,8 m, dengan penampang seperti pada 2ambar 7.,. (pabila !aktor keamanan ditentukan 5 1,18, hitunglah beban kompresi maksimum yang dikenakan pada batang tersebut.

2ambar 7.1. *.). Ru"us Se2ant.

2ambar 7.,.

Banyak struktur kolom tidak memenuhi kriteria rumus /uler karena kurang sempurna strukturnya, seperti arah pembebanan yang tidak konsentris dengan sumbu batang. .ntuk menganalisa e!ek dari eksentrisitas pembebanan, pada gambar 7.1 ditunjukkan suatu batang dengan beban kompresi aksial dengan arah tidak konsentris (eksentrisitas 5 e). #ada besar beban # kolom mengalami lenturan melintang sebesar ditengahnya, seperti terlihat pada gambar 7.1(b).

79

2ambar 7.1. Dengan mengambil sumbu koordinat ditengah batang, maka momen tahanan yang menyebabkan lenturan tsb. adalah, % 5 #(e = y) (pabila tegangan tidak melampaui batas proporsional, dan besar lenturan kecil maka persamaan di!erensial lenturannya adalah, /'.d1y6d31 5 #(e = y) atau, /'.d1y6d31 = #6/'.y 5 #6/' (e = )

(7.9)

#ersamaan (7.9) adalah persamaan di!erensial derajad 1, seperti persamaan (7.)) sehingga penyelesaiannya serupa yaitu, y 5 (sinp3 = Bcosp3 = & (7.+)

(nalog dengan penyelesaian persamaan di!erensial (7.)), maka didapatkan besar konstanta : p1 5 #6/', dan & 5 (e = ). "edang konstanta ( dan B dihitung dengan kondisi batas struktur yaitu, pada 3 5?, maka y 5? dan dy6d3 5 ?, sehingga, ( 5 ? dan B 5 (e =) penyelesaian persamaan di!erensial (7.9) menjadi, y 5 (e = )<) cos (#6/'). 3> Kondisi batas ketiga, pada 3 5 $61, maka y 5 sehingga harga ruas sebelah kanan pada persamaan diatas harus 5 , 5 (e = )<) cos (#6/').3> atau, 5 e <() cos (#6/').($61) 6cos (#6/')($61) atau, 5 e<sec (#6/').($61) )>

(7.*)

#ersamaan (7.*) menunjukkan bahwa pada suatu kolom dengan /, ', dan $ konstan dan eksentrisitas eO?, maka kolom akan selalu mengalami lenturan melintang walaupun beban # kecil. .ntuk harga eksentrisitas sebarang, maka harga sec (#6/').($61) akan mendekati harga tak terhingga positip atau negatip apabila sudutnya mendekati harga sbb., (#6/').($61) 5 61, ,61, 861 . . . dst.
7+

Harga lenturan yang bertambah dengan tak terkontrol, menandakan bahwa kondisi kritis tercapai pada salah satu dari harga sudut diatas. Harga sudut terkecil ( 61) dipilih untuk mendapatkan beban kritis terkecil, (#6/')($61) 5 61 atau sehingga #cr 5 1./'6$1 #6(/') 5 6$ (7.@)

;umus (7.@) adalah identik dengan rumus /uler yang sudah diturunkan sebelumnya. -anpa memperhatikan besar tegangan yang terjadi akibat beban kompresi dan momen akibat beban yang tidak konsentris, rumus /uler ternyata juga berlaku pada kolom dengan beban eksentrik. Dalam setiap perhitungan kekuatan bahan, selalu ditentukan persyaratan bahwa tegangan yang terjadi akibat beban tidak boleh melebihi tegangan elastis dari bahan yang dipakai. -egangan ma3imum yang terjadi pada pembebanan yang eksentrik adalah jumlah dari tegangan akibat beban kompresi dan tegangan akibat momen terbesar (pada titik tengah batang) akibat adanya eksentrisitas dan lenturan , sehingga, ma3 5 #6( = %ma3 c6' 5 #6( = #( = e) c6((r1) (7.)?)

dengan r adalah radius girasi dari penampang kolom. Dari persamaan (7.*) didapat, (e=) 5 e.sec (#6/')($61) substitusi harga (e=) kedalam persamaan (7.)?), ma3 5 #6(() = ec6r1.sec (#6/')($61) atau #6( 5 ma3 6<() = ec6r1 sec (#6/')($61)> (7.)))

#ersamaan diatas disebut rumus "ecant, yang menunjukkan hubungan antara tegangan kompresi (#6() dengan ukuran batang, kekuatan batang, dan eksentrisitas pembebanan e. Harga $6r adalah perbandingan ketegaran batang yang juga digunakan pada rumus /uler. Harga ec6r1 disebut perbandingan eksentrisitas, seperti terlihat tergantung dari harga eksentrisitas dan ukuran kolom. (pabila tegangan maksimum yang terjadi ( ma3) sama dengan tegangan batas elastisitas (y), maka beban # merupakan beban kritis yang menyebabkan kerusakan batang struktur. Mang terpenting dalam rumus "ecant adalah adanya pengaruh eksentrisitas pembebanan terhadap beban kritis. -erlihat bahwa makin besar e maka harga #6( makin kecil, sehingga beban kritis # menjadi semakin kecil pula. #ada e 5 ? maka yang berlaku adalah analisa tegangan biasa atau rumus /uler, tergantung kepada ratio ketegaran batangnya. -etapi dalam proses manu!akturing suatu struktur, tidak mungkin (atau menjadi sangat mahal) untuk membuat struktur dengan pembebanan konsentris sempurna, atau eksentrisitas pembebanan sama dengan nol. Banyak !aktor yang dapat menyebabkan terjadinya eksentrisitas pembebanan seperti, ketidak lurusan kolom, ukuran tidak sama sepanjang batang, cacat didalam bahan batang, dan ketidaksempurnaan sambungan kolom. -he (merican "ociety o! &i0il /ngineers (("&/) menemukan bahwa pada baja struktur biasa,

7*

dengan memakai harga ec6r1 5 ?,18, maka harga #cr yang dihitung dengan rumus "ecant sesuai dengan harga #cr yang didapat dari hasil peneletian laboratorium. 2ambar 7., menunjukkan hubungan antara tegangan yang diakibatkan oleh beban kritis #cr dengan ratio ketegaran, pada beberapa harga ratio eksentrisitas yang dihitung dengan rumus "ecant. #erhitungan dilakukan pada baja yang mempunyai tegangan maksimum 5 7? %#a. -erlihat bahwa untuk bahan tersebut rumus /uler berlaku pada eksentrisitas nol (ec6r1 5 ?), dan ketegaran $6r O *9. #ada eksentrisitas 5 ? dan $6r E *9, maka parameter peninjauan kekuatan bahan bukan lagi #cr tetapi adalah tegangan maksimum bahan yaitu 7? %#a.

2ambar 7.,. 2ambar 7., menunjukkan pula bahwa makin besar harga eksentrisitas makin kecil harga beban kritisnya. "emakin panjang kolom, pengaruh eksentrisitas menjadi semakin kecil, dan untuk $6r O )8? pengaruh eksentrisitas pembebanan sudah kecil sekali sehingga rumus /uler dapat dipakai untuk untuk semua keadaan pembebanan. #ada $6r E )8? terlihat adanya 0ariasi yang sangat besar dari harga #cr terhadap perubahan ratio ketegaran batang. -elah dinyatakan sebelumnya bahwa tidak ada suatu struktur yang benar benar sempurna konsentrisitas pembebanannya. Kalaupun diusahakan demikian, maka struktur akan menjadi terlalu mahal. Karena itu biasanya suatu konstrusi dibuat sesuai dengan ketelitian yang dipersyaratkan oleh !ungsi dari masing masing struktur. 2ambar 7., memperlihatkan pula adanya 0ariasi beban kritis yang besar, pada harga $6r dibawah berlakunya rumus /uler. #engaruh dari eksentrisitas pembebanan pada kolom dengan ratio ketegaran diluar rumus berlakunya /uler banyak menjadi topik penelitian, karena banyaknya struktur yang berada dalam daerah ratio ketegaran tersebut. Biasanya suatu penelitian menghasilkan rumus rumus empiris yang berlaku untuk penggunaan tertentu. "alah satu contoh rumus empiris yang didapat dari hasil penelitian oleh -he (merican 'nstitute o! "teel &onstruction ((.'.".&) yang berlaku untuk baja struktur (/ 5 1?? 2#a)adalah sbb.,
7@

#cr6( 5 )6k < sy

sy6(1&c1).($6r)1>F

berlaku pada ratio ketegaran : ? E $6r E &c dengan, &c1 5 1p1 /6 sy F dan k 5 86, = , ($6r)6(*&c) ($6r),6*&c, Banyak sekali rumus empiris lain yang biasanya masing masing berlaku untuk bahan dan struktur tertentu. -abel 7.) menunjukkan beberapa contoh rumus empiris yang berlaku pada beberapa jenis bahan. -erlihat pada tabel tersebut bahwa bentuk persamaan yang didapat ber0ariasi, tetapi semuanya menggunakan ratio ketegaran ($6r) sebagai 0ariabel tergantungnya.

8?

Ta'el *.1. Ru"us-ru"us E"(iris Perhitun$an -olo" 314 PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP Jo. Bahan dan ;umus #erhitungan ;e!erensi %od. /last. PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP ). Baja, / 5 1?? 2#a. #w6(5)6k <y y6(1&1). ($6r)1> k 5 8 = ,($6r)6(*&) ($6r) ,6(*&), &1 5 (1 1./6y) ? E $6r E & #w6(5 ))? ?.??,78 ($6r)1 ? E $ E ),? #w6(5 1)9 ),97($6r) )), E $6r E 88 #w6( 5 ,?@ 1,)9 ($6r) )*,8 E $6r E 97 #w6(581,7.)?,6($6r)),8 7, E $ ('"&. ()@+?)

1.

Baja konstr. / 5 1?? 2#a. (l. alloy / 5 +, 2#a (l.alloy / 5 +, 2#a %g.alloy / 5 78 2#a Douglas !ir (coast type) / 5 )) 2#a

(("HQ ()@+,) (luminium &onstr. (lcoa Hdbk, )@+? %il. Hdbk 8,)@99

,. 7.

8.

9.

#w 5 )?.? ))7.1()? @)($)7 ."D( ,* E $ E +,,8 Dood Hdbk,)@+1 (untuk penampang: persegi, silindris)

PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP %ontoh Soal. ). "uatu kolom aluminium (/5+, 2#a), panjang ?,8 m, dengan penampang berbentuk empat persegi panjang (dengan tebal 5 setengah lebarnya). Hitunglah ukuran minimum penampang kolom, apabila dikenai beban kompresi 9,+8 kJ, dan !aktor keamanan k 5 1. Pen&elesaian. %isalkan tebal kolom 5 t mm, maka lebarnya b 5 1t mm, maka, %omen inertia kolom 5 bt,6)1 5 1t.t ,6)1 5 t769 mm7. $uas penampang kolom 5 bt 5 1t 1 mm1. ;adius girasi kolom (r), r 5 ('6())61 5 <(t769)6(1t)> )61 5 t6( )1) "ehingga ratio ketegaran kolom : $6r 5 8??. )16t. %isalkan harga ratio ketegaran diatas E 97, sehingga persamaan nomer 7 pada -abel 7.) yang dipakai. k (#6() 5 ,?@ 1,)9 ($6r) atau, 1.(9,+83)?,)6(1t1) 5 ,?@3)?9 1,)93)?93(?.8? )16t),

8)

didapatkan : t 5 )?,??),+ m 5 ),,+? mm Harga t yang didapat ini harus dicheck kembali terhadap harga ratio ketegaran batang yang tadinya diandaikan $6r E 97. $6r 5 8?? )16),,+ 5 )19,7 -ernyata harga ratio ketegaran jauh diatas 97, sehingga perhitungan terhadap beban kompresi kritis dapat memakai rumus /uler. 1.#6( 5 1/6($6r)1 1.9,+83)?,6(1t 1) 5 1 (+,.)?@)6(?.8? )16t) 1 didapatkan : t7 5 1*,) )?( @), sehingga : t 5 )1,@8.)?( ,) m 5 )1,@8 mm (pabila dihitung dengan dengan harga t diatas, maka $6r 5 ),,,+, sehingga rumus /uler masih tetap berlaku, sehingga dimensi penampang batang : t 5 )1,@8 mm, dan b5 18,@ mm Soal-soal Latihan. 7.7. -entukan beban kompresi kritis untuk , batang kolom baja berbentuk empat persegi panjang (tebal 5 ) in, lebar 5 7 in), dengan panjang 8 !t, apabila : a. Ketiga kolom baja tersebut secara sendiri sendiri menerima beban kompresi. b. Kolom baja dilas menjadi satu kolom berbentuk 0. 7.8. Dua buah kolom baja berbentuk kanal (.kuran &187 3 78), dengan panjang + m. Hitunglah beban kompresi maksimum yang dapat diterima apabila, a. (pabila masing masing kolom kanal bekerja secara sendiri sendiri. b. (pabila kedua kolom disambungkan dengan las satu sama lain, saling membelakangi pada jarak )8? mm seperti 2ambar 7.7. dibawah. 7.9. Dua buah baja struktur berbentuk siku (ukuran $83,,83?,8 in), panjang )1 !t, akan digunakan sebagai kolom. Hitunglah beban kompresi terbesar apabila, a. Kedua batang baja bekerja sendiri sendiri. b. Kedua batang baja disatukan dengan keling seperti pada gambar 7.8.

2ambar 7.7.

2ambar 7.8.

81

Da+tar Pusta!a. ). Higdon, (., et.alF K%echanics o! %aterialK, :ohn Diley R "ons, Jew Mork, 7th ed.,)@*8. 1. "higley, :./., and %itchell, $./., K%echanical /ngineering DesignK, %c 2raw Hill 'nternational Book &ompany, (uckland, )@*,. ,. -imoshenko ", and Moung D.H., K/lements o! "trength o! %aterialsK, D. Can Jostrand &ompany

8,

DIKTAT KULIAH

STATIKA STRUKTUR II
Lenturan Statis Tertentu Lenturan Statis Tak Tentu Teori Kolom

Disusun oleh: Ir. Sudjito, Ph.D

Jurusan Teknik esin !akultas Teknik Uni"ersitas #ra$ija%a.

Se&tem'er, ()))

87

Anda mungkin juga menyukai