Anda di halaman 1dari 8

II. PENGARUH FAKTOR CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN A. Pendahuluan 1.

Latar Belakang Cahaya adalah salah satu komponen lingkungan (abiotik) yang berperan dalam pertumbuhan tanaman melalui proses fotosintesis, selain itu, cahaya (sinar tampak) dikatakan sebagai sumber energi primer di muka bumi, sangat menentukan kehidupan dan produksi tanaman. Pengaruh cahaya tergantung mutu berdasarkan panjang gelombang (antara panjang gelombang 0,40,7 milimikron). Sebagai sumber energi pengaruh cahaya ditentukan oleh intensitas cahaya maupun lama penyinaran (panjanghari). Reaksi cahaya dari tanaman (fotosintesis, fototropisme, dan fotoperiodisitas) didasarkan atas reaksi fotokimia yang dilaksanakan oleh system pigmen spesifik. Pertumbuhan tanaman ditentukan oleh seberapa besar intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman. Pada setiap tempat dimana tanaman diletakkan memiliki intensitas cahaya yang berbeda-beda. Kita dapat mengetahui perbedaan sikap dari setiap tanaman tersebut karena adanya perbedaan intensitas cahaya yang diterima oleh setiap tanaman dengan cara mengamatinya dan mengukur intensitas cahaya pada setiap tempat. Perbedaan intensitas cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman yang dapat dilihat dari tinggi tanaman, biomassa, luas daun, dan tebal daun. Banyaknya kandungan cahaya juga akan mempengaruhi kadar hormon auksin yang ada, sehingga nantinya akan terdapat perbedaan pertumbuhan pada tanaman yang mendapatkan perlakuan cahaya yang berbeda. Mungkin lebih tinggi ataupun lebih rendah, bisa juga mungkin warnanya berbeda, ada yeng lebih pucat daripada yang lain, dan sebagainya. 2. Tujuan Praktikum Praktikum acara II yang berjudul pengaruh faktor cahaya terhadap pertumbuhan tanaman ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan pertumbuhan tanaman yang diletakkan di rumah kaca, di bawah naungan, dan di tempat terbuka.

B. Tinjauan Pustaka Jagung merupakan tanaman semusim determinat, dan satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk pertumbuhan generatif.Tanaman jagung merupakan tanaman tingkat tinggi dengan klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) : Commelinidae : Poales : Poaceae (suku rumput-rumputan) : Zea : Zea mays L.

(Anonim 2008) Tanaman jagung dapat tumbuh di tanah tropik maupun subtropik karena ia mampu beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh. Jagung dapat tumbuh pada ketinggian tempat antara 0-1300 m di atas permukaan laut dan pada suhu 13-38o C. Namun, selama pertumbuhan, jagung membutuhkan suhu optimum yang berkisar antara 23-27o C. Curah hujan yang optimum bagi jagung adalah 100 mm-125 mm per bulan. Untuk pertumbuhan dan produksi jagung memerlukan penyinaran matahari penuh. Tanaman jagung tahan terhadap pH tanah 5,5 sedangkan pH tanah yang paling baik adalah 6,8. Dari hasil penelitian bahwa reaksi tanah pH 6,8 dapat menimbulkan hasil yang tinggi. Pada tanah dengan pH 7,5 dan pH tanah di bawah 5,7 pada jagung cendrung menurun. Jenis tanah di Indonesia dengan jenis tanah podsolik merah kuning (PMK) yang mempunyai pH tanah rata-rata rendah (masam) untuk penanaman jagung perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu (Albersia 2010). Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan.Cahaya mempengaruhi pembentukan klorofil, fotosintesis, fototropisme, danfotoperiodisme. Efek cahaya meningkatkan kerja enzim untuk memproduksi zatmetabolik untuk pembentukan klorofil. Sedangkan, pada proses fotosintesis,intensitas cahaya

mempengaruhi laju fotosintesis saat berlangsung reaksi terang. Jadicahaya secara tidak langsung mengendalikan pertumbuhan dan perkembangantanaman, karena hasil fotosintesis berupa karbohidrat digunakan untuk pembentukanorgan-organ tumbuhan (Marjenah 2001) Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuningkuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan. (Laksono 2007) Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas radiasi surya, kelembaban udara dan kelembaban tanah di dalam rumah kaca lebih rendah dibandingkan di luar rumah kaca, sedangkan suhu udara dan suhu tanah di dalam rumah kaca lebih tinggi dibandingkan di luar rumah kaca. Evapotranspirasi di dalam rumah kaca lebih besar dibandingkan di luar rumah kaca tetapi tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (Rihatin 2003). C. Metode Praktikum 1. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum acara II yang berjudul pengaruh faktor cahaya terhadap pertumbuhan tanaman dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 April 2013, 14.00-15.30 WIB, di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 2. Alat dan Bahan a. Bahan 1) Biji jagung 2) Tanah/media tanam b. Alat : 1) Pot plastik atau polibag diameter 30 cm 2) Cawan 3) Kertas millimeter 3. Cara Kerja : a. Sediakan pot plastik diameter 30 cm atau polibag sejumlah 6 buah, isi dengan tanah / media tanam b. Pilih biji jagung yang baik dan rendam dalam air selama 1 jam.

c. Tanamkan 2 biji jagung pada setiap pot yang telah terisi tanah dan setelah satu minggu pada setiap pot di sisakan tanaman baik. d. Letakkan pot di tiga tempat yang telah ditentukan (dirumahkaca. Di bawah naungan, dan tempat terbuka), masing-masing 2 ulangan. e. Siram tanaman tiap hari sampai tanaman berumur 8 minggu. f. Pengamatan meliputi: tinggi tanaman (diukur tiap minggu), panjang dan lebar daun tanaman (seluruhdaun) diukur setelah selesai pengamatan, berat daun, berat batang, dan berat akar di timbang setelah selesai pengamatan dan dalam keadaan kering konstan (dioven 110o C, 24 jam). g. Ukur intensitas cahaya pada pagi hari (09.00) dan siang hari (11.00) selama pertumbuhan berlangsung dan susun secara sistematis untuk memudahkan analisis. Data yang diperoleh di analisis secara deskriptif. D. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pengamatan Tabel 2.1 Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays)
Tinggi Tanaman Minggu ke (cm) 1 2 3 4 5 6 7 8 Rumah Kaca 10,0 27,4 36,2 48,9 54,0 65,4 89,4 111 Tempat Terbuka 14,6 26,5 32,3 40,2 57,2 77,4 92,3 129,5 Tempat Di Bawah Naungan 0 0 0 0 0 0 0 0 IRM (lux) Rumah Kaca 30880,84 22294,00 38769,23 32865,87 32786,00 21185,00 7000,00 56467,65 Tempat Terbuka 75.232,50 45811,80 50228,70 43281,09 45728,77 77300,00 9640,00 81320,88 Di Bawah Naungan 29.648,34 13384,32 25038,60 26854,02 26946,62 29400,00 7920,00 40674,22

Sumber: Logbook dan Data Rekapan

140 120 100 80 60 40 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Tempat Tempat Terbuka Tempat Rumah Kaca

Gambar 2.1 Grafik Pengaruh Faktor Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays) Tabel 2.2 Panjang, Lebar dan Luas Daun Tanaman Jagung (Zea mays) Tempat Rumah Kaca Tempat Terbuka Di Bawah Naungan Panjang (cm) 36,8 45,3 0 Lebar (cm) 3,5 5,8 0

Sumber: Laporan sementara Tabel 2.3 Berat Biomassa Jagung (Zea Mays) Tempat Rumah Kaca Tempat Terbuka Di Bawah Naungan Berat Kering (gr) Akar 3,38 3,91 0 Batang 16,06 23,27 0 Daun 15,07 12,9 0 Total 34,51 39,38 0

Sumber: Laporan sementara 2. Pembahasan Berdasarkan tabel 2.1 di atas dapat dijabarkan bahwa tinggi tanaman jagung pada minggu pertama memiliki ketinggian 10 cm yang berada pada suhu rumah kaca, pada tempat terbuka 14,6 cm dan di bawah naungan 0 cm. Sedangkan IRM pada minggu pertama 30880,84 fc pada rumah kaca, pada tempat terbuka 75.232,50 fc dan di bawah naungan 29.648,34 fc. Kemudian pada minggu kedua memiliki ketinggian 27,4 cm yang berada pada suhu rumah kaca, pada tempat terbuka 26,5 cm dan di bawah naungan 0 cm. Sedangkan IRM pada minggu kedua 22.294,00 fc pada rumah kaca, pada tempat terbuka 45811,80 fc dan di bawah naungan 13384,32 fc. Selanjutnya pada minggu ketiga memiliki ketinggian 36,2 cm yang berada pada suhu rumah kaca, pada tempat terbuka 32,3 cm dan di bawah

naungan 0 cm. Sedangkan IRM pada minggu ketiga 38769,23 fc pada rumah kaca, pada tempat terbuka 50228,70 fc dan di bawah naungan 25038,60 fc. Pengamatan pada minggu ke empat menunjukkan ketinggian 48,9 cm yang berada pada suhu rumah kaca, pada tempat terbuka 40,2 cm dan di bawah naungan 0 cm. Sedangkan IRM pada minggu keempat 32865,87 fc pada rumah kaca, pada tempat terbuka 43281,09 fc dan di bawah naungan 26854,02 fc. Kemudian pada minggu ke lima memiliki ketinggian 54,0 cm yang berada pada suhu rumah kaca, pada tempat terbuka 57,2 cm dan di bawah naungan 0 cm. Sedangkan IRM pada minggu kelima 32786,00 fc pada rumah kaca, pada tempat terbuka 45728,77 fc dan di bawah naungan 26946,62 fc. Pada minggu ke enam memiliki ketinggian 65,4 cm yang berada pada suhu rumah kaca, pada tempat terbuka 77,4 cm dan di bawah naungan 0 cm. Sedangkan IRM pada minggu keenam 21185,00 fc pada rumah kaca, pada tempat terbuka 77300,00 fc dan di bawah naungan 29400,00 fc. Sedangkan pada minggu ke tujuh memiliki ketinggian 89,4 cm yang berada pada suhu rumah kaca, pada tempat terbuka 92,3 cm dan di bawah naungan 0 cm. Sedangkan IRM pada minggu ketujuh 7000,00 fc pada rumah kaca, pada tempat terbuka 9640,00 fc dan di bawah naungan 7920,00 fc. Yang terakhir pada minggu ke delapan memiliki ketinggian 111 cm yang berada pada suhu rumah kaca, pada tempat terbuka 129,5 cm dan di bawah naungan 0 cm. Sedangkan IRM pada minggu kedelapan 56467,65 fc pada rumah kaca, pada tempat terbuka 81320,88 fc dan di bawah naungan 40674,22 fc. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa Intensitas Radiasi Matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. IRM dibutuhkan dalam proses fotosintesis yang hasilnya digunakan sebagai bahan makanan tanaman. Fotosintesis dapat berlangsung apabila ada sinar matahari, dengan bantuan sinar matahari hasilnya dapat maksimal. Selain IRM, unsur hara tanah juga sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Unsur hara dalam tanah harus selalu dijaga agar tidak habis. IRM juga berpengaruh terhadap suhu dan kelembaban. Suhu dan kelembaban sangat berperan dalam penganturan kondisi lingkungan di sekitar tanaman. Mereka akan memberikan rangsangan kepada tanaman apabila ada bahaya atau sesuatu yang dapat merusaknya. Jadi suhu dan kelembaban sangat berperan dalam proses pertumbuhan tanaman.

Berdasarkan tabel 2.2 dapat dijabarkan sebagai berikut: biomassa akar pada rumah kaca 3,38 gram, tempat terbuka 3,91 gram dan naungan 0 gram, untuk biomassa batang pada rumah kaca 16,06 gram, tempat terbuka 23,27 gram dan pada naungan 0 gram, sedangkan biomassa daun pada tempat terbuka 15,07 gram, untuk tempat terbuka 12,9 gram, dan naungan 0 gram, sehingga diperoleh biomassa total sebesar 34,51 gram untuk rumah kaca dan 39,38 gram untuk tempat terbuka, dan naungan 0 gram, sehingga dapat disimpulkan bahwa tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat terbuka mempunyai berat basah dan berat kering yang lebih besar dibandingkan dengan tanaman kacang hijau yang diletakkan di rumah kaca dan di bawah naungan. Hal ini dikarenakan di tempat yang terbuka, air yang diserap oleh akar lebih banyak yang diperoleh dari penyiraman dan air hujan. Sehingga membuat berat basah dari tanaman kacang hijau tersebut menjadi lebih berat dibandingkan dengan tanaman kacang hijau yang diletakkan di rumah kaca dan di bawah naungan. E. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat kami ambil dari hasil praktikumdan pembahasan adalah sebagai berikut : a. Praktikum ini dilaksanakan untuk membandingkan pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. b. Membandingkan berat biomassa dan luas daun yang diperlakukan ditiga tempat, yakni rumah kaca, tempat terbuka, dan di bawah naungan. c. Membandingkan kebutuhan unsur hara tanaman. d. Intensitas cahaya yang tinggi meningkatkan pertumbuhan tanaman. 2. Saran Berikut saran yang dapat kami berikan demi tercapainya praktikum yang lebih baik dikemudian waktu : a. Memperhatikan tatacara penanaman tanaman, jangan hanya menanam dan dibiarkan begitu saja. b. Memberikan usur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. c. Merawatnya dengan teratur dan dibersihkan gulmanya.

DAFTAR PUSTAKA Albersia 2010.Biology of Life. Scott McClay Inc. New York Anonim 2008. Taksonomi Jagung. www.plantamor.com. Diakses pada tanggal 20 April 2013 Laksono 2007. Budidaya Tanaman Jagung. www.ideelok.com Marjenah 2001. Pengaruh Cahaya Terhadap Tumbuhan. http://chipeuw2009. wordpress.com Rihatin 2003. Pengaruh Kondisi Iklim Mikro Rumah Kaca Terhadap Evapotranspirasi dan Hasil

Anda mungkin juga menyukai