Anda di halaman 1dari 4

BAB 10 Pengukuran Kerja Standar Tenaga Kerja dan Pengukuran Kerja Manajemen Operasi yang efektif membutuhkan standar

yang dapat membantu perusahaan untuk menentukan hal-hal berikut: 1. Muatan pekerja dari setiap barang yang diproduksi (biaya pekerja). 2. Kebutuhan staf (berapa orang yang dibutuhkan untui memproduksi barang yang dibutuhkan). 3. Perkiraan biaya dan waktu sebelum produksi dilaksanakan (untuk membantu mengambil beragam keputusan dari perkiraan biaya hingga ke keputusan untuk membuat sendiri atau membeli). 4. Jumlah kru dan keseimbangan pekerjaan(siapa yang mengerjakan apa dalam satu aktivitas kelompok atau pada satu lini produksi). 5. Tingkat pproduksi yang diharapkan (jadi,baik manaejr atau pekerja tau apa saja yang termasuk dalam satu hari kerja normal). 6. Dasar perencanaan intensif pekerja (apa yang menjadi acuan untuk memberikan intensif yang tepat). 7. Efisiensi karyawan dan pengawasan (Sebuah standar diperlukan untuk mengetahui apa yang digunakan dalam penentuan efisiensi). Standar tenaga kerja ditetapkan dengan empat cara: 1. Pengalaman masa lalu Yakni berapa jam yang dibutuhkan pekerja untuk melakukan suatu pekerjaan.Standar historis mempunyai kelebihan karena untuk meperolehnya relative mudah dan murah.Standar historis ini biasanya diperoleh dari kartu waktu pekerja atau data produksi .Walau demikian standar ini tidak obyektif dan kita tidak mengetahui akurasinya.Karena variable ini tidak diketahui penggunaan teknik ini tidak dianjurkan.Sebagai gantinya,studi waktu,standar waktu yang telah ditentukan dan pengambilansampel kerja lebih dianjurkan. 2. Studi waktu Prosedur studi waktu mencakup menghitung waktu contoh sampel kinerja seorang pekerja dan menggunakannya sebagai standar.Seorang pekerja yang terlatih dan berpengalaman dapat menerapkan standar dengan delapan langkah berikut: 1 2 3 Definisikan pekerjaan yang akan diamati (setelah analisis metode dilakukan) Bagi pekerjaan menjadi unsure-unsur yang tepat (bagian dari pekerjaan yang sering membutuhkan tidak lebih dari beberapa detik) Tentukan berapa kali akan dilakukan pengamatan (jumlah siklus atau sampel yang dibutuhkan)

Hitung waktu dan catat waktu unsure serta tingkat kinerja

Hitung waktu pengamatan rata-rata.Waktu pengamatan rata-rata merupakan rata-rata hitung dari waktu setiap unsure yang diukur yang disesuaikan terhadap pengaruh yang tidak lazim untuk setiap unsure. Waktu pengamatan rata-rata = (Jumlah waktu tercatat untuk melakukan setiap unsure) Jumlah pengamatan

Tentukan tingkat kinerja (kecepatan kerja),kemudian hitung waktu normal (normal time)untuk setiap unsure. Waktu normal = (Waktu pengamatan rata-rata) x (factor tingkat kinerja)

7 8

Tamabahkan waktu normal untuk setiap unsure untuk mendapatkan waktu normal total untuk pekerjaan tersebut. Hitunglah waktu standar.Penyesuaian ke waktu normal total memberikan kelonggaran,seperti kebutuhan pribadi,keterlambatan yang tidak dapat dihindarkan, dan kelelahan. Waktu standar = Waktu normal total 1-Faktor kelonggaran

Untuk menentukan sebuah ukuran sampel yang memadai, tiga hal berikut harus dipertimbangkan: 1 Seberapa akurat hasil pengamatan yang diinginkan 2 Tingkat keyakinan yang diinginkan 3 Berapa variasi yang muncul dalam unsure kerja Rumus untuk menentukan ukuran sampel yang tepat dengan diberikan tiga variable berikut: Ukuran sampel yang diperhitungkan n = zs hx
2

dimana: h = tingkat ketepatan yang diinginkan,dinyatakan dalam sebuah angka decimal z = jumlah deviasi standar yang dibutuhkan untuk tingkat keyakinan yang diinginkan s = deviasi standar sampai awal x = rata-rata sampel awal n = ukuran sampel yang dibutuhkan

Variasi dari rumus diatas, Pertama,jika h,tingkat ketepatan yang diinginkan,dinyatakan sebagai jumlah kesalahan absolute,maka gantilah e untuk hx,dan rumusnya berubah menjadi n= zs e
2

dimana e adalah jumlah kesalahan absolut yang masih dapat diterima. Kedua,untuk kasus-kasus ketika s, deviasi standar sampel tidak disediakan,maka deviasi standar harus dihitung.Rumus ini diberikan pada Persamaan: s= ( x i x )2 n1

di mana = xi = nilai setiap pengamatan x = rata-rata pengamatan n = jumlah pengamatan dalam sampel 3. Standar waktu yang telah ditentukan Standar waktu yang telah ditentukan membagi pekerjaan manual menjadi unsure dasar yang kecil yang telah memiliki waktu tertentu (berdasarkan sampel pekerja yang sangat besar) .Standar waktu yang telah ditentukan yang paling umum adalah metode pengukuran waktu (method time measurement MTM) yang merupakan produk dari MTM Association. Standar waktu yang telah ditetapkan merupakan perkembangan dari gerakan dasar yang disebut therbig.Istilah therbig ditemukan oleh Frank Gilbreth (Gilbreth dieja terbalik dan posisi t dan h ditukar).Therblig mencakup aktivitas seperti memilih (select),mengambil (grasp), mengarahkan (position), merakit (assemble), menjangkau (reach), memegang (hold),beristirahat (rest), dan meneliti (inspect).Aktivitas aktivitas ini dinyatakan dalam satuan pengukuran waktu (time measurement unit TMU) yang sama dengan 0,00001 jam atau 0,00006 menit.Nilai-nilai MTM untuk beragam Therblig dimuat dalam table-tabel yang sangat terperinci. Standar waktu yang telah ditentukan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan studi waktu.Pertama,standar waktu ini dapat dibuat di laboratorium,prosedur ini tidak akan mengganggu aktivitas produksi sesungguhnya (yang biasanya disebabkan oleh penelitian studi waktu).Kedua,karena standar dapat ditentukan sebelum sebuah pekerjaan benar-benar dilakukan,standar ini dapat digunakan untuk membuat rencana.Ketiga,tidak ada pemeringkatan kinerja yang dibutuhkan.Keempat,serikat kerja cenderung menertima metode ini sebagai cara yang wajar untuk menetapkan standar.Terakhir,standar waktu yang telah ditentukan biasanya efektif pada perusahaan yang melakukan sejumlah besar penelitian pada tugas yang sama.

4. Pengambilan sampel kerja Metode ini dikembangkan di Inggris oleh L.Tipped di tahun 1930-an.Pengambilan sampel kerja memperkirakan persentase waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja pada beragam pekerjaannya.Pengambilan sampel kerja membutuhkan pengamatan secara acak untuk mencatat aktivitas yang dilakukan pekerja.Hasilnya terutama digunakan untuk menentukan bagaimana karyawan mengalokasikan waktu mereka di antara beragam aktivitas.Pengarahuan akan pengalokasian ini dapat mendorong adanya perubahan karyawan,penugasan ulang, perkiraan biaya aktivitas,dan penetapan kelonggaran keterlambatan bagi standar tenaga kerja. Jika pengambilan sampel kerja ini dilakukan untuk menetapkan kelonggaran keterlambatan, metode ini sering disebut penelitian rasio keterlambatan. Prosedur pengambilan sampel kerja dapat diringkas menjadi lima langkah berikut: 1. Ambil sampel awal untuk mendapatkan sebuah perkiraan nilai parameter (seperti persentase waktu sibuk seorang pekerja). 2. Hitung ukuran sampel yang dibutuhkan. 3. Buat jadwal untuk mengamati pekerja pada waktu yang layak.Konsep angka acak digunakan untuk mendapatkan pengamatan yang benar-benar acak. 4. Lakukan pengamatan dan catat aktivitas pekerja. 5. Tentukan bagaimana pekerja menghabiskan waktu mereka (biasanya dalam persentase). Formula berikut memberikan ukuran sampel untuk tingkat keyakinan dan ketepatan yang diinginkan.

n=z2p (1-p) h2 Dimana: n= ukuran sampel yang dibutuhkan z = deviasi normal untuk tingkat keyakinan yang diinginkan p= nilai perkiraan proporsi sampel (waktu kerja operator yang diamati apakah sedang sibuk ataukah sedang menganggur h= tingkat kesalahan yang dapat diterima dalam presentase

Anda mungkin juga menyukai