Anda di halaman 1dari 3

Dhira Gunawan P.

2411100034

Analisis Dimensional
Gagasan konsistensi dimensional dapat digunakan dengan cara yang berbeda, lewat prosedur yang dikenal sebagai analisis dimensional, yaitu dengan mengelompokkan variabel-variabel di dalam suatu situasi tertentu menjadi parameter-parameter tak berdimensi yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan variabel-variabel aslinya. Prosedur semacam ini sangat berguna di dalam bidang eksperimental di mana semakin banyak variable penting yang harus ditinjau semakin sulit korelasi yang harus kita lakukan. Dengan mengkombinasikan variable-variabel tersebut menjadi parameter tak berdimensi yang jumlahnya lebih sedikit, pekerjaan mereduksi data eksperimental akan banyak berkurang. Grup-grup tak berdimensi tertentu yang muncul dari analisis ini sudah dikenal, dan beberapa lainnya baru ditemukan untuk yang pertama kalinya. Pada akhirnya, aspek-aspek similaritas tertentu akan digunakan untuk memprediksi perilaku aliran pada peralatan berdasarkan eksperimen dengan model-model skala.

1. Dimensi-Dimensi
di dalam analisis dimensional, ada dimensi-dimensi tertentu yang harus ditetapkan sebagai dasar, dimana semua dimensi lain dapat dinyatakan di dalam dimensi-dimensi ini. Salah satu dimensi dasar adalah panjang, yang diberi symbol L. Jadi luas dan volume secara dimensional masing-masing dapat dinyatakan sebagai L2 dan L3. Dimensi dasar kedua adalah waktu, yang diberi symbol t. Besaran-besaran kinematika, kecepatan dan percepatan, sekarang dapat dinyatakan masing-masing sebagai L/t dan L/t2. Dimensi dasar lain adalah massa, yang dinyatakan dengan symbol M. Sebuah contoh kuantitas yang pernyataan dimensinya mencakup massa adalah densitas, yang dinyatakan sebagai M/L3. Hukum kedua Newton tentang gerakan memberikan relasi antara gaya dan massa dan memungkinkan gaya dinyatakan secara dimensional sebagai F = Ma = ML/t2. Beberapa suku membalik prosedur ini dan menganggap gaya sebagai dasar, dengan massa dinyatakan di dalam F, L, dan t sesuai dengan hukum kedua Newton tentang gerakan. Di sini, massa akan dianggap sebagai unit dasar. Besaran-besaran penting di dalam transfer momentum dapat dinyatakan semuanya secara dimensional dalam M, L, dan t. Beberapa variable yang lebih penting di dalam transfer momentum dan pernyataan dimensinya dalam M, L, dan t diberikan di Tabel di bawah ini. Tabel 1.1 Variabel-variabel penting di dalam Transfer Momentum Variabel Simbol 1. Massa M 2. Panjang L 3. Waktu t 4. Kecepatan v 5. Percepatan gravitasi g 6. Gaya F 7. Tekanan P 8. Densitas 9. Viskositas 10.Tegangan permukaan 11.Kecepatan sonik

Dimensi M L T L/ t L / t2 ML/t2 M/Lt2 M/L3 M/Lt M/t2 L/ t

Dhira Gunawan P. 2411100034

2. Similaritas Geometrik dan Kinematik


Suatu aplikasi pada data eksperimental yang didapat untuk sebuah model ke sebuah prototip (prototype) ukuran sebenarnya mensyaratkan bahwa harus ada similaritas tertentu antara model dan prototip. Dua dari jenis similaritas ini adalah similaritas geometric dan similaritas kinematik. Similaritas geometrik eksis di antara dua system jika rasio dimensi-dimensi yang penting adalah sama untuk kedua system itu. Sebagai contoh, jika rasio dari dimensi a/b untuk model bagian sayap di gambar dibawah ini sama magnitudenya dengan rasio a/b untuk bagian sayap yang lebih besar maka mereka dikatakan similar secara geometrik. Pada contoh ini hanya ada dua dimensi yang penting. Untuk geometri yang lebih rumit, similaritas geometrik tentunya akan mensyaratkan bahwa semua rasio geometric harus sama antara model dan prototip. Similaritas kinetic eksis jika, dalam system-sistem yang similar secara geometric (1) dan (2), kecepatan di titik-titik yang sama berhubungan menurut persamaan: (2.1) Jadi salah satu syarat similaritas kinematik adalah adanya similaritas geometric.

Gambar 2.1 Dua bagian sayap supersonic yang similar secara geometric.

3. Analisis Dimensional Persamaan Navier-Stokes


Jika persamaan diferensial yang menggambarkan suatu situasi aliran tertentu diketahui, maka homogenitas dimensi mensyaratkan bahwa tiap suku dalam persamaan itu harus mempunyai satuan yang sama. Rasio satu suku pada persamaan itu terhadap suku lainnya pasti, karena memang harus, tak berdimensi. Dengan mengetahui arti fisis dari berbagai suku pada persamaan ini maka selanjutnya kita dapat memperoleh beberapa interpretasi fisis mengenai parameter tak berdimensi yang dihasilkan. Sebuah contoh klasik jenis analisis ini melibatkan penggunaan persamaan Navier-Stokes di dalam bentuk: = g - + v 2 v (3.1) Tiap suku di dalam persamaan ini dapat dinyatakan oleh sebuah variable atau kombinasi variable yang ditemukan di table 1.1. Tiap suku juga mempunyai arti fisis. Arti fisis berikut persamaan dari setiap suku adalah sebagai berikut: = + vx + vy + vz g v 2 v percepatan atau gaya inersia, v2/L gaya gravitasi, g gaya tekan, P/L gaya viskos, v vL2

Dhira Gunawan P. 2411100034 Masing-masing suku ini mempunyai dimensi L/t2, sehingga rasio dari tiap dua suku akan menghasilkan grup tak berdimensi. Dengan membagi tiap suku di ruas kanan persamaan (3.1) dengan gaya inersia, maka terbentuklah parameter tak berdimensi berikut ini: = = dan = Grup tak berdimensi ini, seperti yang diduga dari interpretasi fisisnya, seringkali muncul di dalam analisis fluida, dan grup tersebut, atau kebalikannya (resiprokalnya), diberi nama khusus sebagai berikut: = = dan = = Re, bilangan Reynolds = Fr, bilangan Froude = Eu, bilangan Euler

Perhatikan bahwa, di samping membentuk berbagai grup tak berdimensi, analisis dimensional yang menggunakan persamaan diferensial penentu juga memberikan arti fisis pada parameter yang terbentuk. Variable-variabel dimensi yang membentuk parameter-parameter ini akan bervariasi tergantung situasinya. Panjang, kecepatan, dan sejenisnyam yang akan digunakan, pada tiap kasus, adalah nilai yang paling signifikan atau paling mewakili. Sebagai contoh, panjang signifikan dapat saja merupakan diameter sebuah silinder atau jarak dari tepi utama sebuah pelat datar yang diukur sesuai arah alirannya; kecepatan yang digunakan juga dapat dipilih dengan cara yang berbeda untuk situasi yang berbeda. Agar tidak bingung, dianjurkan untuk menetapkan dengan jelas panjang acuan, kecepatan acuanm dan sebagainya ketika melaporkan sebuah nilai untuk sebarang parameter tak berdimensi. Jika di dalam system yang similar secara geometric, parameter-parameter yang menyatakan rasio gaya-gaya yang berhubungan dengan keadaan tersebut sama, maka system dikatakan similar secara dinamik. Jelaslah bahwa kondisi ini akan mensyaratkan bahwa bilangan tak berdimensi yang terkait harus sama antara dua system yang similar secara dinamik. Similaritas dinamik merupakan syarat dasar di dalam mengembangkan data eksperimen dari suatu model ke prototipnya.

Anda mungkin juga menyukai