238100 191500 118700
548300
()
()
(
) (
) (
() () ()
() () ()
2. Menentukan db masing-masing
1) db(T) = 112-1= 111
2) db(A)=3-1=2
3) db(D)=112-3=109
3. Menghitung RJK (A) dan RJK (D)
()
()
()
()
()
()
4. Menghitung Fh
()
()
()
Karena
, tolak Ho
5. Tabel Sumber Varians
Sumber
Varians
Db JK RJK Fhitung Ftabel
(0,05)
Kelompok (A) 2 8644,7 4322,4 9,7 3,08
Dalam (D) 109 48080,3 441,1 - -
Total (T) 111 56725 - - -
6. Kesimpulan : Ketiga tipe belajar tersebut tidak mempunyai mutu yang
sama.
Karena Ho ditolak, maka perlu uji lanjut dengan metode scheffe.
Uji Lanjut (Metode Scheffe)
Metode Scheffe ini dapat digunakan baik untuk analisis variansi dengan
sel sama maupun untuk analisis variansi dengan sel tak sama. Metode Scheffe
menghasilkan cacah beda rataan signifikan paling sedikit, dan sebaliknya, Metode
Duncan menghasilkan cacah beda rataan yang paling banyak (Fergson 1989). Ini
berarti bahwa banyaknya beda rataan pada uji lanjut sangat tergantung kepada
metode komparasi ganda yang dipakai. Dapat terjadi dengan suatu metode beda
rataannya signifikan, tetapi dengan metode yang lain tidak demikian halnya. Oleh
karena itu, perlu dicantumkan metode mana yang dipakai dalam setiap laporan
penelitian (baik dalam bentuk lengkapnya maupun dalam bentuk ringkasannya).
Adapun langkah langkah uji komparasi dengan metode scheffe yaitu :
Langkah-langkah yang perlu ditempuh pada metode Scheffe ialah:
1. Identifikasikan semua pasangan komparasi rataan yang ada. Jika terdapat k
perlakuan, maka ada
2
) 1 ( k k
pasangan rataan dan rumuskan hipotesis yang
bersesuaian dengan komparasi tersebut.
2. Tentukan tingkat signifikan (pada umumnya yang dipilih sama dengan
pada uji analisis variansinya).
3. Carilah nilai statistic uji F dengan menggunakan formula berikut:
( )
|
|
.
|
\
|
+
j i
j i
j i
n n
D RJK
Y Y
F
1 1
) (
2
dengan :
F
i-j
= nilai F
obs
pada pembanding perlakuan ke-i dan perlakuan
ke-j;
Y
i
= rataan pada sample ke-i;
Y
j
= rataan pada sample ke-j;
RJK(D) = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan
analisis variansi;
n
i
= ukuran sample ke-i;
n
j
= ukuran sample ke-j;
4. Tentukan daerah kritis dengan formula berikut:
DK = {F | F > (k-1) F
;k-1,N-k
}
5. Tentukan keputusan uji untuk masing-masing komparasi ganda.
6. Tentukan kesimpulan dari keputusan uji yang ada.
Adapun uji komparasi dari Kasus ANOVA di atas yaitu :
1. Pasangan Komparasi
Karena ada 3 perlakuan maka banyak pasangan hipotesis yang
dikomparasikan yaitu
( )
( )
Jadi ada tiga pasangan komparasi hipotesis.
2. Komparasi rataan Ho dan H1
Komparasi H
o
H
1
1
vs
2
1
=
2
1
=
2
2
vs
3
2
=
3
2
=
3
1
vs
3
1
=
3
1
=
3
3. Komputasi
( )
( )
( )
4. Daerah Kritis *| ()()+ *| +
5. Kesimpulan :
Dari hasil perhitungan dan tabel dapat disimpulkan bahwa Tipe1 sama
baiknya dengan tipe 2, tipe 2 lebih baik dari tipe 3, dan tipe 1 lebih baik
dari tipe 3. Jadi kesimpulan dari ANOVA dan uji komparasi dapat
disimpulkan bahwa ketiga tipe pembelajaran memiliki mutu yang
berbeda, tipe yang paling baik adalah tipe belajar 1, tipe belajar 2 dan
disusul tipe belajar 3.