Bedah Anak
Bedah Anak
* Klasifikasi banyak * Acuan: klasifikasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1. Bedah anak kongenital&wkt optimum operasi(oprx)
1. Kapasitas penyembuhan 2. Ruang untuk tumbuh 3. Hindari kelainan psikologi anak 4. Hindari trauma psikis orang tua
b. Umur >10 minggu c. Hb >10 gr% d. Leukosit <10.000 -Tujuan: a.BS Unilateral: bentuk alae nasi yang baik b.BS Bilateral: cegah protrusi prolabium berlebih
2. PALATOSCHIZIS/ CLEFT PALATE: Palatoplasty -Operasi sebelum anak belajar bicara (11-12 bulan) -Tujuan: a. Proses bicara tidak terganggu b. Belum ada atrofi M. elevator palatini & M. tensor palatini
3. SINUS PRE-AURICULARIS: Fistulektomi - Dibiarkan - Infeksi: Obati infeksi fistulektomi 2-3 bulan kemudian
4. SINUS/ KISTA BRONKOGENIK : Eksisi - Fistel pada celah ke-2 dari tepi muka auricula sampai
5. MIKRO DAN MAKRO AURICLE: Pembentukan - Kelainan bawaan ukuran (kecil/ besar) daun telinga yang simetris - Pembentukan daun telinga sesudah 5 thn karena >5 thn daun telinga tidak tumbuh lagi
6. DUKTUS/ KISTA THYROGLOSSUS: Ekstirpasi - Sisa embriologik pembentukan kelenjar thyroid dari foramen caecum pada pangkal lidah menembus os.hyoid - Ekstirpasi sebelum ada infeksi
- Tumor M.sternocleidomastoideus saat persalinan - Kelihatan: 1-2 bulan sesudah fibrosis - Gejala: a. Pemendekan otot karena fibrosisdx b. Kedudukan mata berubah c. Hemihypoplasia bentuk kepala d. Skapula lebih tinggikarena tertarik fibrosis - Tx: a. Bayi: fisioterapi b. Insisi atas tumor/ putus muskulus pada insersio
- Pemasangan plester percepat penutupan -Lubang besar & >2 thn tetap menonjol: Herniorrhaphy - DD:Hernia paraumbilikalis/ Hernia supraumbilikal= celah di linea alba terletak kranial lubang umbilikus tidak menutup spontan
- Kelainan bawaan perluasan jaringan pembuluh darah - Regresi spontan pada 18-48 bulan - Regresi dipercepat: a. HM luas: radiasi 5 mm sinar 3 kali 300 rad HM di kepala & mammae bisa ganggu perkembangan
c. HM kecil & cukup dalam: CO2 beku 1x/bln d. HM luas & dalam:
Kortikosteroid dosis tinggi 5-7 minggu bed rest 5 mingguevaluasi:1. HM tetap/mengecil: diamkan 2. HM membesar: ulangi e. HM tidak dapat regresi sendiri eksisi
- Beda dg HM: a. LM tidak teregresi spontan, b. LM radio-resisten - Radang jaringan sekitar tumor cepat membesar - Terdiri mikro & makro kistik sulit diangkat sekaligus
11. GRANULOMA UMBILIKUS: Non-bedah & eksisi - Umbilikus banyak sekret & bau dikeluhkan orang tua - Tx: a. Non bedah: 1. AgNO3 3%, 2. Mercorochom 3. Salep antibiotika b. Bedah: eksisi
12. TERATOMA SACRO-COCCYGEUS: Eksisi urgent - Tampak sejak lahir - Letak: antara sakrum dan rektum - Eksisi urgent ( umur 2 minggu): bahaya keganasan
13. HYPOSPADIA: Kordektomi uretroplasty -Kelainan letak meatus urinary di bawah penis/perineum
- Tx: 1. Kordektomi (umur 1 thn): luruskan bentuk penis 2. Dilanjutkan urethroplasty (umur 2-5 thn)
- Berupa arrest atau ektopia testis - Operasi pada umur 2,6 thn: sesuai pematangan testis - > 2,6 thn: testis tidak berkembang lagi 1. Sel spermatogenesis terganggu 2. Fungsi hormonal testis tidak terganggu
- Pada jari tangan pada umur 5 thn - Pada jari kaki pada umur 1 thn
- Pada jari tangan pada umur 3 bulan - Pada jari kaki pada umur 1 thn
1. Muntah
I. MUNTAH (1)
* Gx paling sering dlm Pediatri * Hampir semua kelainan saluran cerna: 1. Diawali muntah: misalnya (msl): apendisitis Akut 2. Diakhiri muntah: msl: gangguan pasase - Atresi/Stenosis Duodenum - Malrotasi + Volvulus - Invaginasi muntah hijau
I. MUNTAH (2)
* MUNTAH KETENTUAN: Kelainan bedah saluran cerna
1. Ketentuan umum: a. Muntah Hijau (bercampur empedu) b. Proyektil c. Persisten d. Darah e. Penurunan BB/ Kegagalan BB 2. Ketentuan khusus a. Gangguan evakuasi/ kelainan mekonium b. Distensi abdominal c. Serangan rasa sakit
I. MUNTAH (3)
2.2 KETENTUAN KHUSUS
1. Gangguan Evakuasi / Kelainan Mekonium a. Mekonium tidak keluar/terlambat
I. MUNTAH (4)
2. Distensi Abdominal a. Gg. Pasase - Menyeluruh + Gambaran Usus Sumbatan di Ileum Terminal/Distal - Atas Sumbatan proximal jejunum - Menyeluruh+Tanda Radang Radang Intra-peritoneal b. Gambaran Usus tidak ada, perabaan
I. MUNTAH (5)
3. Serangan Rasa Sakit Intermiten/ persisten Gg. Pasase Sederhana/ Strangulasi - Px menangis (menahan sakit) - Muntah keluar susu - Muntah berwarna kuning hijau fekal
2. Pmx fisik:
a. Tanda rangsangan peritoneal b. Deteksi tumor & asal organ tumor
* ETIOLOGI pasti belum tau Sementara: kegagalan perkembangan/ degenerasi ganglion dan serabut saraf. * Herediter * 1 diantara 300-900 kelahiran 1>4
2. Gejala lain: a. Rewel & terkesan lapar b. Muntah + darah c. STAD. LANJUT: -dehidrasi malnutrisi-hipokalemi -alkalosis hipokloremik d. Hipoalbuminemia
- Terlihat: string sign saluran pilorus kecil & memanjang 2. Fluoroskopi: Terlihat= - Pengosongan gaster terlambat - Gaster tampak besar & peristaltik jelas
2. Kehamilan polihidramnion
* ETIOLOGI:
1. Persiapan pra-bedah: - Penghisapan cairan & udara - Koreksi cairan & elektrolit 2. Laparatomi a. Anastomosis duodenoduodenostomi ujung ke ujung b. Duodeno-yeyunostomi
1. Foto polos abdomen posisi tegak: double bubble + gelembung udara kecil-kecil di bagian distal 2. Foto kontras barium meal: penyempitan di daerah duodenum 3. Barium enema: singkirkan dx malrotasi
*DD: Malrotasi
* MANIFESTASI KLINIS: - Gangguan pasase setinggi duodenum - 75% gejala & tanda = obstruksi total saluran cerna neonatal
N O R M A L E M B R I O L O G I
b. Hambatan pertumbuhan
*TX:
1. Pra-bedah: segera bahaya nekrosis 2. Bedah: a. pemotongan pita yang menyilang duodenum
b. Pembebasan duodenum
c. Duodenum diletakkan di vertikal dextra d. Sekum & kolon diletakkan di sebelah sinistra e. Appendektomi: prosedur Ladd
* ETIOLOGI: Oklusi vasa mesenterika msl. Akibat: 1. Volvulus intrauterin 2. Invaginasi intrauterin Steril atresia * Klinis mirip atresia duodenal * GEJALA: 1. Muntah hijau beberapa jam post-persalinan 2. Distensi abdomen bagian atas hilang setelah muntah
7. PERITONITIS (1)
* Radang peritoneal + radang sebagian/seluruh organ abdomen keadaan serius
7. PERITONITIS (2)
* KLASIFIKASI: 1. Peritonitis primer: tidak berhubungan dg disrupsi viskus abdominal/ dinding abdomen 2. Peritonitis sekunder: disebabkan disrupsi viskus abdominal/ dinding abdomen
3. Peritonitis mekonium: terjadi sebelum kelahiran (peritonitis intrauterin), disebabkan perforasi usus
4. Peritonitis kontaminasi luar: Msl. Omfalokel lebih yang pecah, gastrokisis 5. Peritonitis steril/ kimia: Msl. Akibat pecahnya sal. Empedu, adanya darah di rongga peritonium
7. PERITONITIS (3)
* PATOFISIOLOGI (1): 1. Permeabilitas kapiler organ dalam peritonium Edema organ dalam peritonium 2. Sekuestrasi cairan ke dalam rongga peritoneal &
lumen usus
3. Pengumpulan cairan di rongga peritonium & lumen usus
hipovolemia
7. PERITONITIS (4)
* PATOFISIOLOGI (2): 6. Paralisis usus tanda obstruksi paralitik usus 7. Abdomen buncit tanpa terdengar suara peristaltik 8. Hipotermi (pada neonatus), hipertermi(bayi/ anak-anak) * KOMPLIKASI: 1. Invasi kuman ke seluruh jar. Intra-peritoneal darah
2. DIC
3. Syok 4.
7. PERITONITIS (5)
* DIAGNOSIS: 1. Penderita tampak septik, letargi, nadi kecil tidak teraba, hipotermi 2. Abdomen buncit, mengkilat, venektasi, kemerahan di sekitar umbilikus, khususnya di punggung & genitalia. 3. Perubahan bekuan darah: bercak kemerahan seluruh tubuh
7. PERITONITIS (6)
* PMX RADIOLOGI: Foto polos abdomen, terlihat: 1. Udara kabur & tersebar tidak rata 2. Penebalan dinding usus
diafragma
7. PERITONITIS (7)
* TX: 1. Terapi suportif: Untuk hilangkan hipovolemi, hipo/hipertermi 2. Antibiotik spektrum luas IV pra-bedah sensitif kuman
4. Drain intraperitoneal
* PATOFISIOLOGI:
1. Gangguan aliran mekonium di saluran gastrointestinal 2. Kausa sumbatan
2. Bedah:
a. Laparatomi pembersihan kontaminasi mekonium dari rongga intraperitoneal
Peritonitis lokal
peritoneum parietalis
submukosa
dextra bawah suhu tubuh naik 4. Distensi lumen apendiks oklusi pembuluh darah
dinding apendiks
4. Dehidrasi ringan
5. Tanda rangsangan peritoneal= jelas jika perforasi: ada defans muskuler, nyeri ketok, nyeri tekan
b. Dekompresi
c. Rehidrasi d. suhu tubuh
c. suhu tubuh
d. Antibiotik IV spektrum luas dosis tinggi e. Ox febris, phenergan, largatil
ke aliran darah
muskularis
b. Dekompresi lambung
c. Tx cairan & elektrolit d. Antibiotika sistemik
e. Koreksi Asidosis
f. Alat bantu nafas & pemeriksaan gas darah g. Alimentasi parenteral
abdomen
b. Indikasi Radiologi: 1. Pneumoperitoneum
sediaan hapus
d. Indikasi mutlak: Diagnosis (+) dengan tanda peritonitis msl.:
anastomosis langsung
3. Neonatus BB <1000 gram dg keadaan buruk (Janik & Ein): drainasi peritoneal +
anastesi lokal
! Jangan lupa pengobatan peritonitis umumnya
* DEFINISI
Keadaan masuknya segmen usus ke segmen distalnya Umumnya berakhir dengan usus strangulasi * INSIDENS: semua umur, 70% <1 thn, >
* DIAGNOSIS (1):
1. KU baik, bisa terjadi infeksi sal.nafas 2. Bayi tiba-tiba menangis seperti menahan sakit diam 3. Muntah makanan & minuman 4. Bbrp jam kmd: defekasi darah segar+lendir 5. Dpt teraba massa (dance sign): bila massa di dext. atau sinist. Atas abdomen dext. Bawah kosong 6. Colok dubur: masih ada feses+darah+lendir 7. 24 jam invaginasi= tanda obstruksi usus, muntah hijau
invafinanat (pseudoportio)
- Ada darah + lendir e. Dehidrasi & suhu tubuh *PMX RADIOLOGI: Enema barium: cupping & coil spring * TX: 1. Perbaikan KU: dekompresi,rehidrasi, obat penenang
* PATOFISIOLOGI:
masalah
tekanan ringan
2. Sonde gaster cegah distensi 3. Pemeriksaan pH & gas darah
4. Bedah
EPIDEMIOLOGI: 20% bayi, probabilitas tinggi pada bayi prematur, >, bayi =.
PATOFISIOLOGI: bayi menangis TIA isi rongga perut masuk melalui cincin umbilicus GEJALA: tidak nyeri, jarang inkaserasi. TERAPI: cincin hernia kurang dari 2 cm regresi spontan sebelum bayi berumur 6 bulan - Dekatkan tepi kiri dan kanan pancangkan dengan plester untuk 2-3 mgg
* ETIOLOGI: 1. Kegagalan fusi somit dalam pembentukan dinding abdomen dinding abdomen sebagian tetap terbuka 2. Pengendapan & iritasi cairan amnion dalam kehidupan intrauterin usus sebagian besar berkembang di luar rongga abdomen janin (usus jadi tebal & kaku ) 3. Usus tampak pendek 4. Rongga abdomen janin sempit
inguinalis
- Terjadi gangguan aliran darah & gangguan pasase segmen usus yang terjepit Hernia strangulasi
* HERNIA STRANGULASI:
- gangguan pasase usus menangis TIA
hernioplasty
2. Hernia inguinalis inkaserasi: tx konservatif 6 jam: a. Sonde gaster b. Infus maintenance c. Suntikan sedativa Tx konservatif gagal herniotomi
16. HIDROKEL
* Obliterasi tidak sempurna proc.vaginalis diameter lumen kecil. * Cairan rongga peritoneal sisa proc.vaginalis diameter HIDROKEL terkumpul di tunika vaginalis kecil * TX: 1. Regresi spontan (1-1,5 thn) 2. Tidak regresi spontan: ligasi proc. Vaginalis seproksimal mungkin
turun ke skrotum
3. Testis dibelakang proc.vaginalis turun melewati anulus inguinalis interna kanalis inguinalis keluar mll skrotum * Defek penurunan testis: 1. Arrested testis : Tertahan masih di intra-abdominal 2. Ektopic testis: terletak diluar jalur penurunan 3. Retractile testis: mudah tertarik oleh m.kremaster anulus inguinalis eksterna
* PENYULIT:
1. Sterilitas 2. Torsio testis
18.MALFORMASI ANOREKTAL(1)
* PENGGOLONGAN ANATOMI UNTUK TX & PROGNOSIS MODIFIKASI WINGSPREAD: I. LAKI-LAKI GOLONGAN I 1. 2. 3. 4. Fistel urine Atresia rekti Perineum datar Tanpa fistel: udara >1 cm dr kulit pada invertogram TiNDAKAN Kolostomi neonatus Operasi definitif Usia 4-6 bln
* Invertogram: teknik foto menilai jarak puntung distal rektum terhadap marka anus di kulit peritoneum.
18.MALFORMASI ANOREKTAL(2)
* TEKNIK BAYI: 1. Posisi erek terbalik/ prone 2. Sinar horizontal ke trochanter mayor GOLONGAN II TiNDAKAN
1. Fistel perineum 2. Membran anal mekoneum Operasi definitif neonatus tract. Tanpa kolostomi 3. Stenosis ani 4. Bucket handle 5. Tanpa fistel: udara <1 cm dr kulit pada invertogram .
18.MALFORMASI ANOREKTAL(3)
II. WANITA:
GOLONGAN I 1. 2. 3. 4. 5. Kloaka Fistel vagina Fistel vestibulum ano/ rekto vestibuler Atresia rekti Tanpa fistel: udara >1 cm dr kulit pada invertogram GOLONGAN II 1. Fistel perineum 2. Stenosis 3. Tanpa fistel: udara <1 cm dr kulit pada invertogram TiNDAKAN Kolostomi neonatus Usia 4-6 bln
TiNDAKAN
18.MALFORMASI ANOREKTAL(4)
* KLINIS/ DX (1):
A. PMX KLINIS (1)
1. Pmx umum: yang sering ditemukan pada=
18.MALFORMASI ANOREKTAL(5)
* KLINIS/ DX (2):
A. PMX KLINIS (2) 2. Pmx khusus kelainan ano-rektal (2):
I. Wanita (2)
a. Golongan I 1. Kloaka= pemisahan tr.urinarius, tr.genitalis & tr.digestivus tak terjadi kolostomi 2. Fistel vagina= mekonium keluar dari vagina kolostomi 3. Fistel vestibulum= muara fistel vulva di bawah vagina kolostomi saat keadaan px optimal 4. Atresia rekti= anus normal tapi dangkal kolostomi
18.MALFORMASI ANOREKTAL(6)
*GAMBARAN KELAINAN ANO-REKTUM
B. Atresia ani letak rendah (dg fistel ke perineum anterior) C. Atresia ani letak tinggi (dg fistula ke urethra/ buli-buli) D. Atresia rektum: 1. udara di rektum 3. Atresia rektum 2. TL. Belakang sakrum 4. Anus
18.MALFORMASI ANOREKTAL(7)
*ATRESIA ANI LETAK TINGGI
Fistula rekto-uretra
3. Kandung kemih
4. Simpisis 5. Urethra
6. Fistula rekto-vesikal
18.MALFORMASI ANOREKTAL(8)
UTERUS BLADDER VAGINA PERINEUM RECTUM ANUS UTERUS BLADDER RECTUM
VAGINA
UTERUS BLADDER
RECTUM
VAGINA
RECTO-VAGINAL FISTULA
18.MALFORMASI ANOREKTAL(9)
* KLINIS/ DX (3):
A. PMX KLINIS (3) 2. Pmx khusus kelainan ano-rektal (3):
I. Wanita (3)
a. Golongan I 5. Tanpa fistel= udara >1 cm dr kulit pd invertogram kolostomi b. Golongan II 1. Fistel perineum= lubang antara vulva & anus normal 2. Stenosis ani= lubang anus normal tapi sempit tx definitif 3. Tanpa fistel= udara <1 cm dari kulit invertogramkolostomi
18.MALFORMASI ANOREKTAL(10)
* KLINIS/ DX (4):
A. PMX KLINIS (4) 2. Pmx khusus kelainan ano-rektal (4):
18.MALFORMASI ANOREKTAL(11)
* KLINIS/ DX (5):
A. PMX KLINIS (5) 2. Pmx khusus kelainan ano-rektal (5):
18.MALFORMASI ANOREKTAL(12)
BLADDER BLADDER URETHRA RECTUM URETHRA RECTUM
PERINEUM
RECTO-VESICAL FISTULA
18.MALFORMASI ANOREKTAL(13)
* PENATALAKSANAAN
18.MALFORMASI ANOREKTAL(14)
* TEKNIK OPERASI DEFINITIF:
Definisi : Absensi Gangglion MeissnerAurbach dalam lapisan dinding usus, mulai dari sfingter ani ke arah proksimal dgn panjang bervariasi Penyebab Gg. Pasase Usus tersering neonatus
Insiden = 1 : 5000-10.000, Laki-laki >> Rektosigmoid (70-80%), Seluruh Colon (10%), Seluruh Usus + Pilorus (5%)
3. Distensi Abdomen
Biopsi Hisap Gangglion Meissner (Submukosa) Penebalan Serabut Saraf Hirschsprung Disease Gangglion Penebalan Serabut Saraf
- Biopsi Hisap
2. Kolostomi: - Stoma dibuat di kolon bergangglion paling distal - Menjamin pasase usus & mencegah penyulit
Bedah: 1. Reseksi usus agangglionik 2. Mengembalikan kontinuitas usus 3. Prosedur: - Swenson - Duhamel - Endorectal Pull Through
* Definisi : Robekan Dubur * Kadang2 tidak terdiagnosis sembuh * Insiden : - Umur beberapa bulan tahun - Laki-laki = Perempuan * DX: 1.Kesulitan Defekasi 2. Keadaan Umum Baik terlihat lincah 3. Gizi Baik
FISURA ANI
REFERENSI
1. Jong WD, Sjamsuhidajat R. Buku ajar ilmu bedah. 2nd Ed. Jakarta: EGC; 2005. 2. Sabiston DC. Buku ajar bedah. 1st Volume. Jakarta: EGC; ____ . 3. Sabiston DC. Buku ajar bedah. 2st Volume. Jakarta: EGC; ____ .
4. Staf Pengajar Bagian ILmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kumpulan kuliah ilmu bedah. Tangerang: Binarupa Aksara; ____ 5. Snell RS. Anatomi klinik. 6th Ed. Jakarta: EGC; 2006. 6. Schwart , Seymour I. Intisari prinsip-prinsip Ilmu Bedah. EGC : Jakarta; 2000
de vries-DeS2010