Anda di halaman 1dari 7

A.

Fakta-Fakta dalam Kasus Malaysia Airlines MH370 Nama Pesawat : Malaysia Airlines MH370 Boeing 777- 200ER1 Daftar Penumpang2 :

NO
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.

Status
Kapten Kopilot Kru

Kewarganegaraan
Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Tionghoa

Jumlah
1 1 10 38 152 12 7 2 3 3 2 3 2 1 1 1 239

Penumpang

Indonesia Australia India Perancis Amerika Serikat Kanada Selandia Baru Ukraina Belanda Rusia Taiwan

Total

13

Rute Penerbangan Jadwal Penerbangan Keberangkatan Kedatangan

: Kuala Lumpur (Malaysia) Beijing (Cina) : : Sabtu, 8 Maret 2014 pukul 00.41 (Malaysia) : Sabtu, 8 Maret 2014 pukul 06.30 (Beijing)

7, 5 jam terakhir MH3703 :


1

http://news.liputan6.com/read/2026945/rute-sesat-malaysia-airlines-mh370 diakses pada Sabtu, 5 April 2014 Pukul 16.00 WIB 2 Koran Kompas. Rabu, 26 Maret 2014 halaman, utama

1. 00.41, 8 Maret

: Malaysia Airlines Flight MH370 membawa 239

penumpang, dari bandara kuala lumpur menuju Beijing. 2. 01.19 : Komunikasi terakhir dari kokpit. Kopilot Fariq Abdul Hamid mengatakan kalimat terakhir All right, Good night. 3. 01.21 : Transponder pesawat yang mengidentifikasi lokasi dan ketinggian tak berfungsi. 4. 01.28 : Radar Thailand menangkap sinyal pesawat yang berputar menuju Selat Malaka. 5. 01.30 02.15 : Radar militer Malaysia dan Thailand menunjukaan pesawat berbelok tajam ke Barat, kemudian Ke Utara. Petugas kontrol lalu lintas udara Malaysia di Subang kehilangan kontak dengan pesawat itu diatas Teluk Thailand. Radar militer Malaysia menangkap pesawat disekitar Pulau Perak di Selat Malaka. 6. 06.15 : Sejumlah warga Pulau Kuda Huvadhoo, Dhaalu Atoll, sebelah selatan Maladewa, mengklaim melihat pesawat terbang sangat rendah. 7. 08.11 : satelit Inmarsat yang berada 35.800 km diatas permukaan laut menangkap secara otomatis data jabat tangan antara pesawat dan stasiun bumi, yang menunjukkan pesawat masih terbang 7 jam

setelah kehilangan kontak dengan pengontrol lalu lintas udara, namun posisi pesawat tidak diketahui. 8. 08.19 : bukti lebih lanjut soal jabat tangan parsial saat ini masih dikaji para ahli. 9. 09.15 : jadwal kontak berikutnya, tapi tidak ada respon dari pesawat. Ada penumpang ilegal yang menggunakan paspor Luigi Maraldi (37), warga Italia dan Christian Kozel, warga negara Austria. Para pejabat kementerian luar negeri di Roma dan Wina mengatakan, nama dua warga negara Italia dan Austria itu cocok dengan dua nama di daftar manifest penerbangan. Keduanya mengaku paspornya dicuri di Thailand. Dari

Koran Tempo. Jumat, 28 Maret 2014 halaman, 6

data interpol, lebih dari dua penumpang yang gunakan paspor palsu di Malaysia Airlines.4 Mengutip CNN, Menteri Transportasi Malaysia, Hishammuddin Hussein, menyebutkan satelit Tiongkok menangkap objek Benda dengan panjang 22,5 meter dan lebar 13 meter itu ditemukan di bagian Selatan Samudera Hindia yang di duga puing pesawat.5 Perdana Menteri Malaysia Najib Razak akhirnya menyatakan bahwa penerbangan Malaysia Airlines MH370 berakhir di Samudera Hindia, di mana pencarian pesawat itu hilang sedang difokuskan dan tidak ada penumpang yang selamat.6 MH370 membawa kargo berbahaya, baterei ion lithium yang mudah terbakar. Piranti telepon genggam dan komputer jinjing ini tercatat beberapa kali menggagalkan penerbangan, termasuk menyebabkan pesawat mudah terbakar. Badan Penerbangan Federal Amerika mencatat, lithium dalam kargo telah mencelakakan 140 pesawat, sejak Maret 1991 hingga 17 Februari 2014.7 Otoritas Malaysia akhirnya mau mengakui bahwa transponder dan

ACARS MH370, tiba-tiba dimatikan dari dalam pesawat. Transponder pengirim sinyal di kokpit, sekaligus komunikasi dengan menara ATC (Air Traffic Control) dan ACARS (Aircraft Communications Addressing and Reporting System) pemancar gelombang informasi yang bisa mengirim berbagai tipe pesan, termasuk kondisi bahan bakar dan status mesin tadi diduga sengaja dimatikan.8 Ada 26 negara yang mengerahkan 50 pesawat dan 49 kapal sedang melakukan pencarian pesawat yang membawa 239 orang itu. Dalam

www.merdeka.com/peristiwa/fakta-fakta-penumpang-gelap-m diakses pada Sabtu, 5 April 2014 Pukul 12.00 WIB 5 http://fokus.news.viva.co.id/news/read/490885-mencari-fakta-di-balik-hilangnya-pesawatmh370 diakses pada Sabtu, 05 April 2014 Pukul 16.35 WIB 6 Kompas. Selasa, 25 Maret 2014 halaman utama 7 http://www.nefosnews.com/post/berita-analisa/mh370-berakhir-enam-fakta-mengejutkan diakses pada Sabtu, 5 April 2014 Pukul 16.50 WIB 8 Tempo. Kamis, 3 April 2014 halaman 30

pencarian ditemukan sebuah alarm palsu dan sejenis minyak yang dipastikan bukan berasal dari pesawat.9 Dalam jumpa pers digelar di Kuala Lumpur, Direktur Eksekutif Malaysia Airlines Ahmad Jauhari Yahya mengatakan pihaknya akan memberikan santunan awal sebesar Rp 56 juta (USD 5.000) kepada keluarga tiap penumpang pesawat MH370. B. ANALISIS 1. Masalah Utama yang Muncul dalam Perkara Masalah utama yang muncul dalam perkara hilangnya pesawat MAS MH370 adalah adanya tuntutan mengenai uang santunan/ ganti rugi kepada keluarga/kerabat korban pesawat MH370. 2. METODE Metode Pendekatan Metode pendekatan yang kami gunakan adalah pendekatan Lex fori yang menganggap bahwa pengadilan yang mengadili perkara lah yang akan memberlakukan hukumnya sendiri untuk memutus perkara yang di hadapinya.i Metode Hukum Perselisihan 1. Kualifikasi a. Fakta MH370 memakan korban : menimbulkan hubungan dan akibat hukum bagi pihak- pihak yang terikat / terkait. b. Fakta kewarganegaraan korban : untuk menunjuk hukum yang berlaku bagi orang tersebut c. Fakta pesawat MH370 milik Malaysia airlines : d. Fakta pabrik pembuat pesawat MH370 berada di Amerika Serikat : e. Fakta pesawat MH370 : berangkat dari kuala lumpur Malaysia menimbulkan hubungan hukum yaitu tempat 2. Titik Taut Primer

Titik taut primer adalah fakta-fakta dalam sebuah perkara atau peristiwa hukum, yang menunjukkan peristiwa hukum ini mengandung unsur-unsur asing. Apabila dilihat dari fakta-fakta tersebut, maka titik taut primernya adalah titik-titik taut yang menunjuk ke arah hukum: 1. Tionghoa 2. Indonesia 3. Australia 4. India 5. Prancis 6. Amerika Serikat Fakta-fakta 8. Selandia Baru 9. Ukraina 10. Belanda 11. Rusia 12. Taiwan 13. Kanada bahwa terdapat 13

menunjukkan

kewarganegaraan yang menjadi penumpang MAS MH370 dan lokasi pencarian puing pesawat berada di Samudra Hindia (1.250 km selatan Perth, Australia) sehingga timbul

kemungkinan bahwa hukum ke 13 negara tersebut menjadi relevan untuk dipertimbangkan sebagai hukum yang berlaku dalam menyelesaikan perkara kompensasi terhadap

keluarga/kerabat korban MAS MH370. 3. Titik Taut Sekunder Titik taut sekunder adalah fakta yang digunakan untuk menentukan hukum apa atau hukum mana yang seharusnya diberlakukan terhadap perkara yang melibatkan lebih dari satu sistem hukum/kaidah hukum/ peraturan. Berdasarkan fakta-fakta yang relevan yang telah kami kumpulkan, berkaitan dengan pemberian uang santunan. Pengadilan yang memungkinkan mengadili: a. Malaysia Alasan: Selaku pemilik maskapai penerbangan dan ada warga negaranya yang menjadi penumpang, pilot, kopilot,

dan kru pesawat. Jika pesawat jatuh di perairan internasional, maka hukum Malaysia dapat diberlakukan. b. Cina Alasan: Sebagian besar penumpang adalah warga negara Cina. c. Australia d. Alasan: Di bawah aturan badan Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), pemerintah di mana pesawat jatuh memiliki yurisdiksi atas bangkai pesawat dan berhak memimpin penyelidikan. Lokasi yang di duga tempat jatuhnya pesawat MAS MH370 adalah di Samudera Hindia , yaitu di 2.500 km barat daya Perth, Australia. Namun lokasi pencarian berpindah ke 1.250 Selatan Perth, Australia oleh tim pencari Internasional, namun puing-puing bangkai pesawat tersebut sampai saat ini masih belum ditemukan. Selain itu terdapat warga negaranya yang menjadi penumpang maskapai MAS MH370. e. Amerika Serikat. Forum yang berwenang Pengadilan mana yang berwenang mengadili kasus ini? Di tinjau dari kasus ini, menurut kelompok kami untuk saat ini pengadilan yang berwenang dalam perkara penuntutan ganti rugi atas korban pesawat MH370 adalah pengadilan Malaysia . dikarenakan pesawat MH370 adalah milik perusahaan Malaysia airlines. Mengacu kepada pemikiran bahwa penyelesaian pembayaran santunan/ganti kerugian terhadap pengguna jasa angkutan udara sebagai bentuk tanggung jawab pengangkut. Serta Hukum internasional mengizinkan para keluarga korban untuk mengejar tindakan hukum di negara-negara tempat pembelian tiket dan tempat

maskapai berbasis. Berdasarkan Konvensi Montreal 1999,


maskapai penerbangan bertanggung jawab untuk membayar ganti rugi kepada setiap penumpang yang tewas atau luka-luka sekalipun penyebab musibah tidak diketahui.

C. KESIMPULAN Pengguna jasa angkutan udara yang menderita kerugian atau ahli waris korban kecelakaan pesawat di dunia internasional, memperoleh santunan dari perusahaan angkutan udara sebagai pengangkut berdasarkan tanggung jawab mutlak (strict libility).

Bayu seto Hal. 27

Anda mungkin juga menyukai