Disusun oleh :
Malaysia Airlines deeply regrets that we have assume beyond any reasonle doubt that MH370
has been lost and that none of those on board survived. As you will hear in the next hour from Malaysia
Prime Minister. We must no accept all evidence suggest the place went down in the Southern India
Ocean.
Setelah Malaysia Airlines mengirimkan pesan singkat tersebut, keesokan harinya (25/3) Perdana
Menteri Malaysia, Najib Razak, menggelar konferensi pers di Malaysia. Ia menyampaikan pesan
serupa SMS yang disampaikan Malaysia Airlines serta memberi tambahan bahwa pihaknya akan
memberikan informasi lebih lanjut mengenai pesawat hilang ini pada hari mendatang. Razak
juga kembali mengungkapkan bahwa pesawat itu terakhir diketahui berada di sekitaran
Samudera Hindia dekat kota Perth, Australia (Felicia, 2014).
Dalam konferensi pers tersebut, CEO Malaysia Airlines, Ahmad Jauhari Yahya,
mengatakan bahwa pihaknya mengirim SMS untuk memastikan keluarga para penumpang
mendengar kabar tragis itu sebelum diumumkan lewat konferensi pers. Ia menambahkan bahwa
menggunakan SMS merupakan solusi terakhir untuk memastikan bahwa keluarga korban
menerima kabar itu. Ada pula sebagian keluarga dihubungi lewat sambungan telpon (Kristanti,
2014). Pihak Malaysia Airlines juga mangatakan bahwa mereka akan memberikan kompensasi
sebanyak USD $5,000 dan berjanji bahwa kompensasi sedang dipersiapkan. (Wallace, Tarson, &
Riley, 2014)
Namun di hari yang sama (25/3), keluarga ratusan penumpang asal Tiongkok (China)
mengamuk dan menyalahkan Pemerintah Negeri Jiran (Kawilarang & Dewi, 2014). Kerabat para
penumpang mengungkapkan kemarahannya dengan mengadakan aksi demonstrasi di depan
Kedutaan Besar Malaysia di Beijing. Mereka menuduh Pemerintah Malaysia dan maskapai
Malaysia Airlines berupaya menunda, menyembunyikan dan menutup-nutupi kebenaran yang
sesungguhnya. Mereka juga memprotes untuk mencari kebenaran dan kembalinya anggota
keluarga mereka yang hilang. Keluarga penumpang mengancam akan menempuh berbagai cara
agar pemerintah dan militer Malaysia bertanggung jawab terhadap kesalahan yang tak dapat
dimaafkan itu. Buruknya komunikasi dan lambatnya respon dari Pemerintah Malaysia juga
menjadi alasan mereka melakukan aksi demonstrasi. Selain itu, jatuhnya pesawat di Samudra
Hindia tidak memiliki bukti yang kuat bagi keluarga korban.
Pada hari Jumat, 28 Maret 2014, Pemerintah Malaysia kembali menggelar konferensi
pers di Ballroom Hotel Lido, Beijing. Sudah sekitar satu jam ratusan kerabat dari 153 warga
China yang menjadi penumpang MH 370 berada di dalam ruang konferensi pers. Lalu, mereka
pun akhirnya meninggalkan jumpa pers tersebut dan membiarkan para pejabat Malaysia
berbicara di deretan kursi-kursi yang kosong. Mereka kecewa dan tidak puas terhadap penjelasan
yang disampaikan dari Pemerintah Malaysia (Hardoko, 2014).
8 Maret 2014
Pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 hilang dalam perjalanannya dari
Kuala Lumpur menuju Beijing
10 Maret 2016
Dalam Kuala Lumpur Composite Index di Bursa Malaysia, saham dengan kode MAS turun 16
persen menjadi RM 21 sen. Bukan hanya insiden MH370 saja yang membuat Malaysia Airlines
anjlok, tetapi juga karena kerugian biaya avtur dan gaji karyawan yang membengkak
11 Maret 2014
Seorang pejabat senior di angkatan udara Malaysia memberikan bantahan mengenai pernyataan
tentang Pesawat Malaysia Airlines sempat muncul selama lebih dari satu jam. Saat itu, pesawat
bergeser atau menyimpang dari jalur yang seharusnya dilalui.
15 Maret 2014
Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, menggelar pers mengenai hilangnya MH370. Ia
mengatakan bahwa pesawat sengaja menyimpang dari rutenya sehingga penyelidikan difokuskan
kepada keterlibatan awak dan penumpangnya yang diduga terlibat dalam pembelokkan arah
terbang pesawat secara sengaja.
24 Maret 2014
Najib Razak memberikan pernyataan mengenai nasib pesawat Malaysia Airlines,yang
menemukan posisi terakhir MH370 berada di tengah Samudra Hindia sebelah barat Perth,
Australia serta pihak maskapai penerbangan Malaysia Airlines mengirimkan pesan singkat SMS
kepada keluarga dan kerabat dekat 239 penumpang pesawat MH 370. Selain itu CEO Malaysia
Airlines, Ahmad Jauhari Yahya, menggelar konferensi pers di Malaysia, tentang pihaknya
mengirim SMS untuk memastikan keluarga para penumpang mendengar kabar tragis itu sebelum
diumumkan lewat konferensi pers dan Razak juga memberikan tambahan bahwa pihaknya akan
memberikan informasi lebih lanjut mengenai pesawat hilang ini pada hari mendatang.
25 Maret 2014
Keluarga penumpang asal Tiongkok (China) mengamuk dan menyalahkan Pemerintah Negeri
Jiran serta melakukan aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar Malaysia di Beijing. Mereka
menuduh Pemerintah Malaysia dan maskapai Malaysia Airlines berupaya menunda,
menyembunyikan dan menutup-nutupi kebenaran yang sesungguhnya.
28 Maret 2014
Pemerintah Malaysia kembali menggelar konferensi pers di Ballroom Hotel Lido, Beijing. Sudah
sekitar satu jam ratusan kerabat dari 153 warga China yang menjadi penumpang MH 370 berada
di dalam ruang konferensi pers dan akhirnya meninggalkan jumpa pers tersebut dan membiarkan
para pejabat Malaysia berbicara di deretan kursi-kursi yang kosong. Mereka kecewa dan tidak
puas terhadap penjelasan yang disampaikan dari Pemerintah Malaysia.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang terjadi di dalam kasus ini adalah pihak keluarga dan kerabat
korban MH370 merasa informasi yang diberikan oleh pihak Malaysia Airlines tidak memuaskan
sehingga menganggap pihak Malaysia Airlines menutup-nutupi kebenaran meskipun mereka
sudah berkali-kali mengadakan konferensi pers bersama dengan Pemerintah Malaysia. Hal ini
disebabkan karena banyak petunjuk yang salah dan tidak ada bukti yang kuat dari pihak
Malaysia Airlines. Selain itu, Pemerintah Malaysia juga terlalu cepat melakukan bantahan
terhadap pernyataan dari senior penerbangan udara tanpa membuktikkan kebenaran mengenai
pesawat MH370 yang bergeser jalur. Setelah membantah, beberapa hari kemudian Pemerintah
Malaysia melakukan konferensi pers dan justru membenarkan kejadian MH370 yang bergeser
jalur.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam menghadapi kasus ini, kita bisa melihat bahwa pihak Malaysia Airlines tidak
sendiri. Mereka juga dibantu oleh Pemerintah Malaysia. Hal ini dikarenakan Malaysia Airlines
merupakan maskapai nasional milik negara Malaysia sehingga pemerintah ikut serta dalam
maskapai ini. Dengan demikian, Malaysia Airlines mempunyai akses khusus untuk bekerja sama
dengan Pemerintah Malaysia. Selain itu, kasus ini juga merupakan kasus yang mempunyai
dampak besar bagi negara-negara lain karena sebagian besar warga negara asing menjadi korban
dalam tragedi ini. Negara yang paling merasakan dampaknya adalah Tiongkok karena memang
sebagian besar warganya menjadi korban. Oleh karena itu, pihak Pemerintah Malaysia berupaya
mengadakan diplomasi ke beberapa negara, khususnya Tiongkok, agar hubungan antara
Malaysia dengan negara lain bisa terjaga meski dilanda krisis MH370. Dari sini, kita bisa melihat
bahwa maskapai Malaysia Airlines juga sangat bergantung kepada pemerintah sehingga kita
dapat memasukkan kasus ini ke variabel internal.
Dalam kasus ini, kita bisa melihat bahwa Malaysia Airlines mempunyai beberapa
variabel eksternal. Variabel eksternal tersebut adalah ancaman-ancaman dari pihak keluarga
korban. Mereka mengadakan aksi demo karena mereka tidak mendapatkan informasi yang jelas.
Tak hanya itu saja, mereka juga merasa bahwa bukti-bukti yang disampaikan oleh pihak
Malaysia Airlines maupun Pemerintah Malaysia tidaklah kuat. Mereka juga menilai bahwa pihak
yang berwenang lamban dalam merespon.
Untuk mencegah ancaman-ancaman tersebut, Pemerintah Malaysia sudah melakukan
proses komunikasinya, yaitu dengan mengadakan konferensi pers. Konferensi pers ini tidak
hanya ditujukan oleh untuk keluarga korban, tetapi juga bagi media sehingga masyarakat dunia
pun tahu informasi terkini mengenai penyelidikan MH370. Jika kita melihat proses komunikasi
yang dilakukan oleh pihak Malaysia Airlines, mereka meletakkan diri mereka pada kontinum
akomodasi yang merupakan situasi ketika praktisi public relations berusaha memenuhi
kebutuhan organisasi dan publiknya melalui dialog, negosiasi, dan kompromi. (Kriyantono,
2014, h. 119). Malaysia Airlines berusaha untuk menjaga agar citranya tetap positif di publik dan
juga berusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga korban, yakni mendapatkan informasi yang
jelas melalui konferensi pers. Selain itu, pihak Malaysia Airlines pun juga memberikan santunan
sebanyak US $5,000 kepada keluarga korban. Malaysia Airlines ingin membuktikan bahwa
mereka adalah maskapai yang bertanggung jawab dan memprioritaskan keluarga korban dalam
krisis ini. Ancaman ini tidak hanya masuk ke dalam variabel eksternal, tetapi juga masuk ke
dalam variabel situasional yang dapat mempengaruhi organisasi untuk mengubah sikap dan
pendiriannya kepada pihak eksternal ketika menghadapi perubahan situasi.
Setelah tanggal 25 Maret 2014 terjadi demonstrasi dari keluarga korban MH370,
Pemerintah Malaysia pun kembali mengadakan konferensi pers di Beijing pada tanggal 28 Maret
2014. Konferensi pers ini digelar agar keluarga korban bisa mengetahui informasi dengan jelas
terkait dimana MH370 berada. Akan tetapi, keluarga korban merasa konferensi pers ini tidak
membuahkan hasil apa-apa sehingga keluarga korban memilih untuk meninggalkan ruangan
konferensi pers dengan kecewa. Akan tetapi, pejabat Pemerintah Malaysia tidak melakukan
suatu tindakan apa-apa agar keluarga korban tidak meninggalkan ruangan. Justru Pemerintah
Malaysia tetap melanjutkan konferensi pers meski tidak ada satupun keluarga yang berada dalam
ruangan atau bisa dikatakan ruangan itu kosong. Dari sini kita bisa melihat adanya ketegangan
antara keluarga korban dengan Pemerintah Malaysia. Jika ditarik dari hari-hari sebelumnya,
pihak Pemerintah Malaysia sudah sering sekali mengadakan konferensi pers. Berkali-kali pula
Malaysia Airlines dengan Pemerintah Malaysia memberikan informasi kepada keluarga korban.
Akan tetapi pihak keluarga masih merasa tidak mendapatkan apa-apa dan tetap protes kepada
Pemerintah Malaysia. Dengan sikapnya kali ini yang membiarkan keluarga korban
meninggalkan konferensi pers membuktikan Pemerintah Malaysia mengarah ke advokasi, yaitu
upaya untuk mempertahankan sikap dan pendirian organisasi (Kriyantono, 2014, h. 121).
Pihak Malaysia merasakan sudah berbagai upaya mereka lakukan demi kepentingan keluarga
korban.
Pada tanggal 10 Maret 2014, ada seorang pejabat angkatan udara Malaysia yang
mengatakan bahwa pesawat Malaysia Airlines tersebut menyimpang dari jalur yang seharusnya
dilalui. Hal ini juga termasuk ke dalam variabel eksternal yang datangnya dari publik eksternal
berupa persepsi publik mengenai isu yang sedang terjadi. Akan tetapi, dalam menghadapi
variabel eksternal tersebut, pihak Malaysia Airlines dengan cepatnya membantah hal tersebut
tanpa mencari tahu tentang kebenarannya. Sikap yang dilakukan oleh pihak Malaysia Airlines ini
adalah cenderung mengarah ke advokasi.
Namun ketika diadakan konferensi pers pada tanggal 15 Maret 2014, justru Malaysia
Airlines mengatakan bahwa pesawat MH370 menyimpang jalurnya dengan menunjukkan bukti-
bukti yang ada. Hal ini menunjukkan adanya variabel internal, yaitu kompetensi komunikasi.
Dari sini bisa kita lihat bahwa pihak Malaysia Airlines tidak menyampaikan suatu pemberitaan
dengan pasti karena sebelumnya mereka tidak mencari kebenarannya terlebih dahulu sehingga
Malaysia Airlines tidak kompeten dalam memberitakan sesuatu. Hal ini yang kemudian bisa
berdampak pada keluarga korban yang merasa bahwa Malaysia Airlines telah membohongi
publik.
Dengan hilangnya pesawat MH370 ini, perekonomian dalam Malaysia Airlines ini
tidak stabil bahkan saham yang dimiliki Malaysia Airlines jatuh. Tidak hanya disebabkan dari
MH370, tetapi juga disebabkan dari adanya kerugian biaya avtur dan gaji karyawan yang
membengkak. Hal ini termasuk dalam variabel internal, yaitu ancaman internal kerugian yang
merupakan akibat dari implementasi berbagai kebijakan.
Pada tanggal 24 Maret 2014, pihak Malaysia Airlines sempat memberikan SMS
kepada keluarga korban. SMS itu hanya menginformasikan kepada pihak keluarga korban bahwa
beberapa saat lagi Perdana Menteri Malaysia akan mengumumkan suatu hal. SMS itu juga
menghimbau agar pihak korban tidak menerima segala bukti yang berkaitan dengan tempat
pesawat MH370 jatuh. Mereka juga menyayangkan tentang anggapan-anggapan yang selama ini
ada mengenai hilangnya MH370. Dari dalam pesan singkat ini, kita bisa melihat bahwa pihak
Malaysia Airlines berusaha memposisikan dirinya sama seperti keluarga korban, yaitu sebagai
seseorang yang tidak terlalu jelas dengan informasi yang ada. Namun, tidak terlihat bahwa
mereka menunjukkan rasa simpatinya kepada keluarga atas hilangnya penumpang Malaysia
Airlines. Hal seperti ini termasuk ke dalam variabel internal, yaitu kompetensi komunikasi.
Komunikasi yang mereka lakukan kurang tepat dengan situasi yang dialami oleh pihak keluarga
korban jika dilihat dari konten pesannya.
Dari analisis kasus tersebut, Malaysia Airlines telah berusaha memosisikan dirinya
berada dalam akomodasi atau advokasi tergantung dari beberapa variabel yang dihadapinya.
Akan tetapi, masih ada beberapa kesalahan penempatan kontinum dalam menghadapi situasi
yang ada.
3.2 Solusi
Solusi dalam permasalahan ini adalah sebelum melakukan suatu bantahan, pihak
Malaysia Airlines seharusnya mencari tahu kebenaran dan bukti-buktinya terlebih dahulu. Hal ini
dilakukan agar memberikan kepastian kepada publik dalam menyampaikan suatu informasi.
Lalu, pihak Malaysia Airlines juga seharusnya memberikan pendekatan rasa simpati terlebih
dahulu kepada keluarga korban MH370. Dengan memberikan rasa simpati, keluarga korban bisa
merasakan bahwa Malaysia Airlines peduli terhadap apa yang dirasakan keluarga. Setelah itu,
barulah Malaysia Airlines bisa memberikan beberapa informasi yang ada. Akan tetapi, informasi
itu pun harus jelas. Jika memang tidak mendapatkan bukti yang kuat, sebaiknya tidak perlu
diberitahukan kepada publik karena akan menyebabkan situasi publik yang tidak jelas.
Daftar Pustaka
Cancel, A. E., Cameron, G.T., Sallot, L.M., & Mitrook, M.A. (1997). It depends : A contingency
theory of accommodation in public relations. Public Relations Research, 9 (1), 31-63.
Cancel, A. E., Cameron, G.T., Sallot, L.M., & Mitrook, M.A. (1999). It depends : Testing the
contingency theory of accommodation in public relations. Public Relations Review, 25
(2), 171-197.
Kriyantono, R. (2014). Teori Public Relations Perpektif Barat & Lokal : Aplikasi Penelitian dan
Praktik. Jakarta : Kencana Prenamedia.
Asfar, A. M. (2014, Maret 14). Pesawat Malaysia Airlines hilang: Ini keganjilan sikap
pemerintah Malaysia dalam pencarian MH370. Solopos. Diakses dari
http://www.solopos.com/2014/03/14/pesawat-malaysia-airlines-hilang-inilah-
keganjilan-sikap-pemerintah-malaysia-dalam-pencarian-mh370-496061
Felicia, N. (2014, Maret 24). Malaysia Airlines kirim pesan singkat ke keluarga penumpang
MH370. Berita Satu. Diakses dari http://www.beritasatu.com/dunia/173543-malaysia-
airlines-kirim-pesan-singkat-ke-keluarga-penumpang-mh370.html
Firmansyah, F. (2014, Maret 10). Pesawat celaka, saham Malaysia Airlines ambruk. Tempo.
Diakses dari http://m.tempo.co/read/news/2014/03/10/118560927/Pesawat-Celaka-
Saham-Malaysia-Airlines-Ambruk-
Hardoko, E. (2014, Maret 28). Frustrasi, keluarga penumpang tinggalkan jumpa pers Malaysia
Airlines. Kompas. Diakses dari
http://internasional.kompas.com/read/2014/03/28/1803205/Frustrasi.Keluarga.Penump
ang.Tinggalkan.Jumpa.Pers.Malaysia.Airlines
Kawilarang, R.R.A. & Dewi, S. (2014, Maret 25). Keluarga penumpang MH370 marah kepada
pemerintah Malaysia. Viva. Diakses dari
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/491374-keluarga-penumpang-mh370-marah-
kepada-pemerintah-malaysia
Kristanti, E. Y. (2014, Maret 25). Kirim kabar tragis MH370 lewat SMS, ini alasan Malaysia
Airlines. Liputan6. Diakses dari http://global.liputan6.com/read/2027655/kirim-kabar-tragis-
mh370-lewat-sms-ini-alasan-malaysia-airlines
Sidik, M. J. (2014, Maret 15). Kronologi hilang dan aksi pencarian MH370. Antara News.
Diakses dari http://www.antaranews.com/berita/424210/kronologi-hilang-dan-aksi-
pencarian-mh370
Sofia, M. (2014, Maret 8). Pesawat hilang saat terbang,ini pernyataan resmi Malaysia Airlines.
Viva. Diakses dari http://dunia.news.viva.co.id/news/read/487002-pesawat-hilang-
saat-terbang--ini-pernyataan-resmi-malaysia-airlines
Utama, P. (2014, Maret 24). Pernyataan lengkap PM Malaysia soal MH370. Tempo. Diakses dari
https://m.tempo.co/read/news/2014/03/24/118565006/pernyataan-lengkap-pm-
malaysia-soal-mh370
Wallace, G., Tarson, M., & Riley, C. (2014, Maret 25). Malaysia Airlines' $5,000 payment is just
the beginning. CNN. Diakses dari http://money.cnn.com/2014/03/25/news/malaysia-
airlines-compensation/
Widyatmoko, T. (2014, Maret 24). Kronologi lengkap 18 hari musibah Malaysia Airlines
MH370. Merdeka. Diakses dari https://www.merdeka.com/peristiwa/kronologi-
lengkap-18-hari-musibah-malaysia-airlines-mh370.html