Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


ABSES COLLI
DI RUANG KENANGA RUMAH SAKIT MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Oleh:
DYAH KURNIANINGSIH
NIM. 1311040131
PROGRAM PENDIDIKAN NERS
AKULTAS ILMU KESEHATAN
UNI!ERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
"014
KONSEP DASAR PENYAKIT ABSES COLLI
A. Pe#$e%&'(#
Abses (Latin: abscessus) merupakan kumpulan nanah (netrofil yang
telah mati) yang terakumulasi di sebuah kavitas jaringan karena adanya
proses infeksi (biasanya oleh bakteri atau parasit) atau karena adanya benda
asing (misalnya serpihan, luka peluru, atau jarum suntik). Proses ini
merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk mencegah
penyebaranperluasan infeksi ke bagian tubuh yang lain. Abses adalah
infeksi kulit dan subkutis dengan gejala berupa kantong berisi nanah.
(!iregar, "##$).
Abses adalah pengumpulan nanah yang terlokalisir sebagai akibat dari
infeksi yang melibatkan organisme piogenik, nanah merupakan suatu
campuran dari jaringan nekrotik, bakteri, dan sel darah putih yang sudah
mati yang dicairkan oleh en%im autolitik (&orison, "##' dalam (urarif )
*usuma, "#+')
Abses (misalnya bisul) biasanya merupakan titik ,mata-, yang
kemudian pecah. rongga abses kolaps dan terjadi obliterasi karena fibrosis,
meninggalkan jaringan parut yang kecil (/arrison, "##0)
1ari pengertian di atas dapat disimpulkan bah2a abses colli adalah
suatu infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri parasit atau karena adanya
benda asing (misalnya luka peluru maupun jarum suntik) dan mengandung
nanah yang merupakan campuran dari jaringan nekrotik, bakteri, dan sel
darah putih yang sudah mati yang dicairkan oleh en%im autolitik yang
timbul di dalam ruang potensial diantara fasia leher dalam, akibat perjalanan
berbagai sumber infeksi seperti gigi, mulut, tenggorokan, sinus paranasal
dan telinga leher.
B. A#(&)*' +(# ',')l)$' lehe%
Leher terbagi atas dua bagian utama yang berbentuk segitiga, yaitu
anterior dan posterior, oleh otot sternomastoid yang berjalan menyerong
dari prosesus mastoid tulang pelipis ke sebelah depan klavikula dan dapat
diraba disepanjang tulang itu. *lavikula terletak pada dasar leher dan
memisahkan dari thora3.
!egitiga posterior leher disebelah depan dibatasi oleh otot
sternomastoid dan dibelakang oleh tepi anterior otot trape%ius. 4agian ini
berisi sebagian dari ple3us saraf servikal dan ple3us brakhialis. !erangkaian
kelenjar limfe yang terletak posterior dai sternomastoid dan urat5urat saraf
dan pembuluh darah. 1iatas segitiga ini terletak iga pertama dan diatas iga
ini berjalan arteri subklavia. 1i tempat inilah penekanan arteri subklavia
dengan jari dapat dilakukan.
!egitiga anterior dari batang leher terbagai dalam beberapa segitiga
lagi yaitu segitiga karotis karena memuat arteri karotis beserta cabangnya
yaitu karotis interna dan e3terna dan juga vena jugularis internada dan
beberapa vena, arteri dan saraf lainnya terdapat disini.
!egitiga digastrik terletak diba2ah rahang. 1isini terdapat beberapa
bagian dari kelenjar submandibuler dan kelenjar parotis, cabang saraf
fasialis dan arteri fasialis dan struktur lainnya yang terletak lebih dalam
termasuk beberapa pembuluh karotis. 4atang leher dari depan. &anubrium
sterni merupakan patokan penting, sebab dibelakangnya terletak sebagian
dari arkus aorta dan vena5vena innominata.
6rachea dimulai langsung diba2ah tulang ra2an krikoid dan berjalan
masuk ke rongga tora3 dan berakhir untuk bercabang menjadi bronchus
kanan dan kiri pada setinggi sudut sterna (sudul louis).
C. Je#', - .e#', A/,e,
1. A/,e, G'#.(l
Abses ginjal yaitu peradangan ginjal akibat infeksi. 1itandai
dengan pembentukan sejumlah bercak kecil bernanah atau abses yang
lebih besar yang disebabkan oleh infeksi yang menjalar ke jaringan
ginjal melalui aliran darah.
". A/,e, Pe%'*(#+'/0l(%
4ila abses menyebar sampai di ba2ah otot5otot pengunyahan,
maka akan timbul bengkak5bengkak yang keras, di mana nanah akan
sukar menembus otot untuk keluar, sehingga untuk mengeluarkan
nanah tersebut harus dibantu dengan operasi pembukaan abses.
3. A/,e, R(h(#$ $'$'
7adang kronis, yang terbungkus dengan terbentuknya nanah
pada ujung akar gigi atau geraham. &enyebar ke ba2ah selaput tulang
(sub-periostal) atau di ba2ah selaput lendir mulut (submucosal) atau
ke ba2ah kulit (sub-cutaneus). (anah bisa keluar dari saluran pada
permukaan gusi atau kulit mulut (fistel). Pera2atannya bisa dilakukan
dengan mencabut gigi yang menjadi sumber penyakitnya atau
pera2atan akar dari gigi tersebut.
4. A/,e, S0*,0* R(h(#$
4ila nanah menyebar ke rongga5rongga tulang, maka sumsum
tulang akan terkena radang (osteomyelitis). 4agian5bagian dari tulang
tersebut dapat mati dan kontradiksi dengan tubuh. 1alam hal ini nanah
akan keluar dari beberapa tempat (multiple fitsel).
1. A/,e, +'#$'# 23)l+ (/3e,,4
Pada abses ini, karena sedikitnya radang, maka abses ini
merupakan abses menahun yang terbentuk secara perlahan5lahan.
4iasanya terjadi pada penderita tuberkulosis tulang, persendian atau
kelenjar limfa akibat perkijuan yang luas.
5. A/,e, h(&'
Abses ini akibat komplikasi disentri amuba (Latin: 8ntamoeba
histolytica), yang sesungguhnya bukan abses, karena rongga ini tidak
berisi nanah, melainkan jaringan nekrotik yang disebabkan oleh
amuba. 9enis abses ini dapat dikenali dengan ditemukannya amuba
pada dinding abses dengan pemeriksaan histopatologis dari jaringan.
6. A/,e, 2L(&. (/,3e,,0,4
7ongga abnormal yang berada di bagian tubuh, ketidaknormalan
di bagian tubuh, disebabkan karena pengumpulan nanah di tempat
rongga itu akibat proses radang yang kemudian membentuk nanah.
1inding rongga abses biasanya terdiri atas sel yang telah cedera, tetapi
masih hidup. :si abses yang berupa nanah tersebut terdiri atas sel darah
putih dan jaringan yang nekrotik dan mencair. Abses biasanya
disebabkan oleh kuman patogen misalnya: bisul.
D. E&')l)$'
&enurut !iregar ("##$) suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses
melalui beberapa cara:
+. 4akteri masuk ke ba2ah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan
jarum yang tidak steril
". 4akteri menyebar dari suatu infeksi di bagian tubuh yang lain
'. 4akteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan
tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya
abses.
Peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika :
+. 6erdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi
". 1aerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang
'. 6erdapat gangguan sistem kekebalan
4akteri tersering penyebab abses adalah Staphylococus Aureus
E. M(#'7e,&(,' Kl'#',
Abses bisa terbentuk diseluruh bagian tubuh, termasuk paru5paru,
mulut, rektum, dan otot. Abses yang sering ditemukan didalam kulit atau
tepat diba2ah kulit terutama jika timbul di2ajah.
&enurut !melt%er ) 4are ("##+), gejala dari abses tergantung kepada
lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ saraf. ;ejalanya bisa
berupa:
+. (yeri
". (yeri tekan
'. 6eraba hangat
$. Pembengakakan
0. *emerahan
<. 1emam
!uatu abses yang terbentuk tepat diba2ah kulit biasanya tampak
sebagai benjolan. Adapun lokasi abses antara lain ketiak, telinga, dan
tungkai ba2ah. 9ika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan
lebih putih karena kulit diatasnya menipis. !uatu abses di dalam tubuh,
sebelum menimbulkan gejala seringkali terlebih tumbuh lebih besar. Paling
sering, abses akan menimbulkan (yeri tekan dengan massa yang ber2arna
merah, hangat pada permukaan abses , dan lembut.
+. Abses yang progresif, akan timbul =titik= pada kepala abses sehingga
Anda dapat melihat materi dalam dan kemudian secara spontan akan
terbuka (pecah).
". !ebagian besar akan terus bertambah buruk tanpa pera2atan. :nfeksi
dapat menyebar ke jaringan di ba2ah kulit dan bahkan ke aliran darah.
9ika infeksi menyebar ke jaringan yang lebih dalam, Anda mungkin
mengalami demam dan mulai merasa sakit. Abses dalam mungkin lebih
menyebarkan infeksi keseluruh tubuh.
. P(&)7',')l)$'
9ika bakteri masuk ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi
suatu infeksi. !ebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang
berisi jaringan dan sel5sel yang terinfeksi. !el5sel darah putih yang
merupakan pertahanan tubuh dalam mela2an infeksi, bergerak kedalam
rongga tersebut, dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati, sel
darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah yang mengisi rongga
tersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan
terdorong. 9aringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi
dinding pembatas. Abses dalam hal ini merupakan mekanisme tubuh
mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. 9ika suatu abses pecah di dalam
tubuh, maka infeksi bisa menyebar kedalam tubuh maupun diba2ah
permukaan kulit, tergantung kepada lokasi abses. (>tama, "##+).
(yeri
(Pre Operasi)
(yeri
(Post Operasi)
G. P(&h8(9,
4akteri ;ram Positif
(Staphylococcus aureus Streptococcus mutans)
&engeluarkan en%im hyaluronidase dan en%im koagulase
merusak jembatan antar sel
transpor nutrisi antar sel terganggu
9aringan rusak mati nekrosis
&edia bakteri yang baik
9aringan terinfeksi
Peradangan
!el darah putih mati
1emam
9aringan menjadi abses
) berisi P>!
Pecah
7eaksi Peradangan
(7ubor, *alor, 6umor, 1olor, ?ungsiolaesea)
!umber : /ardjatmo 6jokro (egoro, P/1 dan /endra >tama, "##+
Pembedahan
Luka :nsisi
7esiko Penyebaran :nfeksi
(Pre dan Post @perasi)
;angguan
6hermoregulator
(Pre @perasi)
H. K)*:l';(,'
*omplikasi mayor dari abses adalah penyebaran abses ke jaringan
sekitar atau jaringan yang jauh dan kematian jaringan setempat yang
ekstensif (gangren). Pada sebagian besar bagian tubuh, abses jarang dapat
sembuh dengan sendirinya, sehingga tindakan medis secepatnya
diindikasikan ketika terdapat kecurigaan akan adanya abses. !uatu abses
dapat menimbulkan konsekuensi yang fatal. &eskipun jarang, apabila abses
tersebut mendesak struktur yang vital, misalnya abses leher dalam yang
dapat menekan trakea. (!iregar, "##$).
I. Pe*e%';,((# Pe#0#.(#$
+. Pemeriksaan laboratorium : Peningkatan jumlah sel darah putih.
". >ntuk menentukan ukuran dan lokasi abses dilakukan pemeriksaan
rontgen, >!;, A6 !can, atau &7:.
J. Pe#(&(l(;,(#((# Me+',
Abses luka biasanya tidak membutuhkan penanganan menggunakan
antibiotik. (amun demikian, kondisi tersebut butuh ditangani dengan
intervensi bedah dan debridement.
!uatu abses harus diamati dengan teliti untuk mengidentifikasi
penyebabnya, terutama apabila disebabkan oleh benda asing, karena benda
asing tersebut harus diambil. Apabila tidak disebabkan oleh benda asing,
biasanya hanya perlu dipotong dan diambil absesnya, bersamaan dengan
pemberian obat analgetik dan antibiotik.
1rainase abses dengan menggunakan pembedahan diindikasikan
apabila abses telah berkembang dari peradangan serosa yang keras menjadi
tahap nanah yang lebih lunak. 1rain dibuat dengan tujuan mengeluarkan
cairan abses yang senantiasa diproduksi bakteri.
Apabila menimbulkan risiko tinggi, misalnya pada area5area yang
kritis, tindakan pembedahan dapat ditunda atau dikerjakan sebagai tindakan
terakhir yang perlu dilakukan. &emberikan kompres hangat dan
meninggikan posisi anggota gerak dapat dilakukan untuk membantu
penanganan abses kulit.
*arena sering kali abses disebabkan oleh bakteri !taphylococcus
aureus, antibiotik antistafilokokus seperti fluclo3acillin atau diclo3acillin
sering digunakan. 1engan adanya kemunculan !taphylococcus aureus
resisten &ethicillin (&7!A) yang didapat melalui komunitas, antibiotik
biasa tersebut menjadi tidak efektif. >ntuk menangani &7!A yang didapat
melalui komunitas, digunakan antibiotik lain: clindamycin, trimethoprim5
sulfametho3a%ole, dan do3ycycline.
Adapun hal yang perlu diperhatikan bah2a penanganan hanya dengan
menggunakan antibiotik tanpa drainase pembedahan jarang merupakan
tindakan yang efektif. /al tersebut terjadi karena antibiotik sering tidak
mampu masuk ke dalam abses, selain itu antibiotik tersebut seringkali tidak
dapat bekerja dalam p/ yang rendah.
K. Pe#3e$(h(#
&enjaga kebersihan kulit dengan sabun cair yang mengandung %at
anti5bakteri merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi atau
mencegah penularan.
L. A,0h(# Ke:e%(8(&(#
1. Pe#$;(.'(#
a. :dentitas
Abses bisa menyerang siapa saja dan dari golongan usia
berapa saja, namun yang paling sering diserang adalah bayi dan
anak5anak.
b. 7i2ayat *esehatan
+) *eluhan utama
(yeri, panas, bengkak, dan kemerahan pada area abses.
") 7i2ayat kesehatan sekarang
a) Abses di kulit atau diba2ah kulit sangat mudah
dikenali, sedangkan abses dalam seringkali sulit
ditemukan.
b) 7i2ayat trauma, seperti tertusuk jarum yang tidak
steril atau terkena peluru, dll.
c) 7i2ayat infeksi (suhu tinggi) sebelumnya yang secara
cepat menunjukkan rasa sakit diikuti adanya eksudat
tetapi tidak bisa dikeluarkan.
') 7i2ayat kesehatan keluarga
7i2ayat penyakit menular dan kronis, seperti 64A dan
diabetes mellitus.
". Pe*e%';,((# ',';
Pada pemeriksaan fisik ditemukan :
a. Luka terbuka atau tertutup
b. @rgan jaringan terinfeksi
c. &assa eksudat dengan bermata
d. Peradangan dan ber2arna pink hingga kemerahan
e. Abses superficial dengan ukuran bervariasi
f. 7asa sakit dan bila dipalpasi akan terasa fluktuaktif.
3. Pe*e%';,((# l(/)%(&)%'0* +(# +'($#),&';
a. /asil pemeriksaan leukosit menunjukan peningkatan jumlah sel
darah putih.
b. >ntuk menentukan ukuran dan lokasi abses dilakukan
pemeriksaan rontgen, >!;, A6, !can, atau &7:.
4. D'($#),( Ke:e%(8(&(#
6ahap selanjutnya yang harus dilakukan setelah memperoleh data
melalui pengkajian adalah merumuskan diagnosa. Pengertian dari
diagnosa kepera2atan itu sendiri adalah sebuah pernyataan singkat
dalam pertimbangan pera2at menggambarkan respon klien pada
masalah kesehatan aktual dan resiko. &enurut /erdman ("##B),
diagnosa kepera2atan untuk abses adalah :
a. Pre operasi
+) (yeri Akut berhubungan dengan agen injuri biologi
") /ipertermi berhubungan dengan proses penyakit
b. Post @perasi
+) (yeri berhubungan dengan insisi pembedahan
") 7esiko penyebaran infeksi berhubungan dengan luka
terbuka
') *erusakan :ntergritas kulit berhubungan dengan trauma
jaringan.
1. Pe%e#3(#((# Ke:e%(8(&(#
4erdasarkan diagnosa kepera2atan dengan menetapkan tujuan,
kriteria hasil, dan menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan :
a. Pre operasi
14 N9e%' /e%h0/0#$(# +e#$(# %e(;,' :e%(+(#$(#.
T0.0(# : !etelah dilakukan tindakan kepera2atan
diharapkan gangguan rasa nyaman nyeri
teratasi.
K%'&e%'( H(,'l : *lien mengungkapkan secara verbal
rasa nyeri berkurang, klien dapat rileks,
klien mampu mendemonstrasikan
keterampilan relaksasi dan aktivitas
sesuai dengan kemampuannya, 66C
dalam batas normal. 61 : +"# D#
mm/g, (adi : D# 3 menit, pernapasan :
"# 3 menit.
:ntervensi 7asional
+) @bservasi 66C
") *aji lokasi, intensitas, dan lokasi
nyeri.
') @bservasi reaksi non verbal dari
+) !ebagai data a2al untuk melihat
keadaan umum klien
") !ebagai data dasar mengetahui
seberapa hebat nyeri yang dirasakan
klien sehingga mempermudah
intervensi selanjutnya
') 7eaksi non verba menandakan nyeri
ketidaknyamanan.
$) 1orong menggunakan teknik
manajemen relaksasi.
0) *olaborasikan obat analgetik sesuai
indikasi.
yang dirasakan klien hebat
$) >ntuk mengurangi ras nyeri yang
dirasakan klien dengan non
farmakologis
0) &empercepat penyembuhan
terhadap nyeri
"4 G(#$$0(# &he%*)%e$0l(&)% /e%h0/0#$(# +e#$(#
:%),e, :e%(+(#$(#
T0.0(# : !etelah dilakukan tindakan kepera2atan
diharapkan /ipertermi dapat teratasi.
K%'&e%'( h(,'l : !uhu tubuh dalam batas normal ('<
#
A E
'B
#
A).
:ntervensi 7asional
+) @bservasi 66C, terutama suhu
tubuh klien.
") Anjurkan klien untuk banyak
minum, minimal D gelas hari.
') Lakukan kompres hangat.
$) *olaborasi dalam pemberian
antipiretik.
+) >ntuk data a2al dan memudahkan
intervensi
") >ntuk mencegah dehidrasi akibat
penguapan tubuh dari demam
') &embantu vasodilatasi pembuluh
darah sehingga mempercepat
hilangnya demam
$) &empercepat penurunan demam
b. Post @perasi
14 N9e%' /e%h0/0#$(# +e#$(# l0;( '#,',' (;'/(&
:e*/e+(h(#.
T0.0(# : !etelah dilakukan tindakan kepera2atan
diharapkan gangguan rasa nyaman nyeri
teratasi.
*riteria /asil : *lien mengungkapkan secara verbal
rasa nyeri berkurang, klien dapat rileks,
klien mampu mendemonstrasikan
keterampilan relaksasi dan aktivitas
sesuai dengan kemampuannya, 66C
dalam batas normal. 61 : +"# D#
mm/g, (adi : D# 3 menit, pernapasan :
"# 3 menit.
:ntervensi 7asional
+) @bservasi 66C
") *aji lokasi, intensitas, dan lokasi
nyeri.
') @bservasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan.
$) 1orong menggunakan teknik
manajemen relaksasi.
0) *olaborasikan obat analgetik sesuai
indikasi.
+) !ebagai data a2al untuk melihat
keadaan umum klien
") !ebagai data dasar mengetahui
seberapa hebat nyeri yang dirasakan
klien sehingga mempermudah
intervensi selanjutnya
') 7eaksi non verba menandakan nyeri
yang dirasakan klien hebat
$) >ntuk mengurangi ras nyeri yang
dirasakan klien dengan non
farmakologis
0) &empercepat penyembuhan
terhadap nyeri
5. Pel(;,(#((# Ke:e%(8(&(#
Pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditujukan untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
6ujuan dari pelaksanaan yaitu mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan
dan memfasilitasi koping.
Pelaksanaan *epera2atan untuk abses adalah 1rainase abses
dengan menggunakan pembedahan diindikasikan apabila abses telah
berkembang dari peradangan serosa yang keras menjadi tahap nanah
yang lebih lunak, *arena sering kali abses disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus aureus, antibiotik antistafilokokus seperti
fluclo3acillin atau diclo3acillin sering digunakan, kompres hangat bisa
membantu mempercepat penyembuhan serta mengurangi peradangan
dan pembengkakan.
6. E<(l0(,' Ke:e%(8(&(#
8valuasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
kepera2atan yang menandakan seberapa jauh diagnosa kepera2atan,
rencana tindakan, dan pelaksanaan sudah berhasil. 8valuasi
*epera2atan pada klien dengan abses adalah :
a. *lien melaporkan rasa nyeri berkurang
b. 7asa nyaman klien terpenuhi
c. 1aerah abses tidak terdapat pus
d. 6idak ditemukan adanya tanda E tanda infeksi ( pembengkakan,
demam,kemerahan )
e. 6idak terjadi komplikasi.
DATAR PUSTAKA
Aarpenito, Lynda 9uall ) &oyet, 4uku !aku. 1iagnosis *epera2atan, +'
th
8dition, Penerbit 4uku *edokteran 8;A, 9akarta, "#+'
/arrison. Prinsip5prinsip ilmu penyakit dalam. 8ditor dalam bahasa :nggris : kurt
9. Lessebacher. 8t. Al : editor bahasa :ndnesia Ahmad /. Asdie. 8disi +'.
jakarta : 8;A. "##0.
(anda :nternational, 1iagnosis *epera2atan : 1efinisi dan *lasifikasi, Penerbit
4uku *edokteran 8;A, 9akarta, "#+"
(urarif, Amin /uda ) /ardi *usuma, Aplikasi Asuhan *epera2atan
4erdasarkan 1iagnosa &edis ) (A(1A. (:A5(@A, &ediaction
Publishing, 9akarta, "#+'
!iregar, 7,!. Atlas Berwarna Saripati Kulit. 8ditor /uria2ati /artanta. 8disi ".
9akarta:8;A,"##$.
!u%anne, A, !melt%er, 4renda ; 4are. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
4runer and !uddarth. Ali 4ahasa Agung Faluyo. ( et,al) 8ditor bahasa
:ndonesia :&onica 8ster. 8disi D jakarta : 8;A,"##B.

Anda mungkin juga menyukai