Pendahuluan
Fraktur nasal :
sering ditemui pada trauma wajah
Tidak terdiagnosis dan tidak mendapat
penanganan karena tidak ada gx klinis
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Epidemiologi : di Amerika Serikat fraktur ketiga
paling sering
Etiologi : TRAUMA
Anatomi Hidung
Penulangan Hidung
Kerangka Septum
Anatomi Hidung
Vaskularisasi Hidung
Persarafan Hidung
Bagian depan atas : n. Ethmoidalis anterior (n. V1)
Rongga hidung lain : n. Maksila melalui ganglion
sfenopalatina persarafan sensoris dan otonom
Serabut parasimpatis : n. Petrosus superfisialis
mayor (n. V2)
Serabut simpatis : n. Petrosus profundus (n. V2)
Fungsi Hidung
Fungsi respirasi
Fungsi penghidu
Fungsi fonetik
Fungsi statik dan mekanik
Refleks nasal
Patofisiologi
TRAUMA tulang hidung remuk ditandai dengan
deformitas bentuk C pada septum nasal
Deformitas bentuk C : dimulai di bagian bawah
dorsum nasal dan meluas ke posterior dan inferior
sekitar lamina perpendikularis os ethmoid dan berakhir
di lengkung anterior pada kartilago septum 1 cm diatas
krista maksilaris
Klasifikasi
Menurut lokasi
1.
2.
3.
4.
Klasifikasi
Arah datangnya trauma :
1. Dari lateral
2. Dari frontal
3. Dari kaudal
Klasifikasi
Berdasarkan tingkat kerusakan
1. Fraktur unilateral
Fraktur hanya terjadi pada salah satu sisi saja,
kerusakan yang ditimbulkan tidak begitu parah .
Klasifikasi
Berdasarkan tingkat kerusakan
2. Fraktur bilateral
Disertai dislokasi septum nasal atau terputusnya
tulang nasal dengan tulang maksilaris .
Klasifikasi
Berdasarkan tingkat kerusakan
3. Fraktur direct frontal
Fraktur os nasal dan os frontal sehingga
menyebabkan desakan dan pelebaran pada
dorsum nasalis
Klasifikasi
Berdasarkan tingkat kerusakan
4. Fraktur comminuted
Fraktur kompleks yang terdiri dari beberapa
fragmen. Fraktur ini akan menimbulkan deformitas
Gejala Klinis
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik (Inspeksi, palpasi ,
pemeriksaan hidung bagian dalam)
Pemeriksaan radiologis
Foto X-ray posisi water dan lateral
CT Scan
Penatalaksanaan
Konservatif
1. Dekongestan nasal
2. Pasien perdarahan diberikan
vasokonstriktor topikal
3. Tidak berhasil bebat kasa tipis,
kateterisasi balon, sampai perdarahan
berhenti.
4. Antibiotik.
5. Analgetik
Penatalaksanaan
Operatif
Teknik reduksi tertutup
indikasi pada fraktur hidung akut yang sederhana
dan unilateral
Alat-alat yang dipakai pada tindakan reduksi :
Boies Nasal Fracture Elevator
Cunam Asch
Cunam Walsham
Spekulum hidung
Pinset bayonet.
Penatalaksanaan
Gambar 10 :
Reduction instruments. (Left) Asch forceps,
(center) Walsham forceps,
and (right) Boies elevator. 13
Penatalaksanaan
Reduksi Terbuka
indikasi:
Fraktur nasal berat yang meluas sampai
ethmoid.
Teknik manipulasi reduksi tertutup telah
dilakukan dan gagal.
Komplikasi
Hematom septi
Komplikasi
Fraktur dinding orbita
Fraktur septum nasal
Fraktur lamina kribriformis
Prognosis
Teknik reduksi terbuka dan tertutup
akan mengurangi kelainan kosmetik
dan fungsional pada 70 % pasien