Anda di halaman 1dari 13

Pembimbing :

dr. Juwono H., Sp.THT



Rhinitis Atrofi adalah satu penyakit infeksi hidung
kronik dengan tanda adanya atrofi progesif tulang dan
mukosa konka. Secara klinis, mukosa hidung
menghasilkan secret kental dan cepat mongering,
sehingga terbentuk krusta berbau busuk. Sering
mengenai masyarakat dengan tingkat social ekonomi
lemah dan lingkungan buruk. Lebih sering mengenai
wanita, terutama pada usia pubertas.
Ada dua jenis :
1. Foetida ( berbau) : Ozaena
2. Non Foetida (tidak berbau)

OZAENA
Etiologi yang pasti belum jelas
Faktor predisposisi
a. Infeksi : Concobacillus ozaena
Klebsiella ozaena
b. Hereditair
c. Malnutrition/avitaminosa A
d. Gangguan hormonal : wanita muda
e. Defisiensi Fe
Faktor-faktor ini dianggap tidak berdiri sendiri-
sendiri, tapi bersama-sama menyebabkan penyakit ini.
Terdapat end arteritis dan peri-arteritis arteriole ->
obliterasi -> terjadi atropi dari mukosa konka nasi,
kelenjar dan saraf

Insiden : wanita / laki-laki = 5 : 1

Banyak ditemukan pada wanita muda/pubertas.
Wanita : laki-laki = 5 : 1
Keluhan subyektif yang sering ditemukan pada pasien
biasanya nafas berbau (sementara pasien sendiri
menderita anosmia), ingus kental hijau, krusta hijau,
gangguan penciuman, sakit kepala, dan hidung
tersumbat.
Pada pemeriksaan THT ditemukan rongga hidung
sangat lapang, konka inferior dan media hipotrofi atau
atrofi secret purulen hijau dan krusta berwarna hijau.
Dapat dilakukan transiluminasi, fotosinus para nasal,
pemeriksaan mikro organisme uji resistensi kuman,
pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Fe serum, dan
serologi darah. Dari pemeriksaan histo patologi
terlihat mukosa hidung menjadi tipis, silia hilang,
metaplasia thoraks menjadi epitel kubik atau gepeng
berlapis, kelenjar degenerasi dan atrofi, jumlahnya
berkurang dan bentuknya mengecil.
sinusitis maxilaris : bisa unilateral dan konka nasi
oedem, hiperemi --> cavum nasi sempit, sama-sama
foetor

Belum adanya yang baku. Penatalaksanaan ditunjukkan untuk
menghilangkan etiologi, selain gejalanya dapat dilakukan secara
konservatif atau operatif. Secara konservatif dapat diberikan
1. Antibiotic presprektum luas atau sesuaiuji resistensi kuman
sampai gejala hilang.
2. Obat cuci hidung agar bersih dari krusta dan bau busuk hilang
dengan larutan betadine satu sendok makan dalam 100 cc air
hangat.
3. Vitamin A 3x50.000 unit selama 2 minggu
4. Preparat Fe
5. Pengobatan sinusitis, bila terdapat sinusitis.
OPERASI
Ada sarjana yang melakukan cara operasi yaitu
membuat cavum nasi menjadi sempit, dengan cara :
- Menebalkan septum nasi, atau
- membesarkan concha nasi, dengan
0 Menyuntikkan submukosa paraffin atau
teflon dalam pasta Glycerin 50%
0 Menyelipkan polythene atau cartilago
submukoperi chonodrium.
Akan tetapi terapi yang operatif ini tidak selalu
memberikan hasil yang memuaskan.
NON FOETIDA
Penyebabnya di duga karena cavum nasi terlalu
lebar/luas. Misalnya setelah :
1. Conchotomi yang berlebihan
2. Ekstraksi polip, pada polip yang sangat
besar atau multiple/banyak
3. Radiasi

Perbedaannya dengan Ozaena ialah pada penyakit ini
tidak ada gejala anosmia, sekret tidak berbau.

Anda mungkin juga menyukai