100%(2)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
2K tayangan16 halaman
disampaikan oleh Dinas Hukum Angkatan Udara
pada
Focus Group Discussion:
Perumusan Peran dan Pentingnya UU Pengelolaan Ruang Udara Nasional dalam
Sistem Perencanaan Nasional - BAPPENAS
Hotel Morrissey, Jakarta, 5 Mei 2014
Judul Asli
Optimalisasi Pengaturan/Pengelolaan Ruang Udara Nasional untuk Pertahanan dan Keamanan Negara
disampaikan oleh Dinas Hukum Angkatan Udara
pada
Focus Group Discussion:
Perumusan Peran dan Pentingnya UU Pengelolaan Ruang Udara Nasional dalam
Sistem Perencanaan Nasional - BAPPENAS
Hotel Morrissey, Jakarta, 5 Mei 2014
disampaikan oleh Dinas Hukum Angkatan Udara
pada
Focus Group Discussion:
Perumusan Peran dan Pentingnya UU Pengelolaan Ruang Udara Nasional dalam
Sistem Perencanaan Nasional - BAPPENAS
Hotel Morrissey, Jakarta, 5 Mei 2014
LATAR BELAKANG MASALAH INDONESIA ADALAH NEGARA KEPULAUAN TERBESAR DI DUNIA DGN LUAS DARATAN + 1.922.570 KM DAN LUAS PERAIRAN + 3.257.483 KM
RUANG UDARA NASIONAL = 1.922.570 KM + + 3.257.483 KM = + 5.180.053 KM
RUANG UDARA NASIONAL TERLETAK STRATEGIS DI ANTARA BENUA ASIA DAN AUSTRALIA SEHINGGA MERUPAKAN PENERBANGAN YANG PADAT DI DUNIA
KEJADIAN PELANGGARAN WILAYAH UDARA PRA DIUNDANGKANNYA UU NOMOR 1 TAHUN 2009 ATAUPUN PASCA DIUNDANGKANNYA UU NOMOR 1 TAHUN 2009
LATAR BELAKANG MASALAH PRA DIUNDANGKANNYA UU NOMOR 1 TAHUN 2009 ANTARA LAIN KASUS PELANGGARAN WILAYAH UDARA DI MERAUKE (BANDARA MOPAH) TGL 12 SEPTEMBER 2008 PUKUL 11.21 WIT MASUK KE RANAH PERADILAN PIDANA (TERDAKWA WILLIAM HENRY SCOTT BLOXAM, WARGA NEGARA AUSTRALIA)
PERKEMBANGAN SUB ORBITAL FLIGHT, MENYEBABKAN SEMAKIN DIRASAKAN PERLUNYA MENATA RUANG UDARA NASIONAL YANG LEBIH JELAS DAN KOMPREHENSIF. UNTUK MENGOPTIMALKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN PERTAHANAN KEAMANAN NEGARA.
BEBERAPA PERMASALAHAN 1. Minimnya norma pada tataran undang-undang yang mengatur ruang udara nasional.
2. Mengapa pengaturan ruang udara nasional pada tataran undang-undang hanya diatur dalam satu undang-undang, yaitu hanya pada undang-undang penerbangan?
3. Substansi hukum apa saja yang harus diatur pada norma tataran undang-undang dalam sistem hukum ruang udara nasional?
Pasal 5 : Batas Wilayah Negara di darat, perairan, dasar laut dan tanah di bawahnya serta ruang udara di atasnya ditetapkan atas dasar perjanjian bilateral dan/atau trilateral mengenai batas darat, batas laut, dan batas udara serta berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hukum internasional.
BATAS WILAYAH DALAM UU 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA
BATAS WILAYAH (Lanjutan...)
Pasal 6 ayat (1) huruf c. UU Wilayah Negara : Batas di udara mengikuti batas kedaulatan negara di darat dan di laut, dan batasnya dengan angkasa luar ditetapkan berdasarkan perkembangan hukum internasional.
Batas wilayah udara nasional pada dimensi horizontal mengikuti batas negara di darat dan di laut.
Batas wilayah udara nasional pada dimensi vertikal belum diatur dalam hukum internasional, yang sampai dengan pada saat ini masih terus dibahas di UNCOPUOS.
BEBERAPA TEORI DEFINISI DAN DELIMITASI RUANG ANGKASA KATEGORI 1 (BERDASARKAN KRITERIA IPTEK) a. Aeronautical Ceiling Theory (aerodinamika 80 km, aktifitas terendah keruangangkasaan 130 km, diambil antaranya = 100 km) b. The Von Karman Line Theory (Batas teratas penerbangan 100 km). c. Perigee terendah satelit (Orbit terendah 160 km). d. Pengaruh Grafitasi bumi. e. Kontrol Efektif.
KATEGORI 2 : PENERIMAAN GARIS BATAS SEMENTERA ATAU KONVENSIONAL
KATEGORI 3 : PENDEKATAN FUNGSIONAL.
KEDAULATAN SECARA PENUH DAN EKSKLUSIF ATAS RUANG UDARA DI ATAS WILAYAH NEGARA
Wilayah udara nasional (national airspace) suatu negara sepenuhnya tertutup bagi pesawat udara asing, baik sipil maupun militer. Hanya dengan izin negara kolong terlebih dahulu, baik melalui perjanjian multilateral ataupun perjanjian bilateral, maka ruang udara nasional dapat dilalui pesawat udara asing.
Sifat tertutup yang sedemikian itu dapat dipahami mengingat ruang udara sebagai media gerak sangatlah rawan ditinjau dari segi pertahanan keamanan negara kolong. Karena serangan-serangan dengan menggunakan pesawat udara banyak memiliki keuntungan dan kemudahan, seperti sifatnya yang cepat (speed), jangkauan (range) yang luas, pendadakan (surprise), penyusupan (penetration) yang dapat dilakukan dengan optimal. Hal inilah yang mendorong setiap Negara mengenakan standar penjagaan ruang udara nasionalnya secara ketat dan kaku.
Permasalahan ruang udara di daerah perbatasan juga masih terdapatnya pelanggaran-pelanggaran pesawat udara asing di wilayah udara nasional (aerial intrusion).
PERMASALAHAN2 PENEGAKAN HUKUM GARWILUD DARI ASPEK REGULASI Pasal 6 ayat 5 UU Nomor 26 Tahun 2007 ttg Tata Ruang menentukan bahwa ruang laut dan ruang udara, pengelolaannya diatur dengan undang-undang tersendiri. Namun demikian sampai sekarang belum terwujud adanya Undang-Undang tentang Ruang Udara Nasional tersebut.
Solusi : Perlu penyiapan pokok-pokok pikiran dan Naskah Akademik penyiapan RUU Ruang Udara Nasional.
PERMASALAHAN2 (Lanjutan...)
Pada psl 8 ayat (5) UU penerbangan ditentukan: personel pesud, pesud, dan seluruh muatannya yg melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diperiksa dan disidik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
norma hukum aerial intrusion tsb tidak diikuti dengan sanksi atau tindak pidananya, baik itu sanksi pidana denda ataupun alternatif sanksi lainnya.
Ketentuan hukum yg terkait hanya dlm bentuk keputusan Menteri Perhubungan Nomor 195/XI/2008, bagi perusahaan penerbangan asing dikenakan biaya tambahan pendaratan Rp 60 juta per sekali mendarat. Sudah barang tentu nilai uang sebesar ini kurang sepadan.
Pengaturan memberikan pidana denda ini seharusnya diatur atau di legitimasi dalam bentuk undang-undang. atau di legitimasi dalam bentuk undang-undang.
PERMASALAHAN2 (Lanjutan...) Perlunya penambahan ketentuan tindak pidana pada Bab XXII Ketentuan Pidana UU Penerbangan yang menentukan setiap orang yang mengoperasikan pesud asing memasuki wilayah udara NKRI tanpa izin dari Pemerintah RI secara sah.
Catatan :
1. Ketentuan pidana yang ada hanya menyangkut mengoperasikan pesawat udara asing untuk angkutan udara tanpa izin Menhub (psl 414 jo psl 63 ayat 2).
2. Ketentuan tsb tidak bisa diatur dalam bentuk PP, karena menyangkut pidana atau denda.
3. Ketentuan pelanggaran wilayah udara dlm UU Penerbangan lama telah diatur dlm psl 58 dan pernah di sangkakan/didakwakan dlm kasus pelanggaran di Mopah Merauke.
PERMASALAHAN2 (Lanjutan...) UU 1/2009 blm mengatur sanksi pelanggaran pemetaan wilayah Indonesia oleh pesawat udara tanpa izin. Ketentuan ini pernah diatur dalam pasal 61 UU penerbangan yang lama.
PERMASALAHAN2 (Lanjutan...)
Berdasarkan psl 10 huruf b UU TNI ditentukan bahwa AU bertugas menegakkan hkm dan mengamankan wilayah udara yurisdiksi nasional.dst.
Ketentuan tsb blm terimplementasi secara memadai dlm UU 1/2009
BELUM OPTIMAL PENERBANGAN, ANGKUTAN UDARA, RUANG UDARA NASIONAL HANYA DIATUR DALAM 1 UNDANG-UNDANG, YAITU UNDANG-UNDANG PENERBANGAN
MINIMNYA NORMA YANG MENGATUR RUANG UDARA NASIONAL PADA TATARAN UU MENYEBABKAN TIDAK OPTIMALNYA UPAYA PENEGAKAN HUKUM (PERTAHANAN KEAMANAN NEGARA) ATAUPUN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
SUBSTANSI HUKUM YANG DIPERLUKAN (ASPEK PERTAHANAN NEGARA)
SUBSTANSI HUKUM YANG DIPERLUKAN DALAM PENGATURAN NORMA HUKUM PADA TATARAN UU YANG MENGATUR RUANG UDARA NASIONAL (DARI ASPEK PERTAHANAN KEAMANAN NEGARA) MENGIKUTI PERKEMBANGAN REGULASI PADA TINGKAT NASIONAL, REGIONAL DAN INTERNASIONAL DENGAN HARMONISASI BERPEDOMAN KEPADA TUJUAN NASIONAL.
KETENTUAN DIMAKSUD ANTARA BERKAITAN DENGAN KEWAJIBAN INTERNASIONAL KETIKA MELEWATI RUANG UDARA NASIONAL (PROHIBITED AREA, RESTRICTED AREA, DANGER AREA, ADIZ, TERMASUK PROSES PENETAPAN (DECLARING), RUANG UDARA DI ATAS ALKI, DLL).